Anda di halaman 1dari 10

Odontoglossum Ringspot Virus (ORSV)

Kelompok 5 Annisa Dwini Febrianti Eskhi Trisuli Asih Nurul Farida Efriani Akbar Alif Pribadi Puteri Kurnia Agami A34120073 A34120080 A34120091 A34120094 A34120097

Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 2013

DESKRIPSI VIRUS

Nomenklatur Secara nomenklatur, Odontoglossum Ringspot Virus (ORSV) tergolong ke dalam genus tobamovirus. Sinonim atau nama lainnya adalah Tobacco Mosaic Virus - Orchid Strain (TMV-O). ICTVdB Virus Code: 00.071.0.01.005. Virus accession number: 71001005. Obsolete virus code: 71.0.1.0.005; superceded accession number: 71010005. NCBI Taxon Identifier NCBI Taxonomy ID: 12238. Secara serologi, ORSV memiliki hubungan dengan Cucumber Green Mottle Mosaic, Ribgrass Mosaic, Tomato Mosaic, Tobacco Mosaic dan Tobacco Mild Green Mosaic Tobamoviruses. Berdasarkan uji serologi silang, sebenarnya ORSV dan TMV memiliki hubungan serologi yang tidak begitu dekat, karena kedua virus tersebut memiliki sedikit kesamaan antigen (Smith 1972). Virion terdiri dari kapsid dan kapsidnya tidak memiliki bungkus (coat) . Kapsid / nukleokapsid memanjang dengan simetri heliks . Kapsid berbentuk batang , lurus dengan panjang 300 nm. Apabila virion telah rusak, maka ukuran kapsid lebih pendek dan memiliki lebar 18 nm.

Arti Penting Odontoglossum ringspot virus (ORSV) adalah salah satu virus penting yang dapat menyerang anggrek dengan penyebaran yang luas di dunia. Selain itu ORSV juga terdeteksi pada 5 kultivar yaitu anggrek Bulbophylum, Calanthe, Cattleya, Oncidium dan Phalaenopsis. (Zettler et al 1990; wisler 1989; Sherpa et al 2004). ORSV juga dapat menginfeksi jenis spesies anggrek lain meliputi jenis Dendrobium dan Gramatophyllum. Perbedaan gejala yang ditunjukkan pada tiap jenis tanaman anggrek yang diuji memperlihatkan perbedaan tingkat respon tanaman terhadap infeksi ORSV. Di Singapura kejadian penyakit akibat infeksi ORSV sebesar 4%, sedangkan secara keseluruhan diperkirakan ORSV menginfeksi 14% pertanaman anggrek di

dunia. Pengaruh negatif dari virus ini pada budidaya anggrek telah banyak dilaporkan pada banyak negara penghasil anggrek di dunia (Zettler et al.1990). Sebagai gambaran kerugian akibat infeksi virus ini terjadi pada ekspor anggrek dari Taiwan ke Jepang. Pemerintah Jepang pada bulan September 2007 mulai memeriksa impor Phalaenopsis untuk infeksi virus. Akibatnya lebih dari 10 pengiriman Phalaenopsis melalui kapal dari Taiwan ditolak antara bulan SeptemberDesember 2007, sehingga mengakibatkan kerugian yang besar bagi petani di kedua negara. Petani anggrek di Taiwan, mengungkapkan kerugian yang diakibatkan kebijakan tersebut melalui pemerintah kepada pihak Jepang. Hal ini kemudian menyebabkan para petani anggrek di Taiwan berpartisipasi mendesak industri anggrek untuk mengendalikan virus, melakukan kontrol kualitas dan tidak mengekspor anggrek yang terinfeksi virus ke negara manapun.

Sebaran Isolat virus pertama kali ditemukan di Amerika Serikat dengan inangnya adalah Odontoglossum Grande dengan gejala bercak cincin (ringspot). ORSV saat ini merupakan virus yang relatif baru ditemukan di Indonesia, walaupun di negara lain telah diketahui sejak tahun 1951 oleh Jensen & Gold.

Gejala Pada umumnya Odontoglossum ringspot virus (ORSV) adalah patogen virus pada tanaman dan menyebabkan bintik-bintik pada daun dan garis-garis berwarna pada bunga (Kamemoto et al 1999). ORSV yang menginfeksi tanaman anggrek menunjukkan adanya gejala mosaik serta bercak nekrotik yang memiliki ciri khas yaitu bercak yang berbentuk lingkaran seperti cincin (ringspot) pada permukaan daun dan pecahnya warna bunga. Masa inkubasi ORSV pada tiap jenis anggrek sangat bervariasi dari paling cepat 4-7 (D. schulerii) hari sampai paling lama lebih 90 hari (P. violacea). Perbedaan masa inkubasi ini menunjukkan kemampuan ORSV melakukan replikasi pada tiap

jenis anggrek berbeda karena diduga jenis anggrek yang terinfeksi juga melakukan reaksi pertahanan terhadap infeksi tersebut.

Penularan Penyebaran dan penularan virus tersebut terjadi secara mekanis melalui gesekan atau luka pada jaringan tanaman, kontaminasi peralatan selama proses pemisahan tanaman dan pemanenan bunga anggrek. Penularan virus di laboratorium bisa dilakukan secara mekanis menggunakan karborundum. Sejauh ini, belum ditemukan vektor yang berperan sebagai pembawa virus (Zettler et al 1990).

Inaktivasi Titik panas inaktivasi adalah 93 C (Smith 1972)

Deteksi dan Identifikasi Untuk mendeteksi penyakit yang disebabkan oleh virus dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain pengamatan gejala, uji penularan dengan vektor atau tanaman indikator, uji serologi dan teknik deteksi molekuler. Deteksi molekuler diantaranya dengan cara hibridisasi asam nukleat dan teknik Polymerase chain reaction (PCR). Serta pengamatan partikel virus dengan menggunakan mikroskop elektron.

Upaya Pengendalian Beberapa upaya pengendalian infeksi virus dilakukan melalui penggunaan tanaman tahan, penggunaan tanaman/bibit bebas virus dan kultur teknis untuk mengurangi penularan dan penyebaran virus.

Experimental host range Several (3-9) families susceptible.

Diagnostically susceptible host species and symptoms

Nicotiana tabacum cv. Xanthi-nc - necrotic local lesions in older leaves, ringlike local lesions in younger leaves.

Cassia occidentalis, Chenopodium amaranticolor - pinpoint necrotic spots. The symptoms induced in orchids are not diagnostic.

Maintenance and propagation hosts Nicotiana tabacum cv. Samsun, Nicotiana clevelandii.

Assay hosts (Local lesions or Whole plants) Chenopodium quinoa (L), Nicotiana tabacum cv. Xanthi-nc (L).

Susceptible host species


Beta vulgaris Cassia occidentalis Chenopodium amaranticolor Chenopodium quinoa Cymbidium alexanderi Gomphrena globosa Nicotiana clevelandii Nicotiana glutinosa Nicotiana tabacum Odontoglossum grande Tetragonia tetragonioides Zinnia elegans

Families containing susceptible hosts


Amaranthaceae (1/1) Chenopodiaceae (3/3) Compositae (1/1) Leguminosae-Caesalpinioideae (1/1) Orchidaceae (2/2) Solanaceae (3/3) Tetragoniaceae (1/1)

DAFTAR PUSTAKA

Chang C, Chen CY, Hsu YH, Wu JT, Hu CC, Chang WC, Lin NS. 2005. Transgenic resistance to Cymbidium mosaic virus in Dendrobium expressing the viral capsid protein gene. Iswanto, Hadi. 2002. Petunjuk Perawatana Anggrek. Jakarta : Agromedia Pustaka Kamemoto, Haruyuki. Amore D Teresita, dan Kuehnle R Adelheid. 1999. Breeding Dendrobium Orchids in Hawaii. Canada : University of Hawaii Press Navalinskiene M, Raugalas J, Samuitiene M. 2005. Viral diseases of flower plants. Identification of viruses affecting orchids (Cymbidium Sw.). Biologija 2 : 2934 Sherpa AR, Hallan V, Zaidi AA. 2004. Cloning and sequencing of coat protein gene of an Indian Odontoglossum ringspot virus isolate. Acta Virol 48: 267269 Smith, M Kenneth. 1972. A Textbook of Plant Viruses Deseases. New York: United State of America by Academis Press Syahierah P. 2010. Respon berbagai jenis anggrek (Orchidaceae) terhadap infeksi Cymbidium mosaic virus (CymMV) dan Odontoglossum ringspot virus

(ORSV) [Skripsi]. Bogor : Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB. Wisler GC. 1989. How to Control Orchid Viruses. The Complete Guidebook. Gainesville: Maupin House Publ.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai