Anda di halaman 1dari 11

Beatric Jane Feriyadi

2011-11-030 (A)

PRE-PROSTHETIC SURGERY : Merupakan salah satu prosedur bedah untuk
mempersiapkan suatu protesa agar berfungsi dengan baik dan nyaman.
Tujuan :
- Mengembalikan fungsi rahang ( seperti fungsi pengunyahan, berbicara, menelan)
- Memelihara atau memperbaiki struktur rahang
- Memperbaiki rasa kenyamanan pasien
- Memperbaiki estetis wajah
- Mengurangi rasa sakit dan rasa tidak menyenangkan yang timbul dari pemasangan
protesa yang menyakitkan dengan memodifikasi bedah pada daerah yang mendukung
protesa
- Memulihkan daerah yang mendukung protesa pada pasien dimana terdapat
kehilangan tulang alveolar yang banyak.
Sebelum melakukan pre-prosthetic surgery atau semua tindakan diharuskan untuk mencuci
tangan dengan efektif (dengan 6 langkah 10 gerakan) sesuai standart WHO
5 Moments of Hand Hygiene
Dental Care :
- Sebelum menyentuh pasien.
- Sebelum dan sesudah prosedur asepsis.
- Sebelum dan sesudah menyentuh cairan dalam mulut pasien.
- Sesudah menyentuh pasien.
- Sesudah memegang dental unit.
Indikasi :
- Tidak ada kondisi patologis pada intra oral dan ekstra oral
- Hubungan / relasi rahang yang tidak baik secara anteroposterior, transversal dan
dimensi vertical
- Bentuk prosessus alveolar yang tidak baik
- Terdapat tonjolan tulang atau jaringan lunak atau undercut
- Mukosa yang tidak baik pada daerah dukungan gigi tiruan
- Kedalaman vestibular yang tidak cukup
- Bentuk alveolar dan jaringan lunak yang tidak cukup untuk penempatan implant
Kontra Indikasi :
- General contraindication (medically compromised)
- Generalised bone disorder (ex. Osteoporosis)
- Bisphosphonate (pasien dengan pengobatan kemoterapi).- BRONJ
- Riwayat penyakit
Patient Evaluation :
- Chief complaint
- Patient with eastetic & functional goals
- Patient physicology
- Evaluation of using prothesa
Intra oral soft tissue examination :
- Quality and quantity of soft tissue
- Vestibule with manually palpated
- Muscle and frenal attachment
- Lingual vestibular depth
Radiology : Plain Radiographs : OPG, Lateral Cephalogram
: CBCT Scan : Assessment of pathology
Treatment Planning
- Ketidak cekatan protesa merupakan penyebab yang penting terjadinya resorbsi tulang
alveolar dan problema jaringan lunak.
- Kerusakan kecil pada tulang dan jaringan lunak dapat mencegah kecekatan protesa
dan menyebabkan suatu protesa membutuhkan mayor rekonstruksi bedah preprostetik.
Beberapa prosedur operasi tertentu dapat berlangsung dengan anestesi lokal untuk
memperbaiki kecekatan protesa.
Tahapan bedah preprostetik
Berbagai macam teknik dapat digunakan, baik sendiri atau dikombinasi, untuk
mempertahankan dan memperbaiki daerah yang akan ditempati gigi tiruan.
Secara umum ada tiga golongan dari bedah preprostetik :
1. Bedah jaringan lunak yang mengalami hiperlpasia
2. Vestibuloplasy.
3. Tahapan pembentukan tulang .
Bedah Jaringan Lunak (soft tissue) :
Meliputi Papillary hyperplasia, fibrous hyperplasia, flabby ridge. Papillary hyperplasia
merupakan suatu kondisi yang terjadi pada daerah palatal yang tertutup oleh protesa, dimana
kelihatan adanya papilla yang multipel dan mengalami peradangan. Fibrous hyperplasia dapat
terjadi karena adanya
trauma dari gigi tiruan dan adanya resorpsi tulang secara patologis atau fisiologis sehingga
menyebabkan peradangan dan adanya jaringan fibrous diatas linggir tulang alveolar. Flabby
ridge yaitu adanya jaringan lunak yang berlebih dimana terlihat jaringan lunak yang bergerak
tanpa dukungan tulang yang memadai.
Vestibuloplasty
Vestibuloplasty, suatu tindakan bedah yang bertujuan untuk meninggikan sulkus vestibular
dengan cara melakukan reposisi mukosa , ikatan otot dan otot yang melekat pada tulang yang
dapat dilakukan baik pada maksila maupun pada mandibula dan akan menghasilkan sulkus
vestibular yang dalam untuk menambah stabilisasi dan retensi protesa. Vestibulum dangkal
dapat disebabkan resorbsi tulang alveolar, perlekatan otot terlalu tinggi, adanya infeksi atau
trauma. Tidak semua keadaan sulkus vestibular dangkal dapat dilakukan vestibuloplasty
tetapi harus ada dukungan tulang alveolar yang cukup untuk mereposisi N. Mentalis, M.
Buccinatorius dan M. Mylohyiodeus.
Banyak faktor yang harus diperhatikan pada tindakan ini antara lain : Letak foramen mentalis,
Spina nasalis dan tulang malar pada maksila.
Macam-macam tehnik vestibuloplasty :
- Vestibuloplaty submukosa
- Vestibuloplasty dengan cangkok kulit pada bagian bukal
- Vestibuloplasty dengan cangkok mukosa yang dapat diperoleh dari mukusa bukal atau
palatal
Frenektomi
Frenektomi, suatu tindakan bedah untuk merubah ikatan frenulum baik frenulum labialis atau
frenulum lingualis. Frenulum merupakan lipatan mukosa yang terletak pada vestibulum
mukosa bibir, pipi dan lidah.
a. Frenulum labialis
Pada frenulum labialis yang terlalu tinggi akan terlihat daerah yang pucat pada saat bibir
diangkat ke atas. Frenektomi pada frenulum labialis bertujuan untuk merubah posisi frenulum
kalau diperlukan maka jaringan interdental dibuang. Pada frenulum yang menyebabkan
diastema sebaiknya frenektomi dilakukan sebelum perawatan ortodonti .
Macam-macam frenektomi :
- Vertical incision
- Cross diamond incision
- Tehnik Z Plasty Frenektomi pada frenulum Frenektomi pada frenulum labialis inferior
labialis superior


Frenulum lingualis yang terlalu pendek.
Pada pemeriksaan klinis akan terlihat :
- Gerakan lidah terbatas, Gangguan bicara , gangguan penelanan dan pengunyahan.
Frenektomi frenulum lingualis pada anak-anak dianjurkan sedini mungkin karena akan
membantu proses bicara, perkembangan rahang dan menghilangkan gangguan fungsi yang
mungkin terjadi. Sedangkan pada orang dewasa dilakukan karena adanya oral hygiene yang
buruk. Cara pembedahan dilakukan dengan insisi vertikal dan tindakannya lebih dikenal
sebagai ankilotomi
Alveolplasty
Alveoloplasty adalah prosedur bedah yang biasanya dilakukan untuk mempersiapkan linggir
alveolar karena adanya bentuk yang irreguler pada tulang alveolar berkisar dari satu gigi
sampai seluruh gigi dalam rahang, dapat dilakukan segera sesudah pencabutan atau dilakukan
tersendiri sebagai prosedur korektif yang dilakukan kemudian.
a. Simple alveolplasty/ Primary alveolplasty
Tindakan ini dilakukan bersamaan dengan pencabutan gigi , setelah pencabutan gigi
sebaiknya dilakukan penekanan pada tulang alveolar soket gigi yang dicabut . Apabila setelah
penekanan masih terdapat bentuk yang irreguler pada tulang alveolar maka dipertimbangkan
untuk melakukan
alveolplasty. Petama dibuat flap mukoperiosteal kemudian bentuk yang irreguler diratakan
dengan bor , bone cutting forcep atau keduanya setelah itu dihaluskan dengan bone file.
Setelah bentuk tulang alveolar baik dilakukan penutupan luka dengan penjahitan. Selain
dengan cara recontouring tadi apabila diperlukan dapat disertai dengan tindakan interseptal
alveolplasty yaitu pembuangan tulang interseptal, hal ini dilakukan biasanya pada multipel
ekstraksi.
b. Secondary alveolplasty.
Linggir alveolar mungkin membutuhkan recountouring setelah beberapa lama pecabutan gigi
akibat adanya bentuk yang irreguler. Pembedahan dapat dilakukan dengan membuat flap
mukoperiosteal dan bentuk yang irregular dihaluskan dengan bor, bone cutting forcep dan
dihaluskan dengan bone file setelah bentuk irreguler halus luka bedah dihaluskan dengan
penjahitan. Pada secondary alveolplasty satu rahang sebaiknya sebelum operasi dibuatkan
dulu Surgical Guidance Yang berguna sebagai pedoman pembedahan.
Alveolar augmentasi.
Pada keadaan resorbsi tulang yang hebat , maka diperlukan tindakan bedah yang lebih sulit
dengan tujuan : Menambah besar dan lebar tulang rahang, menambah kekuatan rahang,
memperbaiki jaringan pendukung gigi tiruan.
Terdapat beberapa cara untuk menambah ketinggian linggir alveolar Yaitu :
a. Dengan cangkok tulang autogenous, tulang dapat diperoleh tulang iliak atau costae
b. Dengan melakukan osteotomi.
Visor Osteotomi
Sandwich osteotomi
c. Penambahan dengan menggunakan Hydroxilapatit.
Hidroxilapatit merupakan suatu bahan alloplastik yang bersifat Biocompatible yang dapat
digunakan untuk menambah ketinggian tulang alveolar.

Oral tori.
Oral tori merupakan tonjolan tulang yang dapat terjadi pada mandibula atau maksila. Oral tori
merupakan lesi jinak, tumbuhnya lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, pada palpasi terasa
keras, terlokalisir dan berbatas jelas, etiologi belum diketahui dengan pasti tetapi beberapa
ahli menduga terjadi karena adanya proses inflamasi pada tulang.Pembedahan terhadap oral
tori jarang dilakukan , kecuali pada keadaanterdapatnya gangguan pembuatan protesa yang
tidak dapat diatasi sehingga harus dilakukan pembedahan.
Terdapat 2 macam oral tori yaitu :
- Torus mandibularis : Biasanya terdapat pada lingual rahang bawah didaerah kaninus
atau premolar kiri dan kanan, bisa single atau mulriple. Bila diperlukan dapat
dilakukan eksisi .
- Torus palatines : Torus palatinus terdapat pada palatum sepanjang sutura palatinus
media dan dapat meluas ke lateral kiri dan kanan.
Ukurannya bervariasi pada torus palatinus berukuran besar dapat mengganggu fungsi
bicara dan pengunyahan. Pembedahan dilakukan apabila terdapat gangguan fungsi bicara
dan pengunyahan.
Bifosfonat Terkait Osteonecrosis dari Jaw (BRONJ)
Bifosfonat adalah golongan obat yang mencegah hilangnya massa tulang. Bifosfonat
intravena dengan potensi tinggi telah menunjukkan perubahan progresifitas penyakit tulang
dalam bentuk kanker, terutama kanker payudara dan prostat. Bifosfonat oral digunakan untuk
mengobati osteoporosis, deformans osteitis, dan kondisi lain yang mengarah ke kerapuhan
tulang.
Setelah bifosfonat dikonsumsi secara oral atau intravena, bifosfonat mengikat erat pada
permukaan tulang secara langsung pada bagian bawah sel tulang yang dikenal sebagai
osteoklast yang secara aktif mengurai tulang. Obat-obatan kemudian masuk ke dalam
osteoklast dan menghentikan mereka dari penguraian. Hasil dari konsumsi bifosfonat,
pembentukan tulang terus terjadi, kerusakan tulang menurun, kepadatan tulang meningkat
dan risiko patah tulang berkurang.
Bifosfonat Terkait Osteonecrosis dari Jaw (BRONJ) dapat digambarkan sebagai daerah
tulang di rahang yang telah mati dan terlihat dalam mulut selama lebih dari 8 minggu pada
orang mengambil bifosfonat apapun. Meskipun penyebab pasti tidak diketahui, BRONJ
dianggap efek samping dari terapi bifosfonat.
Tiga kategori faktor resiko :
1. Penggunaan bifosfonat . Meskipun terdapat alasan umum untuk pengembangan BRONJ,
dosis dan lama terapi merupakan faktor penentu juga. Bifosfonat IV digunakan dalam
pengobatan kanker jauh lebih kuat daripada bifosfonat oral yang digunakan untuk mengelola
osteoporosis, sehingga risiko untuk BRONJ pada pasien ini meningkat.
2. Durasi atau jumlah perawatan dengan bifosfonat . Risiko mengembangkan BRONJ muncul
dalam meningkatkan kaitannya dengan jumlah perawatan dengan bifosfonat IV.
3. Prosedur gigi . Pasien yang menjalani prosedur bedah gigi rutin, termasuk pencabutan gigi,
bedah periodontal atau penempatan implan gigi, saat dirawat dengan bifosfonat terdiri dari
sekitar 60% kasus BRONJ.
The BRONJ sistem pementasan membantu ahli bedah lebih akurat mendiagnosis
perkembangan penyakit.
Tiga Tahapan BRONJ
TAHAP 1 ditandai dengan tulang terbuka yang menunjukkan ada indikasi penyakit atau
peradangan pada jaringan lunak di sekitar tulang.
TAHAP 2 dibedakan dengan daerah yang menyakitkan tulang terkena disertai dengan
jaringan lunak atau peradangan atau infeksi tulang.
TAHAP 3 adalah tahap yang paling maju dari BRONJ. Salah satu fitur yang paling signifikan
adalah patah tulang yang telah diperlemah oleh penyakit. Selain itu, ada jumlah ekstensif
tulang terkena, peradangan jaringan lunak dan infeksi.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah BRONJ?
Jika Anda akan memulai terapi IV bifosfonat bulanan untuk pengobatan kanker tulang,
kunjungi dokter gigi keluarga Anda untuk pemeriksaan menyeluruh. Memperhatikan semua
prosedur yang diperlukan, termasuk prosedur bedah mulut, sebelum pengobatan dimulai. Jika
Anda memiliki gigi palsu dilepas, pastikan mereka cocok dengan baik dan nyaman.
Jika Anda saat ini sedang diobati dengan baik IV atau bifosfonat oral, pastikan untuk
memberitahu dokter gigi keluarga dan ahli bedah mulut dan maksilofasial alasan untuk
pengobatan bifosfonat, metode pengobatan dan tingkat dosis sebelum Anda menjadwalkan
bedah prosedur.
Kebersihan mulut sangat penting jika Anda sedang dirawat dengan bifosfonat. Hal ini juga
penting bahwa Anda menjadwalkan pemeriksaan rutin dengan dokter gigi keluarga Anda
sehingga setiap infeksi atau masalah dapat diidentifikasi dan diatasi sejak dini.
Melakukan pemeriksaan diri secara teratur mulut Anda untuk tanda-tanda dan gejala BRONJ,
seperti nyeri, pembengkakan dan tulang terbuka. Deteksi dini memungkinkan ahli bedah
mulut dan maksilofasial Anda untuk mendiagnosa dan mengobati kondisi secepat mungkin.
PENJALARAN INFEKSI ODONTOGENIK
Definisi : Infeksi odontogen adalah infeksi yang berasal dari gigi.
ETIOLOGI INFEKSI GIGI
Infeksi odontogen biasanya disebabkan oleh bakteri endogen. Lebih dari setengah kasus
infeksi odontogen yang ditemukan (sekitar 60 %) disebabkan oleh bakteri anaerob.
Organisme penyebab infeksi odontogen yang sering ditemukan pada pemeriksaan kultur
adalah alpha-hemolytic Streptococcus, Peptostreptococcus, Peptococcus, Eubacterium,
Bacteroides (Prevotella) melaninogenicus, and Fusobacterium. Bakteri aerob sendiri jarang
menyebabkan infeksi odontogen (hanya sekitar 5 %). Bila infeksi odontogen disebabkan
bakteri aerob, biasanya organisme penyebabnya adalah species Streptococcus. Infeksi
odontogen banyak juga yang disebabkan oleh infeksi campuran bakteri aerob dan anaerob
yaitu sekitar 35 %. Pada infeksi campuran ini biasanya ditemukan 5-10 organisme pada
pemeriksaan kultur.
KLASIFIKASI / TIPIKAL INFEKSI
Berdasarkan tipe infeksinya, infeksi odontogen bisa dibagi menjadi :
- Infeksi odontogen lokal / terlokalisir, misalnya: Abses periodontal akut; peri
implantitis.
- Infeksi odontogen luas/ menyebar, misalnya: early cellulitis, deep-space infection.
- Life-Threatening, misalnya: Facilitis dan Ludwig's angina.
Jalur infeksi odontogen
Pada umumnya infeksi gigi termasuk karies gigi, infeksi dentoalveolar (infeksi pulpa dan
abses periapikal), gingivitis (termasuk NUG), periodontitis (termasuk pericoronitis dan peri-
implantitis), Deep Facial Space Infections dan osteomyelitis. Jika tidak dirawat, infeksi gigi
dapat menyebar dan memperbesar infeksi polimikrobial pada tempat lain termasuk pada sinus,
ruang sublingual, palatum, system saraf pusat, perikardium dan paru-paru.
PLEGMON
Rongga mulut merupakan tempat hidup bakteri aerob dan anaerob yang berjumlah lebih dari
400 ribu spesies bakteri. Perbandingan antara bakteri aerob dengan anaerob adalah 10:1
sampai 100:1.
Organisme-organisme ini merupakan flora normal dalam mulut yang terdapat dalam plak gigi,
cairan sulkus ginggiva, mucous membrane, dorsum lidah, saliva, dan mukosa mulut. Infeksi
odontogen dapat menyebar secara perkontinuitatum hematogen dan limfogen, seperti
periodontitis apikalis yang berasal dari gigi yang nekrosis. infeksi gigi dapat terjadi melalui
berbagai jalan yaitu lewat penghantaran yang endogenus dan melalui masuknya bakteri ke
dalam pulpa gigi yang vital dan steril.
Berdasarkan tipe infeksinya, infeksi odontogen dapat dibagi menjadi :
- Infeksi odontogen lokal / terlokalisir : Abses periodontal akut, periimplantitis
- Infeksi odontogen luas / menyebar : early cellulitis, deep space infection
Life threatening : Facilitis dan Ludwig's angina
Salah satu infeksi odotogenik yang sering terjadi adalah Phlegmon. Phlegmon atau Ludwig's
angina adalah suatu penyakit kegawatdaruratan, yaitu terjadinya penyebaran infeksi secara
difus progresif dengan cepat yang menyebabkan timbulnya infeksi dan tumpukan nanah pada
daerah rahang bawah kanan dan kiri (submandibula) dan dagu (submental) serta bawah lidah
(sublingual), yang dapat berlanjut menyebabkan gangguan jalan nafas dengan gejala berupa
perasaan tercekik dan sulit untuk bernafas secara cepat (mirip dengan pada saat terjadinya
serangan jantung yang biasa dikenal dengan angina pectoris). Sedangkan Ludwig's angina
sendiri berasal dari nama seorang ahli bedah Jerman yaitu Wilhem Von Ludwig yang
pertama melaporkan kasus tersebut.
Phlegmon adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Streptokokus yang menginfeksi
lapisan dalam dasar mulut yang ditandai dengan pembengkakan yang dapat menutup saluran
nafas. Phlegmon berawal dari infeksi pada gigi (odontogenik), 90% kasus diakibatkan oleh
odontogenik, dan 95% kasus melibatkan submandibula bilateral dan gangguan jalan nafas
merupakan komplikasi yang berbahaya dan seringkali merenggut nyawa. Angka kematian
sebelum dikenalnya antibiotik mencapai angka 50% dari seluruh kasus yang dilaporkan,
sejalan dengan perkembangan antibiotika, perawatan bedah yang baik, serta tindakan yang
cepat dan tepat, maka saat ini angka kematian (mortalitas) hanya 8%.
Kata angina pada Ludwig's angina dihubungkan dengan sensasi tercekik akibat obstruksi
saluran nafas secara mendadak. Penyakit ini merupakan infeksi yang berasal dari gigi akibat
perjalaran pus dari abses periapikal.
Gejala dari Ludwig's angina yaitu :
- sakit dan bengkak pada leher
- leher menjadi merah
- demam
- lemah dan lesu
- mudah capek
- kesulitan bernafas
pasien yang menderita penyakit ini mengeluh bengkak yang jelas dan lunak pada bagian
anterior leher, jika dilakukan palpasi tidak terdapat fluktuasi. Bila terjadi penyakit ini maka
perlu dilakukan tindakan bedah dengan segera dengan trakeostomi sebagai jalan nafaas
buatan. Kemudian jika jalan nafas telah ditangani dapat diberikan antibiotik dan dilakukan
incisi pada pus untuk mengurangi tekanan. Dan juga perlu dilakukan perawatan gigi
penyebab infeksi (sumber infeksi) baik perawatan endodontik maupun periodontik.
Kejadian dari phlegmon ini akan menghebat seiring dengan keadaan umum dari penderita,
bila penderita mempunyai keadaan umum yang jelek (diabetes dan sebagainya) maka
phlegmon akan bergerak ke arah potensial space atau rongga jaringan ikat kendor yang
berada di bawahnya, dan hal ini bisa mengakibatkan sepsis atau bakeri meracuni pembuluh
darah.

Anda mungkin juga menyukai