Proses assessement merupakan tahap yang kritis dalam membuat perencanaan
farmasis. Farmasis harus melakukan evaluasi secara cermat terhadap terapi obat pasien sebelumnya. Sebelum mengusulkan suatu perubahan terapi. Tugas ini sangat berat karena seseorang farmasis harus mengembangkan pengetahuan tentang : Penyakit Obat Kondisi pasien Untuk membuat keputusan terapi yang tepat . !akupan informasi yang dibutuhkan farmasis" untuk membuat keputusan terapi yang paling mudah dimengerti dan menggunakan model data base pasien #modul $$%. &odel ini mengatur informasi pasien dalam ' kategori : (alam tiap kategori terdapat bermacam)macam informasi yang spesifik. Sumber info untuk data base pasien : &edical chart Pasien Pera*at Petugas kesehatan yang lain. &odel ini dimaksudkan untuk men+adi kerangka ker+a yang komprehensif untuk menghasilkan keputusan terapi obat untuk pasien. ,-. $dentifying : Pharmacotherapetic goals &engetahui dengan pasti tu+uan farmakoterapi adalah suatu keharusan dalam asuhan kesehatan. .agaimana kita dapat mengidentifikasi tu+uan farmakoterapi / Flo* chart dapat membantu ,. ,. $dentify disease characteristic related to the health care need heat influence pharmacotherapeutic goals. Pada kasus Tn. Smith : &enggunakan 0P0P1codein prn tetapi terapi ini tidak dapat mengatasi rasa sakitnya disebabkan karena Tn. Smith mengalami rasa sakit karena kanker metastase ditulang. Tipe penyakit ini dapat diatasi dengan baik oleh 2S0$(s Pada kasus ini tu+uan farmakoterapi yang rasional adalah memberinya analgesik opioid pada +ad*al tertentu dan menambahkan 2S0$(s. Tu+uan lain yang berhubungan dengan pengobatan rasa sakit Tn. Smith adalah untuk mencegah efek yang merugikan khususnya mual)muntah" khususnya : mual)muntah dan konstipasi. Ketika dosis opioid ditingkatkan farmasis harus mempersiapkan untuk memberikan la3ative atau antiemetik secara prn. . $dentify health care goals of other health professionals that influence pharmacotherapeutic hoals. Ketika farmasis menetapkan tu+uan terapi &r. Smith yaitu mengontrol rasa sakit. Pada a*alnya farmasis dapat menentukan pendekatan yang terbaik adalah meneruskan terapi 0P0P1codein pada regimen a*al. Pada kenyataannya dokter dapat mempunyai pendapat lain dan memberikan terapi miperidine #golongan morphin%. Pada keadaan ini farmasis dan dokter harus berdiskusi tentang alasan untuk menggunakan miperidine dalam +angka *aktu lama # muncul efek samping%. &aka kompromi harus tercapai. &isalnya : Farmasis merencanakan pemberian terapi sesuai #rencana 0P0P1codein 4 2S0$(s selama 56 +am%" bila terapi tidak ade7uat maka dapat diberi opioid yang lebih poten. 8. $dentify drug therapi problems that influence pharmacotherapeutic goals. Pada tahap ini farmasis harus menggunakan (TP9 dalam menentukan tu+uan terapi. Farmasis dapat mengidentifikasikan problem therapy untuk menentukan tu+uan farmakoterapi. Pada Tn. Smith problem terapi obat adalah berhubungan dan mengatasi rasa sakit. Tu+uan farmakoterapi adalah mengoptimalkan pada kontrol rasa sakit dengan penggunaan yang ter+ad*al opioid dan 2S0$(s. 5. $dentify nondisease factors that influence pharmacotherapeutic goals. Tn. Smith membutuhkan asuhan kesehatan untuk mengatasi rasa sakitnya yang tak terkontrol Farmasis merekomendasikan pemberian opioid maka Tn. Smith dimungkinkan men+adi adiksi terhadapnya" dan keadaan ini tidak diharapkan ter+adi :drug abuser; terhadap dirinya. Untuk itu farmasis harus men+elaskan berkenaan dengan kemungkinan ini dan farmasis harus :membersihkan hatinya; karena obat ini diperlukan untuk terapi yang adekuat terhadap rasa sakitnya. MENDESAIN RENCANA MONITORING TERAPI OBAT &onitoring plan adalah alat untuk melacak kema+uan pasien dan hail rekomendasi terapi. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari terapi obat #seperti asuhan farmasetik%" famasis perlu mengetahui apakah hasilnya yang diharapkan dapat dicapai / Untuk keberhasilan monitoring perlu dipela+ari : Spesifikasi parameter monitoring Tu+uan monitoring Frekuensi monitoring