Anda di halaman 1dari 4

GMNI (Gerakan Mahasiswa

Nasional Indonesia)
Oleh : Adi Surya

Ketua DPC GMNI Sumedang

Awalnya adalah sebuah kegelisahan yang sama diantara


beberapa mahasiswa Universitas Padjadjaran-Sumedang yang
melihat bahwa masih diperlukannya aktor-aktor perubahan
sosial dan sumbangsih apa yang bisa diberikan dengan label
“mahasiswa” kepada negeri ini.Mungkin,tampak seperti hal
yang naif bagi sebagian orang.Tetapi tidak bagi orang-orang
yang masih memiliki idealisme.Kesadaran individu bertemu
menjadi kesadaran kelompok yang bermuara pada keputusan
kolektif,yakni bergabung dengan gerakan mahasiswa bercorak
nasionalis yang memperjuangkan ideologi kerakyatan.

GMNI atau Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia


merupakan organisasi yang bersifat nasional.Kata gerakan
bermakna organisasi dalam melakukan sebuah tindakan harus
berdasarkan upaya yang terencana dengan tujuan terencana
yang dalam hal ini dimotori oleh mahasiswa indonesia.Motto
organisasi sebagai “Pejuang Pemikir-Pemikir Pejuang”
menggambarkan bahwa kader GMNI tidak hanya berjuang
tanpa dasar pikiran (konsep-konsep) begitupun tidak juga
berpikir tanpa melakukan aksi perjuangan.Kedua karakter
pemikir dan pejuang benar-benar harus melekat dan menjadi
ciri khas kader GMNI.Sedangkan ideologi marhaenisme menjadi
panduan gerak juang setiap anggotanya.

Kalau beberapa orang mengidentikkan GMNI dengan


sosok bung karno,memang hal ini tidak
terbantahkan.Namun,jika mengidentikkan dengan salah satu
partai atau ketakutan terhadap radikalisasi gerakan kiri yang
destruktif, sudah menjadi rahasia umum,bahwa karena potesni
perkembanganya yang pesat,GMNI sengaja dibusukkan dan
dilabelkan dengan hal-hal demikian.Belum lagi sejak Orde Baru
berkuasa,GMNI dan ideologi marhaenisme mengalami
pemberangusan.Wajar,hari ini generasi muda tidak mengenal
organisasi nasionalis ini.Wajar ada streotipe yang benar-benar
memojokkan GMNI.Namun,karena tahan banting itu pula kader-
kader GMNI menjadi militan dan progresif revolusioner.

GMNI kemudian menjadi pilihan para pendirinya di


Sumedang.Pilihan ini bukan lahir dari ruang kosong dan pilihan
acak.Tetapi karena GMNI adalah organisasi yang menerima
anggota tanpa membedakan agama,suku dan ras.Artinya,di
organisasi ini,kita belajar pluralisme dan
multikulturalisme.Kedua,pemikiran bung karno sangat menjiwai
analisa dan pola gerak.Pemikiran Soekarno yang sangat
menarik dan dianggap sebagai solusi bangsa, pantas untuk
dijadikan pedoman.Ketiga,GMNI berideologi marhaenisme yang
memperjuangkan rakyat tertindas dari semua
golongan.Sehingga pada tahun 2002,embrio GMNI Sumedang
mulai bermunculan sampai saat ini.

Di GMNI Sumedang,setiap kader yang hendak bergabung


harus melewati rangkaian tes yang selektif dengan
pertimbangan-pertimbangan.Tak jarang banyak yang tidak
lulus sebagai anggota dikarenakan kendala administratif dan
ideologis.Kita berpegangan pada filosofi kader dan anggota.
Buat apa kita punya seribu anggota ,tetapi tidak punya
kader.Setelah itu,anggota yang lulus akan dimentor potensi
bakatnya.Apakah dibimbing menjadi kader
organisatoris,ideologis atau politik.Sejak awal,spesialisasi
gerakan memang sebaiknya kita lakukan.

Pada perjalanannya, GMNI Sumedang tetap berpegang


pada pro kerakyatan.Semisal,kita melakukan advokasi
Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD) di sebuah mesjid.Anak-anak
warga kita kumpulkan dan diberi pelajaran yang di akhir masa
didik,diberi sertifikat sebagai tanda kelulusan.Advokasi ke
bawah lainnya juga dilakukan pada masyarakat sekitar dan
mahasiswa.Pedagang-pedagang di sekitar gerbang kampus
unpad yang terancam digusur,kita perjuangkan.Baru-baru ini
kita juga melakukan advokasi mahasiswa baru tidak mampu
yang datanya kita serahkan pada pihak terkait atau kita
beritahu informasi kemudahan yang disediakan pihak
kampus.Aksi-aksi kemanusiaan seperti penggalangan dana
bencana alam,selalu kita lakukan.

Sedangkan gerakan intelektual cukup mewarnai gerakan


GMNI di Sumedang.Kita memandang untuk bisa memengaruhi
kebijakan di segala lini.Prestasi akademik tidak boleh
ditinggalkan demi pembenaran atas nama “gerakan”.Kader-
kader Sumedang juga memandang media massa adalah alat
gerakan untuk menyebarkan ideologi dan pemikiran.Mulai dari
rubik opini sampai surat pembaca di media
Kompas,Tempo,Media Indonesia,Koran Sindo,Tribun
Jabar,Pikiran Rakyat dan media kampus semuanya coba kita
masuki.Belum lagi,acara-acara seleksi atau lomba-lomba
nasional yang berhasil diikuti seperti program audisi The Next
Leader Metro TV,Forum Indonesia Muda (FIM),beasiswa-
beasiswa dan kegiatan kewirausahaan juga tidak ketinggalan
kita masuki. Tidak ketinggalan media Internet harus dilirik
sebagai tools mem-propagandakan pemikiran kader GMNI.
Forum-forum demokrasi virtual yang kita bentuk adalah upaya
turut ambil bagian memanfaatkan teknologi sebagai media
perjuangan.Hal ini penting, karena GMNI mau tidak mau juga
tidak bisa lepas dari bagaimana membantuk brand di mata
publik dan mempersuasi publik dengan ideologi GMNI sesuai
dengan nafas zaman.

Namun,tentunya banyak sekali kendala yang dihadapi


untuk sebuah idealisme.Kebanyakan perjuangan dilakukan
dengan model udunan sebagai biaya sebuah upaya
perubahan.Prinsip berdikari benar-benar kita terapkan dalam
berjuang.Tetapi itu bukan kendala dan alasan kemandegan
gerakan.Selain itu tantangan zaman yang makin kompleks
membutuhkan lebih dari sekedar idealisme.Konsep gerakan
yang aktual harus terus menerus dicari dan dirumuskan.Untuk
itulah dalam forum-forum diskusi internal,kita mencoba trying
and error untuk keluar dari pola-pola usang
gerakan.Dan,tentunya banyak lagi lubang yang harus kita
tambal dalam memperjuangkan ideologi
GMNI.Bagaimanapun,dengan menyandang label aktivis
mahasiswa,tidak boleh surut kita berpantang.

GMNI sumedang hanyalah salah satu aktor yang mencoba


memberikan apa yang bisa diberikan dalam mengisi
kemerdekaan.Kita kumpulan orang-orang yang sepakat dengan
panji-panji nasionalisme,marhaenisme,pluralitas,persatuan
harus terus ditegakkan di bumi pertiwi ini.Sekali lagi,gerakan
mahasiswa bukan dewa serba bisa menyelesaikan masalah
kemiskinan,pengangguran,konflik sosial dan sebagainya.Untuk
itu,kita mengajak setiap elemen untuk menyambung sinergi
gerak juang.Perubahan tidak bisa dilakukan sendirian dan
menunggu Kalau begitu mari bergabung dan berjalan
beriringan. .”Kami memang secuil api dalam lautan api
perjuangan,namun kami tetap api”.Merdeka !!! Marhaen !!!
Menang !!!

Anda mungkin juga menyukai