Anda di halaman 1dari 19

ILMU KESEHATAN MATA

KASUS HIPERMETROPIA DAN PRESBIOPIA


PEMBIMBING
dr. Azrief Arhamsyah A, SM
PEN!USUN
M"hd R"dzi #i$ Rashid
%&%.%'.()*
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA
RUMAH SAKIT Dr. H. MAR+OEKI MAHDI BOGOR
PERIODE (, MARET (%-, . (/ APRIL (%-,
0AKULTAS KEDOKTERAN UNI1ERSITAS TRISAKTI
2AKARTA
1
BAB I LAPORAN KASUS
I. A. ANAMNESIS
II. A. -. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny. IA Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 52 tahun Suku bangsa : Sunda
Status perkawinan : Sudah menikah Agama: Islam
Pekerjaan : Pegawai negeri N !": #$%&$#&$'(
Alamat : )P )ayu "anis rt*rw #2*#+ N 22 ,gr
-ilakukan autanamnesis pada tanggal '*'*2#%' pk #&:## di pliklinik
mata !S"" ,gr.
I. A. (. Ke34ha$ U5ama
Penglihatan mata kanan dan kiri buram sejak % bulan yang lalu
I. A. &. Ke34ha$ Tam#aha$
"ata sering berair
"ata mudah lelah terutama saat menntn t. atau memba/a
I. A. ,. Ri6aya5 Pe$ya7i5 Se7ara$8
Pasien perempuan berusia 52 tahun datang ke Pli "ata !S"" ,gr
dengan keluhan mata kanan dan kiri buram sejak % bulan yang lalu. Pasien
mengeluh penglihatan buram dirasakan sewaktu melihat dekat tetapi masih dapat
melihat bjek yang dilihat. Pasien juga mengeluh matanya sering lelah dan berair
saat melihat bjek dekat terutama saat menntn t. atau memba/a. Pasien juga
terkadang merasa sakit kepala. Pasien mengatakan tidak melihat seperti berkabut
di matanya. Pasien mengaku tidak mengalami perbaikan penglihatan ketika
berada di tempat yang gelap atau pada malam hari. Pasien juga mengatakan tidak
merasa nyeri di kedua mata. Sebelumnya pasien pernah memakai ka/amata
namun sudah kurang nyaman dipakai.
2
I. A. 9. Ri6aya5 Pe$ya7i5 Dah434
Pasien tidak pernah menderita keluhan yang sama sebelum ini. Pasien
menyangkal menderita -iabetes "ellitus0 1ipertensi0 alergi bat dan asma.
Pasien tidak pernah menjalani perasi mata maupun perasi lain sebelumnya.
I. A. /. Ri6aya5 Pe$ya7i5 Ke34ar8a
-i keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit -iabetes "ellitus0
1ipertensi0 Penyakit Jantung0 alergi bat dan asma.
I. A .). Ri6aya5 Hid4 da$ Ke#iasaa$
Pasien tidak merkk dan tidak minum alkhl.
I. A . '. Ri6aya5 e$8"#a5a$
Pasien belum pernah berbat untuk keluhan yang dialami
I. B. PEMERIKSAAN 0ISIK
I. B. -. STATUS GENERALIS
Pemeri7saa$ Um4m
)esadaran : 2mps mentis
)eadaan umum : 3ampak sakit ringan
3ekanan -arah : %2#*(# mm1g
Nadi : 4'5*menit
Suhu : +604

2
Pernapasan : 2# 5*menit
3
I. B. (. STATUS OPTHALMOLOGIS
:.RESUME
Pasien perempuan berusia 52 tahun datang ke Pli "ata !S"" ,gr
dengan keluhan mata kanan dan kiri buram sejak % bulan yang lalu. Pasien
mengeluh penglihatan buram dirasakan sewaktu melihat dekat tetapi masih dapat
4
7//uli -e5tra ,la "ata 7//uli Sinistra
7rtphria )edudukan bla
mata
7rtphria
1iperemis 8$90 edem 8$90
ektrpin 8$9. :ntrpin 8$90
trikiasis 8$90 distikiasis 8$90 ptsis
8$90 luka rbek 8$9
Palpebra 1iperemis 8$90 edem 8$90
ektrpin 8$9. :ntrpin 8$90
trikiasis 8$90 distikiasis 8$90 ptsis
8$90 luka rbek 8$9
1iperemis 8$90 litiasis 8$90 ;likel
8$90 papil 8$9
)njungti.a
tarsalis superir
1iperemis 8$90 litiasis 8$90 ;likel
8$90 papil 8$9
<arna bening 8=90 Injeksi siliar
8$90 injeksi episklera 8$90 injeksi
knjungti.a 8$90 pigmen 8$90
perdarahan subknjungti.a 8$90
pterigium 8$9
)njungti.a
bulbi
<arna ,ening 8=90 Injeksi siliar
8$90 injeksi episklera 8$90 injeksi
knjungti.a 8$90 pigmen 8=9
perdarahan subknjungti.a 8$90
pterigium 8$9
1iperemis 8$90 litiasis 8$90 ;likel
8$90 papil 8$9
)njungti.a
tarsalis in;erir
1iperemis 8$90 litiasis 8$90 ;likel
8$90 papil 8$9
Jernih 8=90 Sikatrik 8$90 in;iltrate
8$90 Ar/us senillis 8=90 benda
asing 8$9
)rnea Jernih 8=90 Sikatrik 8$90 in;iltrate
8$90 Ar/us senillis 8=s90 benda
asing 8$9
-alam0 isi /ukup0 .itreus humr
jernih 8=9
2amera //uli
anterir
-alam0 isi /ukup0 .itreus humr
jernih 8=9
<arna /klat0 )ripti baik Iris <arna /klat0 )ripti baik
,ulat0 iskr0 !2> =0 !23> = Pupil ,ulat0 iskr0 !2> =0 !23> =
Jernih 8=90 I7> 8$9 >ensa Jernih 8=90 I7> 8$9
,aik ke segala arah ?erakan bla
mata
,aik ke segala arah
Papil bulat0 batas tegas0 2- rati
#0+0 aa*.. 2*+0 re;leks ma/ula
8=90 retina baik 8=9
@unduskpi Papil bulat0 batas tegas0 2- rati
#0+0 aa*.. 2*+0 re;leks ma/ula
8=90 retina baik 8=9
Nrmal *palpasi 3ekanan intra
kuler
Nrmal *palpasi
#05 Aisus #05
melihat bjek yang dilihat. Pasien juga mengeluh matanya sering lelah dan berair
saat melihat bjek dekat terutama saat menntn t. atau memba/a. Pasien juga
terkadang merasa sakit kepala. Sebelumnya pasien tidak pernah memakai
ka/amata. Pada pemeriksaan status generalis0 didapatkan keadaan umum pasien
dalam batas nrmal. Pada pemeriksaan ;talmlgi didapatkan dalam batas
nrmal0 terdapat ar/us senilis 7-S0 dan pigmen 7S. A7-S: #050 pada
;undskpi0 papil0 2- rati0 ateri dan .ena0 re;leks ma/ula dan retina dalam batas
nrmal.
D. DIAGNOSIS
$ 1ipermetrpia /uli de5tra et sinistra dan presbipia
E. PENATALAKSANAAN
$ !esep ka/amata bi;/al yang prgresi; :
$A7- : #05 S=%0## %.#
$ A7S : #05 S=%0## %.#
$ Add =20##
$ "edikamentsa
o Aitanrm 25% tablet
0. AN2URAN
,ila memba/a atau menntn 3A lama0 usahakan agar sesekali berhenti
untuk mengistirahatkan mata dengan melihat bjek yang jauh.
1indari psisi memba/a terlalu dekat atau membungkuk
,ila memba/a dan bekerja0 gunakan penerangan yang baik
?unakan ka/amata yang diresepkan leh dkter
Periksa mata se/ara berkala 8kntrl teratur9
G. PROGNOSIS
7-S
5
Ad .itam : Ad ,nam
Ad ;ungsinam : Ad ,nam
Ad sanasinam : Ad ,nam
BAB II TIN2AUAN PUSTAKA
6
PENDAHULUAN
)elainan re;raksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk
pada retina 8makula lutea atau bintik kuning9. Pada kelainan re;raksi terjadi
ketidak seimbangan sistem ptik pada mata sehingga menghasilkan bayangan
yang kabur. Pada mata nrmal krnea dan lensa membelkkan sinar pada titik
;kus yang tepat pada sentral retina. )eadaan ini memerlukan susunan krnea dan
lensa yang sesuai dengan panjangnya bla mata. Pada kelainan re;raksi sinar tidak
dibiaskan tepat pada bintik kuning0 akan tetapi dapat di depan atau di belakang
bintik kuning dan malahan tidak terletak pada satu titik yang tajam. )elainan
re;raksi dikenal dalam bentuk mipia0 hipermetrpia0 astigmat0 dan presbipi
8Aaughn02###9.
1ipermetrpia adalah keadaan mata yang tidak berakmdasi
mem;kuskan bayangan di belakang retina. 1ipermetrpia terjadi jika kekuatan
yang tidak sesuai antara panjang bla mata dan kekuatan pembiasan krnea dan
lensa lemah sehingga titik ;kus sinar terletak di belakang retina. 1al ini dapat
disebabkan leh penurunan panjang sumbu bla mata 8hipermetrpia aksial90
penurunan indeks bias re;rakti; 8hipermetrpia re;rakti;90 seperti a;akia 8tidak
mempunyai lensa9 8Ilyas0%&&+9.
1ipermetrpia juga dikenal dengan istilah hyperpia atau rabun dekat.
Pasien dengan hipermetrpia mendapat kesukaran untuk melihat dekat akibat dan
akan bertambah berat dengan bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya
tt siliar untuk akmdasi dan berkurangnya kekenyalan lensa 8Aaughn02###9.
7
,erdasarkan penelitian retrspekti; yang dilakukan klinik mata pediatrik di
!umah Sakit "ay0 >ahre pada pasien yang datang pada bulan "ei 2##' sampai
dengan April 2##5 didapatkan kelainan re;raksi yang terjadi adalah 1ipermetrpi
sebanyak 42B0 "ipi sebanyak %%B0 dan Astigmatisma sebanyak (B
8,ile02##(9.
,erdasarkan rekam medis di pli mata !SU- Jmbang0 dilaprkan bahwa
jumlah kasus kelainan re;raksi khususnya hipermetrpi pada tahun 2##% sebanyak
26 kasus0 pada tahun 2##2 sebanyak (+ kasus0 pada tahun 2##+ sebanyak +'
kasus0 pada tahun 2##' sebanyak '4 kasus0 pada tahun 2##6 sebanyak 5% kasus0
dan pada tahun 2##( sebanyak 54 kasus.
3ujuan dari pembuatan re;erat ini adalah untuk mengetahui de;inisi0
;isilgi penglihatan nrmal dan hipermetrpia0 etilgi0 klasi;ikasi0 dan
bagaimana mendiagnsa0 bagaimana melakukan terapi dengan /epat dan tepat0
men/egah kmplikasi0 sehingga pemahaman dan pengetahuan penyakit ini sangat
diperlukan.

8
PEMBAHASAN
DE0INISI
1ipermetrpia adalah keadaan mata yang tidak berakmdasi
mem;kuskan bayangan di belakang retina. 1ipermetrpia terjadi jika kekuatan
yang tidak sesuai antara panjang bla mata dan kekuatan pembiasan krnea dan
lensa lemah sehingga titik ;kus sinar terletak di belakang retina. 1al ini dapat
disebabkan leh penurunan panjang sumbu bla mata 8hipermetrpia aksial90
penurunan indeks bias re;rakti; 8hipermetrpia re;rakti;90 seperti a;akia 8tidak
mempunyai lensa9 8Ilyas0%&&+9.
0ISIOLOGI PENGLIHATAN
"ata dapat dianggap sebagai kamera yang mempunyai kemampuan
menghasilkan bayangan yang di biaskan melalui media re;raksi yaitu krnea0
akus humr0 sistem dia;ragma yang dapat berubah$ubah 8pupil90 lensa0 dan
krpus .itreus sehingga menghasilkan bayangan terbalik yang diterima retina
yang dapat disamakan dengan ;ilm. Susunan lensa mata terdiri atas empat
perbatasan re;raksi: 8%9 perbatasan antara permukaan anterir krnea dan udara0
829 perbatasan antara permukaan psterir krnea dan udara0 8+9 perbatasan antara
humr aCueus dan permukaan anterir lensa kristalinaa0 dan 8'9 perbatasan
antara permukaan psterir lensa dan humr .itreus. "asing$masing memiliki
indek bias yang berbeda$beda0 indek bias udara adalah %0 krnea %.+40 humr
aCueus %.++0 lensa kristalinaa 8rata$rata9 %.'#0 dan humr .itreus %.+'.
Selanjutnya bayangan tersebut akan diteruskan leh sara; pti/ 8N II9 menuju
krteks serebri 8pusat penglihatan9 dan tampak sebagai bayangan tegak
8?uytn0%&&(9.
9
Pada keadaan nrmal8:metrpia9 /ahaya berasal dari jarak tak berhingga
atau jauh akan ter;kus pada retina0 demikian pula bila benda jauh tersebut
didekatkan0 hal ini terjadi akibat adanya daya akmdasi lensa yang
mem;kuskan bayangan pada retina. Jika berakmdasi0 maka benda pada jarak
yang berbeda$beda akan ter;kus pada retina. Akmdasi adalah kemampuan
lensa di dalam mata untuk men/embung yang terjadi akibat kntraksi tt siliar.
Akibat akmdasi0 daya pembiasan lensa yang men/embung bertambah kuat.
)ekuatan akan meningkat sesuai dengan kebutuhan0 makin dekat benda makin
kuat mata harus berakmdasi. !e;leks akmdasi akan bangkit bila mata melihat
kabur dan pada waktu melihat dekat. ,ila benda terletak jauh bayangan akan
terletak pada retina. ,ila benda tersebut didekatkan maka bayangan akan bergeser
ke belakang retina. Akibat benda ini didekatkan0 penglihatan menjadi kabur0 maka
mata akan berakmdasi dengan men/embungkan lensa. )ekuatan akmdasi
ditentukan dengan satuan -iptri 8-90 lensa % - mempunyai titik ;kus pada jarak
% meter 8"ntgmery02##69.
10
Penglihatan binkular yang nrmal adalah penglihatan maksimal yang
di/apai seserang pada penglihatan dengan kedua mata dan bayangan yang
diterima setajam$tajamnya dapat dilah leh susunan syara; pusat menjadi satu
bayangan tunggal 8 ;usi 9 dan berderajat tinggi.8 stereskpis 9. 7leh karena
terpisahnya kedua mata lebih dari 2 in/i di dalam bidang hrisntal0 maka kedua
bayangan retina yang terbentuk menjadi sedikit berbeda. 1al ini menyebabkan
disparitas bayangan retina yang akan memberi data penting untuk persepsi
kedalaman penglihatan binkular. Agar terjadi penglihatan binkular yang
nrmal0 maka diperlukan persyaratan sebagai berikut : ;ungsi tiap mata harus baik
dimana bayangan benda jatuh tepat pada masing$masing bintik kuningnya. 3idak
terdapat aniseiknia. @ungsi dan kerja sama yang baik dari seluruh tt penggerak
bla mata0 dan susunan syara; pusat mempunyai kemampuan untuk mensitesa
kedua bayangan yang terbentuk tersebut menjadi bayangan tunggal
8?uytn0%&&(9.
,ila terjadi sedikit saja penyimpangan di atas0akan terjadi penurunan
kualitas penglihatan binkular .Sebagai salah satu syarat utama untuk terjadinya
penglihatan binkular 0 tajam penglihatan harus baik yaitu 8 5*5 9 dengan atau
tanpa kreksi. Apabila terjadi gangguan penglihatan akibat kelainan re;raksi0
dimana bayangan jatuh tidak tepat di bintik kuning akan terjadi gangguan
penglihatan bin/ular 8?uytn0%&&(9.
11
KELAINAN RE0RAKSI
)elainan re;raksi adalah keadaan tidak seimbangnya pembiasan pada
media re;raksi sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Sinar tidak
dibiaskan tepat pada retina0 tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan tidak
terletak pada satu titik ;/us 8?uytn0%&&(9.
Ametrpia adalah suatu keadaan mata dengan kelainan re;raksi sehingga
pada mata yang dalam keadaan istirahat memberikan ;kus yang tidak terletak
pada retina. Ametrpia dapat ditemukan dalam bentuk kelainan mipia 8rabun
jauh90 hipermetrpia 8rabun dekat90 dan astigmat 8Ilyas0%&&+9.
1ipermetrpia juga dikenal dengan istilah hyperpia atau rabun dekat.
Pasien dengan hipermetrpia mendapat kesukaran untuk melihat dekat akibat dan
akan bertambah berat dengan bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya
tt siliar untuk akmdasi dan berkurangnya kekenyalan lensa 8Aaughn02###9.
EPIDEMIOLOGI
1ipermetrpia merupakan anmali perkembangan dan se/ara praktis
semua mata adalah hipermetrpia pada saat lahir. 4#B hingga &#B mata didapati
hipermetrpia pada 5 tahun pertama kehidupan. Pada usia %6 tahun0 sekitar '4B
mata didapati tetap hipermetrpik. Pada masa remaja0 derajat hipermetrpia akan
berkurang karena panjang a5ial mata bertambah sehingga peride pertumbuhan
berhenti. Pada masa itu0 hipermetrpia yang menetap akan menjadi relati; knstan
sehingga mun/ulnya presbipia. Pada studi yang dilakukan di Amerika0 % dari 4
anak 8%204B9 antara usia 5 hingga %( tahun hiperpia0 studi yang dilakukan di
Plandia mendapati % dari 5 anak 82%B9 antara usia 6 hingga %4 tahun hiperpia0
studi di Australi mendapati ' dari %# anak 8+40'B9 antara usia ' hingga %2 tahun
12
hiperpia0 studi di ,raDil mendapati ( dari %# anak 8(%B9 dalam satu kta
hiperpia 83iels/h0%&&#9.
PATO0ISIOLOGI
Pat;isilgi terjadinya kelainan re;raksi hipermetrpi adalah panjang
a5ial 8diameter bla mata9 mata hipermetrpia lebih kurang dari panjang a5ial
mata nrmal0 berkurangnya kn.eksitas dari krnea atau kur.atura lensa0
berkurangnya indeks re;rakti;0 dan perubahan psisi lensa 81artstein0%&(%9.
KLASI0IKASI
)lasi;ikasi hipermetrpia berdasarkan gejala klinis0 derajat beratnya
hipermetrpia0 dan status akmdasi mata. ,erdasarkan gejala klinis0
hipermetrpia dibagi menjadi tiga yaitu hipermetrpia simpleks yang disebabkan
leh .ariasi bilgi nrmal0 etilginya bisa a5ial atau re;rakti;0 hipermetrpia
patlgik disebabkan leh anatmi kular yang abnrmal karena malde.elpment0
penyakit kular0 atau trauma0 hipermetrpia ;ungsinal disebabkan leh paralisis
dari prses akmdasi. ,erdasarkan derajat beratnya0 hipermerpia juga dibagi
menjadi tiga yaitu hipermetrpia ringan0 kesalahan re;raksi =2.## - atau kurang0
hipermetrpia sedang0 kesalahan re;raksi antara =2.25 - hingga =5.## -0
hipermetrpia berat0 kesalahan re;raksi =5.25 - atau lebih tinggi. ,erdasarkan
status akmdasi mata0 hipermetrpia dibagi menjadi empat yaitu 8a9
1ipermetrpia laten0 sebagian dari keseluruhan dari kelainan re;raksi mata
hipermetrpia yang dikreksi se/ara lengkap leh prses akmdasi mata0 hanya
bisa dideteksi dengan menggunakan siklplegia0 lebih muda seserang yang
hipermetrpia0 lebih laten hipermetrpia yang dimilikinya. 8b9 1ipermetrpia
"ani;es0 hipermetrpia yang dideteksi lewat pemeriksaan re;raksi rutin tanpa
13
menggunakan siklplegia0 bisa diukur derajatnya berdasarkan jumlah diptri lensa
psiti; yang digunakan dalam pemeriksaan subjekti;. 8/9 1ipermetrpia @akultati;0
hipermetrpia yang bisa diukur dan dikreksi dengan menggunakan lensa psiti;0
tapi bisa juga dikreksi leh prses akmdasi pasien tanpa menggunakan lensa0
semua hipermetrpia laten adalah hipermetrpia ;akultati;0 akan tetapi pasien
dengan hipermetrpia laten akan menlak pemakaian lensa psiti; karena akan
mengaburkan penglihatannya0 pasien dengan hipermetrpia ;akultati; bisa melihat
dengan jelas tanpa lensa psiti; tapi juga bisa melihat dengan jelas dengan
menggunakan lensa psiti;. 8d9 1ipermetrpia Abslut0 tidak bisa dikreksi
dengan prses akmdasi0 penglihatan subnrmal0 penglihatan jarak jauh juga
bisa menjadi kabur terutama pada usia lanjut 81ugh02##%9.
GE2ALA DAN TANDA KLINIS
?ejala$gejala dan 3anda$tanda hipermetrpia adalah penglihatan dekat
kabur0 penglihatan jauh pada usia lanjut juga bisa kabur0 asthenpia akmdati;
8sakit kepala0 lakrimasi0 ;t;bia0 kelelahan mata90 strabismus pada anak$anak
yang mengalami hipermetrpia berat0 gejala biasanya berhubungan dengan
penggunaan mata untuk penglihatan dekat 8/th : memba/a0 menulis0 melukis90 dan
biasanya hilang jika kerjaan itu dihindari0 mata dan kelpak mata bisa menjadi
merah dan bengkak se/ara krnis0 mata terasa berat bila ingin mulai memba/a0
dan biasanya tertidur beberapa saat setelah mulai memba/a walaupun tidak lelah0
bisa terjadi amblipia 8Aaughn02###9
14
DIAGNOSA
%. Anamnesa gejala$gejala dan tanda$tanda hipermetrpia.
2. Pemeriksaan 7;talmlgi
8a9 Aisus E tergantung usia dan prses akmdasi dengan menggunakan Snellen
2hart. 8b9 !e;raksi E retinskpi merupakan alat yang paling banyak digunakan
untuk pengukuran bjekti; hipermetrpia. Prsedurnya termasuk statik
retinskpi0 re;raksi subjekti;0 dan autre;raksi. 8/9 "tilitas kular0 penglihatan
binkular0 dan akmdasi E termasuk pemeriksaan duksi dan .ersi0 tes tutup dan
tes tutup$buka0 tes 1irs/hberg0 amplitud dan ;asilitas akmdasi0 dan sterepsis.
8d9 Penilaian kesehatan kular dan skrining kesehatan umum E untuk
mendiagnsa penyakit$penyakit yang bisa menyebabkan hiperpia. Pemeriksaan
ini termasuk re;lek /ahaya pupil0 tes kn;rntasi0 penglihatan warna0 tekanan
intrakular0 dan pemeriksaan menyeluruh tentang kesehatan segmen anterir dan
psterir dari mata dan adne5anya. ,iasanya pemeriksaan dengan
phthalmskpi indire/t diperlukan untuk menge.aluasi segmen media dan
psterir 8Slane0%&(&9.
PENATALAKSANAAN
Sejak usia 5 atau 6 tahun0 kreksi tidak dilakukan terutama tidak
mun/ulnya gejala$gejala dan penglihatan nrmal pada setiap mata. -ari usia 6
atau ( tahun hingga remaja dan berlanjut hingga waktu presbipia0 hipermetrpia
dikreksi dengan lensa psiti; yang terkuat. ,isa memakai ka/a mata atau lensa
kntak.
15
Pada pemakaian lensa kntak harus melalui standar medis dan
pemeriksaan se/ara medis. )arena resik pemakaian lensa kntak /ukup tinggi.
7rthkeratlgy adalah /ara pen//kan dari beberapa seri lensa kntak0 lebih
dari satu minggu atau bulan0 untuk membuat krnea menjadi datar. )ekakuan
lensa kntak yang digunakan sesuai dengan standar. Pembedahan re;rakti; juga
bisa dilakukan untuk membaiki hipermetrpia dengan membentuk semula
kur.atura krnea. "etde pembedahan re;rakti; termasuk >aser$assisted in$situ
keratmileusis 8>ASI)9 sama tujuannya dengan perasi yang lainnya yaitu
mengurangi kelengkungan daripada krnea hanya saja berbeda dalam tehnis0 yaitu
lebih sempurna dengan menggunakan tehnis laser se/ara mutlak.0 >aser$assisted
subepithelial kerate/tmy 8>AS:)90 Phtre;ra/ti.e kerate/tmy 8P!)9 upaya
untuk mengurangi kelengkungan krnea dengan /ara memtng permukaan depan
krnea. 1al ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut :5/imer >aser.0
2ndu/ti.e keratplasty 82)9 8Ilyas0%&&(9.
KOMPLIKASI
)mplikasi dari kelainan re;raksi hipermetrpi antara lain strabismus0
mengurangi kualitas hidup0 dan kelelahan mata 8Ilyas0%&&(9.
16
PRESBIOPIA
Presbipia merupakan keadaan re;raksi mata dimana pun/tum prksimum
8titik terdekat yang dapat dilihat dengan akmdasi yang maksimal9 telah begitu
jauh sehingga pekerjaan dekat yang halus seperti memba/a0 menjahit sukar
dilakukan. Pada presbipia terjadi gangguan akmdasi pada usia lanjut.
Presbypia biasanya mulai mun/ul pada usia '# tahun. -engan bertambahnya usia
maka semakin kurang kemampuan mata untuk melihat dekat. Presbypia terjadi
akibat lensa makin keras0 sehingga elastisitasnya berkurang. -emikian pula dengan
tt akmdasinya0 daya kntraksi berkurang sehingga tidak terdapat pengenduran
Dnula Finnii yang sempurna. 7rang yang lemah dengan keadaan umum yang
kurang baik sering lebih /epat membutuhkan ka/amata ba/a akibat presbypia
daripada rang sehat dan kuat.
Ge;a3a da$ 5a$da
)eluhan mun/ul pada saat memba/a dekat. Semua pekerjaan dekat sukar
dilakukan karena penglihatan kabur. ,ila dipaksakan akan mun/ul keluhan lain
yaitu berupa mata lelah0 berair0 dan sering terasa pedas. Penderita presbypia
mempsisikan memba/a dengan menjauhkan kertas yang diba/a0 sukar melakukan
pekerjaan dengan melihat dekat terutama di malam hari0 sering memerlukan sinar
yang lebih terang untuk memba/a.
K"re7si ma5a
Untuk membantu kekurangan daya akmdasi pada presbypia maka dapat
dipergunakan lensa psiti; untuk menambah kekuatan lensa yang berkurang sesuai
usia. Pada pasien presbypia ini diperlukan ka/amata ba/a atau adisi untuk
memba/a dekat yang berkekuatan tertentu0 biasanya :
$ =%0#- untuk usia '# tahun
$ =%05- untuk usia '5 tahun
$ =20#- untuk usia 5# tahun
$ =205- untuk usia 55 tahun
$ =+0# untuk usia 6# tahun dan keatas
17
)arena jarak ba/a biasanya ++ /m0 maka adisi =+0# diptri adalah lensa psiti;
terkuat yang dapat diberikan pada seserang. Pada keadaan ini mata tidak melakukan
akmdasi bila memba/a pada jarak ++ /m0 karena benda yang diba/a terletak pada
titik api lensa =+0# diptri sehingga sinar yang keluar akan sejajar. )ekuatan lensa
ka/amata ba/a sering disesuaikan dengan kebutuhannya. Seperti serang ahli musik
yang membutuhkan jarak dekat 5# /m untuk memba/a nt$nt sehingga dia
membutuhkan ka/amata dengan kekuatan lensa yang lebih ke/il.
18
BAB III DA0TAR PUSTAKA
%. Ameri/an A/ademy ; 7phtalmlgy. ,asi/ G 2lini/al S/ien/e 2urse 2##+$
2##'. Se/tin + E 7pti/s0 !e;ra/tin0 and 2nta/t >enses.
2. 1artstein J. !e.iew ; !e;ra/tin. St. >uis : 3he 2A "sby 2mpanyH%&(%.p.%6$
'5.
+. ?uytn0 Arthur 20 ,uku Ajar @isilgi )edkteran0 editr0 Irawati setiawan0 :disi
&0 Jakarta : :?20 %&&(
'. 1ugh !30 Jill :). <rld blindness: a 2%st /entury perspe/ti.e0 ,r J 7phthalml.
2##%H 45: 26%$6.
5. Ilyas0 sidarta0 Ilmu Penyakit "ata0 2etakan ke$60 Penerbit Abadi 3egal0
Jakarta0%&&+ H 2'5 H (2$(+
6. "ntgmery 3". Anatmy0 Physilgy G Pathlgy ; the 1uman :ye. 2##6.
(. 3iels/h J"0 Smmer A0 <itt ). ,lindness and .isual Impairment in an Ameri/an
Urban Ppulatin0 Ar/h 7phthalml. %&&#H %#4: 246$&#.
4. Slane Albert :.0 ?erge :. ?ra/ia. "anual ; !era/tin0 +rd editin. >ittle0
,rwn and 2mpany. USA. %&(&.
&. Aaughan0 -?. Asbury0 3. !idan$:.a0 P. )elainan re;raksi. dalam : 7;talmlgi
Umum0 ed. Suyn Jk0 edisi %'0 Jakarta0 <idya "edika0 2###
19

Anda mungkin juga menyukai