PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata “globalisasi” atau “kesejagatan” dewasa ini menjadi kata sehari-hari yang sering diucapkan
dimana-mana. Kata Globalisasi tersebut menunjukan gejala menyatunya kehidupan manusia di
planet bumi ini tanpa mengenal batas-batas fisik geografik dan sosial yang kita kenal sekarang
ini.
Globalisasi berkembang melalui proses yang dipicu dan dipacu oleh kemajuan pesat “revolusi”
di bidang teknologi komunikasi atau informasi, transportasi dan perdagangan yang dikenal
dengan istilah Triple T.
Globalisasi ini membawa angin perubahan baru dalam kehidupan kita, baik sebagai individu
maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Angin perubaahan sebagai
dampak kesejagatan tersebut di satu sisi dapat membawa kemajuan, namun di sisi lain
dikhawatirkan akan menghancurkan atau sekurang-kurangnya mengikis negara bangsa (nation
state). Hal ini sejalan dengan pemikiran Naisbitt bahwa menyatunya kehidupan di dunia
(globalisasi) disertai dengan munculnya berbagai paradoks. Di satu pihak ekonomi global
menuju ke satu kesatuan dan di pihak lain terjadi kecenderungan (Trend) politik lahirnyaa
ratusan negara baru. Sehubungan hal itu, pertanyaan yang menarik untuk dikaji ialah : Apakah
“globalisasi” akan menghilangkan negara bangsa (nation state)? Agar negara bangsa indonesia
tidak tergilas dampak negatif globalisasi tersebut, berbagai transformasi yang membawa
perubahan tidak dipandang sebagai “ancaman”(threat), tetapi haruslah dipandang sebagai suatu
“peluang” (oportunity) untuk meningkatkan, mengembangkan, dan memperkokoh diri kita
sebagai bangsa, agar sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju. Untuk itulah,
diperlukan Tannas yang tangguh bagi bangsa indonesia di Era Globalisasi.
Kata “politik” secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang akar katanya adalah
polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu Negara dan teia, berarti urusan.
Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum
warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara
dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Politics dan policy
memiliki hubungan yang erat dan timbal balik. Politics memberikan asas, jalan, arah, dan
medannya, sedangkan policy memberikan pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah
tersebut sebaik-sebaiknya.
Dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yng
digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Sedangkan policy, yang dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan sebagai kebijaksanaan, adalah penggunaan pertimbangan-pertimbangan
yang dianggap dapat lebih menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita atau tujuan yang
dikehendaki. Pengambil kebijaksanaan biasanya dilakukan oleh seorang pemimpin.
B. Permasalahan
Indonesia adalah negara yang terletak di antara dua buah benua Asia – Australia, dan diantara
dua buah Samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak negara indonesia yang
strategis tersebutlah yang menyebabkan mudah masuknya pengaruh-pengaruh dari luar seperti
pengaruh dari Globalisasi. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap Perumusan Politik dan
Strategi Nasional dan cara penyelesaiannya.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar pembaca dapat mengetahui Bagaimana
Pengaruh Globalisasi Terhadap Perumusan Politik dan Strategi Nasional dan cara
penyelesaiannya.
D. Manfaat Penuliasan
· Menambah wawasan mengenai apa pengaruh Globalisasi terhadap Perumusan Politik dan
Strategi Nasional.
· Menumbuhkan sikap kritis mengenai pengaruh Globalisasi terhadap Perumusan Politik
dan Strategi Nasional.
BAB II
LANDASAN TEORI
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai
suatu cita-cita dan tujuan national. Dengan demikian definisi poltik nasional adalah asas, haluan,
usaha serta kebijaksanaan Negara tentang pembinaaan (perncanaan, pengembangan,
pemeliharaan dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan
nasional. Strategi nsional disusun untuk pelaksanaan politik nasional, misalnya strategi jangka
pendek , menengah, dan jangka panjang. Jadi strategi adalah cara melaksanakan politik
nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok pokok pikiran yang terkandung
dalm sistem manajemen nasionalyang berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, wawasan
Nusantara dan Ketahanan nasional.
Landasan pemikiran dalam system manajemen nasional ini sangat penting sebagai
kerangka acuan dalam penyusunan politik dan stratgi nasional, karena didalamnya terkandung
dasar Negara, cita-cita nasional, dan konsep strategis bangsa Indonesia.
Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasrkan system
kenegaraan menurut UUD 1945. sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang menyatakan
bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan “
suprastruktur politik”. Lembaga-lembaga tersebut adalah majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), Dewan perwakilan rakyat(DPR), Badan pemariksa Keuangan (BPK) dan MA.
Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”yang
mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat seperti partai politik, organisasi
kemasyarkatan, media massa , kelompok kepentingan ( interst group) dan kelompok penekan
(presser group), suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki
kekuatan yang seimbang.
Mekanisme penyusunan politikdan strategi nasional ditingkat supra struktur poltik diatur
oleh presiden.Dalam melaksankan tugas ini, presiden dibantu oleh berbagai lembaga tinggi
negara lainnya serta dewan-dewan yang merupakan badan koordinasi seperti Dewan stabilitas
Ekonomi nasional , Dewan penerbangan dan antariksan nasional RI, deawn maritime, dewan
otonomi daerah dan dewan stabilitas politik dan kamanan.
Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi nasional ditingkat suprastruktur politik
dilakukan setelah presiden menerima GBHN. Selanjutnya persiden menyusun program cabinet
dan memilih menteri-menteri yang kan melaksanakan program-program tersebut. Program
cabinet dapat dipandang sebagai dokumen resmi yang memuat politik nasional yang digariskan
oleh presiden. Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga
pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden. Yang dilaksanakan oleh presiden
sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan. Di dalamnya
sudah tercantum program-program yang lebih konkret yang disebut sasaran nasional.
Proses politik dan strategi nasional pada infrastruktur politik merupakan sasaran yang
akan dicapai oleh rakyat Indonesia. Sesuai dengan kebijakan politik nasional, penyelenggara
negara harus mengambil langkah-langkah pembinaan terhadap semua lapisan masyarakat denga
mencantumkan sasarn sektoralnya.
Melalui pranata-pranata politik, masyarakat ikut berpartisipasi dalam kehidupan politik
nasional. Dalam era reformasi saat saat ini masyarakat memiliki peran yang sangat besar dalam
mengontrol jalannya politik dan strategi nasional yang ditetapkan oleh MPR maupun yang
dilaksanakan oleh presiden. Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial
budaya, maupun bidang Hankam akan selalu berkembang karena:
Akibat hubungan bisnis (perdagangan) yang telah menyatukan kehidupan manusia maka timbul
kesadaran yang lebih intern terhadap hak-hak dan kewajiban asasi manusia. Sejalan dengan itu,
kehidupan demokrasi semakin marak dan manusia ingin menjauhkan diri dari berbagai bentuk
penindasan, kesengsaraan, diktator dan perang. Oleh karena itu, liberalisasi dalam bidang
ekonomi ini menuntut liberalisasi dalam bidang politik, dimana keduanya harus berjalan seiring
dan saling menunjang.
BAB III
PEMBAHASAN
Globalisasi Ekonomi dan Ketahanan Nasional
Era Global saat ini, Indonesia menghadapi dua kondisi yang kurang menguntungkan. Pertama,
dinamika lingkungan yang cepat berubah dan cenderung menggelombang (turbulent). Kedua,
intensitas persaingan yang semakin keras dan tajam. Menghadapi hal ini, konsep ketahanan
nasional yang ada wajib terus dievaluasi.
Dinamika lingkungan yang dipelopori oleh perubahan teknologi, telah membawa implikasi
perubahan yang sangat cepat terutama di bidang ekonomi, demografi, sosial, politik, hukum dan
keamanan. Kemudahan yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi memang telah
meningkatkan kesejahteraan umat manusia, namun di sisi lain dapat memberikan ancaman yang
cukup serius apabila perkembangan teknologi tersebut tidak dikelola secara baik berdasar moral
dan etika.
Kemajuan yang sangat pesat di bidang teknologi, terutama teknologi transportasi dan komunikasi
merupakan salah satu sebab terjadinya era globalisasi ekonomi. Pada era tersebut mobilitas
sumberdaya barang dan jasa menjadi semakin tinggi. Juga pada skala ekonomi, perusahaan
dituntut untuk makin efisien dalam penggunaan biaya dan tuntutan kualitas hasil produksi.
Nagara melalui peraturan-peraturannya sering dianggap sebagai penghambat utama mobilitas
sumberdaya barang dan jasa. Negara-negara maju, yang memperoleh rente ekonomi tinggi dari
pesatnya kemajuan teknologi, menuntut berlakunya free trade dalam pengelolaan sistem
ekonomi.
Kecenderungan era perdagangan yang mengarah pada free trade menyebabkan tereduksinya
peran negara untuk melindungi penduduk domestik dari upaya persaingan yang tidak sehat. Hal
ini terutama dilakukan ketika penduduk domestik harus berhadapan dan bersaing dengan
penduduk luar negeri. Oleh karena itu, kemandirian masyarakat terus dituntut ketika negara
mengurangi perannya dalam free trade ini. Dengan kata lain, kita memerlukan ketahanan
nasional yang prima dalam menghadapi kondisi yang cenderung mempunyai turbulensi tinggi
tersebut.
Kesimpulan
Globalisasi merupakan suatu pengertian ekonomi. Globalisasi ini membawa angin
perubahan baru dalam kehidupan kita, baik sebagai individu maupun dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Angin perubaahan sebagai dampak kesejagatan
tersebut di satu sisi dapat membawa kemajuan, namun di sisi lain dikhawatirkan akan
menghancurkan atau sekurang-kurangnya mengikis negara bangsa (nation state).
Kemajuan yang sangat pesat di bidang teknologi, terutama teknologi transportasi dan komunikasi
merupakan salah satu sebab terjadinya era globalisasi ekonomi. Pada era tersebut mobilitas
sumberdaya barang dan jasa menjadi semakin tinggi.
Untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi akibat pengaruh dari globalisasi, maka diperlukan
beberapa strategi pembangunan ketahanan nasional. Strategi pertama adalah peningkatan
kemandirian, kedua adalah strategi peningkatan daya saing.
Strategi peningkatan kemandirian hendaknya dilakukan dengan memberikan prioritas utama
pada penguatan faktor-faktor internal yang kita miliki. Atau dengan kata lain strategi yang lebih
berorientasi pada resource and knowledge based, karena walaupun bagaimana strategi
pembangunan nasional tetap pada endowment factor yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Sedangkan strategi peningkatan daya saing lebih diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan
kapasitas dari faktor-faktor internal tersebut agar mampu menghasilkan output yang mampu
berkompetisi global. Kedua strategi ini akan berhasil jika sebelumnya dibangun kembali
semangat nasionalisme dan membangun saling percaya antar stakeholder pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
http://dinny-hardiyanti.blogspot.com/2012/04/kasus-ketahanan-nasional.html
www.google.com
http://getrinovella939.blogspot.com/2013/06/implementasi-ketahanan-nasional-era_11.html