Anda di halaman 1dari 3

Hilangnya Mantra Tangan-Tangan

Ajaib
Oleh : Adi Surya
Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumedang
Mahasiswa FISIP Unpad

Krisis keuangan yang melanda Amerika Serikat ternyata membawa

dampak yang signifikan bagi perekonomian dunia. Negara adidaya yang

menganut fatsun pasar bebas itu akhirnya ambruk setelah kredit macet

perumahan (subprime mortage) meluluhlantahkan korporasi-korporasi yang

selama ini menjadi denyut nadi perekonomian negeri Paman Sam. Dunia pun

bergejolak karena semakin terintegrasinya pasar keuangan dalam bingkai

globalisasi, membawa konsekuensi jika Amerika Serikat bersin, maka belahan

dunia lainnya ikut demam. Krisis ini menunjukkan Amerika Serikat yang

merupakan barometer dunia, semakin kehilangan pamornya sebagai

penganjur paling getol tentang non-intervensi negara dalam perekonomian.

Dengan disetujuinya dana talangan (bailout) oleh kongres, sebenarnya

pemerintah Amerika Serikat seperti menjilat ludahnya sendiri. Penganut

doktrin mekanisme pasar sangat anti pada intervensi negara. Mereka lebih

suka membiarkan pasar mengoreksi sendiri dari segala kebobrokan finansial.

Namun faktanya, pemerintah akhirnya turun tangan juga untuk

menyelamatkan dan meredam krisis agar tidak terlalu parah. Berangkat dari
sini, akhirnya bermuara kepada pertanyaan, apakah era doktrin mekanisme

pasar telah jatuh ke titik nadir ?

Dalam perdebatan tentang bagaimana mengelola ekonomi, ada dua

mahzab yang senantiasa menjadi musuh bebuyutan. Pertama, mahzab

ekonomi klasik yang berpandangan pasar tidaklah sempurna, untuk itu peran

negara dibutuhkan. Kedua, penganut pasar bebas yang memiliki gagasan

intervensi negara hanya akan merusak dinamika pasar dan negara harus

keluar dari arena. Pasar dianggap punya mekanismenya sendiri yakni invisible

hand (tangan ajaib) yang bisa mengoreksi ketidaksempurnaan pasar itu

sendiri. Pasar bebas mensyaratkan free entry dan free exit ( bebas masuk dan

keluar). Hanya keuntungan dan bukan pemerintah yang menentukan pelaku

ekonomi masuk pasar dan menyerap surplus, lalu keluar di saat defisit.

Menurut Joseph Stiglitz, pemenang hadiah nobel ekonomi mengatakan,

pasar telah secara ilmiah tidak bisa berjalan sempurna. Ideal pasar bebas

yang sempurna hanya bisa berjalan salah satunya bila ada informasi

sempurna. Sementara, dalam pasar bebas ada informasi yang asimetris yaitu

suatu kondisi pasar dimana yang satu memiliki informasi lebih dibanding

pihak lainnya. Asimetri ini yang membuat ekonomi pasar inheren mengandung

ketimpangan.

Krisis keuangan ini membawa pesan dan sinyal perlunya kita meninjau

ide mekanisme pasar untuk mengatur ekonomi. Sangat penting untuk

merumuskan kembali keseimbangan pasar dan negara. Ironis ketika pelaku

krisis adalah korporasi yang sepakat dengan ide mekanisme pasar tetapi
ketika ambruk berteriak meminta campur tangan negara dengan

mengeluarkan dana talangan yang notabene adalah uang rakyat.

Anda mungkin juga menyukai