Anda di halaman 1dari 31

[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623

STEP 7
1. Apa yang menyebabkan penderita merasa mata kirinya cekot
mera! dan !anya dapat me"i!at bayang#
Kornea dipersaraf oleh banyak serat saraf sensoris terutama saraf siliaris
lonus! saraf nasosiliaris! saraf ke " saraf siliaris lonus ber#alan
supra koroid ! masuk kedalam stromakornea! menembus membrane
bo$man melepaskan selubun S%h$annya& Seluruh lapisepitel
dipersaraf sampai kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf&
'ulbus Krause untuk sensasi dinin ditemukan didaerah limbus& (aya
reenerasi saraf sesudah dipoton didaerahl i mbus t er# adi dal am $akt u
3 bul an& Trauma at au penyaki t yan merusak endot el
akanmenakibatkan system pompa endotel teranu sehina
dekompensasi endotel dan ter#adiedema kornea& Endotel tidak mempunyai
daya reenerasi&
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
)ambar 2 anatomi korneaKornea merupakan lapis #arinan yan
menutup bola mata sebelah depan dan terdiri
ataslapis*1 & E p i t e l 'entuk epitel epen berlapis tanpa tanduk&
'ersifat
fat soluble substan%e
(ayareenerasi %ukup besar! perbaikan dalam beberapa hari tanpa
membentuk #arinan parut& Tebalnya +0um! terdiri atas sel epitel tidak
bertanduk yan salin tumpantindih,satu lapis sel basal! sel polyonal
dan sel epen& Pada sel batan serinterlihat mitosis sel ! dan sel
muda ini terdoron kedepan men#adi lapis sel sayapdan semakin ma#u
kedepan men#aid sel epen! sel basal berikatan erat denan sel basal
disampinnya dan sel polyonal didepannya melalui desmosom dan ma%ula2
. Mengapa men$e"ang magrib dan c%aca mend%ng ib% amina!
merasa mata kirinya kemeng dan berair#
)laukoma sudut tertutup ter#adi #ika saluran tempat menalirnya humor
a-ueus terhalan oleh iris& Setiap hal yan menyebabkan pelebaran pupil
.misalnya %ahaya redup! tetes mata pelebar pupil yan diunakan untuk
pemeriksaan mata atau obat tertentu/ bisa menyebabkan penyumbatan
aliran %airan karena terhalan oleh iris& 0ris bisa meneser ke depan dan
se%ara tiba1tiba menutup saluran humor a-ueus sehina ter#adi
peninkatan tekanan di dalam mata se%ara mendadak&
!ttp&''medicastore.com'penyakit'((')"a%koma.!tm"
Setiap kerusakan pada kornea .erosi! penetrasi benda asin atau
keratokon#unti2itis ultra2iolet/ menekspose u#un saraf sensorik dan
menyebabkan nyeri yan intens disertai denan re3eks lakrimasi dan
penutupan bola mata in2olunter&
*. Mengapa kepa"a terasa ma% peca! dan disertai m%a" m%nta!#
+. Mengapa peng"i!atan terasa kab%r, -arna peca! seperti
pe"angi .saat ada sorot "amp% kendaraan/#
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
Kornea akan tetap #ernih denan terus berlansunnya perantian %airan
oleh
sel1sel endotel& 4ika tekanan meninkat denan %epat .laukoma akut
sudut
tertutup/! kornea men#adi penuh air! menimbulkan halo di sekitar %ahaya
Kha$ T! Shah P! Elkinton 56& 5'7 of Eyes 8th Edition& 9ondon* ':4
Publishin )roup, 200+&
01ato2sio"ogi 3a"o 4ision5 .s%mber 1/
Peninkatan tekanan intraokular
0skemia pada pembuluh darah
di sekitar mata termasuk sklera
;
Karena pembentukan humor a-uos
yan berlebihan menekan kornea
Kerusakan pada endotel kornea
Kornea odem
Kelainan pada media refrakta isinya air
dimana indeks bias berubah
'ayanan yan di#atuhkan ke lensa #ika melihat %ahaya #adi
ada pelani
dan retina sulit difokuskan
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
Pandanan ne1blur
01ato2sio"ogi 3a"o 4ision5 .s%mber /
Penyumbatan pada %analis s%hlemm < trabe%ula mesh$ork
;
Produksi a-uos humor terus menerus
Penumpukan a-uos humor di mata
0ndeks bias media refrakta berubah
7ahaya yan masuk mata akan dibiaskan se%ara dispersi
(idispersikan men#adi 7 $arna .pelani/ 'entuk dispersi
linkaran menikuti
bentuk o%uli
=>alo?@ 9inkaran pelani
Sumber*
:artini A&>&! Bel%h K& Aundamentals of 5nantomy and Physioloy& +th ed&
Ce$ 4ersey * Dpper Saddle 6i2er& 2001
6. Mengapa ke"%!an !i"ang sete"a! pasien tid%r#
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
Pupil $aktu tidur ke%il ! hal ini dipakai sebaai ukuran tidur! simulasi!
koma dan tidur sesunuhnya& Pupil ke%il $aktu tidur akibat dari *
a&'erkurannya ransanan simpatis
b&Kuran ransanan hambatan miosis
'ila subkorteks beker#a sempurna maka ter#adi miosis& (i $aktu banun
korteks menhambat pusat subkorteks sehina ter#adi midriasis& Baktu
tidur hambatan subkorteks hilan sehina ter#adi ker#a subkorteks yan
sempurna yan akan men#adikan miosis& Aunsi mene%ilnya pupil untuk
men%eah aberasi kromatis pada akomodasi dan untuk memperdalam
fokus seperti pada kamera foto yan diframanya dike%ilkan&
(. Mengapa ke"ainan ini $ika tidak ditangani peng"i!atan akan
!i"ang secara permanen#
7. 1ada pemeriksaan o8ta"mo"ogis apa sa$a yang akan ditem%kan#
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
Tes 3ouresin
Tes sensibilitas kornea
Keratoskop pla%ido
S%rappin epitel kornea
Tes sensiti2itas
9. Apa !%b%ngan %sia dan $enis ke"amin ter!adap ke"%!an#
:. Apa sa$a penyebab %m%m ;is%s t%r%n#
)anuan @ kekeruhan media refrakta
Ean termasuk media refrakta adalah kornea! humor akuos! lensa dan
korpus 2itreum&
a& Kelainan pada kornea* Edema! 0nfltrat! Dlkus! sikatrik! panus
.nebula! makula! lekoma/
b& Kelainan pada >umor akuos* kekeruhan pada humor akuos
.Alare@sel radan! hifema! hipopion/
%& Kelainan pada lensa* Katarak
d& Kelainan pada korpus 2itreum* "itritis! perdarahan 2itreus!
Proliferati2e "itreo6etinopathy@P"6/
6efraksi anomaly
:iopia! hipermetropia! astimatisma
Kelainan saraf . retina ! C Fptikus /
Kelainan pada retina .retinitis! retinopati! ablasio retina! atrof retina!
sikatrik retina! 56:(/! kelainan pada ner2us Fptikus sampai
pusat
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
penlihatan di kortek %erebri .papillitis! neuritis optik! atrof
papil
ner2us optikus! tumor atau kelainan lain yan dapat merusak
saraf/
Korpus siliaris yan terletak dibelakan iris bertuas memproduksi %airan
yan disebut humour a-uous& 7airan ini akan menalir menu#u luban pupil
dan akan meninalkan bola mata melalui saluran ke%il menu#u pembuluh
darah& Cormalnya antara produksi humour a-uous dan aliran keluarnya
adalah seimban&.8/
4ika aliran keluarnya terhambat atau produksinya berlebihan! maka tekanan
bola mata akan menini& 7airan mata yan berada di belakan iris tidak
dapat menalir melalui pupil sehina mendoron iris ke depan! men%eah
keluarnya %airan mata melalui sudut bilik mata .mekanisme blokede pupil/&
.8/
Tekanan bola mata ini unanya untuk membentuk bola mata& Kalau
tekanannya normal! berarti bola mata itu terbentuk denan baik& Kalau
tekanannya terlalu tini! berarti bola mata itu men#adi keras seperti
keleren& 5kibatnya! akan menekan saraf mata ke belakan dan menekan
saraf papil C 00 dan serabut1serabut saraf C 00& Saraf1saraf yan tertekan itu
dan yan menekan saraf papil 00 ini ter#adi penaunan& .8/
)laukoma ter#adi ketika produksi dari %airan bola mata meninkat atau
%airan bola mata tidak menalir denan sempurna sehina tekanan bola
mata tini! serabut1serabut saraf di dalam saraf mata men#adi ter#epit dan
menalami kematian& 'esarnya kerusakan terantun pada besarnya dan
lamanya tekanan! maupun buruknya aliran darah disaraf optik& .8/
Tekanan yan sanat tini akan menyebabkan kerusakan yan %epat!
sedankan tekanan yan tidak tini akan menyebabkan kerusakan yan
perlahan1lahan dan akan menyebabkan kebutaan perlahan1lahan dan akan
menyebabkan kebutaan perlahan1lahan pula apabila tidak seera ditanani&
.8/
)"a%koma .de2nisi,etio"ogi,pato2s,d""/
A. <EFENISI
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
1& )laukoma adalah suatu penyakit yan
memberikan ambaran klinik berupa peninian tekanan bola mata!
penaunan papil saraf opti% denan defek lapan pandanan mata&
.Sidarta 0lyas! 2000/
2& )laukoma adalah kondisi akibat dari tidak adekuatnya drainase
a-ueous humor dari bilik anterior mata& Peninkatan T0F menyebabkan
atrof saraf opti% dan kebutaan bila tidak teratasi& .(oenoes! hal 812/
3& )laukoma adalah sekelompok kelainan mata yan ditandai denan
peninkatan tekanan intraokuler& . 9on 'arbara! 1GG6/
8& )laukoma adalah salah satu #enis penyakit mata denan e#ala yan
tidak lansun! yan se%ara bertahap menyebabkan penlihatan
pandanan mata semakin lama akan semakin berkuran sehina
akhirnya mata akan men#adi buta&
+& )laukoma adalah kelompok penyakit mata yan disebabkan oleh
tininya tekanan bola mata sehina menyebabkan rusaknya saraf optik
yan membentuk baian1baian retina retina dibelakan bola mata& Saraf
optik menyambun #arinan1#arinan penerima %ahaya .retina/ denan
baian dari otak yan memproses informasi penelihatan
=. ETI>?>)I
Penyakit yan ditandai denan peninian tekanan intraokuler ini
disebabkan oleh*
'ertambahnya produksi %airan mata oleh badan %iliary
'erkurannya peneluaran %airan mata di daerah sudut bilik mata
atau di %elah pupil
Pemakaian kortikosteroid dalam #anka pan#an
Perubahan 9ensa
Kelainan u2ea
Trauma
'edah
Aaktor1faktor risiko laukoma*
1& Dmur
6isiko laukoma bertambah tini denan bertambahnya usia& Terdapat
2H dari populasi usia 80 tahun yan terkena laukoma& 5nka ini akan
bertambah denan bertambahnya usia&
2& 6i$ayat anota keluara yan terkena laukoma
Dntuk laukoma #enis tertentu! anota keluara penderita laukoma
mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena laukoma& 6esiko
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
terbesar adalah kakak1beradik kemudian hubunan oran tua dan anak1
anak&
3& Tekanan bola mata
Tekanan bola mata diatas 21 mm> berisiko tini terkena lau%oma&
:eskipun untuk sebaian indi2idu! tekanan bola mata yan lebih rendah
sudah dapat merusak saraf optik& Dntuk menukur tekanan bola mata
dapat dilakukan dirumah sakit mata dan@atau dokter spesialis mata&
8& Fbat1obatan
Pemakai steroid se%ara rutin misalnya* Pemakai obat tetes mata yan
menandun steroid yan tidak dikontrol oleh dokter! obat inhaler untuk
penderita asthma! obat steroid untuk radan sendi dan pemakai obat
yan memakai steroid se%ara rutin lainnya& 'ila anda menetahui bah$a
anda pemakai obat1abatan steroid se%ara rutin! sanat dian#urkan
memeriksakan diri anda ke dokter spesialis mata untuk pendeteksian
laukoma&
6i$ayat trauma .luka ke%elakaan/ pada mata&
Penyakit lain
6i$ayat penyakit diabetes .ken%in manis/! hipertensi dan miren
@. 1ATIFISI>?>)I
7airan bilik mata yan dihasilkan oleh epitel badan siliar akan masuk ke
dalam bilik mata belakan dan ber#alan melalui pupil ke bilik mata depan&
7airan bilik mata keluar dari bola mata melalui anyaman traberkulum
dalam kanal S%lhemm yan terletak disudut bilik mata& (ari kanal
S%hlemm yan melinkar di sekelilin sudut bilik mata %airan mata keluar
melalui kanal kolektor dan masuk kedalam pembuluh darah 2ena
episklera& Tekanan intra okuler akan naik bila *
1& 'adan siliar memproduksi terlalu banyak %airan mata sedan
peneluarannya pada anyaman traberkulum normal .lukoma
hipersekresi/
2& >ambatan penaliran pd pupil $aktu penaliran %airan dari bilik
mata belakan ke bilik mata depan
3& Peneluara di sudut bilik mata teranu
4adi bola mata yan dimasuki air terlallu banyak tdk akan meledak tetapi
akan menelembun didaerah yan palin lemah pd papil .mankok/
opti% atau pada s%lera tempat saraf opti% keluar& 'ila tekanan bola mata
naik! serabut saraf akan tertekan dan rusak serta mati& Kematian sel akan
menakibatkan hilannya penlihatan yan permanen&
<. MANIFESTASI K?INIS
)e#ala yan dirasakan pertama kali antara lain * bila memandan lampu
neon@sumber %ahaya maka akan timbul $arna pelani disekitar neon
tersebut! maka terasa sakit karena posisi mata dalam keadaan
membenkak! penlihatan yan tadinya kabur lama kelamaan akan
kembali normal& >al inilah yan membuat para penderita lau%oma tidak
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
menyadari bah$a ia sudah menderita penyakit mata yan kronis&
Penyakit mata lau%oma ini dapat diderita kedua mata dari si penderita
dan #alan satu1satunya untuk menatasi penyakit ini adalah denan
operasi&
Pada fase lan#ut laukoma! e#ala1e#ala berikut munkin timbul*
1& >ilannya penelihatan sisi sampin .perifer/&
2& Sakit kepala
3& Penelihatan kabur
8& :elihat pelani bila melihat sumber %ahaya teran .misalnya lampu/
E. K?ASIFIKASI
1& )lau%oma primer
a& )lau%oma sudut terbuka
:erupakan sebaian besar dari lau%oma .G01G+H/! yan meliputi kedua
mata& Timbulnya ke#adian dan kelainan berkemban se%ara lambat&
(isebut sudut terbuka karena humor a-ueous mempunyai pintu terbuka
ke #arinan trabekular& Penaliran dihambat oleh perubahan deenerati2e
#arinan trabekular! saluran s%hleem! saluran yan berdekatan&
Perubahan saraf opti% #ua dapat ter#adi& )e#ala a$al biasanya tidak ada!
kelainan dianose denan peninkatan T0F dan sudut ruan anterior
normal& Peninkatan tekanan dapat dihubunkan denan nyeri mata yan
timbul&
b& )lau%oma sudut tertutup .sudut sempit/
(isebut sudut tertutup karena ruan anterior se%ara anatomis menyempit
sehina iris terdoron ke depan! menempel ke #arinan trabekular dan
menhambat humor a-ueous menalir ke saluran s%lheem& Pererakan
iris ke depan dapat karena peninkatan tekanan 2itreus! penambahan
%airan di ruan posterior atau lensa yan meneras karena usia tua&
)e#ala yan timbul dari penutupan yan tiba1tiba dan meninkatnya T0F!
dapat berupa nyeri mata yan berat! penlihatan yan kabur dan terlihat
hal& Penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil! bila tidak seera
ditanani akan ter#adi kebutaan dan nyeri hebat&
2& )lau%oma sekunder
(apat ter#adi dari peradanan mata! perubahan pembuluh darah dan
trauma& (apat mirip denan sudut terbuka atau tertutup terantun pada
penyebab perubahan lensa *
Kelainan u2ea
Trauma
'edah
3& lau%oma %onenital
primer atau infantile
menyertai kelainan %onenital lainnya
8& )lau%oma absolute
:erupakan stadium akhir lau%oma .sempit@terbuka/ dimana sudah
ter#adi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberika anuan
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
funsi lan#ut& Pada lau%oma absolute kornea terlihat keruh! bilik mata
dankal! papil atrof denan eks2asi laukomatosa! mata keras seperti
batu dan denan rasa sakit& Serin mata denan buta ini menakibatkan
penyumbatan pembuluh darah sehina menimbulkan penyulit berupa
neo2askulisasi pada iris! keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat
timbulnya lau%oma hemoraik&
Penobatan lau%oma absolute dapat denan memberikan sinar beta
pada badan siliar! al%ohol retrobulber atau melakukan penankatan bola
mata karena mata telah tidak berfunsi dan memberikan rasa sakit&
KEAATITIS
<e2nisi
Keratitis sendiri diartikan sebaai peradanan pada kornea yan ditandai
denan adanya infltrasi sel radan dan edema kornea pada lapisan kornea
manapun yan dapat bersifat akut atau kronis yan disebabkan oleh
berbaai faktor antara lain bakteri! #amur! 2irus atau karena aleri&
Epidemio"ogi
Arekuensi keratitis di 5merika Serikat sebesar +H di antara seluruh kasus
kelainan mata& (i neara1neara berkemban insidensi keratitis berkisar
antara +!G120!7 per 100&000 oran tiap tahun& 0nsidensi keratitis pada tahun
1GG3 adalah +!3 per 100&000 penduduk di 0ndonesia! perbandinan laki1laki
dan perempuan tidak beitu bermakna pada anka ke#adian keratitis&
Sedankan predisposisi ter#adinya keratitis antara lain ter#adi karena trauma!
pemakaian lensa kontak dan pera$atan lensa kontak yan buruk!
penunaan lensa kontak yan berlebihan! >erpes enital atau infeksi 2irus
lain! kekebalan tubuh yan menurun karena penyakit lain! serta hiienis dan
nutrisi yan tidak baik! dan kadan1kadan tidak diketahui penyebabnya&
1ato2sio"ogi
Epitel adalah sa$ar yan efsien terhadap masuknya mikrooranisme
kedalam kornea& Camun sekali kornea menalami %edera! stroma yan
a2askuler dan membrane 'o$man mudah terinfeksi oleh berbaai ma%am
mikrooranisme seperti amoeba! bakteri dan #amur& Streptococcus
pneumonia .pneumokokus/ adalah bakteri pathoen kornea se#ati, pathoen
lain memerlukan inokulum yan berat atau hospes yan lemah .misalnya
pada pasien yan menalami defsiensi imun/ aar dapat menimbulkan
infeksi&
Moraxella liquefaciens! yan terutama terdapat pada peminum alkohol
.sebaai akibat kehabisan piridoksin/! adalah %ontoh bakteri oportunistik dan
dalam beberapa tahun belakanan ini se#umlah bakteri oportunis kornea
baru ditemukan& (iantaranya adalah Serratia marcescens! kompleks
Mycobacterium fortuitum-chelonei! Streptococcus viridians, Staphylococcus
epedermidis! dan berbaai oranisme %oliform dan Proteus! selain 2irus dan
#amur&
Kornea adalah struktur yan a2askuler oleh sebab itu pertahanan pada
$aktu peradanan! tidak dapat seera ditanani seperti pada #arinan
lainnya yan banyak menandun 2askularisasi& Sel1sel di stroma kornea
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
pertama1tama akan beker#a sebaai makrofa! baru kemudian disusul
denan dilatasi pembuluh darah yan ada di limbus dan tampak sebaai
in#eksi pada kornea& Sesudah itu ter#adilah infltrasi dari sel1sel lekosit! sel1sel
polimorfonuklear! sel plasma yan menakibatkan timbulnya infltrat! yan
tampak sebaai ber%ak kelabu! keruh dan permukaan kornea men#adi tidak
li%in&
Epitel kornea dapat rusak sampai timbul ulkus& 5danya ulkus ini dapat
dibuktikan denan pemeriksaan 3uoresin sebaai daerah yan ber$arna
kehi#auan pada kornea& 'ila tukak pada kornea tidak dalam denan
penobatan yan baik dapat sembuh tanpa meninakan #arinan parut!
namun apabila tukak dalam apalai sampai ter#adi perforasi penyembuhan
akan disertai denan terbentuknya #arinan parut& :ediator in3amasi yan
dilepaskan pada peradanan kornea #ua dapat sampai ke iris dan badan
siliar menimbulkan peradanan pada iris& Peradanan pada iris dapat dilihat
berupa kekeruhan di bilik mata depan& Kadan1kadan dapat terbentuk
hipopion&
K"asi2kasi Keratitis
Pembaian keratitis ada berma%am1ma%am *
1& :enurut kausanya
a& 'akteri
'anyak ulkus kornea bakteri mirip satu sama lain& Strepto%o%%us pneumonia
merupakan penyebab ulkus kornea bakteri di banyak baian dunia&
Penyebab lainnya yaitu Pseudomonas aeruginosa, Moraxella liquefaciens,
Streptococcus beta-hemolyticus, Staphylococcus aureus, Mycobacterium
fortuitum! S. epidermidis. Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
infuena, !eiseria sp! "orynebacterium dhiptheriae, #. aegyptus dan $isteria
merupakan aen berbahaya oleh karena dapat berpenetrasi ke dalam epitel
kornea yan intak&

Karakteritik klinik ulkus kornea oleh karena bakteri sulit
untuk menentukan #enis bakteri sebaai penyebabnya! $alaupun demikian
sekret yan ber$arna kehi#auan dan bersifat mukopurulen khas untuk infeksi
oleh karena P. aerogenosa. Kebanyakan ulkus kornea terletak di sentral!
namun beberapa ter#adi di perifer&
1!3!8!6
:eskipun a$alnya superfsial! ulkus ini dapat menenai seluruh kornea
terutama #enis P.aeroginosa& 'atas yan ma#u menun#ukkan ulserasi aktif
dan infltrasi! sementara batas yan ditinalkan mulai sembuh& 'iasanya
kokus ram positif! Staphylococcus aureus, S. %pidermidis, Streptococcus
pneumonia akan memberikan ambaran tukak yan terbatas! berbentuk
bulat atau lon#on! ber$arna putih abu I abu pada anak tukak yan
supuratif! daerah kornea yan tidak terkena akan tetap ber$arna #ernih dan
tidak terlihat infltrasi sel radan& 'ila tukak disebabkan oleh P. &eroginosa
makan tukak akan terlihat melebar se%ara %epat! bahan purulent ber$arna
kunin hi#au terlihat melekat pada permukaan tukak&
0nfeksi bakteri umumnya kondisi yan menan%am penlihatan& Se%ara klinis
onset nyerinya sanat %epat disertai denan in#eksio kon#unti2a! fotofobia
dan penurunan 2isus pada pasien denan ulkus kornea bakterial! in3amasi
endotel! tanda reaksi bilik mata depan! dan hipopion serin ada& Penyebab
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
infeksi tumbuh lambat! oranisme seperti my%obakteria atau bakteri
anaerob infltratnya tidak bersifat supuratif dan lapisan epitel utuh&
Penunaan kortikosteroid! kontak lensa! raf kornea yan telah terinfeksi
kesemuanya merupakan predisposisi ter#adinya infeksi bakterial&
1!J
b& "irus
Kelainan mata akibat infeksi herpes simpleks dapat bersifat primer dan
kambuhan& 0nfeksi primer ditandai oleh adanya demam! malaise!
limfadenopati preaurikuler! kon#unti2itis folikutans! bleparitis! dan 2@3 kasus
ter#adi keratitis epitelial& Kira1kira G81GGH kasus bersifat unilateral! $alaupun
pada 80H atau lebih dapat ter#adi bilateral khususnya pada pasien1pasien
atopik& 0nfeksi primer dapat ter#adi pada setiap umur! tetapi biasanya antara
umur 6 bulan1+ tahun atau 1612+ tahun& Keratitis herpes simpleks didominasi
oleh kelompok laki1laki pada umur 80 tahun ke atas&
)e#ala1e#ala subyektif keratitis epitelial meliputi* fotofobia! in#eksi
perikornea! dan penlihatan kabur& 'erat rinannya e#ala1e#ala iritasi tidak
sebandin denan luasnya lesi epitel! berhubun adanya hipestesi atau
insensibilitas kornea& (alam hal ini harus di$aspadai terhadap keratitis lain
yan #ua disertai hipestesi kornea! misalnya pada* herpes Koster oftalmikus&
%& 4amur
Keratitis funi banyak di#umpai pada para peker#a pertanian! sekaran makin
banyak di#umpai diantara penduduk perkotaan! denan dipakainya obat
kortikosteroid dalam penobatan mata& Sebelum era kortikosteroid! ulkus
kornea funi hanya timbul bila stroma kornea kemasukan sanat banyak
oranisme! suatu peristi$a yan masih munkin timbul di daerah pertanian&
:ata yan belum terpenaruhi kortikosteroid masih dapat menatasi
oranism sedikit1sedikit! seperti yan ter#adi pada laKimnya penduduk
perkotaan&
Pada ulkus funi terdapat infltrat kelabu! serin denan hipopion!
peradanan nyata pada bola mata! ulserasi superfsial dan lesi1lesi satelit
.umumnya infltrat di tempat1tempat yan #auh dari daerah utama ulserasi/&
9esi utama dan serin #ua lesi satelit merupakan lesi endotel denan tepian
tidak teratur di ba$ah lesi kornea utama! disertai reaksi kamera anterior
yan hebat dan ab%ess kornea&
d& 5leri
e& (efsiensi 2itamin
'iasanya lesi berupa ulkus terletak dipusat dan bilateral ber$arna kelabu
dan indolen! disertai kehilanan kilau kornea di daerah sekitarnya& Kornea
melunak dan serin ter#adi perforasi&
f& Kerusakan C&" .ner2us trieminus/
4ika ner2us yan mempersaraf kornea terputus karena trauma! tindakan
bedah peradanan atau karena sebab apapun! kornea akan kehilanan
kepekaannya yan merupakan salah satu pertahanan terhadap infeksi yaitu
re3eL berkedip& Pada tahap a$al ulkus neurotropik pada pemeriksaan
3uores%ein akan menhasilkan daerah1daerah denan berupa berupa ber%ak
terbuka&
& 0diopatik
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
2& :enurut tempatnya
a& Keratitis epithelial
Epitel kornea terlibat pada kebanyakan #enis kon#unti2itis dan keratitis serta
pada kasus1kasus tertentu merupakan satu1satunya #arinan yan terlibat
.misalnya* pada keratitis pun%tata superf%ialis/& Perubahan pada epitel
sanat ber2ariasi! dari edema biasa dan 2akuolasi sampai erosi ke%il1ke%il!
pembentukan flament! keratinisasi partial dan lain1lain& 9esi1lesi ini #ua
ber2ariasi pada lokasinya di kornea& Semua 2ariasi ini mempunyai makna
dianostik yan pentin&
b& Keratitis subepitelial
9esi1lesi ini serin ter#adi karena keratitis epithelial .misal infltrat subepitelial
pada keratokon#unti2itis epidemika! yan disebabkan adeno2irus J dan 1G/&
Dmunya lesi ini dapat diamati denan mata telan#an namun dapat #ua
dikenali pada pemeriksaan biomikroskopik terhadap keratitis epitelial&
%& Keratitis stroma
6espons stroma kornea terhadap penyakit termasuk infltrasi! yan
menun#ukkan akumulasi sel1sel radan, edema mun%ul sebaai penebalan
kornea! penkeruhan! atau parut, penipisan dan perlunakan yan dapat
berakibat perforasi, dan 2askularisasi&
d& Keratitis endothelial
(isfunsi endothelium kornea akan berakibat edema kornea! yan mula1
mula menenai stroma dan kemudian epitel& 0ni berbeda dari edema yan
disebabkan oleh peninkatan T0F! yan mulai pada epitel kemudian pada
stroma& Selama kornea tidak terlalu sembab! serin masih dapat terlihat
kelainan endotel kornea melalui slit1lamp& Sel1sel radan pada endotel
.endapan keratik atau KPs/ tidak selalu menandakan adanya penyakit
endotel karena sel radan #ua merupakan manifestasi dari u2eitis anterior&
3& :enurut prof& 0 Salim
a& Keratitis superf%ial nonul%eratif
7ontoh *
Keratitis puntata superf%ial
Keratitis numularis dari (immer
Keratitis disiformis dari Bestholf
Keratokon#unti2itis epidemika
b& Keratitis superf%ial ul%erati2e
7ontoh *
Keratitis puntata superf%ial ul%eratif
Keratitis 3ikten
Keratitis herpetika
Keratitis sika
6osasea keratitis
%& Keratitis profunda nonul%eratif
7ontoh *
Keratitis interstisial
Keratitis pustuliformis profunda
Keratitis disiformis
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
Keratitis sklerotikum
d& Keratitis profunda ul%erati2e
7ontoh *
Keratitis et laoftalmus
Keratitis neuroplastik
Meroftalmia
Trakoma denan infeksi sekunder
)onore
Dlkus serpens akut
Dlkus serpens kronik
Dlkus ateromatosis
<iagnosis
(ianosis diteakkan berdasarkan hasil anamnesis! e#ala klinik dan hasil
pemeriksaan mata& (ari hasil anamnesis serin diunkapkan ri$ayat trauma!
adnya ri$ayat penyakit kornea! misalnya pada keratitis herpeti% akibat
infeksi herpes simpleks serin kambuh! namun erosi yan kambuh sanat
sakit dan keratitis herpeti% tidak! penyakit1penyakit ini dapat dibedakan dari
e#alanya& 5namnesis menenai pemakaian obat lokal oleh pasien! karena
munkin telah memakai kortikosteroid! yan dapat merupakan predisposisi
bai penyakit bakteri! funi! atau 2irus terutama keratitis herpes simpleks&
4ua munkin ter#adi imunosupresi akibat penyakit1penyakit sistemik! seperti
diabetes! 50(S! dan penyakit anas! selain oleh terapi imunosupresi khusus&
Pasien denan keratitis biasanya datan denan keluhan iritasi rinan!
adanya sensasi benda asin! mata merah! mata berair! penlihatan yan
sedikit kabur! dan silau .fotofobia/ serta sulit membuka mata
.blepharospasme/&
Penderita akan meneluh sakit pada mata karena kornea memiliki banyak
serabut nyeri! sehina amat sensitif& Kebanyakan lesi kornea superfsialis
maupun yan sudah dalam menimbulkan rasa sakit dan fotofobia& 6asa
sakit diperberat oleh kuman kornea beresekan denan palpebra& Karena
kornea berfunsi sebaai media untuk refraksi sinar dan merupakan media
pembiasan terhadap sinar yan masuk ke mata maka lesi pada kornea
umumnya akan menaburkan penlihatan terutama apabila lesi terletak
sentral pada kornea&
Aotofobia yan ter#adi biasanya terutama disebabkan oleh kontraksi iris yan
meradan& (ilatasi pembuluh darah iris adalah fenomena re3eks yan
disebabkan iritasi pada u#un serabut saraf pada kornea& Pasien biasanya
#ua berair mata namun tidak disertai denan pembentukan kotoran mata
yan banyak ke%uali pada ulkus kornea yan purulen&
2!3!8
(alam mene2aluasi peradanan kornea pentin untuk membedakan
apakah tanda yan kita temukan merupakan proses yan masih aktif atau
merupakan kerusakan dari struktur kornea hasil dari proses di $aktu yan
lampau& Se#umlah tanda dan pemeriksaan sanat membantu dalam
mendianosis dan menentukan penyebab dari suatu peradanan kornea
seperti* pemeriksaan sensasi kornea! lokasi dan morfoloi kelainan!
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
pe$arnaan denan 3uoresin! neo2askularisasi! dera#at defek pada epithel!
lokasi dari infltrat pada kornea! edema kornea! keratik presipitat! dan
keadaan di bilik mata depan& Tanda1tanda yan ditemukan ini #ua beruna
dalam mena$asi perkembanan penyakit dan respon terhadap
penobatan&
6
Pemeriksaan dianosis yan biasa dilakukan adalah *
1& Keta#aman penlihatan
2& Tes refraksi
3& Pemeriksaan slit1lamp .biomikroskop/! pentin untuk pemeriksaan kornea
denan benar, #ika tidak tersedia! dapat dipakai ka%a pembesar dan
pen%ahayaan yan teran&
8& 6espons re3eL kornea
+& )oresan ulkus untuk analisis dan kultur
6& Pe$arnaan kornea denan Kat 3uoresensi! dapat memper#elas lesi epitel
superf%ial yan tidak munkin terlihat bila tidak dipulas
Karena kornea memiliki banyak serabut nyeri! kebanyakan lesi pada kornea
baik yan bersifat dankal atau superf%ial maupun dalam menimbulkan rasa
sakit dan fotofobia& 9esi pada kornea #ua mempunyai makna dianostik
yan pentin .Tabel&1/& 9esi puntata pada kornea dapat dimana sa#a tapi
biasanya pada daerah sentral& (aerah lesi biasanya menini dan berisi titik1
titik abu1abu yan ke%il& Keratitis epitelial sekunder terhadap
blefarokon#unti2itis staflokokus dapat dibedakan dari keratitis puntata
superfsial karena menenai sepertia kornea baian ba$ah& Keratitis
epitelial pada trakoma dapat disinkirkan karena lokasinya dibaian
sepertia kornea baian atas dan ada pannus& 'anyak diantara keratitis yan
menenai kornea baian superfsial bersifat unilateral atau dapat
disinkirkan berdasarkan ri$ayatnya&
3
'erikut ini adalah #enis keratitis dan bentuknya*
Co& 4enis keratitis 'entuk keratitis
1& Keratitis staflokok Erosi ke%il1ke%il terputus 3uores%in,
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
terutama sepertia ba$ah kornea
2& Keratitis herpetik Khas dendritik .kadan1kadan bulat
atau lon#on/ denan edema dan
deenerasi
3& Keratitis 2ari%ella1
Koster
9ebih difus dari lesi >SK, kadan1
kadan linear .pseudosendrit/
8& Keratitis
adeno2irus
Erosi ke%il1ke%il terpulas 3uore%ein,
difus namun palin men%olok di
daerah pupil
+& Keratitis sindrom
S#oren
Epitel rusak dan erosi ke%il1ke%il!
pleomorfk! terpulas 3uores%ein,
flament epithelial dan mukosa khas,
terutama belahan ba$ah kornea
6& Keratitis terpapar
akibat laoftalmus
atau eksoftalmus
Erosi ke%il1ke%il tidak teratur!
terpulas 3uores%ein, terutama di
belahan ba$ah kornea
7& Keratokon#untu2i
tis 2ernal
9esi mirip1sinsisium! yan keruh dan
berber%ak1ber%ak kelabu! palin
men%olok di daerah pupil atas&
Kadan1kadan membentuk ber%ak
epithelium opak
J& Keratitis trofk1
sekuele >S! >N
dan destruksi
anlion aseri
Edema epitel berber%ak1ber%ak, difus
namun terutama di fssure
palpebrae! pukul G13
G& Keratitis karena
obat1terutama
antibiotika
spe%trum luas
Erosi ke%il1ke%il terpulas 3uores%ein
denan edema seluler berbintik1
bintik, linkaran epitel
10& Keratitis
superf%ial
pun%tata .SPK/
Ao%us sel1sel epithelial sembab! bulat
atau lon#on, menimbul bila penyakit
aktif
11& Keratokon#unti2iti
s limbi% superior
Erosi ke%il1ke%il terpulas 3uores%ein
di sepertia atas kornea, flament
selama eksaserbasi, hiperemi bulbar!
limbus berkeratin menebal!
mikropanus
12& Keratitis rubeola!
rubella dan
parotitis
epidemika
9esi tipe 2irus seperti pada SPK, di
daerah pupil
13& Tra%homa Erosi epitel ke%il1ke%il terpulas
3uores%ein pada sepertia atas
kornea
18& Keratitis defsiensi Kekeruhan berbintik kelabu sel1sel
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
2itamin 5 epitel akibat keratinisasi partial,
berhubunan denan bintik1bintik
bitot
1enata"aksanaan
Tu#uan penatalaksanaan keratitis adalah meneradikasi penyebab keratitis!
menekan reaksi peradanan sehina tidak memperberat destruksi pada
kornea! memper%epat penyembuhan defek epitel! menatasi komplikasi!
serta memperbaiki keta#aman penlihatan& 5da beberapa hal yan perlu
dinilai dalam mene2aluasi keadaan klinis keratitis meliputi* rasa sakit!
fotofobia! lakrimasi! rasa menan#al! ukuran ulkus dan luasnya infltrat&
Sebaian besar para pakar menan#urkan melakukan debridement
sebelumnya& 'ebridement epitel kornea selain berperan untuk penambilan
spesimen dianostik! #ua untuk menhilankan sa$ar epitelial sehina
obat lebih mudah menembus& (alam hal ini #ua untuk menurani
subepithelial (ghost( opacity yan serin menikuti keratitis dendritik&
(iharapkan debridement #ua mampu menurani kandunan 2irus
epithelial #ika penyebabnya 2irus! konsekuensinya reaksi radan akan %epat
berkuran&
Penatalaksanaan pada ketratitis pada prinsipnya adalah diberikan sesuai
denan etioloi& Dntuk 2irus dapat diberikan idoLuridine! tri3uridin atau
a%y%lo2ir& Dntuk bakteri ram positif pilihan pertama adalah %afaKolin!
penisilin ) atau 2an%omisin dan bakteri ram neatif dapat diberikan
tobramisin! entamisin atau polimiLin '& Pemberian antibiotik #ua
diindikasikan #ika terdapat se%ret mukopurulen! menun#ukkan adanya infeksi
%ampuran denan bakteri& Dntuk #amur pilihan terapi yaitu* natamisin!
amfoterisin atau 3u%onaKol& Selain itu obat yan dapat membantu epitelisasi
dapat diberikan&
3
Camun selain terapi berdasarkan etioloi! pada keratitis ini sebaiknya #ua
diberikan terapi simptomatisnya aar dapat memberikan rasa nyaman dan
menatasi keluhan1keluhan pasien& Pasien dapat diberi air mata buatan!
siklopleik dan kortikosteroid& Pemberian air mata buatan yan menandun
metilselulosa dan elatin yan dipakai sebaai pelumas oftalmik!
meninkatkan 2iskositas! dan memperpan#an $aktu kontak kornea denan
linkunan luar& Pemberian tetes kortikosteroid pada KPS ini bertu#uan untuk
memper%epat penyembuhan dan men%eah terbentuknya #arinan parut
pada kornea! dan #ua menhilankan keluhan sub#ektif seperti fotobia
namun pada umumnya pada pemeberian steroid dapat menyebabkan
kekambuhan karena steroid #ua dapat memperpan#an infeksi dari 2irus #ika
meman etioloi dari keratitis tersebut adalah 2irus&
Camun pemberian kortikosteroid topikal pada keratitis ini harus terus dia$asi
dan terkontrol karena pemakaian kortikosteroid untuk $aktu lama dapat
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
memperpan#an per#alanan penyakit hina bertahun1tahun dan berakibat
timbulnya katarak dan laukoma terinduksi steroid! menambah
kemunkinan infeksi #amur! menambah berat radan akibat infeksi bakteri
#ua steroid ini dapat menyembunyikan e#ala penyakit lain& Penunaan
kortikosteroid pada keratitis menurut beberapa #urnal dapat dipertimbankan
untuk dianti denan CS50(& (ari penelitian1penelitian tersebut telah
menun#ukan bah$a CS50( dapat menurani keluhan sub#ektif pasien dan
#ua menatasi peradanannya seperti halnya kortikostroid namun lebih
aman dari steroid itu sendiri karena tidak akan menyebabkan katarak
ataupun laukoma yan terinduksi steroid&
9ensa kontak sebaai terapi telah dipakai untuk menendalikan e#ala!
supaya dapat melinduni lapisan kornea pada $aktu kornea beresekan
denan palpebra! khususnya pada kasus yan menanu& Pemberian
siklopeik menakibatkan lumpuhnya otot sfnter iris sehina ter#adi
dilatasi pupil dan menakibatkan paralisis otot siliar sehina melemahkan
akomodasi& Terdapat beberapa obat siklopleia yaitu atropin! homatropin!
dan tropikamida&
Camun atropin .0!+H12H/ merupakan siklopleik yan sanat kuat dan #ua
bersifat midriatik sehina biasanya tidak di#adikan pilihan terapi pada
keratitis tertentu misalnya KPS& Efek maksimal atropin di%apai setelah 30180
menit dan bila telah ter#adi kelumpuhan otot akomodasi maka akan normal
kembali dalam 2 minu setelah obat dihentikan& 5tropin #ua memberikan
efek sampin nadi %epat! demam! merah! dan mulut kerin& >omatropin
.2H1+H/ efeknya hilan lebih %epat dibandin denan atropin! efek
maksimal di%apai dalam 201G0 menit dan akomodasi normal kembali setelah
28 #am hina 3 hari& Sedankan trokamida .0!+H11H/ memberikan efek
setelah 1+120 menit! denan efek maksimal di%apai setelah 20130 menit dan
hilan setelah 316 #am& Fbat ini serin dipakai untuk melebarkan pupil pada
pemeriksaan fundus okuli&
Pada keratitis yan telah menalami penipisan stroma dapat ditambahkan
lem cyanoacrylate untuk menhentikan luluhnya stroma& 'ila tindakan
tersebut aal! harus dilakukan 3ap kon#unti2a, bahkan bila perlu dilakukan
keratoplasti& Alap kon#unti2a hanya dian#urkan bila masih ada sisa stroma
kornea! bila sudah ter#adi des%emeto%ele 3ap kon#unti2a tidak perlu, tetapi
dian#urkan denan keratoplastik lamellar&
Selain terapi medikamentosa sebaiknya diberikan pula edukasi pada pasien
keratitis& Pasien diberikan penertian bah$a penyakit ini dapat berlansun
kronik dan #ua dapat ter#adi kekambuhan& Pasien #ua sebaiknya dian#urkan
aar tidak terlaru serin terpapar sinar matahari ataupun debu karena
keratitis ini dapat #ua ter#adi pada kon#unti2itis 2ernal yan biasanya
ter%etus karena paparan sinar matahari! udara panas! dan debu! terutama
#ika pasien tersebut meman telah memiliki ri$ayat atopi sebelumnya&
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
Pasien pun harus dilaran menu%ek matanya karena dapat memperberat
lesi yan telah ada&
Pada keratitis denan etioloi bakteri! 2irus! maupun #amur sebaiknya kita
menyarankan pasien untuk men%eah transmisi penyakitnya denan
men#aa kebersihan diri denan men%u%i tanan! membersihkan lap atau
handuk! sapu tanan! dan tissue&
1
1rognosis
Pronosis -uo ad 2itam pada pasien keratitis adalah bonam& Sedankan
pronosis funsionam pada keratitis sanat terantun pada #enis keratitis
itu sendiri& 4ika lesi pada keratitis superf%ial berlan#ut hina men#adi ulkus
kornea dan #ika lesi pada keratitis tersebut telah melebihi dari epitel dan
membran bo$man maka pronosis funsionam akan semakin buruk& >al ini
biasanya ter#adi #ika penobatan yan diberikan sebelumnya kuran
adek$at! kurannya kepatuhan pasien dalam men#alankan terapi yan
sudah dian#urkan! terdapat penyakit sistemik lain yan dapat menhambat
proses penyembuhan seperti pada pasien diabetes mellitus! ataupun dapat
#ua karena mata pasien tersebut masih terpapar se%ara berlebihan oleh
linkunan luar! misalnya karena sinar matahari ataupun debu&
Pemberian kortikosteroid topikal untuk $aktu lama dapat memperpan#an
per#alanan penyakit hina bertahun1tahun serta dapat pula menakibatkan
timbulnya katarak dan laukoma yan diinduksi oleh steroid&
B4EITIS
<EFINISI
D2eitis adalah in3amasi traktus u2ea .iris!korpus siliaris!dan koroid/
denan berbaai penyebabnya&Struktur yan berdekatan denan #arinan
u2ea yan menalami in3amasi biasanya #ua ikut menalami in3amasi&
ETI>?>)I
D2eitis anterior merupakan peradanan iris dan badan siliar yan dapat
ber#alan akut maupun kronis& Penyebab dari iritis tidak dapat diketahui
denan melihat ambaran klinisnya sa#a& 0ritis dan iridisiklitis dapat
merupakan suatu manifestasi klinik reaksi imunoloik terlambat! dini atau
sel mediated terhadap #arinan u2ea anterior& D2eitis anterior dapat
disebabkan oleh anuan sistemik di tempat lain! yan se%ara
hematoen dapat men#alar ke mata atau timbul reaksi aleri mata&
+
Penyebab u2eitis anterior diantaranya yaitu* idiopatik, penyakit sistemik
yan berhubunan denan >951'27 seperti, ankylosin spondilitis!
sindrom 6eiter! penyakit %rohnOs! Psoriasis! herpes Koster@ herpes
simpleks! siflis! penyakit lyme! infammatory bo)el disease* +uvenile
idiopathic arthritis, Sar%oidosis! trauma dan infeksi&
1!3! 8!+!6
1AT>FISI>?>)I
Peradanan u2ea biasanya unilateral! dapat disebabkan oleh defek
lansun suatu infeksi atau merupakan fenomena aleri& 0nfeksi pioenik
biasanya menikuti suatu trauma tembus okuli, $alaupun kadan1kadan
dapat #ua ter#adi sebaai reaksi terhadap Kat toksik yan diproduksi
mikroba yan meninfeksi #arinan tubuh di luar mata& D2eitis yan
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
berhubunan denan mekanisme aleri merupakan reaksi
hipersensitiftas terhadap antien dari luar .antigen e,sogen/ atau
antien dari dalam badan .antigen endogen/&(alam banyak hal antien
luar berasal dari mikroba yan infeksius &Sehubunan denan hal ini
peradanan u2ea ter#adi lama setelah proses infeksinya yaitu setelah
mun%ulnya mekanisme hipersensiti2itas&
2!J
6adan iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya -lood &queous
-arrrier sehina ter#adi peninkatan protein! fbrin dan sel1sel radan
dalam humor akuos yan tampak pada slitlamp sebaai berkas sinar yan
disebuit fer .aqueous fare/& Aibrin dimaksudkan untuk menhambat
erakan kuman! akan tetapi #ustru menakibatkan perlekatan1perlekatan!
misalnya perlekatan iris pada permukaan lensa .sinekia posterior/&
2!J
)ambar 3& D2ea
Sel1sel radan yan terdiri dari limfosit! makrofa! sel plasma dapat
membentuk presipitat keratik yaitu sel1sel radan yan menempel pada
permukaan endotel kornea& 5kumulasi sel1sel radan dapat pula ter#adi
pada tepi pupil disebut ,oeppe nodules! bila dipermukaan iris disebut
busacca nodules! yan bisa ditemukan #ua pada permukaan lensa dan
sudut bilik mata depan& Pada iridosiklitis yan berat sel radan dapat
sedemikian banyak sehina menimbulkan hipopion&
2!J
Ftot sfnter pupil mendapat ransanan karena radan! dan pupil akan
miosis dan denan adanya timbunan fbrin serta sel1sel radan dapat
ter#adi seklusio maupun oklusio pupil! sehina %airan di dalam kamera
okuli posterior tidak dapat menalir sama sekali menakibatkan tekanan
dalam dalam %amera okuli posterior lebih besar dari tekanan dalam
%amera okuli anterior sehina iris tampak menelembun kedepan
yan disebut iris bombe .-ombans/&
2!J
)anuan pada humor akuos ter#adi akibat hipofunsi badan siliar
menyebabkan tekanan bola mata turun& 5danya eksudat protein! fbrin
dan sel1sel radan dapat berkumpul di sudut %amera okuli anterior
sehina ter#adi penutupan kanal s%hlemm sehina ter#adi lukoma
sekunder&Pada fase akut ter#adi lau%oma sekunder karena umpalan I
umpalan pada sudut bilik depan!sedan pada fase lan#ut lau%oma
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
sekunder ter#adi karena adanya seklusio pupil&Caik turunnya bola mata
disebutkan pula sebaai peran asetilkolin dan prostalandin&
2!J
K?ASIFIKASI B4EITIS ANTEAI>A
'erdasarkan patoloi dapat dibedakan 2 #enis u2eitis anterior! yaitu
ranulomatosa dan non ranulomatosa& Pada #enis non ranulomatosa
umumnya tidak dapat ditemukan oranisme patoen dan karena
berespon baik terhadap terapi kortokosteroid didua peradanan ini
sema%am fenomena hipersensiti2itas& D2eitis ini timbul terutama dibaian
anterior traktus yakni iris dan korpus siliaris& Terdapat reaksi radan
denan terlihatnya infltrasi sel1sel limfosit dan sel plasma dalam #umlah
%ukup banyak dan sedikit sel mononu%lear& Pada kasus berat dapat
terbentuk bekuan fbrin besar atau hipopion didalam kamera okuli
anterior&
Sedankan pada u2eitis ranulomatosa umumnya menikuti in2asi
mikroba aktif ke #arinan oleh oranisme penyebab .misal :y%oba%terium
tuber%ulosis atau ToLoplasma ondii/& :eskipun beitu patoen ini #aran
ditemukan dan dianosis etioloi pasti #aran diteakkan& D2eitis
ranulomatosa dapat menenai sembaran traktus u2ealis namun lebih
serin pada u2ea posterior& Terdapat kelompok nodular sel1sel epithelial
dan sel1sel raksasa yan dikelilini limfosit di daerah yan terkena&
(eposit radan pada permukaan posterior kornea terutama terdiri atas
makrofa dan sel epiteloid& (ianosis etioloi spesifk dapat diteakkan
se%ara histoloik pada mata yan dikeluarkan denan menemukan kista
toLoplasma! basil tahan asam tuber%ulosis! spiro%heta pada siflis!
tampilan ranuloma khas pada sar%oidosis atau oftalmia simpatika dan
beberapa penyebab spesifk lainnya&
1erbedaan %;eitis gran%"omatosa dan non gran%"omatosa
Non
gran%"omatosa
)ran%"omatosa
>nset Ak%t Tersemb%nyi
Sakit Nyata Tidak ada ata% ringan
Foto8obia Nyata Aingan
1eng"i!atan
kab%r
Sedang Nyata
Mera!
sirk%mkornea"
Nyata Aingan
1erisipitat
keratik
1%ti! !a"%s Ke"ab% besar
1%pi" Keci" dan tak
terat%r
Keci" dan tak terat%r
.ber;ariasi/
Synec!ia
posterior
KadangCkadang KadangCkadang
Nod%" iris KadangCkadang KadangCkadang
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
Tempat B;ea anterior B;ea posterior dan
posterior
1er$a"anan Ak%t Mena!%n
Aek%rens Sering KadangCkadang
Sedankan berdasarkan $aktu u2eitis anterior dikatakan akut #ika ter#adi
kuran dari 6 minu!#ika in3amasi kambuh diikuti denan seranan
inisial disebut rekuren akut dan dikatakan sebaai kronik #ika lebih dari 6
minu&
MANIFESTASI K?INIS
Keluhan subyektif yan menyertai u2eitis anterior adalah nyeri ! terutama
di bulbus okuli! sakitnya spontan atau pada penekanan di daerah badan
siliar! sakit kepala di kenin yan men#alar ke temporal! fotofobia!
ber2ariasi dan dapat demikian hebat pada u2eitis anterior akut! lakrimasi
yan ter#adi biasanya sebandin denan dera#at fotofobia! anuan
2isus dan bersifat unilateral&
2
6i$ayat yan berhubunan denan u2eitis adalah usia! kelamin! suku
bansa pentin untuk di %atat karena dapat memberikan petun#uk ke arah
dianosis u2eitis tertentu& 6i$ayat pribadi tentan penderita! yan utama
adalah adanya he$an peliharaan seperti an#in dan ku%in! serta
kebiasaan memakan dain atau sayuran yan tidak dimasak termasuk
hamburer mentah& >ubunan seks diluar nikah untuk mendua
kemunkinan terinfeksi oleh ST( atau 50(S& Penunaan obat1obatan
untuk penyakit tertentu atau narkoba .intravenous drug induced/! serta
kemunkinan tertular penyakit infeksi menular .seperti Tb%/ dan
terdapatnya penyakit sistemik yan pernah diderita& 6i$ayat tentan
mata didapatkan apakah pernah terseran u2eitis sebelumnya atau
pernah menalami trauma tembus mata atau pembedahan&
2
Pada pemeriksaan fsik didapatkan 2isus umumnya normal atau
berkuran sedikit&! kon#unti2a bulbi! in#eksi kon#unti2a dan in#eksi siliar!
serta kornea keruh karena udem dan keratik presipitat& Keratik presipitat
merupakan kumpulan sel1sel yan menempel pada endotel kornea!
biasanya di baian ba$ah& Pada u2eitis non ranulomatosa! keratik
presipitat berukuran ke%il dan sedan ber$arna putih& Pada u2eitis
ranulomatosa! keratik presipitat besar1besar dan lon#on dan dapat
menyatu membentuk banunan yan lebih besar! sehina dapat
men%apai diameter 1mm& 5danya keratik presipitat di#umpai pada
keratou2eitis karena herpes simpleks dan sanat spesifk pada
Hetero,romi, .uch.
2!J
Tabe" 1 =erat ringannya Dare dan @e""s
Grade Flare Cells
0 tidak ada tidak ada
1; 3are tipis atau lemah +110 @lapan pandan
2; Alare tinkat sedan .0ris dan lensa se%ara 10120@lapan pandan
diteil masih tampak/
3; kekeruhan lebih berat .0ris dan lensa 201+0@lapan pandan
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
diselimuti kekeruhan
8; 3are snat berat .penumpalan fbrin pada P+0@lapanpandan
humur a-uos/
&dapted from Hogan MH, #imura S+, /hygeson P. Signs and symptoms of
uveitis0 1. &nterior uveitis. &m + 2phthalmol 3454*670389-:.
Pada kamera okuli anterior terdapat 3are! terlihat sebaai peninkatan
kekeruhan dalam humor akuos dalam 7F5! dapat terlihat denan
menunakan slitlamp atau lampu ke%il denan intensitas kuat denan
arah sinar yan ke%il sehina menimbulkan fenomena /yndal& Pada
u2eitis non ranulomatosa! reaksi 3are sanat menon#ol tapi reaksi sel
biasanya terdiri dari sel1sel ke%il dan #aran sel besar seperti monosit atau
sel raksasa& Sedankan pada u2eitis ranulomatosa! sel besar1besar dan
reaksi 3are biasanya sanat rinan&
2!J
Pada iris tampak suram! ambaran radier tak nyata! karena pembuluh
darah di iris melebar! sehina ambaran kripta tak nyata& Barna iris
dapat berubah! kelabu men#adi hi#au! %oklat men#adi $arna 9umpur&
Terdapat nodul iris! ditandai sebaai ben#olan di iris! bila pada tepi pupil
disebut nodul ,oeppe! bila pada permukaan depan iris disebut nodul
busacca& 5danya nodul1nodul tersebut merupakan pertanda uveitis
granulomatosa dan terdapat adanya sinekia posterior&
2!J
Tabe" 1embagian B;eitis Anterior secara k"inisE E
Ringan Sedang Berat
Keluhan rinan sampai
sedan
"5 20@20 to 20@30
Kemerahan
sirkumkornel
superf%ial
Tidak ada KPs .kerati%
presipitat/
1; %ells and 3are
tekanan intraokuler
berkuran Q 8 mm>
Keluhan sedan
sampai berat
"5 from 20@30 to
20@100
Kemerahan
sirkumkornel dalam
Tampak KPs
113; %ells and 3are
:ioti%! sluish pupil
Sinekia posterior
rinan
Ddem iris rinan
tekanan intraokuler
berkuran 316 mm >
5nterior 2irtreous
%ells
Keluhan sedan
sampai berat
"5 Q 20@100
Kemerahan
sirkumkornel dalam
Tampak KPs
318; %ells and 3are
pupil terfksir
Sinekia posterior
.fbrous/
Tidak tampak kripte
pada iris
tekanan intraokuler
meninkat
%ells anterior sedan
sampai berat
R ;eprinted )ith permission. "atania $+. Primary care of the anterior
segment,9nd ed. !or)al,, "/0 &ppleton < $ange, 34450:73.
Pada pupil ter#adi miosis! pinir tak teratur karena adanya sinekia
posterio atau seklusio pupil& Pupil dapat terisi membran yan ber$ana
keputiih1putihan yaitu oklusi pupil& Pada lensa terdapat u2eitis rekurens
yan dapat menimbulkan kekeruhan pada baian belakan lensa .katarak
kortikalis posterior/&
2!J
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
1EMEAIKSAAN 1ENBNFAN)
9aboratorium sanat dibutuhkan una mendapat sedikit ambaran
menenai penyebab u2eitis& Pada pemeriksaan darah! yaitu 'i=erential
count! eosinoflia * kemunkinan penyebab parasit atau aleri! "(69! AT5!
5utoimun marker .5C5! ;eumatoid factor! &ntidobble Stranded '!&/!
7al%ium! serum 57E le2el .sar%oidosis/! ToLoplasma seroloi dan seroloi
TF67> lainnya& Pemeriksaan urin berupa kalsium urin 28 #am
.sarcoidosis/ dan Kultur .bechet>s reitters/& Pemeriksaan 6adioloi! yaitu
Aoto thoraL .Tb%! Sarcoidosis, Histoplasmosis/! Aoto spinal dan sendi
sa%roiliaka .&n,ylosing spon?litis/! Aoto persendian lainya .;eumatoid
arthritis, @uvenile rheumatoid arthritis/ dan Aoto tenkorak! untuk melihat
adakah kalsifkasi %erebral .toxoplasmosis/
S,in /est! yaitu Mantoux test! untuk Tb%! Pathergy test! untuk -echet>s
disease akan ter#adi peninkatan sensi2itas kulit terhadap trauma #arum
pada pasien bila disuntikkan 0!1 ml saline intradermal dalam 1J128 #am
kemudian ter#adi reaksi pustulasi& Pemeriksaan1pemeriksaan tersebut
diperlukan untuk menetahui etioloi se%ara spesifk! bila di%uriai
adanya ke%uriaan penyakit sistemik! D2eitis rekuren! D2eitus bilateral!
D2eitis berat! D2eitis posterior dan Fnsetnya muda&
10!11
Tabe" *& An$%ran pemeriksaan Bnt%k mengeta!%i penyebab
sistemik %;eitis anterior
1enyaki
t yang
dic%r%g
a%
berdasa
rkan
ri-ayat
dan
pemerik
saan
2sik
3asi"
"aboratori
%m
1emeriksaan
radio"ogi
kons%"tasi 1emeriks
aan
"ainnya
5nkylosin

spondylit
is
ES6!.;/
>951'27
Sa%roilia% L1
rays
6heumatoloi
st
0n3amma
tory
bo$el
disease
.;/>951
'27
0nternist or
astroenterolo
ist
6eiterOs
syndrom
e
ES6!.;/
>951'27
4oint L1
rays
0nternist!
uroloist!
rheumatolois
t
7ultures,
%on#un%ti2
al!
urethral!
prostate
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
Psoriati%
arthritis
.;/>951
'27
6heumatoloi
st!
dermatoloist
>erpes (ianosis
klinis
(ermatoloist
'eh%etOs
disease
.;/>951
'27
0nternist or
6heumatoloi
st
'eh%etOs
skin
pun%ture
test
9yme
disease
E90S5 or
9yme
immuno3uores
%ent assay
0nternist!
rheumatolois
4u2enile
rheumat
oid
arthritis
ES6!
.;/5C5!
.1/6heuma
toid fa%tor
4oint L1 rays 6heumatoloi
st or
pediatri%tian
Sar%oido
sis
5niotensi
n
%on2ertin
enKyme
.57E/
7hest L1ray 0nternist
Syphilis .;/6P6 or
"(69
AT515'S or
:>51
TP
0nternist
Tuber%ulo
sis
7hest L1ray 0nternist Purifed
protein
deri2ati2e
.PP(/
skin test
&dapted from "ullen ;',"hang -,eds./he Aills eye
manual.Philadelphia0+-$ippincott,34460:56-5.
<IA)N>SIS =AN<IN)
K>M1?IKASI
Pada u2eitis anterior dapat ter#adi komplikasi berupa katarak! retinitis
proliferans! ablasi retina! lukoma sekunder yan dapat ter#adi pada
stadium dini dan stadium lan#ut! pada u2eitis anterior denan 2isus yan
sanat turun! sanat munkin disertai penyulit edema macula ,istoid.
7!J
1ENATA?AKSANAAN
Penatalaksanan yan utama untuk u2eitis terantun pada
keparahannnya dan baian oran yan terkena& 'aik penobatan topi%al
atau oral adalah ditu#uan untuk menurani peradanan&
12
Tu#uan dari
penobatan u2eitis anterior adalah memperbaiki visual acuity, meredakan
nyeri pada o%ular! menhilankan in3amasi o%ular atau menetahui asal
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
dari peradanannya! men%eah ter#adinya sinekia! dan menatur tekanan
intrao%ular&
13
Penobatan u2eitis anterior adalah tidak spesifk! pada umumnya
menunakan kortikosteroid topi%al dan cycloplegics agent& 5dakalanya
steroid atau nonsteroidal anti infammatory . CS50(s/ oral diperunakan&
Camun obat1obatan steroid dan imunosupresan lainnya mempunyai efek
sampin yan serius! seperti aal in#al! peninkatan kadar ula darah!
hipertensi, osteoporosis! dan alukoma! khususnya pada steroid dalam
bentuk pil&
13
Kortikosteroid
Kortikosteroid topikal adalah terapi a$al dan se%epatnya diberikan&
J
Tu#uan penunaan kortikosteroid untuk penobatan u2eitis anterior
adalah menurani peradanan! yaitu menurani produksi eksudat!
menstabilkan membran sel! menhambat penlepasan lysoKym oleh
ranulosit! dan menekan sirkulasi limposit&
G

Efek terapeutik kortikosteroid topikal pada mata dipenaruhi oleh sifat
kornea sebaai sa$ar terhadap penetrasi obat topikal ke dalam mata!
sehina daya tembus obat topikal akan terantun pada konsentrasi dan
frekuensi pemberian! #enis kortikosteroid! #enis pelarut yan dipakai!
bentuk larutan&
1+
Konsentrasi dan frekuensi pemberian! makin tini konsentrasi obat dan
makin serin frekuensi pemakaiannya! maka makin tini pula efek
antiin3amasinya& Peradanan pada kornea baian dalam dan u2eitis
diberikan preparat deLametason! betametason dan prednisolon karena
penetrasi intra okular baik! sedankan preparat medryson! 3uorometolon
dan hidrokortison hanya dipakai pada peradanan pada palpebra!
kon#unti2a dan kornea superfsial&
1+
Kornea terdiri dari 3 lapisan yan berperan pada penetrasi obat topikal
mata yaitu! epitel yan terdiri dari + lapis sel! stroma! endotel yan terdiri
dari selapis sel& 9apisan epitel dan endotel lebih mudah ditembus oleh
obat yan mudah larut dalam lemak sedankan stroma akan lebih mudah
ditembus oleh obat yan larut dalam air& :aka se%ara ideal obat denan
daya tembus kornea yan baik harus dapat larut dalam lemak maupun air
BbiphasicC. Fbat1obat kortikosteroid topikal dalam larutan alkohol dan
asetat bersifat biphasic.
1+
Kortikosteroid tetes mata dapat berbentuk solutio dan suspensi&
Keuntunan bentuk suspensi adalah penetrasi intra okular lebih baik
daripada bentuk solutio karena bersifat biphasic, tapi keruiannya bentuk
suspensi ini memerlukan peno%okan terlebih dahulu sebelum dipakai&
Pemakaian steroid tetes mata akan menakibatkan komplikasi seperti*
)laukoma! katarak! penebalan kornea! akti2asi infeksi! midriasis pupil!
pseudoptosis dan lain1lain&
1+
'eberapa kortikosteroid topikal yan tersedia adalah prednisolon a%etate
0!12+H dan 1H! prednisolone sodium phospat 0!12+H ! 0!+H! dan 1H!
deksamentason al%ohol 0!1H! deksamethasone sodium phospat 0!1H!
3uoromethasone 0!1H dan 0!2+H! dan medrysone 1H&
12
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
Cycloplegics dan mydriatics
Semua agent cycloplegic adalah cholinergic antagonist yan beker#a
memblokade neurotransmitter pada baian reseptor dari sphincter iris
dan otot %iliaris& 7y%loplei% mempunyai tia tu#uan dalam penobatan
u2eitis anterior! yaitu untuk menurani nyeri denan memobilisasi iris!
men%eah ter#adinya perlenketan iris denan lensa anterior . sinekia
posterior /! yan akan menarahkan ter#adinya iris bombe dan
peninkatan tekanan intrao%ular! menstabilkan blood-aqueous barrier dan
men%eah ter#adinya protein lea,age BfareC yan lebih #auh& &gent
cycloplegics yan biasa diperunakan adalah atropine 0!+H! 1H! 2H!
homatropine 2H! +H! S%opolamine 0!2+H! dan %y%lopentolate 0!+H! 1H!
dan 2H&
G
Oral steroid dan Nonsteroidal Anti Infammatory Drugs
Prednisone oral diperunakan pada u2eitis anterior yan denan
penunaan steroid topi%al hanya berespon sedikit& Penhambat
prostalandin! CS50(s . biasanya aspirin dan ibuprofen / dapat
menurani peradanan yan ter#adi& Sebaai %atatan! CS50(s
diperunakan untuk menuran peradanan yan dihubunkan denan
cystoids macular edema yan menyertai u2eitis anterior&
G
Penobatan kortikosteroid bertu#uan menurani %a%at akibat peradanan
dan perpan#anan periode remisi& 'anyak dipakai preparat prednison
denan dosis a$al antara 12 m@k ''@hari! yan selan#utnya diturunkan
perlahan selan sehari Balternating
single doseC. (osis prednison diturunkan sebesar 20H dosis a$al selama
2 minu penobatan! sedankan preparat prednison dan deLametaLon
dosis diturunkan tiap 1 m dari dosis a$al selama 2 minu&
G
0ndikasi pemberian kortikosteroid sistemik adalah D2eitis posterior! D2eitis
bilateral! Edema ma%ula! D2eitis anterior kronik .465! 6eiter/& Pemakaian
kortikosteroid dalam #anka $aktu yan lama akan ter#adi efek sampin
yan tidak diinini seperti Sindrom 7ushin! hipertensi! (iabetes mellitus!
osteoporosis! tukak lambun! infeksi! hambatan pertumbuhan anak!
hirsutisme! dan lain1lain&
G
1engobatan "ainnya
4ika pasien tidak koperatif atau iritis tidak berespon banyak denan
penunaan topi%al steroid! in@ects sub,on@uctival steroid . seperi
celestone / akan beruna& (epot steroid seharusnya dihindari pada kasus
u2eitis sekunder! seperti yan diakibatkan oleh herpes atau
toksoplasmosis karena dapat memperparah
& J
0n#eksi peri1okular dapat diberikan dalam bentuk long acting berupa (epo
maupun bentuk short acting berupa solutio& Keuntunan in#eksi periokular
adalah di%apainya efek anti peradanan se%ara maksimal di mata denan
efek sampin sistemik yan minimal&
1+
0ndikasi in#eksi periokular adalah apabila pasien tidak responsif terhadap
penobatan tetes mata! maka in#eksi periokular dapat dian#urkan! D2eitis
unilateral! pre operasi pada pasien yan akan dilakukan operasi mata!
anak1anak! dan komplikasi edema sistoid makula pada pars planitis&
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
Penyuntikan steroid peri1okular merupakan kontra indikasi pada u2eitis
infeksi .toLoplasmosis/ dan skleritis&
1+
9okasi in#eksi peri1okular sub1kon#u%ti2a dan sub1tenon steroid repository
serta 0n#eksi sub1tenon posterior dan retro1bulbar& Keuntunan in#eksi sub1
kon#unti2a dan sub1tenon adalah dapat men%apai dosis efektif dalam 1
kali pemberian pada #arinan intraokular selama 28 minu sehina
tidak membutuhkan pemberian obat yan berkali1kali seperti pemberian
topikal tetes mata& Dntuk kasus u2eitis anterior berat dapat dipakai
deLametason 28 m& 0n#eksi sub1tenon posterior dan retro1bulbar! %ara ini
diperunakan pada peradanan semen posterior .sklera! koroid! retina
dan saraf optik/&
1+
Komplikasi in#eksi peri1okular adalah Perforasi bola mata! 0n#eksi yan
berulan menyebabkan proptosis! fbrosis otot ektra okular dan katarak
sub1kapsular posterior! )laukoma yan persisten terhadap penobatan!
terutama dalam bentuk (epo di mana dibutuhkan tindakan bedah untuk
menankat steroid tersebut dari bola mata! 5strof lemak sub1dermal
pada teknik in#eksi 2ia palpebra&
1+
.ollo)-up a$al pasien u2eitis anterior harus ter#ad$al antara 1 I 7 hari!
terantun pada keparahannya& Ean dinilai pada setip follo)-up adalah
2isual a-uity! penukuran tekanan intrao%ular! pemeriksaan denan
menunakan slitlamp, assasment cel dan 3are! dan e2aluasi respon
terhadap terapi&
G
a!le " #rekuensi dan komposisi ter$adap penilaian dan
penanganan u%eitis anterior
ingk
at
kepa
ra$a
n
&%eit
is
Anter
ior
Banyk
nya
kun'un
gan
#ollo(
up
)isu
al
Acui
ty
Cells
danFlar
e pada
pemeri
saan
Slit
*amp
on
o+
met
ry
Op$t$al
mo+
scopy
Rencana
penetalaks
anaan
Ring
an
Setiap
6-7 hari
Da Da Da +i,a
pada
visit
a)al
belum
terdiagn
osa
/atala,sana
seperti di
/able 8
Seda
ng
Setiap
9-6hari
Da Da Da +i,a
pada
visit
a)al
belum
/atala,sana
seperti di
/able 8
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623
terdiagn
osa
!erat Setiap
3-9hari
Da Da Da +i,a
pada
visit
a)al
belum
terdiagn
osa
/atala,sana
seperti di
/able 8
a!el , - penanganan pada u%eitis anterior dan #ollo( up
A. /ild u%eitis 0Optional depending on symptomsC
1& 7y%lopentolate! 1H .t&i&d&/ atau homatropine! +H .b&i&d&1t&i&d&/
2& Prednisolone! 1H .b&i&d&1-&i&d&/
3& 5spirin atau ibuprofen! 2 tablet .-&8h/b se%ara oral
8& Penunaan S bloker #ka T0F meninkat
+& 6ee2aluasi 817 hari .atau #ika berambah parah/
B. Re#er to primary care p$ysician #or systemic e%aluation 0($en
indicated1
C. /oderate u%eitis
1& >omatropine! +H .-&i&d&/ atau s%opolamine! 0&2+H .b&i&d&/
2& Prednisolone! 1H .-&i&d&/a
3& 5spirin atau ibuprofen! 2 tablets .-&8h/b se%ara oral
8& Penunaan S bloker #ka T0F meninkat
+& Pa%a mata elap
6& 5n#uran kepada pasien aar berhati1hati
7& 6e1e2aluasi 218 hari .atau bila perlu/
D. Se%ere u%eitis
1& 5tropine! 1H .b&i&d&1t&i&d&/ atau homatropine! +H .-&8h/
2& Prednisolone! 1H .-&218h/a
3& 5spirin atau ibuprofen! 2 tablets .-&318h/ se%ara oral
8& Penunaan S bloker #ka T0F meninkat
+& Pa%a mata elap
6& 5n#uran kepada pasien aar berhati1hati
7& 6ee2aluasi 112 hari
5dapted from 7atania 94& Primary %are of the anterior sement! 2nd
ed&Cor$alk! 7T* 5ppleton < 9ane! 1GG+*372&
1A>)N>SIS
Kebanyakan kasus u2eitis anterior berespon baik #ika dapat didianosis
se%ara a$al dan diberi penobatan& u2eitis anterior munkin berulan!
terutama #ika ada penyebab sistemiknya& Karena baik para klinisi dan
pasien harus lebih $aspada terhadap tanda dan menobati denan
seera& Pronosis 2isual pada iritis kebanyak akan pulih denan baik! tanp
adanya katarak! lau%oma atau posterior u2eitis&
1G. <<
[NAFIKA ASNAITA YASMINE] 01210623

Anda mungkin juga menyukai