Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PENELITIAN

PROGRAM PENELITIAN PENGEMBANGAN UNIKOM







SISTEM OTOMATISASI LAMPU DAN AC
SERTA SISTEM KEAMANAN PINTU











Oleh :

Tri Rahajoeningroem, M.T.
Muhammad Aria, M.T.
Jana Utama, S.T.




JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2013

I. LATAR BELAKANG MASALAH
(Uraikan latar belakang mengapa akan meneliti hal ini, apa permasalahan yang akan diteliti, apa
kaitannya dengan hal yang lebih luas, apa tujuan khususnya dan apa urgensi (keutamaan)
penelitian.)

Salah satu usaha manusia untuk ikut membantu melestarikan bumi adalah dengan melakukan
penghijauan, penghematan dalam penggunaan energi dan semaksimal mungkin memanfaatkan energi
dari sumber daya alam terbarukan yang ada disekitar kita. Pentingnya penghematan dalam
penggunaan energi ini terlihat juga melalui Pedoman CSR Bidang Lingkungan yang dikeluarkan
oleh Kementerian Lingkungan Hidup [1] bahwa salah satu indikator Eco Office (kantor ramah
lingkungan) adalah menggunakan alat elektronik yang hemat listrik dan air. Maka penelitian ini
bermaksud merancang sistem yang dapat menghemat penggunaan listrik di UNIKOM.
Sistem pendingin ruangan atau Air Conditioning (AC) yang telah ada di gedung lama UNIKOM
(kampus I, II, III dan IV) masih dioperasikan secara manual menggunakan tombol pada remote.
Sering terjadi AC tetap menyala walaupun ruangan dalam kondisi kosong dikarenakan pemakai yang
lupa mematikan AC saat meninggalkan ruangan. Hal ini dapat mengakibatkan pemborosan biaya
listrik. Salah satu solusi yang dapat ditawarkan adalah adanya sistem pengendali AC yang dapat
mematikan AC jika dideteksi tidak ada manusia dalam ruangan dalam suatu rentang waktu tertentu.
Sistem tidak boleh langsung mematikan AC saat tidak dideteksi manusia dalam ruangan dikarenakan
ada kemungkinan seseorang keluar masuk ruangan secara cepat, misalnya untuk ketoilet, dan sistem
AC yang dimatikan kemudian dihidupkan kembali justru akan memboroskan energi. Selain bekerja
berdasarkan keberadaan orang, sistem AC juga selayaknya dapat beroperasi berdasarkan waktu.
Misalnya sistem AC akan otomatis mati setelah jam 16.00 karena diasumsikan suhu lingkungan sore
hari telah cukup sejuk.
Memang telah ada sistem-sistem AC dipasaran yang memiliki kemampuan untuk beralih ke
mode energy saver saat dideteksi tidak ada orang didalam ruangan, contohnya adalah pada AC
Mitsubishi seperti yang dijelaskan pada [2] dan [3], tetapi jika menggunakan sistem AC tersebut
berarti harus mengganti sistem-sistem AC yang telah ada dan berakibat pengeluaran biaya kembali.
Maka sistem otomatisasi yang dibutuhkan sebaiknya tidak harus mengubah instalasi dan rangkaian
dari sistem AC yang sudah ada, alasannya adalah agar tidak ada tambahan biaya perubahan sistem
dan agar rangkaian AC tetap memiliki garansi. Dari pengamatan penulis, sebagian besar sistem AC
yang sudah ada di gedung lama UNIKOM memiliki sistem penerima Infra Red sebagai penerima
perintah dari remote. Maka sistem komunikasi Infra Red ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana
komunikasi antara sistem otomatisasi yang dibuat dengan sistem AC yang telah ada. Sistem
otomatisasi yang memanfaatkan komunikasi Infra Red ini memang telah ada seperti yang dibuat oleh
[4] dan [5], tetapi kekurangannya adalah masih menggunakan sensor PIR. Seperti yang disebutkan
oleh [6], kekurangan sensor PIR dalam mendeteksi keberadaan manusia adalah hanya bisa
mendeteksi manusia yang bergerak dan tidak dapat mendeteksi manusia yang diam. Adapun sensor
pendeteksi keberadaan manusia yang diperlukan adalah harus tetap dapat mendeteksi manusia
walaupun yang bersangkutan sedang duduk diam mengetik untuk waktu yang lama.
Selain sistem AC, lampu penerangan juga dapat menjadi sumber pemborosan listrik jika
dibiarkan tetap menyala saat ruangan telah kosong. Maka suatu sistem pengendali lampu yang dapat
mematikan lampu saat tidak ada manusia dalam ruangan dalam suatu rentang waktu tertentu dapat
juga menjadi salah satu alternatif untuk melakukan penghematan biaya listrik. Memang telah ada
alat-alat dipasaran yang melakukan fungsi otomatisasi lampu ini, seperti produk keluaran Broco [7],
Ace Hardware [8] maupun Centralized Controller Mitsubishi [9]. Tetapi Broco dan Ace Hardware
masih menggunakan sensor PIR dimana hanya bisa mendeteksi manusia yang bergerak saja. Adapun
Centralized Controller Mitsubishi menggunakan timer untuk menghidupkan serta mematikan lampu
dan tidak memantau ada tidaknya manusia. Hal ini tidak cocok digunakan diruangan kerja UNIKOM,
karena waktu selesai mengajar dan bekerja setiap dosen untuk setiap harinya dapat saja berbeda-
beda.
Dari deskripsi sistem pengendali AC dan sistem pengendali lampu diatas, dapat dilihat kemiripan
dari kedua sistem tersebut yaitu keduanya membutuhkan masukan dari sensor pendeteksi keberadaan
manusia. Maka salah satu komponen penting untuk membangun kedua sistem diatas adalah adanya
sensor keberadaan manusia yang memiliki akurasi 100%, karena jika akurasi sensor kurang dari
100% dapat berakibat sistem mematikan lampu dan AC saat masih ada orang dalam ruangan atau
sebaliknya yaitu sistem tetap menyalakan lampu dan AC walaupun sudah tidak ada orang dalam
ruangan. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa salah satu alternatif untuk dijadikan sebagai
sensor pendeteksi keberadaan manusia adalah menggunakan sensor PIR. Tetapi kekurangannya
adalah tidak dapat mendeteksi manusia yang sedang diam dalam waktu yang lama.
Salah satu alternatif lainnya adalah menggunakan sistem people counter yaitu menghitung selisih
jumlah orang yang masuk dan keluar. Terdapat beberapa sistem people counter yang telah tersedia
dipasaran. SenSource [10] menawarkan sistem people counter berbasis image processing. Tetapi
kekurangan dari sistem ini adalah harganya yang relatif mahal yaitu sekitar US $1.716 dan
akurasinya yang hanya mencapai 95%. Karena akurasinya yang tidak mencapai 100% inilah
maka Sales Manager SenSource tidak merekomendasikan alat ini untuk digunakan pada aplikasi
otomatisasi penghidupan dan pematian alat [11]. Adapun InstantCounting [12] menawarkan
sistem people counter berbasis injakan manusia dan berbentuk keset. Walaupun harganya tidak
terlalu mahal yaitu sekitar Rp. 4.000.000,00 tetapi akurasinya juga tidak mencapai 100%.
Adapun [13] menawarkan sistem people counter berbasis sensor infra red. Walaupun harganya
murah, tetapi tidak dapat mendeteksi manusia yang masuk bersamaan dan lokasi pintu masuk
dan pintu keluar harus terpisah.
Permasalahan lainnya pada kebanyakan sensor-sensor pendeteksi manusia adalah posisinya
yang statis. Hal ini mengakibatkan posisi pemasangan sensor tersebut harus tepat agar dapat
menjangkau daerah diseluruh ruangan. Tetapi karena kebanyakan sensor memiliki capture angle
yang terbatas, maka biasanya tidak seluruh daerah dalam ruangan terjangkau untuk dideteksi
sensor dan ada daerah yang tidak bisa dipantau oleh sensor. Daerah yang tidak dapat dipantau
oleh sensor ini disebut sebagai blind spot area. Dilatar belakangi adanya kamera CCTV yang
dapat bergerak untuk memperluas daerah pemantauannya, maka sensor pendeteksi keberadaan
manusia ini juga dapat dibuat bergerak sehingga meminimalkan adanya blind spot area.
Maka penelitian ini bermaksud membuat sensor pendeteksi manusia yang memiliki akurasi
100% dan dapat bergerak untuk meminimalkan blind spot area dimana keluaran dari sensor ini
akan digunakan untuk proses otomatisasi menghidupkan serta mematikan AC dan lampu dalam
ruangan. Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah terkadang pengguna ruangan memerlukan
pengendalian AC dan lampu secara manual juga, misalnya saat suhu ruangan dirasakan terlalu
dingin bisa jadi pengguna ingin mematikan AC secara manual dan saat didalam ruangan hendak
menyalakan proyektor untuk rapat, tentu pengguna ingin mematikan lampu. Oleh karena itu
sistem otomatisasi yang dibuat ini perlu juga dapat diatur apakah akan dioperasikan secara
otomatis atau secara manual.
Penerapan konsep Green Building pada bangunan UNIKOM dapat juga dilakukan melalui
pemasangan kunci elektronik berbasis RFID karena RFID reader dan RFID tag memiliki life
time yang relatif lebih lama daripada kunci mekanik konvensional. Jika suatu RFID reader sudah
tidak digunakan disuatu ruangan, maka dapat digunakan kembali diruangan yang lain. Selain itu,
jika selama ini seorang pengguna yang akan mengakses banyak pintu harus memiliki banyak
anak kunci yang berbeda-beda (seperti untuk seorang cleaning service), maka dengan
menggunakan RFID tag, akses ke banyak pintu dapat dilakukan hanya menggunakan sebuah tag
saja sehingga akan mengurangi biaya penggandaan anak kunci. Keuntungan menggunakan kunci
pintu berbasis RFID lainnya adalah dalam hal kecepatan membuka pintu. Jika menggunakan
anak kunci mekanik konvensional, biasanya pengguna harus mencari anak kunci yang
bersangkutan terlebih dahulu kemudian memasukkan dan memutarnya di lubang kunci.
Menggunakan RFID tag maka pengguna hanya cukup mendekatkan RFID tag ke RFID reader
dan kunci pintu akan segera membuka. Pemakaian RFID ini juga selanjutnya dapat
dikembangkan dalam berbagai aplikasi di UNIKOM seperti pencatatan kehadiran mahasiswa,
akses ke lokasi parkir maupun sistem pembayaran parkir kendaraan mahasiswa. Jika dipadukan
dengan sistem automatic door closer, maka sistem keamanan pintu RFID ini akan meningkatkan
keamanan dalam ruangan karena setiap kali pintu menutup maka otomatis akan kembali terkunci
sehingga tidak akan terjadi lagi kasus seseorang lupa mengunci pintu yang mengakibatkan
adanya barang yang hilang dari dalam ruangan.
Penelitian tentang kunci pintu berbasis RFID ini memang telah banyak [14] - [18], tetapi penulis
menilai masih jarang yang menyusunnya hingga siap diaplikasikan. Terdapat beberapa kekurangan
dari penelitian-penelitian kunci pintu berbasis RFID yang sudah ada tersebut, pertama adalah belum
mengantisipasi jika supply daya dari PLN mati. Adanya antisipasi jika listrik PLN mati ini penting
karena jika listrik PLN mati dan masih ada orang didalam ruangan, maka orang tersebut tidak dapat
keluar ruangan dan akan muncul kepanikan. Kekurangan kedua dari penelitian-penelitian kunci pintu
berbasis RFID itu adalah hanya berfokus mengenai bagaimana caranya mengakses kunci pintu dari
luar tetapi tidak menyertakan pembahasan mengenai bagaimana proses mengakses kunci pintu dari
dalam ruangan. Adapun kekurangan ketiga adalah sebagian penelitian-penelitian itu juga belum
membahas mengenai bagaimana proses menambah, menghapus atau mengubah pengguna. Selain itu,
pada kebanyakan penelitian-penelitian yang sudah ada, biasanya data pengguna hanya disimpan pada
sistem RFID disetiap ruangan dan tidak jarang yang melibatkan suatu sistem pengatur terpusat.
Untuk kondisi gedung UNIKOM yang memiliki banyak ruangan, maka dipandang perlu bahwa data-
data pengguna sistem kunci RFID ini dapat dikelola secara terpusat menggunakan suatu komputer,
sehingga komputer ini bisa menambah, menghapus atau mengubah data pengguna.
Solusi dari ketiga masalah diatas memang dapat ditemukan pada beberapa alat yang sudah ada
dipasaran seperti [19], tetapi ada satu masalah lagi yang penulis anggap belum diselesaikan
menggunakan alat yang sudah ada tersebut. Yaitu untuk kasus khusus di gedung UNIKOM, maka
terdapat beberapa ruangan yang pada waktu-waktu tertentu perlu dapat dibuka oleh tamu yang
hendak berkunjung ke ruangan tersebut tanpa perlu memiliki akses RFID. Sebagai contoh, pada
ruang dosen sering datang mahasiswa yang akan menemui dosen. Jika pintu ruang dosen tersebut
terkunci oleh sistem yang ada, maka dosen yang ada dalam ruangan harus senantiasa berdiri, menuju
pintu dan membukakan pintu tersebut setiap ada tamu/mahasiswa-mahasiswa yang datang. Tentu hal
ini tidak efektif. Maka sistem kunci yang dibuat perlu dapat dinon-aktifkan pengunciannya pada
waktu-waktu tertentu. Hal ini tentu bisa melahirkan suatu masalah baru yaitu bagaimana jika
pengguna menon-aktifkan penguncian tetapi kemudian lupa mengaktifkannya kembali saat
meninggalkan ruangan. Hal ini dapat diatasi menggunakan sensor pendeteksi keberadaan manusia
dimana sistem akan otomatis mengunci kembali pintu saat tidak terdeteksi ada manusia didalam
ruangan.
Karena sistem kunci pintu RFID yang dibahas ternyata membutuhkan sensor keberadaan manusia
seperti yang akan digunakan untuk sistem otomatisasi AC dan lampu, maka penelitian ini juga akan
merancang sistem pengunci pintu elektrik berbasis RFID yang memiliki catu daya cadangan, dapat
diakses data penggunanya dari komputer pusat dan dapat dinon-aktifkan diwaktu-waktu tertentu
tetapi akan kembali mengunci secara otomatis jika dideteksi tidak ada orang didalam ruangan.

II. RUMUSAN MASALAH
(yang jelas, eksplisit dan tajam, tidak umum dan luas)
Berdasarkan penjelasan pada bagian Latar Belakang Masalah, maka dapat disimpulkan rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana merancang sistem pendeteksi keberadaan manusia dalam ruangan yang memiliki
akurasi 100% (akurasi sistem people counter biasanya tidak mencapai 100%). Beberapa
masalah yang perlu diatasi adalah sensor PIR konvensional biasanya hanya dapat mendeteksi
manusia yang bergerak saja, sedangkan jika manusia tersebut duduk diam lama (contohnya
saat dosen duduk lama saat mengetik), maka sensor PIR tidak dapat mendeteksinya lagi.
Selain itu, sensor konvensional memiliki daerah jangkauan yang terbatas dan biasanya
mengakibatkan adanya blind spot area yaitu daerah yang tidak terjangkau oleh sensor. Hal
ini ingin diatasi dengan menerapkan prinsip moving sensor.
2. Bagaimana membuat sistem yang dapat mengotomatisasikan sistem-sistem AC yang sudah
terpasang pada gedung lama UNIKOM tanpa harus mengubah instalasi atau rangkaian sistem
AC yang sudah ada. Sistem otomatisasi ini perlu dapat menghidupkan serta mematikan AC
berdasarkan deteksi keberadaan manusia didalam ruangan dan berdasarkan waktu.
3. Bagaimana membuat sistem yang dapat mematikan lampu pada ruangan-ruangan di gedung
lama UNIKOM secara otomatis jika ruangan telah ditinggal lama oleh manusia serta dapat
menghidupkan lampu saat dideteksi ada manusia yang masuk didalam ruangan.
4. Bagaimana membuat sistem keamanan pintu elektrik yang database-nya dapat dimodifikasi
melalui komputer pusat, tetap dapat digunakan saat listrik PLN padam dan sistem pintu dapat
diganti menjadi mode manual tetapi akan kembali mengunci secara otomatis jika dideteksi tidak
ada orang didalam ruangan.

PERHATIKAN : ide-ide dalam bagian Rumusan Masalah harus sudah didiskusikan terlebih
dahulu pada bagian Latar Belakang Masalah. Pada contoh proposal ini terlihat bahwa Rumusan
Masalah pertama telah didiskusikan di Latar Belakang Masalah paragraf ke ...

III. TUJUAN
(menjelaskan eksplorasi, deskripsi, prediksi, eksplanasi atau aksi apa saja yang akan dilakukan)
Sebagai salah satu alternatif untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dijelaskan dalam
bagian Rumusan Masalah, maka penelitian ini memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut.
1. Merancang sensor keberadaan manusia dalam ruangan yang memiliki akurasi 100% dengan
spesifikasi sebagai berikut :
dapat mendeteksi manusia yang duduk lama (sensor PIR biasa tidak bisa),
bisa bergerak (agar memperluas jangkauan sensing),
direncanakan menggunakan sensor suhu wireless,
dan mengimplementasikan sistem cerdas untuk membedakan panas suhu manusia
dengan panas suhu selain manusia (dispenser, dll).
2. Membuat sistem pengendali AC dan lampu dengan spesifikasi sebagai berikut :
sistem dapat mengendalikan AC dan lampu berdasarkan sensor keberadaan manusia
dalam ruangan (AC dan lampu dapat otomatis mati jika tidak mendeteksi manusia
setelah sekian lama),
sistem dapat menerima masukan otomatis dari sensor maupun masukan manual dari
saklar (agar pengguna dapat mematikan AC saat dirasa ruangan terlalu dingin atau
dapat mematikan lampu saat memasang infocus)
3. Membuat sistem pengaman pintu dengan spesifikasi sebagai berikut :
dapat tidak mengunci saat ada orang didalam (agar jika ada tamu/mahasiswa datang,
orang didalam tidak harus berdiri membukakan pintu), karena itu sensor yang dibuat
perlu memiliki akurasi mendekati 100%,
pintu dapat diset dikunci dari dalam (jika sedang rapat),
pintu dibuka menggunakan RFID dari luar dan mekanik dari dalam (membuka dari
dalam tidak perlu pakai RFID) atau menggunakan sensor PIR agar setiap ada orang
yang mendekati pintu dari dalam maka pintu akan otomatis terbuka (seperti pada
pintu-pintu utama pada hotel),
sistem pengaman pintu harus tetap dapat membuka dan mengunci pintu saat listrik
PLN tidak mengalir (dapat diimplementasikan menggunakan sistem power supply
yang parallel dengan aki),
database pengguna RFID ada pada memori setiap RFID reader tetapi pengaturannya
dapat diatur oleh suatu komputer pusat (pendaftaran dan penghapusan pengguna
RFID dilakukan oleh komputer pusat, jadi setiap kali ada perubahan maka komputer
pusat akan mengunduh data terbaru ke RFID reader yang bersangkutan).
4. Merancang sistem komunikasi antara sistem yang dibuat dengan alat yang sudah ada
(diusahakan meminimalisasi perubahan instalasi sistem yang sudah ada)
PERHATIKAN : tujuan harus menyelesaikan seluruh masalah yang ada dibagian Rumusan
Masalah.
IV. BATASAN MASALAH
(untuk membatasi beban penelitian atau membuat penelitian tersebut lebih spesifik)
Beberapa batasan masalah yang didefinisikan oleh penulis sebagai pembatasan beban
penelitian adalah sebagai berikut.
1. Luas dan kondisi ruangan yang digunakan adalah ruangan yang dapat dipantau menggunakan
satu sensor pendeteksi manusia saja. Jika luas ruangan terlalu luas, atau kondisi ruangan
tersekat-sekat maka akan membutuhkan lebih dari satu sensor pendeteksi manusia. Dan jika
terdapat lebih dari satu sensor didalam ruangan, agar meningkatkan efisiensi, penulis
memandang perlu menambahkan suatu kecerdasan terdistribusi agar kedua sensor tersebut
tidak perlu memantau suatu daerah yang sama. Perancangan kecerdasan terdistribusi tersebut
belum akan dilakukan didalam penelitian ini.
2. Ruangan telah memiliki jalur lampu dan jalur stop kontak yang berbeda. Karena sistem
otomatisasi lampu bertugas untuk memutus atau menghubungkan jalur lampu untuk
mengatur daya yang akan disalurkan ke lampu. Sedangkan sistem otomatisasi lampu sendiri
tetap masih membutuhkan daya yang akan diambil dari jalur stop kontak.
3. Walaupun tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk menghemat daya, tetapi karena akan
dibuat sensor yang bergerak untuk meminimalkan blind spot area dan meningkatkan akurasi,
sedangkan penelitian ini adalah penelitian rintisan untuk membuat sensor pendeteksi manusia
yang memiliki akurasi 100%, maka tercapainya tingkat akurasi sensor 100% lebih
diutamakan daripada efisiensi daya dari motor yang digunakan (bisa jadi akurasi sensor
100% tetapi dalam sisi daya motor tergolong boros).

PERHATIKAN : berikan penjelasan/alasan mengapa membatasi masalah-masalah tersebut

V. KEGUNAAN PENELITIAN
(bagi ilmu pengetahuan dan bagi pembangunan negara dan bangsa)
Jika berhasil mencapai tujuan-tujuan diatas, maka penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan
sebagai berikut.
1. Merancangan sistem kecerdasan buatan yang diimplementasikan pada sensor suhu non
kontak agar dapat membedakan antara panas tubuh manusia dengan panas tubuh dari alat
elektronik (jika panas tersebut bergerak berarti dari manusia dan jika tidak bergerak berarti
dari alat). Algoritma ini akan meningkatkan akurasi dari sensor suhu non-kontak jika
digunakan untuk mendeteksi manusia.
2. Membuat sistem sensor baru untuk mendeteksi manusia yang memiliki akurasi 100%, dapat
menjangkau area yang luas dan dapat mendeteksi manusia yang diam, yang akan
diaplikasikan pada sistem otomatisasi AC dan lampu sehingga dapat menghemat energi.


VI. TINJAUAN PUSTAKA
(tinjauan pustaka memuat uraian sistematis dan diskusi tentang hasil-hasil penelitian terdahulu
dan terkait. Juga tunjukkan bahwa menurut tinjauan pustaka tsb., permasalahan yang akan
diteliti belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan. Semua pustaka yang diacu
harus ada di Daftar Pustaka. Cara pengacuan harus konsisten)
Tinjauan pustaka berikut mendiskusikan mengenai penelitian-penelitian terdahulu maupun alat-
alat yang sudah ada dipasaran yang berkaitan mengenai sistem pendeteksi keberadaan manusia,
sensor suhu non-kontak, sistem otomatisasi AC, sistem otomatisasi pengendali lampu dan sistem
pengamanan pintu RFID

VI.1. Sistem Pendeteksi Keberadaan Manusia yang Sudah Ada

VI.2. Sensor Suhu Non-Kontak yang Sudah Ada

VI.3. Sistem Pengendali AC Otomatis yang Sudah Ada


VI.4. Sistem Pengendali Lampu Otomatis yang Sudah Ada

VI.5. Sistem Kunci Pintu Elektrik Berbasis RFID yang Sudah Ada


VI.6. Sistem Lampu Otomatis


VI.7. Sistem Keamanan Pintu

VII. DESKRIPSI PEMECAHAN MASALAH
(deskripsi pemecahan masalah diangkat dari tinjauan pustaka. Disusun oleh peneliti untuk
memecahkan masalah dan untuk menyusun hipotesis.)

VII.1. Rancangan Sistem Pengendali AC


Remote AC tetap dapat mengatur AC

VII.2. Rancangan Sistem Pengendali Lampu


Integrasi sistem otomatis dengan sistem manual :
Penekanan saklar manual akan mengubah lampu ke kondisi selanjutnya
Jika uC tidak mendeteksi orang setelah sekian lama maka sistem akan otomatis dimatikan

VII.3. Sistem Keamanan Pintu


VIII. TAHAP PELAKSANAAN
Kemukakan state of the art dalam bidang yang diteliti, gunakan pustaka acuan primer (jurnal dan
HKI) yang relevan dan terkini dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah.
1. Tinjauan pustaka yaitu mempelajari penelitian-penelitian terdahulu maupun alat-alat yang
sudah ada dipasaran yang berkaitan mengenai sistem pendeteksi keberadaan manusia,
sistem otomatisasi AC, sistem otomatisasi pengendali lampu dan sistem pengamanan pintu
RFID (tahap ini sudah selesai dilakukan dan hasilnya dicantumkan pada bagian Tinjauan
Pustaka proposal ini)
2. Studi literatur mengenai cara kerja alat-alat yang akan digunakan pada penelitian ini, yang
terpenting diantaranya adalah mengenai komunikasi TCP/IP antara komputer dengan
mikrokontroller dan protokol komunikasi Infra Red pada sistem AC yang sudah ada
diruangan-ruangan gedung UNIKOM.
3. Pengadaan komponen. Beberapa komponen penting yang perlu diadakan adalah ...
4. Pembuatan sistem sensor keberadaan manusia (dengan sistem kecerdasan buatan pada
komputer sistem kecerdasan buatan untuk membedakan panas tubuh manusia dengan
sumber panas dari peralatan elektronik). Karena sensor akan dipasang pada aktuator agar
dapat bergerak, maka akan dibandingkan penggunaan motor servo dan motor stepper
sebagai penggerak sensor.
5. Pengujian akurasi sistem sensor keberadaan manusia untuk beberapa ruangan yang berbeda
6. Penyempurnaan sistem sensor keberadaan manusia (baik rangkaian, algoritma
mikrokontroller maupun sistem kecerdasan buatannya) jika akurasinya belum mencapai
100%
7. Integrasi sistem kecerdasan buatan pada mikrokontroller
8. Pengujian sistem sensor keberadaan manusia (dengan sistem kecerdasan buatan pada
mikrokontroller)
9. Pembuatan sistem pengendali AC yang dapat dioperasikan berdasarkan masukan dari
sensor keberadaan manusia maupun secara manual.
10. Perancangan sistem komunikasi mikrokontroller ke sistem AC yang sudah ada. Karena
direncanakan agar tidak merubah sistem, maka otomatisasi akan dilakukan melalui
pengiriman perintah ke penerima Infra Red pada AC
11. Pembuatan sistem pengendali lampu serta integrasi dengan sistem manualnya
12. Pengujian dan pengukuran efisiensi daya yang dihasilkan sistem untuk beberapa ruangan
yang memakai dan tidak memakai sistem otomatisasi AC dan lampu ini.
13. Perancangan sistem power supply untuk sistem keamanan pintu. Sistem power supply yang
digunakan perlu memiliki aki sebagai catu daya cadangan saat listrik PLN padam
14. Pembuatan sistem akses database pada komputer pusat serta perancangan komunikasi
komputer pusat dengan RFID reader melalui ethernet.
15. Pembuatan sistem keamanan pintu yang dapat diganti menjadi mode manual tetapi akan
kembali mengunci secara otomatis jika dideteksi tidak ada orang didalam ruangan.
16. Pengujian sistem keamanan pintu RFID ini.

IX. JADWAL PENELITIAN
(memuat tahap-tahap penelitian, rincian kegiatan penelitiaan pada setiap tahap dan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan setiap tahap)
menggambarkan apa yang sudah dilaksanakan dan apa yang akan dikerjakan untuk 23 tahun. Bagan
penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang jelas, mulai dari mana, bagaimana luaran
tahunannya, lokasi penelitian, dan indikator capaian yang terukur.
Kegiatan Tahun I, bulan Tahun II, bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tinjauan
Pustaka

Studi literatur


Survey
komponen



Desain protype
perangkat



Realisasi
perangkat



Pengujian dan
analisis



Realisasi desain
akhir perangkat



Perancangan
Algoritma
Realisasi
perangkat lunak
Integrasi AI
dan
Mikrokontroler
Pengujian
system
keseluruhan
dan analisis
Finalisasi dan
Pelaporan


X. RANCANGAN PENGADAAN ALAT / KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA

Sensor Keberadaan Manusia
No Nama Alat Pengadaan
Harga Sumber Keterangan / kegunaan
1. Thermal Sensor D6T-44L-06 Rp. 680.535,00 Pendeteksi suhu wireless. Sebagai bagian
utama untuk mendeteksi keberadaan
manusia
2. Mikrokontroller Arduino UNO
(Arduino UNO R3)
Rp. 365.000,00 http://kedairobot.com
/
Menerima keluaran I2C dari D6T
Mengirimkan keluaran D6T ke laptop
3. Motor stepper/motor servo Rp. 156.000,00 http://kedairobot.com
/9-motors
Untuk menggerakkan D6T
4. Switch Rp. 10.000,00 http://kedairobot.com
/8-components?p=2
Untuk mendeteksi arah default dari D6T
5. Kamera webcam Logitech

LOGITECH Webcam C170
[960-000761 / 960-000958]

Rp. 236.500,00 http://www.bhinneka.
com/category/web_ca
m/brands/logitech.asp
x
Untuk pengujian akurasi sensor
6. Laptop dengan LabVIEW Untuk ujicoba algoritma cerdas
pembeda manusia dengan benda panas
lainnya
Untuk merekam pengujian sensor
7. Kabel perpanjangan USB 2 buah
1.8 meter : Rp.35.000
3 meter : Rp.65.000
5 meter : Rp.100.000

Rp.
Rp.
Rp.

70.000,00
130.000,00
200.000,00
http://kantongbelanja.
com/kabel-extension-
usb20-untuk-usb-
modem
Untuk memperpanjang jarak sensor ke
laptop

Sistem Pengendali AC dan Lampu
No Nama Alat Pengadaan
Harga Sumber Keterangan / kegunaan
1. Remote AC Rp. 69.000,00 http://tokoone.com/ju
al-remote-ac-
universal/
Untuk komunikasi antara sistem
pengendali dengan AC yang sudah ada
2. Kontaktor Untuk saklar elektrik pengubung dan
pemutus listrik pada lampu
3. Saklar lampu Untuk mengatus lampu secara manual

Sistem Pengaman Pintu
No Nama Alat Pengadaan
Harga Sumber Keterangan / kegunaan
1. Electrical Lock (kunci
elektronik)
Untuk mengunci pintu secara elektrik
2. RFID reader Untuk membaca RFID-TAG
3. RFID Card
4. PIR Sensor Untuk mendeteksi manusia yang menuju
pintu dari arah dalam
5. Kabel TCP/IP Untuk menghubungkan RFID Reader ke
Komputer pusat
6. Laptop Sebagai komputer pusat untuk merubah
database pada RFID Reader
7. Power Supply dan aki Untuk mencatu daya DC dan sebagai
energi cadangan saat listrik PLN padam
8. Rangkaian saklar Untuk mengatur agar pintu pada mode
RFID atau mode manual



XI. DAFTAR PUSTAKA
(daftar pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dalam narasi proposal penelitian)

[1] Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman CSR Bidang Lingkungan. Jakarta (ID) : RI, 2011
[2] Beth Buczynski, Mitsubishis New Air Conditioner Turns Off When Youre Not Home,
August, 2012. [Online]. Available : http://www.earthtechling.com/2012/08/mitsubishis-
new-air-conditioner-turns-off-when-youre-not-home/ [Accessed Dec. 31, 2013]
[3] Mitsubishi Electric, Room Air Conditioner ZW Series, [Online]. Available :
http://www.mitsubishielectric.com/company/environment/report/product_info/appliances
/rac/index.html [Accessed Dec. 31, 2013]
[4] Jurike V. Moniaga, S. Liawatimena, Using Motion Sensor for Auto Controlling Air
Conditioners Temperature, Proceedings of the 1st International Conference on
Information System For Business Competitiveness (ICISBC), pp. 399 403, 2011
[5] Ecosaver-Air Condition Energy Saver, [Online], Available :
http://issuu.com/ptamongrussel/docs/ecosaver-ar [Accessed Dec. 31, 2013]
[6] OMRON, D6T Product Series : Infrared MEMS Thermal Sensor, [Online], Available :
http://www.compel.ru/wordpress/wp-content/uploads/2013/08/omron_D6T_present.pdf
[Accessed Dec. 31, 2013]
[7] Broco Motion Sensor Switch Instruction Manual, [Online], Available :
http://jimstore.blogspot.com/2010/04/broco-motion-sensor-clearance.html [Accessed
Dec. 31, 2013]
[8] Ace Hardware, Motion Activated Lighting, [Online], Available :
http://www.acehardware.com/family/index.jsp?categoryId=1259194 [Accessed Dec. 31,
2013]
[9] Mitsubishi Electric, Centralized Controller GB-50ADA Installation/Instruction Manual,
[10] SenSource, Thermal Imaging IP People Counter PC-THI60-N,
[11] Dan Aluise, Personal email (October 21, 2013)
[12] Instantcounting, Just Place It on the Ground ... and Start Counting, [Online], Available :
http://www.instantcounting.com/Intro.html?wpid=47093 [Accessed Dec. 31, 2013]
[13] IDTelecronics, Electronic People Counter [Online], Available :
http://www.idtelectronics.com/downloads/IDT-traffic-counters.pdf [Accessed Dec. 31,
2013]
[14] Gyanendra K. Verma, Pawan Tripathi, A Digital Security System with Door Lock
System Using RFID Technology, International Journal of Computer Applications,
Volume 5 No.11, August 2010
[15] AC-301 Standalone RFID Access Controller with keypad input user manual,
[16] Aruna.D.Mane, Sirkazi Mohd Arif, ''LOCKER SECURITY SYSTEM USING RFID AND
GSM TECHNOLOGY", International Journal of Advances in Engineering & Technology,
May 2013.
[17] Cytron Technologies, RFID Door Lock, October 2009
[18] K.Srinivasa Ravi, "RFID Based Security System", International Journal of Innovative
Technology and Exploring Engineering (IJITEE) ISSN: 2278-3075, Volume-2, Issue-5, April
2013
[19] Electric bolt lock for Frameless Glass Doors and Glass Wall, [Online], Available :
http://www.alibaba.com/product-gs/502048912/NI_600_12V_Electric_lock_for.html
[Accessed Dec. 31, 2013]

Anda mungkin juga menyukai