Anda di halaman 1dari 24

ANGKA LEMPENG TOTAL

KAMIS, 8 MEI 2014



LAPORAN BAB IV
MIKROBIOLOGI FARMASI

Dosen : Evi Umayah Ulfa, S. Si., M.Si., Apt

Oleh:
Kelompok C-3

Firda Ratna Safitri 132210101060
Amirotu Sajidah 132210101066
Fathimatuazzahrah 132210101074
Nina Amalia 132210101076
Nur Marlinah 132210101078
Sri Anita P.A.W 132210101080
Monica Santoso 132210101090


BAGIAN BIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Makanan merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Setiap makanan yang
kita makan haruslah memenuhi syarat agar apa yang kita makan adalah bahan yang
aman dan minimal tidak menimbulkan penyakit kepada manusia.
Pemeriksaan cemaran bakteri pada makanan mutlak harus dilakukan agar kita
dapat mengetahui keamanan dari makanan yang dikonsumsi. Tidak hanya makanan,
tetapi kebutuhan lain seperti kosmetik, minuman dan obat-obatan juga harus
memiliki kadar aman untuk digunakan.Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian
tentang kuman-kuman patogen pada makanan.
Menghitung atau menentukan banyaknya mikroba dalam suatu bahan (makanan,
minuman, dan lain-lain) dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh bahan
itu tercemar oleh mikroba.Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka dapat
diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut.Bahan yang dapat dikatakan
baik jika jumlah mikroba yang terkandung dalam bahan tersebut masih di bawah
jumlah standar yang ditentukan oleh suatu lambaga.Kandungan mikroba pada suatu
bahan juga sangat menentukan tingkat kerusakannya, serta dapat ditentukan oleh
tingkat kelayakan untuk dikonsumsi.
Mikroorganisme merupakan salah satu makhluk hidup yang hanya dapat dilihat
dengan bantuan mikroskop. Karena ukurannya yang sangat kecil, maka sukar sekali
untuk menghitung mikroorganisme, dalam hal ini praktikan harus mengetahui cara-
cara untuk melakukan perhitunganmikroorganisme dengan metode-metode tertentu,
yaitu metode ALT (Angka Lempeng Total) dan MPN (Most Probable Number).
Tetapi pada praktikum kali ini hanya akan dibahas cara menghitung dengan metode
angka lempeng total.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja metode yang dapat digunakan untuk menentukan angka kuman ?
1.2.2 Bagaimanakah cara menghitung koloni sampel ?
1.2.3 Apa saja parameter yang dapat digunakan untuk menentukan keamanan
sampel ?
1.2.4 Sampel apa saja yang diharuskan memenuhi ketentuan angka lempeng total?
1.2.5 Apa kelebihan dan kekurangan metode tuang dan metode sebar ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam metode yang dapat digunakan
dalam menentukan angka kuman.
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui cara serta dapat melakukan penghitungan
koloni sampel dengan baik dan benar.
1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui parameter yang dapat digunakan dalam
menetukan keamanan sampel.
1.3.4 Mahasiswa dapat mengetahu sampel yang diharuskan memenuhi ketentuan
angka lepeng total.
1.3.5 Mahasiswa dapat mengetahi kelebihan dan kekurangan dari metode yang
digunakan.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan mikroorganisme merupakan peningkatan jumlah sel mikroorganisme
yangterjadi akibat peningkatan biomassa mikroorganisme yang teratur,
pertumbuhanmi kr oor gani s me memer l ukan l i ngkungan nut r i s i ya ng
cocok s ehi ngga dapat mendukungproses perkembangbiakan kuman. Konsentrasi sel
kuman dapatdiukur dengan perhitungan jumlah sel hidup dengan cara pengenceranyang
diikuti dengan penentuan unit pembentukan koloni pada permukaanmedia agar (Arthur,
1993).
Mikroorganisme apabila tumbuh pada bahan pangan, dapat menyebabkan berbagai
perubahan pada penampakan maupun komposisi kimia dan cita rasa bahan pangan
tersebut.Perubahan yang dapat terlihat dari luar misalnya perubahan warna,
pembentukan film atau lapisan pada permukaan seperti pada minuman atau makanan
cair atau padat, pembetukan 4ngina, pembentukan endapan, bau 4ngina4, bau busuk dan
berbagai perubahan lainnya.Analisia kuantitatif mikrobiologi pada makanan penting
dilakukan untuk mengetahui mutu bahan tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk menghitung jasad renik dalam suatu bahan yaitu dengan metode angka kuman
(Fardiaz, 1992).
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan
substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang
meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran
Menurut Fardiaz (1992) prinsip hitung cawan dapat digunakan untuk menghitung
jumlah mikroba dalam sampel. Metode ini merupakan cara paling 4ngina4ve untuk
menentukan jumlah mikroba sebab :
a. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung,
b. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus,
c. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena
koloniyang ada mungkin berasal dari satu mikroba yang
mempunyai penampakan pertumbuhan spesifik.
Untuk melaporkan hasil analisis mikrobiologi dengan cara hitung cawan digunakan
suatu standar yang disebut Standar Plate Counts (PSC) sebagai berikut:
a. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah
koloni antara 3 dan 300.
b. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu
kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloni diragukan dapat
dihitung sebagai satu koloni. Satu deretan rantai koloni yang
terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni
(Fardiaz, 1992).
Menghitung atau menentukan banyaknya mikroba dalam suatu bahan (makanan,
minuman, dan lain-lain) dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh bahan itu
tercemar oleh mikroba.Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka dapat diketahui
kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut.Bahan yang dapat dikatakan baik jika jumlah
mikroba yang terkandung dalam bahan tersebut masih di bawah jumlah standar yang
ditentukan oleh suatu lambaga.Kandungan mikroba pada suatu bahan juga sangat
menentukan tingkat kerusakannya, serta dapat ditentukan oleh tingkat kelayakan untuk
dikonsumsi.
Jumlah mikroba dalam suatu bahan dapat dihitung menggunakan beberapa cara.
Namun secara garis besar dibedakan menjadi :
1. Cara perhitungan langsung
Cara perhitungan langsung berarti kita dapat mengetahui beberapa
jumlah mikroba pada saat dilakukan perhitungan.Hasil perhitungan secara
langsung menunjukkan seluruh jumlah mikroba yang masih hidup maupun
yang sudah mati. Adapun caranya:
a. Pembuatan preparat sederhana yang diwarnai
b. Menggunakan ruang hitung
2. Cara perhitungan tidak langsung
Cara perhitungan tidak langsung, hasil perhitungan jumlah mikroba baru
dapat diperoleh kemudian setelah dilakukan perlakuan terlebih dahulu. Hasil
perhitungan tidak langsung akan menunjukan jumlah mikroba yang masih
hidup saja. Adapun caranya :
a. Menghitung jumlah total mikroba (Total plate count = angka
lempeng total)
b. Cara pengenceran
c. Memperkirakan jumlah terkecil mikroba yang ada (MPN = Most
Probable Number)
d. Cara kekeruhan (turbiditas)
Cara perhitungan tidak langsung dapat digunakan baik untuk bahan padat maupun
cair.Khusus untuk bahan padat maka sebelum dilakukan perhitungan bahan itu perlu
dilakukan pelarutan atau dibuat suspense, dengan memperhitungkan factor
pengencerannya.
Tujuan pengenceran adalah untuk : Menghitung jumlah kuman aerob yang terdapat
dalam produk obat, obat tradisional, makanan, kosmetik dan alat kesehatan. Sedangkan
prinsip pengenceran yaitu ; sediaan yang telah dihomogenkan dan diencerkan dengan
pengenceran yang sesuai ditanam pada media agar (PCA= plate count agar), setelah
inkubasi pada suhu 37
0
C selama 24-48 jam dihitung jumlah koloni yang tumbuh. Satuan
perhitungan jumlah mikroba dikenal dengan istilah Colony Forming Units(CFUs)
untuk perhitungan bakteri dan kapang/khamir.
Factor pengenceran = pengenceran x jumlah yang ditumbuhkan
Jumlah koloni = jumlah x 1/ factor pengenceran
Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut:
1. Satu koloni dihitung 1 koloni
2. Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni
3. Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni
4. Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan
dihitung 2 koloni
5. Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas
cawan) tidak dihitung
6. Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan
dihitung 1 koloni.



BAB III
METODE KERJA

3.1Alat dan Bahan
3.1.1Alat :1. Bunsen (lampu spiritus)
2. Tabung reaksi 10
-1,
10
-2
, 10
-3

3. Cawan petri 10
-1
, 10
-2
, 10
-3

4. Mikropipet
5. Spatula
3.1.2 Bahan:1. Saos
2. Madu
3. Mie instant
4. Tolak 7ngina
3.2 Cara Kerja :













Penyiapan alat dan bahan. Bahan bahan yang digunakan :
Bahan untuk kelompok C-1 : Saos
Bahan untuk kelompok C-2 : Madu
Bahan untuk kelompok C-3 : Mie instant
Bahan untuk kelompok C-4 : Tolak angin
Sterilisasi alat dan praktikan yakni pengunaan alkohol pada meja praktikum
dan cawan petri untuk wadah sampel, sedangkan penggunaan sabun dan
antiseptis pada praktikan
Masing-masing tabung diisi dengan aquades steril 9 ml


























Masukkan tabung reaksi 10
-1
ke dalam lemari UV untuk disinari sinar UV
selama 5 menit
Dekatkan dengan api agar aseptis, masukan mikropipet ke dalam tabung
reaksi 10
-1
. Ambil sebanyak 1 ml kemudian buka tutup tabung reaksi 10
-
2
secara aseptis kemudian mikropipet dimasukan ke dalam tabung reaksi 10
-
2
, kemudian di fortex agar homogen

Kemudian pindahkan masing-masing sampel kelompok yang berada dalam
ketiga tabung reaksi ke dalam cawan petri
Masukkan masing-masing bahan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 gr/1
ml. Untuk sampel mie instant terlebih dahulu dihancurkan.
Homogenkan dengan fortex
Sampel masing-masing kelompok pada tabung reaksi 10
-1
sebanyak 1 ml
dipindahkan ke dalam tabung reaksi 10
-2
dengan mengunakan mikropipet
yang menunjukan angka 1000 pada layar
Pindahkan 1 ml larutan dalam tabung reaksi 10
-2
ke dalam tabung reaksi
10
-3
dengan menggunakan mikropipet, kemudian di fortex agar homogen.
Lakukan dengan cara aseptis.
Tabung reaksi 10
-1
dipindahkan ke dalam cawan petri 10
-1
sebanyak 0,1 ml
dengan menggunakan mikropipet yang menunjukan angka 100


























Tabung reaksi 10
-1
dipindahkan ke dalam cawan petri 10
-1
sebanyak 0,1 ml
dengan menggunakan mikropipet yang menunjukan angka 100
Dekatkan dengan api, masukan mikropipet ke dalam tabung reaksi 10
-1
.
Ambil sebanyak 0,1 ml lalu pindahkan ke cawan petri 10
-1
. Lakukan
langkah ini pada tabung reaksi lainnya.
Panaskan di api secara aseptis lalu inkubasi selama 24 jam

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Keterangan : jumlah koloni pada cawan tidak memenuhi standar karena tidak
berada pada rentang 30-300 koloni sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan jumlah
koloni.
A. Kelompok C-1

B. Kelompok C-2
No Nama Kelompok Sampel
Jumlah koloni pada cawan
10
-1
10
-2
10
-3

1 C-1 Saos - 6 12
2 C-2 Madu 19 1 21
3 C-3 Mie instant 3 14 7
4 C-4 Tolak angin 7 15 7
C. Kelompok C-3





D. Kelompok C-4


4.2 Pembahasan
4.2.1 Berbagai Metode dalam Menentukan Angka Kuman
Pada pemeriksaan suatu produk, jumlah bakteri akan menggambarkan mutu
bahan baku, proses pembuatan dan tingkat kerusakan suatu bahan mekanan. Metode
perhitungan sangat banyak, hanya biasanya metode yang dipilih adalah disesuaikan
dengan kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan ketepatan hasil pemeriksaan.Berbagai
metode perhitungan yang dapat dilakukan adalah adalah:
(1) metode hitung bakteri, metode ini dapat dikerjakan tergantung dari jumlah bakteri
yang hidup dengan aktifitas metabolisme
a.Angka lempengan total,
b. Pengenceran, Most Probable Number (MPN)
c.Aktifitas metabolik.

(2) Metode total bakteri hidup dan bakteri mati meliputi
a.Berat kering bakteri,
b. Kekeruhan, berdasarkan jumlah sinar yang diserap pada panjang gelombang
tertentu,
c.Menghitung partikel elektronik,
d.Menghitung dengan mikroskop langsung,
e.Volume sel.
Dari sejumlah metode di atas yang sering digunakan untuk pemeriksaan rutin
yaitu;
(1) Angka lempeng total Pour Plate digunakan untuk menghitung bakteri dengan
ketentuan yaitu :
a.Satu koloni bakteri dihitung satu sel bakteri hidup,
b.Satu sel hidup dari sampel akan mampu membentuk koloni bakteri dalam lempeng
petri dish,
c.Dihitung jumlah koloni antar 30-300 koloni. Apabila kurang maka dihitung jumlah
koloni yang ada, sedang apabila lebih dari 300 maka perlu dilakukan pengenceran.
(2) Penghitungan bakteri dengan bakteri Spread Plate, prinsip hitung bakteri dengan
metode ini adalah meratakan bakteri yang terdapat di dalam sampel dengan volume
tertentu di atas permukaan media yang sesuai.
(3) Penghitungan metodepour plate. Teknik pour plate (lempeng tuang) adalah suatu
teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara
mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri. Teknik ini
biasa digunakan pada uji TPC (Total Plate Count).
(4) Most Probable Number (MPN), adalah perhitungan bakteri dengan cara
menggunakan variasi jumlah tabung yang sudah ada di dalam standard.Prinsip
utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga
didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang sesuai dan jika ditanam dalam tabung
menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif.




4.2.2 Kelebihan dan Kelemahan dari Setiap Metode
Dari setiap metode perhitungan yang sering digunakan pasti memiliki kelebihan
dan kelemahannya. Hal ini akan menjadi pertimbangan untuk memilih metode mana
yang sesuai digunakan.
1. Metode spread plate
Kelebihan :
1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
2. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba
Kekurangan:
1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel sebenarnya, karena
beberapa sel yang berdekatan mungkin akan membentuk satu koloni
2. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai
yang berbeda
3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang jelas
4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relative lama sehingga
pertumbuhan koloni dapat dihitung
2. Metodepour plate
Kelebihan:
1. Teknik nya mudah untuk dilakukan
2. Bakteri aerob mauoun anaerob dimungkinkan dapat hidup karena sampel
dikocok secara homogen
Kekurangan:
1. Mudah timbulnya spreader yaitu koloni yang berbeda saling menumpuk
hal ini dapat dihindari dengan membuat koloni tersebut lebih encer lagi
2. Kontaminan sulit dibedakan karena semuanya dituang secara homogen
,hal ini dapat dihindari dengan bekerja secara aseptis




3. Metode MPN
Kelebihan :
1. MPN cocok untuk sampel dengan konsentrasi mikroorganisme rendah
khususnya dari jenis sampel air, susu, atau makanan terutama yang
memiliki partikel-partikel yang larut didalamnya.
2. Cukup mudah untuk dilakukan
3. Dapat menentukan jumlah spesifik mikrobia tertentu dengan
menggunakan media yang sesuai
4. Metode ini dipilih untuk menetukan densitas bakteri
Kelemahan :
1. Membutuhkan alat gelas dalam jumlah yang banyak
2. Tidak dapat digunakan dalam pengamatan morfologi dari suatu
mikroorganisme
4.2.3 Cara Menghitung Koloni Sampel
Menghitung atau menentukan banyaknya mikroba dalam suatu bahan (makanan,
minuman, dan lain-lain) dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh bahan itu
tercemar oleh mikroba.Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka dapat diketahui
kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut.Bahan yang dapat dikatakan baik jika jumlah
mikroba yang terkandung dalam bahan tersebut masih di bawah jumlah standar yang
ditentukan oleh suatu lambaga.Kandungan mikroba pada suatu bahan juga sangat
menentukan tingkat kerusakannya, serta dapat ditentukan oleh tingkat kelayakan untuk
dikonsumsi.
Jumlah mikroba dalam suatu bahan dapat dihitung menggunakan beberapa cara.
Namun secara garis besar dibedakan menjadi :
1. Cara perhitungan langsung
Cara perhitungan langsung berarti kita dapat mengetahui beberapa jumlah
mikroba pada saat dilakukan perhitungan.Hasil perhitungan secara langsung
menunjukkan seluruh jumlah mikroba yang masih hidup maupun yang sudah
mati. Adapun caranya:
a. Pembuatan preparat sederhana yang diwarnai
b. Menggunakan ruang hitung
2. Cara perhitungan tidak langsung
Berarti bahwa hasil perhitungan jumlah mikroba baru dapat diperoleh
kemudian setelah dilakukan perlakuan terlebih dahulu. Hasil perhitungan tidak
langsung akan menunjukan jumlah mikroba yang masih hidup saja. Adapun
caranya :
a. Menghitung jumlah total mikroba (Total plate count = angka lempeng total)
b. Cara pengenceran
c. Memperkirakan jumlah terkecil mikroba yang ada (MPN = Most Probable
Number)
d. Cara kekeruhan (turbiditas)
Perhitungan Koloni sampel
Jika didapat jumlah koloni ideal antara 30 300, maka jumlah koloni pada
pengenceran terkecil dan jumlah koloni pada pengenceran terbesar dibuat
perbandingan, jika hasil:
a. 2 jumlah koloni pada pengenceran terkecil dikali pengencerannya dan
jumlah koloni pada pengenceran terbesar dikali pengencerannya dibagi 2
b. 2 jumlah koloni pada pengenceran terbesar dikali pengencerannya
Jika didapat jumlah koloni kurang dari 30 ,maka jumlah koloni pada
pengenceran terkecil dikali pengencerannya
Jika didapat jumlah koloni lebih dari 300, maka jumlah koloni pada
pengenceran terbesar dikali pengencerannya
4.2.4 Parameter Keamanan Sampel
Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan
yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Berdasarkan Undang-
undang no.7 tahun 1996 tentang pangan, keamanan pangan adalah kondisi dan upaya
untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain
yang mengganggu, merugikan, dan membahayakan.
Pencemaran makanan adalah suatu keadaan atau kondisi terdapatnya bahan-
bahan asing yang keberadaannya tidak diinginkan dalam makanan. Pencemaran dapat
diakibatkan oleh mikroorganisme, lingkungan, dan kimia.Cemaran mikroba adalah
cemaran dalam makanan yang berasal dari mikroba yang dapat merugikan dan
membahayakan kesehatan manusia.
Pencemaran bahan makanan oleh mikroba dapat membawa dampak yang
merugikan, bahkan dapat menimbulkan kematian.
Berikut adalah batas maksimum jumlah bakteri pada sampel
No Sampel Jenis cemaran mikroba Batas maksimum
1
Saos

ALT (30
o
C, 72 jam)

1x10
6
koloni/g

2
Madu ALT <5x10
3
koloni/g
3
Mie instant ALT (30
o
C, 72 jam) 1x10
6
koloni/g
4
Tolak angin ALT
<10
6
CFU/ml


4.2.5 Sampel yang Memenuhi Ketentuan ALT
Jumlah sampel yang diuji harus cukup representatif, mewakili lot yang akan
diperiksa. Kadang - kadang pengambilan sampel untuk pengujian bakteri pathogen
harus lebih ketat dimana menurut ICMSF (The International Commission on
Microbiological Specification for Foods) dan Harrigan, replikasi uji (n) dilakukan
sesuai dengan jumlah yang representatif, tergantung pada jenis mikroba dan produk.
Sampel makanan yang diterima harus segera diuji begitu tiba di laboratorium. Sampel
yang didinginkan dan mudah rusak harus dianalisa paling lambat 36 jam sesudah
pengambilan sampel. Sampel beku harus disimpan dalam freezer sampai tiba waktunya
untuk diuji, tetapi bila sampel diterima dalam keadaan dingin, jangan disimpandidalam
freezer.
Sedangkan aturan yang mensyaratkan adalah :
1. Memperkirakan jumlah mikroorganisme yang ada dalam sampel per satuan
volum.
2. Memilih metode yang cocok sehingga dihasilkan data yang akurat.
3. Mengetahui jenis/golongan mikroorganisme yang akan dihitung, misalnya
bermaksud akan menghitungyeast, bakteri, atau bakteri genus tertentu saja.
4. Menentukan media pertumbuhan yang cocok.
5. Benar-benar mengetahui perbedaan morfologi koloni antara
bakteri, yeast dan molds.
6. Mencari tahu standar/ batas ambang/ jumlah maksimum aman jika sampel yang
dianalisa memerlukan referensi tersebut.
7. Memperkirakan jumlah sampel (volum/berat) yang perlu ditampung pada saat
pengambilan sampel yang disesuaikan dengan sample size dari metode
teretentu.

4.2.6 Kelebihan dan Kelemahan Metode Sebaran dan Tuang
A. Metode Sebaran
Kelebihan :
4. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
5. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
6. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba
Kekurangan:
5. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel sebenarnya, karena
beberapa sel yang berdekatan mungkin akan membentuk satu koloni
6. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai
yang berbeda
7. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang jelas
8. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relative lama sehingga
pertumbuhan koloni dapat dihitung
B. Metode tuang
Kelebihan:
3. Teknik nya mudah untuk dilakukan
4. Bakteri aerob mauoun anaerob dimungkinkan dapat hidup karena sampel
dikocok secara homogen
Kekurangan:
3. Mudah timbulnya spreader yaitu koloni yang berbeda saling menumpuk
hal ini dapat dihindari dengan membuat koloni tersebut lebih encer lagi
4. Kontaminan sulit dibedakan karena semuanya dituang secara homogen
,hal ini dapat dihindari dengan bekerja secara aseptis

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Menghitung atau menentukan banyaknya mikroba dalam suatu bahan (makanan,
minuman, dan lain-lain) dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh
bahan itu tercemar oleh mikroba.
Perhitungan kuman dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti metode
ALT (terdiri dari spread plate dan pour plate ) dan metode MPN. Masing-
masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan.
Sampel dikatakan aman jika jumlah bakteri dalam sampel tersebut tidak
melebihi batas maksimum jumlah bakteri.
5.2 Saran
Dalam melakukan metode penghitungan cemaran bakteri, diharuskan melakukan
semua tahapan dengan steril agar datanya menjadi akurat.














LAMPIRAN




Langkah awal adalah penyiapan alat dan bahan.
Cawan petri dan tabung didekatkan dengan api
agar tetap steril




Spatula dan cawan petri untuk penimbangan
sampel disterilkan dengan cara disemprot
alkohol 70%


Cawan petri dan spatula yang telah steril





Sampel mie instant dihancurkan. Hal ini
bertujuan agar sampel mudah larut dalam air.




Sampel ditimbang sebanyak 1 gr di dalam lemari
UV. Lalu masukkan ke dalam tabung reaksi 10
-1





Homogenkan dengan menggunakan fortex




Mikropipet disiapkan, blue tip dipasang





Penutup tabung dibuka, memanaskan mulut
tabung agar steril





Mengambil 1 ml cairan sampel dari tabung reaksi
10
-1
. Lakukan secara aseptis ( lakukan di dekat nyala
api )





Memindahkan cairan sampel yang telah diambil ke
dalam tabung 10
-2
. Langkah ini disebut pengenceran.




Homogenkan kembali dengan fortex. Lakukan
pengenceran kembali hingga kadar 10
-3






Tabung reaksi yang telah berisi larutan pengenceran




Memindahkan secara aseptis 0,1 ml larutan pada :
Tabung 10
-1
ke dalam cawan petri 10
-1
.
Tabung 10
-2
ke dalam cawan petri 10
-2
Tabung 10
-3
ke dalam cawan petri 10
-3





Menuangkan 9 ml media PCA steril ke dalam setiap
cawan petri




Masing-masing cawan petri dipanaskan agar tetap
steril





Cawan petri diinkubasi selama 24 jam dengan suhu
37
o
C

Setelah 24 jam, ambil cawan petri dari
inkubator. Lalu hitung jumlah koloni
bakteri secara visual






















DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Djambatan
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Jakarta : Raja Grafindo Persada
http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin%20Info%20POM/0208.pdfdiaks
es pada tanggal 14 Mei 2014
Pelczar, J Michael. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta : Universitas Indonesia
Press

Anda mungkin juga menyukai