Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PRESENTASI KASUS Katarak Senilis Imatur

Tutor : dr. Wahid Heru Widodo, S .!

"isusun #leh: Nurul Ars$ !ahmuda G%A&&'%(&

)URUSAN KE"#KTERAN *AKU+TAS KE"#KTERAN "AN I+!U,I+!U KESEHATAN UNI-ERSITAS )EN"ERA+ S#E"IR!AN PURW#KERT# (&%(

.A. I PEN"AHU+UAN Kebutaan menjadi masalah kesehatan dan masalah sosial di Indonesia. Kebutaan dapat menyebabkan kualitas sumber daya manusia menurun dan akan berefek pada hasil produktifitas dari manusia. Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%), laukoma (0,!0%), kelainan refraksi (0,"#%), dan penyakit$ penyakit lain yan berhubun an den an lanjut usia (0,%8 %). &erdasarkan hasil sur'ey nasional tahun "((%$"((), an ka kebutaan di Indonesia men*apai ",+%. ,ibandin kan den an an ka kebutaan ne ara$ne ara di -e ional .sia /en an ka kebutaan di Indonesia adalah yan tertin /hailand 0,%%). &uta katarak merupakan suatu penyakit de eneratif yan umumnya terjadi pada usia lanjut. 0amun ")% dari buta katarak di Indonesia terdapat pada usia produktif (#0$+# tahun) (,1PK12 -I, !00%). .n ka ini menempatkan Indonesia pada urutan pertama dalam masalah kebutaan di .sia dan nomor dua di dunia. Insiden katarak di Indonesia 0,"% (!"0 ribu oran ) per tahun, sedan kan yan dioperasi baru lebih kuran 80.000 oran per tahun. Pre'alensi katarak di Indonesia menurut 2K-/$23-K120.2 !00" sebesar #,((% dan di 4a5a &ali sebesar +,#8%. Pre'alensi katarak di daerah pedesaan ),!(% lebih tin i jika dibandin kan den an daerah perkotaan #,+%. -iset Kesehatan ,asar (-iskesdas) !007 melaporkan pre'alensi katarak pada umur %0 tahun ke atas sebesar "7,#%. 4umah katarak di Indonesia saat ini adalah berbandin +,8% atau "+,8 juta oran !008). &erdasarkan hasil sur'ey World Health Organization (768), pada tahun "((0 terdapat %8 juta penderita kebutaan, sedan kan pada tahun "(() menin kat menjadi #+ juta penderita kebutaan di dunia, di mana seperti anya berada di .sia /en ara. ,iperkirakan dua belas oran menjadi buta tiap menit di dunia, dan ara, sedan kan di Indonesia empat oran di antaranya berasal dari .sia /en lurus den an jumlah penduduk usia lanjut. 2edan kan pre'alensi katarak di .merika 2erikat men*apai dan pre'alensi katarak yan dilaporkan sendiri di .ustralia menurut 0ational 6elath 2ur'ey !00" sebesar !% (-esnikoff, et al, ara, i (&an ladesh "%, India 0,7%,

diperkirakan setiap menit ada satu oran menjadi buta. 2eba ian besar oran buta (tunanetra) di Indonesia berada di daerah miskin den an kondisi sosial ekonomi lemah. 9asyarakat Indonesia memiliki ke*enderun an menderita katarak "+ tahun lebih *epat dibandin kan penderita di daerah subtropis. 2ekitar ")% sampai den an !!% penderita katarak yan dioperasi berusia di ba5ah ++ tahun. 6al ini didu a berkaitan erat den an faktor de eneratif akibat masalah i:i. Kebutaan bukan hanya men an u produkti'itas dan mobilitas penderitanya, tetapi ju a menimbulkan dampak sosial ekonomi ba i lin kun an, keluar a, masyarakat dan ne ara lebih$lebih dalam men hadapi pasar bebas. &erdasarkan bank data ,epartemen Kesehatan Indonesia (!00#), distribusi penyakit mata dan adneksa pasien ra5at inap menurut olon an sebab sakit adalah ; Konjun ti'itis dan an Katarak dan an uan lain konjun ti'itis (!."0) pasien), uan lain lensa ((.#(% pasien), <laukoma (".""( pasien), olon an sebab sakit adalah ;

Penyakit mata dan adneksa lainnya (%.(8+ pasien). 2edan kan distribusi penyakit mata dan adneksa pasien ra5at jalan menurut Konjun ti'itis dan an an uan lain konjun ti'itis ("").(%8 pasien), Katarak dan

uan lain lensa (+%.0)+ pasien), <laukoma ("0.")0 pasien), Penyakit mata &erma*am$ma*am jenis katarak, diantaranya katarak senilis, katarak

dan adneksa lainnya (!%!."88 pasien). anak$anak, katarak traumati*, katarak komplikata, katarak akibat penyakit sistemik, katarak toksik dan katarak ikutan. Katarak senilis adalah penyebab kebutaan di dunis sebesar #8% atau sekitar "8 juta oran .

.A. II TIN)AUAN PUSTAKA A. "e/inisi Katarak berasal dari bahasa =unani (Katarrhakies), In ris (Cataract), dan >atin (Cataracta) yan berarti air terjun. ,alam bahasa Indonesia disebut bular dimana pen lihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yan keruh. Katarak ialah setiap kekeruhan pada lensa yan dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan *airan lensa) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua$ duanya (Ilyas, !00)). Pemba ian katarak dapat berdasarkan onset usia terjadi, morfolo inya, stadiumnya dan penyebabnya. ?ontoh katarak berdasarkan onset usia terjadinya adalah katarak kon enital, katarak ju'enile, dan katarak senilis. ?ontoh katarak berdasarkan morfolo inya adalah katarak kapsular, katarak subkapsular, katarak supranuklear, katarak polar, katarak kortikal, katarak nu*lear dan katarak *ampuran. ?ontoh katarak berdasarkan stadiumnya adalah katarak insipient, katarak imatur, katarak matur dan hipermatur. ?ontoh katarak berdasarkan penyebabnya adalah katarak primer dan katarak sekunder. Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yan terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas +0 tahun. /ipe utama pada katarak senilis adalah katarak kortikal, katarak nuklear, dan katarak subkapsular posterior.Pada katarak senilis yan palin serin dijumpai adalah ejala distorsi pen lihatan dan pen lihatan yan semakin kabur. Katarak senilis ini berkemban lambat selama beberapa tahun. Katarak senilis se*ara klinis dikenal dalam # stadium yaitu insipien,imatur, matur, hipermatur(>an , !000). ". Katarak insipien. Pada stadium ini akan terlihat hal$hal berikut; a. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior ( katarak kortikal ). @akuol mulai terlihat di dalam korteks. b. Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior, *elah terbentuk antara serat lensa dan dan korteks berisi jarin an de eneratif (benda 9or a ni) pada katarak insipien.

*. Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yan tidak sama pada semua ba ian lensa. &entuk ini kadan $kadan menetap untuk 5aktu yan lama. d. Katarak Intumesen. Kekeruhan lensa disertai pemben kakan lensa akibat lensa de eneratif yan menyerap air. 9asuknya air ke dalam *elah lensa disertai pemben kakan lensa menjadi ben kak dan besar yan akan mendoron iris sehin a bilik mata menjadi dan kal dibandin den an keadaan normal. Pen*embun an lensa ini akan dapat memberikan penyulit laukoma. Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yan berjalan *epat dan men akibatkan miopia lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks sehin bertambah, yan a akan men*embun dan daya biasnya akan memberikan miopisasi. Pada pemeriksaan slit-lamp

terlihat 'akuol pada lensa disertai pere an an jarak lamel serat lensa. !. Katarak Imatur. Katarak imatur ditandai den an kekeruhan seba ian lensa dan belum men enai seluruh lapisan lensa. Pada katarak imatur 'olume lensa akan dapat bertambah akibat menin katnya tekanan osmotik bahan lensa yan de eneratif. Pada keadaan lensa men*embun hambatan pupil, sehin akan dapat menimbulkan a terjadi laukoma sekunder.

%. Katarak matur. Pada keadaan matur kekeruhan telah men enai seluruh massa lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion kalsium yan menyeluruh. &ila katarak imatur atau intumesen tidak dikeluarkan maka *airan lensa akan keluar, sehin a lensa kembali pada ukuran yan normal. .kan terjadi kekeruhan seluruh lensa yan bila lama akan men akibatkan kalsifikasi lensa. Kedalaman bilik mata depan normal kembali, tidak terdapat bayan an iris pada lensa yan keruh, sehin a uji bayan an iris ne atif.

#. Katarak 6ipermatur. Katarak hipermatur adalah katarak yan men alami proses de enerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan men*air. 9asa lensa yan berde enerasi keluar dari kapsul lensa sehin a lensa menjadi men e*il, ber5arna kunin dan kerin . Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadan $kadan pen kerutan berjalan terus sehin a hubun an den an :onula :inn menjadi kendur (Ilyas, !00)).

Perbedaan stadium katarak tersebut dapat dilihat pada tabel di ba5ah ini; Ta0el %. Perbedaan stadium katarak senilis
Kekeruhan ?airan lensa Iris &ilik mata depan 2udut bilik mata Iris shado5 test Penyulit Insi ien -in an 0ormal 0ormal 0ormal 0ormal 0e atif $ Imatur 2eba ian &ertambah /erdoron ,an kal 2empit Positif <laukoma !atur 2eluruh 0ormal 0ormal 0ormal 0ormal 0e atif $ Hi ermatur 9asif &erkuran /remulans ,alam /erbuka Pseudopos 3'eitis A <laukoma

/abel !. 6asil Pemeriksaan Katarak 2enilis Pemeriksaan /ajam pen lihatan Katarak nuklear )B( hin a perseps i *ahaya .bu$ abu, kunin Immatu r )B( hin a hitun jari 9atur 6ipermatur (mor a ni) Persepsi *ahaya 6ipermatur (sklerotik) Persepsi *ahaya

<erakan tan an hin a persepsi *ahaya 7arna lensa Putih Putih keabu$ mutiara abuan den an nukleus *oklat ten elam &ayan an iris /erlihat /erlihat /idak terlihat 8phtalmosko .rea .rea /idak ada pi elap elap fundus sentral multipe merah den an l fundus den an merah fundus merah Slit-lamp 8pasita .rea Katarak s yan kortikal nuklear normal sempurna , dan korteks area jernih katarakt osa

Putih susu

Putih kotor berbintik

/idak terlihat /idak ada fundus merah

/idak terlihat /idak ada fundus merah

Putih susu den an nukleus *oklat ten elam

>ensa katarak berkerut den an penebalan kapsul lensa anterior

.. Etiolo1i dan Predis osisi Penyebab terjadinya katarak berma*am$ma*am. 3mumnya adalah usia lanjut (katarak senil), tetapi dapat terjadi se*ara kon enital akibat infeksi 'irus di masa pertumbuhan janin, enetik, dan an uan perkemban an. ,apat ju a terjadi karena traumatik, terapi kortikosteroid metabolik, dan kelainan sistemik atau metabolik, seperti diabetes mellitus, alaktosemia, dan distrofi miotonik. -okok dan konsumsi alkohol menin katkan resiko katarak (.riston dan 2uhardjo, !00+) Penyebab katarak senilis sampai saat ini belum diketahui se*ara pasti, didu a multifaktorial, diantaranya antara lain; $ Caktor biolo i, yaitu karena usia tua dan pen aruh enetik $ Caktor fun sional, yaitu akibat akomodasi yan san at kuat mempunyai efek buruk terhadap serabu$serabut lensa. $ Caktor imunolo ik $ <an $ <an $ <an uan yan bersifat lokal pada lensa, seperti an uan metabolisme umum uan nutrisi, uan permeabilitas kapsul lensa, efek radiasi *ahaya matahari.

Caktor resiko katarak terba i menjadi ! yaitu faktor intrinsik (dari dalam tubuh) dan faktor ekstrinsik (dari luar tubuh). Caktor Intrinsik antara lain; faktor usia jenis kelamin penyakit yan diderita (,9) etnis dan kon enital eneti*

Caktor ekstrinsik (faktor demo rafik dan lin kun an) antara lain; faktor pajanan kronis terhadap ultra'iolet infra merah atau sinar matahari radikal bebas merokok

nutrisi myopia Konsumsi al*ohol derajat so*ial ekonomi status pendidikan konsumsi multi'itamin konsumsi obat$obat tertentu trauma penyakit

2. Pato/isiolo1i >ensa yan normal adalah struktur posterior iris yan jernih, transparan, berbentuk seperti kan*in baju dan mempunyai kekuatan refraksi yan besar. >ensa men andun ti a komponen anatomis. Pada :ona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yan men elilin i keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. ,en an bertambahnya usia, nu*leus men alami perubahan 5arna menjadi *oklat kekunin an. ,isekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. 8pasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yan palin bermakna, 0ampak seperti kristal salju pada jendela. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa men akibatkan hilan nya transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (:unula) yan memanjan dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat menyebabkan pen lihatan men alamui distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koa ulasi, sehin men abutkan pandan an den an men hambat jalannya *ahaya ke retina. 2alah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yan te an dan men an u transmisi sinar. /eori lain men atakan bah5a suatu en:im mempunyai peran dalam melindun i lensa dari de enerasi. 4umlah en:im akan menurun den an bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yan menderita katarak.Katarak biasanya terjadi bilateral, a

namun memiliki ke*epatan yan berbeda. ,apat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemik, seperti diabetes. 0amun kebanyakan merupakan konsekuensi dari proses penuaan yan berkemban se*ara kronik ketika seseoran normal. Kebanyakan katarak memasuki dekade ketujuh.

Katarak dapat bersifat kon enital dan harus diidentifikasi a5al, karena bila tidak terdia nosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilan an pen lihatan permanen. Caktor yan palin serin berperan dalam terjadinya katarak kuran dalam jan ka 5aktu lama meliputi radiasi sinar ultra'iolet &, obat$obatan, alkohol, merokok, diabetes, dan asupan 'itamin antioksidan yan (2melt:er, !00!). ". Pene1akan "ia1nosis %. Anamnesa <ejala katarak senilis biasanya berupa keluhan penurunan tajam pen lihatan se*ara pro resif (seperti rabun jauh memburuk se*ara pro resif). Pen lihatan seakan$akan melihat asapBkabut. <ejala umum an uan katarak menurut <8I (!00() meliputi; ". Pen lihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut men halan i objek. !. Peka terhadap sinar atau *ahaya (merasa silau) %. ,apat terjadi pen lihatan anda pada satu mata. #. 9emerlukan pen*ahayaan yan baik untuk dapat memba*a. +. >ensa mata berubah menjadi buram seperti ka*a susu. ). Pen lihatan 5arna menjadi tumpul 7. Pen lihatan jarak jauh dekat ter an !. Pemeriksaan *isik Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan 'isus untuk men etahui kemampuan melihat pasien. @isus pasien den an katarak subkapsuler posterior dapat membaik den an dilatasi pupil. Pada pemeriksaan slit lamp biasanya dijumpai keadaan palpebra, konjun ti'a, dan kornea dalam keadaan normal. Iris, pupil, dan ?8. terlihat normal. Pupil pada mata den an katarak biasanya bereaksi normal terhadap *ahaya yan merupakan tanda klinik pentin untuk menandai bah5a retina sehat u

dan ner'us opti*us berfun si baik. Pada lensa pasien katarak didapatkan lensa keruh. >alu, dilakukan pemeriksaan shadow test untuk menentukan stadium pada penyakit katarak senilis. Pada katarak senilis imatur ketika dilakukan pemeriksaan uji bayan an iris akan terlihat bayan an iris pada lensa. .da ju a pemeriksaan$pemeriksaan lainnya seperti biomikroskopi, stereoscopic fundus examination, pemeriksaan lapan lensa akan keruh se*ara menyeluruh sehin pandan dan pen ukuran /I8. .pabila katarak senilis telah men*apai stadium matur a pupil akan benar$benar a tampak putih. Pada pupil akan terlihat seperti mutiara keabuan sehin retina tidak akan tampak ketika diperiksan den an oftalmoskop. 3. Pemeriksaan Penun4an1 2elain uji mata yan biasanya dilakukan men unakan kartu snellen, keratometri, pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopi, maka A-scan ultrasound (e*ho raphy) dan hitun sel endotel san at ber una seba ai alat dia nostik, khususnya bila dipertimban kan akan dilakukan pembedahan. ,en an hitun sel endotel !000 selBmm%, pasien ini merupakan kandidat yan baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi I8> (9uril, et al !00#). Pemeriksaan laboratorium preoperasi dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit$penyakit yan menyertai (*ontoh; diabetes melitus, a perlu dideteksi se*ara dini hipertensi, cardiac anomalies). Penyakit seperti diabetes melitus dapat menyebabkan perdarahan perioperatif sehin sehin 5. Gold Standar "ia1nosis 6Kriteria "ia1nosis7
Pemeriksaan yan dapat dilakukan untuk mene akkan dia nosa katarak adalah; ". Pemeriksaan tajam pen lihatan !. /est bayan an iris %. Pemeriksaan den an men #. Pemeriksaan den an men unakan ophthalmoskop lan sun unakan slit-lamp (9uril, et al !00#)

a bisa dikontrol sebelum operasi (8*ampo, !00().

E. Penatalaksanaan /erapi medikamentosa tidak ada yan menyembuhkan katarak pada oran terbukti dapat men*e ah dan dilebarkan bisa de5asa. Pupil yan

memperbaiki 'isus penderita den an katarak aksial yan ke*il, dimana sinar melalui lensa ba ian perifer. 9emperbaiki koreksi ka*amata ba*a ju a dapat membantu, tetapi ka*amata mun kin efektif hanya sementara sampai perkemban an katarak menyebabkan penurunan 'isus yan berarti. 4adi untuk penatalaksanaan katarak adalah den an pembedahan. Indikasi dilakukan operasi katarak adalah ketajaman pen lihatan sudah san at menurun sehin men an terdapat komplikasi seperti lau*oma atau u'eitis dan men an a u akti'itas sehari$hari, bila penderita men hendaki perbaikan 'isus, u estetika. si nifikan,

Pada penderita katarak bilateral den an penurunan 'isus yan /eknik pembedahan katarak diantaranya adalah;

operasi dilakukan pada mata den an penurunan 'isus yan lebih parah dahulu. ") 1kstraksi Katarak Intra Kapsular (1KIK) B Intra ?apsuler ?atara*t 1kstra*tion (I??1) /eknik ini sudah jaran dilakukan la i sekaran . /eknik ini dilakukan den an *ara men an kat lensa in toto yakni di dalam kapsulnya, melalui insisi limbus superior "#0$")0 derajat. /indakan pembedahan den an men eluarkan seluruh lensa bersama kapsul. 2eluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya den an *ryophake dan depindahkan dari mata melalui in*isi korneal superior yan lebar. 2ekaran metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada 1KIK tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yan san at lama populer. 1KIK tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kuran dari #0 tahun yan masih mempunyai li amen hialoidea kapsular, katarak pada anak$anak dan de5asa muda serta pada kapsular traumati*. 2edan kan kontraindikasi relati'e meliputimiopia tin i, sindroma marfin, katarak mor a ni dan adanya korpus 'itreum di ?8.. Penyulit yan dapat terjadi pada pembedahan ini asti matisme, lukoma, u'eitis, endoftalmitis, dan perdarahan (@au han, .sbury, -iordan$1'a, !000). !) 1kstraksi Katarak 1kstra Kapsular (1K1K) B 1kstra ?apsuler ?atara*t 1kstra*tion (1??1)

/indakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pen eluaran isi lensa den an meme*ah atau merobek kapsul lensa anterior sehin a massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien den an kelainan endotel, bersama$sama keratoplasti, implantasi lensa intra o*ular posterior, peren*anaan implantasi sekunder lensa intra o*ular, kemun kinan akan dilakukan bedah lukoma, mata den an prediposisi untuk terjadinya prolaps badan ka*a, mata sebelahnya telah men alami prolap badan ka*a, sebelumnya mata men alami ablasi retina, mata den an sitoid ma*ular edema, pas*a bedah ablasi, untuk men*e ah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan ka*a. Penyulit yan (@au han, .sbury, -iordan$1'a, !000). ! Small "ncision Cataract Surger# $S"CS! /eknik operasi 2mall In*ision ?atara*t 2ur ery (2I?2) yan merupakan teknik pembedahan ke*il. /eknik ini dipandan lebih men untun kan anti untuk karena lebih *epat sembuh dan murah. .pabila lensa mata penderita katarak telah dian kat maka penderita memerlukan lensa pen memfokuskan pen lihatannya den an *ara seba ai berikut; $ Ka*amata afakia yan tebal lensanya $ >ensa kontak $ >ensa Intra okular, yaitu lensa permanen yan ditanamkan di dalam mata pada saat pembedahan untuk men anti lensa mata asli yan telah dian kat (@au han, .sbury, -iordan$1'a, !000). #) Phakoemulsifikasi dan Phakofra mentasi Phakoemulsifikasi dan Phakofra mentasi den an iri asi atau aspirasi atau keduanya adalah teknik ekstrakapsuler yan men yan ke*il (!$+ mm), sehin unakan etaran$ etaran ultrasoni* untuk men an kat nu*leus dan korteks melalui insisi limbus a mempermudahh penyembuhan luka pas*a telah operasi. <etaran ultrasoni* akan di unakan untuk men han*urkan katarak, selanjutnya mesin P6.?8 akan menyedot massa katarak yan han*ur sampai bersih. 2ebuah lensa Intra 8kular yan dapat dilipat dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder

dimasukkan melalui irisan tersebut. /eknik ini bermanfaat pada katarak kon enital, traumati* dan kebanyakan katarak senilis. /eknik ini kuran efektif pada katarak senilis yan padat, dan keuntun an insisi lumbus yan ke*il a ak berkuran kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekaran lebih serin di unakan lensa intraokuler fleksibel yan dapat dimasukkan melalui insisi ke*il seperti itu. Karena in*isi yan ke*il maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih den an sendirinya, yan memun kinkan pasien dapat den an *epat kembali melakukan akti'itas sehari$hari (@au han, .sbury, -iordan$1'a, !000). +) Implantasi lensa intrao*ular B Intra 8*ular >ens (I8>) >ebih dari (0% dari semua operasi katarak di .merika 2erikat men unakan implantasi lensa intrao*ular. 9embaiknya teknik bedah dan implant lensa yan semakin baik memainkan peranan yan besar dalam kemajuan ini. Keru ian dari teknik ini adalah pembesaran bayan an, aberasi sferik, lapan men pandan terbatas, dan tidak ada kemun kinan unakan lensa binokuler.

2ekitar (0% implant berada di kamera posterior dan "0% di kamera anterior. >ensa yan di unakan terdiri dari ! ba ian dasar yaitu opti* sferis dan foot plates atau hapti* yan menahan lensa pada posisinya. >ensa kamera posterior di unakan pada prosedur ektrakapsuler. >ensa kamera anterior di unakan untuk pasien$pasien yan menjalani bedah intrakapsuler atau jika kapsul posterior sudah ruptur tanpa sen aja pada saat pembedahan ekstrakapsuler. Kontraindikasi dari teknis ini adalah ada ri5ayat u'eitis berulan , retinopati diabeti* proliferati'e, rubeosis iridis dan lau*oma neo'askuler. 3sia dian ap kontraindikasi relati'e. Pasien den an lau*oma sudut terbuka dan hipertensi okuler dapat melakukan teknik pembedahan ini, tetapi lensa yan di unakan adalah lensa kamera posterior (@au han, .sbury, -iordan$1'a, !000). Pera5atan pas*a operasi san at pentin dalam membantu proses

penyembuhan. .pabila di unakan teknik insisi ke*il masa penyembuhan pas*a

operasi lebih pendek. Pasien dapat bebas ra5at jalan pada hari operasi itu ju a tetapi pasien dianjurkan untuk ber erak den an hati$hati dan men hindari pere an an atau men an kat benda berat selama sekitar satu bulan dan men hindari olahra a berat selama sekitar ! bulan. 9ata dapat tetap dibalut selama beberapa hari, ketika mata sudah mulai nyaman, maka balutan tersebut boleh dilepas. &alutan dapat di anti den an men pelindun diperlukan selama beberapa min permanen )$8 min $ unakan ka*amata atau lo am unakan ka*amata harian. Perlindun an pada malam hari den an pelindun u. Pasien dapat men

u setelah operasi. 2elain itu ju a akan diberikan obat

untuk (@au han, .sbury, -iordan$1'a, !000); 9en uran i rasa sakit, karena operasi mata adalah tindakan yan menyayat maka diperlukan obat untuk men uran i rasa sakit yan mun kin timbul benerapa jam setelah hilan nya kerja bius yan di unakan saat pembedahan. $ .ntibiotik men*e ah infeksi, pemberian antibiotik masih dian kebersihan yan tidak sempurna. !,%,"0 $ $ 8bat tetes mata streroid. 8bat yan men andun steroid ini ber una untuk men uran i reaksi radan akibat tindakan bedah. 8bat tetes yan bedah. 6al yan boleh dilakukan antara lain ; $ $ $ 9emakai dan meneteskan obat seperti yan dianjurkan 9elakukan pekerjaan yan tidak berat &ila memakai sepatu jan an membun kuk tetapi den an men an kat kaki keatas. 6al yan tidak boleh dilakukan antara lain ; $ $ $ $ $ 4an an men 4an an men osok mata endon yan berat 4an an membun kuk terlalu dalam 4an an memba*a yan berlebihan dari biasanya 4an an men edan keras se5aktu buan air besar men andun antibiotik untuk men*e ah infeksi pas*a ap rutin dan perlu diberikan atas dasar kemun kinan terjadinya infeksi karena

4an an berbarin ke sisi mata yan baru dibedah

*. Pro1nosis .pabila pada proses pematan an katarak dilakukan penan anan yan tepat sehin a tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan tepat maka pro nosis pada katarak senilis umumnya baik. pada saat yan

,en an tehnik bedah yan mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi san at jaran . 6asil pembedahan yan baik dapat men*apai (+%. Pada bedah katarak resiko ini ke*il dan jaran terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada a ! aris pada pemeriksaan den an pembedahan den an 1??1 atau fakoemulsifikasi menjanjikan pro nosis dalam pen lihatan dapat menin kat hin men G. Kom likasi ". Komplikasi Intra 8peratif 1dema kornea, ?8. dan kal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi suprakoroid, pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi 'itreus, in*a*erata kedalam luka serta retinal light toxicit# (2ho*k, 6arper, !000) !. Komplikasi dini pas*a operatif $ ?8. dan kal karena kebo*oran luka dan tidak seimban nya antara *airan yan keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, blo*k pupil dan siliar, edema stroma dan epitel, hipotonus, %rown-&c'ean s#ndrome (edema kornea perifer den an daerah sentral yan palin serin ) $ $ -uptur kapsul posterior, yan men akibatkan prolaps 'itreus Prolaps iris, umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yan tidak adekuat yan dapat menimbulkan komplikasi seperti penyembuhan luka yan tidak sempurna, asti matismus, u'eitis anterior kronik dan endoftalmitis. $ Pendarahan, yan biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi (2ho*k, 6arper, !000) bersih unakan snellen *hart (@au han, .sbury, -iordan$1'a, !000).

%. Komplikasi lambat pas*a operatif $ $ $ .blasio retina 1ndoftalmitis kronik Post kapsul *apa*ity (2ho*k, 6arper, !000). .A. IKESI!PU+AN ". /n. /utur usia 70 tahun didia nosa 8,2 katarak senilis imatur !. .lasan dia nosisnya adalah karena keluhannya pandan an berkabut seperti salju,sejak " bulan yan lalu, terdapat penurunan 'isus, lensa keruh, reflek fundus elap, bilik mata depan dan kal dan usia nya yan sudah 70 tahun. %. Katarak adalah kekeruhan pada lensa yan duanya #. 3ntuk memastikan dia nosis katarak, maka dilakukan pemeriksaan tajam pen lihatan, bayan an iris, slit lamp dan oftalmoskop +. /erapi pada katarak tidak bisa den an medikamentosa hanya bisa den an melakukan tindakan pembedahan. ). /eknik$teknik pembedahan yan sudah berkemban yaitu 1??1, I??1, 2I?2, I8>, Phakoemulsifikasi dan Phakofra mentasi. 9asin $masin mempunyai kontraindikasi. 7. 2etelah dilakukan tindakan operatif dapat mun*ul kemun kinan untuk terjadinya komplikasi, komplikasi tersebut terba i menjadi %, yaitu komplikasi intraoperati'e, komplikasi dini pas*a operatif dan komplikasi lambat pas*a operatif. keun ulan tersendiri serta mempunyai indikasi teknik dan dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan *airan lensa) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua$

"A*TAR PUSTAKA .riston 1, 2uhardjo. !00+. -isk Ca*tors for 0u*lear, ?orti*al and Posterior 2ub*apsular ?atara*t in .dult 4a'anese Population at =o yakarta territory. 8phthalmolo i*a IndonesianaD%!";+(. Ilyas 2. !00). Ilmu Penyakit 9ata 1d %. 4akarta; &alai Penerbit CK3I. !0+$!"). >an , <erhard K. !000. Opthalnolog#( . short /eEtbook, Penerbit /hieme 2tutt art, 0e5 =ork. hal "7%$"8+. 9urril ..?, 2tanfield >.,, @anbro*klin ,.9, &ailey >.I, ,enbeste P.&, ,ilomo ?.-, et all. !00#. 8ptometri* *lini*al pra*ti*e uideline. .meri*an optometri* asso*iation; 3.2.. 8*ampo, @i*ente @i*tor ,, 2enile ?atara*t. !00(. a'ailable at 555.emedi*ine.*omB last update + ,esember !0"!. -esnikoff 2, pas*olini ,, moriotti P. 2, pokharel P. P. !008. )lo%al magnitude of *isual impartment cause %# uncorrected refracti*e error in +,,-( &ulletin of 7orld 6ealth 8r ani:ation. @olume 8). 0umber ". 3.2... 2ho*k 4P, 6arper -.. !000. >ensa. ,alam; 8ftalmolo i 3mum 1d "#. .lih &ahasa; /ambajon 4, Pendit &3. <eneral 8phthalmolo y "#th 1d. 4akarta; 7idya 9edika. "7)$"77. @au han ,, .sbury /, -iordan$1'a P. !000. >ensa. ,alam; 8ftalmolo i 3mum 1d "#. .lih &ahasa; /ambajon 4, Pendit &3. <eneral 8phthalmolo y "#th 1d. 4akarta; 7idya 9edikaD !!0$!%!.

Anda mungkin juga menyukai