Anda di halaman 1dari 118

Sejarah Promosi Kesehatan

Bab I
PENDAHULUAN
Hidup hanya dapat dimengerti dengan menoleh ke belakang
Mengamati yang telah dilakukan
Tetapi harus dijalani dengan melihat ke depan
(Soren Kierkegaard)
We learn from the past days !e belong to the present
and !ith the guidan"e from the #lmighty !e build our tomorro!
(# !ise person$s saying)
Di era milenium ini, setiap hari bahkan setiap saat, kepada kita disajikan pelbagai
macam iklan atau upaya pemasaran pelbagai macam produk dan jasa. Iklan-iklan itu
dengan gencarnya menyapa kita melalui berbagai media, terutama TV dan radio. Melalui
internet, iklan-iklan itu juga datang silih berganti. Iklan juga menyergap kita melalui
telepon seluler. Jangan ditanya iklan melalui surat kabar dan majalah. Juga melalui film
layar lebar di gedung bioskop. Iklan-iklan juga mejeng secara mentereng melalui
billboard, spanduk, umbul-umbul, dll. Tentu saja iklan juga muncul melalui poster, leaflet
atau brosur. elum lagi iklan melalui selebaran yang secara berdesakan nongol di
tembok-tembok, tiang listrik!telepon, pagar rumah, dll. "da juga iklan yang disamarkan
melalui tulisan ilmiah atau tulisan populer. Jangan dilupakan iklan atau pemasaran
produk atau jasa yang dikemas secara sangat professional dalam bentuk pameran,
seminar atau pertemuan. elum lagi iklan atau upaya pemasaran yang dilakukan secara
agresif melalui tatap mula langsung dari rumah ke rumah dan secara berantai #multy le%el
marketing$. Demikian pula upaya yang dilakukan melalui loby kepada pelbagai pihak,
khususnya pengambil kebijakan, agar produk atau jasanya dapat dipergunakan oleh
khalayak luas. Dan masih banyak lagi cara-cara kreatif yang dilakukan dalam rangka
menjajakan suatu produk atau jasa. %paya-upaya itu mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap lakunya suatu produk atau jasa. &roduk atau jasa apa saja, termasuk
produk atau jasa di bidang kesehatan serta produk dan jasa yang merugikan kesehatan
seperti rokok, minuman keras, obat-obatan yang tidak layak, dll. Itu semua termasuk
upaya pemasaran atau upaya untuk mempromosikan produk atau jasa. &ada 'aman dulu
upaya itu disebut propaganda.
Istilah propaganda sering dikaitkan dengan bidang politik. (amun sebenarnya tidak
selalu demikian. isa juga tentang masalah sosial, termasuk kesehatan. Di 'aman pra dan
a)al kemerdekaan dulu propaganda masalah kesehatan itu sudah dilakukan. &ada )aktu
*
itu cara propaganda itulah yang dilakukan untuk memberi penerangan kepada masyarakat
tentang kesehatan. &ropaganda pada )aktu itu dilakukan dalam bentuknya yang
sederhana melalui pengeras suara atau dalam bentuk gambar dan poster. Juga melalui
film layar tancap. +ara-cara itu kemudian berkembang, karena propaganda dirasakan
kurang efektif apabila tidak dilakukan upaya perubahan atau perbaikan perilaku hidup
sehari-hari masyarakat. Maka dilancarkanlah upaya pendidikan kesehatan masyarakat
#health edu"ation$ yang dipadukan dengan upaya pembangunan masyarakat #"ommunity
de%elopment$ atau upaya pengorganisasian masyarakat #"ommunity organi&ation$.
%paya ini berkembang pada tahun *,-. an, sampai kemudian mengalami
perkembangan lagi pada tahun *,/0 an, menjadi 1&enyuluhan 2esehatan3. Meski fokus
dan caranya sama, tetapi istilah 1&endidikan kesehatan3 itu berubah menjadi
1&enyuluhan 2esehatan3, karena pada )aktu itu istilah 1pendidikan3 khusus dibakukan
di lingkungan Departemen &endidikan. &ada sekitar tahun *,,0 istilah &enyuluhan
kesehatan itu berubah lagi menjadi 1&romosi 2esehatan3. &erubahan itu dilakukan selain
karena hembusan perkembangan dunia #Health promotion mulai dicetuskan di 4tta)a
pada tahun *,5-$, juga sejalan dengan paradigma sehat, yang merupakan arah baru
pembangunan kesehatan di Indonesia. Istilah itulah yang berkembang sampai sekarang,
yang antara lain menampakkan )ujudnya dalam bentuk pemasaran atau iklan, yang
marak pada era milenium ini.
&erjalanan dari propaganda, kemudian menjadi pendidikan, lalu penyuluhan dan
sekarang promosi kesehatan itu, merupakan sejarah. Dalam perjalanan dari )aktu ke
)aktu itu ada kejadian atau peristi)a yang patut dikenang, dan ada cerita atau kisah yang
menarik, mengharukan, atau juga lucu. Tetapi yang penting pastilah ada hikmah,
kebijaksanaan, nilai atau 1!isdom3 yang dapat diangkat dari rentetan kisah atau cerita itu.
6ikmah, kebijaksanaan, nilai atau 1!isdom3 itu tentulah sangat besar manfaatnya bagi
kita semua, terutama generasi muda yang merupakan penerus pembangunan bangsa
tercinta ini. 2ebijaksanaan itu pula yang rasanya patut sekali dapat dimiliki oleh para
pembuat kebijakan, yang menentukan arah perkembangan negara kita di masa y.a.d.
Demikianlah, maka sejarah atau perkembangan tentang promosi kesehatan di Indonesia
itu perlu dituliskan. &enulisan sejarah atau perkembangan promosi kesehatan di Indonesia
itu dirasakan semakin perlu karena nampaknya sejarah berulang. "pa yang kita pikirkan
sekarang, rupanya sudah pernah dipikirkan bahkan dilaksanakan pada )aktu yang lalu.
Melalui tulisan ini diharapkan kita dapat lebih cepat belajar dan tidak mengulangi
kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan pada )aktu yang lalu itu.
Dengan demikian yang dimaksud dengan sejarah di sini bukan dalam arti rentetan
peristi)a dalam tanggal, bulan dan tahun. Tetapi sejarah adalah uraian tentang peristi)a
nyata berupa fakta dan data yang bisa dijadikan bahan analisa untuk disimpulkan manfaat
dan mudaratnya bagi pijakan untuk kegiatan masa kini dan yang akan datang. Di sini
sejarah lebih mempunyai arti ke depan. Dalam kaitan itu beberapa negara sedang ribut
dalam penulisan sejarah ini. 2orea, Jepang dan +hina berebut meluruskan sejarah dengan
7ersi masing-masing. &emerintah 8I sejak merdeka sampai sekarang juga sangat
berkepentingan dengan penulisan sejarah. Ini menunjukkan bah)a sejarah sering dibuat
untuk kepentingan sesaat demi pemenuhan si pembuat sejarah. 9eharusnyalah bah)a
sejarah itu netral. :ang penting adalah tentang pembelajaran sejarah. Makna, nilai atau
kebijaksanaan apa yang dapat ditangkap di balik kejadian atau rentetan peristi)a itu. &ara
pembacalah yang menganalisis sendiri, menyimpulkan dan mengambil makna sebagai
;
landasan untuk pengambilan kebijakan bagi langkah-langkah tindakannya masa kini dan
yang akan datang.
9ejarah, menurut &rof (ugroho (otosutanto, mengandung dua hal< fakta dan
persepsi. Di satu pihak merupakan rentetan peristi)a berdasar fakta. Tekanannya pada
uraian fakta yang bersifat deskriptif. Di pihak lain sejarah juga merupakan persepsi dari
para pelaku, para saksi dan para pengamatnya. Tekanannya berupa analisis peristi)a
bahkan dilanjutkan dengan prediksi ke depan. Demikianlah, maka sejarah perkembangan
&romosi 2esehatan di Indonesia ini ditulis senetral dan seobyektif mungkin berdasarkan
fakta sesuai rentetan peristi)a.
(amun demikian juga tidak dapat dihindari adanya pandangan subyektif berupa
analisis dan prediksi dari para pelaku, para saksi atau pengamat yang kebetulan menjadi
penulisnya. 9ikap subyektif ini ditekan seminimal mungkin karena buku ini ditulis oleh
satu tim yang terdiri dari berbagai unsur dan lintas generasi. 9elanjutnya kebenaran
deskripsi fakta, analisis dan prediksi tim penulis ini diserahkan sepenuhnya kepada para
pembaca. &ara pembaca buku ini dapat siapa saja < para pengambil kebijakan, praktisi
lapangan, kalangan &erguruan Tinggi khususnya mahasis)a, kalangan ilmu)an, para
profesional, media massa, dan lain-lain. Melalui tulisan ini, para pembaca diharapkan
dapat menangkap makna, nilai atau kebijaksanaan di setiap peristi)a itu dan
memanfaatkannya untuk menghadapi masalah sekarang dan yang akan datang, untuk
peningkatan kesehatan masyarakat pada khususnya dan pembangunan nasional pada
umumnya. 9etidak-tidaknya tulisan ini diharapkan dapat menjadi dokumen tertulis yang
memperkaya dokumen-dokumen lain, yang ternyata tidak banyak jumlahnya.
uku tentang sejarah atau perkembangan &romosi 2esehatan ini diberi nama
1'erkembangan (an Tantangan Masa (epan 'romosi Kesehatan (i )ndonesia3, dengan
sub judul< 1(ari 'ropaganda 'endidikan dan 'enyuluhan Sampai 'romosi Kesehatan3.
Ini berarti bah)a meskipun buku ini ditulis berdasar rentetan peristi)a, tetapi yang ingin
diungkap terutama adalah makna yang dapat ditarik dari balik rentetan peristi)a itu.
Maka periodesasi atau kurun )aktu perjalanan promosi kesehatan dikaitkan dengan isu
yang mengemuka serta 1)idom3 yang dapat dipetik di setiap periode atau kurun )aktu
itu. 9ekali lagi yang diharapkan dari buku ini adalah bah)a pembaca dapat belajar dari
masa lalu, untuk menghadapi masalah sekarang, serta terutama untuk menjajagi dan
proaksi masa depan, sebagaimana dikatakan oleh orang bijak yang dikutip pada a)al
tulisan ini.
Mengenai istilah &romosi 2esehatan sendiri juga mengalami perkembangan. Mula-
mula dicetuskan di 4tta)a, +anada pada tahun *,5- #dikenal dengan 1*tta!a +harter3$,
oleh =64 promosi kesehatan didefinisikan sebagai< 1the pro"ess of enabling people to
"ontrol o%er and impro%e their health3. Definisi tersebut diaplikasikan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi < 1'roses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara
meningkatkan dan melindungi kesehatannya3. Definisi ini tetap dipergunakan, sampai
kemudian mengalami re7isi pada konferensi dunia di angkok pada bulan "gustus ;..0,
menjadi< 1Health promotion is the pro"ess of enabling people to in"rease "ontrol o%er
their health and its determinants and thereby impro%e their health3 #dimuat dalam The
,angkok +harter$. Definisi baru ini belum dibakukan bahasa Indonesia. 9elain istilah
&romosi 2esehatan, sebenarnya juga beredar banyak istilah lain yang mempunyai
kemiripan makna, atau setidaknya satu nuansa dengan istilah promosi kesehatan, seperti <
2omunikasi, Informasi dan >dukasi #2I>$, &emasaran sosial, Mobilisasi sosial,
?
&emberdayaan masyarakat, dll. Istilah-istilah tersebut juga akan diulas dalam buku ini,
dalam bab-bab yang berkaitan.
uku ini terdiri dari ** bab. Masing-masing bab, mulai bab II sampai dengan bab
V mencoba menceritakan < peristi)a atau kejadian secara ringkas pada )aktu itu,
pemikiran atau konsep yang mengemuka, pengalaman empirik di lapangan, tokoh atau
figur yang menonjol, serta pelajaran yang dapat ditarik dari episode itu. Dalam beberapa
bab itu ada juga diselipkan cerita atau kisah ringan yang merupakan kenangan khusus
pada )aktu itu. 9edangkan bab VI khusus bercerita tentang perkembangan &romosi
2esehatan dari segi organisasi, yang mengalami pasang surut. &ernah menjadi jabatan
yang berada langsung di ba)ah Menteri 2esehatan #dapat disebut setara eselon I$ di a)al
kemerdekaan, pernah pula menjadi eselon III pada era *,-.-*,/. an.
2emudian menjadi beberapa unit eselon II. ab VII bercerita tentang
perkembangan &endidikan 2esehatan di &erguruan Tinggi, baik di Jakarta maupun di
kota-kota lain, juga yang ada di &T 9)asta. ab VIII bercerita tentang perkembangan
tenaga profesional &enyuluh atau &romosi 2esehatan, yang ternyata juga sudah dimulai
di 'aman a)al kemerdekaan dulu, sampai pengembangannya secara besar-besaran pada
era *,/. an dan terus berlangsung sampai sekarang. Dalam bab itu juga dikisahkan
perkembangan organisasi profesi Tenaga &enyuluh 2esehatan, baik sebagai jabatan
profesional di lingkungan pemerintahan, maupun sebagai organisasi profesi yang juga
mempunyai hubungan dengan organisasi sejenis di luar negeri. ab I@ tentang &roaksi
&romosi 2esehatan di masa depan. 9ecara ringkas diuraikan kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan yang dihadapi dengan dilatar belakangi analisis situasi dan
kecenderungan ke depan. Di dalamnya termasuk kaitannya dengan 1the angkok
+harter3 yang dihasilkan dalam 2onferensi Dunia &romosi 2esehatan ke-enam di
angkok, Thailand pada bulan "gustus ;..0. ab @ mencoba mendokumentasikan
kesan dan pesan dari para pelaku atau mereka yang terkait dengan upaya promosi
kesehatan, baik yang berada di Jakarta maupun di kota-kota lain, yang berada di unit
promosi kesehatan atau di unit lainnya, di pemerintahan dan di luar pemerintahan.
Terakhir bab @I adalah bab &enutup, yang juga memuat kesimpulan dan sumbang saran
yang berkaitan dengan promosi kesehatan untuk masa sekarang dan yang akan datang.
Dalam beberapa bab terasa terjadi pengulangan, tetapi hal itu tidak dapat dihindari,
bahkan semoga dapat memperkuat cerita. Ini sesuai dengan salah satu jargon 6ealth
>ducation, bah)a 1>ducation is reenforcement3.
Dengan membaca buku perkembangan promosi kesehatan di Indonesia ini, kita mencoba
sedikit menoleh ke belakang, mencoba mengamati apa yang telah dilakukan oleh para
pendahulu kita. 2emudian dengan mengambil pelajaran dan hikmah yang ada di
dalamnya, kita bertekad melangkah untuk menjalaninya dengan melihat ke depan,
sebagaimana dikatakan oleh 9oren 2ierkegaard, seorang filsuf Jerman, yang dikutip di
a)al tulisan ini.
A
Bab II
ERA PROPAGANDA DAN PENDIDIKAN KESEHATAN RAKYAT
(asa Penjajahan !an A"a# Kemer!e$aan sam%ai se$itar Tah&n '()* an+
Health edu"ation alone is nothing-
Health edu"ation !ith program is something-
Health edu"ation !ith program and "ommunity is e%erything-
(.argon Health /du"ation)
asa Penjajahan
Mula-mula elanda, untuk kepentingan mereka sendiri, membentuk Ja)atan
2esehatan Tentara #Militair Beneeskundige Dienst$ pada tahun *5.5. Itu terjadi pada
)aktu pemerintahan Bubernur Jendral 6.=. Daendels, yang terkenal dengan pembuatan
jalan dari "nyer sampai anyu)angi, yang memba)a banyak korban ji)a penduduk.
&ada )aktu itu ada tiga 89 Tentara yang besar, yaitu di ata7ia #Jakarta$, 9emarang dan
9urabaya. %saha kesehatan sipil mulai diadakan pada tahun *5.,, dan &eraturan
&emerintah tentang Ja)atan 2esehatan 9ipil dikeluarkan pada tahun *5;.. &ada tahun
*5;/ kedua ja)atan digabungkan dan baru pada tahun *,** ada pemisahan nyata antara
kedua ja)atan tersebutMula-mula elanda, untuk kepentingan mereka sendiri,
membentuk Ja)atan 2esehatan Tentara #Militair Beneeskundige Dienst$ pada tahun
*5.5. Itu terjadi pada )aktu pemerintahan Bubernur Jendral 6.=. Daendels. &ada
permulaannya, perhatian hanya ditujukan kepada kelompok masyarakat penjajah
#elanda$ sendiri, beserta para anggota tentaranya yang juga meliputi orang pribumi.
9edangkan usaha untuk mempertinggi kesehatan rakyat secara keseluruhan baru
dinyatakan dengan tegas dengan dibentuknya Ja)atan!Dinas 2esehatan 8akyat pada
tahun *,;0. 9edangkan pelayanan kesehatan yang mula-mula dilakukan adalah
pengobatan dan pera)atan #upaya kuratif$, melalui 89 Tentara.
&ada )aktu itu sebagian besar rakyat di pedesaan masih sangat dipengaruhi oleh
kebiasaan, kepercayaan akan tahayul, sedangkan pengobatan lebih percaya pada dukun.
Ibu-ibu pada )aktu melahirkan bayinya juga lebih banyak ditolong oleh dukun. 2ondisi
hygiene-santasi masih sangat buruk, dan berobat ke dokter masih menimbulkan rasa
takut. anyak penyakit timbul karena pola hidup yang tidak bersih dan tidak sehat. &ada
)aktu itu sering terjadi )abah malaria, kolera, sampar, dan cacar. Di samping itu juga
sering terjadi )abah busung lapar di daerah-daerah tertentu. 9edangkan penyakit
frambusia!patek!puru, kusta dan tuberkulosis merupakan penyakit rakyat. %saha pre7entif
pertama yang dilakukan adalah pemberian 7aksin cacar yang hanya dilakukan dalam
kelompok terbatas. %saha lainnya yang sebenarnya tertua usianya adalah pengasingan
para penderita kusta, tetapi itu lebih sebagai usaha pencegahan penularan semata-mata.
9elain itu juga ada kegiatan pengasingan para penderita sakit ji)a, yang hanya dilakukan
terhadap mereka yang berbahaya bagi masyarakat sekelilingnya.
Dengan adanya )abah kolera, pada tahun *,** di ata7ia dibentuk badan yang
diberi nama 16ygiene +ommissie3 yang kegiatannya berupa< memberikan 7aksinasi,
0
menyediakan air minum dan menganjurkan memasak air untu diminum. &erintis usaha ini
adalah Dr. =. Th. De Vogel. 9elanjutnya pada tahun *,;. diadakan jabatan
1propagandist3 #juru penyiar berita$ yang meletakkan usaha pendidikan kesehatan kepada
rakyat melalui penerbitan, penyebar luasan gambar dinding, dan pemutaran film
kesehatan. %saha ini karena penghematan dihentikan pada tahun *,;?.
Medisch Hygienische Propaganda
&ada tahun *,;A oleh pemerintah elanda dibentuk Dinas 6igiene. ja2egiatan
pertamanya berupa pemberantasan cacing tambang di daerah anten. entuk usahanya
dengan mendorong rakyat untuk membuat kakus!jamban sederhana dan
mempergunakannya. Cambat laun pemberantasan cacing tambang tumbuh mendi apa
yang dinamakan 1Medisch 6ygienische &ropaganda3. &ropaganda ini kemudian meluas
pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di sekolah-
sekolah dan pengobatan kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk
mendirikan 1brigade sekolah3 dimana-mana. 6anya saja gerakan ini tidak lama usianya.
aru pada tahun *,?? dapat dimulai organisasi higiene tersendiri, dalam bentuk
&ercontohan Dinas 2esehatan 2abupaten di &ur)okerto. Dinas ini terpisah dari Dinas
2uratif tetapi dalam pelaksanaannya bekerjasama erat. Dalam hubungan usaha higiene
ini perlu disebutkan nama Dr.John Cee 6ydrick dari 8occkefeller Dundation #"merika$,
yang memimpin pemberantasan cacing tambang mulai tahun *,;A sampai *,?,, dengan
menitik beratkan pada &endidikan 2esehatan kepada masyarakat. Ia mengangkat kegiatan
&endidikan 2esehatan 8akyat #Medisch 6ygienische &ropaganda$ dengan mengadakan
penelitian operasional tentang lingkup penderita penyakit cacing tambang di daerah
anyumas. Ia menyelenggarakan kegiatan &endidikan 2esehatan tentang 6ygiene dan
9anitasi, dengan mencurahkan banyak informasi tentang penyakit-penyakit yang
berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan serta usaha pencegahan dan
peningkatan kesehatan #cacing tambang, malaria, tbc.$. Ia mengadakan pendekatan dalam
upaya membangkitkan dan menggerakkan partisipasi masyarakat #pendekatan seperti ini
nanti dikenal dengan nama 1pendekatan edukatif3$. :ang menonjol pada )aktu itu adalah
penggunaan media pendidikan #booklets, poster, film dsb$ dan juga kunjungan rumah
yang dilakukan oleh petugas sanitasi yang terdidik.
9ebagai pelaksana kegiatan pendidikan kesehatan dalam bidang 6ygiene dan
9anitasi, seorang dokter pribumi bernama Dr. 9oemedi, kemudian mendirikan 9ekolah
Juru 6ygiene di &ur)okerto. %saha ini kemudian dilanjutkan oleh Dr. 8. Mochtar yang
kemudian menjabat sebagai 2epala agian &endidikan 2esehatan 8akyat #Medisch
6ygienische &ropaganda Dienst$. 9ehubungan dengan karya atau usaha Dr. 6ydrick itu,
Dr. 8. Mochtar mengemukakan sbb.<
Selama penyelidikan itu diadakan penerangan kepada penduduk tentang
penyakit "a"ing dengan menggunakan film dan gambar0ganbar sorot- Hasil penerangan
itu begitu besar hingga terjadilah keyakinan bah!a mungkin sekali kepada penduduk
diberikan pengetahuan lebih lanjut tentang kesehatan itu dan tentang penyakit dengan
jalan mengadakan propaganda tentang kesehatan dan organisasi pekerjaan hygiene
-
se"ara seksama-
Kemudian timbul suatu pekerjaan se"ara teratur dalam lapangan Medis"h Hyg-
'ropaganda dan hygiene yang seksama di daerah0daerah desa diba!ah pimpinan
dokter0dokter- Suatu daerah per"ontohan diadakan di !ilayah Kabupaten ,anyumas -
(isamping itu diadakan suatu sekolah Mantri Kesehatan-
,erkat kegiatan mereka jang mendjalankan tugasnja dalam lapangan tersebut
maka pekerdjaan tadi dalam arti sebenarnyja mendjelma sebagai suatu pendidikan
tentang kesehatan kepada rakyat bukan saja suatu medis"h hygiens"he propaganda-
Meskipun para pega!ai a"apkali menghadapi orang0orang jang salah faham
tentang pekerjaan itu dan mengalami berbagai penghinaan akan tetapi dengan penuh
keyakinan tentang kesu"ian pekerjaan itu mereka menjalankan tugasnya sehingga
pendidikan kesehatan rakjat itu memperoleh tempat dalam usaha 'emerintahan dalam
lapangan kesehatan rakjat bahkan sejak pe"ahnya re%olusi pada tahun 1234 di
)ndonesia telah dibangun urusan hygiene desa atas dasar pendidikan kesehatan rakyat-
'erang dunia ke )) mengakibatkan datangnya &aman baru- #rus gelombang
gerakan kesehatan rakyat di dunia telah juga meliputi )ndonesia- (i )ndonesia filsafat
kesehatan yang dianjurkan oleh W-H-*- itu diterima pula dan dijadikan dasar dalam
gerakan kesehatan rakyat di )ndonesia- *leh karena itu dapat diramalkan bah!a
pekerjaan 'endidikan Kesehatan 5akyat itu terus menerus akan memperoleh perhatian
besar dari pemerintah maupun masyarakat- 6ilsafat yang diandjurkan oleh W-H-*- itu
ialah bah!a kesehatan itu adalah 7
a state of complete physical, mental and social wellbeing and not merely the absence
of disease or infirmity(Suatu keadaan sempurna mengenai tubuh rohani dan sosial
bukan saja tidak ada penjakit u&ur arau "a"ad)-
5i!ayat Kesehatan 5akyat memperlihatkan bah!a pada permulaannya 8saha
Kesehatan 5akyat itu ditujukan kepada usaha menyehatkan lingkungan hidup dan
pemberantasan penjakit9 usaha itu didjalankan untuk rakyat dengan jika perlu
menggunakan juga undang0undang-
#kan tetapi dalam bentuk 8saha Kesehatan 5akyat yang paling baru usaha0
uaaha itu dijalankan untuk rakyat dengan ikut sertanya rakyat- )ni berarti bah!a
penyelenggaraan8saha Kesehatan 5akyat itu membutuhkan juga gerakan rakyat ke
jurusan tadi- Hal ini sungguh lebih sukar daripada menjalankan usaha itu tidak dengan
syarat bah!a rakjat juga harus ikut mengadakan inisiatif-
)nisiatif rakyat tadi perlu dibangunkan dengan jalan pendidikan agar rakyat
dapat mengerti dan suka sama0sama bekerja dengan pemerintah untuk keperluan mereka
sendiri- ,antuan rakyat itu harus berdasarkan atas inteligensi-
#8.Mochtar, M.D.,M.&.6. E*,0A, tulisan sudah disesuaikan dengan ejaan baru$
Pen!i!i$an Kesehatan Ra$,at
Dalam tulisannya tersebut, Dr. 8. Mochtar jelas memberikan gambaran betapa
penting arti &endidikan 2esehatan 8akyat dalam upaya membangkitkan dan
/
menggerakkan partisipasi masyarakat dalam 2esehatan 8akyat, yang sejak sebelum
6ydrick, yaitu *,**, sudah mulai digalakkan oleh pemeritah elanda. "da bebarapa
pokok penting yang dapat diangkat dari tulisan Dr. 8.Mochtar, yaitu <
*. &endidikan 2esehatan 8akjat #&28$ sudah dirasakan pentingnya sejak permulaan
abad ke @@, namun direalisasikan dalam bentuk kegiatan nyata baru dalam tahun
*,**, yang dikenal dengan nama Medisch 6ygienische &ropaganda.
;. &endidikan 2esehatan 8akyat #&28$ terkait pada program kesehatan, yaitu
6ygiene dan 9anitasi lingkungan #&28 bukan suatu program yang berdiri sendiri$
?. =alaupun &endidikan 2esehatan merupakan bagian dan kegiatan terintegrasi
dalam program-program kesehatan, namun hal ini perlu ditangani secara
1professional3. %ntuk ini perlu organisasi!unit kerja khusus yang menangani
&endidikan 2esehatan, dan diperlukan pula tenaga terdidik atau terlatih. Dalam
hal ini tenaga sanitasi, disiapkan untuk mampu memberikan pendidikan tentang
kesehatan dan sanitasi kepada masyarakat desa, disertai alat!media pendidikan
#"udio Visual "id $. Tenaga 16ealth >ducators3 ini bekerja dengan penuh
keyakinan dan dedikasi.
&ada )aktu itu sudah ada anggapan bah)a &endidikan 2esehatan tidak diperlukan,
jika masyarakat telah maju. 6al ini tidak dibenarkan oleh Dr.8.Mochtar, karena
kenyataan memperlihatkan bah)a di negara-negara yang telah majupun kegiatan
&endidikan 2esehatan 8akyat masih diperlukan dan dilaksanakan. +ara pendekatan,
metodologi serta tehnologi yang dipergunakan disesuaikan dengan kemajuan masyarakat
setempat.
9edangkan Dr. J. Ceimena #*,0;$ mengangkat beberapa prinsip 1pioneering job3
Dr. J.C. 6ydrick, khususnya yang berkaitan dengan pentingnya health education, sbb.<
Principles : The idea underlying the organi&ation of this intensi%e hygiene !ork !as the
belief that if health edu"ation "ould instill in the people an understanding of the
fundamental rules of hygiene and a reali&ation of the importan"e and ne"essity of
healthful habits of life many diseases and "ondition might be brought under "ontrol and
in time might be eradi"ated-
Purpose : The purpose of the !ork is to a!aken in the people a permanent interest in
hygiene and stimulate them to adopt habits and to "arry out measures !hi"h !ill help
them se"ure health and remain healthy-
+ooperation of the people7 )n order to se"ure the "ooperation of the people health
edu"ation !ork must propose pra"ti"able measures so that the people !ill be able to
gi%e "ooperation- 6urther it is of the greatest importan"e that not only the "hildren be
taught hygiene and health but that also the adults be taught at the same time so that
ea"h group !ill support the other- This "ooperation is %ery %aluable-
5
The spirit of the approach : :They should be lead not dri%en- They should be
stimulated and lead to e;press a desire to li%e more hygieni"ally- )t is the task of the
health !orker to "reate the desire-
A subject with which to begin : :-to begin !ith an attempt to bring about in the people
an understanding of the fundamental fa"ts in%ol%ed in the "ause transmission and
pre%ention of a !ide spread "hroni" disease-
:-if the people "an be taught that they themsel%es "an "arry out "ertain simple measures
!hi"h !ill help them to a%oid one of the "hroni" diseases they !ill learn to li%e more
hygieni"ally and thus build up their resistan"e to many other diseases-
<aying the foundation for general hygieni" !ork7 )f this ne! sanitary habits be"ome
permanent then there has been laid the foundation upon !hi"h general hygiene !ork
"an be built
:--)t !as therefore not intended that the (i%ision of 'ubli" Health /du"ation should
"ondu"t only a "ampaign against soil and !ater pollution but it should thereby lay a
foundation for a broad general "ampaign for hygiene by tea"hing the dangers of the
pollution of soil and !ater-
Memaknai apa yang diuraikan dalam kutipan tersebut di atas, ada contoh menarik.
&T %nile7er dalam rangka mempromosikan produksinya berupa sabun mandi dan pasta
gigi, sering mengadakan bioskop keliling dengan layar tancap. &ada 'aman belum ada
tele7isi, bioskop semacam ini sangat digemari oleh masyarakat, terutama di pedesaan. Di
sela-sela pertunjukan film dengan cerita tertentu sering diselipkan pendidikan!penyuluhan
kesehatan. :aitu dengan selipan slide film yang antara lain menunjukkan tokoh kartun
yang memerankan petugas laboratorium yang sedang meneropong seca)an air mentah
dengan mikroskop. Melalui alat itu terlihat bah)a air mentah itu banyak mengandung
kuman atau bakteri dengan berbagai bentuk yang berkeliaran, berjingkrak-jingkrak dan
menari-nari di dalam air tersebut. "degan berikutnya adalah air di ca)an itu langsung
diminum oleh tokoh kartiun yang lain dengan akibat beberapa lama kemudian merasakan
sakit perut dan beberapa kali buang air besar. Calu dijelaskan oleh narrator dari slide film
tersebut itulah akibatnya apabila kita minum air tanpa dimasak lebih dahulu. 9ang
narrator menganjurkan agar air sebelum diminum agar dimasak lebih dahulu. 2emudian
ditunjukkan slide film berikutnya bah)a melalui mikroskop terlihat bah)a kuman-kuman
itu pada mati dan tidak berkeliaran lagi dalam air yang sudah dimasak. 9ang narrator
menjelaskan bah)a air yang sudah dimasak aman dari gangguan penyakit. Dari silide
film sederhana ini ternyata banyak penduduk pedesaan yang memasak air sebelum
diminum.
-Pre.ention is better than /&re0
%saha 2esehatan 8akyat yang semula lebih ditekankan pada usaha kuratif, lambat
laun berkembang pula kearah pre7entif. 9ebagian dari usaha kuratif diserahkan pada
1inisiatif partikelir3 #*,*/ E *,?/$ seperti Fending, Missie, ala 2eselamatan #Ceger des
6eils$, perusahaan perkebunan. #Dr.J.Ceimena, *,0;$. Dalam tahun *,?/ sampai
,
meletusnya &erang Dunia ke II, &emerintah &usat menyerahkan usaha kuratif kepada
daerah otonom, namun tetap dia)asi dan dikoordinir oleh &emerintah &usat.
9eiring dengan perkembangan dalam bidang kuratif, maka usaha pre7entif juga
berkembang. %saha kuratif dan pre7entif mulai digalakkan dan dikembangkan di
perusahaan-perusahaan perkebunan elanda yang memang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja perkebunan, dan dengan demikian
meningkat pula daya kerja #arbeidscapaciteit$ dan daya produksinya #productie
capaciteit$ .
&enelitian dalam bidang bakteriologi dan epidemiologi menambah luas )a)asan
pengetahuan tentang sebab penyakit menular dan cara pencegahannya, seperti, cholera,
desentri, typhus. Demikian pula halnya dengan penelitian tentang penyakit rakyat, seperti
T+, frambusia, cacing tambang, malaria dsb. "gar masyarakat sadar dan berpartisipasi
dalam upaya pencegahan dan upaya peningkatan kualitas kesehatannya, maka sudah pada
tempatnya jika informasi terkini mengenai perkembangan dalam bidang kesehatan dapat
disalurkan ke masyarakat, seperti penyebab penyakit, cara penangulangannya atau cara
pencegahannya. Disinilah &endidikan 2esehatan dapat me)ujudkan perannya dengan
jelas.
"pa yang telah dirintis oleh 6ydrick tersebut kemudian ternyata dilanjutkan oleh
&emeritah #elanda$. &erhatian &emerintah elanda terhadap usaha pre7entif
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, tindakan dan peraturan #perundang-undangan$.
Motto yang berbunyi 1&re7ention is better than cure3 di)ujudkan dalam berbagai
kegiatan a.l. <
7aksinasi cacar, typus, cholera, desentri, pes
pendaftaran kelahiran, kematian
pelaporan tentang penyakit menular, sakit ji)a
penga)asan < air minum, pabrik, tempat pembuatan makanan dan minuman,
saluran limbah ait!riolering, pembuangan sampah, perumahan.
Termasuk upaya pendidikan kepada rakyat tentang peraturan dalam pemeliharaan
kesehatan diri dan lingkungan.
Dengan demikian upaya pencegahan semakin dipandang sebagai usaha yang
penting, demikian pula upaya pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
*.
asa Pen!&!&$an 1e%an2 !an A"a# Kemer!e$aan
Dengan pecahnya &erang Dunia ke II dan pendudukan Jepang #*,A; E*,A0$ maka
semua sistem pemerintahan praktis mengalami disorganisasi, karena semua usaha
ditujukan untuk kepentingan perang #&emerintahan dan orang-orang Jepang$. &endidikan,
ekonomi, kehidupan sosial, kesehatan amat sangat terpuruk. 9umber daya alam dan
sumber daya manusia, semua dikerahkan untuk kepentingan Jepang. Dimana-mana hanya
terlihat kemiskinan, penderitaan, kelaparan, dan penyakit. 6idup masyarakat sangat
tertekan. 9ituasi ini berlangsung sampai tahun *,A0, saat berakhirnya &erang Dunia ke II.
&ada tahun *,A0 Jepang menyerah dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaan serta
memperjuangkannya dengan mela)an tentara sekutu #"merika dan Inggris$ dan elanda
yang ingin memperoleh kembali supremasi penjajahannya di Indonesia.
Disorganisasi %saha 2esehatan Masyarakat yang sejak 'aman pendudukan Jepang
sudah kacau, berlangsung terus dalam periode re7olusi fisik #*,A0 E *,A,$. anyak
fasilitas 2esehatan tidak dapat dipergunakan karena rusak, bahkan para petugas
kesehatan pun banyak yang meninggalkan posnya, bergabung dalam barisan gerilya)an
mela)an elanda, "merika dan Inggris. Dalam kaitan itu perlu dicatat bah)a banyak
tenaga dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang menjadi pejuang dan di antaranya ada
yang gugur di medan perang, atau menjadi korban perang.
Dalam periode re7olusi fisik itu #"gustus *,A0 E Desember *,A,$, masih ada dua
sistem pemeritahan, yaitu elanda yang berpusat di Jakarta, dan 8epublik Indonesia yang
berpusat di :ogyakarta. Dengan demikian maka selama 5 tahun #*,A; E *,A,$, Indonesia
mengalami masa yang sangat memprihatinkan. anyak fasilitas kesehatan yang tidak
dapat dipergunakan, karena rusak, ditinggalkan, bahkan para petugas kesehatanpun
meninggalkan posnya untuk turut bergabung dengan para gerilya)an. 4bat-obatan
didaerah 8epublik juga sulit.
aru setelah penyerahan 2edaulatan #;/ Desember *,A,$, &emerintah memberikan
perhatian pada kesehatan rekyat. &emerintah #8I$ juga memberikan perhatiannya pada
kesehatan masyarakat di desa. &ada )aktu itu dikembangkan %saha &embangunan
Masyarakat Desa yang antara lain melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
&ada )aktu itu ada yang disebut Berakan 2ebersihan, &ekan 2erja akti, dll. Diadakan
pula %saha 2esehatan di sekolah-sekolah, yang berkaitan dengan kebersihan diri dan
lingkungan, perbaikan gi'i, dll. ahkan di masa masih bergolak #*,A5$ sudah didirikan
sekolah untuk penyuluh kesehatan di Magelang dan dibuat dua daerah percontohan, yaitu
di Magelang dan :ogyakarta.
Em%at Sehat Lima Sem%&rna !an -Ban!&n2 P#an0
&ada sekitar tahun *,0. an itu masalah gi'i cukup menonjol. Dengan ukuran sesuai
(utritional 9tandard #GidG, GdateG, G)riterG, GtitleG, GpictHnameG, GpictHdnameG,
GattachHnameG, GattachHdnameG, Gne)sHtypeHidG, GdescriptionG, GlangG, Gattach*HnameG,
Gattach*HdnameG, Gattach;HnameG, Gattach;HdnameG, GdtHcreatedG, GdtHupdatedG$
**
V"C%>9 ditentukan tingkat keadaan gi'i dengan menggunakan indeks. Dengan
demikian dapat ditentukan keadaan gi'i< kurang, minimal, normal, atau optimal.
Bolongan gi'i minimal oleh &rof. Dr. &oer)o 9oedarmo disebut golongan 1tidak sakit
dan tidak sehat3. 9ementara itu 1k)ashiorkhor3 dan 1Ierophthalmia3 sebagai masalah
gi'i pda golongan anak para sekolah mendapat banyak perhatian. 9elain penyelidikan
secara mendalam, usaha perbaikan dilakukan melalui penyuluhan gi'i dan penggalian
sumber makanan bernilai gi'i.
&enerangan kepada masyarakat dilaksanakan melalui kursus yang diselenggarakan
oleh berbagai organisasi, maupun melalui pers dan radio. &ada )aktu itu diperkenalkan
semboyan atau pesan < 1>mpat 9ehat Cima 9empurna3, sesuai dengan pola makanan
Indonesia. &esan tersebut berhasil disebar luaskan dan menjadi populer. &esan tersebut
juga banyak terpampang di dinding-dinding sekolah. &engertian semboyan tersebut
ternyata berhasil dihayati masyarakat. &esan itu sangat efektif dan mudah dihafal, bahkan
masih rele7an sampai sekarang.
9elanjutnya pada sekitar tahun *,0*, oleh Dr. J. Ceimena dan Dr. &atah
diperkenalkan 12onsep andung3 atau 1andung &lan3, yang menggambarkan
perpaduan antara upaya kuratif dan pre7entif. 2onsep tersebut sebenarnya tidak lain dari
konsep +ommuniyty health, yang merupakan dasar bagi pengembangan &uskesmas, yang
kemudian menjadi pembuka program kesehatan masyarakat desa dan upaya pendidikan
kesehatan masyarakat secara luas. Dengan demikian masyarakat pedesaan akan
mempunyai akses lebih dekat ke &elayanan 2esehatan. 6al ini dianggap penting, karena
sebagian besar masyarakat Indonesia ada di pedesaan, dan di masa lalu masyarakat desa
kurang mendapat perhatian dalam pelayanan kesehatan.
&rogram pembangunan kesehatan untuk periode *. tahun #*,0.-*,-.$ telah
digariskan dalam konperensi 2ementerian 2esehatan tahun *,0; di Jakarta. Isi program
mencakup kebijaksanaan umum dan khusus. %saha kuratif dan pre7entif yang ditempuh
sesuai dengan rumusan =64 mengenai kesehatan, yaitu< 1a state of complete physical,
mental and social )ell being, and not merely the absence of disease or infirmity3. Tujuan
pemerintah adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Indonesia untuk
meningkatkan derajat kesehatan bangsa Indonesia agar memiliki kemampuan kerja
semaksimal mungkin.
Kesehatan as,ara$at Desa (KD+
&ada sekitar tahun *,0-, dibentuk %nit 2esehatan Masyarakat Desa dan
&endidikan 2esehatan 8akyat #2MD!&28$. &rof. Dr. dr. 9ulianti 9arosa #alm$, yang
biasa disebut dengan 3dr 9ul3 ditetapkan sebagai pimpinan unit tersebut. Menurut beliau,
titik berat usaha kesehatan masyarakat adalah pada usaha pre7entif. (amun istilah
pre7entif ini masih kurang dipahami secara tepat oleh masyarakat, bahkan seringkali
dikira bah)a usaha pre7entif hanya meliputi penerangan-penerangan kesehatan atau
usaha imunisasi saja. :ang diharapkan dan dianggap penting oleh masyarakat adalah
JpengobatanJ atau usaha kuratif.
9ebenarnya yang dimaksud dengan usaha pre7entif adalah bah)a upaya kesehatan
yang dijalankan tidak semata-mata untuk penyembuhan yang sakit, tetapi lebih pada
*;
upaya untuk mencegah timbulnya penyakit serta mempertinggi derajat kesehatan
masyarakat #promotif$. 6al ini berarti bah)a usaha-usaha pengobatan ringan perlu
dilakukan agar penyakit tidak bertambah parah, juga termasuk pengobatan dalam rangka
memberantas penyakit menular yang dilakukan secara sistematis.
Dr 9ul selalu mengingatkan bah)a rangkaian usaha pre7entif inilah yang
dimaksudkan dengan &ublic 6ealth atau %saha 2esehatan Masyarakat, yang dirumuskan
oleh &rof. =inslo), dimana pemahaman definisinya di7isualkan sebagai berikut <
PUBLI3 HEALTH is THE S3IEN3E an! ART
O4 THROUGH 4OR
*. &re7enting Disease
;. &rolonging Cife
and
?. &romoting 6ealth
4rgani'ed
+ommunity >ffort
*. The 9anitation of the
>n7ironment
;. The +ontrol of
+ommunicable Disease
?. The >ducation of the
Indi7idual in &ersonal
6ygiene
A. The 4rgani'ation of
Medical and (ursing
9er7ice for the >arly
Diagnosis and &re7enti7e
Treatment of Disease, and
0. The De7elopment of 9ocial
machinery to ensure
*?
e7eryone a standard of
li7ing adeKuate for
maintenance of 6ealth
9o organi'ing these benefit as to enable e7ery citi'en to reali'e his birthright of health and
longe7ity
Demikianlah dengan jelasnya bah)a dengan usaha kesehatan masyarakat setiap
orang diberi kesempatan untuk mendapatkan JhakJnya untuk hidup sehat dan umur
panjang.
Mengenai upaya kesehatan yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut
diatas dr. 9ul mengingatkan kembali skema yang menggambarkan ri)ayat penyakit dan
tindakan yang dapat diambil sesuai dengan tahap-tahap perkembangan penyakit, yang
disusun oleh &rof Cea7ell dari 6ar7ard %ni7ersity diba)ah ini <
erdasarkan ri)ayat penyakit tersebut, maka usaha-usaha kesehatan pre7entif yang
dapat dilakukan adalah <
*. &endidikan 2esehatan kepada Masyarakat #6ealth >ducation$
;. &erbaikan Makanan 8akyat
?. &erbaikan 6ygiene lingkungan hidup
A. 2esejahteraan Ibu dan "nak
0. Dinas 2esehatan 9ekolah
-. &emeliharaan 2esehatan Masyarakat #&ublic 6ealth (ursing$
/. %saha &engobatan
5. &emberantasan &enyakit endemis dan epidemis
*A
,. 9 t a t i s t i k
*.. Caboratorium 2esehatan
Cebih lanjut dr 9ul menatakan bah)a tujuan &endidikan 2esehatan kepada masyarakat
adalah <
Pen!i!i$an Kesehatan Ra$,at (PKR+ o!e# Lemah Aban2
erhubung pada )aktu itu #dan juga sampai sekarang$ sebagian besar penduduk
hidup di pedesaan, maka usaha-usaha kesehatan terutama ditujukan kepada masyarakat
desa, selain karena disebabkan usaha kesehatan belum merata sampai ke pelosok-
pelosok. 2onsep yang dianut oleh seluruh dunia ialah bah)a sebaiknya usaha-usaha
kesehatan itu dijalankan secara terintegrasi dan koordinasi serta perlu mengikut sertakan
masyarakat secara aktif pada penyelenggaraan usaha-usaha kesehatan tersebut. %ntuk
melaksanakan rencana kesehatan masyarakat tersebut maka 2ementerian 2esehatan
)aktu itu, telah mengadakan percontohan didaerah andung yang disebut dengan
andung &lan dan tepat dengan )aktu dimulainya &rogram (asional &embangunan
Masyarakat Desa dalam bulan "gustus *,0-.
&ercontohan %saha 2esehatan Masyarakat Desa #2MD$ dimulai dari 2abupaten
ekasi pada *,0-. Di sini diadakan kursus-kusrsus atau latihan mengenai usaha 2MD
untuk segala jenis tenaga kesehatan dari seluruh Indonesia. Disamping 2MD di ekasi,
di setiap propinsi juga diadakan daerah percontohan 2MD untuk dijadikan tempat
pelatihan bagi tenaga kesehatan setempat. Daerah-daerah percontohan lain adalah di <
ojongloa #andung$, 9leman #Magelang$, Bodean #:ogjakarta$, Mojosari #9urabaya$,
Metro #Campung$, 2asemen #Denpasar$, 2otaraja #anda "ceh$, Indrapura #Medan$, dan
arabai #anjarmasin$. &ada )aktu itu tenaga-tenaga yang akan diterjunkan ke
masyarakat dilatih dahulu secara intensif dalam suatu pelatihan atau kursus yang diberi
nama &endidikan 2esehatan pada 8akyat #&28$.
2husus Daerah &ercontohan 2MD!&28 2ecamatan Cemah "bang, ekasi,
dipersiapkan sebagai Daerah pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam bidang 8ural 6ealth
and 6ealth >ducation. Tujuan diadakannya Daerah &ercontohan 2MD!&28 Cemah
"bang adalah < 1Menjadikan Daerah itu sebagai contoh sistem kerja dan pengelolaan
program 2esehatan Masyarakat Desa, oleh suatu Tim 2esehatan Desa #8ural 6ealth$,
dan juga sebagai daerah pelatihan lapangan #field training$ tenaga-tenaga kesehatan
#medis, para medis$3.
Tim 2MD!&28 Cemah "bang terdiri dari petugas kesehatan yang bertugas sebagai
full timer dan merupakan 1administrati7e staff3 dalam bidang-bidang <
2uratif E dokter selaku pimpinan Tim, pimpinan proyek
*0
eberapa &enilik 2esehatan yang bertugas dalam < &ublic 6ealth "dministration
dan 9tatistik, 6ygiene dan 9anitasi Cingkungan
Bi'i #(utrition$
&ublic 6ealth (ursing
&endidikan 2esehatan #6ealth >ducation$.
9elain dari itu ada tenaga-tenaga lapangan seperti bidan, pembantu bidan dan beberapa
sanitarians.
Dapat dikemukakan bah)a 9taf 2MD!&28 secara keseluruhan, sebelum
ditugaskan dalam pos masing-masing, baik di Dep.2es. sebagai staf agian 2MD!&28,
maupun di Cemah "bang, sebagai Team 9taff lapangan, semua mendapat pendidikan dan
pelatihan khusus di Cuar (egeri dalam disiplin profesi masing-masing dalam konteks
2esehatan Masyarakat. 9ekembali masing-masing ke tanahair, masih ada tahap
pembinaan intensif dari 2epala agian 2MD!&28 yaitu oleh Ibu Dr. J. 9oelianti 9aroso,
mengenai program 8ural 6ealth, serta tentang cara dan mekanisme kerja dalam Tim.
9taff Meeting dilakukan secara teratur #hampir setiap hari$ di ag. 2MD!&28, Dep.2es.,
dengan penugasan-penugasan khusus, sebelum ke Cemah "bang. Dalam kesempatan
pertemuan seperti ini laporan lisan tentang pelaksanaan tugas dan masalah-masalah juga
dibicarakan bersama. +ara ini menimbulkan rasa kebersanaan, rasa tanggung-ja)ab
bersama, rasa persaudaraan, lebih-lebih bagi mereka yang memang harus tinggal di
Cemah "bang.
eberapa hal yang dapat diutarakan sebagai pengalaman yang membantu dalam
membentuk Tim 2MD!&28 Cemah "bang yang solid dan handal a.l. adalah <
adanya organi'ation and staff de7elopment planning yang solid #Tingkat &usat$
"danya )ell planned staff preparation, de7elopment, and placement #Tingkat
&usat$
"danya regular Cemah "bang team staff meeting, dan keterbukaan #lokal$, setiap
hari 9enin sebelum kelapangan.
"danya technical super7ision and guidance #dari &usat-gn 2MD!&28$melalui
berbagai jalur seperti <
*-
o 2unjungan lapangan ke desa-desa, dan dialog langsung dengan petugas
lapangan dan &>MD" setempat.
o &ertemuan!rapat dengan administrati7e Team staff Cemah "bang.
&ertemuan seperti ini biasanya dihadiri pula oleh staff gn 2MD!&28
dari berbagai displin dan bersifat edukatif.
&ertemuan non-formal #social gathering$ yang se)aktu-)aktu diselenggarakan
2epala agian 2MD!&28 untuk seluruh staf, membantu menambah erat
hubungan sosial antar-staf.
&embentukan dan pengembangan Daerah &ercontohan Cemah "bang mendapat
bantuan tehnis dari badan Internasional, dengan penempatan Team 2onsultan #full tmer$
di lokasi untuk bidang-bidang < kuratif #dokter$, >n7ironment 9anitation, &ublic 6ealth
(ursing #semuanya dari %9-"ID$ dan 6ealth >ducation #dari =64$. Team consultant
ini masing-masing didampingi oleh local national technical counterpart, sebagai Tim
2MD!&28. %ntuk &ublic 6ealth "dministration L 9tatistics tidak ada consultant
tehnisnya.
6.>. +onsultant, Mr. +alhoun dalam masa penugasannya pernah mengadakan
penulusuran jejak karya 6ydrick di )ilayah anyumas yang didampingi 9dr.
Tar'an&anggabean sc, &enilik 2esehatan yang bertugas dibidang 6ealth >ducation di
lapangan. 2eberadaan dan bantuan tehnis dari para konsultan Cuar (egeri membantu
upaya meningkatkan mutu kinerja local national staff. Transfer of kno)ledge and
technology tentang cara kerja dalam Team, penggunaan alat-alat bantu dalam
melaksanakan &endidikan 2esehatan kepada masyarakat, cara-cara pendekatan
masyarakat dsb. adalah hal yang dialami langsung, di diskusikan dan di analisa bersama.
Dengan cara 1learning by doing3, maka pemahaman dan penghayatan tentang 6ealth
>ducation in rural areas dan role of 6ealth >ducator as a member of a 8ural 6ealth
Team, dapat secara langsung diterapkan. Masing-masing counterpart mampu
menampung, menyaring, memilih, mengolah, meresapkan dan memanfaatkan masukan-
masukan yang diperoleh dari konsultan-konsultan asing dalam upaya memperkuat dan
meningkatkan mutu profesinya dalam rangka pengembangan program 2MD!&28.
Tidak dapat disangkal kebenarannya bah)a kehidupan Tim yang cukup dinamis
ini, diliputi juga oleh adanya 1nuansa dominasi profesional3. Ini dapat menimbulkan arus
ketegangan dikalangan Tim, dan merusak 1Team 9pirit3, jika kesadaran para anggota
Tim akan makna pentingnya keberadaan Daerah &ercontohan ini tidak kuat, dan roda
kepemimpinannya lemah. Dominasi profesional juga dapat diamati dikalangan foreign
consultants. Jika local administrati7e staff sebagai technical counterpart terpengaruh,
maka hal ini dapat membahayakan hubungan sosial antar-staf dan pada akhirnya
membuyarkan fungsi Tim. 9elain dominasi professional, maka sikap perilaku yang dapat
juga melemahkan fungsi Tim ialah adanya 1indi7idual 7ested interest3 anggota Tim, yang
dapat memicu timbulnya sikap kecurigaan antar-disiplin. Disinilah diperlukan adanya
*/
leadership yang objektif, kuat dan mampu menjaga keseimbangan hubungan sosial antar-
disiplin, intra-disiplin dan intra-Team. Jika local conflicting situation and conflicting
interest tidak dapat teratasi setempat, maka posisi kepemimpinan untuk memecahkan
masalah, diangkat ke tingkat Departemen#&usat$, yaitu oleh agian 2MD!&28.
Peranan Health ducation !taff
9ebagaimana halnya tujuan &endidikan pada umumnya, yaitu menjadikan orang itu
de)asa, memiliki tanggung-ja)ab untuk diri sendiri dan lingkungan sosialnya, serta
mampu mengambil keputusan yang bijaksana, maka 6ealth >ducation sebagai proses
yang terarah, menjadikan orang itu 1de)asa3, mampu meningkatkan taraf kesehatan diri
sendiri, keluarga dan lingkungannya atas kesadaran diri tentang pentingnya kesehatan
dan melaksanakan pola hidup sehat atas upaya dan kekuatannya sendiri.
6ealth >ducation 1mengolah3 pola pikir orang, agar ia dapat berpikir rasional,
objektif , mampu secara sadar me)ujudkan pengetahuan tentang kesehatan kedalam
kehidupan sehari-hari, bahkan dapat mentransfer pengetahuannya juga kepada orang lain.
&ara pertugas kesehatan di lapangan dibina sedemikian rupa, agar mampu
mengembangkan 1critical mind3-nya. "dakalanya penerapannya dirasakan sebagai
1mengganggu3 disiplin kesehatan lainnya. Ini kemudian dapat meninbulkan social
conflicts dalam Team.
+onflicting ideas, opnion, interest, dalam suatu Tim, selalu dapat terjadi, namun
yang perlu diperhatikan ialah ba)a hal ini merupakan 1ingredients3 dalam kehidupan
Tim, yang dapat menambah ke-matangan dan kede)asaan team sebagai suatu 2elompok
yang anggota-anggotanya ber7ariasi. &enting dalam hal ini adalah adanya 1team spirit3,
dan sikap toleransi, objektif dalam melihat atau menanggapi masalah, peka terhadap
kondisi lingkungan, dan responsi7e serta kreatif dalam mencari penyelesaian yang dapat
memberikan rasa puas bagi seluruh anggota Tim.
&engalaman sebagai 1grassroot le7el )orker3 dan sebagai anggota 8ural 6ealth L
6ealth >ducation Team, telah menempa spiritual maturity, dan lebih peka terhadap
kemungkinan timbulnya benturan antar-anggota Tim. Dalam menghadapi foreign
consultants, maka kita perlu memperkuat posisi kita sebagai nasional counterpart, dengan
lebih memperhatikan kepentingan program nasional. 9edapat mungkin dapat
mengendalikan pemikiran-pemikiran yang sekiranya dapat menghambat atau
mengalihkan arus dan arah perkembangan program.
Dapat dikemukakan bah)a sasaran 6ealth >ducation bukan hanya masyarakat saja,
tetapi juga para petugas kesehatan. Tujuan tentu berbeda. agi masyarakat, diharapkan
agar mereka sadar akan pentingnya kesehatan bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat
lingkungannya, dan bagi &etugas kesehatan, agar mereka juga dapat menjadi panutan
dalam cara hidup sehat, serta mampu menggunakan tehnologi 6ealth >ducation dalam
melaksanakan tugasnya, yang dilaksanakan sedemikian rupa, hingga masyarakat yang
menjadi sasarannya menjadikan cara hidup bersih dan sehat sebagai pola hidupnya
sehari-hari.
&engalaman di Cemah "bang memberikan pelajaran bah)a perubahan sikap
perilaku kesehatan yang diharapkan meskipun hanya dalam lingkup seluas 2eacamatan
saja, ternyata memerlukan tindakan-tindakan di tingkat adminsitratif dan sosial yang
*5
lebih tinggi. %ntuk itu diperlukan tenaga khusus untuk menanganinya secara
professional. &engalaman dan pengamatan menunjukkan bah)a sebagai 1health
educator3 dalam Tim, ia dapat menjadi 1Mediator3 dalam menghadapi situasi konflik
yang terjadi dalam Tim serta dapat membangun 1net)orking3 antar berbagai
program!unit kerja. 9ingkatnya ia dapat berperan sebagai 3catalyst3 dalam upaya
mengadakan perubahan, yang memadukan pendidikan kesehatan dengan program serta
dengan melibatkan peran aktif masyarakat.
&engalaman di Cemah "bang juga menunjukkan, sebagaimana jargon dikutip di
a)al bab ini, bah)a <Health edu"ation alone is nothing- Health edu"ation !ith program
is something- Health edu"ation !ith program and "ommunity is e%erything.
Bab III
ERA PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN KESEHATAN
(K&r&n 5a$t& '()*6'(7*+
/du"ation is not for kno!ing more
,ut for beha%ing differently
(5uskin)
Isti#ah Pen!i!i$an Kesehatan !an UU Kesehatan '()*
Dr. J. Ceimena, selaku Menteri 2esehatan menyampaikan kepada &residen
9ukarno, &residen I 8I, pada tahun *,00 #dalam buku 2esehatan 8akyat di Indonesia,
&andangan dan &lanning$, bah)a merajalelanya berbagai penyakit di Indonesia pada saat
itu adalah karena kurang baiknya keadaan hygiene lingkungan di Indonesia. 6al ini
disebabkan antara lain karena kurangnya pengertian masyarakat tentang hygiene
perseorangan dan hygiene umum. 4leh karena itu maka &endidikan 2esehatan kepada
8akyat adalah suatu soal yang penting di Indonesia.
Dalam kaitan itu beliau juga menyatakan bah)a pada umumnya semua usaha di
lapangan kesehatan masyarakat tidak akan berhasil jika masyarakat tidak diberikan
pendidikan dan penerangan yang sebaik-baiknya tentang masalah itu. 3The public health
administration can achie7e no solid, durable and effecti7e result unless the public is gi7en
6ealth >ducation3. Mengenai pentingnya pendidikan kesehatan ini juga dapat dilihat
pada %ndang-undang (o. , :tahun *,-. tentang &okok-pokok 2esehatan.
&aling tidak ada dua hal penting dalam %ndang-undang tersebut yang perlu
dikemukakan dan dijadikan landasan dalam penyelenggaraan &endidikan 2esehatan
Masyarakat yaitu <
*,
&asal *, yang menyatakan bah)a Tiap-tiap )arganegara berhak memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya dan perlu diikut sertakan dalam usaha-usaha
2esehatan &emerintah.
&asal A, yang menetapkan Tugas &emerintah untuk memelihara dan mempertinggi
derajat kesehatan rakyat dengan menyelenggarakan dan menggiatkan usaha-usaha
dalam lapangan......... butir c. &enerangan dan &endidikan 2esehatan
8akyat......dst
Dengan demikian pada saat itu, istilah &endidikan 2esehatan telah dipergunakan secara
resmi.
Tentang apa yang disebut dengan &endidikan 2esehatan #6ealth >ducation$
banyak ahli memberikan definisi #seperti< Dorothy (es)ander, Buy 9teuart, &aul Mico,
6elen 8oss, I)an 9utjahja, dll$. Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bah)a
pendidikan kesehatan merupakan upaya yang ditekankan pada terjadinya perubahan
perilaku, baik pada indi7idu maupun masyarakat. ahkan dalam salah satu jargonnya,
yang bermula dari 8uskin sebagaimana dikutip di a)al bab ini, ditegaskan bah)a fokus
6ealth >ducation adalah pada perubahan perilaku itu, bukan hanya pada peningkatan
pengetahuan saja. 4leh karena itu area &endidikan 2esehatan adalah pada 2no)ledge
#&engetahuan$, "ttitude #9ikap$ dan &ractice #&erilaku$, yang disingkat menjadi 2.".&.
Mengenai metode yang dipergunakan dalam pendidikan kesehatan dapat
ber7ariasi, sesuai dengan keadaan, masalah dan potensi setempat. (amun metode
tersebut harus dikembangkan < dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat.
Peneta%an Hari Kesehatan Nasiona#
&ada sekitar tahun *,-.-an malaria merupakan salah satu penyakit rakyat yang
berkembang dengan subur. 8atusan ribu ji)a mati akibat malaria. erdasarkan
penyelidikan dan pengalaman, sebenarnya penyakit malaria di Indonesia dapat
dilenyapkan. %ntuk itu cara kerja harus dirubah dan diperbarui. Maka pada 9eptember
*,0, dibentuk Dinas &embasmian Malaria #D&M$ yang kemudian pada Januari *,-?
dirubah menjadi 2omando 4perasi &embasmian Malaria #24&>M$. &embasmian
malaria tersebut ditangani secara serius oleh pemerintah dengan dibantu oleh %9"ID dan
=64. Direncanakan bah)a pada tahun *,/. malaria hilang dari bumi Indonesia.
&ada akhir tahun *,-?, dalam rangka pembasmian malaria dengan racun serangga
DDT, telah dijalankan penyemprotan rumah-rumah di seluruh Ja)a, ali dan Campung,
sehingga l.k. -A,0 juta penduduk telah mendapat perlindungan dari kemungkinan
serangan malaria. %saha itu juga dilanjutkan dengan nusaha sur7eilans yang berhasil
menurunkan 3parasite indeI3 dengan cepat, yaitu dari *0 M menjadi hanya ;M.
&ada saat itulah, tepatnya pada tanggal *; (o7ember *,-A, peristi)a
penyemprotan nyamuk malaria secara simbolis dilakukan oleh ung 2arno selaku
;.
&residen 8I di desa 2alasan, sekitar *. km di sebelah timur kota :ogyakarta. Meskipun
peristi)anya sendiri merupakan upacara simbolis penyemprotan nyamuk, tetapi kegiatan
tersebut harus dibarengi dengan kegiatan pendidikan atau penyuluhan kepada
masyarakat. &eristi)a itu kemudian dikenal sebagai 6ari 2esehatan (asional #62($,
yang setiap tahun terus menerus diperingati sampai sekarang. 9ejak itu, 62( dijadikan
momentum untuk melakukan pendidikan!penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
Tetapi pemberantasan malaria dengan cara penyemprotan tersebut ternyata tidak
dapat diteruskan karena tiadanya biaya. antuan dari %9"ID dan =64 berhenti. Juga
karena adanya pemberontakan B?.9!&2I pada tahun *,-0.
Ba2ian Pen!i!i$an Kesehatan as,ara$at
&ada tahun *,-/, &rof. Dr. B" 9i)abessy, selaku Menteri 2esehatan, dengan 9urat
2eputusan (o. .,*!III!"d.%m!J-/, telah menetapkan 9usunan 4rganisasi Departemen
2esehatan. Dalam struktur organisasi tersebut antara lain ditetapkan bah)a unit yang
melaksanakan tugas pendidikan kesehatan adalah agian &endidikan 2esehatan
Masyarakat #agian &2M$ yang berada di iro &endidikan, 9ekretariat Jenderal. 2alau
di era sebelumnya agian &endidikan 2esehatan kepada 8akyat berada langsung dan
bertanggung ja)ab kepada Menteri #yang mungkin dapat disebut setara dengan eselon I$,
maka dengan 92 Menkes *,-/ tersebut posisi agian &endidikan 2esehatan Masyarakat
berada di ba)ah 2epala iro, dan ditetapkan dalam jabatan eselon III, meskipun beban
kerja &endidikan 2esehatan tetap dan bahkan makin besar.
Meskipun hanya eselon III tetapi unit ini mempunyai jaringan yang cukup kuat
dengan =64. Demikianlah misalnya pada bulan (o7ember *,-/, di (e) Delhi, India,
diselenggarakan Inter-+ountry =orkshop on The Methodology of &lanning,
Implementation and >7aluation of 6ealth >ducation. &ada )aktu itu Indonesia
mengirimkan )akilnya yaitu < #*$ &rof. Dr. I.M. agiastra #alm$, saat itu sebagai Dekan
D2M-%IN #;$ dr. =irja)an Djojosugito #alm$, saat itu 2epala iro V!&endidikanN dan #?$
Drs. 2oento 6idajat #alm$, saat itu sebagai 2epala agian &2M. 6asil )orkshop
tersebut, di antaranya adalah keharusan berintegrasinya kegiatan &endidikan 2esehatan
dalam setiap program kesehatan baik dalam perencanaan, pelaksanaan #implementasi$
maupun penilaian.
9elanjutnya pada bulan "gustus *,-5, agian &2M menyelenggarakan =orkshop
tentang "pproach >dukatip dalam &erencanaan dan &enyelenggaraan &rogram-&rogram
2esehatan Masyarakat, yang merupakan tindak lanjut dari 8apat 2erja (asional bulan
"pril *,-5. 9alah satu keputusan 8aker adalah dinyatakannya 3&endidikan 2esehatan3
sebagai usaha utama dan mutlak, kalau rencana &usat 2esehatan Masyarakat
#&uskesmas$ hendak direalisasikan.
eberapa rekomendasi penting dari )orkshop ini antara lain <
*. Dungsi dan &eran &2M baik di tingkat &usat, &ropinsi maupun 2abupaten<
:aitu bah)a Dungsi agian &2M di &usat antara lain adalah imbingan
2onsepsionil, imbingan Tehnis dan &enyaluran antuan Materiil
;*
;. 9truktur 4rganisasi<
Diusulkan kedudukan agian &2M ditingkatkan menjadi iro karena merupakan
salah satu tugas pokok Departemen #asic 9iI$
?. %ntuk pembiayaan, diusulkan ada anggaran khusus untuk &endidikan 2esehatan
Masyarakat baik di tingkat &usat, &ropinsi maupun 2abupaten.
A. Diusulkan pengembangan staff yang Kualified, antara lain pendidikan 6ealth
>ducation 9pecialist
0. entuk terintegrasinya kegiatan &2M dalam setiap &rogram
Pen!i!i$an Hea#th E!&/ation S%e/ia#ist
&ada sekitar tahun *,-/-*,-5, semakin disadari bah)a masalah kesehatan tidak
dapat diatasi melalui disiplin ilmu kedokteran saja, tetapi juga perlu menggunakan ilmu
sosial. Itu disebabkan karena masalah kesehatan banyak terkait dengan masalah sosial,
khususnya perilaku masyarakat. %ntuk itu dipikirkan tentang perlunya tenaga khusus
pendidikan kesehatan masyarakat tingkat sepesialis, yang memahami persoalan sosial
kemasyarakatan. 6al itu telah diba)a dan dibahas di dalam 8akerkesnas *,-5, dan
disepakati perlunya pengembangan tenaga spesialis bidang pendidikan kesehatan
masyarakat.
Maka diadakanlah proyek khusus &engadaan Tenaga 6ealth >ducation 9pecialist
ini. 2egiatan ini mendapat bantuan dana dan konsultan dari =64 dan %9"ID, dan
proyeknya bernama< 6ealth >ducation Manpo)er De7elopment &roject. 2onseptor dari
proyek ini adalah Dr. =irya)an Djojosoegito, 2epala iro &endidikan )aktu itu dengan
dibantu khususnya Drs. 2oento 6idayat dan Dra. 2oesnaniyah =iryomihardjo.
9elaku &impinan proyek ditetapkan< Dr. 9oeharto =iryo)idagdo. Tujuan proyek adalah
pengadaan sekitar -. orang 6>9 #6ealth >ducation 9pecialist$ dan memperkuat Dakultas
2esehatan Masyarakat khususnya di %ni7ersitas Indonesia, yang nantinya diharapkan
mampu menyelenggarakan pendidikan tenaga 6>9 tersebut di dalam negeri.
&royek ini mulai berjalan pada tahun *,/* dengan merekrut para sarjana dari
berbagai disiplin. 9elain dokter dan dokter gigi, juga sarjana pendidikan, sarjana
ekonomi, sarjana hukum, sosiologi, antropologi, dll. "ngkatan I dan II dari proyek
tersebut dididik di dalam dan luar negeri #%9"$. 9edangkan angkatan III dan IV dididik
di dalam negeri #D2M %I$. 2husus "ngkatan I dan II, sebelum mereka belajar di %9"
terlebih dahulu mereka mengikuti asic 4rientation +ourse #4+$ dan =ork >Iperience
#&engalaman 2erja Capangan$ in 6ealth >ducation. 9edangkan angkatan III dan IV
pengalaman lapangan dilakukan di belakang, setelah pendidikan di D2M %I selesai.
+erita lebih lanjut tentang proyek dan tenaga ini dapat dibaca di bab VII.
9ementara itu kegiatan pendidikan kesehatan masyarakat di daerah tetap berjalan.
;;
2egiatan 2MD!&28 atau 3community de7elopment in health3 di beberapa daerah
berjalan cukup baik. 6al itu memang banyak dipengaruhi oleh adanya tenaga atau tokoh
yang kreatif. Misalnya di Ja)a Timur, ada Drs. :us)oro, yang pada )aktu itu menjadi
2epala %nit &endidikan 2esehatan Masyarakat di sana. &erlu pula disampaikan bah)a
ada beberapa orang yang sebelumnya juga dikirim untuk memperoleh pendidikan atau
pelatihan di luar negeri. Mereka itu ada yang dikirim ke %9", Cibanon, India, dll.
Mereka bersama tenaga-tenaga lainnya yang terus menerus menggerakkan kegiatan
&endidikan 2esehatan Masyarakat di Indonesia pada )aktu itu.
Dari Pen!i!i$an $e Pen,&#&han
&ada tahun *,/0, 9truktur agian &2M berubah, dari eselon III menjadi eselon II,
tetapi tidak sebagai iro, melainkan sebagai salah satu direktorat pada Direktorat
Jenderal &embinaan 2esehatan Masyarakat #Ditjen inkesmas$. :ang berubah ternyata
tidak hanya eselonnya, tetapi juga istilah #nomenklatur$.
&ada )aktu itu ada kebijakan &emerintah dalam penggunaan nomenklatur
#istilah!nama institusi$, yaitu bah)a istilah &endidikan hanya boleh dipergunakan di
lingkungan Departemen &endidikan (asional. 9edangkan di luar Depdiknas, nomenklatur
&endidikan 2esehatan yang dipergunakan adalah &enyuluhan 2esehatan. Dengan
demikian maka Direktorat baru yang menangani masalah &endidikan 2esehatan diberi
nama Direktorat &enyuluhan 2esehatan Masyarakat, dengan 2epala Direktoratnya adalah
dr &udjiastuti &ranjoto, M&6 #alm$. Dengan dibentuknya Direktorat &2M ini, bahkan
kantorpun juga mengalami perpindahan. 2alau sebelumnya bermarkas di 6ang Jebat,
maka Direktorat &2M me nempati sayap kanan gedung Departemen 2esehatan, lantai ;,
di Jl &rapatan *..
9edangkan pengertian atau konsep &enyuluhan 2esehatan Masyarakat sebenarnya
tidak berbeda dengan &endidikan 2esehatan. Dalam hal ini, &enyuluhan 2esehatan
Masyarakat diberi pengertian sebagai 3suatu proses perubahan, pertumbuhan dan
perkembangan diri manusia menuju kepada keselarasan dan keseimbangan jasmani,
rohani dan sosial dari manusia tersebut terhadap lingkungannya, sehingga mampu dan
bertanggung ja)ab untuk mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri serta
masyarakat lingkungannya3 #Direktorat &enyuluhan 2esehatan Masyarakat, Ditjen
inkesmas Depkes, *,/-$. Tujuan penyuluhan kesehatan masyarakat ini adalah agar< #a$
2esehatan dianggap sebagai hal yang penting dan diberi nilai tinggi oleh masyarakatN #b$
Masyarakat melakukan tindakan yang perlu untuk mencapai kesehatan diri dan
lingkungannyaN #c$ Masyarakat berusaha membantu dan mengembangkan serta
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal.
DKI PK
;?
9alah satu kegiatan yang menonjol pada era penyuluhan kesehatan ini adalah
adanya Daerah 2erja Intensif &enyuluhan 2esehatan Masyarakat #disingkat D2I &2M$
yang mula-mula muncul a)al tahun *,/.-an. Ini bera)al dari pengalaman kerja lapangan
#field )ork eIperience$ para 39tudent 6ealth >ducation 9pecialist3 #calon Tenaga "hli
&endidikan 2esehatan Masyarakat$ di andung. 9ebelum tugas belajar di "merika,
mereka diterjunkan di berbagai kecamatan di daerah kabupaten dan kota andung.
9elama di lapangan ini mereka mengembangkan daerah kerja percontohan
#demonstration area$ pendidikan kesehatan masyarakat, yaitu suatu daerah yang
masyarakatnya berperan aktif dalam pembangunan kesehatan. Mereka belajar teori dalam
kelas dengan bimbingan konsultan =64 #Dr. +6 &yaratna$ dan %9"ID #Mr. John
(elson$ yang dibantu oleh dua orang super7isor Indonesia, yaitu apak Drs. &utula)a
%dayana dan apak Dr. I.. Mantra. Teori-teori dari dalam klas tersebut dicoba
dipraktekkan di lapangan, secara langkah demi langkah, dalam nrangka pembinaan
masyarakat, yang dilakukan bersama staf &uskesmas dan 2ecamatan. 9elama sekitar
setahun mereka bolak balik antara kelas dan lapangan ini.
9etelah mereka kembali belajar dari "merika, mereka ditempatkan di pusat dan
daerah. ertolak dari pengalaman andung yang dipadukan dengan pengalaman-
pengalaman sebelumnya maka dikembangkanlah Daerah 2erja Intensif &enyuluhan
2esehatan Masyarakat #D2I &2M$ yang langsung dikoordinasikan oleh Direktorat
&enyuluhan 2esehatan Masyarakat, d.h.i. 9ub Direktorat &engembangan Metoda dan
Tehnik yang dipimpin oleh Dr. I Mantra, mantan super7isor program kerja lapangan
#)ork eIperience$ 6>9 di andung. 9esuatu yang khas dari D2I &2M ini adalah
pendekatannya yang benar-benar melibatkan peranserta masyarakat, bahkan berupaya
untuk memberdayakan masyarakat. &endekatan ini kemudian hari disebut dengan
pendekatan edukatif.
Dalam rangka penyelenggaraan D2I &2M itu diselenggarakanlah pelatihan &2M
bagi petugas daerah, yang lamanya ? bulan. &esertanya adalah 2oordinator &2M
2abupaten. Mereka itu pada umumnya lulusan D? 9anitasi atau D? &era)atan.
2urikulum dan prosesnya mirip 4+ dan =ork >Iperience andung, hanya )aktunya
dipersingkat. &elatihan ini diselenggarakan beberapa angkatan, tetapi kemudian )aktunya
dipersingkat lagi menjadi A minggu.
&ada tahap a)al D2I ini dikembangkan pada A pro7insi, yaitu< 9umatera %tara,
Ja)a arat, Ja)a Timur dan 9ula)esi 9elatan. Ternyata keberhasilan pengembangan
D2I pada A propinsi telah melebar ke pro7insi lainnya. Tidak jarang dari kegiatan
pengembangan D2I ini muncul petugas kesehatan teladan yang pada )aktu itu
penyelenggaraannya dilakukan oleh pemerintah secara berkala. D2I &2M juga banyak
menghasilkan kegiatan masyarakat dalam bidang kesehatan, yang pada umumnya terkait
dengan masalah kebersihan lingkungan, penyediaan air bersih, perbaikan rumah tempat
tinggal, dll. D2I &2M inilah yang kemudian berkembang menjadi kegiatan
&embangunan 2esehatan Masyarakat Desa #&2MD$.
9alah satu kelemahan dari pengembangan D2I &2M ini adalah sistem pencatatan
dan pendokumentasian kegiatan yang belum dilakukan secara benar, sehingga tidak dapat
dikemukakan secara kuantitatif, baik yang berkaitan dengan jenis kegiatan masyarakat,
tenaga masyarakat yang berhasil dilatih, media yang diterbitkan, dana, dll. Tetapi
kelemahan yang utama adalah karena proses pendekatan yang bersifat sektoral.
2eterlibatan lintas sektoral bahkan lintas program sangat kurang, baik dalam tahap
;A
perencanaan, pelaksanaan, penilaian maupun di tahap pengembangan. 6al ini
menyebabkan sulitnya diperoleh dukungan dari lintas program dan lintas sektor, dan
sekaligus merupakan salah satu faktor penting tidak populernya D2I &2M.
&engembangan D2I &2M ini tenggelam karena program kesehatan lain juga
mengembangkan pendekatan yang serupa di lapangan, yang kemudian nanti dikenal
dengan kegiatan &embangunan 2esehatan Masyarakat Desa #disingkat &2MD$ dan
&osyandu.
Pen!e$atan E!&$ati8
&endekatan edukatif yang merupakan pendekatan yang dipergunakan dalam D2I
&2M #juga kemudian dalam &2MD$, adalah serangkaian kegiatan untuk membantu
masyarakat< mengenali dan menemukan masalah mereka sendiri, dan kemudian atas
dasar rumusan masalah kesehatan yang telah mereka sepakati dikembangkanlah rencana
penanggulangannya. Tujuan utama pendekatan edukatif adalah untuk mengembangkan
kemampuan masyarkat sehingga masyarakat yang bersangkutan dapat memcahkan
masalah yang dihadapi atas dasar s)adaya sebatas kemampuan mereka. %ntuk mencapai
tujuan tersebut, strategi dasar yang ditempuh adalah mengembangkan pro7ider dan
masyarakat.
:ang dimaksud dengan pro7ider adalah para petugas yang peduli terhadap
kesehatan, utamanya petugas kesehaan yang terlibat langsung dengan masalah kesehatan
masyarakat. &engembangan pro7ider ini bertujuan agar mereka mempunyai persamaan
pandangan atau sikap positif terhadap kesehatan dan pendekatan edukatif. 9ecara lebih
rinci pengembangan pro7ider ini diharapkan akan menciptakan suatu kerja sama lintas
sektor yang terkoordinir.
%ntuk itu perlu diperhatikan, antara lain< #a$ "danya keterbukaan dan komunikasiN
#b$ "danya )adah, yaitu yang telah ada di masyarakat setempat, misalnya< &2MD, C9D
#lembaga sosial desa$, atau &BD #adan &erbaikan Bi'i Daerah, no)#$, no)#$$N #c$
&rogram yang saling menunjang, yaitu program kesehatan dan program sektor lainnya,
dengan saling menghormati ke)enangan masing-masing sektorN #d$ &eran yang jelas dari
masing-masing pihakN #e$ "danya kepusan atau keberhasilan bersama dari semua pihak
yang terlibatN serta #f$ "danya perencanaan terpadu dari semua sektor.
Dalam rangka me)ujudkan kerjasama antar pro7ider, dilakukan langkah-langkah<
a. &endekatan terhadap para penjabat penentu kebijakan<
&ara penjabat lintas sektor baik tingkat pusat, daerah dan lokal, terutama pejabat
pemerintahan #gubernur, bupati, camat, dsb$ adalah merupakan kunci kerja sama. 4leh
sebabab itu dalam menggalang kerjasama dalam rangka pendekatan edukatif ini, harus
dilakukan pendekatan terhadap mereka ini. Tujuan pendekatan kepada para penjabat ini
adalah untuk memperoleh dukungan politis. Dalam perkembangan selanjutnya
pendekatan semacam ini disebut 3ad7ocacy3.
;0
b. &endekatan terhadap para pelaksana dari berbagai sektor dan tingkat<
&endekatan ini bertujuan agar para pelaksanan dilapangan dari berbagai sektor
memperoleh pemahaman yang sama terhadap program atau pendekatan yang akan
dilakukan. &endekatan ini dapat dilakukan baik secara horisontal #antar sektor
pada tingkat sektor yang sama$, maupun secara 7ertikal, antara sektor yang sama
di tingkat administrasi yang berbeda #diatas atau diba)ahnya$.
c. &engumpulan data oleh pro7ider tingkat kecamatan<
Data adalah fakta empiris dari lapangan atau masyarakat, dan merupkan bukti
bah)a masalah memang ada di masyarakat secara riil #faktual$. Dari data inilah
masalah ada, dan dari masalah inilah program atau kegiatan akan dimulai, karena
program merupakan upaya pemecahan masalah. 4leh sebab itu, para petugas atau
pro7ider harus mengumpulkan sendiri data dan memahaminya sendiri. Manfaat
data bagi pro7ider disamping untuk mengenal masalah yang ada di masyarakat,
juga merupakan pembanding #data a)al$ yang dapat digunakan untuk
menge7aluasi hasil kegiatan. Jenis data yang diperlukan antara lain< #i$ Data
umum, yakni data tentang kondisi geografi )ilayah, demografi, pemuka
masyarakat, media komunikasi yang ada, sejenisnya, dan sebagainyaN #ii$ Data
khusus, yakni data dari masing-masing sektor, antara lain< data pertanian,
pendidikan, kesehatan #jamban keluarga, sumber air bersih, saluran air limbah,
tempat pembuangan sampah, status gi'i anak balita, dan sebaginya, no)#$,
no)#$$N #iii$ Data perilaku, khususnya perilaku yang berkaitan dengan kesehatan,
misalnya< kebaiasaan buang air besar, kebiasan mandi, kebiasaan makan, perilaku
pencegahan penyakit, dan sebagainya.
9edangkan pengembangan masyarakat pada hakekatnya adalah upaya
menghidupkan atau menggali potensi masyarakat. Dalam perkembangan selanjutnya
upaya ini disebut pemberdayaan masyarakat #community empo)erment$. "dapun
langkah-langkah pengembangan masyarakat adalah sebagai berikut<
a. &endekatan tingkat desa<
9asaran pendekatan ini adalah adalah para tokoh-tokoh masyarakat tingkat desa,
utamanya kepala desa. Tujuan pendekatan ini adalah agar mereka memperoleh
pemahaman tentang program, dan akhirnya mendukung program tersebut. "gar
memperoleh kepercayaan mereka, maka sebaiknya pendekatan ini dilakukan oleh 2epala
&uskesmas bersama-sama dengan +amat setempat. "kan lebih baik lagi kalau dilakukan
oleh tim 2ecamatan yang terdiri dari penjabat lintas sektor tingkat kecamatan yang
dipimpin oleh +amat. &elaksanaan pendekatan ini dianjurkan diadakan dalam bentuk
pertemuan tingkat desa #kelurahan$ yang dihadiri oleh kepala desa dan stafnya, anggota-
anggota Cembaga 9osial Desa dan tokoh-tokoh masyarakat setempat lainnya. Dalam
pertemuan ini tim dari kecamatan menjelaskan tentang &engertian pendekatan edukatif
serta langkah-langkah selanjutnya yang perlu dilakukan dalam pengembangan
masyarakat.
;-
b. 9ur7ai Ma)as Diri #community self sur7ey$<
9ur7ai Ma)as Diri atau +ommunity self sur7ey #+99$ ini merupakan pengenalan
lingkungan sendiri, termasuk masalah yang ada di masyarakat, oleh mereka
sendiri. +99 tidak terlepas dari kegiatan pengumpulan data oleh mereka sendiri
untuk mengenal lebih baik tentang dirinya #masyarakat$ sendiri. Meskipun
petugas #tim$ kecematan atau pro7ider telah mempunyai data tentang masyarakat
tersebut, tetapi data tersebut dilihat dari kaca mata pro7ider, yang mungkin agak
berbeda dengan yang dilihat atau gambaran dari masyarakat sendiri.
Dengan cara ini maka program akan benar-benar dikembangkan bertolak dari
kebutuhan dan masalah yang ditemukan sendiri atau oleh masyarakat sendiri,
bukan menurut perkiraan pro7ider. 2egiatan pokok +99 terdiri dari< 4rientasi dan
latihanN &engumpulan dataN &engolahan dan analisis dataN serta &enyajian data.
c. Musya)arah Masyarakat Desa #MMD$
&enyajian data #hasil +99$ diusahakan oleh atau setidaknya di hadapan para tokoh
masyarakat desa agar diperoleh kesepakatan tentang< Masalah yang dirasakan
oleh masyarakat, &rioritas masalah, yaitu masalah yang dianggap perlu dan segera
dipecahkanN serta kesediaan masyarakat untuk ikut berperan sertan secara aktif
dalam usaha pemecahan masalah tersebut. 6al itu dibicarakan dalam suatu forum
yang disebut Musya)arah Masyarakat Desa #MMD$.
d. &erencanaan<
9etelah kesepakatan seperti tersebut diatas tercapai, tim pembangunan desa yang
bersangkutan, diba)ah bimbingan tim dari kecamatan atau &uskesmas, menyusun
rencana pemecahan masalah, yang mencakup antara lain< &rogram pemecahan
masalah, sesuai dengan prioritas masalah yang telah ditentukan sebelumnya,
tujuan dan sasaran program #tujuan umum dan khusus$, kegiatan yang akan
dilakukan, termasuk 8encana anggaran dan biaya, serta sumber dananya.
e. &elaksanaan<
6al yang penting dalam tahap pelaksanaan adalah mempersiapkan tenaga-tenaga
pelaksana, termasuk penanggung ja)aban pelaksana program.
f. &enilaian<
&ada )aktu pelaksanaan program diperlukan penga)asan, monitoring sampai
dengan e7aluasi terhadap program atau kegiatan-kegiatan tersebut. Monitoring
dan e7aluasi program bukan sekedar apakah kegiatan-kegiatan telah berjalan
sesuai dengan perencanaannya, tetapi juga apakah program mempunyai dampak
terhadap penurunan atau hilangnya masalah. Dengan perkataan lain, apakah
program tersebut mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kesehatan
msyarakat.
;/
3&endekatan >dukatif3 ini sangat membantu petugas kesehatan di &uskesmas,
khususnya dokter-dokter baru &uskesmas, yang menurut pengakuannya kurang sekali
memperoleh pengetahuan tentang itu )aktu di Dakultas 2edokteran. &endekatan edukatif
itu semula dipergunakan dalam pengembangan D2I &2M. 2emudian, pada 8apat 2erja
&elaksanaan &2MD di Jakarta tanggal ;/-?. (opember *,/5, oleh Dr. I Mantra
diusulkan untuk menjadi pendekatan yang dipergunakan dalam &embangunan 2esehatan
Masyarakat Desa #disingkat &2MD$.
Berba2ai $e2iatan %en,&#&han $esehatan
9elain mengembangkan D2I &2M dengan menggunakan pendekatan edukatif,
&usat &2M juga melakukan penyuluhan berbagai program kesehatan melalui berbagai
kegiatan. &enyuluhan langsung melalui media dilakukan melalui tele7isi dan radio, baik
secara nasional maupun secara lokal di Daerah. 9etiap tahun &2M juga selalu
memproduksi berbagai leaflet, poster, radio spot, TV spot, kalender, dll yang berisi
pesan-pesan kesehatan. erbagai pameran kesehatan juga digelar, khususnya dalam
memperingati hari-hari tertentu, seperti< 6ari 2esehatan (asional, 6ari 2esehatan
9edunia, 6ari Tanpa 8okok 9edunia, dll. Dalam rangka memperingati berbagai hari
tertentu itu, &2M lah yang paling sibuk dalam penyelenggaraannya, sekaligus
memanfaatkan momentum hari-hari itu untuk melakukan penyuluhan kesehatan.
9elanjutnya berbagai pedoman, manual, dll juga diterbitkan, sebagai panduan bagi
daerah atau program untuk melakukan penyuluhan kesehatan. &elatihan-pelatihan bagi
tenaga &2M daerah dan organisasi kemasyarakatan juga sering diselenggarakan, baik
mengenai ke-&2M-an pada umumnya maupun mengenai metode dan tehnik tertentu,
khususnya dalam pengembangan media penyuluhan. 2erjasama dengan lintas sektor,
lintas program dan organisasi kemasyarakatan dijalin dalam rangka pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan.
Dalam perkembangannya nanti, &2M juga sangat berperan dalam menggerakkan
&2MD dan &osyandu, serta berbagai kegiatan lainnya yang berkaitan dengan
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Itu semua dilakukan dalam rangka
menunjang terjadinya perubahan perilaku yang sehat di masyarakat. &erubahan perilaku
itulah yang menjadi fokus kegiatan &2M, sebagaimana salah satu jargon yang dikutip
pada a)al bab ini #yang berasal dari 8uskin$, bah)a< 3>ducation is not for kno)ing
more, but for beha7ing differently3.
;5
Bab I9
ERA PKD: POSYANDU DAN
PENYULUHAN KESEHATAN ELALUI EDIA ELEKTRONIK
(K&r&n 5a$t& '(;< 6 '((<+
"o to the people#
!tay with them# $earn from them#
%or& with them'
()argon Health ducation*
Peran Serta Dan Pember!a,aan as,ara$at Bi!an2 Kesehatan
9ebelum cerita tentang &embangunan 2esehatan Masyarakat Desa #&2MD$
kiranya perlu cerita sedikit tentang peranserta masyarakat yang merupakan komponen
utama dalam &2MD. &erlunya peranserta masyarakat dalam pembangunan, termasuk di
bidang kesehatan, didasarkan pada kesadaran bah)a tidak mungkin pembangunan hanya
dilakukan dan ditanggung oleh pemerintah saja. Masyarakat harus diikut sertakan dan
berperanserta di dalamnya. Masyarakat bukan hanya sebagai obyek, tetapi juga sebagai
subyek pembangunan. 6al ini sejak a)al sudah merupakan konsep dasar pendidikan atau
penyuluhan kesehatan, yang sudah dilaksanakan sejak sebelum dan di a)al kemerdekaan.
anyak batasan pengertian tentang peran serta masyarakat. erdasarkan pertemuan
"lma "ta #*,/5$, =64 memberi rumusan tentang peran serta masyarakat adalah suatu
proses dimana indi7idu dan keluarga<
a. ertanggung ja)ab atas kesehatan dan kesejahteraan diri, keluarga dan
masyarakat.
b. erkembang kemampuannya untuk berkontribusi dalam pembangunan.
c. Mengetahui keadaannya dengan lebih baik dan termoti7asi untuk
memecahkan masalahnya.
d. Memungkinkan menjadi penggerak pembangunan #agent of de7elepment$.
;,
ank Dunia #=orld ank, *,/5$ merumuskan partisipasi masyarakat dari dimensi
cakupannya, yakni<
a. 2eterlibatan dari semua unsur yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan
terhadap apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara pelaksanaannya.
b. 2ontribusi massa dalam upaya pembangunan, misalnya dalam
pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil.
c. Menikmati bersama hasil program pembangunan
9elanjutnya dalam 3=orld 6ealth "ssembly *,/,3 dirumuskan< &eran serta
masyarakat adalah suatu proses untuk me)ujudkan kerja sama kemitraan #partnership$
antara pemerintah dan masyarakat setempat dalam merencanakan, melaksanakan dan
memanfaatkan kegiatan kesehatan, sehingga diperoleh manfaat berupa peningkatan
kemampuan s)adaya masyarakat dan masyarakat ikut berperan dalam penentuan
prasarana dan pemeliharaan teknologi tepat guna dalam pelayanan kesehatan.
9edangkan 9istem 2esehatan (asional #92($ Tahun *,5; menyebutkan bah)a
cara masyarakat berperan serta dapat dalam bentuk< ikut dalam penelahaan masalah, ikut
dalam perencanaan dan pelaksanaan pemecahahan masalah-masalah kesehatan. Cebih
jauh 92(, dalam Dasar-dasar &embangunan 2esehatan (asional menyebutkan, bah)a<
a. &emerintah dan masyarakat bertanggung ja)ab dalam memelihara dan
mempertinggi derjat kesehatan masyarakat.
b. &enyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan dilakukan
secara seimbang oleh pemerintah dan masyarakat serta dilaksanakan terutama
melalui upaya pencegahan #pre7entif$ dan peningkatan #promotif$ secara terpadu
dengan upaya penyembuhan #kuratif$ dan pemulihan #rehabilitatif$.
c. 9ikap, suasana kekeluargaan, kegotong royongan serta semua potensi yang
ada diarahkan dan dimanfaatkan sejauh mungkin untuk pembangunan kesehatan.
d. &elayanan kesehatan nasional harus berlandaskan pada kepercayaan akan
kemampuan dan kekuatan sendiri, berisendikan kepribadian bangsa.
Dari berbagai pengertian dan rumusan tersebut dapat disimpulkan bah)a < &eran
9erta Msayarakat adalah proses dimana indi7idu dan keluarga serta lembaga s)adaya
masyarakat termasuk s)asta<
?.
a. Mengambil tanggung ja)ab atas kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri,
keluarga serta masyarakat.
b. Mengembangkan kemampuan untuk berkontribusi dalam peningkatan
kesehatan mereka sendiri dan masyarkat sehingga termoti7asi untuk memecahkan
berbagai masalah kesehatan yang dihadapi.
c. Menjadi agen, perintis atau penggerak pembangunan kesehatan dan
pemimpin gerakan peran serta masyarakat di bidang kesehatan yang dilandasi
semangat gotong royong.
Dalam perkembangannya nanti, istilah peran serta masyarakat dipandang kurang
dinamis. Istilah tersebut dipandang kurang sesuai dengan isi pengertian yang dicakupnya.
Di dunia internasional, selanjutnya juga digunakan istilah lain yang lebih menunjukkan
tanggungja)ab masyarakat yang lebih besar, yaitu< empo)erment, atau community
empo)erment. Di Indonesia istilah itu menjadi 3pemberdayaan masyarakat3. Dalam
berbagai pertemuan dunia!internasional tentang promosi kesehatan, istilah pemberdayaan
masyarakat ini yang kemudian lebih ditonjolkan.
&n/&#n,a PKD
&2MD #&embangunan 2esehatan Masyarakat Desa$ mulai muncul di permukaan
pada sekitar tahun *,/0. &ada )aktu itu oleh Depkes dibentuk &anitya 2erja untuk
menyiapkan konsep program &embangunan 2esehatan Masyarakat Desa #&2MD$.
2etuanya adalah Dr. 8. 9oebekti, Dirjen &embinaan 2esehatan Masyarakat. Candasan
dasar dikembangkannya &2MD ini adalah sejarah budaya bangsa Indonesia yang telah
turun temurun, yakni 1gotong royongJ dan 1musya)arah3. Mengacu pada dua prinsip ini
maka konsep &2MD dikembangkan dengan semangat kekeluargaan dan saling
membantu, yang kuat membantu yang lemah, yang kaya membantu yang miskin, dan
yang sehat membantu yang sakit.
Disamping landasan sosio budaya, &2MD juga mengacu pada &ancasila sebagai dasar
dan tujuan pembangunan masyarakat Indonesia, yakni erketuhanan yang Maha >sa,
berperikemanusian dan berkebangsaan Indonesia, serta berkeadilan social yang merata
bagi seluruh masyarakat Indonesia.
&ada )aktu itu semua program pembangunan harus didasarkan pada Baris-Baris
esar 6aluan (egara #B6($. Demikian pula &2MD, yang di dalam B6( dengan
jelas disebutkan bah)a pembangunan kesehatan bertujuan untuk mencacapai kesempatan
yang luas bagi setiap )arga (egara untuk meningkatkan derajat kesehatannya sebagai
bagian dari pencapaian kesejahteraan sosial. 6al itu juga sejalan dengan %ndang-%ndang
2esehatan (o. ,!*,-. yang menyebutkan bah)a kesehatan bukan hanya sekedar bebas
penyakit dan cacat, tetapi merupakan keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial.
?*
2esehatan adalah hak setiap )arga (egara untuk mecapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. %ntuk me)ujudkan derajat kesehatan seperti ini, maka perlu
dilaksanakan pembangunan kesehatan masyarakat desa, sebagi bagian dari pembanguan
nasional.
9ementara itu &2MD juga dikaitkan dengan kebijakan Departemen Dalam (egeri
untuk melaksanakan program pembangunan desa jangka panjang, yaitu untuk menuju
desa s)asembada dengan pendekatan %D2& #%nit Daerah 2erja &embangunan$. Tiga
tipe daerah pembangunan desa pada )aktu dikelompokkan berdasarkan
perkembangannya, yakni < Desa 9)adaya #desa tradisional$, Desa 9)karya #desa
transsisi$, dan Desa 9)asembada #modern$.
2emudian pada tahun *,/- #Januari$ di dalam 8apat 2erja 2esehatan (asional
ditetapkan bah)a &2MD merupakan pendekatan yang strategis untuk meningkatkan
cakupan pelayanan kesehatan dengan target meningkatnya kesehatan masyarakt.
Ditetapkan pula bah)a &2MD adalah program nasional. %ntuk mengoperasikan &2MD
pada bulan Maret tahun *,/- diadakan Cokakarya, yang diahadiri oleh para penjabat
Departemen 2esehatan dan Depertemen Dalam (egeri. 6asil Cokakarya tersebut
menetapkan 2abupaten 2aranganyar sebagai daerah uji coba &2MD. Disamping itu
Coakakrya juga menetapkan &rokesa #promoter kesehatan desa$ merupakan tenaga
lapangan &2MD, dan Dana 9ehat merupakan salah satu elemen pokok &2MD.
9elanjutnya pada 8apat 2erja 2esehatan (asional tahun *,//, hasil uji coba
&2MD di kabupaten 2aranganyar dibahas, dan dari hasil pembahasan tersebut
disimpulkan bah)a &2MD dimantapakan sebagai startegi nasional untuk meningkatkan
derajad kesehatan masyarakat Indonesia, terutama di daerah pedesaan. 4leh sebab itu
implemetasi &2MD diperluas secara nasional, bukan saja di pedesaan tetapi juga di
perkotaan, sehingga muncul istilah &2MD perkotan.
Dalam pertumbuhannya, &2MD mememperoleh komitmen dari lembaga-lembaga
baik pemerintah maupun s)asta. Departemen-Departemen dan lembaga-lembaga non
departemen yang telah meberikan komitmen terhadap &2MD adalah< Departemen
2esehatan, Departemen Dalam (egeri, Depertemen &ertanian, Departemen 9osial,
Depertemen &ekerjaan %mum, Departemen "gama , Departemen &erdagangan dan
Industri dan Departemen 2euangan. 9edangkan lembaga pemerintahan non Departemen,
dan lemabga s)adaya masyarakat lainnya yang terlibat adalah< adan 2oordinasi
2eluarga erencana (asional #22($, ank 8akyat Indonesia , adan &erencanaan
(asional #appenas$, &ramuka, 2omite (asional &emuda Indonesia #2(&I$,
&erkumpulan 2elauraga erenecana Indonsia #&2I$, 4rganisasi =anita dan &alang
Merah Indonsia.
PKD !an De$#arasi A#ma Ata
&2MD adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan dengan bera'askan
gotong royong dan s)adaya. &2MD dilaksanakan dalam rangka menolong diri
#masyarakat$ sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah!kebutuhan yang
dirasakan mayarakat. 2egiatan &2MD ini dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuaan masyarakat dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang yang berkaitan
?;
dengan kesehatan. 4leh sebab itu sasaran utama &2MD adalah< masyarakat mampu
memelihara dan meningkatkan kehidupannya yang sehat dan sejehtera. Dengan demikian
sebenarnya &2MD sama dan sebangun dengan upaya &endidikan 2esehatan Masyarakat,
khususnya yang dilakukan melalui pengembangan masyarakat #community
de7elopment$.
&2MD juga merupakan bagian integral dari pembangunan nasional pada
umumnya, dan pembangunan desa pada khususnya. 2egiatan &2MD diharapkan muncul
dari masyarakat sendiri dengan bimbingan dan pembinaan oleh pemerintah setempat
secara lintas program dan lntas sektor. &uskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan
tingkat kecamatan atau kelurahan mengambil parakarsa dalam pemabangunan kesehatan
masyarakat. Tujuan umum &2MD adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
menolong diri mereka sendiri dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu
hidup dan kesejahteraan masyarakat. 9edangkan tujuan khusus &2MD adalah<
a. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki untuk menolong
diri sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka.
b. Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan
serta aktif dan bers)adaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
c. Menghasilkan tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, trampil
serta mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan.
d. Meningkatnya kesehatan masyarakat.
Dengan demikian sebenarnya &2MD adalah identik dengan pengembangan D2I
&2M, sebagaimana yang diceritakan pada bab III. 2edua kegiatan ini sama-sama
meningkatkan peranserta dan memberdayakan masyarakat dalam pembangunan
kesehatan. (amun karena &2MD melibatkan lintas program dan lintas sektoral, dan di
Depkes sendiri dimotori oleh pejabat eselon I, maka &2MD lebih berkembang. "palagi,
&2MD kemudian memperoleh dukungan dunia internasional yang menggalakkan
&rimary 6ealth +are, yang dicetuskan dalam 1Deklarasi "lma "ta3.
Deklarasi itu dicetuskan pada tahun *,/5 dalam suatu konferensi kesehatan yang
dihadiri oleh *A. negara di dunia, termasuk Indonesia, di "lma "ta. 9alah satu keputusan
penting konfrensi tersebut adalah dideklarasikan 19ehat %ntuk 9emua &ada Tahun ;...3
atau yang lebih dikenal dengan 16ealth Dor "ll y The :ear ;...3. 9emua negara yang
menanda tangani deklarasi "lma "ta tersebut, termasuk Indonesia sepakat ingin
mencapai kesehatan untuk semua tahun ;... dan 1&rimary 6ealth +are3 sebagai bentuk
operasionalnya.
9ementara itu &embangunan 2esehatan Masyarakat Desa #&2MD$ yang telah
dikembangkan di Indonesia sejak tahun *,,-, sebenarnya sudah merupakan per)ujudan
1primary helath care3. Maka kemudian dalam kebijakan nasional &2MD dikatakan
??
bah)a 1&embangunan 2esehatan Masyarakat Desa #&2MD$ merupakan bentuk kegiatan
&rimary 6ealth +are3 di Indonesia. Dengan adanya deklarasi "lma "ta yang intinya
adalah pelaksanaan primary health care, maka memberikan dorongan pada pelaksanaan
&2MD di Indonesia.
PKD Dan SKN
&ada sekitar tahun *,5; ditetapkan 9istem 2esehatan (asional oleh Menteri
2esehatan 8I #)aktu itu Dr. 9u)ardjono 9uryaningrat$ yang menetapkan pembangunan
kesehatan sebagai suatu sistem dari supra sistem pembangunan nasional. 9elanjutnya
berdasarkan 2etetapan M&8 (o. II!*,5? tentang B6(, disebutkan bah)a 1Dalam
rangka mempertinggi taraf kesehatan dan kecerdasan rakyat, pembangunan kesehatan
termasuk perbaikan gi'i perlu makin ditingkatkan dengan mengembangkan 9istem
2esehatan nasional #92($.3
&eningkatan kesehatan dilakukan dengan melibatkan peran serta #partisipasi$
masyarakat berpengahasilan rendah baik di desa maupun di kota. &anca 2arsa 6usada
sebagai tujuan pembangunan panjang bidang kesehatan mencakup< #*$ &eningkatan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatanN #;$ &erbaikan
mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatanN #?$ &eningkatan status gi'i
masyarakatN #A$ &engurangan kesakitan dan kematianN dan #0$ &engembangan keluarga
sehat sejahtera dengan makin diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
%ntuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dan dikaitkan dengan komitmen Indonesia
untuk mengimplementasikan primary health care, ditetapkan hal-hal sebagai berikut<
*. 6irarkhi tingkat pelayanan kesehatan sehubungan dengan komponen atau unsur-
unsur pelayanan kesehatan menurut 92(, mulai dari tingkat 8umah tangga,
selanjutnya ke tingkat masyarakat, terus sampai ke tingkat yang lebih tinggi,
adalah sebagai berikut<
Ba2an Tin2$at Pe#a,anan Kesehatan
?A
6irarkhi
2omponen atau unsur pelayanan
kesehatan
Tingkat 8umah Tangga
&elayanan kesehatan oleh indi7idu atau
keluarga sendiri
Tingkat Masyarakat
2egiatan s)adaya masyarakat dalam
menolong mereka sendiri, atau oleh kader
kesehatan.
Tingkat &ertama Dasilitas
&elayanan 2esehatan
&uskesmas, &uskesmas &embantu,
&uskesmas 2eliling
Tingkat 8ujukan
&ertama
8umah 9akit Tingkat 2abupaten
Tingkat 8ujukan :ang
Cebih Tinggi
8umah 9akit 2elas atau "
;. &elaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan masyarakat desa #&2MD$ yang
dilakukan masyarakat minimal mencakup salah satu dari 5 unsur &rimary 6aelath
+are sebagai berikut<
a. &endidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit
serta perlindungannya.
b. &eningkatan persediaan makanan dan peningkatan gi'i.
c. &engadaan air bersih dan sanitasi dasar yang memadai.
d. 2esehatan Ibu dan "nak termasuk keluarga berencana
?0
e. Imunisasi untuk penyakit yang utama
f. &encegahan dan pengendalian penyakit endemi setempat
g. &engobatan penyakit umum dan luka-luka
h. &enyediaan obat esensial.
;. &engembangan dan &embinaan &2MD dilakukan sebagai berikut<
a. erpedoman pada B6(.
b. Dilakukan dengan kerja sama lintas program dan lintas sektor
melalui pendekatan edukatif.
c. 2oordinasi pembinaan melalui jalur fungsional pada Bubernur,
upati, atau +amat.
d. Merupakan bagian integral dari pembangunan desa secara
keseluruhan.
e. 2egiatan dilaksanakan dengan membentuk mekanisme kerja yang
efektif antara instansi yang berkepentingan dalam pembinaan masyarakat
desa.
f. &uskesmas sebagai pusat pembangunan dan pengembangan
kesehatan berfungsi sebagai dinamisator.
Pen,ebar#&asan PKD
egitu &2MD memperoleh komitmen nasional bahkan dunia internasional
#melalui &rimary 6ealth +are$, maka dipersiapkan perangkat keras dan perangkat
lunaknya. Direktorat Jenderal inkesmas Depkes merupakan unit utama yang
?-
menggerakkan kegiatan ini dengan dukungan semua unit di Depkes dan unit-unit lain di
luar Depkes. Direktorat &uskesmas yang berada di ba)ah Ditjen inkesmas merupakan
motor atau sekretariat kegiatan ini, yang menyiapkan tenaga, dana, sarana, dll yang
diperlukan.
Direktorat tersebut bekerjasama dengan &usdiklat Depkes dan unit-unit lain yang
berkaitan, mula-mula menyelenggarakan pelatihan pelatih untuk beberapa pro7insi dan
kabupaten. "ngkatan pertama pelatihan pelatih ini diselenggarakan di andung pada
tahun *,/5, dengan peserta antara lain dari Ja)a arat #kab. Indramayu$, 9umatera arat
#kab. 9olok$, Ja)a Timur #kab. angkalan$ dan 9ula)esi %tara #kab. Tondano$. &elatihan
pelatih ini ditindak lanjuti dengan kegiatan pelatihan di masing-masing kabupaten, dan
demikian seterusnya sampai pelaksanaan di lapangan. 9ementara itu disiapkan pula
bahan-bahan berupa pedoman-pedoman, peralatan, dana penunjang, dll. &elatihan untuk
angkatan-angkatan selanjutnya bagi kabupaten-kabupaten lain di Indonesia
diselenggarakan di alai Catihan 2esehatan Masyarakat #C2M kemudian menjadi
apelkes$ 9alaman, Magelang. C2M 9alaman ini kemudian juga berperan sebagai
laboratorium lapangan &2MD.
Demikianlah &2MD berkembang di seleuruh penjuru tanah air. Bemanya juga
cukup keras terdengar dan di beberapa daerah juga melakukan berbagai ino7asi kegiatan.
Di antara daerah tersebut adalah Ja)a Timur yang pada )aktu itu 2epala 2an)ilnya
adalah Dr. 9uyono :ahya. &2MD yang semula lebih terbuka #unstructured$ berkembang
menjadi lebih fokus #semi structured$. 2egiatan yang lebih fokus dan semi structured ini
kemudian mengarah pada perkembangan &os &elayanan Terpadu #&osyandu$. "palagi
Dr. 9uyono :ahya kemudian menjadi Dirjen inkesmas, menggantikan Dr. 9ubekti yang
memasuki pensiun.
Tida& &enal +irjen %H, +i Pertemuan %H,
Waktu itu ada konferensi internasional yang diselenggarakan oleh
,adan *rganisasi (unia WH*- =ama konferensi itu7 )nternational
+onferen"e *n +ommunity Health Worker7 'illars for Health 6or
#ll- Waktunya pada bulan (esember tahun 12>?- Tempatnya di kota
@aounde ibu kota negara +ameroon di #frika- Wakil dari
)ndonesia sebenarnya ada dua orang tetapi !akil dari program
pejabat yang "ukup senior berhalangan hadir- Terpaksalah saya sendiri
yang !aktu itu bertugas di 'usdiklat (epkes dan masih muda
datang ke pertemuan itu- ,ahkan saya juga harus menyajikan
pengalaman )ndonesia dalam salah satu sidang pleno pertemuan itu-
Sebelum sidang0sidang resmi dimulai seperti biasa ada a"ara informal7
#"ara santai yang diisi dengan minuman ringan dan makanan ke"il
serta bin"ang0bin"ang antar peserta atau untuk saling mengenalkan diri
dengan peserta lain yang belum kenal- )tulah yang saya lakukan pada
!aktu itu- Saya "ukup aktif untuk mengenalkan diri dan berkenalan
dengan peserta lain dalam konferensi itu-
(i antara kelompok0kelompok peserta ada satu kelompok yang
nampaknya bi"aranya lebih ramai- Saya dekati kelompok tersebut dan
bergabung dengan mereka- Saya memperkenalkan diri dan menanya
?/
siapa mereka itu karena memang belum kenal semuanya- *rang yang
pertama saya jabat tangannya dan menanya siapa dia ternyata
alah (r- Mahler (irjen WH* !aktu itu- (engan sopan beliau
memperkenalkan dirinya dan menyatakan kegembiraannya bah!a
saya dapat ikut pertemuan itu- ,eliau juga menanyakan pejabat
senior dari )ndonesia yang tidak dapat hadir dalam pertemuan itu
serta pejabat0pejabat penting (epkes lainnya yang beliau sebut
sebagai teman0teman beliau-
#duh selain bersyukur dapat bertatap muka dan berbin"ang langsung
dengan beliau pada !aktu itu saya maluuu banget- (engan orang setenar
beliau saya kok belum kenal- Seperti diketahui rasanya beliaulah orang
yang pertama kali mengemukakan kata0kata yang sangat terkenal itu
sampai sekarang- Kata0kata itu adalah 7 Health is not e%erything
but !ithout health e%erything else is nothing-
((i"eritakan oleh (a"hroni)
&n/&#n,a Pos,an!&
Dengan berkembangnya &2MD dan dalam implementasinya menggunakan
pendekatan edukatif, muncullah berbagai kegiatan sa)adaya masyarakat untuk pelayanan
kesehatan antara lain< &os &enimbangan alita, &os Imunisasi, &os 2 Desa, &os
2esehatan, Dana 9ehat. 9elain itu juga muncul berbagai kegiatan lain, yang berada di
luar kesehatan, meskipun tetap ada kaitannya dengan bidang kesehatan. 2egiatan-
kegiatan tersebut murni muncul dari masyarakat sendiri, dan untuk pelayanan mereka
sendiri, dibidang kesehatan.
9ecara teori, pada periode ini telah muncul perbedaan sudut pandang. Mulai
terlihat bah)a salah satu kelemahan dari pendekatan edukatif adalah belum berhasil
memunculkan 1community real need3. :ang terjadi adalah bah)a melalui pendekatan
edukatif ini telah muncul berbagai 1community felt need3. "kibatnya muncul berbagai
kegiatan masyarakat sesuai kebutuhan masyarakat tersebut. Dengan munculnya aneka
ragam kegiatan masyarakat tersebut, sulit untuk memperhitungkan kontribusi kegiatan
masyarakat tersebut terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. 6al ini
mendorong para pengambil keputusan di lingkungan Departemen 2esehatan untuk
melakukan perubahyan pada pendekatan edukatif sebagai strategi pemberdayaan
masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
erdasarkan pemikiran tersebut, maka pada tahun *,5A, berbagai kelompok
kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan #&os &enimbangan alita, &os
Imunisasi, &os 2 Desa, &os 2esehatan$, dilebur menjadi satu bentuk pelayanan
kesehatan terpadu yang disebut &osyandu #pos pelayanan terpadu$. "tau lengkapnya &os
&elayanan Terpadu 2-2esehatan. &eleburan menjadi &osyandu tersebut, selain setelah
dicoba dikembangkan di Ja)a Timur, juga setelah melalui tahap kegiatan uji coba di tiga
pro7insi, yaitu< 9umatera 9elatan, Ja)a arat dan 9ula)esi 9elatan. Dipadukannya
pelayanan 2 dan kesehatan ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dan
keuntungan bagi masyarakat. 2arena dengan keterpaduan pelayanan ini masyarakat dapat
memperoleh pelayanan lengkap pada )aktu dan tempat yang sama.
9ecara konsepsual, &osyandu merupakan bentuk modifikasi yang lebih maju dalam
?5
upaya pemberdayaan masyarakat untuk menunjang pembangunan kesehatan, khususnya
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui penurunan angka
kematian bayi. Modifikasi tersebut adalah dengan tetap mempertahankan prinsip dari,
oleh dan untuk masyarakat, gotong royong dan sukarela, namun bentuk kegiatan
masyarakat dalam pembangunan kesehatan tidak lagi beragam, karena sudah diarahkan
dan diseragamkan yaitu &osyandu. Melalui keseragaman kegiatan masyarakat dalam
bentuk &osyandu, diharapkan dapat berdampak pada peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, khususnya penurunan angka kematian bayi dan balita.
&osyandu merupakan unit pelayanan kesehatan di lapangan yang diselenggarakan
oleh masyarakat untuk masyarakat dengan dukungan teknis &uskesmas, Departemen
"gama, Departemen &ertanian, dan 22(. &osyandu melaksankan 0 program
kesehatan dasar yakni< 2, kesehatan ibu dan anak, gi'i, imunisasi, dan penaggulangan
diare. "dapun sasaran utama adalah menurunkan angka kematian bayi dan memperbaiki
status kesehatan dan gi'i balita, maupun ibu hamil dan menyusui.
&osyandu merupakan )adah partsipasi masyarakat, karena &osyandu paling
banyak menggunakan tenaga kader. 2ader ini merupakan tenaga rela)an murni, tanpa
dibayar, namun merupakan tenaga inti di &osyandu. 9ebagian besar kader adalah )anita,
anggota &22 #&embinaan 2esejahteraan 2eluarga$. Maka dapat dikatakan bah)a &22
merupakan sumber penggerak &osyandu. Tokoh-tokoh di a)al terbentuknya &osyandu ini
adalah< Dr. M. "dhyatma, Dr. 9uyono :ahya, Ibu 9oeparjo 8ustam, dll.
!tand Pameran yang paling lama di&unjungi Presiden -.
'eristi!a ini terjadi pada masa pemerintahan 'residen Soeharto-
'ada !aktu itu diadakan peringatan ulang tahun ,KK,= (ep-
Transmigrasi dan Tenaga Kerja dan (ep- 'ertanian- (engan
pertimbangan efisiensi upa"ara peringatan tersebut digabungkan
menjadi satu peristi!a dan dilangsungkan di daerah transmigrasi
di pro%insi .ambi-
Karena 'residen Soeharto dan ibu Tien berkenan akan hadir ke
a"ara tersebut maka di lokasi tersebut akan diadakan pameran
yang menggambarkan kemajuan yang telah di"apai oleh ketiga
departemenAlembaga tersebut- Tentu saja mereka mengerahkan
segala daya termasuk dana untuk menyiapkan pameran untuk
memberikan kesan hebat kepada Kepala =egara-
Setelah persiapan selesai tiba0tiba saja (ep- Kesehatan juga diberi
kesempatan untuk turut serta dalam pameran tersebut- Maka dikirim
rombongan dengan misi khusus yang terdiri dari7 ,apak )gn Tar!otjo
MS" (r- Widyastuti MS"'H (rs- Sri Widodo M'H dan (rs- Mu"hsin
#l!i M'H- Tim ini dibantu oleh (r- 6adlun dari (inkes .ambi dengan
tugas menyiapkan pameran di lokasi transmigrasi-
Karena merupakan peserta terakhir (epkes tidak memperoleh tempat
di dalam gedung pameran karena semua tempat telah penuh terisi- *leh
panitia disediakan tempat di luar gedung bersebelahan dengan tempat
pameran sapi ,anpres- Hanya dalam tempo semalam disiapkanlah ren"ana
pameran tersebut dan tema yang dipilih adalah 'osyandu- (alam stand
?,
pameran itu ditampilkan kegiatan kader 'osyandu lengkap dengan peralatan
dan bayi-
#lhamdulillah ternyata stand dadakan ini merupakan stand yang paling
lama dikunjungi oleh ,apak 'residen dan )bu Tien Soeharto- Sedangkan
stand lain di dalam gedung hanya dile!ati saja oleh kedua beliau- 5upanya
beliau menikmati sekali sajian lagu #ku #nak Sehat yang diba!akan oleh
para kader 'osyandu-
T&j&an Pos,an!& !an Sistem Pe#a,anan < eja
9asaran utama pelayanan &osyandu adalah kelompok-kelompok rentan, yakni ibu
hamil, ibu menyusui, bayi dan anak balita. 4leh sebab itu pelayanan &osyandu mencakup
pelayanan-pelayanan< kesehatanan ibu dan anak, imunisasi, gi'i, penanggulangan diere,
dan keluarga berencana.
Tujuan dikembangkannya &osyandu sejalan dengan tujuan pembangunan
kesehatan, yakni<
a. %ntuk mempercepat penurunan angka kematian bayi dan anak balita, dan angka
kelahiran.
b. %ntuk mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera #(229$.
c. erkembangnya kegiatan-kegiatan masyarakat dalam rangka menunjang
meningkatnya kesehatan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya.
&elayanan &osyandu menganut sistem 0 meja, dengan urutan sebagai berikut<
*. eja '=Melayani pendaftaran bagi para pengunjung &osyandu, yang
dikelompokkan menjadi ? yakni< bayi dan anak balita, Ibu hamil dan menyusui,
dan &%9 #pasangan usia subur$. &elayanan meja * dilakukan oleh kader
kesehatan.
;. eja >= Melayani penimbangan bayi, balita, dan ibu hamil, dalam rangka
memantau perkembangan bayi, balita, dan janin dari ibu yang sedang hamil, yang
dilayani oleh kader kesehatan.
?. eja ?= Melayani pencatatan hasil dari penimbangan dari Meja ; didalam 2M9
#kartu menuju sehat$, baik 2M9 bayi!balita maupun 2M9 ibu hamil, juga
dilayanani oleh kader.
A.
A. eja @= Melakukan penyuluhan kepada ibu bayi!balita dan ib hamil, sebagai
tindak lanjut dari hasil pemantauan status gi'i, balita dan ibu hamil, dan 2. Meja
ini dilayani oleh petugas atau kader.
0. eja <= Dilakukan pelayanan oleh petugas medis!para medis dari &uskesmas
untuk imunisasi, pemasangan alat kontrasepsi, atau pengobatan bagi yang
memerlukan, dan periksa hamil. ila terdapat kasus yang tidak dapat ditangani
oleh &osyandu, mereka akan dirujuk ke &uskesmas.
Per$emban2an %esat Pos,an!&
&enyelenggaraan &osyandu pada berbagai tatanan administrasi, merupakan satu
bentuk demonstrasi tentang betapa efektifnya jejaring kemitraan yang dikembangkan
oleh Departemen 2esehatan. Di Depkes, unit yang merupakan penggerak kegiatan
&osyandu ini adalah Direktorat ina &eran 9erta Masyarakat #&9M$ yang berada di
ba)ah Direntorat Jenderal inkesmas, yang merupakan 3saudara kembar3 dari unit &usat
&enyuluhan 2esehatan Masyarakat, yang berada diba)ah 9ekretariat Jendral.
Dalam rangka pengembangan jejaring kemitraan untuk mennunjang
penyelenggaraan &osyandu, Departemen Dalam (egeri mengambil prakarsa untuk
me)ujudkan 2elompok 2erja nasional &osyandu #&okjananl &osyandu$, sebagai bagian
dari institusi C2MD yang ada pada setiap jenjang administrasi pemerintahan. C2MD ini
merupakan )adah koordinasi berbagai kegiatan peran serta masyarakat dalam
pembangunan. Inilah yang merupakan salah satu kunci suksesnya pengembangan
&osyandu, yaitu karena terjalinnya kemitraan yang kuat dan luas di kalangan
penyelenggara pemerintahan melalui &okjanal &osyandu tersebut
Demikianlah kemudian &osyandu berkembang sangat pesat. Terakhir tercatat tidak
kurang dari ;A..... buah &osyandu yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. anyak
pejabat kesehatan dunia dan dari negara sahabat datang berkunjung, serta berdecak
kagum melihatnya dari dekat. Ini juga tidak lepas dari para kader &22 #penggerak
kesejahteraan keluarga$ yang menjadi penggerak &osyandu mulai dari &usat sampai ke
lini paling depan. "tas perannya ini, )ajarlah apabila Ibu 9uparjo 8ustam memperoleh
penghargaan deari =64 #berupa 9asaka)a a)ard$.
Memang belum dapat diketahui secara pasti berapa besar kontribusi keberadaan
dan kegiatan &osyandu ini terhadap penurunan angka kematian bayi. Tetapi yang pasti
memang terjadi penurunan angka kematian bayi berbarengan dengan melesatnya
perkembangan &osyandu di Indonesia. (amun &osyandu belum berdampak positif pada
penurunan angka kematian ibu. Dan dengan terjadinya krisis ekonomi dan sosial di
sekitar tahun ;..., banyak &osyandu yang terpuruk. &ada saat ini sedang dilakukan
kegiatan re7italisasi &osyandu.
Peran PK Da#am Pen2emban2an Pos,an!&
A*
&enyuluhan 2esehatan Masyarakat menempati peran sentral dalam pengembangan
&osyandu. Itu dilakukan selain masukan berupa gagasan, terutama berupa upaya untuk
mempromosikannya. Dalam kaitan ini banyak sekali media penyuluhan dikembangkan
untuk menunjang kegiatan &osyandu. &oster, leaflet, dan berbagai buku pedoman banyak
dicetak dan disebar luaskan. aligo< 3"yo ke &osyandu3 banyak dipasang di mana-mana.
Cogo dan slogan &osyandu dikenal sampai sekarang, yaitu< 3Menjaga anak sehat tetap
sehat3. 9inetron Dr. 9artika dibuat a.l. juga untuk menyebar luaskan pentingnya
&osyandu.
9elain itu disebar luaskan pula lagu 3"ku "nak 9ehat3 yang syairnya ditulis oleh
Drs. 4endang adru''aman #staf &2M, angkatan ke A &royek &engembangan Tenaga
6>9$, dan lagunya diciptakan oleh " 8iyanto #almarhum$. Cagu itu dikenal dan
dinyanyikan secara luas sampai sekarang. Di ba)ah ini adalah syair lagu 3"ku "nak
9ehat3 tersebut<
A&u Ana& !ehat
#ku anak sehat tubuhku kuat
Karena ibuku rajin dan "ermat
Semasa aku bayi selalu diberi #S)
Makanan bergi&i dan imunisasi
,erat badanku ditimbang selalu
'osyandu selalu menunggu setiap !aktu
,ila aku diare ibu telah !aspada
'ertolongan oralit telah siap sedia
Demikianlah, dalam &2MD dan &osyandu ini mengingatkan kita pada jargon yang
mengajak kita untuk lebih mengenali masyarakat, melarang kita untuk menggurui
masyarakat bahkan kita harus lebih banyak belajar kepada masyarakat. &aling tidak kita
harus dapat menangkap aspirasi masyarakat, sebagaimana diungkapkan di a)al tulisan
bab ini< Bo to the people stay !ith them learn from them and !ork !ith them.
Pen,&#&han Kesehatan e#a#&i e!ia E#e$troni$
9elain penggerakan dan pemberdayaan masyarakat melalui &2MD dan &osyandu,
penyuluhan kesehatan pada )aktu itu juga dilakukan melalui berbagai media, baik media
cetak, media luar ruang, maupun khususnya media elektronik. Media elektronik itu
terutama melalui radio dan tele7isi, selain juga dilakukan melalui kaset atau V+D, berupa
lagu-lagu atau film lepas, dan belakangan juga melalui internet. 2hususnya penyuluhan
melalui radio sudah dilakukan sejak a)al kemerdekaan melalui 88I, meskipun belum
terprogram secara tetap. 9elain acara yang berskala nasional juga berlangsung siaran
yang bersifat lokal.
2emudian pada sekitar tahun *,5.-an, Direktorat &2M mempunyai program tetap
penyuluhan kesehatan melalui 88I &rogram (asional. &rogramnya berupa acara
langsung dalam bentuk dialog tentang penyakit-penyakit yang ada di masyarakat.
A;
Tanggapan masyarakat berupa pertanyaan tertulis diajukan ke Direktorat &2M, yang
dija)ab oleh pengasuh pada acara dialog selanjutnya, atau melalui surat. 9elanjutnya
juga dikembangkan pesan-pesan kesehatan melalui sandi)ara radio #judul< 3utir-butir
&asir &utih3$, yang siarannya diba)akan oleh para aktor!aktris 88I, dan &2M megirim
bahan sampai ratusan naskah.
&ada sekitar tahun *,,0-;... karena maraknya masalah 6IV!"ID9,
dikembangkan sandi)ara radio dengan topik 6IV!"ID9. 9andi)ara yang dilsiarkan
setiap hari itu dilakukan oleh 88I dan terdengar sampai ke &apua. 2husus untuk
sandi)ara radio ini juga ada ratusan naskah, dan acaranya disertai lomba berupa 3k)is3
untuk menja)ab pertanyaan yang berkaitan dengan materi sandi)ara. &ara pemenang
lomba diundang dalam acara konperensi pers. "da yang sangat mengharukan< 9alah satu
pemenangnya adalah mahasis)a IT yang menyatakan bah)a hadiahnya akan
dipergunakan untuk membayar uang kuliah. &adahal )aktu itu hadiahnya hanya beberapa
ratus rupiah saja. 9elain itu juga ada radio spot juga mengenai 6IV!"ID9 yang sehari
diulang sampai lima kali. "cara-acara itu disponsori oleh Dord Doundation, yang juga
mensponsori acara di tele7isi. &enyuluhan kesehatan melalui radio ini terus berlangsung
sampai sekarang, bahkan meliputi radio s)asta nasional dan lokal, dengan berbagai
program dan topik pesan.
9edangkan acara penyuluhan kesehatan melalui tele7isi, mulai berlangsung sejak
tahun *,-.-an akhir atau *,/.-an a)al. &ada )aktu itu tele7isi pada umumnya masih
hitam putih, dan bintangnya adalah dr. 6erman 9usilo, M&6, kepala Dinas 2esehatan
D2I Jakarta )aktu itu, dibantu oleh Drs. Tar'an &anggabean, dari unit &2M D2I
Jakarta. &enyuluhan kesehatan berupa nasehat-nasehat yang diberikan oleh dokter kepada
pasiennya yang datang berobat dengan berbagai penyakit yang dideritanya. "cara itu
cukup berkesan di masyarakat, dan banyak anak yang mengidolakan profil dr. 6erman
9usilo. "cara ini tetap berlangsung meskipun dr. 6erman 9usilo sudah tidak lagi
menjabat sebagai kepala Dinas 2esehatan D2I. 2emudian juga ada penyuluhan
kesehatan yang diberikan oleh dr. 9umaryati "ryoso, 92M, yang )aktu itu menjabat
sebagai kepala %nit &2M D2I Jakarta. &enyuluhan dilakukan dalam bentuk dialog
dengan beberapa orang penanya yang hadir di studio tentang berbagai penyakit atau
masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
9elanjutnya pada sekitar tahun *,5.-*,,0 itu, penyuluhan kesehatan melalui TV8I
diorganisir oleh Direktorat &2M melalui beberapa acara, antara lain<
*. Sebaiknya #nda Tahu, yang menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan!penyakit yang perlu diketahui oleh masyarakat luas.
;. (ari (esa Ke (esa, mengekspose kegiatan masyarakat desa dalam melakukan
upaya-upaya yang dilakukan masyarakat setempat untuk meningkatkan kesehatan
masyarakatnya.
?. (e!asa Kita, mengekspose satu desa yang masyarakatnya giat melakukan upaya
kesehatan di desanya.
A?
A. ,entuk a"ara lain, misalnya tentang mereka #petugas kesehatan atau kader
kesehatan$ yang berhasil membangun kesehatan masyarakat di )ilayahnya. 9elain
itu juga pesan-pesan kesehatan melalui sandi)ara boneka 39i %nyil3, 38ia
Jenaka3, dll. 9ementara itu lagu 3"ku "nak 9ehat3 juga sering berkumandang
melalui TV8I.
"cara-acara tersebut cukup berjalan dengan baik. 2husus acara nomor ; dan ?
sangat merangsang desa-desa lain, dan sering sekali mendapat dukungan kuat dari
&emerintah Daerah setempat.
Sinetron DrA Sarti$a !an Bi!an inati
&ada sekitar tahun *,5.-an itu ada drama TV 3Cosmen3 yang sangat digemari
masyarakat. 2emudian Menkes pada )aktu itu, Dr. 9oe)ardjono 9oerjaningrat
memanggil Dr. I Mantra, 2apus &2M )aktu itu untuk menjajagi adanya sinetron
seperti 3Cosmen3. Diadakanlah pendekatan kepada "mi &riyono dan =ahyu 9ihombing.
Disepakatilah harga per episode )aktu itu 8p. ;0 juta bersih. &adahal drama Cosmen
hanya 8p. *A juta. 9etelah dibuat proposal, appenas memberikan persetujuan, bahkan
harganya menjadi 8p. ?. juta karena harus dilakukan melalui tender.
Maka dirancanglah sinetron khusus untuk menyebar luaskan pesan-pesan
kesehatan ini, yang diberi nama< Dr. 9artika. 9kenario naskah disusun oleh Ibu Maryati
9ihombing. 9edangkan konsultan materi adalah program-program di lingkungan Depkes.
&engatur pesan-pesan kesehatan menjadi tanggungja)ab &usat &2M dengan 3contact
person3 < Drs. 4endang adru''aman, staf &usat &2M. &ara bintangnya antara lain<
De)i :ull yang memerankan Dr. 9artika, D)i :an sebagai Dr. Imam, dll. Tetapi ada
saja kecolongan. Misalnya cuci tangan di ember. Maka selain meneliti naskah, diperlukan
pula super7isi ke lapangan. Maka dalam setiap 3shooting3 yang dilakukan di luar studio,
staf &2M pada umumnya selalu menlakukan super7isi lapangan.
&rogram sinetron Dr. 9artika ini mendapat sambutan hangat masyarakat. 9inetron
ini meskipun berisi pesan-pesan kesehatan, tetapi dijalin dengan masalah keluarga dan
masyarakat, sehingga pesan-pesannya mengalir, tidak menggurui dan 3alamiah3. Melalui
sinetron ini masyarakat dapat belajar hidup sehat serta menjadikan &uskesmas sebagai
tempat pelayanan kesehatan bagi yang membutuhkannya #tidak pergi ke dukun$. 9inetron
ini sekaligus juga berisi informasi kepada para petugas &uskesmas, untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang baik dan benar. 9inetron tersebut juga menjadi rujukan dan
penghubung antara program dan petugas &uskesmas. 9elain itu sinetron 3Dr. 9artika3 ini
juga memberikan dampak positif kepada para artis pendukungnya. Misalnya, ada artis
yang semula perokok berat kemudian menghentikan kebiasaan merokoknya tersebut.
&rogram ini berjalan sampai ?, episode, dan berjalan selama sekitar empat tahun #*,5,-
*,,;$. 6arga per episode berkembang dari sekitar 8p ;0 juta menjadi sekitar 8p. ;0.
juta. &rogram ini berhenti, karena beberapa alasan. "ntara lain pada )aktu itu sudah
mulai ada beberapa saluran TV s)asta yang menyediakan banyak pilihan acara lain.
9elain itu biaya produksi dan tayang semakin mahal, sehingga sponsor program ini
akhirnya tidak melanjutkan acara ini. 9inetron Dr. 9artika ini pernah mau dihidupkan
AA
lagi, tetapi ada beberapa kendala sehingga sampai sekarang belum berhasil.
9elain sinetron Dr. 9artika juga dikembangkan film-film lepas. "ntara lain mini
seri film yang berjudul< 3Minati idan Tercinta3. Dilm ini bertujuan untuk
mempromosikan bidan di desa yang pada )aktu itu kurang memperoleh sambutan
masyarakat, karena banyak di antara mereka yang masih lajang dan belum mempunyai
banyak pengalaman menolong persalinan. &emeran utama film ini adalah %ci ing
9lamet. Mini seri ini berjalan baik meskipun sambutan masyarakat tidak sehangat
sebagaimana pada Dr. 9artika.
Sinetron K&%&6$&%& Un2& !an a/ara6a/ara #ainn,a
9elain kedua sinetron tersebut, juga ada sinetron lepas dengan judul 38elung 6ati3,
yang dibintangi oleh Drg. Dadli dan Minati "tmanagara, untuk mempromosikan dokter
Inpres. 9inetron lepas lainnya adalah 3&engakuan3 yang dibintangi oleh Ceila "nggraeni
dll, untuk menunjang program 2esehatan Ibu dan "nak. 9edangkan untuk menunjang
program air dibuat film dengan judul < 3+intaku pada Bemericik "ir3.
2emudian pada sekitar tahun *,,A persoalan 6IV!"ID9 mulai marak. &ada )aktu
itu di Dord Doundation &er)akilan Indonesia ada Dr. 8osalia #orang Itali yang
bersuamikan orang Indonesia$ yang sangat peduli dengan 6IV!"ID9. Melalui Dord
Doundation disponsorilah berbagai kegiatan penanggulangan 6IV!"ID9, antra lain
sinetron di tele7isi. Maka dibuatlah sinetron, dengan judul< 32upu-kupu ungu3. 9utradara
dan penulis skenario adalah (ino 8iantarno, dengan bintang utamanya< (urul "rifin.
%ntuk menulis skenario tersebut berkumpul beberapa orang pakar yang me)akili
beberapa unit program di Depkes dan beberapa unsur s)asta!C9M. 3+ontact person3 dari
&usat &2M adalah Ir. (inik 9uharini 9ahal. 9inetron ini disiarkan di 8+TI, dibuat sampai
*? episode, menyajikan persoalan 6IV!"ID9 dari berbagai segi pandang, termasuk
6IV!"ID9 pada anak, ibu rumah tangga, &ekerja 9eks 2omersial, 4D6", dll. eberapa
judul sinetron ini bahkan diminta untuk disajikan pada festi7al film "sia di "msterdam
pada sekitar tahun *,,0 dan di 2ualumpur pada sekitar tahun *,,,.
&enyuluhan melalui tele7isi selain melalui sinetron juga melalui acara-acara lain
seperti< kompetisi lagu-lagu kesehatan< ada 7ersi pop, dangdut dan rock. Juga melalui
lagu-lagu gambang kromong enyamin 9 dan Ida 8oyani. 9elanjutnya yang semakin
marak sampai sekarang adalah penyampaian pesan melalui 3filler3 atau iklan layanan
masyarakat. 9udah banyak sekali 3filler3 yang ditayangkan mengenai berbagai macam
program. 9alah satunya yang cukup terkenal pada )aktu itu adalah dengan judul< 3Jangan
Cupa3 yang disampaikan oleh utet 2ertajaya dengan kocaknya, sehingga setiap kita
melihat dan mendengar suaranya< 3Jangan Cupa3 kita lalu ingat pesan-pesannya tentang
6IV!"ID9. Juga filler tentang Ibu 6amil, (ap'a!(arkoba, Bi'i, Baya 6idup 9ehat, dll.
Dan kita juga akan selalu ingat filler tentang &ekan Imunisasi (asional yang diba)akan
oleh kelompok 8ano 2arno dan Mandra yang )aktu itu sangat tenar.
&esan-pesan kesehatan yang disebar luaskan melalui media tele7isi dan kerjasama
dengan para artis ini tetap berlangsung sampai sekarang. eberapa cukup berhasil
membina suasana dan mengajak masyarakat untuk berbuat sesuatu. (amun beberapa juga
ada yang kurang mendapat sambutan masyarakat. &erlu diakui bah)a tayangan melalui
A0
telei7isi itu biayanya sangat mahal.
&ada hal pada saat ini pilihan saluran TV cukup banyak, sehingga upaya penyebar
luasan informasi melalui tele7isi ini perlu dihitung dengan cermat plus minusnya.
>7aluasi terhadap program kesehatan di tele7isi ini seharusnya dilakukan, untuk lebih
mengetahui efektifitas dan efisiensinya, dan terutama untuk dapat lebih memahami
aspirasi masyarakat terhadap pesan-pesan kesehatan.
9elanjutnya selain sinetron, film lepas atau filler tersebut juga diproduksi kaset dan
V+D, berisi lagu, film atau pesan nlainnya. Media-media tersebut kemudian disebar
luaskan ke beberapa media tele7isi dan radio, baik yang ada di Jakarta maupun di kota-
kota lainnya. Dikembangkan pula pesan-pesan atau tulisan melalui internet, dengan kode<
))).promosikesehatan.com. &usat &romkes sekarang juga membuka saluran melalui
email dengan kode< paOpromosikesehatan.com.
Bab 9
ERA PROOSI KESEHATAN DAN PARADIGA SEHAT
(K&r&n "a$t& '((<6>**<+
(ream "hildren dream other!ise you !on$t ha%e anything to li%e for
(The 3th )+H' .akarta 122C)
&n/&#n,a Isti#ah Promosi Kesehatan
Istilah 6ealth &romotion #&romosi 2esehatan$ sebenarnya sudah mulai dicetuskan
setidaknya pada tahun *,5-, pada )aktu diselenggarakan 2onferensi International
&ertama tentang 6ealth &romotion di 4tta)a, +anada, pada tahun *,5-. &ada )aktu itu
dicanangkan the 4tta)a +harter, yang memuat definisi dan prinsip-prinsip dasar 6ealth
&romotion. (amun istilah tersebut pada )aktu itu di Indonesia belum bergema. &ada
)aktu itu, istilah yang ada tetap &enyuluhan 2esehatan, disamping juga populer istilah-
istilah lain seperti< 2I> #2omunikasi, Informasi dan >dukasi$, &emasaran 9osial #9ocial
Marketing$, Mobilisasi 9osial, dll.
9uatu ketika pada sekitar akhir tahun *,,A, Dr. Ilona 2ickbush, yang baru saja
menjabat sebagai Direktur 6ealth &romotion =64 6eadKuarter Bene7a, datang ke
Indonesia. 9ebagai direktur baru ia mengunjungi beberapa negara, termasuk Indonesia.
2ebetulan pada )aktu itu 2epala &usat &enyuluhan 2esehatan Depkes juga baru saja
diangkat, yaitu Drs. Dachroni M&6, yang menggantikan Dr. I Mantra yang purna bakti
#pensiun$. Dengan kedatangan Dr. 2ickbush, diadakanlah pertemuan dengan pimpinan
Depkes dan pertemuan lainnya baik internal penyuluhan kesehatan maupun eIternal
dengan lintas program dan lintas sektor, termasuk D2M %I. ahkan sempat pula
mengadakan kunjungan lapangan ke andung, yang diterima dengan baik oleh Ibu (eni
9urachni #kepala 9ub Dinas &2M Jabar )aktu itu$ dan teman-teman lain di andung.
Dari serangkaian pertemuan itu serta perbincangan selama kunjungan lapangan ke
A-
andung, kita banyak belajar tentang 6ealth &romotion #&romosi 2esehatan$. arangkali
karena terkesan dengan kunjungannya ke Indonesia, ia kemudian menyampaikan usulan
agar Indonesia dapat menjadi tuan rumah 2onferensi International 6ealth &romotion
yang keempat, yang sebenarnya memang sudah )aktunya diselenggarakan.
%sulan itu diterima oleh pimpinan Depkes #Menteri 2esehatan )aktu itu &rof. Dr.
9uyudi$. 2unjungan Dr. 2ickbush itu ditindak lanjuti dengan kunjungan pejabat 6ealth
&romotion =64 Bene7a lainnya, yaitu Dr. Desmond 4 yrne, sampai beberapa kali,
untuk mematangkan persiapan konferensi Jakarta. 9ejak itu khususnya &usat &enyuluhan
2esehatan Depkes berupaya mengembangkan konsep promosi kesehatan tersebut serta
aplikasinya di Indonesia. 9ebagai tuan rumah konferensi internasional tentang promosi
kesehatan, seharusnyalah kita sendiri mempunyai kesamaan pemahaman tentang konsep
dan prinsip-prinsipnya serta dapat mengembangkannya paling tidak di beberapa daerah
sebagai percontohan.
Dengan demikian penggunaan istilah promosi kesehatan di Indonesia tersebut
dipacu oleh perkembangan dunia internasional. (ama unit 6ealth >ducation di =64
baik di 6eadKuarter, Bene7a maupun di 9>"84, India juga sudah berubah menjadi %nit
6ealth &romotion. (ama organisasi profesi internasional juga sudah berubah menjadi
International %nion for 6ealth &romotion and >ducation #I%6&>$. Istilah promosi
kesehatan tersebut juga ternyata sesuai dengan perkembangan pembangunan kesehatan di
Indonesia sendiri, yang mengacu pada paradigma sehat.
Strate2i Peri#a$& Hi!&% Bersih !an Sehat (PHBS+
ertolak dari prinsip-prinsip yang dapat dipelajari tentang &romosi 2esehatan,
pada pertengahan tahun *,,0 dikembangkanlah 9trategi atau %paya &eningkatan
&erilaku 6idup ersih dan 9ehat #disingkat &69$, sebagai bentuk operasional atau
setidaknya sebagai embrio promosi kesehatan di Indonesia. 9trategi tersebut
dikembangkan melalui serangkaian pertemuan baik internal &usat &enyuluhan 2esehatan
maupun eIternal secara lintas program dan lintas sektor, termasuk dengan organisasi
profesi, D2M %I dan C9M.
eberapa hal yang dapat disarikan tentang pokok-pokok &romosi 2esehatan
#6ealth &romotion$ atau &69 yang merupakan embrio &romosi 2esehatan di Indonesia
ini, adalah bah)a<
*. &romosi 2esehatan #6ealth &romotion$, yang diberi definisi < &roses
pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya #the process of enabling people to control o7er and impro7e their
health$, lebih luas dari &endidikan atau &enyuluhan 2esehatan. &romosi
2esehatan meliputi &endidikan! &enyuluhan 2esehatan, dan di pihak lain
&enyuluh!&endidikan 2esehatan merupakan bagian penting #core$ dari &romosi
2esehatan.
A/
;. &endidikan!&enyuluhan 2esehatan #dapat dikatakan$ menekankan pada upaya
perubahan atau perbaikan perilaku kesehatan. &romosi 2esehatan adalah upaya
perubahan!perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya
mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap
perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
?. &romosi 2esehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif #peningkatan$
sebagai perpaduan dari upaya pre7entif #pencegahan$, kuratif #pengobatan$ dan
rehabilitatif #pemulihan$ dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
&romosi 2esehatan juga merupakan upaya untuk menjajakan, memasarkan atau
menjual yang bersifar persuasif, karena sesungguhnya 1kesehatan3 merupakan
1sesuatu3 yang sangat layak jual, karena sangat perlu dan dibutuhkan setiap orang
dan masyarakat.
A. &endidikan!penyuluhan kesehatan menekankan pada pendekatan edukatif,
sedangkan pada promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya
pendekatan edukatif yang banyak dilakukan pada tingkat masyarakat di strata
primer #di promosi kesehatan selanjutnya digunakan istilah gerakan
pemberdayaan masyarakat$, perlu dibarengi atau didahului dengan upaya
ad7okasi, terutama untuk strata tertier #yaitu para pembuat keputusan atau
kebijakan$ dan bina suasana #social suppoprt$, khususnya untuk strata sekundair
#yaitu mereka yang dikategorikan sebagai para pembuat opini$. Maka dikenallah
strategi "B, yaitu "d7okasi, ina 9uasana dan Berakan!pemberdayaan
Masyarakat.
0. &ada pendidikan!penyuluhan kesehatan, masalah diangkat dari apa yang ditemui
atau dikenali masyarakat #yaitu masalah kesehatan atau masalah apa saja yang
dirasa penting!perlu diatasi oleh masyarakat, no)#$, no)#$$N &ada &69,
masyarakat diharapkan dapat mengenali perilaku hidup sehat, yang ditandai
dengan sekitar *. perilaku sehat #health oriented$. Masyarakat diajak untuk
mengidentifikasi apa dan bagaimana hidup bersih dan sehat, kemudian mengenali
keadaan diri dan lingkungannya serta mengukurnya seberapa sehatkah diri dan
lingkungannya ituP
&endekatan ini kemudian searah dengan paradigma sehat, yang salah satu dari tiga
pilar utamanya adalah perilaku hidup sehat. #9ebenarnya ini tidak baru, karena
dalam &osyandu, masalah juga sudah difokuskan pada sekitar 0 masalah
prioritas$.
-. &ada pendidikan!penyuluhan kesehatan yang menonjol adalah pendekatan di
masyarakat #melalui pendekatan edukatif$, sedangkan pada &69!promosi
kesehatan dikembangkan adanya 0 tatanan< yaitu di rumah!tempat tinggal #)here
)e li7e$, di sekolah #)here )e learn$, di tempat kerja #)here )e )ork$, di
A5
tempat-tempat umum #)here )e play and do e7erything$ dan di sarana kesehatan
#)here )e get health ser7ices$. Dari sini dikembangkan kriteria rumah sehat,
sekolah sehat, tempat kerja sehat, tempat umum sehat, dll yang mengarah pada
ka)asan sehat seperti < desa sehat, kota sehat, kabupaten sehat, dll sampai ke
Indonesia 9ehat.
/. &ada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi
oleh kesamaan #eKuity$, keterbukaan #transparancy$ dan saling memberi manfaat
#mutual benefit$. 2emitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan
masyarakat termasuk s)asta dan Cembaga 9)adaya Masyarakat, juga secara
lintas program dan lintas sektor.
5. 9ebagaimana pada &endidikan dan &enyuluhan, &romosi 2esehatan sebenarnya
juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa mengecilkan arti
hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur
hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku indi7idu dan
masyarakat. :ang lebih sesuai untuk diukur< adalah mutu dan frek)ensi kegiatan
seperti< ad7okasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dll. 2arena dituntut
untuk dapat mengukur hasil kegiatannya, maka promosi kesehatan mengaitkan
hasil kegiatan tersebut pada jumlah tatanan sehat, seperti< rumah sehat, sekolah
sehat, tempat kerja sehat, dst.
2onsep &romosi 2esehatan dan!atau &69 tersebut selanjutnya digulirkan ke daerah dan
beberapa daerah mencoba mengembangkannya paling tidak di beberapa kabupaten.
Kon8erensi Internasiona# Hea#th Promotion I9 !an De$#arasi 1a$arta
2onferensi Internasional &romosi 2esehatan IV ini terselenggara pada bulan Juli
*,,/ bertempat di 6otel 6orison, "ncol, Jakarta. 2onferensi I di 4tta)a, +anada #*,5-$
menghasilkan 34tta)a +harter3, memuat 0 strategi pokok &romosi 2esehatan, yaitu < #*$
Mengembangkan kebijakan yang ber)a)asan kesehatan #healthy public policy, no)#$,
no)#$$N #;$ Menciptakan lingkungan yang mendukung #supporti7e en7ironment, no)#$,
no)#$$N #?$ Memperkuat gerakan masyarakat #community action, no)#$, no)#$$N #A$
Mengembangkan kemampuan perorangan #personnal skills$ N dan #0$ Menata kembali
arah pelayanan kesehatan #reorient health ser7ices$.
2onferensi II di "delaide, "ustralia #*,55$, membahas lebih lanjut tentang
pengembangan kebijakan yang ber)a)asan kesehatan, dengan menekankan A bidang
prioritas, yaitu< #*$ Mendukung kesehatan )anitaN #;$ Makanan dan gi'iN #?$ 8okok dan
alkoholN dan #A$ Menciptakan lingkungan sehat. &ada tahun *,5, diadakan pertemuan
2elompok &romosi 2esehatan negara-negara berkembang di Bene7a, sebagai seruan
untuk bertindak #" call for action$. Dalam pertemuan ini ditekankan bah)a ? strategi
pokok promosi kesehatan untuk pembangunan kesehatan< #*$ "d7okasi 2ebijakan
A,
#ad7ocacy, no)#$, no)#$$N #;$ &engembangan aliansi yang kuat dan sistem dukungan
sosial #social support, no)#$, no)#$$N dan #?$ &emberdayaan masyarakat #empo)erment$.
9elanjutnya pada tahun *,,* diselenggarakan 2onferensi ke III di 9und7al,
9)edia. 2onfrensi ini menghasilkan pernyataan perlunya dukungan lingkungan untuk
kesehatan. %ntuk dukungan ini diperlukan A strategi kunci, yakni< #*$ Memperkuat
ad7okasi diseluruh lapisan masyarakatN #;$ Memberdayakan masyarakat dan indi7idu
agar mampu menjaga kesehatan dan lingkungannya melalui pendidikan dan
pemberdayaanN #?$ Membangun aliansiN dan #A$ Menjadi penengah diantara berbagai
konflik kepentingan di tengah masyarakat.
2etiga konferensi internasional tersebut diselenggarakan di negara maju. Timbul
pertanyaan apakah promosi kesehatan itu hanya sesuai untuk negara maju saja dan tidak
cocok untuk negara berkembangP %ntuk membantah keraguan itu, maka konferensi yang
ke IV ini diselenggarakan di salah satu negara sedang berkembang. Indonesia
memperoleh kehormatan untuk menjadi penyelenggaranya yang pertama.
2onferensi ke IV di Jakarta ini dihadiri oleh sekitar 0.. orang dari /5 negara,
termasuk sekitar *0. orang Indonesia, khususnya dari daerah. Ini karena konferensi
tersebut juga merupakan konferensi nasional promosi kesehatan yang pertama
#9elanjutnya nanti ada konferensi nasional kedua di 6otel idakara, Jakarta, tahun ;...,
dan konferensi nasional ketiga di :ogyakarta, tahun ;..?$. 2onferensi dibuka oleh
&residen 8I, apak 9oeharto, di Istana (egara. 9elain pembicara-pembicara
internasional, juga tampil pembicara Indonesia, yaitu &rof Dr. 9uyudi selaku Menteri
2esehatan, dan &rof. Dr. 6aryono 9uyono, selain selaku Menteri 2ependudukan juga
sebagai pakar komunikasi. &ada acara Indonesia Day, tampil pembicara-pembicara dari
berbagai program, sektor dan daerah, menyampaikan pengalamannya dalam berbagai
kegiatan promosi kesehatan atau pendidikan kesehatan dalam program atau daerah
masing-masing #diselenggarakan dalam sidang-sidang yang berjalan secara
serentak!pararel$.
2onferensi ini bertema< 1(e) players for a ne) era< Ceading 6ealth &romotion
into the ;*st century3 dan menghasilkan Deklarasi Jakarta, yang diberi nama< 1The
Jakarta Declaration on 6ealth &romotion into the ;*st +entury3. 9elanjutnya Deklarasi
Jakarta ini memuat berbagai hal, antara lain sebagai berikut<
ah)a 2onferensi &romosi 2esehatan di Jakarta ini diselenggarakan hampir ;.
tahun setelah Deklarasi "lma "ta dan sekitar *. tahun setelah 4tta)a +harter,
serta yang pertama kali diselenggarakan di negara sedang berkembang dan untuk
pertama kalinya pihak s)asta ikut memberikan dukungan penuh dalam
konferensi.
ah)a &romosi 2esehatan merupakan in7estasi yang berharga , yang
mempengaruhi faktor-faktor penentu di bidang kesehatan guna mencapai kualitas
sehat yang setinggi-tingginya.
ah)a &romosi 2esehatan sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai
tantangan dan perubahan faktor penentu kesehatan. erbagai tantangan tersebut
0.
seperti< adanya perdamaian, perumahan, pendidikan, perlindungan sosial,
hubungan kemasyarakatan, pangan, pendapatan, pemberdayaan perempuan,
ekosistem yang mantap, pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan, keadilan
sosial, penghormatan terhadap hak-hak a'asi manusia, dan persamaan, serta
kemiskinan yang merupakan ancaman terbesar terhadap kesehatan, selain masih
banyak ancaman lainnya.
ah)a untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul terhadap kesehatan
diperlukan kerjasama yang lebih erat , menghilangkan sekat-sekat penghambat,
serta mengembangkan mitra baru antara berbagai sektor, di semua tingkatan
pemerintahan dan lapisan masyarakat.
ah)a prioritas &romosi 2esehatan abad ;* adalah <
*. Meningkatkan tanggungja)ab sosial dalam kesehatanN
;. Meningkatkan in7estasi untuk pembangunan kesehatanN
?. Meningkatkan kemitraan untuk kesehatanN
A. Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakatN
0. Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.
9elanjutnya menyampaikan himbauan untuk bertindak, dengan menyusun rencana
aksi serta membentuk atau memperkuat aliansi promosi kesehatan di berbagai
tingkatan, mencakup a.l. < #*$ Membangkitkan kesadaran akan adanya perubahan
faktor penentu kesehatanN #;$ Mendukung pengembangan kerjasama dan jaringan
kerja untuk pembangunan kesehatanN #?$ Mendorong keterbukaan dan
tanggungja)ab sosial dalam promosi kesehatan.
Era Para!i2ma Sehat= 9isi !an isi Promosi Kesehatan
0*
&ada tahun *,,5 &residen 9oeharto digantikan oleh &residen 6abibie. 9ebagai
Menteri 2esehatan ditetapkan &rof. Dr. Darid "nfasa Moeloek. 9etelah melalui persiapan
antara lain pertemuan dengan para pakar, pertemuan nasional dengan daerah-daerah,
pertemuan lintas sektor dan dengar pendapat dengan D&8, pada * Maret *,,, oleh
&residen 6abibie dicanangkan < 1Berakan &embangunan yang er)a)asan 2esehatan3,
atau dikenal dengan 1&aradigma sehat3. 9ebagai konsek)ensinya adalah bah)a semua
pembangunan dari semua sektor harus mempertimbangkan dampaknya di bidang
kesehatan, minimal harus memberi kontribusi dan tidak merugikan pertumbuhan
lingkungan dan perilaku sehat. Disebutkan bah)a 7isi pembangunan kesehatan adalah<
Indonesia 9ehat ;.*., dengan misi< #*$ Menggerakkan pembangunan nasional yang
ber)a)asan kesehatanN #;$ Mendorong kamandirian masyarakat untuk hidup sehatN #?$
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutuN dan #A$ Meningkatkan kesehatan
indi7idu, keluarga dan masyarakat termasuk lingkungannya. 9alah satu pilar Indonesia
9ehat ;.*. tersebut adalah < perilaku sehat, disamping dua pilar lainnya yaitu<
lingkungan sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata.
Ditetapkan pula strategi pembangunan kesehatan beserta program-program
pokoknya. Dalam &rogram &embangunan (asional #&84&>("9$ disebutkan bah)a
salah satu program pokok pembangunan kesehatan adalah peningkatan perilaku sehat dan
pemberdayaan masyarakat, yang karenanya menempatkan promosi kesehatan sebagai
salah satu program unggulan. Dalam 8encana &embangunan Jangka Menengah (asional
;..A-;.., dan 8encana 9trategis #8enstra$ Depkes ;..0-;.., juga disebutkan bah)a
&romosi 2esehatan merupakan program tersendiri dan diposisikan pada urutan pertama.
Ini menegaskan bah)a &aradigma 9ehat dengan Visi Indonesia 9ehat-nya tersebut sangat
sesuai dengan Deklarasi Jakarta, dan dengan demikian promosi kesehatan #termasuk
&69$, yang berorientasi pada perilaku hidup sehat, semakin memperoleh pijakan yang
kuat.
9elanjutnya masing-masing program termasuk &romosi 2esehatan menyusun 7isi,
misi dan program kegiatannya, serta sasaran atau target yang harus dapat terukur. Dalam
kaitan itu ditetapkan Visi &romosi kesehatan yaitu < erkembangnya masyarakat
Indonesia baru yang berbudaya sehat. Misinya adalah< #*$ Melakukan ad7okasi kebijakan
publik yang berdampak positif pada kesehatanN #;$ Mensosialisasikan pesan-pesan
kesehatanN #?$ Mendorong gerakan-gerakan sehat di masyarakatN 9trategi pokok &romosi
2esehatan disingkat "B, yaitu <
#*$ A!.o$asi, yaitu upaya untuk mempengaruhi kebijakan agar memberikan kontribusi
pada pertumbuhan perilaku dan lingkungan sehatN #;$ Bina S&asana, yaitu upaya
pembentukan opini publik untuk mengembangkan norma hidup sehatN dan #?$ Gera$an
%ember!a,aan mas,ara$at, yaitu upaya untuk menggerakkan dan memberdayakan
semua komponen masyarakat untuk hidup sehat.
Dari 7isi, misi dan strategi tersebut direncanakan delapan kegiatan pokok, yaitu<
#*$ %paya ad7okasiN #;$ &embinaan suasanaN #?$ &emberdayaan masyarakatN #A$
&engembangan kemitraanN #0$ &engembangan 9DMN #-$ &engembangan Iptek &romosi
2esehatanN #/$ &engembangan media dan saranaN #5$ &engembangan infra struktur
&romosi kesehatan.
Visi, misi, strategi, kegiatan pokok beserta rincian kegiatan dan tolok ukurnya dan
lain-lainnya dituangkan dalam pendoman tehnis &rogram &romosi 2esehatan. 2emudian
0;
hari dengan beberapa perbaikan dan penyempurnaan, pedoman tersebut dukukuhkan
dengan 92 Menteri 2esehatan 8I menjadi 2ebijakan (asional &romosi 2esehatan.
Promosi Kesehatan Di Era Re8ormasi Dan Desentra#isasi
Cahirnya semangat reformasi yang ditingkahi dengan terjadinya pergantian
pemerintahan pada tahun *,,5 telah memba)a perubahan fundamental dalam kehidupan
bangsa dan negara Indonesia. "ngin reformasi yang bertiup kencang sejak lengsernya
&residen 9oeharto memperoleh )adahnya dalam sidang-sidang M&8, yang merupakan
lembaga tertinggi negara. "khirnya dilakukan amandemen terhadap %%D *,A0, sesuatu
yang 1diharamkan3 pada era sebelumnya. "mandemen tersebut bahkan dilakukan
beberapa kali, antara lain menyangkut tentang penghapusan lembaga De)an
&ertimbangan "gung, dibentuknya Mahkamah 2onstitusi, ada De)an &er)akilan Daerah
#D&D$, pemilihan &residen dan =akil &residen 8I secara langsung oleh rakyat, dll.
9alah satu perubahan yang mendasar adalah bergantinya sistem pemerintahan
sentralisasi menjadi desentralisasi, atau otonomi daerah. 9emangat inilah yang
mengilhami diundangkannya %% (o. ;; tahun *,,, dan %% (o. ?; tahun ;..A tentang
&emerintahan Daerah serta %% (o. ;0 tahun *,,, tentang &erimbangan 2euangan &usat
dan Daerah yang diberlakukan pada tahun ;..*. 9esuai dengan %% tersebut, maka
Bubernur, upati dan =alikota kini dipilih langsung oleh rakyat dan karenanya
mempunyai ke)enangan yang sangat menentukan, termasuk dalam penentuan organisasi
daerah, jabatan dan personilnya. 9ementara itu lembaga legislatif, baik D&8 di &usat
maupun D&8D di daerah mempunyai ke)enangan yang lebih besar #bahkan sangat
besar$ dalam penyusunan anggaran keuangan baik &usat maupun Daerah. erkaitan
dengan itu, partai-partai politik mempunyai peranan yang sangat menentukan, melalui
)akil-)akilnya yang duduk di pemerintahan #ekskutif$ dan lembaga per)akilan
#legislatif$, baik di &usat maupun di daerah.
%ntuk mengantisipasi hal ini Departemen 2esehatan dalam hal ini &romosi
2esehatan menyelenggarakan pertemuan dengan upati dan =alikota seluruh Indonesia
pada bulan Juli ;... yang menyepakati tentang perlunya perhatian Daerah secara lebih
sungguh-sungguh terhadap program kesehatan, kelembagaan, ketenagaan serta anggaran
yang mendukungnya. erbagai pertemuan khusus untuk menjelaskan dan mendiskusikan
tentang &aradigma 9ehat dan Visi Indonesia sehat ;.*. juga diselenggarakan kepada
partai-partai politik dan anggota D&8 kkhususnya komisi yang mengurusi bidang
kesehatan.
Demikian pula dengan tujuan yang sama beberapa kali pertemuan khusus juga
digelar di daerah, paling tidak di beberapa propinsi, seperti anten, 9umatera 9elatan,
angka elitung, 9umatera arat, dll. elum lagi panduan tertulis tentang penanganan
program-program kesehatan termasuk promosi kesehatan di daerah.
9elanjutnya dalam rangka desentralisasi dan otonomi daerah, setelah dilakukan
pembahasan dan sosialisasi dengan daerah, telah ditetapkan 2eputusan Menteri
2esehatan tentang 9tQndar &elayanan Minimal #9&M$ bidang 2esehatan di
2abupaten!2ota. 9alah satu 9&M bidang kesehatan tersebut adalah tentang &enyuluhan
perilaku sehat, yang harus mencakup setidaknya< 8umah tangga sehat #-0M$ dan Desa
0?
&osyandu &urnama #A.M$. 9elain itu juga ditetapkan bah)a promosi kesehatan
merupakan salah satu pelayanan yang )ajib dilakukan di &uskesmas.
Pen2emban2an 1arin2an Dan Kemitraan
&ada era ini juga ditandai dengan berkembangan jaringan #net)orking$ dan
kemitraan #partnership$ antara unit promosi kesehatan dengan berbagai pihak, baik sektor
pemerintah maupun s)asta dan masyarakat, baik regional maupun global.
9ecara nasional dapat disebutkan a.l. < #*$ Dorum 2omunikasi &romosi 2esehatan,
yang anggotanya adalah unit atau lembaga #pemerintah dan masyarakat$ yang peduli
dengan upaya promosi kesehatanN #;$ 2oalisi Indonesia 9ehat #anggota< berbagai unit
pemerintah dan s)asta serta masyarakat yang peduli pada Indonesia 9ehat, no)#$,
no)#$$N #?$ Dorum 2omunikasi &enanggulangan Masalah Tembakau #anggota< unit,
organisasi profesi dan lembaga peduli masalah rokok!tembakau, no)#$, no)#$$N #A$
Jaringan &enanggulangan &enyakit Tidak MenularN #0$ Dan lain-lain, seperti< Dorum
&engembangan 2ota 9ehat, Dorum &enanggulangan &enyakit T+, dll.
9ecara regional dan global dapat disebutkan< Mega country 6ealth &romotion
(et)ork, yaitu jaringan sekitar *. negara di dunia yang berpenduduk *.. juta lebih
dalam bidang promosi kesehatanN International (et)ork for 6ealth &romotion
Doundation #Indonesia di)akili oleh %nit &romkes sebelum mempunyai :ayasan
&romosi 2esehatan yang mandiri, no)#$, no)#$$N International %nion for 6ealth
&romotion and >ducation #organisasi profesi &romosi kesehatan yang bersifat
internasional$, dll. Dalam kaitan itu diselenggarakan beberapa kali pertemuan
internasional #di Bene7a, Jakarta, Meksiko, angkok, Melbourne, dll$.
Dalam rangka pengembangan jaringan dan kemitraan itu maka sejak tahun ;...,
penyelenggaraan 6ari 2esehatan (asional dilakukan bersama oleh s)asta dan sektor di
luar Depkes, sedangkan Depkes dalam hal ini &romosi 2esehatan berperan sebagai
sekretariatnya. Dengan penyelenggaraan oleh s)asta itu terasa bah)a 6ari 2esehatan
lebih bergema. Demikianlah maka sejak tahun ;..., pada setiap acara puncak 62(
&residen 8I #yaitu Bus Dur, Mbak Mega dan &ak 9:$ selalu hadir dan menyampaikan
pesan-pesan kesehatan yang diliput oleh media massa secara luas.
SKN >**@ !an Promosi Kesehatan
&ada tahun ;..A oleh Menteri 2esehatan #Dr. "chmad 9ujudi$ ditetapkanlah
9istem 2esehatan (asional #92($ yang baru, sebagai pengganti 92( lama #tahun *,5;$.
92( baru ini dimaksudkan antara lain untuk mempertegas makna pembangunan
kesehatan dalam rangka pemenuhan hak asasi manusia dan memperjelas
penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai 7isi dan misinya.
Disebutkan bah)a 92( adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya angsa
Indonesia secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sebagai per)ujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam
0A
&embukaan %%D *,A0. 9edangkan pada hakekatnya 92( adalah juga merupakan )ujud
dan sekaligus metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan, yang memadukan
berbagai upaya angsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tujuan
pembangunan kesehatan. 9edangkan tujuannya adalah terselenggaranya pembangunan
kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, s)asta maupun pemerintah
secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
"pa kaitannya dengan &romosi 2esehatanP Dalam 92( tersebut disebutkan
adanya / prinsip dasar. &rinsip ke A adalah &rinsip &emberdayaan dan 2emandirian
Masyarakat, dan prinsip ke 0 adalah &rinsip 2emitraan. Tanpa mengurangi arti upaya
kesehatan lainnya, kedua prinsip tersebut sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup
upaya promosi kesehatan. 9elain itu 92( ini terdiri - subsistem, salah satunya adalahN
9ubsistem &emberdayaan Masyarakat. Disebutkan bah)a 9ubsistem pemberdayaan
masyarakat adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok dan
masyarakat umum di bidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. 9edangkan
tujuannya adalah terselenggaranya upaya pelayanan, ad7okasi dan penga)asan sosial
oleh perorangan, kelompok dan masyarakat di bidang kesehatan dsn seterusnya.
9ubsistem &emberdayaan Masyarakat dengan segala uraiannya itu tentu saja merupakan
ranah #domein$ &romosi 2esehatan.
Promosi Kesehatan Pa!a Pro2ram6%ro2ram Kesehatan
9ebenarnya pada setiap program kesehatan ada komponen promosi kesehatannya,
karena semua masalah kesehatan mengandung komponen perilaku. (amun karena
keterbatasan sumberdaya, pada kurun )aktu ini secara nasional, promosi kesehatan
terbatas pada beberapa program prioritas saja. &rogram-program kesehatan tersebut
adalah< 2esehatan Ibu, ayi dan "nak #2hususnya &ertolongan persalinan dan
&enggunaan "9I >klusif$, &eningkatan Bi'i 2eluarga dan Masyarakat #termasuk
B"2:$, 2esehatan Cingkungan #khususnya penggunaan air bersih, penggunaan
toilet!jamban, mencuci tangan dengan sabun$, &enanggulangan &enyakit Tidak Menular
#khususnya "kti7itas fisik, makan gi'i seimbang dan masalah merokok$, &enanggulangan
penyalahgunaan ("&F", dan Jaminan &emeliharaan 2esehatan Masyarakat #J&2M$. Di
daerah, prioritas program tersebut disesuaikan dengan keadaan, masalah dan potensi
daerah.
9elain itu juga dilakukan promosi kesehatan untuk mendukung beberapa program
khusus. 9ebagai contoh adalah kampanye &ekan Imunisasi (asional #dalam rangka
penanggulangan polio$. Demikian pula dalam penanggulangan 6IV!"ID9 yang
dilakukan promosi kesehatan secara lintas sektoral, juga dalam menghadapi 9"89.
9elain itu dilakukan pula promosi kesehatan dalam rangka penanggulangan masalah
tembakau, promosi penggunaan obat generik, dll. &erlu diakui bah)a masih banyak
promosi kesehatan untuk berbagai program kesehatan lainnya yang belum dapat
tertangani.
00
Era G#oba#isasi Dan Promosi Kesehatan
2urun )aktu ;... an ini juga merupakan era globalisasi. atas-batas antar negara
menjadi lebih longgar. &ersoalan menjadi lebih terbuka. erkaitan dengan era globalisasi
ini dapat menimbulkan pengaruh baik positif maupun negatif. Di satu pihak arus
informasi dan komunikasi mengalir sangat cepat. Ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang pesat. Dunia menjadi lebih terpacu dan maju. Di pihak lain penyakit menular
yang ada di satu negara dapat menyebar secara cepat ke negara lain apabila negara itu
rentan atau ra)an. Misalnya "ID9, masalah merokok, penyalahgunaan ("&F", dll
sudah menjadi persoalan dunia. Demikian pula budaya negatif di satu bangsa!negara
dengan cepat juga dapat masuk dan mempengaruhi budaya bangsa!negara lain.
9ementara itu khususnya di bidang &romosi 2esehatan, dalam era globalisasi ini
Indonesia memperoleh banyak masukan dan perbandingan dari banyak negara. Melalui
berbagai pertemuan internasional yang diikuti, setidaknya para delegasi memperoleh
inspirasi untuk mengembangkan promosi kesehatan di Indonesia. eberapa pertemuan itu
adalah sebagai berikut <
*. /onferensi .nternasional Promosi /esehatan' 2onferensi ini bersifat resmi, para
utusannya diundang oleh =64 dan me)akili negara. 9elama kurun )aktu *,,0-
;..0 ada tiga kali konferensi internasional, yaitu< the Ath International
+onference on 6ealth &romotion, Jakarta, *,,/, the 0th International +onference
on 6ealth &romotion, MeIico +ity, ;..., dan the -th Blobal +onference on
6ealth &romotion, angkok, ;..0. &ada pertemuan di angkok istilah
International +onference diganti dengan Blobal +onference, a.l. karena dengan
istilah 1Blobal3 tersebut menunjukkan bah)a sekat-sekat antar negara menjadi
lebih tipis dan persoalan serta solusinya menjadi lebih mendunia. Menkes 8I yang
hadir pada konferensi di Jakarta adalah &rof. Dr. 9uyudi yang juga menjadi
pembicara kunci pada konferensi tersebutN di MeIico +ity< Dr. "chmad 9uyudi,
yang juga menjadi salah satu pembicara kunci dan bersama para menteri
kesehatan dari negara-negara lain ikut menandatangani 1MeIico Ministerial
9tatements on health &romotion3N dan yang hadir di angkok adalah Drs. 8ichard
&anjaitan, 9taf "hli yang me)akili Menteri 2esehatan yang harus berada di tanah
air menjelang peringatan proklamasi kemerdekaan 8I. 2onferensi di angkok ini
menghasilkan 1The angkok +harter3. 2etiga konferensi tersebut baik proses
maupun hasil-hasilnya memberikan sumbangan yang bermakna dalam
perkembangan promosi kesehatan di Indonesia.
;. /onferensi internasional Promosi dan Pendidi&an /esehatan' 2onferensi ini
bersifat keilmuan. %tusannya datang atas kemauan sendiri dengan mendaftar lebih
dahulu. &enyelenggaranya adalah 4rganisasi &rofesi, yaitu International %nion
for 6ealth &romotion and >ducation. Dalam kurun )aktu ini sebenarnya ada
empat kali pertemuan, tetapi Indonesia hanya hadir di tiga pertemuan yaitu di
+iba, Jepang, tahun *,,0, di &aris, &erancis, tahun ;..*, dan Melbourne,
0-
"ustralia, ;..A. Indonesia tidak hadir pada pertemuan di &ourtorico, tahun *,,5,
karena situasi tanah air yang tidak memungkinkan untuk pergi. Dengan mengikuti
konferensi seperti ini, selain menambah )a)asan dan gagasan, juga menambah
teman dan jaringan.
?. Pertemuan0pertemuan %H, ting&at regional dan internasional' &ertemuan
seperti ini biasanya diikuti oleh kelompok terbatas, antara ;.-?. orang. 9ifatnya
merupakan pertemuan konsultasi atau juga pertemuan tenaga ahli #eIpert$.
&esertanya adalah utusan yang me)akili unit &romosi 2esehatan di masing-
masing negara, atau perorangan yang dianggap ahli, yang diundang oleh =64.
Dalam kurun )aktu *,,0-;..0 beberapa kali diselenggarakan pertemuan
konsultasi di (e) Delhi, India, di angkok, Thailand, di Jakarta, Indonesia, dan
beberapa kali di Bene)a, 9)is, khususnya dalam kaitannya dengan Mega
+ountry 6ealth &romotion (et)ork. &ertemuan-pertemuan seperti ini juga
memacu perkembangan promosi kesehatan di Indonesia. 2husus dalam Mega
country net)ork ini diupayakan penanggulangan penyakit tidak menular secara
bersama melalui upaya akti7itas fisik, makan gi'i seimbang dan tidak merokok.
A. Pertemuan regional A!A1' &ertemuan ini diselenggarakan oleh negara-negara
anggota "9>"(. &ertemuan seperti ini diselenggarakan beberapa kali, tetapi
yang menyangkut promosi kesehatan diselenggarakan pada tahun ;..; di
Vientiane, Caos. &ertemuan ini menghasilkan Deklarasi Vientiane atau
2esepakatan Menteri 2esehatan "9>"( tentang 16ealthy "9>"( Cifestyle3
#antara lain ditandatangani oleh Dr. "chmad 9uyudi selaku Menkes 8I$ yang
pada pokoknya merupakan kesepakatan untuk mengintensifkan upaya-upaya
regional untuk meningkatkan gaya hidup sehat penduduk "9>"(. Dalam
kesepakatan itu ditetapkan antara lain tentang 7isinya, yaitu bah)a pada tahun
;.;. semua penduduk "9>"( akan menuju kehidupan yang sehat, sesuai dengan
nilai, kepercayaan dan budaya lingkungannya.
0. Pertemuan0pertemuan internasional atau regional lainnya, seperti<
International +onference on Tobacco and 6ealth di eijing, *,,/N International
+onference on =orking Together for better health di +ardiff, %2, *,,5N dan
masih banyak pertemuan lainnya, misalnya tentang 6IV!"ID9 di angkok,
Manila, dllN pertemuan tentang kesehatan lingkungan di (epalN pertemuan tentang
6ealth &romotion di angkok, di Melbourne, dll. Ini semua memperkuat jaringan
dan semakin memantapkan langkah di Indonesia.
9elain itu, Indonesia juga banyak menerima kunjungan persahabatan dari negara-
negara sahabat, kebanyakan dari negara-negara yang sedang berkembang seperti dari
angladesh, India, Myarmar, 9ri Cangka, Malade)a #Maldi7es$ dan beberapa negara di
0/
"frika. Dalam kesempatan diskusi di kelas maupun kunjungan lapangan, mereka juga
sering memberi masukan dan perbandingan tentang kegiatan promosi kesehatan.
Promosi $esehatan me#a#&i berba2ai me!ia
9ebagaimana upaya promosi pada umumnya, &romosi kesehatan tidak dapat
dipisahkan dengan upaya untuk mempromosikan atau menjajagakan sesuatu yang berupa
kesehatan. 2esehatan memang sesuatu yang sebenarnya sangat diperlukan oleh
masyarakat, tetapi masyarakat belum banyak yang memandangnya sebagai prioritas.
Maka benar sekali ungkapan Dr. Mahler, Dirjen =64 pada sekitar tahun *,50-an
bah)a< 16ealth is not e7erything, but )ithout health e7erything else is nothing3. 9elain
itu kesehatan juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri. 2arenanya perlu
dijaga dan ditingkatkan kualitasnya. 4leh karena itu seharusnya diperlukan promosi yang
gencar untuk menjajakan kesehatan itu.
%paya mempromosikan kesehatan itu antara lain dilakukan melalui berbagai
media. aik media cetak, elektronik maupun media luar ruang. Dalam hal ini media
diposisikan sebagai sarana untuk membuat suasana yang kondusif terhadap perubahan
perilaku yang positif terhadap kesehatan. Dalam bahasa promosi kesehatan, upaya
tersebut disebut dengan< 1bina suasana3.
Melalui media cetak telah dikembangkan berbagai leaflet, brosur, poster, kalender,
dan lain-lain. 9etiap tahun unit &romosi 2esehatan memproduksinya, terutama sebagai
semacam 1proto type3 agar dapat dikembangkan lebih lanjut oleh daerah atau unit yang
lain yang memerlukannya, sesuai dengan keadaan, masalah dan potensi setempat.Juga
dikembangkan 1Cogo Indonesia 9ehat3 yang dihasilkan melalui lomba. Dalam rangka
memfasilitasi penyelenggaraan promosi kesehatan di daerah, disusunlah berbagai
panduan, seperti< &anduan ad7okasi, panduan bina suasana, panduan pemberdayaan
masyarakat dan panduan pengembangan kemitraan.
9elain itu &usat &romosi 2esehatan juga menerbitkan majalah< 1Interaksi3 yang
terbit ?-A kali setahun. Majalah itu merupakan forum untuk tukar menukar informasi,
baik yang berkaitan dengan ide!gagasan #disebut inter ide$ , maupun hal-hal lain #melalui
rubrik< inter nest, inter info, inter fokus, inter kajian, inter program, inter studi, inter etika,
inter iman, dll$. "lamat email redaksi majalah Interaksi adalah< interaksiOhotmail.com,
atau promkesOdepkes.go.id. 2emudian juga ada majalah khusus B"2:, yang berkaitan
dengan informasi tentang &enanggulangan B"2: #Bangguan "kibat 2ekurangan
:odium$,
9elanjutnya melalui media luar ruang, dikembangkan prototype baliho, misalnya
mengenai Baram :odium, &enanggulangan Masalah 8okok, dll. eberapa pesan tentang
masalah rokok sampai sekarang masih terpampang di halaman parkir dan pintu masuk
Dep-kes. Mobil jemputan pega)ai Depkes yang mele)ati jalan-jalan utama Jakarta juga
pernah dipasangi pesan-pesan kesehatan. Dan setiap 6ari 2esehatan (asional dan hari-
hari tertentu lainnya, &usat &romosi 2esehatan bekrjasama dengan pihak-pihak lain juga
menyelenggarakan pameran kesehatan.
9edangkan melalui media elektronik, dilakukan promosi atau bina suasana melalui
tele7isi, radio, dll. "ntara lain sinetron 2upu-kupu ungu #*? episode$ dan beberapa film
lepas yang sudah disampaikan pada bab IV. 9elanjutnya juga dilakukan penyampaian
05
pesan melalui 3radio spot3, 3TV spot3 atau 3filler3 mengenai berbagai macam program.
9alah satunya yang cukup terkenal pada )aktu itu adalah dengan judul< 3Jangan Cupa3
yang disampaikan oleh utet 2ertajaya dengan kocaknya. Juga diproduksi filler tentang
&enanggulangan B"2:, Ibu 6amil, (ap'a!(arkoba, Bi'i, Baya 6idup 9ehat, dll, serta
khususnya tentang &ekan Imunisasi (asional yang diba)akan oleh kelompok 8ano
2arno dan Mandra dengan sangat kocaknya.
9ebagaimana disampaikan pada bab IV, pesan-pesan kesehatan yang disebar
luaskan melalui media tele7isi itu beberapa cukup berhasil membina suasana dan
mengajak masyarakat untuk berbuat sesuatu. (amun beberapa juga ada yang kurang
mendapat sambutan masyarakat. &ada umumnya orang tahu bah)a tayangan melalui
telei7isi itu biayanya sangat mahal. 9ementara itu pada saat ini pilihan saluran TV cukup
banyak, sehingga upaya penyebar luasan informasi melalui tele7isi ini perlu dihitung
dengan cermat plus minusnya.
9elanjutnya juga diproduksi kaset dan V+D, berisi lagu, film atau pesan lainnya,
yang kemudian disebar luaskan ke daerah dan media. Dikembangkan pula pesan melalui
internet, dengan kode< ))).promosikesehatan.com, dan untuk interaksi dapat digunakan
email dengan kode< paOpromosikesehatan.com.
Pro8i# Promosi Kesehatan >**?
&romosi 2esehatan adalah upaya yang menekankan pada proses dengan tetap
memperhatikan hasil #the process as )ell as content$. eberapa hal yang dapat dicatat
sebagai profil promosi kesehatan, secara rinci dapat dilihat di buku < &rofil &romosi
2esehatan ;..?, sedangkan secara garis besar adalah sebagai berikut<
*. Dalam upaya ad7okasi, telah dihasilkan beberapa keputusan yang menyangkut
kebijakan yang berkaitan dengan< 1social enforcement3 garam beryodium,
ka)asan tanpa rokok, kabupaten!kota sehat, program langit biru, dll. 9elain itu
sekitar ;. pro7insi juga telah mengeluarkan 9urat 2eputusan atau >daran yang
berkaitan dengan &69, garam yodium, penanggulangan "ID9, 2a)asan Tanpa
8okok, dll.
;. Dalam upaya bina suasana atau pembentukan opini masyarakat untuk
membudayakan perilaku sehat telah dilakukan penyebaran informasi kesehatan,
melalui media tele7isi, radio, media cetak, pameran, media luar ruang lainnya,
penyuluhan melalui mobil-mobil unit penyuluhan dan penyuluhan melalui
kelompok dan diskusi interaktif. &enyebaran informasi kesehatan itu dilakukan
baik di &usat maupun Daerah, tentang berbagai topik, masalah atau program
kesehatan, seperti< B"2:, "ID9, Baya 6idup 9ehat, dll, termasuk kampanye
tentang penanggulangan dampak pengurangan subsidi energi.
0,
?. Dalam upaya pengembangan perilaku hidup sehat, ?. pro7insi melaporkan telah
mengembangkan &69 di berbagai tatanan< jumlah kumulatifnya sebanyak /.0
juta lebih di tatanan rumah tangga, 0? ribu lebih di tatanan sekolah #9D, 9M&,
9M%$, ;-. ribu lebih di tempat kerja #kantor pemerintah, kantor s)asta, pabrik$,
;- ribu lebih di tatanan tempat umum #terminal, pelabuhan, pasar$, dan 0 ribu
lebih di tatanan sarana kesehatan #pemerintah dan s)asta$.
A. Dalam upaya peningkatan kemitraan untuk meningkatkan efekti7itas dsan
efisiensi upaya promosi kesehatan, dilakukan berbagai kegiatan, seperti<
reorientasi C9M termasuk di pro7insi, sosialisasi Indonesia 9ehat ke partai politik,
organisasi kemasyarakatan dan )arta)an, pertemuan-pertemuan lintas program
dan lintas sektor, juga berbagai pertemuan bersama C9M, 9ektor 9)asta,
4rganisasi &rofesi, 4rmas 2epemudaan, 4rmas =anita, 4rmas 2eagamaan, dll.
0. &engembangan 9DM &romosi 2esehatan, baik bagi pengelola program maupun
pelaksana di lapangan, termasuk tokoh masyarakat dan kader. Dalam kaitan itu
pada tahun ;..; tercatat ada 0A tenaga promosi kesehatan di &usat dan beberapa
daerah mengikuti pendidikan formal #D?, 9* dan 9;$. 9edangkan tenaga yang
mengikuti pelatihan tentang promkes dalam tahun ;..; itu tidak kurang dari -..
orang, berasal dari &usat dan sedikitnya dari ;. pro7insi. 9elain itu juga telah
ditetapkan sebanyak 50- orang tenaga jabatan profesional penyuluh kesehatan #,5
orang ahli dan /05 orang terampil$, baik di &usat maupun di daerah.
-.
Dalam upaya pengembangan metode dan teknik promosi kesehatan, antara lain
dihasilkan< &romosi kesehatan #&romkes$ di ka)asan pari)isata, &romkes di
perusahaan, &romkes dalam era desentralisasi, &romkes dalam pemberdayaan
keluarga, &engembangan 2a)asan Tanpa 8okok, &romkes di pondok pesantren,
&engembangan 2ota 9ehat, &emanfaatan Dana 9osial dan 2eagamaan untuk
2esehatan, dll.
:ang juga perlu disebutkan di sini adalah< &engembangan 9istem 9ur7eilans
&erilaku eresiko Terpadu #yang dipandang sebagai sur7eilans generasi kedua,
setelah sur7eilans penyakit$ dan &engembangan 9istem Informasi &69 di
berbagai tatanan.
/. &engembangan media dan sarana promkes, antara lain pengembangan studio mini
dan mobil unit penyuluhan di &usat dan 0 pro7insi proyek 2esehatan 2eluarga
dan Bi'i beserta sarana kelengkapannya, serta berbagai prototype media di &usat
untuk kemudian dikembangkan di daerah. Dikembangkan pula media interaksi
baik melalui majalah tiga bulanan maupun melalui internet.
-.
5. &engembangan infra struktur khususnya yang menyangkut organisasi dan
kelembagaan, serta penganggaran, hasilnya mengalami pasang surut. Demikian
pula yang terjadi di daerah, ada yang muncul dan ada yang terintegrasi dengan
unit lain, sesuai dengan potensi, keadaan dan perkembangan di daerah. Di
beberapa daerah juga dibentuk adan 2oordinasi &romosi 2esehatan &ro7insi,
seperti yang terjadi di 9umatera %tara, Ja)a arat, DI: dan Campung.
9elain itu dapat disampaikan bah)a pengembangan anggaran biaya untuk kegiatan
promosi kesehatan selama ini mengalami fluktuasi. &ada a)al 8epelita I sampai VI
tersedia dana melalui "&( termasuk bantuan luar negeri yang jumlahnya belum
memadai. (amun belakangan ini pada masa reformasi terjadi peningkatan anggaran yang
cukup besar, baik yang berasal dari "&( maupun "&D bagi daerah otonom.
Promosi Kesehatan Berja#an !i tem%atB
&ada era promosi kesehatan dalam kurun )aktu *,,0-;..0 ini, nampaknya banyak
yang dilakukan, tetapi hasilnya perlu banyak diberi tanda tanya. Visi Indonesia 9ehat
belum bergema. &aradigma 9ehat baru di tataran konsep dan retorika. 2enyataan sehari-
hari masih kental dengan paradigma lama. Dalam pembangunan kesehatan, promosi
2esehatan belum memberikan sumbangan nyata. erbagai gerakan masyarakat yang
telah dicanangkan &residen, misalnya Berakan Jumat ersih, tidak berjalan sesuai
rencana. eberapa kesepakatan juga belum ditindak lanjuti secara nyata. Dorum jejaring
dengan para mitra belum optimal perkembangannya. Tenaga &romkes juga masih belum
profesional sepenuhnya. Di daerah tenaga promkes banyak yang harus mutasi secara
terpaksa atau harus pindah posnya. :ang jelas< Masyarakat miskin belum dapat
dientaskan dari derita. 9edangkan masyarakat lainnya masih jauh dari budaya sehat,
hidup yang produktif dan sejahtera.
"pabila ditelaah, mengapa demikianP anyak pakar menyoroti bah)a dalam kurun
)aktu sekitar tahun ;...an itu bangsa kita kurang mempunyai spirit perjuangan. 2ita
banyak terpaku dengan proyek dan anggaran. "da juga pakar yang menyatakan bah)a
sedikitnya ?. M anggaran bocor di tengah jalan. Dari sekian banyak kegiatan hanya
sedikit sekali yang benar-benar langsung dan memberikan perhatian kepada rakyat kecil
di lapangan. Dengan demikian kepentingan masyarakat khususnya rakyat miskin banyak
terabaikan. 2eadaan seperti itu juga berpengaruh pada kegiatan promosi kesehatan.
Informasi sederhana yang seharusnya sangat diperlukan rakyat agar dapat hidup sehat,
kurang mereka dapatkan. imbingan lapangan bagaimana agar dapat berperilaku sehat
dan terhindar penyakit, kurang mereka rasakan. anyak masyarakat masih berkutat
dengan berbagai faktor yang sangat mempengaruhi kesehatan, seperti pendidikan,
keamanan, dan lain-lain terutama kemiskinan.
9elain itu juga harus diakui bah)a promosi kesehatan masih kurang sigap dalam
menghadapi peluang dan kesempatan. 2onsistensi kegiatan juga sering terabaikan.
&rioritas kegiatan juga sering tidak memperoleh kejelasan. elum lagi etos kerja petugas
yang masih perlu terus menerus ditingkatkan. Dengan demikian banyak masalah yang
-*
belum terselesaikan dan tantangan yang belum memperoleh ja)aban.
Maka apakah promosi kesehatan hanya berjalan di tempat sajaP "tau bahkan
menurun jalannyaP 9emoga saja tidak demikian kenytaannya. 2arena kita semua telah
berbuatR 2onon yang sangat penting adalah selalu usaha dan berbuat, atau proses ituR
Tentang hasil, kita serahkan kepada halayak dan TruhanR :ang penting lagi bah)a
semuanya itu merupakan pembelajaran untuk dapat ditarik makna dan hikmahnya. &aling
tidak masih mempunyai impian, karena mimpi itu juga merupakan harapan dan cita-cita.
2alau tidak mempunyai mimpi, sebagaimana disampaikan di a)al bab ini, jangan-jangan
nanti kita tidak akan memperoleh apa-apa, bahkan tidak tahu akan menuju ke mana S
-;
Bab 9I
DINAIKA ORGANISASI PROOSI KESEHATAN
Dari Baha2ian Pen!i!i$an Kesehatan sam%ai P&sat Promosi Kesehatan
Sesuatu yang benar (haD) tanpa terorganisasi dengan baik
akan dikalahkan oleh sesuatu yang tidak benar (batil)
yang terorganisasi se"ara baik
(#li bin #bi Thalib)
Str&$t&r .s 4&n2si Or2anisasi
Topik organisasi mencakup ruang lingkup yang luas, termasuk didalamnya
pemahaman 7isi, misi, struktur organisasi, dan tugas pokok serta fungsi organisasi itu
sendiri. 2emudian dari situ akan lahir kebutuhan terhadap kuantitas serta kualitas sumber
daya manusianya.
&eran organisasi dalam perkembangan dan pertumbuhan sebuah profesi merupakan
hal yang sangat penting. Di alam dan semangat negara demokrasi, struktur organisasi
yang ada, bukan hanya merupakan cerminan dari 7isi dan misi yang ingin dicapai oleh
profesi itu sendiri, tetapi juga merupakan cerminan 7isi dan misi yang ingin diraih oleh
bangsa itu secara keseluruhan. Demikian juga peran pendidikan kesehatan di Indonesia,
akan senantiasa merupakan gambaran dari pemahaman dan kebutuhan bangsa Indonesia
terhadap hal tersebut dengan memperhatikan berbagai kendala yang dihadapinya. 9ejarah
perkembangan organisasi pendidikan kesehatan di Indonesia telah membuktikan hal
tersebut, melalui rangkaian naik turunnya oganisasi, tumbuh kembangnya organisasi
dilingkungan Departemen 2esehatan.
Disebutkan naik turunnya organisasi, karena memang dalam perkembangannya ada
saat dimana organisasi pendidikan kesehatan di Indonesia berada pada posisi cukup
tinggi, tetapi kemudian merosot turun kepada status tingkatan yang cukup rendah. &osisi
cukup tinggi pernah diraih oleh organisasi &endidikan 2esehatan di Indonesia pada saat
bangsa Indonesia baru merebut dan mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun *,A0.
&eriode a)al kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan masa transisi dalam berbagai
aspek kehidupan, dan hal tersebut tercermin dalam tatanan organisasi yang
dikembangkannya.
Baha2ian Pen!i!i$an Kesehatan Yan2 Setara Ese#on IB
&ada tahun *,0., ketika pemerintah Indonesia menyusun kabinetnya, ter)ujudlah
gagasan untuk membentuk 2ementrian 2esehatan. Dorongan semangat kemerdekaan
yang menggelora dan keinginan untuk me)ujudkan kehidupan masyarakat makmur yang
masih menggebu-gebu, telah berhasil menuntun para pengambil keputusan pada )aktu
itu untuk me)ujudkan organisasi ahagian &endidikan 2esehatan untuk rakyat
-?
dilingkungan 2ementrian 2esehatan. Makna yang tersurat dan tersirat dari keputusan ini,
adalah pemberian dan pengakuan status organisasi yang tinggi telah diberikan oleh
pemerintah dan rakyat Indonesia itu kepada masalah pendidikan kesehatan. Memang
benar dapat dipahami pilihan tersebut, mengingat kondisi rakyat Indonesia pada tahun
T0.an tersebut baik dalam aspek kesehatan maupun pendidikan masih sangat jauh
tertinggal jika dibandingkan dengan negara lainnya, apalagi jika harus mengacu kepada
standar derajat kesehatan yang baku.
9tatus organisasi ahagian &endidikan 2esehatan yang bertanggung ja)ab
langsung kepada Menteri 2esehatan tersebut, dapat dikatakan setara dengan jabatan
eselon I pada tatanan organisasi pemerintah Indonesia sekarang. Dalam kondisi negara
dan pemerintahan yang normal, dengan status yang demikian tinggi, sesungguhnya
banyak hal yang dapat dilakukan untuk pengembangan dan penyelenggaraan pendidikan
kesehatan bagi rakyat Indonesia. (amun karena nuansa politik pada saat itu masih sangat
dominan, seperti isu negara kesatuan 7ersus federal, masalah keamanan dan keutuhan
negara, peralihan dari suasana administrasi pemerintahan penjajahan kepada administrasi
sebuah negara yang bebas dan merdeka, maka status tersebut belum dapat dimanfaatkan
secara optimal. Disamping itu kendala tidak atau belum tersedianya sumber daya, baik
sumber daya manusia #kuantitas dan kualitas$ maupun sumber daya biaya mendorong
rendahnya pemanfaatan status yang demikian tinggi tersebut terhadap organisasi
pendidikan kesehatan.
(amun demikian berkembangnya &endidikan 2esehatan 8akyat dengan beberapa
daerah percontohan, antara lain di Cemah "bang, ekasi, adalah produk pada masa ini.
&endidikan 2esehatan juga diakui harus ada dan terintegrasi pada setiap program
kesehatan. 2eadaan ini terus berkembang sampai sekitar tahun *,-/,)aktu ditetapkannya
susunan organisasi Depkes yang baru, diba)ah Menteri B.".9i)abessy.
enja!i Ba2ian PK Di Biro Pen!i!i$an
&ada tahun *,-/ Menteri 2esehatan 9i)abessy, dengan 9urat 2eputusan (o.
.,*!III!"d.%m!J-/, menetapkan susunan organisasi Depkes yang baru. Dalam struktur
organisasi tersebut unit yang mengurusi &endidikan 2esehatan Masyarakat #&2M$
ditetapkan sebagai salah satu bagian di ba)ah iro V #&endidikan$, yang berada di
ba)ah 9ekretariat Jenderal Departemen 2esehatan. agian-bagian lain yang berada
dalam iro V itu antara lain adalah< agian &endidikan Institusi, agian &errpustakaan,
dll. 9ebagai suatu bagian, maka agian &2M tersebut setara dengan eselon III. 9ebagai
kepala bagian &2M ditetapkan Drs. 2oento 6idayat, sedangkan sebagai kepala biro V
adalah< Dr. =irya)an Djoyosugito, M&6.
9tatus organisasi yang setara dengan eselon III di lingkungan 9ekretariat Jenderal
Departemen 2esehatan tersebut memberikan implikasi dua hal penting. &ertama bah)a
unit pendidikan kesehatan merupakan unit kerja yang memiliki ke)enangan dan ruang
lingkup kerja yang lebih terbatas. 2edua, unit tersebut tidak memiliki akses untuk
menyelenggarakan kegiatan operasional pendidikan kesehatan termasuk pembinaan
kedaerah atau lapangan.
-A
Berba2ai Ga2asan Pembar&an
Dalam sejarah perkembangan organisasi pendidikan kesehatan di Indonesia, posisi
yang setara dengan eselon III di lingkungan Departemen 2esehatan tersebut, merupakan
posisi paling rendah dari berbagai posisi organisasi yang pernah ada. (amun justru dari
posisi organisasi seperti itu, telah lahir berbagai gagasan dan produk monumental yang
merupakan bagian penting dari sejarah perkembangan pendidikan kesehatan di Indonesia.
&aling tidak unit tersebut tentu telah memberikan sumbangan pemikiran dan!atau
merupakan )adah penggodokan kegiatan operasional dari gagasan yang dikembangkan
)aktu itu.
erkantor di ka)asan 6ang Jebat IV, 2ebayoran aru #kini menjadi kantor adan
&engembangan 9umber Daya Manusia Departemen 2esehatan$, agian &2M, sebagai
salah satu agian yang berada di ba)ah bimbingan dan pembinaan iro V, melakukan
tugas dan fungsinya, untuk mengembangkan pendidikan kesehatan di Indonesia. Dari
sinilah kemudian lahir beberapa hal penting seperti<
&engembangan 9umber Daya Manusia &2M, yang pada saat itu dirasakan sebagai
kebutuhan mendesak, yaitu dengan pembentukan sebuah proyek yang dikenal
dengan nama 6ealth >ducation Manpo)er De7elopment &roject, atau &royek
&engembangan Tenaga &endidik 2esehatan Masyarakat. agian &2M pada
khususnya dan iro V serta unit lain terkait melakukan kerjasama dengan
kelompok ahli dari luar negeri melakukan rekruitmen ketenagaan yang berasal
dari berbagai disiplin kesarjanaan, baik kedokteran dan sosial. 9ebagai pimpinan
proyek ditunjuk Dr.9oeharto =iryo)idagdo M&6. 9etelah melalui tahap
pendidikan di dalam dan luar negeri, kelompok inilah yang kemudian
disebarluaskan pada berbagai tatanan organisasi dilingkungan Departemen
2esehatan, Dinas 2esehatan &ropinsi dan Institusi &endidikan. 9ebagian besar
dari kelompok yang ditempatkan dilingkungan Departemen 2esehatan berada di
kantor Direktorat &enyuluhan 2esehatan Masyarakat #Dit.&2M$, dan &usat
&endidikan dan Catihan #&usdiklat$. 6anya beberapa orang saja yang ditempatkan
pada institusi pendidikan.
!ulit&ah berbahasa .nggris 2
Salah satu persyaratan untuk dapat mengikuti pendidikan Health /du"ation
Spe"ialist di #merika Serikat adalah harus lulus ujian T*/6< dengan nilai
terendah 4EE- 8ntuk men"apai s"ore 4EE bukanlah pekerjaan yang mudah
sehingga karenanya setiap sis!a H/S di!ajibkan mengikuti kursus bhs-)nggris di
<embaga )ndonesia #merika setiap hari- Menyadari bah!a bukan hanya
kemampuan reading dan !riting saja yang harus dikuasai tetapi juga
kemampuan "on%ersationpun harus dikuasai maka salah satu sessi dari kursus
adalah belajar "ara pengu"apan yang benar-
Konon terjadilah dialog dalam salah satu ruang kelas antara sis!a H/S dengan
-0
dosen bhs-)nggris- Kata dosen 'lease repeat after me- #re you "opying the
lessonF (engan serta merta sis!a H/S tersebut mengu"apkan #re you
kambing F- Sang dosen merasa kaget plus heran dan kemudian mengulangi lagi
pertanyaan yang sama- #jaibnya si sis!a masih mengu"apkan kalimat yang sama
yaitu #re you kambing F- Tentu saja seluruh kelas merasa lu"u dan terta!a- ,aru
pada pertanyaan ulangan yang ketiga sang sis!a berhasil mengu"apkan #re you
"opying the lesson- <uluslah dia- Tentu saja kemudian sang sis!a setelah lulus
dari 'erguruan Tinggi di #merika Serikat menjadi salah seorang pejabat
dilingkungan (epartemen Kesehatan-
Dalam rangka pengembangan metodologi, khusus dalam rangka pemberdayaan
masyarakat dikembangkan beberapa pola pendekatan seperti ekasi model,
andung &lan, dll. 9ecara konsep, kedua model tersebut menjadi cikal bakal
pengembangan dari berbagai model pengembangan untuk pemberdayaan
masyarakat seperti Daerah 2erja Intensif #D2I$, &embangunan 2esehatan
Masyarakat Desa #&2MD$, 2elompok &enimbangan #&okbang$, &os 2esehatan
#&oskes$, &os &elayanan Terpadu #&osyandu$, &os 4bat Desa, Dana 9ehat dan
beberapa &os lainnya yang dikembangkan oleh program kesehatan, serta yang
terakhir Jaminan &emeliharaan 2esehatan Masyarakat. (ampak dengan jelas alur
benang merah filsafat pemberdayaan masyarakat pada berbagai nama )adah
tersebut diatas, yaitu )ujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan. 2ebutuhan akan upaya pemberdayaan masyarakat sebagai bagian
penting dari strategi untuk me)ujudkan Indonesia 9ehat menjadi issue sentral dari
perkembangan pendidikan kesehatan di Indonesia.
Dari Dire$torat enja!i P&sat: Kemba#i Dire$torat Dan P&sat La2i
9etelah selama sekitar 5 tahun menjadi agian, pada tahun *,/0 berdasarkan
2eputusan Menteri 2esehatan 8I (omor *;0 Tahun *,/0, agian &2M iro V
&endidikan Depkes tersebut berkembang menjadi Direktorat &enyuluhan 2esehatan
Masyarakat #&2M$ pada Direktorat Jenderal &embinaan 2esehatan Masyarakat
#inkesmas$. Diangkat sebagai 2epala Direktorat adalah Dr. &udjiastuti &ranjoto, M&6,
yang memperoleh pendidikan tentang 6ealth >ducation di %ni7ersity of erkeley, %9".
9alah satu 2epala 9ubditnya adalah Dr. I.. Mantra, M9c., yang setelah selesai dari
kegiatan =ork >Iperience di andung #beliau sebagai salah seorang super7isornya$,
beliau belajar di 6ar7ard %ni7ersity, %9". &ada masa inilah pemantapan pendidikan
6ealth >ducation 9pecialist baik di dalam maupun di luar negeri, pengembangan tenaga
=akil 2oordinator #=ator$ di tingkat kabupaten, serta diperkenalkannya daerah
percontohan &2M yang disebut Daerah 2erja Intensif #D2I$ &2M.
2emudian berdasarkan 2eputusan Menteri 2esehatan (omor 005 Tahun *,5A,
unit Direktorat &2M Ditjen inkesmas tersebut berubah menjadi &usat &2M di ba)ah
9ekretariat Jenderal. 9ebagian tugas pokok Direktorat &2M tersebut ditambah dengan
beberapa tugas lain menjadi Direktorat baru yaitu Direktorat ina &eran 9erta
--
Masyarakat #&9M$ yang tetap berada di lingkungan Ditjen inkesmas. 9ementara itu di
ba)ah Ditjen inkesmas juga ada Direktorat ina &uskesmas, yang kemudian menjadi
motor pengembangan kegiatan &embangunan 2esehatan Masyarakat Desa #&2MD$.
2epala &usat &2M adalah Dr. I.. Mantra, M9c, dan 2epala Direktorat &9M adalah
Dr. 9onya 8oesma, 92M, sedangkan 2epala Direktorat ina &uskesmas adalah Dr.
9oeharto =iryo)idagdo, M&6. &ada periode inlah &usat &2M mengembangkan dan
memproduksi berbagai media, a.l. serial sinetron Dr. 9artika melalui TV8I #satu-satunya
saluran TV )aktu itu$, yang mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat.
9elanjutnya pada tahun ;..., diadakan reorganisasi Depkes. erdasarkan
2eputusan Menteri 2esehatan (omor *?. Tahun ;..., unit &usat &2M berubah lagi
menjadi Direktorat &romosi 2esehatan pada Ditjen inkesmas. Direkturnya adalah Drs.
Dachroni, M&6, yang sebelumnya telah menjadi 2epala &usat &2M sejak *,,A,
menggantikan Dr. I.. Mantra yang memasuki usia pensiun. &ada masa inilah
diperkenalkan &engembangan &69 #&erilaku 6idup ersih dan 9ehat$ sebagai cikal
bakal &romosi 2esehatan, yang kemudian menjadi nomenklatur &2M di lingkungan
Depkes. &ada masa ini pula diselenggarakan 2onferensi Internasional &romosi 2esehatan
ke-A, yang menghasilkan Deklarasi Jakarta, yang menjadin acuan kegiatan promosi
kesehatan di dunia. 9esuai dengan 2epMenkes tersebut, Direktorat &9M dilikuidasi.
9alah satu subditnya masuk di Direktorat &romosi kesehatan, sedangkan subdit lainnya
ada yang bergabung dengan Direktorat baru yaitu Dit. Jaminan &emeliharaan 2esehatan
Masyarakat #J&2M$, Dit. 2esehatan Tradisonal, dll.
9atu hal yang menjadi catatan sejarah adalah bah)a pada tahun ;..* pada era
&residen "bdurrahman =ahid, Departemen 2esehatan dan Departemen 9osial digabung
menjadi satu Departemen, yaitu Departemen 2esehatan dan 9osial 8I. 2onsek)ensinya
adalah bah)a unit-unit di kedua departemen tersebut juga disatukan, salah satunya adalah
Direktorat &romosi 2esehatan Depkes dan &usat &enyuluhan 9osial Depsos. erdasarkan
2eputusan Menteri 2esehatan dan 9osial 8I (omor AA- Tahun ;..*, unit tersebut
ditetapkan menjadi Direktorat &romosi 2esehatan dan &enyuluhan 9osial di ba)ah Ditjen
&emberdayaan 9osial 8I. 9urat 2eputusan sudah ditandatangani, dan telah ditetapkan
Drs. Dachroni, M&6 sebagai direkturnya, tinggal menunggu saat pelantikannya saja.
9truktur organisasi ini tidak pernah diberlakukan, karena sebelum pelantikan telah terjadi
pergantian pemerintahyan dari &residen "bdurrahman =ahid kepada &residen Mega)ati
9oekarnoputeri, yang kembali memisahkan Depk. 2esehatan dan Dep. 9osial 8I.
"khirnya melalui 2eputusan Menteri 2esehatan 8I (omor *;;/ Tahun ;..*,
Direktorat &romosi 2esehatan berubah status menjadi &usat &romosi 2esehatan di ba)ah
9ekretariat Jenderal. 9udit &eran 9erta Masyarakat terpisah dari &usat &romosi
2esehatan, bergabung dengan Direktorat baru, menjadi Direktorat 2esehatan 2omunitas,
di ba)ah Ditjen inkesmas. Dit J&2M tetap ada, juga di ba)ah Ditjen inkesmas.
9ebagai 2epala &usat ditetapkan Drs. Dachroni, M&6, dan )aktu ia pensiun pada tahun
;..A, ia digantikan oleh ambang 6artono, 92M, M9c.
Dire$torat BPS: 1PK !an Kesehatan Kom&nitas
-/
9ebagaimana disebutkan di muka, bah)a pada sekitar tahun *,50 berdasarkan
2eputusan Menteri 2esehatan (omor 005 Tahun *,5A dibentuk organisasi baru antara
lain Direktorat ina &eran 9erta Masyarakat #&9M$ di lingkungan Ditjen inkesmas.
9ebagai sebuah organisasi baru yang ditugaskan untuk mengelola dan mengembangkan
peran serta masyarakat, Di.ina &9M memiliki sub.dit &embangunan 2esehatan
Masyarakat Desa #&2MD$ yang sebelumnya berada pada Direktorat ina &uskesmas.
9ub.dit ini memiliki seksi &2MD dan &2MD &erkotaan #&2MD!2$. 9ub.dit inilah yang
kemudian bersama unit kerja terkait lainnya mengembangkan &osyandu. 9ecara
kelembagaan sub.dit &2MD bertanggung ja)ab untuk melakukan berbagai upaya
pembinaan dan pengembangan &osyandu, dan secara teknis memperoleh bantuan
kerjasama yang erat dari unit organisasi terkait, seperti Bi'i, Imunisasi, Diare, 2I"
bahkan 22(.
&eriode ini merupakan salah satu periode penting dalam perkembangan organisasi
pendidikan kesehatan, karena selain pada tingkat &usat ada &usat &2M dan Direktorat
&9M, pada tingkat propinsi terdapat 9eksi &9M yang ada di 2antor =ilayah
Departemen 2esehatan #2an)il Dep.2es$, dan 9ub.Dinas &2M pada Dinas 2esehatan
&ropinsi. 9ementara itu pada tingkat kabupaten cerminan serupa diatas juga masih
tercerminkan, karena di kabupaten masih ada 2antor Departemen 2esehatan
# 2andep.2esehatan$, dan Dinas 2esehatan 2abupaten.
:ang menarik dari Dit.ina &9M ini pada )aktu itu sudah mulai melakukan upaya
rintisan untuk mengantisipasi masalah pembiayaan kesehatan yang pada era tahun ;...
malah menjadi topik nasional dari pembangunan kesehatan, yaitu dengan munculnya
seksi Dana 9ehat )alaupun strukturnya masih merupakan sebuah seksi saja. Ternyata
dalam perkembangan lebih lanjut, masalah pembiayaan kesehatan telah ditetapkan oleh
para pengambil keputusan di Departemen 2esehatan sebagai bagian terpenting dari
sekian banyak topik dan masalah peran serta masyarakat.
6al ini menjadi latar belakang kebijakan penting dari lahirnya Direktorat Jaminan
&emeliharaan 2esehatan #Dit.J&2M$, sebagai pengembangan lebih lanjut dari Dit.ina
&9M dan masih tetap berada dilingkungan Dit.Jen inkesmas. Maka lahirlah Dit.J&2M,
dan sirnalah Dit.&9M atau dengan kata lain berakhirlah periode peran serta masyarakat
dalam bentuk kegiatan &osyandu, digantikan oleh program J&2M yang melahirkan
adan &enyelenggara Jaminan &emeliharaan 2esehatan Masyarakat # apel J&2M$.
erbeda dengan &osyandu yang ada ditingkat akar rumput yaitu desa, maka apel J&2M
berada diibukota 2abupaten.
&raktis dengan lahirnya program J&2M sebagai primadona peran serta masyarakat
dalam pembangunan kesehatan, maka sirnalah era &osyandu yang konon pada masa
puncaknya pernah melahirkan tidak kurang dari ;A..... buah &osyandu sebagai bentuk
peran aktif masyarakat. Dan untuk tidak memberikan kesan seolah peran serta
masyarakat kurang penting, maka berbagai hal yang terkait dengan hal tersebut akan
dikelola oleh sebuah unit organisasi setingkat sub.dit, yaitu sub.dit %paya 2esehatan
erbasis Masyarakat #%2M$.
9elanjutnya pada reorganisasi Depkes tahun ;... muncul Direktorat 2esehatan
2omunitas, di ba)ah Ditjen inkesmas. Direktorat ini mempunyai beberapa sub
direktorat antara lain %2M dan &2MD &erkotaan. Dengan demikian upaya
pemberdayaan masyarakat sepertinya menjadi urusan Direktorat baru ini. 9ementara itu
Direktorat J&2M masih tetap bertahan, yang juga berada di lingkungan Ditjen
-5
inkesmas. 9edangkan &usat &romosi 2esehatan yang berada di lingkungan 9ekretariat
Jenderal mengurusi bidang metode, teknik dan sarana promosi serta kemitraan dan peran
serta masyarakat.
Unit PKCPromosi Kesehatan !i Daerah
2eberadaan unit &2M dalam organisasi kesehatan di daerah #pro7insi dan
kabupaten!kota$ sebenarnya sudah ada sejak dicanangkannya pembangunan nasional
melalui 8epelita I tahun *,-,. &ada beberapa pro7insi yang relatif maju, unit &2M sudah
dibentuk sejak tahun *,-/ setelah pemberlakuan struktur organisasi Depkes tahun *,-/.
&ada )aktu itu kegiatan-kegiatannya masih terbatas pada dukungan terhadap upaya
penenggulangan beberapa penyakit menular di daerah tersebut dengan metoda dan sarana
yang masih sangat terbatas. Tersedianya dana melalui "&( yang kemudian dituangkan
dalam bentuk proyek di daerah, ternyata memberikan dukungan sangat berarti bagi
kegiatan &2M di daerah. 6al ini semakin meningkat dan memperoleh momentum setelah
pada sebagian besar pro7insi ditempatkan tenaga spesialis &enyuluh 2esehatan #6>9$.
&ada mulanya &2M berupa unit yang pada sebagian daerah berdiri sendiri atau
menjadi bagian dari Direktorat Daerah yang merupakan cerminan dari struktur yang
berlaku di tingkat (asional. 2emudian sesuai dengan ke)enangan otonomi daerah yang
dimiliki oleh pro7insi dan semakin dipahaminya arti penting &2M, maka status &2M
menjadi Direktorat Daerah #eselon III$ dalam struktur organisasi Inspektur ! Dinas
2esehatan &ro7insi. Ini terjadi sekitar tahun *,/,-an, dan ini juga tercermin pada struktur
organisasi Dinas 2esehatan 2abupaten, yang menempatkan unit &2M pada seksi #eselon
IV$. Tenaga pengelola &2M di kabupaten pada )aktu itu pada umumnya adalah tenaga
pera)at atau sanitarian 'dengan ketrampilan &2M yang terbatas.
&ada )aktu itu belum ada tenaga &2M di front terdepan yaitu &uskesmas. Itu
karena dianut prinsip bah)a penyuluhan kesehatan adalah bagian yang terintegrasi
dengan semua program di &uskesmas, dan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan oleh
siapa saja di &uskesmas. "kibatnya, kegiatan &2M menjadi tidak terarah dan dijalankan
secara sambil lalu saja.
Dengan pembentukan 2antor =ilayah pada tahun *,50, sebagian tugas &2M yaitu
pengembangan masyarakat dialihkan dan ditangani oleh 2antor =ilayah, yaitu oleh seksi
&eran 9erta Masyarakat. 9edangkan sebagian yang lain masih tetap berada di Dinas
2esehatan dan dikelola oleh 9ub Dinas &enyuluhan 2esehatan Masyarakat. 6al ini juga
tercermin di kabupaten!kota, yang tercermin dalam organisasi 2andep dan Dinas
2esehatan 2abupaten!2ota. &ada )aktu itu memang sering terjadi ri7alitas antara kedua
unit yang sama-sama mengurusi penyuluhan!pemberdayaan masyarakat itu. 8i7alitas itu
ada yang berkembang positif dengan kerjasama yang baik, tetapi ada juga yang kurang
berjalan baik.
Dengan diberlakukannya otonomi daerah secara penuh pada tahun ;..* melalui
%% (o. ;; Tahun *,,,, maka ke)enangan pembentukan organisasi daerah sepenuhnya
berada dalam tangan pemerintah daerah kabupaten dan kota. 6al itu juga berimbas pada
struktur organisasi dinas kesehatan, termasuk unit promosi kesehatan. 9truktur organisasi
promosi kesehatan menjadi sangat ber7ariasi. "da daerah yang menempatkannya dalam
-,
sub dinas tersendiri, ada yang menjadi seksi!bagian dari subdinas lain, dan ada juga yang
hanya menjadi program tanpa eselon. ahkan ada pula yang hilang sama sekali dari
peredaran. 6al ini tentunya menjadi bahan renungan dan pemikiran untuk dicarikan
solusinya yang terbaik.
Bebera%a 5a/ana (Iss&es+ Da#am Or2anisasi Pen!i!i$anCPromosi Kesehatan
Dalam perkembangan organisasi pendidikan kesehatan, muncul issu yang
kemudian memberikan )arna dan mempengaruhi pertumbuhan organisasi. eberapa issu
tersebut antara lain adalah<
Posisi organisasi pendidi&an &esehatan dalam organisasi +epartemen
/esehatan
%ntuk menja)ab pertanyaan ini, tersedia dua alternatif ja)aban yaitu organisasi
pendidikan kesehatan berada para unit organisasi operasional seperti Direktorat
Jendral atau berada pada unit organisasi penunjang seperti 9ekretariat Jendral.
Ternyata dalam perkembangan organisasi pendidikan kesehatan, kedua ja)aban
tersebut pernah dialami. &endidikan 2esehatan pernah berada pada unit
penunjang seperti agian &2M, pada iro V di lingkungan 9ekretariat Jendral.
Juga pernah sebagai &usat &enyuluhan 2esehatan, juga secara admkinistratif di
ba)ah 9ekretariat Jenderal. 6al tersebut memberikan keuntungan bah)a
pendidikan kesehatan memiliki akses luas untuk masuk kesemua program. (amun
demikian karena berada pada unit penunjang, maka organisasi pendidikan
kesehatan tidak memiliki akses untuk operasional karena lebih berperan pada
aspek pembinaan dan pengembangan semata.
Dalam perkembangan lebih lanjut, pendidikan kesehatan pernah berada pada unit
kerja operasional, yaitu sebagai Direktorat &enyuluhan 2esehatan Masyarakat di
lingkungan Direktorat Jendral &embinaan 2esehatan Masyarakat #inkesmas$.
Juga sebagai Direktorat &romosi 2esehatan pada Ditjen yang sama.
erada pada posisi ini unit tersebut mempunyai akses pembinaan operasional di
lapangan, tetapi memberikan kesan seolah organisasi pendidikan kesehatan hanya
dimiliki dan hanya melayani program yang berada dilngkungan Direktorat Jendral
itu saja. 9udah barang tentu kesan tersebut tidak benar, namun posisi ini secara
lambat menyebabkan popularitas pendidikan kesehatan dilingkungan Direktorat
Jendral lain kurang dikenal.
3nit pendidi&an &esehatan di setiap unit &erja +epartemen /esehatan2
/.
"dalah benar bah)a pelayanan pendidikan kesehatan diperlukan oleh seluruh
program di lingkungan Departemen 2esehatan. Tetapi apakah keberadaan unit
pendidikan kesehatan harus ada pada setiap unit organisasi dilingkungan
Departemen 2esehatanP &ertanyaan itu kemudian selalu menjadi perdebatan
dalam rangka menata organisasi dilingkungan Departmen 2esehatan. Issu ini
berkembang dari pemikiran bah)a 16ealth >ducation itself is nothing, health
education )ith program is something, heath education )ith program and people is
e7erything3
!elamat jalan P/M42
Ketika pertama kali organisasi pendidikan kesehatan mun"ul di lingkungan
(epartemen Kesehatan namanya adalah 'endidikan Kesehatan- Selanjutnya
dalam perkembangan sejarah istilah pendidikan kesehatan di lingkungan
(epartemen Kesehatan dihentikan dan kemudian mun"ul 'enyuluhan Kesehatan
Masyarakat- =ama 'enyuluhan Kesehatan Masyarakat yang sering disingkat
menjadi '-K-M-ini bertahan "ukup lama dan "ukup populer di lingkungan
(ep-Kesehatan maupun (inas Kesehatan baik propinsi maupun kabupaten-
)stilah 'KM seolah sudah melekat menjadi trade mark tersendiri untuk singkatan
'enyuluhan Kesehatan Masyarakat--
Sayang sekali singkatan ini tidak pernah dipatenkan sebagai milik 'enyuluhan
Kesehatan Masyarakat sehingga ketika belakangan mun"ul pengertain lain
terhadap 'KM yah tidak bisa protes- Seperti diketahui sudah bukan menjadi
rahasia lagi bah!a di llingkungan (inas Kesehatan 'ropinsi dan
KabupatenAKota istilah 'uskesmas yang sebenarnya sudah merupakan singkatan
sering disingkat lagi menjadi 'KM- (ari kaidah bahasa 'uskesmas menjadi
'KM sebenarnya tidak tepat tetapi mereka merujuk kepada program #M( yang
konon merupakan singkatan #,5) Masuk (esa- Kini nama 'KM tinggal sejarah
dan kenangan karena konon penyuluhanpun sudah berubah menjadi 'romosi
Kesehatan-
Issu ini yang menjadi dasar pemikiran mengapa pada a)alnya unit organisasi
pendidikan kesehatan berada pada iro V, di lingkungan 9ekretariat Jendral,
bukan berada di lingkungan Direktorat Jendral yang memberikan layanan
langsung kepada masyarakat. erada di lingkungan 9ekretariat Jendral
memberikan kesempatan kepada agian A &endidikan 2esehatan untuk
memberikan layanan secara lebih luas, artinya kepada semua unit organisasi yang
berada pada berbagai Direktorat Jendral, dilingkungan Departemen 2esehatan.
Diharapkan dengan hanya ada satu unit organisasi pendidikan kesehatan,
pengembangan dan pelayanan yang diberikan kepada seluruh program akan relatif
lebih mudah. erbeda dengan unit organisasi lain yang juga berada pada
lingkungan 9ekretariat Jendral seperti iro 2epega)aian, ternyata keberadaan
unit organisasi kepega)aian tersebut muncul dan diperkuat juga oleh unit
organisasi kepega)aian pada tiap Direktorat Jendral. 9ementara itu organisasi
pendidikan kesehatan hanya berada pada lingkungan 9ekretariat Jendral saja.
=alaupun demikian, unit organisasi pendidikan kesehatan secara konsep tetap
dituntut untuk memberikan pelayanan kepada seluruh unit organisasi di
/*
lingkungan Departemen 2esehatan. Ternyata dalam jangka panjang, hal ini
menjadi kendala yang mengakibatkan tidak optimalnya pelayanan pendidikan
kesehatan untuk seluruh program, dan lebih jauh memberikan kesan seolah tanpa
unit organisasi pendidikan kesehatanpun kebutuhan terhadap layanan pendidikan
kesehatan dapat dipenuhi.
&ada sisi lain, penerapan prinsip ini mengandung resiko yang menyangkut
pendanaan yang memang selalu sangat terbatas jumlahnya. Dengan hanya berada
di lingkungan 9ekretariat Jendral saja dan itupun hanya merupakan satu dari lima
bagian yang ada, praktis perolehan alokasi anggaran sangat terbatas. &ada
perkembangan selanjutnya, pada )aktu menjadi &usat &enyuluhan 2esehatan
Masyarakat, ada A bidang, yang salah satu bidangnya menguryusi penyuluhan
program kesehatan. idang tersebut mempunyai empat sub bidang, yang masing-
masing mengurusi program-program yang ada di unit kerja utama Depkes, yaitu
di empat direktorat jenderal. Dengan adanya bidang khusus tersebut diharapkan
kerjasama antara unit &2M dengan unit program berjalan baik. &ada
kenyataannya beberapa program dapat berjalan lancar, tetapi ada juga beberapa
program yang jalannya tersendat.
Apa&ah &iprah pendidi&an &esehatan cu&up ditampung hanya melalui satu
organisasi saja di ling&ungan +epartemen /esehatan 2
2esadaran yang semakin meningkat akan peran dan perlunya pendidikan
kesehatan untuk setiap program kesehatan ternyata telah menyebabkan semakin
sempitnya )adah Direktorat penyuluhan 2esehatan Masyarakat yang berada
diba)ah Direktorat Jendral &embinaan 2esehatan Masyarakat. 2ebutuhan
tersebut dirasakan secara merata oleh unit organisasi terutama di lingkungan
Direktorat Jendral &embinaan 2esehatan Masyarakat. Merasa bah)a Direktorat
&enyuluhan 2esehatan Masyarakat belum dapat menampung aspirasi yang
diperlukan, Direktorat ina Bi'i Masyarakat salah satu Direktorat dilingkungan
Dit.jen inkesmas melangkah sendiri dengan mengembangkan program
pemberdayaan masyarakat, melalui pengembangan 2elompok &enimbangan
#&okbang$ pada banyak desa dengan dukungan penuh %(I+>D. ersamaan
dengan itu Dit.Bi'i juga banyak mengembangkan berbagai media penyuluhan
untuk keperluan pengembangan &okbang.
Merasa bah)a gagasan dan hasrat Direktorat ina Bi'i Masyarakat belum
sepenuhnya tersalurkan, dalam perkembangannya kemudian dibentuk sebuah unit
organisasi yang disebut sebagai (utrition >ducation dengan bantuan ank Dunia.
:ang menarik dari unit (utrition >ducation ini adalah posisinya secara organisasi
berada di lingkungan Direktorat &enyuluhan 2esehatan Masyarakat. Dr.I..
Mantra M&6 yang pada saat itu sebagai 2a subdit Metoda dan Teknik pada
Dit.&2M ditunjuk sebagai Direktur (utrition >ducation )alaupun memang lokasi
kegiatannya baru pada beberapa propinsi saja, seperti 9umatera 9elatan, Ja)a
Tengah, dan D.I. :ogyakarta.
9ementara itu pada saat yang sama, Direktorat ina &uskesmas merasakan
keperluan yang amat mendesak untuk pemberdayaan masyarakat. Direktorat ini
/;
melalui salah satu subditnya yang bernama subdit &embangunan 2esehatan
Masyarakat Desa #&2MD$ kemudian mengembangkan desa &2MD yang
mengidentifikasikan dirinya sebagai bentuk operasional &rimary 6ealth +are
#&6+$ di Indonesia, dan mendapat dukungan dana dari =64.
Dengan demikian pada tatanan desa sudah ada &okbang, Desa &2MD, bahkan
Daerah 2erja Intensif sebagai desa yang dibina oleh Direktorat &2M pada )aktu
itu. Ini menunjukkan bah)a kebutuhan terhadap partisipasi aktif masyarakat
dalam setiap program kesehatan sudah sangat mendesak, dan itu tidak dapat
dipenuhi hanya melalui )adah Dit.&2M semata-mata.
&ada reorganisasi di lingkungan Departemen 2esehatan yang terjadi pada tahun
*,50, muncullah )adah organisasi yang khusus menangani masalah peran serta
masyarakat, yaitu Direktorat ina &eran 9erta Masyarakat #it.&9M$ di
lingkungan Dit.Jen inkesmas, dengan 2epala Direktorat yang pertama <
Dr.9onya 8oesma 92M.
Unit Promosi Kesehatan menja!i Ese#on IB
2iranya perlu pula dimunculkan issu atau )acana tentang perlunya unit &romosi
2esehatan menjadi eselon I. Mengapa tidakP Dilihat dari berbagai pertimbangan, kiranya
cukup pantas untuk menjadikan &romosi 2esehatan sebagai eselon I, yang langsung
berada di ba)ah Menteri.
&ertama apabila dilihat dari upaya kesehatan sendiri. %paya kesehatan terdiri dari
upaya promoti7e, pre7enti7e, curati7e dan rehabilitati7e. "tau upaya peningkiatan,
pencegahan, penyembuhan dan pemulihan. 9emua sepakat bah)a keempat upaya
tersebut perlu dilakukan secara komprehensi7e, dan semua juga sepakat bah)a
1&romoti7e or pre7enti7e is better than cure3. 9elain itu juga semua sepakat bah)a upaya
promotif lebih 1cost efecti7e3 dibandingkan dengan upaya lainnya. Jadi adalah )ajar
apabila untuk upaya promotif ini diberikan perhatian saksama dengan pemikiran serta
sumber daya yang lebih memadai, dengan menempatkannya sebagai unit eselon I.
2emudian apabila dilihat dari tujuan pembangunan kesehatan, fokusnya adalah
pada peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
Dengan kata lain tujuannya berfokus pada pemberdayaan masyarakat. Dengan
pemberdayaan masyarakat ini, masyarakat akan menjadi subyek, menjadi pelaku, yang
akan berperan aktif dalam pembangunan kesehatan. Dengan demikian program kesehatan
akan berjalan secara lebih cepat, karena mendapatkan energi berlimpah yaitu masyarakat
itu sendiri. Ini juga sejalan dengan 92( baru #;..A$ yang menetapkan adanya enam sub
sistem, salah satunya adalah 9ub 9istem &emberdayaan Masyarakat, yang merupakan
bidang garapan promosi kesehatan. %ntuk memberdayakan masyarakat itu tidak mudah,
diperlukan segenap pemikiran dan sumber daya. %nit yang memikirkan upaya ini,
seharusnyalah perlu ditingkatkan menjadi eselon I, langsung di ba)ah Menkes. Dalam
hal ini sudah ada contoh di Departemen lain yang menempatkan unit penyuluhan
berstatus eselon I yaitu di Departemen &ertanian, yang bernama adan &enyuluhan
&ertanian
2emudian apabila urusan Departemen ini kita bandingkan dengan urusan di dunia
usaha, maka bidang promosi ini biasanya menempati posisi yang sangat penting,
disamping bidang produksi dan umum!keuangan. ahkan seringkali direktur bidang
/?
promosi menerima gaji yang lebih baik daripada direktur lainnya, hanya sedikit di ba)ah
direktur utama. idang promosi di berbagai unit usaha #s)asta atau %M($ seringkali
juga mendapatkan perhatian istime)a, dengan sumber daya yang istime)a pula.
Demikianlah, promosi kesehatan yang perlu melakukan ad7okasi, bina suasana dan
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan itu memang layak menjadi eselon I di
Departemen 2esehatan. 2ata-kata mutiara yang dikutip di a)al bab ini telah
mengingatkan bah)a apabila hal-hal yang baik seperti promosi kesehatan ini tidak
terorganisasi secara mantap, akan dikalahkan dan tenggelam oleh hal yang buruk yang
terorganisasi secara baik #misalnya kampanye rokok yang sangat gencar$.
Bab 9II
PENDIDIKAN KESEHATAN ASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI
/A
+arilah ilmu mulai dari buaian
sampai ke pembaringan
(Kata orang bijak)
Pen!irian 4K6UI
+erita tentang &endidikan 2esehatan Masyarakat #&2M$ di &erguruan Tinggi tidak
lepas dari cerita tentang Dakultas 2esehatan Masyarakat #D2M$ dan Dakultas 2edokteran
#D2$. Di &erguruan Tinggi, materi &endidikan 2esehatan #6ealth >ducation, selanjutnya
disingkat 6>$ sudah diberikan kepada mahasis)a Dakultas 2edokteran #D2$ dalam
perkuliahan ilmu kesehatan masyarakat sebelum ada Dakultas 2esehatan Masyarakat
#D2M$. Melihat kenyataan lapangan, dipandang perlu penambahan ilmu dan pengalaman
khusus dalam bidang kesehatan masyarakat, termasuk ilmu dan pengalaman dalam
pendidikan kesehatan masyarakat #health education$.
&ada era *,-.-an itu, yang ada baru Dakultas 2edokteran di beberapa kota besar di
Indonesia sedangkan D2M belum ada. 9ementara itu Dakultas 2edokteran hanya
menghasilkan tenaga-tenaga ahli atau spesialis bidang 2edokteran 2linik. &ada masa itu,
tenaga-tenaga ahli kesehatan masyarakat pada umumnya lulusan luar negeri yang
jumlahnya sangat sedikit. Dirasakan benar kekurangan jumlah tenaga ahli kesehatan
masyarakat untuk dapat menangani masalah-masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
9edangkan dari aspek pembiayaan, pendidikan ke luar negeri dirasakan sebagai beban
sangat berat bagi pemerintah Indonesia.
Dalam kaitan itu Dokter Mochtar, 2epala agian Ilmu 2esehatan Masyarakat dan
Ilmu 2edokteran &encegahan, Dakultas 2edokteran %ni7esitas Indonesia #D2%I$
mengajukan gagasan mendirikan Dakultas 2esehatan Masyarakat. (amun sebelum
gagasannya ter)ujud beliau gugur dalam kecelakaan pesa)at terbang pada tanggal ;A
Januari *,-*. &ada tahun yang sama penerusnya Dokter 9ajono 9umodidjojo, mengambil
langkah untuk me)ujudkan gagasan tersebut. eliau mengajukan usulan proyek kepada
8ektor %ni7ersitas Indonesia, Dekan D2%I dan &er)akilan =64 di Indonesia.
9elanjutnya, pada akhir tahun *,-A karena desakan kebutuhan yang besar, maka Dokter
9ajono mengirim surat kepada 8ektor %ni7esitas Indonesia dan Menteri &endidikan dan
2ebudayaan yang menyatakan bah)a D2M harus segera didirikan.
Dengan 9urat keputusan Menteri &erguruan Tinggi dan Ilmu &engetahuan (omor
;- tahun *,-0 tanggal ;- Debruari *,-0 diputuskan bah)a Dakultas 2esehatan
Masyarakat dibentuk di ba)ah naungan %ni7ersitas Indonesia. &ada tanggal *? Maret
*,-0 &anitia &ersiapan &embentukan D2M%I terbentuk yang anggotanya terdiri dari
)akuil-)akil D2%I, Departemen 2esehatan, Departemen &endidikan dan 2ebudayaan,
dan Departemen Tenaga 2erja. 9elanjutnya terbit 9urat 2eputusan Menteri &erguruan
Tinggi dan Ilmu &engetahuan (o. *0?!*,-0 yang memperbaiki 92 yang terdahulu nomor
;- tahun *,-0 yang menetapkan tanggal berdirinya D2M%I yaitu * Juli *,-0.
9edangkan dengan 9urat 2eputusan Menteri &endidikan dan 2ebudayaan (omor <
005*9>28>T!%&!-0 memutuskan dan menunjuk Dokter 9ajono 9umodidjojo sebagai
Dekan, Dokter Drajat D. &ra)iranegara sebagai &embantu Dekan idang "kademis,
/0
Dokter I Made agiastra sebagai &embantu Dekan idang administrasi dan 2euangan
dan Dokter T. 2arimuddin sebagai &embantu Dekan idang Mahasis)a dan "lumni.
Tujuan pembentukan D2M%I pada saat itu adalah < #*$ Menghasilkan tenaga
kesehatan yang terlatih dalam bidang kesehatan masyarakat untuk pelayanan kesehatan.
#;$ Menghasilkan tenaga kesehatan yang terlatih dalam bidang kesehatan masyarakat
untuk perguruan tinggi. #?$ Memberikan pendidikan keahlian dalam bidang kesehatan
masyarakat bagi lulusan perguruan tinggi seperti dokter, doktergigi, dokter he)an,
apoteker, insinyur, dan memberikan pendidikan lanjutan bagi tenaga para medis yang
telah lulus tingkat akademi, seperti akademi penilik kesehatan, akdemi gi'i dan akademi
pera)at.
&ada permulaannya, penyelanggaraan D2M%I dilakukan bersama-sama dengan
agian Ilmu 2esehatan Masyarakat dan Ilmu 2edokteran &encegahan D2%I, karena
D2M%I tidak mempunyai sarana pendidikan yang meliputi gedung, tenaga pengajar
maupun penunjang administrasi. Dalam suasana prihatin karena langkanya dana dan
tenaga, pimpinan Dakultas terus berusaha untuk mengembangkan D2M%I, sehingga
mampu berdiri sebagai Dakultas yang dapat menja)ab tantangan-tantangan yang
dihadapi oleh dunia kesehatan masyarakat khusunya masyarakat Indonesia yang sedang
membangun.
&endirian D2M %I, sebagai D2M pertama di Indonesia tersebut, mencerminkan
kerjasama antara Departemen 2esehatan dan Departemen &endidikan secara baik. &ada
)aktu D2M %I dibentuk, dekan pertama &rof. Dr. 9ajono #alm$ adalah 2epala Dinas
2esehatan 2ota #D22$ Jakarta #sekarang D2I$. 9edangkan 2epala agian &6 D2 %I
adalah dr. 6erman 9oesilo #alm$. D2M%I belum memiliki gedung sendiri. &erkuliahan
dilaksanakan dalam gedung mikrobiologi kesehatan masyarakat D2%I di jalan
&egangsaan arat *-. Dengan ditempatkannya &rof. Dr. 9ajono #alm$ menjadi dekan
D2M%I yang berada di lingkungan D2%I, beliau sekalian diangkat menjadi kepala
bagian &6 D2%I, dan dr. 6erman 9oesilo #alm$ dipindah menggantikan &rof. Dr. 9ajono
sebagai kepala D22 Jakarta.
Pro2ram Pen!i!i$an !i 4K UI
&ada a)alnya, program pendidikan D2M %I hanya menerima mahasis)a yang
berasal dari bidang kesehatan, yaitu lulusan tingkat fakultas #terdiri dari sarjana
medik!dokter$ dan tingkat akademi #terdiri dari sarjana muda para medik berbagai bidang
kesehatan seperti< penilik kesehatan!sanitasi, gi'i, dan kepera)atan$. Cama pendidikan
bagi kedua kategori mahasis)a tersebut sama yaitu satu tahun dan gelar yang diberikan
kepada lulusan pada )aktu itu kurang ada ketegasan. "pakah gelar 9arjana 2esehatan
Masyarakat #92M$ atau Doktorandus #Drs$. &enggunaan gelar Drs ini tidak disalahkan
untuk pendidikan yang sifatnya lebih tinggi dari akademi!sarjanan muda. 2emudian
sekitar tahun *,-5 atau *,-, ada perubahan dalam lama program pendidikan. :aitu bagi
mahasis)a yang sarjana muda!paramedik, yang semula satu tahun kini menjadi dua
tahun. 9edangkan bagi mahasis)a yang berlatar belakang sarjana!dokter tetap satu tahun
dengan gelar 92M.
&ara dosen pada )aktu itu lengkap dan berkualitas, baik dari segi pendidikan
/-
maupun lapangan kerja. Di antara para dosen itu dapat disebutkan< &rof. Dr. 9ajono, &rof.
Dr. agiastra dan dr. 6erman 9oesilo #ketiganya almarhum dan memperoleh M&6 dalam
bidang &6 "dministration$. 2emudian< &rof. Dr. Dradjat &ra)iranegara #alm, M&6
(utrition$, &rof. dr. 2arimuddin #alm, M&6 >n7ironment L 4ccupational 6ealth$, &rof.
dr. Bambiro #alm, M&6 M+6$, dr. udiharsana dan &rof. dr. =idodo Talogo #alm, M&6
>pidemiologi$, dr. =irya)an Djojosoegito dan dr. Ciem Tjae Cie #alm, M&6 6ealth
>ducation$ dan &rof. dr. Bani 29 #alm, M&6 9tatistik$.
Ke%emim%inan 4KUI
%ntuk mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi Dakultas dan juga untuk lebih
memacu perkembangannya, maka pada tanggal *. "pril *,/; 8ektor %ni7ersitas
Indonesia membentuk apa yang dikenal dengan 9taf Inti D2M%I yang terdiri dari < I)an
9utjahja, dr.M&6 #sebagai ketua$, Does 9ampoerno, dr.M&6 #9ekretaris, no)#$, no)#$$N
dan empat orang anggota, yaitu < udi 6arsana, dr.M&6, 2usuma 9urya Bani, dr.M&6,
9ujana Jatiputra, dr.M&6 dan Bambiro &ra)irosudirdjo, dr.M&6.
Dengan bantuan berbagai pihak, antara lain Departemen &endidikan dan
2ebudayaan 8I #Dirjen &endidikan Tinggi$, rektor %I, 2onsorsium Ilmu 2edokteran,
Departemen 2esehatan, 4rganisasi 2esehatan 9edunia #=64$, %9"ID, +M,
%ni7ersity of 6a)ai, maka pada bulan 9eptember *,/; selesailah disusun oleh staf inti
8encana Cima Tahun &engembangan D2M %I.
Dalam perkembangan selanjutnya dari staf inti ini, dibentuklah ? macam panitia,
yaitu sebagai berikut <
*. &anitia "kademik 8iset dan pelayanan dengan Does sampoerno, dr.M&6 sebagai
2etua dan &M6 9inaga, dr.M9c sebagai 9ekretaris.
;. &anitia "dministrasi dan 2euangan dengan udi 6arsana, dr.M&6 sebagai 2etua
dan "leI &apilaya, dr.DT&6 sebagai 9ekretaris.
?. &anitia 2emahasis)aan dan "lumni dengan Bambiro &ra)irosudirdjo, dr,M&6
sebagai 9ekretaris.
Dengan terpilih dan ditetapkannya 92 Menteri &endidikan dan 2ebudayaan 8I
(omor. -?A0!+!*,/? tanggal *A Debruari *,/? dan tersusunnya organisasi yang
dianggap memadai pada )aktu itu, maka staf intipun dibubarkan. 9elain itu usaha-usaha
pembangunan gedung D2M%I di Jalan &roklamasi *- terus dilaksanakan, sehingga
akhirnya pada tanggal *- Juni *,/? gedung tersebut diresmikan oleh rektor %I &rof. D8.
Ir. 9oemantri rodjonegoro, dan diberi nama Bedung Mochtar, untuk mengenang jasa-
jasa &rof. Mochtar almarhum. &ada perkembangan terakhir, setelah hampir *0 tahun di
Bedung Mochtar yang bersejarah itu, mulai tahun akademik *,5/!*,55 seluruh kegiatan
//
D2M%I diselenggarakan di kampus aru %I Depok, suatu kampus yang selama ini
menjadi idaman.
9ejak tanggal * Juli *,-0 anggota kedekanan D2M%I yang mepiluti Dekan,
&embantu Dekan idang "kademis, &embantu Dekan idang "dministrasi dan
2euangan, dan &embantu Dekan idang 2emahasis)a dan "lumni, adalah sebagaimana
dapat dibaca pada tabel berikut<
/5
/,
Tahun Dekan &D id. "kademis &D id. "dm L 2eu
&D id. Mahasis)a L
alumni
*,-0-
*,/.
&rof. 9ajono
9umodidjojo, dr.M&6
&rof. Drajat D.
&ra)iranegara,dr.M&6
&rof. I Made
agiastra,dr.M&6.
&rof. T. 2arimuddin,
dr.M&6.
*,/.-
*,/;
&rof. T. 2arimuddin,
dr.M&6.
=idodo Talogo,
dr.M&6.
Bambiro
&ra)irosudirdjo,dr.M&6
6erman 9oesilo,dr.M&6.
*,/?-
*,/-
I)an 9utjahja, dr.M&6.
Does 9ampoerno
dr.M&6.
udiharsana, dr.M&6.
Bambiro
&ra)irosudirdjo,dr.M&6
*,/--
*,5.
6. Dahmi D.
9aifuddin,dr.M&6.
9ujana Jatimutra,
dr.M&6.
9oeratmi &oerbonegoro,
dr.M&6
"leI &apilaya, dr.DT&6.
*,5*-
*,5?
Does 9ampoerno,
dr.M&6.
"nhari "chadi,
dr.92M.
9ri "nggrarini,drh,92M.
9uharnyoto
Martomulyono,dr.M9c.
#*,5? diganti oleh &M6
9inaga, dr.M9c.$
*,5A-
*,5-
"leI &apilaya, dr.
DT&6.
9udarto 8onoatmodjo,
Dr.dr. 92M, M9c.
"dik =ibo)o,
Dr.dr,M&6.
9udarti, dra,92M,M".
*,5/-
*,5.,
6. Dahmi D.
9aifuddin,dr.M&6.
2emal (. 9iregar,
92M,M".
I'har M. Dihir,
dr,M46,M&6.
8atna D. 6atma, dr,
M&6.
*,,*-
*,,A
2emal (. 9iregar,
92M,M".
9udijanto 2amso,
dr,92M.
8atna D. 6atma, dr,
M&6.
Fulasmi Mamdy,
dr.M&6.
*,,0-
*,,/
&rof. "scobat Bani, dr.
M&6, Dr&6.
6. "dang
achtiar,dr,M&h, D9c.
6j. Mardiati (adjib, drg,
M9c.
6. 9yahrial 9rarif,
dr.M&6.
*,,/-
;...
&rof. "scobat Bani, dr.
M&6, Dr&6.
&rof. 9udarto
8onoatmodjo,dr,92M,
M9c.
"gustin
2usumayati,dr,M9c.
6. 9yahrial 9rarif,
dr.M&6.
;...-
;..A
&rof. 9udarto
8onoatmodjo,dr,92M,
M9c.
(uning M. 2iptiyah,
dr,M&6,Dr&6.
"gustin
2usumayati,dr,M9c.
9abarinah . &rasetyo,
dr,M9c.
9ejak "pril ;..A anggota kedekanan D2M%I berubah, meliputi Dekan, =akil Dekan I
yang memba)ahi idang "kademik, dan )akil Dekan II yang memba)ahi bidang (on
"kademik. "nggota kedekanan untuk tahun ;..A-;..5 adalah < &rof. dr. 6asbullah
Thabrany, M&6, Dr&6 #Dekan$, ambang =ispriyono, Drs, 9pt, &hD. #=akil Dekan I$,
dan &rastuti +husnun 9oe)ondo, 9>,M&6,&h.D. #=akil Dekan II$.
Pro,e$ Pen2emban2an Tena2a HES
&ada sekitar tahun *,/* dengan bantuan =64 dan %9"ID dibentuk &royek
&engembangan Tenaga "hli &endidikan 2esehatan Masyarakat, atau 6ealth >ducation
Manpo)er De7elopment &roject, yang lebih dikenal dengan &royek 6>9. &royek
tersebut selain bermaksud mengadakan tenaga ahli atau spesialis dalam bidang
pendidikan kesehatan masyarakat, juga dimaksudkan untuk memperkuat D2M %I.
Melalui proyek tersebut direncanakan untuk dihasilkan sebanyak sekitar -. orang tenaga
ahli 6> #6>9$ yang akan ditempatkan di &usat dan di daerah. 9eparuh dari jumlah 6>9
tersebut akan dididik di berbagai uni7ersitas di "merika, sedangkan separuhnya lagi akan
dididik di dalam negeri, yaitu di D2M %I.
5.
&royek pengembangan tenaga pendidik kesehatan ini berjalan 0 tahun. 9etelah
melakukan berbagai persiapan, a.l. mengirim tenaga dosen ke luar negeri,
mempersiapkan kurikulum dll, maka pada sekitar tahun *,/? D2M %I mulai
menyelenggarakan program pendidikan #tingkat manajerial atau magister$ tenaga 6>9
ini. Catar belakang calon tenaga 6>9 yang diterima harus sudah sarjana, dokter atau non
dokter, meliputi< sarjana pendidikan, ilmu sosial, psikologi, dan anthropologi.
&rogram pendidikan yang disiapkan bagi calon 6>9 itu lamanya antara *,0 E ;
tahun. agi sarjana non kesehatan, lama pendidikan dua tahun ditambah setengah tahun
magang di lapangan. 9edangkan bagi sarjana!dokter, lama pendidikan satu tahun di
D2M%I ditambah setengah tahun magang di lapangan. Magang itu dilakukan bersama
dengan mereka yang sarjana non kesehatan. Di lapangan ini mereka melakukan kegiatan
perencanaan dan pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam program kesehatan di tempat
mereka magang.
Pro2ram %eminatan
Dari pengalaman menyelenggarakan proyek 6>9 ini, dan dengan berlakunya
penstrataan kesarjanaan, lambat laun mahasis)a lulusan akademi berkurang. Mereka
berusaha untuk memperoleh gelar sarjanan 9* lebih dahulu, dan D2M %I juga tidak
menutup pintu untuk mereka yang berlatar belakang 9* non kesehatan.
2emudian dengan berkembangnya sistem kredit pada sekitar tahun *,/- #pada
)aktu kepemimpinan dr. Dahmi 9aefuddin E &rof. Dr. 9ujana$ D2M %I memiliki bidang
peminatan, yaitu< "dmin istrasi, >pidemiologi, 2esehatan Cingkungan!2esehatan 2erja,
&endidikan 2esehatan #6>$, dan 9tatistik!Demografi. %ntuk 6> program peminatan
langsung dapat diterapkan dengan dikurangi atau ditambah pengalaman lapangan sesuai
dasar atau latar belakang pendidikan mahasis)a maupun biaya yang tersedia. Dalam
)aktu ini mahasis)a lain dari peminatan 6> dapat kesempatan memperoleh materi 6>
karena menginginkan!membutuhkannya.
Di samping strata 9* dan 9;, juga ada pendidikan non gelar D? promosi kesehatan yang
telah meluluskan beberapa angkatan. Tetapi sekarang ini berhenti karena kebijakan %I
yang berlaku. Meskipun sebenarnya konon program ini banyak peminatnya dan
lulusannya banyak yang langsung memperoleh pekerjaan.
&atan Pen!i!i$an Kesehatan (Hea#th E!&/ation+
&ada )aktu Dakultas 2esehatan Masyarakat #D2M$ belum ada, pada dasarnya
materi &endidikan 2esehatan!6ealth >ducation #selanjutnya disingkat 6>$ sudah
diberikan kepada mahasis)a Dakultas 2edokteran #D2$ dalam perkuliahan ilmu
kesehatan masyarakat. Di samping 6> yang diberikan dalam kedudukannya sebagai
salah satu program pokok 2esehatan Masyarakat #&ublic 6ealth, selanjutnya disingkat
&6$ juga diberikan promosi kesehatan #health promotion, selanjutnya disingkat 6&$ yang
diterima sebagai kegiatan pencegahan tingkat pertama dalam kedokteran pencegahan
5*
#pre7enti7e medicine$. &embelajaran ini berjalan dengan dosen lulusan Dakultas
2esehatan Masyarakat Cuar (egeri, dosen Dakultas 2edokteran dan juga pejabat
Departemen 2esehatan. Materi diberikan dalam perkuliahan, pengalaman bekerja di
lapangan, serta membaca buku rujukan yang )aktu itu tidak banyak tersedia. uku
pegangan pokok adalah< &ublic 6ealth "dministration karangan 6anlon dan &re7enti7e
Medicine karangan Cea7ell L +lark.
Dengan muatan &6!6>!6& ini para lulusan D2 ditempatkan langsung di daerah
bertugas sebagai dokter di masyarakat atau di kantor Dinas 2esehatan. Mereka yang
berasal dari Departemen & L 2 kembali ke Dakultas 2edokteran. Mereka itu ada yang
langsung mengajar di klas, dan ada pula yang ditempatkan di institusi pelayanan
kesehatan tempat diselenggarakannya pendidikan mahasis)a D2 #seperti 8umah 9akit
dan &uskesmas %mum!2husus$.
Muatan 6> dan 6& ini dalam perkuliahan 2esehatan Masyarakat 9; di D2M %I
mengalami perubahan dan perkembangan, sbb<
Mahasis)a!Tahun Dokter!Drg &aramedis 9arjana (on 2esehatan
*,-0-*,/; 6>!6& dalam
kesmas!&6 #* tahun$
6>!6& dalam kesmas
#* thn, no)#$, no)#$$N
setelah *,/. menjadi
elum ada
5;
; tahun
*,/?-*,//
6>!6& dalam
kesmas!&6 #* tahun,
no)#$, no)#$$N
agi mahasis)a 6>9
plus *!; tahun praktek
6> di lapangan
6>!6& dalam kesmas
#; tahun$
6anya ada 6>9N
6> dlm kesmas #* th$,
kuliah pre klinik #*!;
th$ dan di lapangan 6>
#*!; th$
*,//-sekarang
&aket peminatan dgn
kuliah tertentuN 6>
harus diikuti semua
mahasis)a #* tahun$
Tidak ada mahasis)a
lulusan akademi
langsung masuk 9;
&endidikan ; tahun
dgn peminatan yang
dipilih
Pro2ram Pen!i!i$an S' Em%at Tah&n
&ada akhir tahun *,5.-an D2M %I mulai menyelenggarakan program pendidikan
9* kesehatan masyarakat bagi lulusan 9M". Ini sehubungan dengan kebijakan
pemerintah di bidang pendidikan bah)a fakultas adalah institusi pendidikan dengan
keharusan menerima mahasis)a lulusan 9M" untuk memperoleh gelar sarjana #9*$ di
samping pendidikan pasca sarjana #lanjutan$ 9; dan 9?. =aktu pendidikan untuk 9*
#92M$ adalah 5 semester atau A tahun.
&ada a)al dimulainya pendidikan A tahun ini mahasis)a dengan dasar akademi
masih ada dan digabung dengan mahasis)a yang A tahun pada ; tahun terakhir. Cambat
laun mahasis)a berlatar belakang pendidikan akademi tidak ada. Culusan dengan gelar
92M ini memperoleh muatan 6> dan &romkes terliput dalam perkulihan &6 dengan
program dasarnya a.l.< "dministrasi 2esehatan, 2esehatan lingkungan dan 2esehatan
2erja, &endidikan 2esehatan dan Ilmu &erilaku #&2I&$, 9tatistik dan kependudukan, gi'i
dan epidemiologi.
Pen2emban2an 4K #ainn,a !i In!onesia
&ada sekitar tahun *,,A-*,,0 dengan dukungan Menteri &endidikan dan
2ebudayaan, Departemen 2esehatan dan %9"ID dibentuk Daculties of &ublic 6ealth
De7elopment &roject # &royek pengembangan Dakultas 2esehatan Masyarakat di
Indonesia$. &royek ini adalah &royek 2erjasama selama 0 tahun dengan tujuannya adalah
membentuk A #empat$ Dakultas 2esehatan Masyarakat (egeri baru di Indonesia, yaitu di
%ni7ersitas 9umatera %tara #D2M-%9%$ di Medan, D2M %ni7ersitas Diponegoro
#%ndip$ di 9emarang, D2M %ni7ersitas "irlangga 9urabaya, D2M %ni7ersitas
6asanuddin Makassar. D2M%I sebagai Dakultas 2esehatan Masyarakat yang paling tua
berfungsi sebagai &embina. 2etua &roject Management %nit #&M%$ dari kegiatan
tersebut adalah &rof. dr Does 9ampoerno, M&6.
Dengan proyek tersebut untuk mendukung pengembangan 9umber Daya Manusia
#9DM$ di tiap D2M telah diseleksi sejumlah staf pengajar untuk mengikuti pendidikan
5?
tingkat 9; maupun 9? baik di luar negeri #%9"$ maupun diberbagai perguruan tinggi di
Indonesia. 9elain pengembangan program riset di bidang kesehatan masyarakat dan
dukungan hard)are, soft)are, kelengkapan perpustakaan melalui proyek tersebut juga
dikembangkan pendidikan tenaga ahli kesehatan masyarakat lulusan 9M" yang dikenal
sebagi program 19* A #empat$ tahun3. Ini untuk melengkapi program 19* ; #dua$ tahun3
yang peserta programnya adalah mereka yang tamat pendidikan tingkat akademi.
Dengan demikian &endidikan 2esehatan Masyarakat di Indonesia berkembang
bukan hanya tingkat 9*, 9;, tetapi juga sampai tingkat Doktor #9?$. &royek berakhir pada
tahun ;...!;..*. &ada saat tersebut jumlah D2M (egeri di Indonesia sebanyak 0 buah,
dan masing-masing telah menerima mahasis)a baru D2M lulusan 9M% #yang dimulai
tahun *,,-$ dan setiap D2M menampung antara 0.-5. mahasis)a baru setiap tahunnya.
Di beberapa D2M juga mulai dengan program pendidikan 9; di bidang 2esehatan
Masyarakat. 9ementara itu di lingkungan D2 (egeri se Indonesia #*? buah$ juga terdapat
agian 2edokteran &encegahan. 9ebagian D2 tersebut juga menyelanggarakan
&endidikan "hli 2esehatan Masyarakat. 9esudah proyek selesai 0 D2M membentuk
adan kerjasama D2M di Indonesia yang bertujuan untuk saling memperkuat dan tukar
pengalaman demi kemajuan pendidikan "hli 2esehatan Masyarakat di Indonesia.
Pen!i!i$an Kesehatan as,ara$at !i 4K Pas/a >***
Dengan selesainya proyek &engembangan D2M di Indonesia, maka ada gejala
liberalisasi pendidikan oleh Mendiknas. 6al ini ditandai dengan berdirinya berbagai
pendidikan kesehatan masyarakat # D2M-D2M$ baik s)asta maupun negeri. 9aat ini
diperkirakan jumlah D2M (egeri mapun s)asta di Indonesia ada kurang lebih A. buah.
Di Jakarta saja paling sedikit terdapat 0 D2M negeri maupun s)asta. Disatu sisi hal ini
menggembirakan tetapi dilain pihak dengan jumlah yang semakin besar tentu akan
berpengaruh pada kualitas proses belajar mengajar.
Dalam rangka menjaga mutu pendidikantermasuk bidang kesehatan masyarakat
telah dibentuk adan "kreditasi (asional #"($ yang telah melakukan proses akreditasi
berbagai pendidikan tinggi termasuk bidang kesehatan masyarakat. 9elain itu telah
dibentuk juga 2onsorsium Ilmu 2esehatan dimana berbagai keahlian kesehatan, dokter,
dokter gigi, pera)at dan kesehatan masyarakat juga di)akili. Melalui konsorsium ini
juga dibicarakan dan didiskusikan berbagai aspek pendikan tinggi kesehatan termasuk di
bidang kesehatan masyarakat.
PK Di Instit&siCA$a!emi Pen!i!i$an Tena2a Kesehatan
9elain di D2M, materi pendidikan kesehatan masyarakat juga merupakan bagian
kurikulum di Insititusi!"kademi &endidikan Tenaga 2esehatan. Misalnya, di "kademi
&enilik 2esehatan #sekarang< Jurusan 2esehatan Cingkungan &oliteknik 2esehatan$,
"kademi Bi'i #sekarang< Jurusan Bi'i &oliteknik 2esehatan$, dan "kademi &era)at
#sekarang< Jurusan 2epera)atan &oliteknik 2esehatan$. Institusi &endidikan Tenaga
5A
2esehatan tersebut diselenggarakan baik oleh &emerintah #Dep. 2esehatan$, &emerintah
Daerah, T(I!&4C8I, maupun oleh s)asta.
Di Institusi &endidikan tersebut materi &2M diberikan secara ber7ariasi. "da yang
merupakan mata kuliah tersendiri, ada juga yang terintegrasi dalam mata kuliah
kesehatan masyarakat, atau kesehatan komunitas. Dalam perkembangannya kemudian,
mata kuliah &2M diganti menjadi mata kuliah pemberdayaan masyarakat, yang isinya
selaras dengan substansi promosi kesehatan. Camanya juga ber7ariasi antara * sampai ;
semester. 9elain itu materi &2M tersebut biasanya juga terintegrasi dengan materi lain
secara komprehensif pada saat kuliah kerja lapangan.
Culusan Institusi!"kademi &endidikan Tenaga 2esehatan tersebut selain dapat
langsung bekerja, juga dapat melanjutkan pendidikan 9* di D2M ataupun 9ekolah Tinggi
2esehatan lainnya.
Ba2aimana !i masa !atan2
2husus dalam pengembangan mutu tenaga pendidikan kesehatan masyarakat di
Indonesia, kiranya perlu dipersiapkan program pendidikan tenaga promosi kesehatan ini
secara lebih mantap. &erlu dilakukan kerjasama antara pengguna!pengirim tenaga dengan
institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan. Terutama juga untuk
mengantisipasi adanya kebijakan pendidikan yang yang berbasis kompetensi
#competency based curriculum$.
Dalam kaitan itu kiranya perlu dimasukkan kembali ke dalam kurikulum praktek
atau pengalaman kerja lapangan. Itu karena kegiatan promosi kesehatan merupakan
kegiatan yang langsung berhadapan dengan sasaran, baik itu konsumen ataupun pro7ider.
2emampuan untuk mempraktekkan hubungan antar pribadi, pemasaran, penampilan,
ketrampilan non 7erbal dll kiranya perlu diberikan dalam kurikulum. Juga hal-hal lain
sesuai dengan perkembangan dan tantangan yang dihadapi.
9elanjutnya interaksi yang lebih dinamis dan cerdas memang perlu dilakukan terus
menerus antara pihak D2M dengan berbagai pihak, baik &emerintah, pemerintah daerah,
kalangan s)asta, kalangan media, dan juga para alumninya sendiri. 2iranya D2M juga
perlu membuka pintunya secara lebih lebar lagi untuk dapat menyerap aspirasi
masyarakat. Demikian pula Institusi!"kademi &endidikan Tenaga 2esehatan #sekarang<
&oliteknik 2esehatan$, juga perlu berinteraksi dengan berbagai pihak dan membuka
pintunya lebih lebar, termasuk untuk menyesuaikan dengan 9istem &endidikan (asional.
9ecara institusi D2M dan Institusi!"kademi &endidikan Tenaga 2esehatan tersebut juga
perlu terus belajar untuk dapat terus mengembangkan diri dan berkreasi. elajar memang
perlu terus menerus dilakukan, sebagaimana kata-kata bijak yang dikutip di a)al bab ini.
Juga oleh institusi pendidikan, seperti D2M ini.
50
Bab 9III
SUBER DAYA ANUSIA PROOSI KESEHATAN
(KETENAGAAN PENYULUH KESEHATAN+
*ur greatest !eakness lies in li%ing up-
The most "ertain !ays to su""eed is
al!ays to try just one more time-
(Thomas #- /dison)
Tena2a Pen,&#&h Kesehatan !i bebera%a masa
2eberadaan &enyuluhan 2esehatan Masyarakat!&romosi 2esehatan sangat
ditentukan oleh tenaga pendukungnya. 9elama ini sejak dari periode a)al hingga kini
pada umumnya tenaga &enyuluh 2esehatan Masyarakat!&romosi 2esehatan adalah
orang-orang yang peduli #concern$ pada bidang ini. Tapi karena jumlahnya sangat
terbatas dan berada dalam lingkup struktur yang terbatas serta tidak strategis, maka
gemanya kurang terdengar. Dalam hal ini, pengalaman menunjukkan, bah)a pengakuan
terhadap eksistensi &romosi 2esehatan dan pengembangannya termasuk ketenagaannya
pada saat ini tidaklah diperoleh dengan mudah. "rtinya ada suatu proses panjang yang
cukup melelahkan yang harus ditempuh untuk dapat mencapai situasi seperti sekarang.
&engadaan tenaga khusus &endidikan!&enyuluhan 2esehatan Masyarakat
sebenarnya sudah dirasakan jauh sebelum dibentuknya suatu unit khusus dalam struktur
Departemen 2esehatan. ahkan pada masa perintisan &endidikan 2esehatan 8akyat di
era pemerintahan 6india elanda sekitar a)al abad ;. #*,**$ di anyumas telah
didirikan 9ekolah Juru 6ygiene yang menghasilkan sejumlah Juru 6ygiene yang bekerja
melakukan propaganda kepada masyarakat. &ara Juru 6igiene ini bekerja di daerah
perkebunan yang penduduknya banyak menderita penyakit cacing tambang dengan
menjadi tenaga propaganda yang memperkenalkan cara mencegah dan memberantas serta
mengobati penyakit ini.
2emudian pada masa a)al kemerdekaan, sekitar tahun *,A5, kesadaran akan
perlunya pendidikan kesehatan kepada rakyat di)ujudkan melalui pendirian 9ekolah
&enyuluh 2esehatan di Magelang yang mempunyai daerah percontohan di Magelang dan
:ogyakarta. Tenaga-tenaga ini diadakan secara sporadis di beberapa daerah yang
merupakan perintisan pendidikan kesehatan rakyat. Mereka ditugasi untuk melakukan
penyuluhan di bidang hygiene dan sanitasi untuk mencegah penyakit menular yang )aktu
itu menimpa sebagian penduduk terutama di perdesaan. Tenaga-tenaga ini pada dasarnya
adalah tenaga sanitasi yang diberi kemampuan propaganda atau penyuluhan.Tetapi yang
jelas tenaga-tenaga ini belumlah merupakan tenaga propaganda atau pendidikan
kesehatan secara khusus tetapi tenaga sanitasi atau pera)at yang diberi ketrampilan
propaganda!pendidikan.
&endidikan dan pelatihan tenaga pendidik atau penyuluh kesehatan ini juga
dilakukan pada era 2MD!&28, khususnya di daerah percontohan Cemah "bang, ekasi,
dalam bimbingan Dr. 9ulianti 9arosa. &ada )aktu itu dikembangkan 18ural 6ealth
Team3 yang terdiri dari beberapa tenaga dari berbagai disiplin yang dengan cara
1learning by doing3 dan dengan semangat tim #team spirit$ melakukan kegiatan
5-
kesehatan masyarakat desa. eberapa alumni dapat disebutkan, a.l. Dra. 2oesnaniah
=irja Mihardja, &rof. Dr. uchari Capau, Drs. &utu Ca)a %dayana, dll. eberapa orang
juga dikirim belajar ke luar negeri, seperti ke eirut. Cebanon, India dan juga %9".
Pen2a!aan Tena2a Hea#th E!&/ation S%e/ia#ist
"rti penting pendidikan kesehatan pada akhir tahun *,-.-an dan a)al tahun /.-an
menuntut dikembangkannya tenaga khusus penyuluhan kesehatan yang disebut sebagai
6ealth >ducation 9pecialist. 9ekitar tahun *,-5 dalam 8apat 2erja #=orkshop$ (asional
a.l. dikemukakann tentang pentingnya pendidikan kesehatan dan kemudian diputuskan
bah)a &endidikan 2esehatan merupakan suatu usaha utama dan mutlak untuk
merealisasikan puskesmas. Dan dalam kesempatan itu direkomendasikan a.l.
1pengembangan staff yang Kualified melalui pendidikan 6ealth >ducation 9pecialist3.
8ekomendasi ini baru dapat di)ujudkan pada tahun *,/* dalam bentuk &endidikan
Tenaga "hli &endidikan 2esehatan Masyarakat #6ealth >ducation 9pecialist$. %paya ini
mendapatkan dukungan dana dan konsultan dari =64 dan %9"ID dan disebut sebagai
6ealth >ducation Manpo)er De7elopment &roject. Tenaga-tenaga ini diharapkan
menjadi ad7ocator, moti7ator dan katalisator bagi penyusunan kebijakan dan keputusan
pembangunan kesehatan masyarakat. Tenaga-tenaga ini direkrut dari berbagai disiplin
ilmu dan dididik dalam berbagai perguruan tinggi di luar dan di dalam negeri. Mereka
dididik dan dipersiapkan untuk menjadi tenaga pengelola &2M di tingkat nasional dan
pro7insi. 9ejatinya, tenaga-tenaga ini dipersiapkan untuk menduduki jabatan atau fungsi
penyuluhan kesehatan pada institusi kesehatan utamanya penyuluhan kesehatan di pusat
dan pro7insi maupun institusi di luar kesehatan.
"da dua model yang dikembangkan melalui pendidikan tenaga ahli &2M ini yaitu
pendidikan model 4+ dan pendidikan model D2M-%I. &endidikan model pertama
melalui tahapan basic orientation course #4+$ selama - bulan di +ilandak diikuti
dengan pengalaman lapangan selama --*; bulan di andung dan dilanjutkan dengan
pendidikan 9; #Master$ di uni7ersitas-uni7ersitas di "merika 9erikat selama * tahun.
Model pertama berlangsung selama ; angkatan mencakup ?* orang. &endidikan model
kedua melalui pra-92M selama - bulan, diikuti pendidikan 92M #Master$ selama *
tahun dan diakhiri dengan pengalaman lapangan selama - bulan. 9eluruhnya
diselenggarakan di D2M-%I. Model kedua juga berlangsung selama ; angkatan
berjumlah ?. orang.
9elama mengikuti kegiatan pengalaman lapangan #)ork eIperience program$,
peserta #calon 6>9 khususnya angkatan I dan II$ ditempatkan di &uskesmas. Mereka
melakukan study untuk mengenali masyarakat dengan menggunakan antropological
approach. Mereka tinggal di desa dan hidup bersama masyarakat desa. 6asil study itu
disampaikan kepada masyarakat desa, lalu diadakan temu atau musya)arah desa untuk
menyepakati hal-hal yang perlu dilakukan untuk membangun masyarakat desanya. Model
inilah yang kemudian nanti berkembang menjadi apa yang disebut dengan 1&endekatan
>dukatif3.
&eserta juga mengembangkan program pendidikan kesehatan yang melekat pada
masing-masing program kesehatan. Mereka ini mula-mula mengikuti kegiatan setiap
5/
petugas puskesmas #bidan, pera)at, sanitarian, petugas %29, tenaga gi'i, juga dokter$,
kemudian bersama masing-masing mereka mendiskusikan aspek pendidikan kesehatan
yang dapat dilakukan oleh masing-masing tenaga kesehatan itu dalam program atau
kegiatan masing-masing.
9etelah di &uskesmas, peserta #calon 6>9$ itu melakukan hal yang sama di tingkat
kabupaten #bersama staf Dinas 2esehatan 2abupaten$ dan juga di tingkat pro7insi
#bersma staf Dinas 2esehatan &ro7insi$. &ara peserta bolak-balik antara lapangan dengan
klas. Dalam klas ini mereka memperoleh bimbingan para konsultan #ad7iser dari =64
dan %9"ID$ dan super7isor #bapak &utula)a %dayanan dan apak I.. Mantra$.
Tenaga-tenaga ini kemudian setelah lulus #angkatan I sd IV$ ditempatkan sebagian
di Direktorat &2M, dan sebagian lainnya di &usdiklat, Ditjen inkesmas, "suransi
2esehatan dan D2M di beberapa uni7ersitas negeri serta di Dinas 2esehatan &ro7insi
#%nit &2M$. &erkembangan karir mereka ber7ariasi mulai dari staf sampai yang
menjabat eselon ; di &usat &2M dan dari dosen!)idyais)ara hingga anggota Tim
&emberantas 2orupsi. "da juga yang menjabat eselon I di Departemen lain ! Cembaga
(on Departemen. 9elaras dengan perkembangan pada )aktu itu, ada juga beberapa
tenaga lulusan ini yang beralih ke bidang-bidang lain baik yang masih berkaitan dengan
penyuluhan kesehatan maupun yang tidak banyak berkaitan dengannya. =alaupun
demikian kehadiran tenaga-tenaga ini di posisinya masing-masing cukup me)arnai
perkembangan penyuluhan kesehatan secara khusus dan pembangunan kesehatan pada
umumnya.
Tena2a 5a$i# Koor!inator (5ator+ PK
&ada pertengahan tahun *,/.-an berhubung dengan dirasakannya kesenjangan
antara tenaga ahli di pro7insi dan tenaga &2M di kabupaten!kota, maka diperkenalkan
suatu bentuk pelatihan praktis yang berjangka )aktu singkat untuk petugas &2M
lapangan. &elatihan ini diselenggarakan bersama D2M-%I dengan menggunakan
pendekatan modul. &elatihan ini berjangka ? bulan dan mengambil model pendidikan ahli
&2M yang disederhanakan. :aitu pendidikan teori di kelas selama ; bulan dan
dilanjutkan dengan pengalaman lapangan #magang$ selama * bulan. &elatihan ini
diselenggarakan di Jakarta #Direktorat &2M$ dan juga disebar di beberapa pro7insi yang
dianggap mampu menyelenggarakan yaitu di andung #Ja)a arat$, 9emarang #Ja)a
Tengah$, 9urabaya #Ja)a Timur$ dan Makassar #9ula)esi 9elatan$. Dalam rangka
penyetaraan pengetahuan dan ketrampilan didoronglah pro7insi-pro7insi lain untuk
mengirimkan tenaganya agar dapat dilatih pada lokasi pelatihan yang terdekat pada
mereka. Misalnya (TT dan (T mengirimkan petugasnya ke 9urabaya.
Dengan didukung dana "&( melalui proyek &2M pro7insi diperkirakan hampir
seluruh kabupaten!kota dari seluruh pro7insi di Indonesia #termasuk pro7 Timtim )aktu
itu$ telah mengikuti pelatihan tersebut. Tenaga-tenaga inilah yang kemudian disebut
=akil 2oordinator #=ator$ &2M yang ditempatkan kembali di kabupaten!kota untuk
mengembangkan antara lain daerah percontohan kabupaten!kotanya yang disebut daerah
kerja intensif #D2I$ &2M disamping tugas-tugas &2M yang lain.
Tenaga yang telah dilatih ini kemudian ditempatkan di unit &2M sebagai
55
koordinator atau )akil koordinator dengan pengutamaan pada tingkat kabupaten
)alaupun ada juga yang ditempatkan di pro7insi ataupun puskesmas dalam jumlah
terbatas. Tenaga-tenaga inilah, sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki, yang ditugasi
untuk mengembangkan antara lain daerah percontohan &2M yang disebut Daerah 2erja
Intensif #D2I$ &2M disamping tugas-tugas lain yang menjadi beban tugasnya.
&ada )aktu itu telah dipikirkan juga untuk mengembangkan tenaga &2M di tingkat
&uskesmas yang mendapatkan pelatihan yang mirip dengan pelatihan =ator dengan masa
pelatihan yang lebih singkat lagi. 9ayang sekali rencana ini tidak berjalan mulus
terkendala dengan anggaran yang terbatas dan banyaknya jumlah tenaga yang harus
dilatih. "khirnya rencana tersebut hilang begitu saja yang berakibat pada belum sempat
disiapkan dan diadakannya tenaga operasional di tingkat akar rumput!puskesmas. Dengan
kata lain, upaya penyuluhan kesehatan di tingkat terdepan belum mendapatkan perhatian
dan sentuhan yang memadai dan tentu saja hal ini mempengaruhi perkembangan &2M
dan kesehatan pada umumnya.
Dalam era otonomi daerah di masa kini, pengembangan tenaga operasional
promosi kesehatan perlu dihidupkan kembali dan jika memungkinkan merekrut serta
menyebarkan tenaga jabfung &2M yang rencananya akan ditempatkan pada puskesmas-
puskesmas di seluruh Indonesia. 6al ini menjadi semakin mendesak lagi setelah
menyaksikan perkembangan penyakit lama dan baru yang bertubi-tubi mengancam dan
menimpa sebagian atau seluruh bangsa dan rakyat Indonesia.
1abatan 4&n2siona# Pen,&#&h Kesehatan
Dengan berkembangnya )aktu dan keadaan, sekitar akhir tahun *,5.-an dan a)al
*,,.-an lahir suatu konsep pemikiran tentang profesionalisme tenaga birokrasi
pemerintahan melalui jabatan fungsional. "rtinya untuk meningkatkan pelayanan publik,
struktur yang ada sekarang sudah tidak memadai lagi dan harus didukung oleh tenaga
fungsional yang bermakna professional yang menguasai ilmu dan teknologi profesi yang
bersangkutan dan terampil melaksanakannya.
%ntuk mengembangkan program &2M jelas diperlukan jabatan fungsional &2M
disamping tentunya tenaga jabatan struktural yang sudah ada di berbagai tingkatan
administratif. &ada )aktu itu di lingkungan kesehatan sendiri baru dibentuk beberapa
tenaga jabatan fungsional seperti dokter, dokter gigi dan pera)at. Calu diikuti dengan
tenaga professional yang bersifat umum seperti penata komputer, pustaka)an, arsiparis,
dll. 9edangkan di lingkungan pertanian misalnya dibentuk penyuluh pertanian, penyuluh
perikanan, kehutanan dan lain-lain.
&embentukan jabatan fungsional penyuluh 2esehatan masyarakat sebenarnya
dimulai pada tahun *,5,, tetapi baru intensif dilakukan pada tahun *,,;. 9elanjutnya.
&roses pembahasannya melibatkan berbagai pihak seperti M>(&"(, "2( #sekarang
2($, iro kepega)aian Depkes., &usat &2M, Direktorat &9M, %nit &2M &ro7insi,
&erguruan Tinggi, 4rganisasi &rofesi bahkan sector-sektor lain yang sudah
berpengalaman dalam membentuk dan mengembangkan jabatan fungsional masing-
masing. 2endala utama yang dihadapi hQdala pengakuan terhadap penyuluhan kesehatan
sebagai sutau profesi.
5,
9etelah melalui proses panjang dengan kerja keras dan melelahkan serta
mengalami masa-masa yang sulit, akhirnya Menteri (egara &endayagunaan "paratur
(egara #M>(&"($ menetapkan terbentuknya Jabatan Dungsional &enyuluh 2eshatan
Masyarakat #&2M$ pada tahun ;... melalui 2eputusan M>(&"( (o.
05!M.&"(!VIII!;... tanggal *A "gustus ;... 2eptusan ini mengacu pada 2>&&8>9
(o. 5/ Tahun *,,, tentang 8umpun Jabatan &ega)ai negeri 9ipil. Terbentuknya jabatn
fungsional &2M ini dari a)al kurang menjanjikan, karena sudah diberikan batasan bah)a
sepanjang kondisi keuangan negara elem memungkinkan makan tunjang jabatan tidak
disediakan. Tetapi untunglah angka kreditnya sudah dapat diperhitungkan untuk kenaikan
pangkat!jabatan.
"nimo untuk menjadi pejabat fungsional tidak menggebu-gebu, karena kurang
menarik atau menjanjikan )alaupun sudah dita)arkan ingQ ke daerah-daerah. (amur
demikian masih ada sejumlah &(9 kesehatan terutama di beberapa pro7insi mengajukan
diri untuk menjadi pejabat fungsional melalui proses inpassing #pemutihan$. &roses ini
berlangsung hinggQ akhir tahun ;..*, dan untuk selanjutnya diberi kesempatan untuk
menjadi pejabat fungsional &2M dengan persayaratan melalui pengangkatan pertama kali
seperti yang berlaku pada jabatan fungsional lain. aru pada tahun ;..A dengan 2eppres
(o. 0 tahun ;..A disediakan tunjangan jabatan fungsional lingkup rumpun kesehatan.
&ada a)alnya, tenaga yang terjaring sekitar ;..-an orang dan kini berdasarkan data
bulan Debruari ;..0 telah terdaftar sebanyak kira-kira 50- orang yang terdiri dari ,5
tenaga ahli dan /05 tenaga trampil. &enyebarannya kebanyakan tenaga ini berada paling
jauh di tingkat kabupaten atau kota, malahan yang terbanyak berada pada di pusat dan
pro7insi. 9edangkan di puskesmas-puskesmas sebagai fron terdepan dari promosi
kesehatan ketersedian tenaga &2M jauh daripada memadai.
9ebagai contoh, di &usat &romosi 2esehatan diantara /0 pega)ai terdapat ?/
tenaga jabatan fungsional penyuluh kesehatan dan 0 arsiparis. Jabatan struktural
berjumlah ** orang, dan staff sebanyak ;; orang. Dari ?/ orang ini terdiri dari *, orang
&enyuluh 2esehatan "hli dan *5 orang &enyuluh 2esehatan Terampil. Masih ada
beberapa orang pejabat fungsional &2M yang berada di Direktorat 2esehatan 2omunitas
#0 orang$, Direktorat Bi'i # / orang$, Direktorat 2esehatan 2husus * orang, 9ekretariat
Ditjen inkesmas A orang, dan di %&T &usat , orang.
Bebera%a ha# tentan2 1abatan 4&n2siona# PK
(amanya memang Tenaga &enyuluh 2esehatan Masyarakat, tetapi dalam
pengertian dapat dimengerti bah)a tenaga tersebut adalah juga tenaga promosi
kesehatan. Dalam bab tentang &engertian umum disebutkan bah)a Jabatan fungsional
Qdalah jabatan profesional sebagai pelaksana teknis fungsional pada unit tertentu.
9edangkan &enyuluh 2eshatan Masyarakat Qdalah &ega)ai (egeri 9ipil yang diberi
tangungja)ab dan hak secara penuh oleh pejabat yang ber)enang untuk melakukan
kegiatan penyuluhan keshatan masyarakat!promosi kesehatan secara profesional.
2egiatan yang diemban oleh pejabat fungsional ini Qdalah< &romosi
2esehatan!&enyuluhan 2esehatan Masyarakat yang bermakna sebagai proses
pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat agar mereka mampu memelihara
,.
dan meningkatkan kesehatannya.
&ersyaratan menjadi &enyuluh 2esehatan Masyarakat tentu yang bersangkutan
sudah diangkat sebagai &(9, telah melaksanakan tugas &2M!&84M2>9 sekurang-
kurangnya ; tahun dan D&? # Daftar &enilaian &elaksanaan &ekerjaan$ dalam ; tahun
terkahir bernilai baik. &ada a)alnya tenaga fungsionalo &2M ini diangkat melalui
Inpassing yang berakhir pada ulan Desember ;..*, dan selanjutnya untuk
pengangkatan pertama kali adalah, &2M Terampil < erija'ah D III kesehatan seUalan
dengan kebutuhan di daerah, maka minimal pendidikan tersebut akan dire7isi menjadi DI
kesehatan. &2M "hli < minimal berija'ah D IV dan menduduki pangkat &enata Muda
# III a $. Jenjang kepangkatan dari &2M Terampil dari golongan II!b hingga III d,
sedangkan &2M "hli dari golongan III a hingga IV c.
Tugas pokok jafung &2M adalah < &enyuluh 2esehatan adalah melaksanakan< a$.
"d7okasi, ina 9uasana, dan pemberdayaan masyarakatN b$ melakukan penyebarluasan
infromasiN c$ membuat rancangan mediaN d$ melakukan penlitian!pengkajian perilaku
masyarakat yang berhubungan dengan kesehatanN e$ merencanakan inter7enVs dalam
rangka mengembangkan perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan. :ang
membedakan antara kedua jenis tenaga ini adalah < tugas dan kompetensi, kualifikasi
pendidikan serta pangkat a)al. Tugas &2Mterampil meliputi kegiatan teknis operacional
yang bersifat keterampilan,s edangkan &2M "hli meliputi pengembangan pengetahuan,
penerapan konsep dan teori, ilmu dan seni untuk pemecahan masalah dan proses
pembelajaran secara sistematis.
9elanjutnya disebutkan bah)a "ngka kredit < adalah statu angka yang diberikan
berdasarkan penilaian atas prestasi yang sudah dicapai seorang penyuluh kesehatan
masyarakat dalam mengerjakan kegiatan yang digunakan sebagai salah satu syarat
pengangkatan dan kenaikan pangkat &enyuluh 2esehatan Masyarakat. 9edangkan
mengenai Tim &enilai!Instansi yang ber)enang dapat dibedakan sebagai berikut < Tim
&enilai tingkat pusat dibentuk oleh 9ekretaris Jenderal dan pada tingkat Direktorat!%nit
oleh 2epala &usat &romosi 2esehatan, sedangkan tingkat &ro7insi oleh 2epala Dinas
2esehatan &ro7insi, dan pada tingkat 2abupaten!kota oleh 2epala Dinas 2esehatan
2abupaten!2ota.
Cingkup!ruang tugas dari jabatan ini meliputi tingkat pusat dan daerah sebagai
berikut <
&usat< &usat &romosi 2esehatan dan %nit lain di dalam dan di luar Depkes.
Daerah &ro7insi < %nit yang mengurusi &84M2>9!&2M!&9M dan unit lain di
lingkungan Dinas 2esehatan &ro7insi.
Daerah 2abupaten!2ota < unit yang mengurusi &84M2>9!&2M!&9M dan unit
lainnya.
8umah 9akit %mum < %nit &84M2>9!&2M dan unit lainnya.
,*
&uskesmas < yang melaksanakan &romkes!&2M!&9M!&emberdayaan masyarakat.
%nit lain < alai 2esehatan, alai Diklat 2esehatan dll.
Masyarakat < antuan untuk s)asta dan C9M.
Or2anisasi Pro8esi PPKI
Di satu pihak dengan semakin berkembangnya program &2M!&romosi 2esehatan
dengan organisasi formal pengelola di belakangnya dan di lain pihak meningkatnya
kesadaran dan kecerdasan masyarakat di bidang kesehatan mempersyaratkan bah)a
tenaga &2M!&romosi kesehatan haruslah profesional dan dapat diandalkan. %ntuk itu
diperlukan faktor pendukung seperti organisasi profesi yang mampu menghimpun dan
membina anggotanya sehingga memiliki keahlian dan ketrampilan yang mumpuni dan
sekaligus dapat mengangkat citra &2M!&romosi kesehatan didalam lingkungan kesehatan
maupun masyarakat pada umumnya.
Menyadari akan hal ini, maka pada tahun *,55 sekelompok ahli dan peminat
pendidikan dan promosi kesehatan masyarakat mendirikan suatu organisasi profesi
bernama &erkumpulan &endidikan 2esehatan Masyarakat Indonesia #&&2MI$ yang
kemudian disempurnakan menjadi &erkumpulan &romosi dan &endidikan 2esehatan
Masyarakat Indonesia #&erkumpulan &&2MI$. 4rganisasi ini disahkan melalui "kte
(otaris >ko 6ari &oernomo,96 no. ? tgl * "gustuis ;..?. &ada hakekatnya organisasi ini
tidaklah sepenuhnya mandiri tapi bernaung diba)ah organisasi Ikatan "hli 2esehatan
Masyarakat Indonesia #I"2MI$.
6ubungan ini menggambarkan eratnya hubungan antara promosi kesehatan dengan
kesehatan masyarakat pada umumnya. Dengan terbentuknya organisasi ini, dirumuskan
pula 7isi, misi, tujuan, strategi dan program-program pokok &&2MI. Visi &&2MI
adalah < &erilaku hidup sehat bagi masyarakat Indonesia guna terciptanya kualitas sumber
daya manusia Indonesia yang optimal. Misinya adalah < Meningkatkan kemampuan
profesional di bidang promosi dan pendidikan kesehatan masyarakat agar berperan
optimal dalam pembangunan kesehatan.
9edangkan Tujuan &&2MI adalah < *$. erperan aktif dalam pembangunan
kesehatan dengan menerapkan promosi dan pendidikan kesehatan masyarakatN ;$.
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan di bidang promosi dan pendidikan
kesehatan masyarakat melalui seminar, simposium, sarasehan, penelitian dan pelatihanN
?$. Meningkatkan kemampuan organisasi dan kesejahteraan anggotanyaN A$. Mengatur
standardisasi dan akreditasi profesiN 0$. Memberikan umpan balik!masukan pada
kebijakan.
"dapun 9trategi yang ditetapkan adalah < *$ "d7okasi di bidang kesehatan dengan
menempatkan bidang kesehatan sebagai agenda pokok dalam kebijakan yang
berpengaruh pada masyarakat luasN ;$ Meningkatkan dukungan sosial dengan
menekankan pada terciptanya lingkungan yang mendukung serta kemitraan dan jaringan
,;
kerja yang dapat memberikan dukungan untuk terciptanya perilaku hidup sehat. ?$
&emberdayaan masyarakat dengan memberikan bekal pada setiap indi7idu, keluarga dan
kelompok yang ada di masyarakat akan pengetahuan dan kemampuan untuk membuat
keputusan yang tepat dalam pemecahan masalah kesehatan perorangan maupun
kesehatan masyarakat umum.
9elanjutnya juga dirumuskan &rogram &okok< *$ Mengembangkan bidang
penelitian dan pengembangan program promosi kesehatanN ;$ Mengembangkan program
peningkatan kualitas 9DM sehingga mampu berperan dalam upaya promosi kesehatan
secara optimalN ?$ Melakukan kemitraan dengan berbagai pihak terkait dalam mendukung
upaya promosi kesehatan berdasarkan prinsip kesetaraan, keterbukaan, dan saling
menguntungkan.
9elama ini organisasi tersebut telah terlibat dalam berbagai kegiatan antara lain< *$
2egiatan &enelitian berupa pengembangan dan penyempurnaan indikator perilaku hidup
bersih dan sehat tahun ;..*-;..; dalam kerjasama dengan &usat &romosi 2esehatan,
Citbangkes Depkes dan &9N ;$ 2egiatan &elatihan dalam bentuk pelatihan tenaga &2M
trampil dan ahli di tingkat pusat dan pro7insi tahun ;..;, ;..? bekerjasama dengan &usat
&romosi 2esehatan, Dinas 2esehatan &ro7insi dan Diklatkes Depkes. ?$ &engembangan
4rganisasi menyangkut penyusunan etika profesi promosi, penyuluh dan pendidik
kesehatan masyarakat Indonesia dan terlibat dalam penyelenggaraan 2onferensi (asional
&romosi 2esehatanN A$ Menyiapkan tenaga konsultan.
Dalam hal konferensi nasional itu &&2MI bekerjasama dengan &usat &romosi
2esehatan Depkes telah tiga kali menyelenggarakan konferensi nasional promosi
kesehatan. &ertama di 6otel 6ori'on, "ncol, pada tahun *,,/, bersamaan dengan
2onferensi Internasional &romosi 2esehatan ke-A. 2edua di hotel idakara, Jakarta pada
tahun ;..* dan ketiga di :ogyakarta pada tahun ;..A.
&engurus &erkumpulan &&2MI periode ;..;-;..0 #sekarang$ dipimpin oleh dr.
Fulasmi Mamdi, M&6 selaku 2etua %mum. 9edangkan 2etua %mum pada &engurus
yang pertama adalah dr. I..Mantra, M&6, M9c #alm$. 2eanggotaannya terbuka pada
mereka yang terkait dengan promosi kesehatan!pendidikan kesehatan termasuk yang
berminat.
Internationa# Union 8or Hea#th Promotion an! E!&/ation (IUHPE+
4rganisasi internasional yang menangani pendidikan dan promosi kesehatan
disebut International %nion for 6ealth &romotion and >ducation #I%6&>$ yang
pengurusnya berkedudukan di &aris. 4rganisasi ini telah menyelenggarakan *5 kali
konferensi internasional. >mpat kali yang terakhir yaitu yang ke @V di +iba, Jepang
tahun *,,0, ke @VI di &uerto 8ico, "9 tahun *,,5, ke @VII di &aris, &rancis tahun ;..*,
dan terakhir ke @VIII di Melbourne, "ustralia tahun ;..A. 8encananya konferensi yang
ke @I@ akan diselenggarakan di +anada pada tahun ;../. &eserta konferensi adalah
indi7idu yang berminat dan melamar kepada panitia karena konferensi ini bersifat
keilmuan. &eserta Indonesia biasanya menghadiri konferensi-konferensi ini kecuali di
&uerto 8ico tahun *,,5 karena situasi negara yang tidak kondusif.
Dalam pertemuan internasional itu dibahas berbagai pengembangan dan
,?
keberhasilan kegiatan promosi kesehatan di seluruh bagian dunia, baik di negera maju
maupun negara yang sedang berkembang. Disampaikan berbagai studi kasus, serta
disampaikan pula hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan promosi kesehatan.
I%6&> ini mempunyai terbitan berupa jurnal tiga bulanan yang menggunakan tiga
bahasa #Inggeris, &erancis dan 9panyol$, bernama< &romotion L >ducation. &ada
konferensi di Melbourne yang diselenggarakan pada tahun ;..A telah dipercaya untuk
memimpin I%6&> selama tiga tahun ke depan adalah < Maurice . Mitterlmark dari
(or)egia. "lamat I%6&> adalah < I%6&>!%I&>9 E A;, boule7ard de la Ciberation
,?;.? 9aint-Denis +edeI E Drance. Telepon< ?? #.$* A5 *?/* ;.N DaI< ?? #.$* A5 ., */
-/. >mail< jcadinuOiuhpe.org. 9ayang sekali sejak dulu Indonesia kurang mengambil
bagian aktif dan kurang tampil dalam I%6&> ini.
Ba2aimana $e !e%an
Demikianlah sebenarnya masalah 9DM ini masalah kunci. 9eharusnyalah kita
mempersiapkan 9DM &romosi 2esehatan ini dengan sebaik-baiknya. 2ita semua perlu
melakukan introspeksi< "pakah kita ini telah memberikan kontribusi bagi pembangunan
khususnya bidang kesehatanP 2alau ada, seberapa jauhkah kontribusi ituP
%ntuk menghadapi masa depan, tidak ada lain kecuali kita harus meningkatkan
kuantitas dan terutama kualitas 9DM &romosi kesehatan ini secara terus menerus,
bersinambungan dan berkelanjutan. 9DM &romosi 2esehatan hendaknya mempunyai
kecerdasan intelektual, emosional, sosial dan spiritual. 9DM yang mempunyai kepekaan
tinggi #dimensi sosial$, yang mau bekerja keras #dimensi fisik$, secara cerdas #dimensi
intelektual$ dan ihlas #dimensi spiritual$.
9DM tersebut selanjutnya diharapkan mampu melakukan berbagai peran.
*. &eran sebagai pendidik #educator$ yang dengan sabar melalukan upaya perubahan
perilaku, melalui upaya pendekatan educatif, community de7elopment,
community organi'ation, dll. &eran ini sering dilakukan secara 1tut )uri
handayani3 atau dengan melakukan pendorongan dari belakang.
;. &eran sebagai 1penjaja3 #social marketer$, yang harus dengan penuh percaya diri
dan ulet mengajak masyarakat untuk menerima dan pempraktekkan pesan-pesan
sehat yang dijajakannya. &eran ini harus dilakukan secara lantang melalui
berbagai media, dan agar lebih efektif harus disertai contoh atau ketauladanan dari
sipenjaja sendiri. Dengan sendirinya ia memerankan diri di depan sebagai contoh,
atau 1ing ngarsa sung tulodo3.
?. &eran sebagai pendamping, penasehat, atau 1ad7ocat3, yang harus dengan sabar
dan cerdas mendampingi, membujuk, memantau atau 1menga)al3 para pembuat
kebijakan agar keputusan yang dibuatnya selalu berdampak positif terhadap
kesehatan. &eran ini agar efektif harus dilakukan dengan menempatkan diri kita
,A
1setara3 #dalam arti keluasan )a)asan, 1respect3 di masyarakat, dll$ dengan para
pembuat kebijakan tersebut. Dengan perkataan lain, harus dapat memerankan diri
dalam koridor< 1ing madya mangun karsa3.
Dari semuanya itu, kata kuncinya adalah semangat dan tekad pantang menyerah.
2ita perlu belajar dengan apa yang disampaikan oleh Thomas "lfa >dison, sebagaimana
dikutip pada a)al bab ini.
Bab ID
PRO AKSI ASA DEPAN
(K&r&n 5a$t& >**< E YAaA!A+
#pabila hari ini lebih baik daripada kemarin kita beruntung
apabila sama kita rugi dan
apabila lebih jelek kita han"ur
(Kata orang bijak)
Dalam menghadapi masa depan perlu melakukan analisis situasi dan
kecenderungan serta mengenali kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada
dan yang potensiil akan ada. erbekal pengalaman yang cukup panjang dari perjalanan
promosi kesehatan dari masa para kemerdekaan sampai sekarang, banyak yang dapat
dikemukakan tentang hal-hal tersebut. 9elanjutnya kekuatan yang ada perlu
dikonsolidasikan dan ditingkatkan, kelemahan perlu dikenali dan diperbaiki, peluang
perlu dimanfaatkan, sedangkan tantangan harus dihadapi dengan sabar dan dengan
semangat pantang menyerah.
9elanjutnya berdasarkan itu semua kita memantapkan langkah untuk menjalani
masa depan. 6al-hal tersebut telah diuraikan dengan jelas dalam 2ebijakan (asional
&romosi 2esehatan, yang ditetapkan dengan 9urat 2eputusan Menteri 2esehatan 8I (o.
**,? Tahun ;..A. Dalam bab ini, sebagian dari uraian tersebut akan dikutip di sini
dengan penambahan dan pengurangan di sana sini.
Konse% Yan2 anta%
9esuai the angkok +harter, &romosi kesehatan adalah proses pemberdayaan
manusia untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya termasuk faktor-faktor yang
mempengaruhinya, sehingga dapat memperbaiki derajat kesehatannya. erdasarkan
pengertian tersebut, &romosi kesehatan merupakan konsep sehat yang positif dan inklusif
yang menekankan pada kualitas hidup, mental dan spiritual yang sebaik-baiknya.
,0
&romosi kesehatan, karenanya merupakan konsep yang efektif untuk meningkatkan
kesehatan dan kualitas sumber daya manusia.
9ehubungan dengan itu &romosi 2esehatan merupakan solusi yang sangat tepat
terhadap permasalahan dan tantangan pembangunan kesehatan sekarang dan yang akan
datang. 9alah satu hak asasi setiap manusia adalah untuk memperoleh kualitas kesehatan
yang setinggi-tingginya, sebagai prasyarat utama untuk memperoleh kualitas sumber
daya manusia yang sebaik-baiknya. 9edangkan pada hakekatnya pembangunan adalah
upaya untuk meningkatkan kualitas 9DM #9umber Daya Manusia$ itu disamping
mendaya gunakan 9D" #9umber Daya "lam$ untuk sebesar-besar manfaat bagi manusia
secara berkeadaban, yaitu dengan melestarikan dan tidak merusaknya.
2onsep &romosi 2esehatan tersebut telah teruji dan dapat menggerakkan peran
aktif masyarakat dalam upaya mereka mememelihara dan meningkatkan kesehatannya
sendiri dan lingkungannya. &romosi 2esehatan dengan berbagai model pelaksanaannya
telah menempatkan masyarakat bukan sebagai obyek tetapi subyek, bukan sasaran tetapi
pelaku, dan bukan pasif menunggu tetapi aktif berperan dalam upaya dan pembangunan
kesehatan bagi diri, masyarakat dan lingkungannya.
2onsep &romosi 2esehatan tersebut juga terbukti sesuai bukan hanya untuk
masyarakat di negara yang telah berkembang, tetapi juga di negara yang sedang
berkembang. Ia juga dapat dilakukan baik di masyarakat perkotaan maupun di perdesaan,
bagi masyarakat yang tergolong kaya, juga bagi masyarakat yang tergolong miskin.
Demikian pula &romosi 2esehatan juga perlu dilakukan oleh mereka yang merasa sehat,
agak sehat, atau yang merasa sakit. 2arena semua saja, perlu memelihara dan!atau
meningkatkan derajat kesehatannya dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan hidup secara produktif dan berkualitas.
2onsep &romosi 2esehatan akan semakin mantap dengan adanya dukungan =64
dan dunia internasional, apalagi dengan selalu diselenggarakannya konferensi dunia
#direncanakan setiap tiga tahun$. Demikian pula dengan adanya dukungan organisasi
profesi internasional yang juga menyelenggarakan konferensi internasional secara tiga
tahunan. Dalam konferensi internasional tersebut konsep beserta aplikasinya di lapangan
serta kendala-kendalanya selalu dibahas dan dipertajam. elum lagi =64 juga sering
mengadakan pertemuan konsultasi untuk membahas penyelenggaraan promosi kesehatan
di berbagai negara.
Dengan konsep yang mantap dan terus menerus dipertajam ini, &romosi 2esehatan
diharapkan dapat melangkah ke masa depan dengan mantap. (amun demikian konsep
tersebut perlu terus menerus dire7ie) dan disesuaikan dengan keadaan serta
perkembangan di masa depan.
9isi: isi Dan Strate2i Yan2 1e#as
&romosi 2esehatan di Indonesia telah mempunyai 7isi, misi dan strategi yang jelas,
sebagaimana tertuang dalam 92 Menkes 8I (o. **,?!;..A tentang 2ebijakan (asional
&romosi 2esehatan. Visi, misi dan strategi tersebut sejalan dan bersama program
kesehatan lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka &aradigma 9ehat
menuju Visi Indonesia 9ehat.
,-
Visi &romosi 2esehatan adalah< 1&69 ;.*.3, yang mengindikasikan tentang
ter)ujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut adalah
benar-benar 7isioner, menunjukkan arah, harapan yang berbau impian, tetapi bukannya
tidak mungkin untuk dicapai. Visi tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju
dari suasana lama #yang ingin diperbaiki$ ke suasana baru #yang ingin dicapai$. Visi
tersebut juga menunjukkan bah)a bidang garapan &romosi kesehatan adalah aspek
budaya #kultur$, yang menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya
dengan lingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari.
Misi &romosi 2esehatan yang ditetapkan adalah< #*$ Memberdayakan indi7idu,
keluarga dan masyarakat untuk hidup sehatN #;$ Membina suasana atau lingkungan yang
kondusif bagi terciptanya phbs di masyarakatN #?$ Melakukan ad7okasi kepada para
pengambil keputusan dan penentu kebijakan. Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa
yang harus dan perlu dilakukan oleh &romosi 2esehatan dalam mencapai 7isinya. Misi
tersebut juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang perlu dilakukan. Dari misi
tersebut jelas bah)a berbagai kegiatan harus dilakukan serempak.
9elanjutnya strategi &romosi 2esehatan yang selama ini dikenal adalah "B,
yaitu< "d7okasi, ina 9uasana dan Berakan &emberdayaan Masyarakat. 2etiga strategi
tersebut dengan jelas menunjukkan bagaimana cara menjalankan misi dalam rangka
mencapai 7isi. 9trategi tersebut juga menunjukkan ketiga strata masyarakat yang perlu
digarap. 9trata primer adalah masyarakat langsung perlu digerakkan peran aktifnya
melalui upaya gerakan atau pemberdayaan masyarakat #community de7elopment,
&2MD, &osyandu, &oskestren, &os %29, dll$. 9trata sekunder adalah para pembuat opini
di masyarakat, perlu dibina atau diajak bersama untuk menumbuhkan norma perilaku
atau budaya baru agar diteladani masyarakat. Ini dilakukan melalui media massa, media
tradisonal, adat, atau media apa saja sesuai dengan keadaan, masalah dan potensi
setempat. 9edangkan strata tertier adalah para pembuat keputusan dan penentu kebijakan,
yang perlu dilakukan ad7okasi, melalui berbagai cara pendekatan sesuai keadaan,
masalah dan potensi yang ada. Ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat ber)a)asan
sehat, yang memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Dengan 7isi, misi dan strategi seperti ini, &romosi 2esehatan juga jelas akan
melangkah dengan mantapnya di masa depan. (amun sebagaimana konsep &romosi
kesehatan yang disebutkan di muka, 7isi, misi dan strategi tersebut juga harus dapat
dioperasionalkan secara lebih membumi di lapangan, sesuai keadaan, masalah dan
potensi setempat.
Uj&n2 Tomba$ Pemban2&nan Kesehatan Dan Pi#ar In!onesia Sehat
Tujuan program &romosi 2esehatan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat. Tujuan ini sangat mendukung bahkan
mempunyai kemiripan dengan rumusan tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana
yang dirumuskan dalam %% 2esehatan, baik %% 2esehatan Tahun *,-., %% 2esehatan
Tahun *,,;, maupun Tujuan dalam 92( aru, yang direncanakan sebagai naskah
akademis 8ancangan %% 2esehatan yang akan datang. Ini menunjukkan bah)a &romosi
2esehatan pada hakekatnya merupakan ujung tombak pembangunan kesehatan. Dapat
,/
dikatakan bah)a semua upaya dan program kesehatan, sebenarnya perlu dia)ali dengan
upaya atau program kesehatan. Dengan perkataan lain, promosi kesehatan menyiapkan
masyarakat agar menjadi lebih sadar, paham, dan siap untuk berbuat. 9etelah itu diikuti
atau dibarengi dengan program-program kesehatan yang memberikan layanan teknis
kesehatan. Maka pantaslah apabila &romosi 2esehatan dinyatakan sebagai ujung tombak
pembangunan kesehatan.
9elanjutnya &romosi 2esehatan yang mempunyai bidang garapan perilaku hidup
sehat adalah satu dari tiga pilar Indonesia 9ehat. &ilar lainnya adalah< Cingkungan 9ehat
dan &elayanan 2esehatan yang bermutu, adil dan merata. 9ebagai salah satu pilar
Indonesia 9ehat, &romosi 2esehatan jelas mempunyai peran yang sangat menentukan
dalam pencapaian 7isi Indonesia 9ehat. 6al ini juga diperkokoh dengan ditetapkannya
&romosi 2esehatan sebagai salah satu program unggulan. 9edangkan di dalam
&84&>("9 dan 8encana &embangunan Jangka Menengah #;..A-;..,$ serta dalam
8>(9T8" Departemen 2esehatan #;..0-;..,$ &romosi 2esehatan menempati prioritas
dalam urutan pertama. 6al ini juga tercermin dalam alokasi anggaran yang meningkat
cukup tajam mulai tahun ;..0.
&erlu disebutkan pula bah)a %paya pemberdayaan masyarakat yang merupakan
bidang garapan &romosi 2esehatan ditetapkan seagai salah satu sub sistem dalam 9istem
2esehatan (asional yang baru. &romosi kesehatan #penyuluhan kesehatan$ juga
ditetapkan dalam 9tQndar &elayanan Minimal #9&M$ bidang kesehatan untuk
kabupaten!kotaN &romosi 2esehatan juga ditetapkan sebagai pelayanan )ajib &uskesmas.
9elain itu juga telah ditetapkan jabatan fungsional &enyuluh 2esehatan Masyarakat dan
tunjuangan jabatannyapun telah diberikan. Ini semua menunjukkan bah)a peran
&romoisi 2esehatan dalam pembangunan kesehatan pada masa yang akan datang tetap
penting dan karenanya memerlukan perhatian lebih saksama. (amun dalam
operasionalnya di lapangan, diperlukan kepekaan yang tinggi dari segenap petugasnya
serta diperlukan kreatifitas dalam menerjemahkannya sesuai keadaan, masalah dan
potensi setempat.
eto!e Dan Tehni$ Yan2 Han!a#
Melalui pengalaman yang cukup panjang, dan dengan dukungan jaringan
kemitraan yang cukup kuat dari dunia internasional, &romosi 2esehatan mempunyai
berbagai metode dan tehnik yang cukup handal dalam pemberdayaan masyarakat. Itu
semua telah dituangkan dalam berbagai panduan atau pedoman tertulis, seperti< &anduan
Daerah 2erja Intensif &2M, &endekatan >dukatif, 2I>, &anduan &2MD,
&enyelenggaraan &osyandu, "88ID, &69, &anduan "d7okasi, &anduan 2ampanye atau
sosialisasi program kesehatan #dalam ina 9usana$, dll.
Dalam kaitan itu juga telah diselenggarakan pelatihan dan atau sosialisasi panduan
atau pedoman tersebut bagi para pejabat dan pelaksana di daerah. Demikian pula telah
dikembangkan daerah-daerah percontohan atau uji coba di beberapa daerah. 9elain itu
juga telah dikembangkan proto type media, misalnya untuk < 2esehatan 2eluarga dan
Bi'i, Baram :odium, 2a)asan Tanpa 8okok, 6IV!"ID9, dll. 9elain itu, bekerjasama
dengan adan Citbang Depkes dan &9 juga telah dikembangkan sistem sur7eilans
,5
perilaku beresiko terpadu dan sistem informasi &69. Dalam kaitan itu telah dilakukan
pemetaan &69 di berbagai daerah.
9elanjutnya dalam berbagai konferensi internasional!dunia tentang promosi
kesehatan, metode dann tehnik promosi kesehatan tersebut juga selalu memperoleh
perhatian. Demikian pula pada pertemuan-pertemuan nasional selalu membahas ino7asi
atau setidaknya impro7isasi metode dan tehnik yang dilakukan oleh berbagai daerah,
program atau C9M. Tanpa mengurangi apresiasi terhadap metode dan tehnik yang telah
ada dan yang dikembangkan selama ini, perlu pula terus menerus dikembangkan metode
dan tehnik yang lebih sesuai untuk masa yang akan datang. (amun demikian, apabila
diperlukan dapat pula menghidupkan, memberi 1ruh3 atau semangat baru #re7italisasi$
metode dan tehnik yang telah ada, misalnya < re7italisasi &2MD, dsb.
Kemitraan Dan 1arin2an Yan2 L&as
&romosi 2esehatan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam
model jaringan kemitraan. 2erjasama dengan model Jaringan dan!atau 2emitraan ini
membuat kerjasama menjadi lebih hidup dan dinamis. Dalam jaringan dan!atau kemitraan
ini tidak perlu ada organisasi yang kaku dan mekanisme kerja yang baku. :ang penting
jaringan dan !atau kemitraan ini dikembankan atas dasar kesetaraan #eKuity$, keterbukaan
#transparancy$ dan saling memberi manfaat #mutual benefit$. &ada saat ini &romosi
2esehatan mempunyai jaringan kemitraan cukup luas.
2emitraan dengan berbagai program kesehatan, adalah kerjasama dalam
menggarap pesan-pesan kesehatan. 9etiap program kesehatan pasti memerlukan
dukungan aspek perilaku yang merupakan sisi lain dari tehnis program #the other side of
the coin$. 2emitraan seperti ini pada masa yang akan datang tentu akan perlu terus
menerus dilakukan, karena program kesehatan tanpa promosi kesehatan akan buta,
sebaliknya promosi kesehatan tanpa program kesehatan akan lumpuh.
2emitraan dengan lintas sektor, adalah kerjasama dengan sektor di luar kesehatan.
2erjasama tersebut terutama untuk saling memberi dukungan dalam membuat kebijakan
yang sehat serta mensosialisasikannya kepada masyarakat luas. 2emitraan ini pada masa
yang akan datang akan dan perlu terus menerus dikembangkan karena masalah kesehatan
tidak dapat dipisahkan dari masalah lain di luar bidang kesehatan. Masalah-masalah
tersebut akan saling mempengaruhi, dan karenanya perlu saling memberi dukungan.
2emitraan dengan 4rganisasi 2emasyarakatan, 4rganisasi &rofesi dan Cembaga
9)adaya Masyarakat, adalah kerjasama dalam memberdayakan masyarakat di bidang
kesehatan. Di sini dapat saling bertukar informasi dan saling belajar tentang berbagai hal.
Dokusnya adalah agar masyarakat dapat lebih berdaya dalam mengatasi, melindungi dan
meningkatkan kesehatan diri dan lingkungannya. Dalam kaitan itu masyarakat juga
diharapkan berdaya atau mampu memberikan masukan serta menga)asi upaya kesehatan
yang dilakukan pemerintah. aik melalui 1koalisi3, 1)ali amanah3 ataupun 1de)an
penyantun3 yang dibentuk di tingkat pro7insi, kabupaten atau kecamatan.
2emitraan dengan pihak s)asta dilakukan untuk menjalin kerjasama yang saling
menguntungkan dalam pengembangan 9umber Daya Manusia, terutama di bidang
kesehatan. 2erjasama tersebut juga termasuk dalam menghimpun sumber daya yang
,,
diperlukan untuk mendukung upaya kesehatan dalam rangka pengembangan 9DM secara
keseluruhan. 2emitraan ini jelas perlu dikembangkan lebih lanjut, karena pihak s)asta
pada umumnya juga memerlukan manusia yang sehat agar dapat menggunakan produk
dan jasanya.
2emitraan-kemitraan tersebut agar lebih berhasil guna dan berdaya guna di)adahi
dalam suatu jaringan, yang memungkinkan pihak-pihak yang bermitra dapat berinteraksi
secara lebih leluasa kapan dan di mana saja memerlukannya.
9elain jaringan kemitraan di tingkat nasional, juga ada kemitraan antara &usat dan
Daerah, yang juga dikembangkan atas dasar kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan, sesuai dengan era desentralisasi sekarang ini. 9elain itu juga ada
jaringan kemitraan regional dan global, seperti dengan sesama negara "9>"(, dengan
negara-negara anggota Mega +ountry (et)ork, dengan organisasi profesi internasional,
dll. Jaringan kemitraan ini juga terus menerus perlu dikembankan, mengingat batas-batas
antar negara kini sudah menjadi semakin tipis dan longgar.
SD Promosi Kesehatan
&ada saat ini ada kurang lebih *.... orang bekerja sebagai pengelola promosi
kesehatan di pusat dan daerah, )alaupun sebagian masih merupakan tenaga rangkap.
2ualitas 9DM pengelola promosi kesehatan juga telah ditingkatkan dan telah ditetapkan
adanya jabatan fungsional &enyuluh 2esehatan Masyarakat #&2M$. Tunjangan jabatan
fungsional juga telah keluar sejak akhir tahun ;..A.
&endidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas tenaga juga selalu
diselenggarakan setiap tahun. &ada tahun ;..; terdapat 0. orang lebih tenaga pengelola
promosi kesehatan pusat dan daerah yang mengikuti pendidikan formal, baik pendidikan
Diploma, 9arjana maupun &asca 9arjana. 9edangkan -.. orang lebih mengikuti
pelatihan, baik pelatihan promosi kesehatan maupun tehnis kesehatan.
Dengan adanya otonomi daerah, kebijakan penempatan tenaga sangat tergantung
pada daerah masing-masing. Dalam kaitan itu banyak tenaga promosi kesehatan atau
yang dipersiapkan menjadi tenaga promosi kesehatan dimutasi ke tempat lain, dan
sebagai gantinya pos tersebut diisi oleh tenaga baru yang belum memahami tugas
promosi kesehatan. 9elain itu pada era *,/. an dahulu di Dinas 2esehatan 2abupaten
ada =akil koordinator &2M #koordinatornya adalah 2epala Dinas$, yang
mengkoordinasikan seksi-seksi tehnis di bidang penyuluhan kesehatan. Tenaga tersebut
kiranya perlu dihidupkan lagi. 9elanjutnya pada saat ini tugas penyuluhan!promosi
kesehatan di &uskesmas sebagian besar dirangkap oleh tenaga sanitarian, pera)at, atau
tenaga lainnya.
Di masyarakat memang ada tenaga kader, yang banyak membantu kegiatan
promosi kesehatan di masyarakat. Dengan tetap mengapresiasi terhadap apa yang mereka
lakukan, tetapi sebagian besar mereka bukan tenaga promosi kesehatan yang seharusnya
dapat merencanakan, melaksanakan, memantau dan menilai kegiatan promosi kesehatan
di lapangan. "palagi angka drop out kader sejak era reformasi besar sekali.
&ada )aktu yang akan datang perlu diangkat tenaga khusus yang mengurusi
promosi atau penyuluhan kesehatan di &uskesmas ini. 6al itu mengingat promosi
*..
kesehatan merupakan salah satu layanan )ajib yang harus dilakukan di setiap &uskesmas.
9uksesnya upaya promosi kesehatan dan pembangunan kesehatan pada umumnya sangat
dipengaruhi oleh keberadaan tenaga ini.
Ban,a$ Ke#emahan Dan asa#ah
anyak sekali kelemahan yang harus diperbaiki untuk menghadapi masa depan.
&ertama adalah 9DM &romosi kesehatan. 9elain baik dari segi jumlah maupun mutunya
belum memadai, jabatan fungsional &2M juga belum mantap. 9elanjutnya saling hubung
#linkage$ di bidang promosi kesehatan antara pusat, pro7insi dan kabupaten!kota sangat
kurang. "pa yang dipikirkan dan dilakukan di pusat sering tidak berhubungan dengan apa
yang dipikirkan dan dilakukan di pro7insi, kabupaten!kota. Demikian pula sebaliknya.
9ementara itu posisi organisasi pengelola kesehatan juga belum stQndar< "da yang
berada di posisi lini, ada yang berada di posisi penunjang. "da yang langsung diba)ah
pimpinan unit, ada pula yang berada diba)ah sub unit. 9elanjutnya &romosi kesehatan
juga belum terintegrasi benar dengan program-program kesehatan. &romosi kesehatan
juga belum dapat berperan di arus tengah pembangunan kesehatan. 9edangkan sistem
informasi perilaku sehat belum berkembang sepenuhnya. &romosi kesehatan juga belum
sepenuhnya berdasarkan fakta #e7idence based$.
9elain itu masih banyak masalah khususnya dalam pengoperasionalan misi dan
strategi, yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan ad7okasi.
erbagai permasalahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut<
&ermasalahan yang berkaitan dengan &emberdayaan Masyarakat, a.l. <
*. &emberdayaan potensi masyarakat termasuk pemberdayaan perempuan
belum optimal, karena masih sebatas pada mobilisasi dean penggerakan
peran serta masyarakat serta belum terorganisirN 2emampuan masyarakat
dalam mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan tentang
kesehatan, menyampaikan usulan atau desakan maupun mengkritisi upaya
kesehatan belum berkembang.
;. &emberdayaan masyarakat dalam bentuk pelayanan masyarakat, ad7okasi
kesehatan dan penga)asan sosial dalam pembangunan kesehatan juga
belum banyak berkembang.
?. Jaringan kemitraan dengan berbagai pihak termasuk sektor pemerintahan
dan dunia usaha belum optimal. 2emitraan yang telah dibangun belum
menampakkan kepekaan, kepedulian dan rasa memiliki terhadap
permasalahan dan upaya kesehatan.
*.*
A. &otensi masyarakat baik berupa organisasi, tenaga, dana, sarana, teknologi
maupun dalam mekanisme pengambilan keputusan belum secara optimal
dimanfaatkan untuk percepatan program kesehatan.
0. Dinamika masyarakat yang dipengaruhi politik dan ekonomi de)asa ini
telah memberikan dampak negatif terhadap sikap dan perilaku sehat
masyarakat Indonesia.
-. &erkembangan peran serta masyarakat di bidang kesehatan #&2MD,
sekarang %paya 2esehatan ersumber Masyarakat$ saat ini menurun
karena berkurangnya jumlah #drop out$ kader yang aktif, antara lain akibat
kurangnya super7isi dan pembinaan oleh &uskesmas dan Dinas 2esehatan
2abupaten! 2ota.
/. 9ementara itu kebijakan pemberdayaan belum mantap serta
implementasinya di lapangan belum konsisten. &ada umumnya masyarakat
masih diperlakukan sebagai obyek dalam berbagai kegiatan. 9edangkan di
tingkat &usat pengorganisasian pemberdayaan masyarakat perlu
dikoordinasikan khususnya antara &usat &romkes dan Dit. 2esehatan
2omunitas.
&ermasalahan tentang ina 9uasana, a.l. <
*. 2ampanye untuk membangun opini masyarakat yang dilakukan dengan
berbagai iklan layanan masyarakat #yang sering dibintangi artis terkenal,
atau tokoh masyarakat$, melalui tele7isi, radio, dll telah menghabiskan
dana cukup besar, tetapi belum tahu sampai seberapa jauh keberhasilan
dan efektifitasnya.
;. Demikian pula berbagai poster, leaflet, kalender dan berbagai kegiatan
yang dilakukan di daerah seperti< lomba-lomba, tabligh akbar, dll masih
perlu dipertanyakan keberhasilannya dalam meningkatkan pengetahuan
masyarakat, apalagi untuk dapat merubah perilaku positif masyarakat.
?. erbagai kegiatan dalam rangka bina suasana tersebut #yang kiranya
berbeda dengan upaya mempromosikan barang konsumsi$ belum
*.;
sepenuhnya merupakan upaya yang berkelanjutan, serta terpadu dengan
upaya lain, terutama dengan upaya pemberdayaan masyarakat atau
pengorganisasian secara langsung oleh masyarakat itu sendiri.
A. %paya-upaya kreatif sesuai dengan keadaan, masalah, potensi dan budaya
daerah belum sepenuhnya dikembangkan.
0. &engkajian lebih lanjut tentang dukungan kegiatan bina suasana #yang
memerlukan dana besar$ dalam perubahan perilaku masyarakat belum
dilakukan, termasuk tentang pemilihan jenis media, tokoh atau bintang
yang tampil, dll.
&ermasalahan "d7okasi, a.l. <
*. "dokasi sering tidak dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan
berkelanjutan, serta terkesan sepotong-sepotong sehingga hasilnya tidak
maksimal.
;. Dalam banyak kasus, kerja ad7okasi sering terhenti di tengah jalan, atau
rencana yang telah disusun tidak dapat dikerjakan maksimal, karena
kurangnya dukungan dana.
?. "d7okasi sebenarnya memerlukan tokoh yang berboot, media dan sarana
yang memadai, sedangkan hal-hal itu tidak dipenuhi secara semestinya.
Dengan demikian hasilnya juga kurang menggembirakan.
Ban,a$ Pe#&an2
9elain hal-hal tersebut di atas perlu dikemukakan pula banyaknya peluang yang
ada. Blobalisasi dan kemajuan I&T>2 khususnya di bidang telekomunikasi dan
informatika merupakan peluang yang perlu dimanfaatkan untuk mengembangkan
promosi kesehatan. 9istem pemerintahan desentralisasi yang memberikan bobot pada
otonomi daerah memungkinkan berkembangnya promosi kesehatan sesuai dengan
kebutuhan setempat. 9elanjutnya digalakkannya praktik good go7ernance akan memacu
peningkatan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.
9ementara itu tatanan yang tersebar secara luas dan merata di masyarakat #sekolah,
*.?
tempat kerja, tempat umum, sarana kesehatan, juga tempat tinggal$ merupakan lahan
yang perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. &engelola dari masing-masing tatanan
tersebut perlu diajak sebagai mitra untuk menggerakkan perilaku hidup sehat di masing-
masing tatanan tersebut.
Dorongan dari dunia internasional juga dapat dimanfaatkan untuk memacu promosi
kesehatan di Indonesia. 2esepakatan-kesepakatan global, khususnya yang berkaitan
dengan promosi kesehatan dan peningkatan perilaku sehat perlu dikaji kembali #dire7ie)$
dan ditindak lanjuti. 6al itu misalnya yang tertuang dalam Deklarasi Jakarta #*,,/$,
&ernyataan para Menteri 2esehatan di MeIiko #;...$, Deklarasi Vientiane tentang
6ealthy "9>"( Cifestyle #;..;$, the angkok +harter #;..0$, dll.
Berba2ai Tantan2an
9elanjutnya banyak tantangan yang harus dihadapi pada masa yang akan datang,
yang diperkirakan akan semakin kompleks. Blobalisasi, di satu pihak dapat membuka
lebih banyak peluang dan kesempatan. Tetapi globalisasi, yang juga ditandai dengan
meningkatnya persaingan bebas, akan mengharuskan segenap komponen bangsa untuk
meningkatkan daya saing. Teknologi, transportasi dan telekomunikasi-informasi yang
berkembang pesat, dapat mengarah pada terbentuknya dunia yang terbuka dan tanpa
batas. Dengan demikian globalisasi dapat memperlemah penga)asan pemerintah
terhadap faktor-faktor yang berdampak negatif terhadap kesehatan.
Indonesia yang masih rendah kualitas 9DM dan ra)an masalah politik, ekonomi,
sosial dan budayanya #poleksosbud$ akan rentan terhadap masalah kesehatan dan masalah
yang berpengaruh terhadap kesehatan yang datang dari negara lain. &enetrasi budaya
negatif yang datang dari luar akan susah sekali dicegah.
9ejalan dengan itu demokratisasi, hak asasi manusia dan pelestarian lingkungan
hidup telah menjadi tuntutan dunia yang semakin mendesak. erbagai komitmen
internasional seperti Millennium De7elopment Boals, 9ustainable De7elopment
&rinciples, =orld Dit Dor +hildren dan agenda-agenda internasional lainnya di bidang
kesehatan perlu memperoleh perhatian. Itu semua merupakan tantangan yang harus
dihadapi oleh segenap bangsa, termasuk oleh promosi kesehatan.
9ecara nasional, dampak dari krisis multi dimensi di bidang politik, ekonomi,
sosial, budaya dan keamanan yang sudah mengarah pada disintegrasi bangsa masih
terasa. erbagai kondisi tersebut berdampak luas terhadap peri kehidupan masyarakat
dalam berbangsa dan bernegara, diantaranya meningkatnya pengangguran dan jumlah
penduduk miskin, menurunnya derajat kesehatan penduduk yang pada gilirannya
berpengaruh terhadap mutu sumberdaya manusia Indonesia. 9elain itu penurunan kualitas
lingkungan yang terjadi terus menerus, urbanisasi dan perubahan keadaan kerja, serta
transisi politik, epidemiologi dan demografi telah memberikan kontribusi terhadap
semakin kompleksnya masalah.
9elanjutnya desentralisasi yang diharapkan dapat lebih mendekatkan aspirasi
rakyat pada tujuan pembangunan serta meningkatkan peran aktif mereka pada jalannya
pembangunan, masih dalam masa transisi. Desentralisasi masih berkutat pada bidang
politik #itupun baru bersifat formal$ sedangkan cita-cita desentralisasi yang sebenar-
*.A
benarnya masih jauh dari kenyataan. Dengan beberapa pengecualian, banyak daerah yang
justru mengalami kemerosotan dalam pelayanan kesehatannya. &embangunan kesehatan
kurang memperoleh perhatian, organisasi Dinas 2esehatan di daerah rancu, penempatan
tenaga dan mutasi jabatan tidak berdasar kemampuan dan keahlian, dll. &osisi &romosi
2esehatan jug tidak jelas. 9ehingga pemeo lama berulang kembali< 16ealth education is
e7erybody bussiness, but in reality it is nobody bussiness3.
"kibatnya banyak masalah kesehatan bermunculan. Demam berdarah, malaria,
infeksi saluran pernafasan atas #I9&"$, T+ merebak di mana-mana. ahkan busung
lapar, kurang gi'i, flu burung muncul menjadi isu nasional. elum lagi pelayanan
kesehatan di 8umah 9akit juga menjadi sorotan dan banyak dikeluhkan masyarakat.
&rofesionalisme tenaga kesehatan khususnya dokter bayak dipertanyakan masyarakat.
Dalam pelayanan kesehatan terjadi dehumanisasi. 9edangkan perilaku negatif masyarakat
di bidang kesehatan meningkat.
&ermasalahan dan tantangan tersebut pada masa yang akan datang akan menjadi
semakin besar dan kompleks. &romosi 2esehatan seharusnya mempunyai andil dalam
menja)ab permasalahan dan tantangan tersebut di atas.
Ren/ana A$si $e !e%an= Kerja $eras se/ara /er!as !an i$h#as F
agaimana menjalani masa kini dan menghadapi masa datangP &ertama,
sebagaimana telah disebutkan di depan #bab VIII$ kita harus memperkuat tekad dan
semangat. 2ita harus pantang menyerah dan tidak akan putus asa menghadapi berbagai
kesulitan, masalah dan tantangan sekompleks apapun. 2uncinya terletak pada 9DM,
maka kuantitas dan kualitas 9DM perlu terus menerus ditingkatkan.
9DM yang mempunyai kecerdasan intelektual, emosional, sosial dan spiritual.
9DM yang mempunyai kepekaan tinggi #dimensi sosial$, yang mau bekerja keras
#dimensi fisik$, secara cerdas #dimensi intelektual$ dan ihlas #dimensi spiritual$, serta
mampu memainkan berbagai peran.
9elanjutnya kebijakan promosi kesehatan dimantapkan. Didukung dengan
peraturan dan kebijakan operasional yang mantap, baik di pusat maupun daerah.
&erbaikan kualitas kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan mengurangi kesenjangan di
bidang kesehatan harus merupakan fokus pembangunan nasional. &aradigma 9ehat
dengan 7isi Indonesia 9ehat-nya perlu terus dikembangkan dan dioperasionalkan. Visi,
misi, strategi dan hal-hal yang telah dituangkan dalam 2eputusan Menkes **,?!;..A
tentang 2ebijakan (asional &romosi 2esehatan perlu dicermati, ditindak lanjuti dan
dioperasionalkan. 6al-hal yang telah menjadi komitmen misalnya yang tertuang dalam
Millenium De7elopment Boals perlu diagendakan secara saksama dan didukung
sepenuhnya.
2emudian jaringan kemitraan dengan berbagai pihak perlu terus menerus dijalin
dan dikembangkan. 6al itu karena untuk menghadapi berbagai faktor yang berpengaruh
terhadap kesehatan dalam rangka peningkatan kualitas kesehatan memerlukan adaptasi
kebijakan dan tindakan nyata dalam pelaksanaannya. 2emitraan perlu dikembangkan
secara lintas sektor, lintas program, &usat-Daerah, pemerintah-masyarakat termasuk
dunia usaha dan C9M, dan kemitraan lainnya, termasuk antara unsur pelayanan dengan
*.0
kalangan ilmu)an di &erguruan Tinggi. Demikian pula jaringan kemitraan dengan badan
dunia dan berbagai organisasi internasional juga perlu terus dikembangkan.
9elanjutnya agar langkah ke depan tersebut dapat lebih terencana dan nyata, perlu
disusun rencana aksi yang jelas. 8encana aksi &romosi 2esehatan tersebut, yang
dikembangkan dari 9trategi &eningkatan &romosi 2esehatan dalam 2ebijakan (asional
&romosi 2esehatan #yang telah ditetapkan dalam 2eputusan Menkes **,?!;..A$, adalah
sebagai berikut <
&engembangan 2ebijakan &romosi 2esehatan Daerah, yang diperlukan untuk
mengupayakan adanya landasan hukum dalam rangka memperkuat
penyelenggaraan promosi kesehatan di daerah.
&eningkatan 9umber Daya &romosi 2esehatan dalam rangka peningkatan 9DM,
dana dan sumber daya lain, yang diperlukan untuk penyelenggaraan promosi
kesehatan yang berkualitas. 2hususnya peningkatan 9DM dilaksanakan dengan
peningkatan mutu dan jumlah pejabat fungsional &2M di berbagai lini, serta
peningkatan kemampuan tenaga-tenaga kesehatan yang berada di garis depan
#yaitu pera)at, bidan, sanitarian, dll di &uskesmas$, 8umah 9akit, dan sarana
kesehatan lain, dalam bidang pemberdayaan masyarakat. &eningkatan
pembiayaan promosi kesehatan dilakukan dengan ad7okasi kepada &emda,
D&8D, D&8, dan Departemen 2euangan, serta berbagai pihak lainnya.
&engembangan 4rganisasi &romosi 2esehatan, yang diperlukan untuk
mengupayakan posisi yang sesuai bagi unit promosi kesehatan agar mampu
mengemban tugas dan tanggung ja)ab yang diberikan.
Integrasi dan sinkronisasi &romosi 2esehatan dalam program-program kesehatan,
yang dilakukan dengan menyusun rancangan #design$ promosi kesehatan untuk
berbagai tatanan #setting$ yang ada #rumah tangga, institusi pendidikan, tempat
kerja, tempat umum dan sarana kesehatan$, melalui berbagai kegiatan
pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan ad7okasi secara terpadu.
&endayagunaan data dan pengembangan 9istem Informasi &romosi 2esehatan,
yang diperlukan untuk me)ujudkan promosi kesehatan yang berdasar pada fakta
#e7idence based$. Ini dilakukan dengan peningkatan kualitas perencanaan dan
perancangan promosi kesehatan, pencatatan dan pelaporan, dll.
&eningkatan kerjasama dan kemitraan, baik lintas program maupun lintas sektor,
termasuk dengan tokoh-tokoh masyarakat #dari kalangan agama)an, politik,
budaya)an, selebriti$, C9M, )arta)an, jurnalis dan reporter #cetak, radio dan
tele7isi$. Itu semua perlu dilakukan untuk merespons masalah-masalah kesehatan
*.-
yang aktual di masyarakat sehingga dapat menyentuh kepentingan masyarakat
secara langsung.
&engembangan metode, tehnik dan media, untuk menemukan metode, tehnik dan
media pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan ad7okasi serta kemitraan yang
sesuai dengan ciri-ciri tertentu masyarakat, baik dari segi geografi, sosial, budaya,
maupun ekonomi dan politik. 9elain itu juga untuk meningkatkan pendayagunaan
I&T>2 dalam promosi kesehatan, termasuk pendayagunaan internet dan jaringan
berbasis )eb.
Memfasilitasi peningkatan promosi kesehatan, untuk meningkatkan kemampuan
daerah kabupaten!kota yang merupakan titik berat otonomi daerah dalam
penyelenggaraan promosi kesehatan. Ini dilakukan oleh pro7insi bersama dengan
pusat, melalui daerah-daerah percontohan yang kemudian direplikasi ke daerah
lain.
erbagai rencana aksi tersebut perlu dilandasi dengan tekad dan semangat yang
mantap. 2ita berharap bah)a hari esok harus lebih baik daripada hari ini dan kemarin.
Dengan demikian kita akan termasuk orang yang beruntung, sebagaimana kata orang
yang sangat bijak, yang dikutip di a)al bab ini.
Bab D
APA KATA EREKA
!ejarah tergantung pada para pela&unya' Para pela&u itu banya& yang sudah
mendahului &ita menghadap !ang Pencipta' +i antara yang tinggal banya& yang
sudah purna ba&ti dan bertebaran di berbagai tempat' 5anya& di antara para
pela&u itu masih berbuat untu& masyara&at dan bangsa dengan caranya masing0
masing'
.nilah &esan dan pesan dari sebagian para pela&u sejarah dan para pengamat atau
pemerhati Promosi /esehatan itu'
Do$ter Sa,o2a
(antan BO3 I: tera$hir %ejabat DEPDIKNAS Pro.insi 1a"a Barat+
*./
!e&olah sebagai $ahan !trategis bagi Promosi /esehatan
:ang dimaksud sekolah adalah semua jenjang pendidikan di tingkat dasar dan
menengah yang dikelola oleh Departemen &endidikan (asional dan Departemen "gama.
&ara murid atau sis)a sudah dalam keadaan terorganisasikan dan dalam keadaan siap
untuk menerima segala bentuk kegiatan yang berkaitan dengan &romosi 2eshatan.
Demikian pula para pengasuh atau gurunya. &romosi 2esehatan tidak hanya dalam
bentuk pendidikan atau penyuluhan kesehatan, baik secara intra kurikuler atau ekstra
kurikuler, melainkan juga dilengkapi dengan &elayanan 2esehatan 9ekolah. erkenaan
dengan 4tonomi Daerah, maka kegiatan &elayanan 2esehatan 9ekolah disesuaikan
dengan kemampuan daerah masingt-masing.
Menurut pengamatan dan pengalaman saya di lapangan terbukti bah)a pendidikan
kesehatan dan &elayanan 2esehatan 9ekolah belum berjalan dengan optimal, bahkan
hanya dilaksanakan sekadarnya saja. Initerjadi karena buku-buku, sarana dan sumber
daya manusianya tidak tersedia atau kurang memadai.
"pakah yang dapat dilakukan oleh Departemen 2esehatan atau khususnya oleh
&usat &romosi 2esehatanP Ini mengingat para sis)a yang jumlahnya jutaan itu
mempunyai potensi sebagai pembaru perilaku kesehatan #"gent of change for positi7e
health beha7iour$ yang merupakan salah satu tujuan dari promosi kesehatan.
Pusat Promosi /esehatan sebagai !umber -eferensi
"langkah baiknya apabila &usat &romosi 2esehatan mempunyai bagian 9umber
8eferensi 2esehatan. 9elain memiliki data-data kesehatan mutakhir, bagian ini juga
membuat brosur-brosur, modul-modul, buku-buku kesehatan dan alat-alat peraga audio-
7isual tentang kesehatan yang dapat digunakan bagi masyarakat umum ataupun untuk
sekolah-sekolah.
6al ini saya kemukakan karena sepertinya belum ada buku-buku tentang kesehatan
bagi sekolah yang memadai. 4leh karena itu &usat &romosi 2esehatan harus mempunyai
tenaga pengelola sumber referensi kesehatan dan Tim &enulis. "pabila diperlukan Tim
&enulis dari &&2 ini dapat bekerja sama dengan D>&DI2("9 atau D>&"B, atau
memberi bantuan kepada D>&DI2("9, D>&"B, atau Departemen lain yang
memerlukan.
Pro8A DrA Soeratmi Poerbone2oro: PHA
9etelah lulus, tidak langsung bekerja dengan penempatan sebagai staf pengajar
Dakultas 2edokteran, tetapi mengikuti program Departemen 2esehatan ke daerah dengan
)abah selama ; minggu bersama dokter yang baru lulus dengan penempatan di
daerah!puskesmas )aktu itu ke &alembang #)abah cacar tahun *,-*$. 9ebelum berangkat
memperoleh pelatihan di Departemen 2esehatan Jakarta dengan super7isi almarhum dr.
*.5
agiastra dan dr. "bdulkadir #kegiatan ini merefleksikan suatu kerjasama antar
Departemenn &endidikan dan Departemen 2esehatan yang baik$.
Dalam kurun )aktu #*,-?-*,-0$ saya bertemu dengan Ibu 2oesnaniah, almarhum
Ibu Tati dan alamarhum Ciem Tjae Cie se)aktu bertugas sebagai 2epala 2I"
&endidikan mahasis)a D2%I di Jl. 2)ini, di gedung Departemen 2esehatan bagian
belakang yang bersebelahan dengan bagian &endidikan 2esehatan Departemen
2esehatan. Dari hubungan ini diperoleh bekal pengalaman kerja berkaitan dengan
2esehatan Masyarakat dan &endidikan 2esehatan. 2egiatan 2I" meliputi penimbangan
para ibu hamil, bayi!balita sehat, pemberian imunisasi pada bayi!balita maupun ibu hamil
sehat serta 7itamin dan makanan tambahan #pada )aktu itu susu bubuk persahabatan
%9"-8I, Vit " D, De$, dan pendidikan kesehatan dengan menggunakan pamflet-pamflet
tertentu dan kartu gi'i dilaksanakan baik di puskesmas maupun )aktu kunjungan rumah
dilaksanakan bersama mahasis)a yang kuliah kerja &6 #&ublic 6ealth$ di 2I" dan staf
paramedis yang ada. Jika disimak kembali maka saya dapat mengatakan bah)a
pelaksanaan promosi kesehatan yang baik erat berhubungan dengan pendidikan
kesehatan yang diberikan, jelas kegiatan penyuluhan!6>. 2eadaan ini mendukung
pernyataan Cea7ell L +lark 3 health education is 7itally important the procedures in
promoting health3 #*,0?$. 2eadaan ini disadari oleh dr. Ceimena dengan tulisan beliau
#*,0-$ sbb< public health of to day can not be sol7ed )ithout health educationN and it is
also true that this acti7ity can aonly be carried out by capable )orker. 2ata capable
)orkers menurut saya meliputi kemampuan bidang pekerjaan kesmas #substansi$ dan
bidang komunikasi serta hubungan antarpribadi # 6"M$.
DraA Koesnaniah 5irja ihar!ja: PH
Tafsiran atau pengertian orang tentang &endidikan 2esehatan memang tidak sama.
Masing-masing mempunyai persepsinya sendiri. (amun yang jelas adalah bah)a
&endidikan 2esehatan,s ebagaimana halnya dengan pendidikan pada umumnya, adalah
suatu proses yang diarahkan sedemikian rupa, agar cara hidup sehat menjadi pola idup
sehari-hari. Jelas bah)a cara hidup sehat #&endidikan 2esehatan $ harus sudah dia)ali,
ditanam sejak dini dalam keluarga.
&erlu ditekankan bah)a program kesehatan #gi'i, sanitasi, pemberantasan
penyakit-penyakit menular dsb.$ dapat mencapai hasil yang efektif dan efisien, bila disatu
pihak ada fasilitas dan system pelayanan kesehatan yang memadai dan dilain pihak ada
kesadaran dan partisipasi masyarakat.
)t "an in general be said that all a"ti%iteis in the field of publi" !ill not ha%e
satisfa"tory result unless appropriate edu"ation and information on those problems are
pro%ided effi"iently to the publi" ( <eimena 124?-)
"danya program &endidikan kesehatan didorong oleh keadaan bah)a banyak
masalah kesehatan timbula, justru karena ketidaktahuan #ignorance$ masyarakat, yang
tercermin dalam pola piker, pola hidup, kebiasaan hidups ehari-hari yang tidak memenuhi
syarat kesehatan. 2iranya ini pula yang mendorong Dr. 6ydrick dari 8ockefeller
*.,
Doundation #"merika$, untuk membuktikan pentingnya &ublic 6ealth >ducation sebagai
kegiatan untuk menggerakkan partisipasi masyarakat dalam bidang 6ygiene dan 9anitasi.
Ia mengadakan penelitian dalam rangka pemberantasan penyakit cacing tambang, di
daerah anyumas tahun *,;A dengan menggalakkan kegiatan &rogram 2esehatan
8akyat. Dalam penyusunan 9ejarah &28, kita tidak dapat mengabaikan peran kondisi
social politik dan ekonomi Indoensia dengan dinamika perubahannya yang jelas
mempengaruhi perputaran roda mesin 2esehatan Masyarakat dan pendidikan 2esehatan.
9elanjutnya naik turun dan berkembangnya &endidikan 2esehatan sebagai disiplin
baru dibidang 2esehatan Masyarakat, dengan posisi yang berubah-ubah dalam system
organisasi 2esehatan Masyarakat, memang ber7ariasi. Ini tergantung pandangan dan nilai
yang ada pada )aktu itu tentang &endikan 2esehatan.
&engalaman bertahun-tahun tentang eksistensi &endidikan 2esehatan, telah
memba)a perkembangannnya pad titik dimana tenaga khusus &endidik 2esehatan
diperlukan dengan latar belakang pendidikan &asca 9arjana. 6al ini dodorong oleh
kebutuhan dan anggapan bah)a tenaga pasca sarjanan akan lebih mampu menerapkan
6ealth >ducation diberbagai pihak dalam rangka menempatkan 6.>. sebagai bagian
integral dalam program-program kesehatan, dan menyediakan 1technical backstopping3
sebagai bagian dari tugas pembinaan.
Pro8A DrA Ri$a S&barniati Tri,o2o: !rA:SKA
&erkembangan lembaga pendidikan tinggi # 0 D2M $ ikut memberi andil besar
dalam mengembangkan 9DM bidang &romosi 2esehatan. 9aat ini sudah berkembang
menjadi A/ lembaga pendidikan tinggi yang tergabung dalam "sosiasi Institut &endidikan
Tinggi 2esehatan Masyarakat #"I&T2MI$. Di D2M %nair misalnya, bagian &2I& akan
mulai menyelenggarakan pendidikan profesi dengan me)ajibkan lulusannya mampu
menguasasi kompetensi 9trategi &romosi 2esehatan yaitu "d7okasi,ina 9uasana #9ocial
support$ dan &emberdayaan #empo)erment$. Mereka di)ajibkan mampu
mengembangkan media baik cetak mapun elektronik serta membuat scenario suatu
kegiatan promosi kesehatan yang local spesifik. 2arena biaya pendidikan yang minimal,
maka belum bersifat indi7idual melainkan dalam kelompok kecil. Dakta ini menunjukkan
bah)a ada saling kerterkaitan antara Departemen 2esehatan dan Departemen &endidikan
(asional (asional dalam perkembangan promosi kesehatan di Indonesia ini.
Deapartemen kesehatan tidak berjalan sendiri dalam pengembangan promosi keshatan di
Indonesia.
&romkes tidak hanya indi7idu, kelompok dan masyarakat luas, melainkan juga
indi7idu sebagai anggota organisasi #manajemen L karya)an dari 8umah sakit, Instansi
pemerintah, s)asta serta organisasi C9M$ dan indi7idu dalam organisasi #yayasan,
sekolah, asrama dll$. aik-baik secarapersonal maupun kelompok.
2arena kami juga mengembangkan dan berjuang agar pelatihan-pelatihan di semua
instansi termasuk rumah sakit bukan hanya meliputi prosedur!teknis #medis, asuhan
kepra)atan, asuhan kefarmasian maupun pelayanan penunjang dan administraf$ untuk
mencapai tujuan organisasi, seperti yang banyak dilakukan saat sebelum ini, melainkan
juga aspek perilaku #anggota$ organisasinya #tentang kepemimpinan, negosisasi,
manajemen konflik, ad7okasi, moti7asi kerja, dukungan social, pembentukan norma dan
**.
nilai-nilai sebagai unsuru budaya organisasi dll., yang merupakan unsure utama dalam
proses 4rgani'ation learning dalam menuju Cearning 4rgani'ation$. 6al ini sangat sesuai
dengan pemikiran 9DM sebagai 6uman In7esment bukan hanya alat produksi, melainkan
juga penentu produksti7itas itu sendiri. &emenuhan kebutuhan bagi diri pribadinya perlu
diperhitungkan, disdamping kebutuhan organisasi.
&enekanan ciri kegiatan promosi kesehatan yang cenderung ke e7idence based dari
pada problem based, perlu juga seperti halnya &enanggulangan 6IV!"ID9 tidak usah
menunggu stelah menjadi masalah. Demikian juga sifat proaktif dari pada
reaktif!responsi7e, meskipun hasilnya belum maksimal, misalnya tindakan sur7eillance
perilaku menyimpang yang dilakukan saat ini. 9elain itu pergeseran perhatian ke penyakit
menular mengarah ke metoabolik perlu juga diketengahkan. 6al baru yang
dikembangkan di D2M %nair mulai tahun akademik ini adalah metode pembelajaran
yang mengarah ke perkembangan kepribadian, slef efficacy dengan pendekatan life skill
education #C9>$#baik personal, interpersonal maupun 7ocational$ serta Kuantum learning
# yang bermuataan penegbangan IW, >W, dan9W$ diharapakan akan sangat bermanfaat
bagi pengembangan 9DM &embangunan Indonesia di segala bidang, khususnya para
pelaksana promosi kesehatan. 9ecara non formal sudah banyak dilakukan C9> di
Indonesia, khususnya di Ja)a Timur dengan bantuan %(I+>D telah dilakukan di bberapa
pondok pesantren di A 2abupaten!2ota. Insya "llah melalui lokakarya &eta 8espon yang
diselenggarakan oleh &(" Jatim bekerjasama dengan "9" akan kami dorong
pendekatan C9> di semua kabupaten di Ja)a Timur. 2emampuan ini kami yakini dapat
mendudkung 9trategi &romosi 2esehatan khususnya empo)erment #indi7idual L
community le7el$.
DrsA N&rhasan: PHA
6ealth >ducator tak usah berbangga diri, justru kebanggaannya adalah membuat
profesi atau orang lain bangga.
&rofesi dokter baik dan mulia, profesi pedagang pun baik dan mulia, tetapi bila
keduanya ada pada satu orang maka menjadi tidak baik dan tidak mulia.
9eorang Dokter bertutur kepada putri tercintanya < 1 (ak, kamu tidak usah ikuti
jejak ayahmu menjadi dokter, karena dokter adalah pekrjaan mulia dan
kemulyaan itu pudar bila kamu menjadi kaya raya karenanya 1 # Dan memang
sampai meninggalnya &ak dokter ini tetap hidup sederhana dan masyarakat
sekitarnya tetap mengenangnya dengan rasa hormat $.
DraA Gertr&i!a Tam%&bo#on: PHA
9ekitar tahun *,/-, saya ditugaskan me)akili Departemen keshatan mendampingi
"lmarhumah Ibu Casiah sutanto # Meneg &eranan =anita$ super7isi program-program di
***
daerah ke 2alimantan arat. Maka di pro7insi pun seluruh dinas yang terkait juga ikut
dlam rombongan menuju salah satu desa percontohan di kabupaten mempa)ah.
9ebagaimana biasanya setiap kunjungan Menteri ke daerah sudah berderet acara-acara
yang ketat dan protokololer. 9etelah selesai kunjungan di desa kami pulang menuju
&ontianak. 9ebelum menyeberangi jembatan 9ungai kapuas, mobil Toyota Cand cruiser
yang memba)a Menteri yang didampingi oleh apak Bubernur dan 2epala kan)il
2esehatan tiba-tiba mogok, maka semua mobil yang memba)a rombongan berhenti
ditengah hutan #kira-kira sekitar ?. mobil yang me)akili semua departemen$,
sambilmenunggu si sopir memperbaikimobil tersebut.
9etelah kira-kira ?. menit berhenti sambil ngobrol belum ada tanda-tanda apakah
mobil itu dapat segera berfungsi. 9aya yang kebetulan ada pada mobi dibelakang
memberi masukan pada Ibu menteri yang saat itu lagi ngobrol denganapak Bubenur
mengatakan sbagai berikut < Ibu di belakang sekali ada mobil cadangan dari panitia
berupa "mbulans yang baru, apakah tidak sebaiknya kita manfaatkan fasilitas itu P "cara
kita di &ontianak malam cukup padat. 9aran itu disambut baik oleh pimpinan, maka
ambulans dipanggil dan kami meluncur ke &ontianak. 2ami tiba satu jam terlambat dari
rencana kunjungan. Malam itu ada dialog dengan mahasis)a %ni7ersitas Cambung
Mangkurat. 2ira-kira ? jam kemudian mobil yang mogok dapat menyusul kami.
9eminggu kemudian setelah pulang dari &ontianak saya diapnggil oleh Ibu2adit
&2M yang saat itu dipimpin oleh Dr. &udjiastuti, M&6, mengatakan sebagai berikut <
2enapa kamu langsung bicara ke Ibu Menteri se)aktu mobil rusak di &ontianak minggu
lalu P 9aya dapat tegoran dari panitia, seharusnya usulan melalui protokol.
Calu saya ja)ab < Maaf bu, 9aya tidak tahu siapa protocol dan dimana mereka berada
karena banyak sekali orang dalam rombongan itu. Ja)abnya < :ah saya mengerti karena
kamu baru masuk ke disiplin ini yang penuh dengan protokoler dan birokrasi, tambahan
lagi kamu pindah dari s)asta dan baru pulang dari "merika yang berpikir lebih praktis. 1
9aya sudah minta maaf pada mereka, tetapi lain kali jangan mengulang hal yang sama 1.
9aya sebagai tenaga baru di Departemen 2esehatan dan menurut pembimbing kami salah
satu fungsi 6ealth >ducator adalah problem sol7er, namun ternyat tidak selalu tepat
dengan budaya kita.
5ob !usilo /usumobroto'
Pengalaman pela&sanaan +/.0P/M di &abupaten 5arru !ulawesi !elatan
2abupaten arru merupakan salah satu 2abupaten di &ro7insi 9ula)esi 9elatan,
terletak di pantai barat. Ibukota kabupaten terletak *.. km dari %jung &andang #sekarang
Makassar$ kearah kota &are-&are. 9ebagian besar penduduknya hidup sebagai nelayan
dan petani. arru merupakan tempat pendaratan para pejuang kemerdekaan.
9ebagai seorang 2oordinator &2M 2abupaten dan merangka 2epala 9eksi
6ygiene 9anitasi di 2abupaten arru, yang bertanggung ja)ab atas terlaksananya
penyuluhan keshatan secara umum maupun khusus samijaga. &emberian kepercayaan
oleh pro7insi sebagai salah satu dari empat daerah uji coba D2I-&2M merupakan suatu
**;
tantangan. 9ebagai petugas lapangan mengetahui benar bah)a banyak masalah kesehatan
yang disebabkan karena perilaku masyarakat yang kurang sehat seperti buang air besar
disebarang tempat, menmgambil air minum dari sumur yang tidak ememebuhi
persayaratan, pertolongan persalinan masih dilakukan oleh sanro #dukun bayi$ dan lain-
lain.
2egiatan yang eprtama kali dilakukan adalah pengumpulan data a)al yang
dilakukan oleh &usat. &engambilan blok sensus secar random yang dilakukan di pusat
ternyata terbentur dengan kenyataan, tiga blok sensus yang terpilih terletak sangat jauh,
yang letaknnya di pegunungan dimana untuk mencapai lokasi tersebut sangat sulit dan
rumahnya terpencar-pencar. 9ehingga diambil kesepakatan bah)a desanya tetap sama
tetapi blok sensus diubah, sehingga lebih udah dijangkau dan mendapatkan
respondennya.
9ejak a)al ditekankan bah)a D2I-&2M ini dilaksanakan dengan pendekatan
edukatip, yaitu melalui suatu proses belajar yang melibatkan masyarakat dan petugas.
Masyarakat tahu akan lingkungannya, masalah kesehatannya dan cara pemecahannya
bersama-sama dengan petugas. %ntuk itu dilakukan pengembangan pro7ider dan
pengembangan masyarakat. 2egiatan a)al lainnya adalah mencari dukunbgan politis dan
membentuk kelompok kerja tingkat kabupaten seperti < 2abag &emerintahan,
2esejahteraan 8akyat, &erencanaan dan 2epala Dinas atau 2andep terkait. Dukungan ini
sngat penting karena penyelesaaian masalah kesehatan bukan oleh sector kesehatan saja.
2egiatan lainnya adalah memeprsiapkan jajaran kesehatan khususnya bagi tenaga
puskesmas dan pengelola program di kabupaten. Mereka harus memahami kegiatan a)al
berupa 1 +ommunity self sur7ai3 yang kemudian dikenal sebagai 9ur7ai ma)as diri.
&etugas harus tahu cara melakukan sur7ai bersama masyarakat dan lintas sector terkait,
kemudian mentabulasi serta menyajikan dalam bentuk yang mudah dimengerti. Mengajak
masyarakat untuk berdiskusi dan melihat keadaan kampong yang sebenarnya berkaitan
erat dengan permasalahan yang ada dan kaitannya dengan permasalahan kesehatan yang
akan timbul. 6al ini merupakan pengalman yang pertama kali bagi mereka, karena
dilibatkan sejak a)al dan didukung oleh lintas sector mulai dari tingkat desa sampai
kabupaten. Dari pengalaman menunjukkan bah)a masyarakat lebih menekankan kepada
perubahan fisik yang mudah dilihat dan dapat dilakukan dengan bergotong-royong,
seperti perbaikan jalan, penataan rumah dan lingkungannya, disamping itu kegiatan yang
lebih penting adalah penyuluhan dan 2I>.
Melalui berbagai pertemuan di tingkat kampong maupun desa yang melibatkan
masayarakat dan tokoh masyarakat, penyuluhan yang terencana serta bimbingan dari
petugas lintas sector secara terpadu ternyata menggugah semangat mereka untuk ikut
berperan di dalam pembangunan. 6al ini tidak dapat dinilai dengan uang. &ada berbagai
pertemuan jiga disajikan foto atau slide dari akmpung tersebut sebelum dan sesudah
diperbaiki. &engalaman juga menunjukkan bah)a hal ini juga dicontoh oleh kampung
sekitarnya, sehingga secara perlahan lahan dapat mengubah fisik kampung dan
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup besih dan sehat.
Dari hasil e7aluasi diketahui bah)a adanya mekanisme kerja mulai dari tingkat
desa-kecamatan-kabupaten-pro7insi yang terencana akan sangat membantu pelaksanaan
program. Melalui kegiatan yang melibatkan langsung masyarakat di dalam pengambilan
keputusan meningkatkan kesadaran dan ekmampuan yang dimiliki untuk menanggulangi
masalah-masalah secara terencana. Dilain pihak petugas khususnya petugas kesehatan
**?
harus merubah orientasi dari klinis ke masyarakat, hal ini etrnyata tidak mudah
dilakukan.
&engalaman yang diperoleh bah)a untuk meningkatkan perhatian masyarakat
terhadap masalah kesehatan dimulai dengan emembantu pemecahan masalah di
masyarakat yang secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat. 6al ini perlu
dukungan dari pemerintah daerah maupun lintas sector terkait, baik di dalam pemebrian
bantuan dan bimbingan teknis. Tidak dapat dipungkiri bah)a cara pandang petugas
kesehatan perlu disipaknan secara matang agar mereka tidak beranggapan bah)a
masyarakat hanya sebagai obyek dan tidak emmpunyai kemampuan, disamping
melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih
dan sehat #kesehatan$ secara terencana dan berkesinambungan.
Pujanto, !/M, M/es'
")al pelajaran 6>!&2M )aktu semester ; Tahun *,/A di "&2 Jakarta, saya tidak
tertarik pelajaran ini. "ssisten Ibu 2oesnaniah =irja Mihardja, ? orang yaitu < 8achmat
6artono 9c, ambing 8istanto, 9c, dan ambang 6artono, 9c., yang sekarang
menjabat kepala &usat promosi 2esehatan. 2arena kala itu adalah 8achmat 6artono, 9c
yang sambil merokok memberi kuliah. :ang menarik adalah ambang 6artono,S.
ahan kuliah, kuis yang stensilan kertas duplikator masih tersimpanP 2arena alur kuliah
; semester dibuat skematis, kotak-perkotak mulai pengenalan dari &ublic 6ealth sampai
aplikasi pada program kesehatan tertentu, bahkan rancangan membuat media dikenal
mengikuti langkah alur diagnosa edukatip.
"lhasil, tugas pertama di 2abupaten &inrang 9ula)esi 9elatan di tahun *,//, di
9eksi 6ygienenL9anitasi, tetapi juga berteman dengan 2oordinator 6>!&2M
2abupaten, tugas-tugas &2M malah melekat. &ada tahun tahun itulah sudah dikenalkan
dengan Daerah 2erja Intesif &2M, yang kala itu mencakup seluruh 2abupaten!2ota di
9ula)esi 9elatan, masing-masing pada * 2ecamatan, pada satu Desa. ")alnya 6>!&2M
dibenci tetapi malah melekat sampai dengan sekarang ini #ada peribahasa Ja)a < Benting-
(yanding,SSini mengajarkan pada kita kalau kita benci, malah mendekat atau
melekat$. Tiga tahun kemudian, pada a)al "pril *,5., tugas berpindah di Dinas
2esehatan &ro7insi, kala itu di %nit &2M # belum 4rganisasi 9truktural$ yang sifatnya
fungsional, 2epala %nit &2M adalah, dr. 6. "isyah 8. &ananrangS. Inilah yang turut
membina saya, dan ternyata teman seangkatan apak ambang 6artono se)aktu
Training &2M yang ? bulan di Murnajati MalangS.di %nit &2M kala itu hanya ada -
orang staf tehnis, yaitu * orang dokter #Ibu dr. "isyah 8 &ananrang$ ; lulusan "&2 dan ;
orang Culusan "kper, * orang tamatan 9"M yang menangani "V". Tahun *,/, satu staf
Teknis apak 9umardin Makka, sc. Tubel ke D2M-%I. aru tugas ? bulan, giliran Ibu
dr. "isyah 8. &ananrang, menyusul tubel ke D2M-%I, yang pada akhirnya operasional
%nit &2M &ro7insi dikelola ? staf teknis dan &elaksana tugas 2epala %nit yaitu Dr. M(.
"n)ar 92M. #sudah "lmarhum$ yang merangkap sebagai kepala Dinas 2esehatan 2ota
Makassar.
9e)aktu itulah sedikit-sedikit berkenalanlah dengan &rogram inaan Daerah ina &2M
A &ro7insi yaitu < 9ula)esi 9elatan, Ja)a Timur, Ja)a arat dan 9umatera arat. Daerah
**A
ina A ini dimulai persiapan tahun *,/5!*,/,, start operasional kegiatan pada tahun
*,/,!*,5. sampai dengan *,5A!*,50.. 9etiap &ro7insi Daerah ina A ini di pilih *
2abupaten, dan mencakup seluruh 2ecamatan, setiap 2ecamatan dipilih * desa.
Metodologi pendekatan yang diterapkan adalah &endekatan >dukatif. Ditengah
perjalanan Daerah ina A ini, saya Tubel ke D2M-%I pada tahun *,5;-*,5A.
=aktu berjalan terus, akhirnya &2M menjadi salah satu 9ubdinas &enyuluhan
2esehatan di Dinas 2esehatan &ro7insi 9ula)esi 9elatan pada pertengahan tahun *,5?,
dengan ? 9eksi < &enyuluhan Cangsung, &eran 9erta Masyarakat, dan %saha 2esehatan
9ekolah. 2asi &enyuluhan Cangsung yang pertama 9umardin Makka, 92M, 2asi &9M
pertama 9dr. ob 9uslilo, 92M, dan 2asi %29 pertama apak M. Jusuf. Januari *,5-
barulah a)al tugas strukutral sebagai 2asi &9M menggantikan 9dr. ob 9usilo, 92M,
dan berjalan rotasi mutasi ke 9eksi &C, &I 2es., dan &9M lagi berlangsung sampai
dengan tahun ;.... Ditengah kejenuhan, antara boleh pindah ke &usat atau Tubel,
akhirnya tahun *,,? sd "pril *,,-, tubel kembali di &&9-%nair &9-I2M #&2I&$.
9ekembali tubel di %nair, mulai aktif * Mei *,,-, 2epala Dinas 2esehatan # Dr. Mustafa
Djide, 92M$, mengarahkan meminta bah)a sd. apak &ensiun dilarang pindah
kemanapunSS.inilah yang menjadi beban fikiranSS, ya
sudahlahSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS..ambil hikmah
positifnya.
"da Masa transisi, pernah sebagai &js. 2asubdin ina &2M kurang lebih - bulan,
dari 9eptember ;... sd Debruari ;..*. Memasuki >ra 4tonomi-Desentralisasi yang
mulai diterapkan tahun ;..*, yang semula 9ubdinas ina &enyuluhan 2esehatan
Masyarakat dengan A 9eksi #&enyebarluasan Informasi 2esehatan, 9arana, &9M dan
%paya 2esehatan Institusi$, berubahlah menjadi 9ub Dinas ina &romosi L 2esehatan
Masyarakat dengan A 9eksi < &romosi L 2ampanye 2esehatan, J&2M, %2M dan ina
&uskesmasS.2asi &romosi L 2amkes yang pertama >ra 4tonomi adalah &urjanto,
92M, M2es, akhirnya saya pindah ke &usat &romosi 2esehatan per * "pril ;..A.
6ikmah yang dapat dipetik adalah bah)a 6>!&2M harus dilandasi dengan &ublic
6ealth sebagaimana dikemukakan &rof. =islo), dan 6>!&2M harus terintegrasi
bersama &rogram 2esehatan lainnya. &erkembangan dari 6>!&2M, ke &romosi
2esehatan memba)a konsekuensi memperhitungkan aspek 8egional-Blobal, semakin
terasa peran yang dimainkan &romosi 2esehatan bersama program-program kesehatan
lain. Deangan demikian, yang mutlak diperlukan sebagai 6ealth &romotor adalah<
penguasaan semua aspek program-program kesehatan termasuk kebijakannya, karena
&romosi 2esehatan sendiri tidaklah bermakna, &romosi 2esehatan bersama program dan
masyarakat, yang dilaksanakan secara konsekuen, bertanggung ja)ab, dilandasi >tika
&rofesi 6ealth &romotor, da harus menciptakan lingkungan yang kondusif berperilaku
sehat di organisasi dan di masyarakat.
IrA D&nanti RKA Siani%ar: PHA
Metode &emasaran 9osial telah digunakan oleh 8ichard 2. Manoff 2onsultan
proyek ank Dunia >ra (utrition >ducation +omponent pada tahun *,5* untuk
memasarakan produk dan pesan kesehatan dan gi'i agar masyarakat berperilaku sehat
**0
utamanya dalam gi'i keluarga.
Masalah kekurangan protein kalori khususnya pada anak usia .-A bulan, usia 0-5
bulan, dan usia , E ;A bulan akibat kurang pada makanannya, gi'i kurang pada saat
hamil, kurang Viatmin " pada balita dan kekurangan yodium merupakan focus utama
proyek. Dengan menggunakan tenaga kader dan bidan, proyek ini berhasil melakukan
kampanye melalui poster dan radio memakai 9logan 1 Bi'i aik, "nak 9ehat 1 # Bood
(utrition, 6ealthy +hild $.
&oster yang digunakan disebut &oster "ksi karena poster tersebut mengajak ibu
untuk berperan serta aktif dalam memantau pemeberian makan anak dengan cara
memberi tanda!menusuk poster tersebut.
&erilaku baru tersebut adalah memberi makan anak usia .-A bulan dengan "9%
>ksklusif, usia 0-, bulan dengan bubur campur dan menyusui dari payudara kiri dan
kanan bergantian dan usia , E ;A bulan dengan makanan keluarga serta tetap memberi
"9I.
Bab DI
PENUTUP
,angunlah ji!anya bangunlah badannya
8ntuk )ndonesia 5aya
(W5 Supratman7 <agu Kebangsaan)
Mulailah dari dirimu sendiri
(Kata orang bijak)
Dari perjalanan sejarah, dari masa penjajahan sampai sekarang, &romosi 2esehatan
telah mengalami pasang surut. anyak yang telah dicapai, tetapi lebih banyak lagi yang
belum dilakukan. Di antara semuanya itu, yang paling penting adalah pengambilan
hikmah, makna, nilai atau 1)isdom3 yang dapat ditarik dari rentetan perjalanan sejarah
itu. 2emudian belajar dari semuanya itu kita dapat menjalani masa kini dan menghadapi
masa depan dengan lebih terarah dan mantap.
eberapa hikmah, makna atau nilai yang dapat dipetik dari perjalanan sejarah
&romosi 2esehatan itu adalah sebagai berikut<
*. ah)a &romosi 2esehatan #atau apapun namanya )aktu itu< &ropaganda,
&endidikan, &enyuluhan atau nama lainnya lagi$ merupakan kebutuhan mutlak
baik bagi masyarakat maupun bagi penyelenggara kesehatan.
;. ah)a upaya promosi kesehatan perlu dilakukan secara terpadu dengan program-
program kesehatan. &romosi kesehatan tanpa program akan tidak berarti apa-apa
**-
#lumpuh$, sebaliknya program kesehatan tanpa promosi kesehatan akan kurang
mengenai sasaran #buta$.
?. ah)a gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan esensi dari upaya &romosi
2esehatan. %paya ini adalah upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat.
%paya ini dapat dilakukan dengan model &endidikan 2esehatan 8akyat #Model
ekasi$, Daerah 2erja Intensif &2M #Model andung$, &endekatan >dukatif,
&engembangan &2MD, &osyandu, Berakan &69, dll.
A. ah)a gerakan pemberdayaan masyarakat tersebut perlu didukung dengan upaya
bina suasana #mempengaruhi opini publik$ dan upaya ad7okasi kebijakan
#mempengaruhi kebijakan yang berorientasi sehat$. ah)a untuk itu perlu
dikembangkan rencana aksi yang jelas dan operasional.
0. ah)a kemitraan dengan berbagai pihak perlu dilakukan, baik lintas program,
lintas sektor, pemerintah-masyarakat, termasuk s)asta dan C9M, &usat-Daerah,
unsur pelayanan-unsur ilmu)an!&erguruan Tinggi, maupun antara berbagai
negara dalam lingkup lingkup global!internasional.
-. ah)a 9DM promosi kesehatan profesional perlu dipersiapkan dengan sungguh-
sungguh, sehingga mempunyai kemampuan yang diperlukan sebagai planner,
mediator, educator, ad7ocator, social marketer, dll.
/. ah)a metode dan teknik promosi kesehatan perlu terus menerus dikembangkan
secara bertahap sesuai dengan kemajuan dan perkembangan I&T>2, yang juga
dapat memenuhi berbagai kebutuhan berdasar keadaan, masalah dan potensi
setempat.
5. ah)a pengembangan promosi kesehatan perlu dilakukan berdasarkan pada fakta
#e7idence-based$ dengan mendayagunakan data dan informasi dalam perencanaan
dan pencatatan!pelaporan, yang dilakukan sejak di tingkat 2abupaten!2ota,
sampai tingkat &ro7insi dan (asional.
,. ah)a untuk menjalankan kegiatan promosi kesehatan diperlukan dukungan
organisasi yang mantap, baik di &usat, &ro7insi, maupun 2abupaten!2ota,
dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai. "pabila memungkinkan
di tingkat &usat eselonnya dapat ditingkatkan menjadi eselon I sehingga dapat
mengemban 7isi dan misinya secara lebih berhasil guna dan berdaya guna.
9edangkan di tingkat &ro7insi dan 2abupaten!2ota menyesuaikan.
**/
*.. 9elain itu juga diperlukan adanya 4rganisasi &rofesi &romosi 2esehatan yang
kuat, yang berperan antara lain sebagai mitra, pemikir, pemasok, pengamat dan
pengkritik kegiatan promosi kesehatan di lapangan.
9elanjutnya, perlu disadari bah)a upaya promosi kesehatan merupakan
tanggungja)ab kita bersama, bahkan bukan sektor kesehatan semata, melainkan juga
lintas sektor, masyarakat dan dunia usaha. &romosi kesehatan perlu didukung oleh semua
pihak yang berkepentingan #stakeholders$. 2esamaan pengertian, efektifitas kerjasama
dan sinergi antara aparat kesehatan pusat, pro7insi, kabupaten!kota dan semua pihak dari
semua komponen bangsa adalah sangat penting dalam rangka mencapai 7isi, tujuan dan
sasaran promosi kesehatan secara nasional. 9emuanya itu adalah dalam rangka menuju
Indonesia 9ehat, yaitu Indonesia yang penduduknya hidup dalam perilaku dan budaya
sehat, dalam lingkungan yang bersih dan kondusif dan mempunyai akses untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga dapat hidup sejahtera dan
produktif.
Itu semua kita lakukan adalah dalam rangka membangun ji)a dan membangun
badan, sebagaimana tertuang dalam lagu kebangsaan kita. Maka 6iduplah Indonesia
8aya. Dalam kaitan dengan itu, kita, kapan dan di manapun berada, perlu melakukan
sesuatu, apa saja yang dapat kita lakukan asal positif, dengan ihlas. 9ebagai penutup buku
ini, kita perlu renungkan kata-kata bijak dari orang yang sangat bijak bestari, yaitu<
1Mulailah dari dirimu sendiri3.
**5

Anda mungkin juga menyukai