Anda di halaman 1dari 83

Copyright2010@edi_ahsani

0
RADI OLOGI





Materi kuliah UNSRI
1. DASAR DASAR ILMU RADIOLOGI 1
2. Prinsip-Prinsip Radioterapi 14
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI) 25
4. Proteksi Radiasi 34
5. Radiologi Tulang 40
6. Cardiothoracic index 61
7. Ultrasonografi (USG) 68
8. Pediatrics X-ray diagnosis of cianotic Congenital Heart disease.79






Editor : Edi Ahsani
Blog : http://noteskedokteran.blogspot.com
-----------------------------------------------------------------------------------------
-----
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya (Allah SWT) ialah menciptakan langit dan
bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
(QS. 30:22)
Copyright2010@edi_ahsani
1
DASAR DASAR ILMU RADIOLOGI
dr. Muhammad Salim,SpRad
Staf Bag. Radiologi RSMH/FK UNSRI

DEFINISI
Radiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang radiasi.

Radiasi adalah pancaran atau rambatan energi melalui suatu ruangan atau
medium dalam bentuk gelombang.
Ruang lingkup radiologi meliputi:
1. Radiodiagnostik
2. Radioterapi
3. Proteksi radiasi

Ad 1.Radiodiagnostik
Berfungsi sebagai penunjang diagnostik suatu penyakit.
misalnya: foto thorax dll.
Ad 2. Radioterapi
Berfungi untuk mengobati penderita penderita kanker dengan jalan
membunuh sel sel kanker dengan memakai sinar atau sinar-x
tegangan tinggi (cobalt 60, LINACC).
Ad 3. Proteksi radiasi
Bidang ini berfungsi untuk melindungi pekerja radiasi yang meliputi
dokter ahli radiologi, radiografer serta orang orang disekitar sumber
radiasi(alat rontgen) dari paparan sinar radiasi atau efek sinar radiasi itu
sendiri.

Radiodiagnostik
modalitas yang dipakai dalam bidang radiodiagnostik:
1. Yang menggunakan sinar-x(sinar rontgen).
x-ray konvensional
500 mA, 350 mA, 100 mA.
CT-Scan
computed tomography scanning
x-ray konvensional
- dengan fluoroskopi
-angiography/cateterisasi jantung
-C-ARM
- tanpa fluoroskopi
-500 mA
-350 mA, 150 mA
CT-Scan
Copyright2010@edi_ahsani
2
- dual slice
- multi slice
Modalitas yang menggunakan sinar-x ini harus digunakan dengan hati
hati, karena mempunyai sifat yang dapat mengionisasi jaringan tubuh
manusia, sehingga dapat terbentuk radikal bebas.

2. Ultrasonografi (USG)
alat ini menggunakan gelombang suara (ultrasound) yang berfrekuensi
tinggi.
Misal: 4-D +color doppler. Alat ini aman, tidak bersifat mengionisasi
jaringan tubuh. Banyak digunakan pada wanita hamil.

3. MRI
alat ini memakai medan magnet dalam operasionalnya. Tidak mempunyai
sifat ionisasi jaringan tubuh.sehingga aman dipakai, tetapi harus hati -
hati karena penderita dimasukan ke dalam medan magnet, sehingga bila
ada pace maker atau klip aneurysma arteri di otak akan lepas.

4. Radionuclear (nuclear scanning)
alat ini memakai radio-isotop dalam operasionalnya. Misal: J
131
akan
memancarkan sinar yang kemudian ditangkap oleh alat yang bernama
geiger-counter.
Sinar-x(sinar rontgen) dan sinar perlu kita awasi pemakaiannya karena
kedua sinar ini mempunyai sifat mengionisasi jaringan tubuh yang
selanjutnya akan membentuk radikal bebas sehingga dapat menyebabken
kerusakan jaringan pada tubuh.
Sinar-x dan sinar ini terdapat pada alat radiodiagnostik dan radioterapi.












Copyright2010@edi_ahsani
3
Copyright2010@edi_ahsani
4
Copyright2010@edi_ahsani
5

Sinar x (sinar Rontgen)
Pada tanggal 8 november 1895, prof.w.c.rontgen(1845-19239)
menemukan sinar x.
Copyright2010@edi_ahsani
6
Sinar x ini sebenarnya merupakan sinar elektromagnetik, dengan
panjang gelombang antara 5-0,01.

Sifat-sifat pokok sinar x:
1. Bergerak lurus
2. Mempunyai kemampuan daya tembus
3. Dapat menimbulkan cahaya pada zat-zat tertentu(efek luminescent)
4. Mempunyai efek photography
5. Mempunyai efek ionisasi
6. Mempunyai efek biologic
Ad1. Bergerak lurus
Ad2. Mempunyai kemampuan menembus bahan(mis: jaringan tubuh).
setelah menembus bahan maka sinar x akan melemah(attenuasi).
Pelemahan sinar ini(attenuasi) disebabkan:
-absorption(penyerapan oleh bahan)
-scatter
Copyright2010@edi_ahsani
7
Ad3. Menimbulkan cahaya pada zat-zat
tertentu, ini disebut efek luminescensi.
Efek ini terdiri dari 2 macam yaitu:
-fluorescensi
-fosforescensi
misalnaya bila sinar x mengenai zat zinc sulphide atau zat
calcium tungstate, maka zat ini akan berpendar. Pada fluorescensi cahaya
yg dikeluarkan cepat hilang sedangkan fosforescensi cahaya yang
dipancarkan akan menetap beberapa saat.
Ad4. Mempunyai efek photography. Sinar x dapat mengubah
photograpic emulsion.
Ad5. Mempunyai efek ionisasi. Sinar x mampu mengionisasi jaringan.
Ad6. Mempunyai efek biologic.sinar x dapat menyebabkan perubahan
pada jaringan hidup
Sumber radiasi ada 2:
Dari alam: sinar alpha, beta, gamma, positron, infra red, ultraviolet.
Dari buatan manusia: sinar x, sinar gamma
P
n
-
-
-
-
-
-
-
-
- -
Atom terdiri dari inti bermuatan positif dan awan
sekelilingnya yang bermuatan negatif. Inti terdiri dari
proton yg bermuatan positif adan neutron yg tak
bermuatan.
k
L

Elektron yang mengelilingi inti berada dalam orbit tertentu dengan
jarak berbeda-beda terhadap inti nya.
J umlah max pada elektron kulit K 2buah dan kulit L 8buah.
Sinar x dihasilkan dari tabrakan elektron berkecepatan tinggi pada
target yang terdiri dari logam tungsten
Copyright2010@edi_ahsani
8
-
- -
-
Lintasan
elektron
cepat
Sinar x
Elektron cepat yang
dihamburkan.
Energinya
berkurang


Berguna untuk membatasi berkas sinar x yang keluar dari tabung
Rontgen .
Ada 2 macam :
1. Bentuk Conus.
2. Sistem Diaphragma.
Sistem ini tidak hanya mengurangi dosis Radiasi pada pasien tetapi
juga menghasilkan gambaran yang lebih baik.
Copyright2010@edi_ahsani
9


Efek Radiasi Hambur Terhadap Ketajaman Film.
Film disinari oleh 2 golongan Foton ( sinar x) :
1. Foton (Sinar X) Primer,Berjalan lurus dari tabung
sinar x menembus penderita dengan tidak berubah arah tetapi berkurang
jumlahnya. Berkas sinar inilah yang membentuk pola pada film.
2. Foton Hambur.Tidak berpola dan menyinari seluruh film
secara tak merata dan dapat mengurangi ketajaman film.
Copyright2010@edi_ahsani
10
GRID
Adalah Alat yang terbuat dari Pb berbentuk
gambaran garis-garis lurus yang sejajar.Radiasi
Hambur yang bergerak miring dihentikkan oleh
GRID sedangkan Foton Primer yang bergerak
lurus akan melalui GRID ke Film.

.
Lapisan pada Film Rontgen.
Keterangan.
No.1Film Base terbuat dari Cellulose Triacetate atau Polyester.
No.2Lapisan Emulsi terdiri dari Gelatin dan Kristal-Kristal Ag Br.
No.3Lapisan Perekat terdiri dari Larutan Cellulose Acetate.
No.4Super Coating terdiri dari Gelatin yang Bening.


Copyright2010@edi_ahsani
11
Pembentukkan Pola Pada Film.
Hal ini terjadi karena Penyerapan Sinar x dalam tubuh berbeda- beda
maka banyaknya Foton Sinar x yang mengenai film juga berbeda-beda.
1. Sinar x berjalan dalam garis lurus.
2. Sinar x diabsorbsi/diserap dan diteruskan oleh bahan(jaringan).
Penyerapan (absorption) oleh bahan tergantung:
1. Nomor atom bahan yang ditembus. Mis: tulangyang
mayoritas ca(no atom 20)akan lebih banyak menyerap sinar
x dibanding soft tissue.
2. Densitas(kepadatan) bahan yang dilewati. mis: udara
densitasnya lebih kecil dari otot/soft tissue.
3. Ketebalan dari bahan yang dilewati. Mis: orang gemuk akan
menyerap lebih banyak sinar x
4. Panjang gelombang sinar x nya.
Setelah film di Expose, Film dimasukkan kedalam DEVELOPER
,disini terjadi
Ag Netral (Latent) menjadi Ag Hitam.
DEVELOPER tidak merubah kristal yang tidak mengandung Gambaran
Latent.Selanjutnya film dimasukkan kedalam cairan Penetap dan
Pengeras (Fixation & Hardening) atau disebut juga cairan Fixer.Ag Br
yang tidak terkena sinar x akan dilarutkan dalam cairan Fixer ini.
No Proses Waktu Yang terjadi
1 Expose 0,01 10 dtk Gambar Latent
terbentuk.
2 Pembangki tan
( DEVELOPER)
3 10 meni t Gambar Latent
di ubah j adi perak.
3 Dibil as dengan ai r
bersih
1 meni t Pembangki tan
berhenti dan
menghi langkan
pembangki t yang
berl ebi h.
4 Penetap &
Pengeras
(Fixati on &
Hardeni ng)
10 30 meni t Mel arutkan sisa Ag
Br dan
memperkeras
Gel atin.
5 Dibil as dengan ai r
bersih
30 menit Menghi l agkan si sa
pembangki t dan
penetap.
6 Dikeri ngkan 30 menit Menghi l angkan Air
No 1 s/d 4 dil akukan dikamar gel ap.

Copyright2010@edi_ahsani
12
Sifat penting dari film yang dipakai pada radiografi adalah
kemampuan sinar x untuk membuat pola dari bermacam-macam
kehitaman pada film.
Efek cahaya kelihatan terhadap film.
Film Rontgen lebih peka terhadap cahaya kelihatan dibanding
sinar x,hal ini disebabkan cahaya kelihatan diserap seluruhnya oleh
film.Sedangkan sinar x hanya sebagian yang diserap.










Copyright2010@edi_ahsani
13

1. FFD yang besar ( Focus Film Distance).
2. Waktu Exposi yang singkat.
3. OFD ( Objek Film Distance) yang kecil.
4. Obek Sejajar Film.
5. Gerakan Kecil.
6. Bintik Focus Kecil.

Faktor Geometri yang mempengaruhi Gambar Rontgen.
1. Pembesaran Ukuran :
a. Bila objek sejajar dengan Film maka bentuk bayangan sama tetapi
ukuran diperbesar.
b. Efek Sinar Oblique
2. pengurangan Ukuran :
Terjadi bila objek tak sejajar dengan film.




Copyright2010@edi_ahsani
14
PRINSIP-PRINSIP
RADIOTERAPI
OLEH:
DR. H. JASRIL JAHIDIN, Sp Rad(K) Onk Rad
BAGIAN RADIOLOGI RSMH / FK UNSRI
PALEMBANG
2009

Radioterapi adalah suatu cara pengobatan penyakit-penyakit
keganasan dengan menggunakan sinar pengion.

Cara pengobatan dengan sinar pengion ini mulai digunakan sejak
ditemukannya sinar X oleh
W. C Rontgen tahun 1895, Radium oleh Pierre dan Marrie Currie
tahun 1896 serta sifat-sifat radioaktifitas oleh Bacquerel tahun 1901.

Pada saat itu radioterapi banyak digunakan untuk berbagai jenis kanker
kulit serta tumor-tumor yang letaknya superficial.

Bahkan mereka juga menggunakannya untuk berbagai kelainan yang
tak ada hubungannya sama sekali dengan neoplastik, seperti: Acne,
arthritis, Exzem, atau Veruca.
Tetapi timbul permasalahan baru, karena tumor-tumor yang tadinya
hilang kambuh kembali dan kerusakan-kerusakan pada jaringan mulai
tampak.
Selama lebih kurang 20 tahun radioterapi mengalami masa kegelapan
dan evolusinya.
Perkembangan baru timbul setelah Claude Regaud, dkk (1920)
berhasil menghentikan spermatogenesis secara permanen pada hewan
percobaan dengan dosis radiasi secara fraksinasi.

Sedangkan dengan dosis tunggal gagal memberikan efek biologis yang
sama, bahkan memberikan kerusakan jaringan sehat yang lebih parah
dibandingkan dengan dosis fraksinasi.

Copyright2010@edi_ahsani
15
Serupa halnya dengan spermatogenesis secara permanent pada hewan
percobaan dengan dosis radiasi secara fraksinasi.

Serupa halnya dengan spermatogenesis , pada sel-sel kanker juga
ditemukan tingkat mitosis yang tinggi.

Dengan mengambil analog ini Claude Regaud dkk menerapkan teknik
fraksinasi. Serupa halnya dengan spermatogenesis, pada sel-sel kanker
juga ditemukan tingkat mitosis yang tinggi.

Dengan mengambil analog ini Claude Regaud dkk menerapkan teknik
fraksinasi dosis ini pada pengobatan kanker dan teknik ini digunakan oleh
orang sampai sekarang, walaupun demikian pemberian dosis tunggal pada
keadaan tertentu masih digunakan orang.

Radioterapi adalah suatu terapi lokal. Volume radiasi, yaitu besar
jaringan yang di radiasi sampai suatu dosis terapeutik, harus ditentukan
sedemikian rupa sehingga semua bagian tumor masuk ke dalamnya.

Memilih volume yang lebih besar dengan alasan demi amannya akan
merusak jaringan normal sekitarnya. Tetapi jika volume radiasi terlalu
kecil akan timbul residif pinggiran.

RADIOBIOLOGI

Radiobiologi adalah ilmu yang mempelajari aspek biologik yang
ditimbulkan oleh radiasi.

Ilmu yang usianya relatif amat muda ini berhubungan erat dengan ilmu
radioterapi.

Ilmu inilah yang menerangkan hubungan antara dosis radiasi dengan
survival dari sel yang mendapat radiasi, faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kepekaan sel tumor terhadap radiasi (radiosensitifitas),
pentingnya pemberian dosis secara fraksinasi.

Radiosensitifitas yang merupakan kepekaan dari sel atau jaringan
terhadap sinar pengion tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
I. Intrasellular
II. J aringan
III. Pengaruh luar


Copyright2010@edi_ahsani
16
I. Intrasellular
Menurut Barganie Trebandeau; sensitifitas sel berhubungan erat
dengan:
1.Daya proliferasi sel
Radiosensitifitas meningkat bila daya proliferasi sel tersebut
meningkat,
misalnya sel-sel gonad.
2. Mitosis sel
Sel-selnya mitosisnya berlangsung lama, maka sensitifitasnya juga
meningkat.
3. Differensial sel
Sel-sel yang tinggi differensinya, maka sensitifitasnya rendah, makin
tinggi differensial sel tersebut, maka makin rendah sensitifitasnya,
sebaliknya makin rendah atau makin jelek differensiasinya sel maka
makin tinggi sensitifitasnya.
Oleh karena itu gambaran Patologi Anatomi/ Histopatologi sangat
penting, sebab radiosensitifitas tinggi, maka dosis radiasi yang diperlukan
lebih kecil.
Sedangkan pada sel yang mempunyai radiosensitifitas rendah akan
diperlukan dosis radiasi yang lebih besar.
II. J aringan
Berbeda jaringan berbeda pula sensitifitasnya. Dalam hal ini dibagi
dalam empat golongan, yaitu
1. Sangat sensitif, misalnya:
a. Gonad
b. Haemopoitik sistem
c. Limpoid sistem
2. Cukup sensitif
a. sel epitel mukosa, kulit, buli-buli, cornea, lensa mata,
mikrovaskuler
b. sel-sel syaraf otak pusat, otak sampai medulla spinalis
c. tulang rawan yang sedang tumbuh, kecuali mukosa vagina
dan endometrium yang dapat menahan dosis radiasi 20.000-
40.000 cGy.
3. Kurang sensitif
- otot, tulang, dan tulang rawan dewasa
4. Resisten
- J aringan ikat dan serabut syaraf
Radiosensitifitas tumor lebih kurang sebanding dengan jaringan asalnya,
kecuali pada beberapa jaringan yang cukup sensitif:
Melanoma maligna walaupun dari epitel tetapi
sensitifitasnya rendah
Adeno carcinoma sentifitasnya rendah
Copyright2010@edi_ahsani
17
Ginjal kalau dilihat isinya adalah epitel yang termasuk golongan
cukup sensitif, tetapi secara fungsional sangat sensitif (toleransi ginjal
tidak lebih dari 2600 cGy), tetapi:
Grawits tumor sensitifitasnya rendah
Willms tumor sangat sensitif (embryonal)

III. Pengaruh Luar

1.Oxygen:
Hyperbaric radiasi, penderita menghisap oxygen sebanyak-banyaknya
sehingga saturasi meningkat dan akibatnya sensitifitasnya meningkat
pula.
Disini dapat menggunakan:
a.Tank saturated oxygen atau
b.Masker oxygen
2. Bahan-bahan kimia
a.Radiosensitizer
yaitu bahan- bahan yang bersifat meningkatkan sensitifitas tumor,
misalnya:
- 5 FU
- MTX
- Actinomycine D
- Metrodinazole (Flagyl)
b. Radioprotektor
yaitu bahan-bahan yang bersifat melindungi jaringan yang sehat/
menurunkan sensitifitas, misalnya:
- Cysteine
- Glutation
3. Temperatur
Konsep hyperthermia, berdiri sendiri dalam pengobatan kanker dan
termasuk ke dalam radiology (temperatur di atas 41 derajad celsius
sensitifitasnya meningkat).
Tetapi pada demam tinggi karena infeksi tidak boleh di atas 41 derajad
Celsius sensitifitasnya meningkat).
Tetapi pada demam tinggi karena infeksi tidak boleh diradioterapi
karena dapat menyebabkan septicemia.
Bila radiasi pengion mengenai sel/ persenyawaan maka yang
mengalami efek terberat adalah yang:
jumlahnya banyak
molekulnya besar
tak stabil


Copyright2010@edi_ahsani
18
Radiasi pengion yang mengenai sel
dapat berpengaruh berupa:
a. Kematian sel langsung, hal ini timbul sebagai akibat penyerapan
sejumlah partikel yang menyebabkan kerusakan bermacam-macam
isi struktur sel.
b. Pertumbuhan yang dihambat, karena disintegrasi sebagian
protoplasma.
c. Penekanan pembelahan sel, karena pengaruh pada pusat motorik
sel.
d. Penekanan pembelahan sel, karena pengrusakan sentriole dari sel
e. Kelainan dalam pembelahan sel, karena rusaknya khromatin dari
inti
f. Malformasi herediter, karena rusaknya khromosom.

RADIOTERAPI MENURUT CARA PEMBERIANNYA

I. Radiasi eksterna/ Teleterapi
Sumber:
X-ray; 40-120 KVSuperfisial
120-230 KV--Orthovoltage
230-1 MeV Orthovoltage
Linec; MeV 60--Megavoltage
MeV 74-- Megavoltage
Co60, Cs 137-- Megavoltage
II. Radiasi interna
Disini menggunakan aplikator, dimana aplikator dipasang terlebih
dahulu kemudian baru dimasukkan radioaktif.
Saat ini cara tersebut lebih dikenal dengan teknik Afterloading dan
digunakan untuk pengobatan kanker mulut rahim atau kanker nasofaring.
Sumber radiasi dapat: Co 60 atau Cs 137
III.Interstitial therapy
Disini source dari radioaktif langsung diimplantasikan pada tumor
biasanya tumor-tumor yang letaknya superficial.
Sumber radiasi dapat: Co 60, Cs 137 atau jarum radium.

IV.Systemic irradiation : I 131.

INDIKASI RADIOTERAPI
Radioterapi dapat diberikan pada:
1. Tumor-tumor paling sedikit radioresponsif
2. Tumor-tumor yang tidak dapat dilakukan operasi, misalnya:
- kanker nasofaring
- tumor mediastinum
Copyright2010@edi_ahsani
19
3. tumor-tumor yang secara statistik dengan radioterapi mempunyai rate
lebih rendah, tetapi:
- fungsi alat masih dapat dipertahankan
- bila terjadi residif fungsi alat masih dapat
dilakukan operasi , misalnya:
>kanker laring
>kanker buli-buli
4. Penyakit yang multifokal, misalnya
Lymphoma maligna.
5. Tumor-tumor yang cepat
bermetastase, misalnya:
- reticulum cell sarcoma
- oat cell carcinoma paru

RADIOTERAPI SEBAGAI TINDAKAN KURATIF

Dengan kemajuan teknologi dan pengalaman serta dibantu dengan
catatan-catatan kasus yang teliti dalam jangka panjang, sekarang seorang
ahli radioterapi dapat menggunakan terminologi CURE dengan
keyakinan yang sama dengan seorang ahli bedah, sedangkan dahulu
orang beranggapan bahwa radioterapi hanya dapat digunakan untuk
pengobatan paliatif penyakit kanker.

Sebenarnya yang menjadi masalah dalam terapi kanker bukanlah
tumor dini, tetapi tumor yang lanjut (locally advanced), sedangkan
untuk tumor yang dini terapinya dapat dikatakan boleh pilih
operasi saja atau radioterapi saja

Kanker Larynx stadium I lebih dipilih radioterapi karena dengan
keuntungan tanpa terganggunya fungsi pita suara, demikian juga dengan
kanker mulut rahim stadium I.

Sebagaimana halnya dengan terapi bedah, maka terapi radiasi juga
bersifat lokal, sehingga jika terjadi adanya metastase jauh, maka tindakan
utama umumnya bukanlah radioterapi, kecuali pada keadaan-keadaan
tertentu yang tujuannya bukan lagi kuratif, mungkin hanya untuk paliatif.

Radioterapi kuratif ini harus memenuhi beberapa syarat:
1. J enis sel, bagaimana differensiasi dan mitosisnya, sebab hal
menentukan:
-dosis total
-lapangan radiasi
2. Stadium, bagaimana:
Copyright2010@edi_ahsani
20
T (tumor primer)
N (metastasis regional)
M (Metastasis jauh)
3. Keadaan umum:
- gizi harus baik
- Hb harus baik, minimal untuk dapat dilakukan radioterapi Hb >10 gr
- leukosit >3000/mm
3


Dosis kuratif umumnya berkisar antara 6000-7000 cGy, sedangkan
dosis paliatif 2/3 dosis kuratif.

HUBUNGAN RADIOTERAPI DENGAN OPERASI

1. Radioterapi preoperasi, dapat dilakukan pada:
a. keadaan dimana ahli bedah ragu akan operabilitas tumor.
b. tumor yang operable tetapi terlalu besar.
c. tumor dengan perdarahan yang banyak, misalnya kanker kandung
kencing.
d. mencegah metastasis jauh akibat manipulasi operasi.

2. Radiasi post operasi, dilakukan jika ahli bedah menghadapi beberapa
hal, misalnya:
a. Tumor tidak bebas (melekat jaringan sekitarnya).
b. Kelenjar regional secara klinis positif.
c. Tepi sayatan tidak bebas tumor.
d. Ditemukan kelenjar positif walaupun klinis negatif.
e.Tumor yang menginfiltrasi lebih setengah muskularis mukosa.
f. Dari segi statistik tumor-tumor tertentu memerlukan radiasi post
operasi, misalnya kanker payudara, seminoma testis.

3. Sandwich technic
Radiasi dulu kemudian operasi dan dilanjutkan kembali
radiasi.

HUBUNGAN RADIOTERAPI DENGAN SITOSTATIKA

1. Preradiasi
2. Durante radiasi
3. Pasca radiasi

Sebagai pegangan umum:
Sebaliknya sitostatika dan radiasi tidak diberikan bersama-sama,
sebab efek samping satu dengan lainnya dapat lebih berat.
Copyright2010@edi_ahsani
21
J ika akan diberikan juga bersama-sama, sitostatika yang diberikan
adalah Radiosensitizer.
Sebaiknya sitostatika diberikan preradiasi atau pascaradiasi yang
tergantung pada tujuan pemberian sitostatika tersebut apakah:
a. Untuk mengatasi sel-sel tumor atau
b. Hanya sekedar mengontrol mikrometastasis

Bila untuk mengatasi sel-sel tumor primer di mana tumornya cukup
besar, maka kita berikan sitostatika preradiasi, sebab jika diberikan
pascaradiasi vascular bed sudah terganggu akibat radiasi sehingga
obat (khemoterapi) tidak dapat lagi melalui darah dengan adequate.

Tetapi walaupun demikian masih dapat juga diberikan radiasi jika
dosis hanya 3000-4000 cGy dimana vascular bed belum mengalami
kerusakan yang berarti sehingga sitostatika dapat memasuki
vascular bed tumor.

RADIOTERAPI CITO

Pada keadaan emergency ini pemeriksaan patologi anatomi (PA)
dan staging dapat ditinggalkan dulu dan kita utamakan pemberian
radioterapi.
Setelah keadaan gawat teratasi baru kita lakukan pemeriksaan-
pemeriksaan yang perlu dilakukan.

Yang termasuk ke dalam indikasi Cito radiasi adalah:
1. VCSS (Vena Cava Superior Syndrome), karena penekanan tumor
mediastinum yang menekan vena cava superior.
2. Perdarahan yang tidak dapat dihentikan secara konvensional,
misalnya kanker mulut rahim.
3. Penyumbatan atau penekanan jalan nafas oleh tumor.
4. Kerusakan tulang belakang yang secara radiologis dan klinis
karena tumor primer atau metastase sehingga mengancam
terjadinya paraplegia.
5. Kerusakan tulang panjang yang secara radiologis dan klinis karena
tumor primer atau metastase yang menyebabkan terjadinya
ancaman fraktur (fraktur patologis), terutama pada tungkai bawah
mengancam mobilitas (pergerakan) penderita.
6. Proses retrobulbar yang tumbuh dengan cepat dan mengancam
terjadinya proptosis dan kebutaan.



Copyright2010@edi_ahsani
22
Radiasi cito tidak ada pilihan paliatif
atau kuratif, tujuan:
Menghentikan gejala ancaman terhadap kehidupan penderita
VCSS, perdarahan dan obstruksi jalan nafas.
Mencegah terjadinya immobilisasi penderita (mencegah fraktur dan
paraplegia).

EFEK SAMPING RADIOTERAPI
I. UMUM
Efek samping radioterapi yang bersifat umum ini adalah akibat
kematian sel-sel tumor oleh radiasi, misalnya mual, muntah,
berdebar-debar.
Dalam hal ini sebenarnya tidak perlu terapi khusus.
Efek samping umum tidak tergantung lokalisasi penyinaran tetapi
tergantung volume penyinaran.
Bila volume penyinaran sama, maka berat ringan efek sampingnya
pun sama.
II. LOKAL
1. Kulit
a. Akut; timbul terjadi karena volume dan dosis yang berlebihan atau
karena toleransi penderita. Dapat berupa:
- dermatitis akut eritematosa
- bulosa
- bulla yang pecah atau eskoriatika
b. Kronis; timbul karena penyinaran dengan dosis kecil dalam waktu
lama, akibatnya berupa:
atropi
depigmentasi
telangiektasis
keganasan (biasanya Carcinoma planocellulare)
2. Selaput lendir (mukosa)
Tahap perubahan pada selaput lendir sama dengan kulit,
tetapi di sini lebih sensitif.
Bila terjadi fibrin-fibrin pada mukosa, maka pada keadaan
ini terapi radiasi dihentikan.
3. Organ-organ
Efek samping pada organ-organ tubuh tergantung dari
jumlah dosis dan toleransi serta luasnya organ tersebut yang
terkena radiasi.
Dapat berupa:
a. J aringan saraf pusat (CNS):
termasuk resisten, maksimal 6000 cGy
dapat terjadi edema cerebri, gejala-gejala kerusakan
Copyright2010@edi_ahsani
23
b. J aringan tulang:
termasuk resisten
jika lebih dari 6000 cGy dapat terjadi nekrosis/porosis
c. Myelum:
dosis 3000 cGy dapat terjadi transient myelitis (Lermitte sign),
misalnya radiasi Ca nasofaring
Critical dose 6000 cGy
d. Tulang rawan:
lebih sensitif dari tulang
terjadi kerusakan yang irreversible bila lebih dari 5000 cGy
e. Mata:
1500-3000 cGy terjadi katarak lentis
lebih dari 3000 cGy terjadi keratitis
lebih 5000 cGy terjadi retinitis
f. Gigi-geligi:
bila ada caries diangkat dulu karena dapat menyebabkan
osteoradionecrosis
kadang-kadang gigi terasa ngilu yang reversible
g. Paru:
pada radiasi Ca mammae dapat terjadi Pneumonitis radiation
(batuk-batuk tanpa infiltrat paru)
fibrosis paru terjadi bila lebih dari 5000 cGy
h. Hepar:
bila terkena 1/3 hepar dapat sampai 4000 cGy, tetapi jika lebih dari
1/3 bagian hepar tidak boleh lebih dari 3000 cGy
bila terjadi radiasi pada hepar yang melebihi batas toleransi, mula-
mula terjadi hepatitis radiation, kemudian fibrosis dan cirhosis
i. Ginjal:
- tidak boleh lebih dari 2600 cGy
j. Traktus gastrointerstinal:
diare, bila symptomatis
bila gejala agak berat split setelah 4000 cGy
bila diare beserta darah, radiasi stop
k. Pendengaran:
- berkurangnya pendengaran karena edema tuba
l. Vesica urinaria:
- sakit kencing, cystitis setelah 4000 cGy
m. Rambut:
epilasi, dapat reversible jika sampai 4000 cGy
n. Gonad:
sangat sensitif, dosis kecil dapat menyebabkan mutasi gene (lebih
kurang 500 cGy)
Copyright2010@edi_ahsani
24
dosis radiasi lebih dari 1200 cGy dapat menimbulkan kastrasi (hal
ini sering digunakan pada Ca mammae sebagai hormonal terapi)
yang fungsinya identik dengan operasi kastrasi.

Foetus jika berumur:
- kurang 3 minggu : mati
- 3-6 minggu : kongenital
anomali
- lebih 6 minggu : gangguan pertumbuhan


Copyright2010@edi_ahsani
25

PENDAHULUAN

MRI adalah Suatu metode untuk mendapatkan gambar dari gelombang
Resonansi yang ditimbulkan dari pancaran gelombang elektromagnetik
pada suatu benda didalam medan magnet.









MAGNETIC RESONANCE IMAGING
MRI

By: dr. Muhammad Salim,SpRad
Copyright2010@edi_ahsani
26
PRINSIP-PRINSIP MRI
Setiap atom terdiri dari inti yang dikelilingi oleh elektron ,didalam
inti terdapat proton yang bermuatan positif dan netron yang tak
bermuatan (netral).
Proton selalu bergerak melingkari sumbu yang akan menimbulkan
aliran muatan dalam tubuh manusia, proton didapatkan pada atom
positif ganjil, seperti Hidrogen, Pospor,Natrium,Carbon.

Dalam tubuh manusia posisi momentum inti atom tersebut
berserakan arahnya, bila atom tersebut diletakkan dalam medan
magnet, maka inti akan terarah sesuai medan magnet yaitu ke utara
( paralel) atau ke selatan ( anti paralel). proton yang paralel ( ke
arah Utara ) lebih banyak dari yang anti paralel ( ke selatan).

Dalam medan magnet ini inti tidak diam tetapi berputar mengelilingi
sumbu magnet pada posisi miring melingkar membentuk kerucut terbalik,
gerakan ini menyerupai gasing yang hendak berhenti berputar. Gerakan
ini disebut Prosesi.
kecepatan perputaran gerakan proton ini dapat dinilai dengan jumlah
putaran perdetik (disebut Frequensi Larmor). Yang tergatung dari kuatnya
medan magnet, semakin besar kekuatan medan magnet, maka semakin
tinggi frequensi larmor tersebut.

Copyright2010@edi_ahsani
27


Copyright2010@edi_ahsani
28

Bila gerakan proton diproyeksikan pada bidang 3 dimensi ( sumbu
x,y,z ), maka akan terbentuk proyeksi pada ketiga sumbu tersebut.
Vektor sumbu terbesar disebut Magnetisasi Longitudinal yang
searah dengan arah medan magnet.

Bila diberikan gelombang elektromagnetik berupa radio frekuensi (
RF ) secara hamburan pendek ( Short Burst ) dengan frequensi
yang sama dengan frequensi larmor, maka gerakan proton ini akan
berubah arahnya. Keadaan ini disebut RESONANSI . Gerakan
proton yang bergerak mendekati asal RF hingga proyeksi vektor
pada sumbu Longitudinal berkurang sampai hilang dan timbul
vector baru X dan Y disebut MAGNETISASI TRANVERSAL.


Copyright2010@edi_ahsani
29


Copyright2010@edi_ahsani
30
Bila RF dihentikan, susunan proton bergerak kearah semula (
longitudinal ) dari ini disebut Relaxasi, hilangnya magnetisasi
tranversal disebut Relaxasi tranversal dan kembalinya magnetisasi
longitudinal disebut Relaxasi Longitudinal.
Selama proses ini proton melepaskan energinya ke jaringan
sekitarnya, lama proses relaxasi tranversal disebut T2 lama proses
relaxasi longitudinal disebut T1. lama T1 dalam jaringan tubuh sekitar
300-2000 ms lama T2 dalam jaringan tubuh 30-150 ms (milli detik ).

T1 dipengaruhi
- Komposisi dan Struktur jaringan
- Makin besar energy medan magnit,semakin panjang pula T1.
T2 dipengaruhi
- Perbedaan medan magnet dari jaringan.
Dengan Demikian didalam tubuh manusia yang terstruktur
jaringannya berbeda-beda masing-masing akan mempunyai T1 dan
T2 yang berbeda-beda pula dengan menggunakan alat penerima
gelombang elektromagnetik, maka proses magnetisasi tersebut
dapat dilihat berupa sinyal FID ( free induction decay ) yang
berupa gelombang sinusoid yang semakin kecil yang kemudian
dikonversi dalam bentuk gambar. Semakin tinggi amplitudo
semakin besar pula ke kontrasan gambar yang terbentuk.
Agar gambar yang dihasilkan lebih tajam (kontras) maka
ditambahkan gradien coil. Disamping itu gradien coil berguna
untuk mendapatkan irisan dari segala arah tanpa merubah posisi
penderita
Agar gambar yang dihasilkan lebih tajam (kontras)
maka di tambahkan Gradien coil yang berguna
untuk mendapatkan irisan dari segala arah tanpa
merubah posisi penderita.

Copyright2010@edi_ahsani
31
PERSIAPAN PERSIAPAN PADA PEMERIKSAAN DENGAN
MENGGUNAKAN MRI

Persiapan penderita
Pemeriksaan MRI dapat menyebabkan beberapa macam kerusakan.
Kerusakan oleh karena medan magnet ini dapat berupa:
1. Gangguan terhadap benda-benda yang diproses dengan gelombang
elektromagnetik, misalnya kartu kredit, pita magnetik, data disket, jam
analog. Data-data pada benda-benda ini bila dekat dengan medan magnet
akan terhapus.
2. Benda-benda yg bersifat feromagnetik disekitarnya akan tertarik ke
dalam medan magnet dgn kecepatan yg cukup besar, sehingga orang yg
mendekati medan magnet ini harus bebas dari benda-benda feromagnetik.
Kejadian ini tergantung kuatnya medan magnet, bila kekuatan medan
magnet <0,1 Tesla biasanya dapat diabaikan.

3. Implant feromagnetik yang ditanam pada penderita seperti alat pacu
jantung dapat terpengaruh, karena itu tidak boleh mendekati medan
magnet. Klip aneurisma pembuluh darah intrakranial yang bersifat
feromagnetik dapat lepas.
Benda benda implant lain seperti gigi palsu, perhiasan, uang logam
selain dapat mempengaruhi kualitas gambar disekitar benda tersebut, juga
dapat lepas dan menjadi proyektil yang berbahaya bagi penderita maupun
alatnya. Karena itu sebaiknya penderita/orang yang masuk kedalam
ruangan pemeriksaan MRI bebas dari benda2 feromagnetik.

Persiapan lain yang juga perlu diperhatikan adalah:
1. Persuasi sebaik-baiknya agar penderita tidak mengalami
klaustrofobia, yang dilakukan selama pemeriksaan. Bila tidak
menolong dapat diberikan sedasi ringan.
2. Pemeriksa harus mengawasi keadaan penderita selama
pemeriksaan, terutama bila keadaan penderita tidak stabil, misalnya
epilepsi, kelainan irama jantung, tidak sadar, sesak, dll.
3. Pada penderita dengan inkontinensia urinae sebaiknya disuruh
kencing dahulu atau dipasang kateter. Namun sebaiknya bila
menggunakan media kontras, penderita sebaiknya tidak
mengosongkan kandung kencing sebelum pemeriksaan, karena
dapat dipakai sebagai orientasi organ didalam pelvis.
4. Anestesi general kadang-kadang diperlukan terutama pada anak2
dan penderita yang gelisah. Namun harus diperhatikan bahwa
benda-benda anestesi yang terbuat dari logam dapat
membahayakan disamping mempengaruhi kualitas gambar.

Copyright2010@edi_ahsani
32
Beberapa Keuntungan MRI:
1. Mempunyai daya kontras yg besar pada jaringan, karena jaringan
tersebut berhubungan erat dengan amplitudo.
2. Informasi yang diberikan sangat khas, karena merupakan fungsi
dari Atomic density.
3. Dapat dibuat gambar dengan irisan yang multiple, dimana bisa
diputar secara elektronik pada beberapa orientasi tanpa merubah
posisi penderita.
4. Non ionik dan Non invasif.

Efek Biologis MRI:
Disamping keuntungan MRI terdapat pula efek biologis yang dapat
merugikan penderita :
1. Gangguan pendengaran dapat terjadi secara temporer oleh karena
suara bising alat ini selama pemeriksaan. Penelitian Brummet,
Menunjukkan hilangnya pendengaran <15dB bila tidak memakai
penutup telinga pada 43% penderita, sedangkan hanya 10% bila
digunakan penutup telinga dengan lama rata rata terpapar dengan
suara tersebut selama 42,1 menit.
2. Dapat terjadi efek meningkatnya suhu jaringan oleh karena sinyal
RF yang diabsorbsi<1 watt/kg biasanya efek pemanasan ini tidak
terjadi.
3. Fibrilasi vertrikel dapat terjadi karena pengaruh medan magnet
dilaporkan pada percobaan binatang. Keadaan ini dipengaruhi oleh
panjang pulse ( RF signal ) dan pengulangannya.dikatakan bahwa
>60Hz menurunkan nilai ambang fibrilasi vertikel.

Karena itu di Inggris, National Radiological Protection Boned (NRPB)
mengeluarkan panduan untuk pelaksanaan MRI :
Kekuatan medan magnit statik <2,5 Tesla.
Frekuensi sinyal RF <15 MHz : batas ditentukan atas dasar
suhu tubuh tidak boleh meningkat >1C.
Kekuatan medan magnit dianamik : perubahan medan
magnit tak boleh >20 Tesla per detik untuk pulse >10
milidetik (msec).

PENGGUNAAN MRI PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL

Penggunaan utama MRI adalah untuk pemeriksaan pada susunan syaraf
pusat,tetapi dapat juga dipakai untuk pemeriksaan pada susunan sistim
muskuloskelental. Memang MRI tidak dapat menggambarkan lapisan luar
yang tipis dari korteks tulang,tetapi bisa menggambarkan komponen
cancellous dari tulang dengan baik.
Copyright2010@edi_ahsani
33
Struktur lain pada sistim mukuloskeletal yang dapat ditunjukkan
oleh MRI adalah otot, ligamen, tendon dan pembuluh darah. seperti
pada daerah lain, lokasi lesi dengan tepat dapat ditunjukkan dengan
menggunakkan fasilitas Multiplanar.
Struktur lain yang memberikan sinyal kecil adalah ligamen, tetapi
akan tampak bila beberapa sinyal dihasilkan oleh tulang rawan
tersebut dengan menggunakan urutan pancaran yang tepat seperti
pada Partial saturation recovery dengan TE yang pendek atau
pada Inversion recovery dengan TR dan TI yang panjang.

KETERBATASAN MRI UNTUK PEMERIKSAAN PADA
TULANG.

1. Tulang yang padat seperti adanya lipping dan osteofit tidak tampak
kecuali sangat besar atau bila terdapat gangguan pada spinal cord.
2. Tidak dapat menentukan lokasi bila ada fragment tulang yang
kecil.
3. Tidak dapat digunakan pada penderita yang memakai implant
terutama yang terbuat dari metal.
RINGKASAN
Dari uraian singkat diatas telah dibicarakan tentang prisnsip
dasar MRI, penggunaan klinik, keuntungan dan kekurangan,
serta penggunaan MRI pada sistem muskuloskeletal.
Metode MRI mempunyai banyak sekali kemungkinan
pengukuran,sehingga memungkinkan penggambaran
jaringan lunak dengan perbedaan kerapatan yang kecil
terhadap jaringan sekitarnya.Hal ini merupakan keunggulan
dari sistem MRI ini tidak membebani penderita dengan
radiasi pengion seperti halnya pada CT.
Namun demikian patut pula disebutkan, bahwa penderita
dalam hal ini dibebani medan magnit statik, medan magnit
gradient yang berubah-ubah serta medan magnit RF.
Meskipun penggunaan MRI diutamakan untuk susunan saraf
pusat, namun MRI bisa juga digunakan pada pemeriksaan
sistim muskulokeletal. Struktur pada sistim muskuloskeletal
yang dapat tampak adalah otot,ligamen, tendon dan
pembuluh darah.Seperti pada daerah yang lain,lokasi lesi
dengan tepat dapat ditunjukkan dengan menggunakan
fasilitas mulitiplana tanpa merubah posisi dari penderita.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut diatas, jelaslah
bahwa metode ini akan memainkan peranan yang penting
dalam bidang diagnostik kedokteran kini dan dimasa
mendatang.
Copyright2010@edi_ahsani
34
dr. Muhammad Salim, SpRad
Bagian Radiologi RSMH/FK Unsri
Proteksi Radiasi

Sinar x terdiri atas berkas kecil dari energi yang disebut
foton.Tidak kelihatan dan tidak dirasakan,tidak mempunyai masa
atau berat.Kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya yaitu
sebesar 186.000 m / detik.
Sinar x mempunyai frekuensi yang tinggi sekali dan merupakan
foton yang mempunyai energi yang besar sekali, sehingga sinar ini
mempunyai daya tembus terhadap suatu bahan.
Interaksi radiasi pengion dengan materi biologi berjalan melalui
beberapa tingkat sampai menimbulkan efek biologis
1.Tingkat Fisik
Radiasi mengaktifkan molekul-molekul yang berupa kejadian eksitasi dan
ionisasi.
2.Tingkat Kimia
Dimana terjadi reaksi berbagai bahan kimia reaktif yang bereaksi
sesamanya dan lingkungannya.
3.Fase Biologi
Merupakan rangkaian reaksi organisme terhadap hasil kimia radiasi.

Ada 2 Mekanisme utama pada pemindahan energi yaitu:
1.Ionisasi: Peristiwa elektron orbital yang dilempar keluar dari atom
suatu molekul.
2.Eksitasi: Energi suatu elektron yang ditingkatkan ke taraf yang lebih
tinggi.

Ada 2 Teori tentang radiasi yang menyebabkan kerusakan jaringan
biologi :
a.Pertama,Teori benturan langsung pada molekul target yang disebut
teori target.
b.Kedua,teori aksi tidak langsung yang disebut juga teori racun air
yang besarnya 70%, yang diperankan oleh radikal bebas.
Copyright2010@edi_ahsani
35
Pada teori pertama (teori target) Foton sinar x bertubrukan dengan
molekul atau senyawa kimia yang penting dalam sel sehingga
mengakibatkan kerusakan pada molekul besar
Pada teori kedua (teori racun air ) didasarkan pada radiasi yang
menyebabkan kerusakan kimia pada sel oleh ionisasi pada air yang
terdapat didalam plasma.
Suatu sistem Biologi 80% terdiri dari air. oleh karena itu proses
ionisasi banyak terjadi pada molekul air. Pada proses ini terbentuk
Radikal Hidrogen dan radikal hidrosil.
Radikal-radikal yang terbentuk dari radiasi pada molekul air
tersebut dapat menimbulkan bermacam efek pada molekul lainnya
yang terdapat pada sistem biologi.
Efek biologi radiasi pengion pada dasarnya bergantung pada energi
yang disimpan dalam jaringan tubuh yang kemudian mengubah
struktur molekul biologi yang penting.
Efek radiasi pengion pada dasarnya tergantung pada energi yang
disimpan dalam jaringan tubuh yang kemudian dapat mengubah
struktur biologi yang penting.
Energi yang diabsorbsi di beberapa tempat dapat diteruskan
sepanjang molekul sampai pada ikatan yang paling lemah.

I.1. Efek sinar x pada protein
Efek radiasi pengion pada molekul protein diperlihatkan oleh
terjadinya perubahan seperti denaturasi dan koagulasi sebagai
akibat absorbsi energi oleh sel.
Efek radiasi pengion pada protein berupa efek langsung dan tak
langsung.
Kelompok Amino merupakan bagian yang paling radiosensitif dari
asam amino.

I.2 Efek Sinar X Pada Asam Nukleat
Molekul DNA dan RNA merupakan senyawa penyusun gen dan
kromosom yang termasuk pengendali semua proses metabolisme dalam
tubuh. kerusakan DNA akan dilanjutkan dengan beberapa penyimpangan
dalam proses metabolisme yang diatur oleh gen yang rusak tersebut,
apabila DNA atau RNA merupakan penyusun enzim, maka enzim yang
bersangkutan menjadi nonaktif. Bila DNA atau RNA terkena radiasi
pengion, maka akan terjadi perubahan kimia. Salah satunya berupa
terlepasnya gugus fosfat.
Akibat perubahan struktur genetis atau gangguan sistem enzim dan
gangguan proses metabolisme, maka akan terjadi pertumbuhan sel
atau kegiatan sel yang menyimpang dari kegiatan yang normal.
Copyright2010@edi_ahsani
36
Radiasi berenergi tinggi termasuk radiasi pengion seperti sinar X
dapat menyebabkan mutasi genetik.
Kira-kira 75% radikal OH yang dihasilkan dalam suatu larutan
karena radiasi pengion akan bereaksi dengan DNA

I.3.Efek Sinar X Terhadap Kromosom.
Radiasi Sinar X dapat menimbulkan perubahan pada materi
genetik sel. Perubahan ini disebut mutasi genetik dan kecepatan
mutasi sebanding dengan dosis radiasi yang diterima. Mutasi
adalah peristiwa random yang dapat terjadi pada suatu waktu di
dalam suatu gen pada suatu sel.
Mutasi yang terjadi dalam gamete (sperma dan telur) adalah lebih
serius daripada mutasi yang terjadi di dalam sel tubuh. Ketika suatu
mutasi digabungkan kedalam kumpulan gen yang telah dibawa
oleh suatu telur yang tlah dibuahi, maka akan terjadi kesalahan
terus-menerus dalam pembelahan sel.
Sinar X menambah aberasi kromosom seperti inversi, dll. Ketika
sel diiradiasi maka akan dihasilkan patahan oleh kromosom.

I.4. Efek Sinar X pada Lipid
Reaksi terpenting akibat iradiasi lipid adalah komponen
asam lemaknya, terutama asam lemak yang tidak jenuh. Yang lebih
sensitif adalah asam linoleat. Pada waktu diiradiasi, sasaran dari radikal
bebas adalah atom karbon yang berada di antara dua ikatan rangkap.

I.5. Efek Sinar X pada Karbohidrat
Irradiasi pada molekul polisakarida mengakibatkan terjadinya putusnya
rantai. Banyak reaksi metabolisme karbohidrat sangat radio-resisten.

I.6. Efek Sinar X pada struktur dan fungsi sel
Yang paling sensitif adalah inti sel. Pada dosis radiasi 3000 sampai 5000
rad, menimbulkan perubahan yang drastis pada membran sel.

I.7. Efek Sinar X pada Proses Sintesis
Radiasi telah mengakibatkan pengurangan pada kecepatan sintesis DNA.
Hal ini diakibatkan karena radiasi telah mengurangi konsentrasi atau
tingkat aktivitas enzim yang mengatur sintesis DNA.

I.8. Efek Sinar X pada Pembelahan Sel
Bila sel berada dalam tingkat pertumbuhan, diiradiasi, maka akan terjadi
penurunan yang cepat dari index mitosis disertai penghentian
penambahan jumlah sel.

Copyright2010@edi_ahsani
37
PROTEKSI RADIASI

A. Proteksi Radiasi terhadap pasien-pasien yang akan difoto.
B. Proteksi Radiasi pada penduduk atau sekelompok orang.
C. Proteksi Radiasi terhadap operator atau petugas.

A. Proteksi Radiasi Terhadap Pasien
1. Gunakan Filtrasi Maximal pada berkas sinar primer.
2. Gunakan voltage cukup tinggi sesuai tebal dan tipis bagian yang
akan diperiksa.
3. Buat jarak tertentu (jarak fokus film) minimal 30 inci pada foto.
4. Gunakan lapangan penyinaran sekecil mungkin dan seperlunya.
5. Gunakan waktu sesingkatnya terutama pada daerah yang peka.
seperti : GONADE
6. Hindari radiasi pada penderita yang sedang hamil,terutama
TRISEMESTER I
7. Lindungi Gonade dan bagian yang peka lainnya dengan lempeng
timah hitam.
8. Pada pemeriksaan sinar tembus (FLUOROSCOPY). Kita harus
adaptasi mata terlebih dahulu terhadap ruang yang digelapkan.
kalau tidak, dapat terjadi radiasi yang berlebihan pada pasien.

B. Proteksi Radiasi Pada Penduduk / Sekelompok Orang.
1. Ruang sinar X dilapisi dengan lapis PB.
2. Arahkan tabung sinar X ketempat yang kosong jangan arahkan
pada tempat duduk pasien,pegawai,ruang tunggu

C. Proteksi Radiasi Terhadap Operator Petugas.
1. J angan berada pada daerah yang tak terlindungi dari berkas sinar
X tanpa pengaman.
2. Gunakan sarung tangan Pb (GLOVE) dan baju Pb (APRON).
3. Hindari pemeriksaan dengan Fluoroskopi jika tak perlu sekali.
4. Gunakan alat-alat monitoring radiasi, selama berada pada ruang
harus memakai film BADGE atau DOSIMETER Kantong.
5. Semua peralatan pesawat Rontgen harus diperiksa dulu sebelum
digunakan.
6. Semua Peralatan pelindung harus diperiksa apakah ada kebocoran
atau tidak.




Copyright2010@edi_ahsani
38
Berdasarkan Sensitivitas J aringan terhadap Pengion ( sinar x) maka dapat
kita bagi atas :
1. Sangat Sensitif
- GONADE
- HAEMOPOETIK SYSTEM
- LIMPOID SYSTEM
2. Cukup Sensitif
- SEL EPITEL MUCOSA
- Kulit
- Buli-buli
- Kornea lensa mata
- Mikro vasculer
- SEL-SEL SYARAF OTAK PUSAT OTAK
Seperti : MEDUSA SPINALIS
- Tulang Rawan yang sedang tumbuh.
3. Kurang Sensitif
- OTOT
- TULANG
- TULANG RAWAN DEWASA
4. RESISTEN
- J aringan Ikat
- Serabut Syaraf
Copyright2010@edi_ahsani
39
Radiation dose to the patient in Radiography
Skin dose
Objek Kv Rad GY
- Skull a.p/p.a
- Skull .lat
- Lungs p.a
65 to 75
65 to 75
60 to 75
1,2 to 1,6
0,8 to 1,2
0,04 to 0,2
1,2x10-1,6x10
0,8x10-1,2x10
0,04x10-0,2x10
Some exposures and their effects on humans
Exposure ( whole body) Effect
(R) ( C kg)
0-25
25-50
50-100
100-200
250 to gonand
300 localized
0-6,45x10
6,45x10-1,29x10
1,2x10-1,6x10
1,2x10-1,6x10
6,45x10
7,74x10
No detectable clinical efect
Possible blood changes
Blood cell changes, some
injury,possibleradiation sickness no
disability
Nausea, diarrhoea, posibble
radiation sickness,shorteningof life
expectancy
Temporary sterility (~1 years)
Loss of hair,reddeningof skin


Copyright2010@edi_ahsani
40
RADIOLOGI TULANG
Dr. Ainul Hayat, Sp. Rad
SMF/ Departemen Radiologi
FK UNSRI
RS Mohd Hoesin Palembang
2009


Radiologi Tulang
Pemeriksaan:
- Radiolografi
- Fluroskopi
Reposisi
fracture
Ro Penting untuk
diagnosis kelainan tulang
Epiphyse
Garis Epiphyse
Diaphyse

Istilah-Istilah (1)
Osteolytik/ bone destruction: penurunan densitas tulang lokal
Osteopenia: penurunan densitas tulang menyeluruh, oleh karena:
1. Penurunan zat pembentuk tulang/ bone formation (*)
2. Peningkatan reabsorpsi calsium tulang hiperparatyroid
Copyright2010@edi_ahsani
41
(*) Penurunan bone formation dapat disebabkan oleh: matriks tulang/
osteoid yang berkurang disused osteoporotik calsium tulang
berkurang osteomalacia

Osteoporotik: berkurangnya densitas tulang disertai penipisan
cortex
Osteomalacia: non spesific loss of bone density
Ro: - cortex trabecula burning ground glass appearance
- bowing deformity: Pelvis dan Exted
Osteosclerosis: increase bone density
Pembentukan tulang baru akibat reaksi terhadap proses focal dan general
Reaksi periosteal: repon periosteum terhadap berbagai sebab (itis,
perdarahan, tumor)
Bentuk:
- Solid: thin, dens undulating proses jinak
- Interrupted (proses akut dan progresif) sun brust
lamellated amorphus onion peel

Untuk kepentingan diagnosis penyakit-penyakit tulang dibagi:
I. Lesi soliter
II. Multivocal
III. General dysplasia, metabolisme
lytik
- tu
Lesi soliter sclerotik - itis
- tulike
mixed

1. Lokasi: - epiphyse
- metaphase
- diaphase
2. Usia
3. Batas: - tegas jinak
- tidak jinak proses agresif
Copyright2010@edi_ahsani
42
4. Reaksi sclerotik +pada proses jinak
5. Expansi cortex tipis proses jinak
6. Cortex yang berdekatan
destruksi proses agresif
tipis jinak
7. Reaksi periosteal itis, tumor ganas, distosis, trauma
8. Kalsifikasi +tumor tulang rawan (enchondroma)
9. Soft tissue mass
batas tegas proses agresif
tidak tegas infeksi
10. Zone transisi luas proses ganas

TUMOR TULANG GANAS
Umur/thn J enis Tumor
1. 1 tahun - Neuroblastoma
2. 1-10 tahun - Ewing tulang panjang
3. 10-30 tahun - Osteosa, Ewing
Plakes bone
4. 30-40 tahun -Retinaculum cell Ca
-Giant cell Ca. Fibro
Sarkoma
-Lymphoma
5. >40 tahun -Metastase Chondro
Sarkoma
-Metastase Tulang


Copyright2010@edi_ahsani
43



Copyright2010@edi_ahsani
44


Macam-Macam Reaksi Periosteal


Copyright2010@edi_ahsani
45
Macam-Macam Reaksi Periosteal

Macam-macam Reaksi Periosteal



Copyright2010@edi_ahsani
46
OSTEO-Sa
Lokasi metaphyse Lutut
>>> laki-laki 5-25 tahun
Type :
- Osteolytikperipheral
- Osteolytiksentral
- Mixed
- Osteosklerosissunray periosteum
- OstitisdeformansSa padausia> 50 tahun

CHONDRO_ Sa
Lokasi media/ epi semua lutut, pelvis,
humerus, costa
RO : - batas tidak tegas
- destruksi cortex
- kalsifikasi
Ketiga gambaran rontgen membentuk gambaran
seperti popcorn


EWINGS TUMOR
>>pada anak
Lokasi Diaphyse onion peel app


Copyright2010@edi_ahsani
47

GIANT CELL TUMOR
Lokasi Epiphyse
Tulang panjang
RO : - expansi cortex penipisan cortex
- area radiolusent bubble soap app
- letak excentrik
- reaksi periosteal

Copyright2010@edi_ahsani
48



OSTEOMYELITIS
E/ -pyogenikstaphylococcus, streptococcus
- jamur
-TBC
akut kronis

Copyright2010@edi_ahsani
49
Patologi:
Infeksimetaphyseaktifhiperemiaexudasi
nyeri
Immobilisasiosteoporotik
Exudat kesubperiostealsubperiosteal absesbrodiesabses
Jikaproseskeprox/ distalmedula/ cavdestruksi
Nekrosisdiaphysebagiandalam

Stadium-stadium kronik
1. Sequestration
2. Involucrum
3. Repair
Rontgenbaru tampak pada 2-3 minggu, jadi perlu
follow up ro
1. Pembengkakan jaringan lunak
2. Reaksi periosteal
3. Destruksi tulangmetaphyse
4. Sequester
5. involucrum


Copyright2010@edi_ahsani
50
RadiologiOsteomyelitis

Komplikasi:
1. Fraktur spontan
2. Destruksi/ separasi epiphyse
3. pyoarthritis


Copyright2010@edi_ahsani
51
FRAKTUR
Radiografi menilai kedudukantulang
AP Lateral Oblique
Fluoroskopi untukreposisi tulang
TERMINOLOGY
Bedah frakturterbuka
frakturtertutup

Radiologi
1. Complete, non comminutive fracture
a. oblique
b. multiple
c. avulsion/ chip fracture
2. Comminutive fracture
3. Incomplete fracture
4. Epiphyseal fracture epiphysiolysis
5. Patologic fracture
kepadatan tulang berkurang, shg minimal trauma
fracture, eq: osteogenesis imperfecta, bone cyst,
chronic osteomyelitis.

Fraktur pada anak-anak:
1. green stick incomplete periosteum masih intak.
2. epiphysiolysis caput femoris
3. multiple frakture Battered child syndrome ( pada daerah
metapyse)
Penyembuhan
Ro pembentukan tulang baru antara periosteum & cortex
meluas keluar menutup tulang yang terpisah callus.
Callus mulai tampak tumbuh pada minggu II-bln III.

Copyright2010@edi_ahsani
52




Copyright2010@edi_ahsani
53
Komplikasi Fraktur



Komplikasi Fraktur






Copyright2010@edi_ahsani
54
Delayed Union
Callus terlambat terbentuk.
Ex: mobilisasi tidak adekuat, dislokasi/ angulasi tulang.
Non Union
Tidak terjadi penyatuan tulang.
e.q: infeksi
destruksi fragmen tulang
kerusakan pembuluh darah
fixasi yang salah
akan terjadi psudoarthrosis.



Copyright2010@edi_ahsani
55
Rheumatoid Arthritis
-Ratio Laki-laki : Perempuan = 1:3
-80% pada usia 20-50 tahun
-Etiologi : autoimun
-Juvenile RA = stills disease
-RA pada vertebrae + Marie strumpell
disease
-Polyarthricular

Patologi
Mula-mula penyakit synovitis edema dan hiperplasia
synovial villi cairan >>>
Terjadi granulasi pannus ke subchondral
Destruksi kemudian terjadi fibrous/ Bony ankilosing
RO:
Osteoporotik periarthricular =juxta arthricular
Osteolytic ? Punch out area pada subchondral
Irregularitas permukaan sendi
Stadium lanjut -Bone ankylosing
- malalignment & contracture



Copyright2010@edi_ahsani
56

Marie Strumpell Dis :
Osteoporotik corpus vertebrae
Discus menyempit
Permukaan vertebrae sklerotik
J ika mengenai seluruh vertebrae kekakuan tulang belakang
Bamboo Spine


Copyright2010@edi_ahsani
57


Copyright2010@edi_ahsani
58


Copyright2010@edi_ahsani
59
ARTHRITIS TBC
50% pada usia 3-5 tahun
85% monoarticular
Diagnosa :
Kultur cairan sendi
Tuberkulin test
6
4
2
1
5
3

Respon tulang terhadap TBC
1. Tipe granulasi pannus invasi ke tl. rawan subchondral
melewati garis epifise
2. Tipe caseosa pada vertebrae & coxae proses ke jar. lunak
cold abses
RO tampak setelah beberapa minggu/bulan
1. Tulang osteoporotik sekitar lesi ground glass appearance
2. Celah sendi sempit o.k. destruksi tl. Rawan, sklerosis jarang
3. J aringan lunak sekitar sendi:
- membengkak
- articular kapsul distensi
4. Perubahan bentuk/posisi
- infeksi vertebra kyphosis
- infeksi artic coxae flexi
Diagnosa : harus dikonfirmasikan dengan labor & klinis



Copyright2010@edi_ahsani
60
GOUTY ARTHRITIS
Pada laki-laki > 40 tahun
70% monoarticular
Etio :
gangguan metabolisme
asam urat
5
4
3
2
1

Patologi :
Deposit asam urat tophi, sering pada tlg rawan, otot, tendo
Peradangan sekitar tophi punch out area/destruksi juxta
articular
Pembengkakan jaringan lunak

RO : tidak selalu pathognomonic
Pembengkakan exentric jaringan lunak
Punch out articular
Bercak-bercak kalsifikasi pada soft tissue












Copyright2010@edi_ahsani
61
Cardiac Enlargement
Cardiothoracic index






















Cardiothoracic index =(A1+A2)/ B x 100 %
Rata-rata pada orang dewasa dengan bentuk tubuh yang normal berkisar antara
45-50 %
Seseorang dengan rasio normal masih ada kemungkinan menderita penyakit
jantung
Rasio yang lebih dari 50 % sering dijumpai pada orang gemuk dan
pendek,tanpa kelainan jantung
Pembesaran dari bayangan jantung dapat disebabkan karena:
- Kelainan pada perikardium : pericardial effusion
- Kelainan pada miokardium
- Terjadinya hipertropi dan dilatasi ventrikel atau atrium.


Copyright2010@edi_ahsani
62





Copyright2010@edi_ahsani
63
Thorak normal

Kardiomegali+edema paru


Copyright2010@edi_ahsani
64
Perikardial efusion

Seorang wanita datang ke UGD dengan keluhan dispnue, fatique, dan
orthopnea yang semakin parah dalam beberapa bulan ini. Penderita mengeluh
pernah mengalami serangan sebelumnya 5 tahun yang lalu, dan tidak ada
keluhan penyakit lan. Pada pemeriksaan EKG menunjukkan adanya atrial
fibrilasi dan pada foto thoraks menunjukkan pembesaran atrium kiri dan
ventrikel kiri

Copyright2010@edi_ahsani
65
Mitral insufisiensi

Diskusi :
Kardiomegali massif dengan pembesaran atrium kiri dan ventrikel kiri.
Gambaran radiology menunjukkan abnormalitas sebagai kompensasi dari
mitral insufisiensi . Mitral insufisiensi pasien ini kemungkinan disebabkan
oleh kelemahan otot papilaris pada dinding inferior ventrikel kiri karena infark
miokardial yang pernah dialami 5 tahun yang lalu




Seorang laki-laki berusia 65 tahun ,dengan riwayat hipertensi sejak 15 tahun
yang lalu dan miokardial infark dua tahun sebelumnya, datang ke UGD
dengan keluhan sesak nafas yang menghebat dan susah tidur sejak beberapa
minggu ini. Ia selalu minum obat hipertensinya dan tidak mengeluh adanya
nyeri dada, palpitasi, demam, dan mual muntah

Copyright2010@edi_ahsani
66
thorak PA,edemapulmo+gagal jantung kiri

Foto thorak lateral


Copyright2010@edi_ahsani
67
Apa penyebab sesak pada pasien ini?
EDEMA PULMONUM KARENA GAGAL J ANTUNG KIRI

Apa saja gambaran radiologi pada Congestive heart failure?
Efusi pleura dan cairan pada fissura paru
Cardiomegali
Kerley Line
Penebalan dinding bronkial




































Copyright2010@edi_ahsani
68
Ultrasonologi

I. FISIKA ULTRASOUND
A. Ultrasound Waves
Sound waves : mechanical disturbances that propagate
through a medium
Wave length () : jarak antara puncak gelombang
Frequency (f) : jumlah oscillation per detik diukur dalam
hertz.
Hertz (Hz) =1 siklus/detik
Velocity (v) dan gelombang suara m/s
Frequency, wave length v = f x (m/s)
Audible sound: frekuensinya berkisar dari 15 Hz 20000 Hz
Ultrasound: digunakan oleh tranduser frekuensinya berkisar
dari 1-20 MHz (1 MHz =10
6
Hz)
U.S. dihantarkan lewat jaringan sebagai longitudinal wave dari
alternative compressions dan rarification.
U.S. wave bisa di : reflected, refracted, scrattered, or absorbed.
B. Velocity
Tergantung keadaan medium yang dilewati,
Tidak tergantung frequency,
Karena velocity konstan f , dan viceversa (v = f x ).
Velocity compressibility : compressibility >> velocity.
Sound >cepat dalam solid dan >lambat pada gas.
Velocity rata soft tissue =1540 m/s.
Bone metal : >
Lung air : >
C. Acoustic Impedance ()
= (density) x v (velocity) (Kg/m
2
/s)
Satuan acoustic impedance: Rayl(Kg/m
2
/s)
Tidak tergantung frekuensi
Air & Lung: Nilai
Bone & metal: Nilai
Acoustic impedance : menentukan energi terefleksi pada suatu
interface
D. Intensitas Suara
Amplitudo suatu gelombang ukuran pergeseran atau tekanan
gelombang.
>>>amplitudo compressi >> intensitas >
Intensitas berkas U.S (I) ukuran energinya amplitudo.
Intensitas U.S. miliwatt per unit area (mW/cm
2
).
Copyright2010@edi_ahsani
69
Spatial peak pulse average Intensity (I
sppa
) intensitas pada single
point selama single pulse.
Spatial peak temporal average Intensity (I
spta
) intensitas pada
single point pada periode yang panjang (many pulse).
I
sppa &
I
spta
parameter kemungkinan timbulnya Bioeffect.
E. Decibel
Intensitas suara relatif diukur skala logaritma
Diekspresikan dalam Bel atau Decibel (dB)
Intensitas relatif dalam decibel
10 x log
10
(I/I
0
)

II. INTERAKSI US DAN JARINGAN TUBUH
A. Attenuasi
Efek pengurangan oleh scatter & absorpsi
frequency
US Ok Freq mudah di attenuasi daripada suara yang
terdengar. (audible sound).
Attenuasi US pada jaringan homogen: exponential.
Pada soft tissue: freq attenuasi US hubungan linear.
US freq 1 MHz attenuasi pada soft tissue +1dB/cm
5 MHz 5 dB/cm
10 MHz 10 dB/cm
Water dan bone media attenuasi kuadrat freq.
Energi gelombang suara teraborpsi heat (panas)
Absorpsi kecil tidak ada scatter / refleksi cahaya pada cairan.
B. Sudut Refleksi
ECHO : suara yang terefleksi kembali kearah sumbernya.
ECHO image US.
Persentase intensitas suara terefleksi tergantung sudut jatuhnya
berkas suara (US).
Sudut refleksi (mencapai tranduser)
Refleksi (-) sudut >3
o
dari | interface
Refleksi specular terjadi pada permukaan luas, rata.
Refleksi nonspecular permukaan tak rata (contour irreguler >
besar dari US)
Refleksi specular major contributor, US image
C. Intensitas Refleksi
% (Intensitas) US terefleksi acoustic impedance jar.
Chest wall to lung intensitas refleksi 99,9%, transmit 0,1%.
Ginjal ke fat intensitas refleksi 0,64%, transmit 99,36%.
Copyright2010@edi_ahsani
70

D. Tissue Reflection
Udara / gas penghalang refleksi berkas US.
Gel diberikan diantara tranduser dan kulit, menghilangkan
udara.
Imaging melalui udara/gas atau tulang tidak bisa.
transmisi area echo (-) shadowing.
Imaging adbomen echo gas bubbles
Organ-organ: ginjal , pancreas, lien, hepar >>
Subregion >>>scattering site speckled texture (pada US
image)
Organ berisi cairan: V.U, kista dan vascular
tidak ada internal structure tidak ada echo hitam.
E. Refraksi
Refraksi adalah perubahan arah berkas US ketika melintas dari satu
medium ke medium lainnya.
Frequency tetap tapi berubah velocity baru pada medium kedua.
memendek velocity
Refraksi Snells Law (Fig.10.1)




Copyright2010@edi_ahsani
71
III. TRANDUSER
Tranduser alat yang dapat mengkonversi satu bentuk energi ke
bentuk energi lainnya.
Piezo Electric Tranduser mengkonversi energi listrik ke dalam
energi ultrasonik.
Piezo Electric artinya pressure electricity.
Generator pulsa memproduksi osilasi frekuensi tinggi (voltase)
dikirim ke tranduser US oleh suatu transmiter.
Energi listrik perubahan bentuk kristal sesaat.
me/me tekanan depan (muka) tranduser gelombang US
ECHO US yang kembali dikonversi kembali kedalam bentuk
energi listrik (sinyal-sinyal) oleh tranduser yang sama / yang lain.
Sinyal voltase yang kembali ditransfer dari receiver ke computer
imej US
Tranduser dibuat dari natural crystall quartz atau keramik
sintesis seperti, lead-zirconate-tranate (PZT)
MEDAN US
Fresnel Zone : medan yang dekat (pararel) berkas US imaging
US.
Fraunhofer zone : medan yang jauh dari berkas US tidak
digunakan resolusinya jelek.
Panjang fresnel zone = d
2
/
D: tranduser, : panjang gelombang
ukuran tranduser dan frequency
Tranduser frekuensi rendah penetrasi jaringan >baik.
Side lobe : berkas kecil dari intensitas yang berkurang
dipancarkan pada berkas primer artifak imej.


Copyright2010@edi_ahsani
72

FOKUS TRANDUSER
Me lebar berkas US lateral resolution.
Intensitas berkas sinar terkonsentrasi daya penetrasi dan
intensitas echo kualitas imej.
Diagnostik tranducer sudah terfokus dengan curve p.e crystal /
lensa acustik.
Focal zone daerah dimana berkas terfokus.
Focal length jarak tranduser ke pusat focal zone.
Depth of focus jarak dimana berkas dapat terfokus.
Tranduser kecil : focal zone >pendek menyebar >cepat pada
far zone.

Copyright2010@edi_ahsani
73

IV. US DISPLAY
Berkas US : - di Emisi
pulsa pendek dengan durasi +1s berulang-ulang setiap
milidetik.
Rentang (span) antara emisi pulsa memungkinkan echo balik
diterima memberikan informasi kedalaman suatu
permukaan (interface).
Kekuatan echo balik memberikan informasi tentang perbedaan
antara dua jaringan.
Image didisplay pada monitor TV bisa didigitalisasi dan
disimpan pada computer.
Copyright2010@edi_ahsani
74
Image US:
Ukuran matrix 512
Masing pixel: 8 Bit (1 Byte) 256 (2
8
) gray level bisa
didisplay
Setiap frame US: 0,25 Mbyte Informasi.

MODE US
A-Mode US (Amplitudo) display kedalaman (depth) pada axis
horizontal. Intensitas echo (amplitudo pulsa) pada axis vertikal
spike amplitudo.
Tidak ada memory permanen record.
Dipakai pada ophtalmologi pengukuran lambat
M-Mode US (T-M Mode):
Waktu didisplay pada axis horizontal
Kedalaman axis vertikal
DOT dan brightness
Perubahan posisi interface
Display: time dependent motion.
Gerakan cepat dan gerakan katup cor.
B-Mode US:
Static image irisan jaringan
Gray scale intensitas echo.
Transducer: sebagai transmitter & receiver.
Phased arrays: terdiri dari multiple small trandsducer
secara berangkai mengaktivasi image suatu bidang.
Linear phased arrays: terdiri dari elemen pararel
Curvilinar P.A. : divergen, FOV >lebar.
















Copyright2010@edi_ahsani
75
V. CLINICAL US
Clinical Transducer:
Abdominal imaging: 2,5-5 MHz
Pemeriksaan mata: 8-20 MHz probe high resolution / penetrasi
pengeal
Bayi: dipakai transducer 3,5 7 MHz digunakan untuk echo
encephalography.
System cardiovascular: digunakan B Mode, M Mode dan dopler
system.
Endovaginal transducer: fetus dan pelvis.
Endorectal transducer: untuk imaging prostat.
Trans oesophageal: imaging heart
Probe intravascular: imaging bagian bagian dalam pembuluh
darah.
Resolusi:
Axial resolution
Lateral resolution
Artifact:
Reverberasi
Image noise
refraksi
Bioeffect US:
level high power cavitasi
microstreaming
Tissue heating
Intensitas <100 mW/cm
2
BEB (unfocus beam)
<1 W/cm
2
(focus beam)
Diagnostic US:
Aman
Pada hamil tidak ada efek mencelakakan.

VI. DOPPLER US
Efek doppler: perubahan frekuensi akibat sample/sumber US yang
bergerak.
Obyek:
Mendekati/ke arah detector: frekuensi >, > pendek.
Menjauhi detector: frekuensi >, > panjang
Tegak lurus berkas US: tidak ada perubahan frekuensi dan .
Doppler US: kegunaan utamanya untuk identifikasi & evaluasi
blood flow pada pembuluh darah.
Velocity / wave form: dapat digunakan untuk evaluasi stenosis,
resistensi, patensi pembuluh darah.

Copyright2010@edi_ahsani
76

























Copyright2010@edi_ahsani
77
Continuous Doppler
Mengukur aliran pembuluh darah yang cepat dan dalam audio
range
Pulsed Doppler
Dapat memberikan informasi velocity dan kedalaman
Hanya bisa pada area yang spesifik
Display secara audial dan grafis dalam bentuk gelombang
Duplex scanning mendisplay data doppler pada real time (B-
Mode). Bisa memberikan informasi velocity +posisi.
Color Doppler
Suatu hybrid kombinasi informasi anatomis (B-Mode System) +
informasi flow (analisis pulsed doppler)
Warna (biru & merah) tergantung gerakan ke arah / menjauhi
transducer.
Dapat mendeteksi aliran flow pembuluh darah sangat kecil dengan
imaging sendiri.
Analisa spectral memakai system doppler berwarna komersil.
Instrumen modern sekaligus color doppler dan spectral doppler.
Peranan US dalam Kedokteran
Pemeriksaan diagnostik dengan menggunakan US Dis:
Ultrasonography (USG)
Pemeriksaan USG:
Sangat populer saat ini
karena : non invasif, aman, dan tidak efek samping serta bisa
dikerjakan kapan saja / dimana saja.
Dasar diagnostik USG: untuk kelainan, membedakan anatara
kelainan kistik/cairan dengan kelainan solid.
Indikasi USG
Pada hati:
Nyeri perut kanan atas,
Teraba massa perut kanan atas pembesaran hati,
Icterus kholestatic gangguan kondisi badan (lemah, BB,
demam yang tak jelas kausanya),
Mencari kemungkinan metastase di hati,
Konfirmasi scintiografi,
Subdiaphragma process kanan.
Pada kandung empedu:
Abdominal pain URQ,
Kolik,
Obesitas,
Abdominal mass URQ,
Icterus kholestatic.

Copyright2010@edi_ahsani
78
Pada pancreas:
Epigastritic pain,
Abdominal mass,
Icterus kholestatic,
Gangguan kondisi badan,
DM.
Pada limpa:
Kelainan hepar,
Abdominal mass LUPPQ,
Splenomegali,
Abdominal pain LUQ,
Subdiaphragma process kiri.
Pada KGB abdomen (paraaorta):
Keganasan,
Limphoma,
Splenomegali.
Pada ginjal:
Abdomen pain,
Colic renal,
Hematuri,
Mass hypoch kanan/kiri,
Gangguan faal ginjal,
Nonvisualised kidney,
Alergi pada kontras lup.



















Copyright2010@edi_ahsani
79
Pediatric X-ray diagnosis of
cyanotic congenital heart disease
Dr.H.Agus Prawira,Sp.Rad



Cardiac enlargement

Cardiac enlargement
Cardiothoracic index =(A1+A2)/ B x 100 %
Rata-rata pada orang dewasa dengan bentuk tubuh yang normal
berkisar antara 45-50 %,pada anak-anak, rasio normalberkisar 50-
55 %
Seseorang dengan rasio normal masih ada kemungkinan menderita
penyakit jantung


Copyright2010@edi_ahsani
80
Penyakit jantung pada anak
Kelainan jantung bawaan
- Non-sianotik
- sianotik

Penyakit jantung bawaan sianotik

Penyakit jantung sianotik dengan aliran darah ke paru berkurang
(oligemia paru):
atresia pulmonal dengan defek septum ventrikel
atresia pulmonal dengan septum ventrikel utuh
Atresia trikuspid
anomali ebstein
Tetralogi of fallot

Penyakit jantung bawaan sianotik dengan aliran darah ke paru
bertambah (pletora paru)
Transposisi arteri besar
Trunkus arteriosus
Ventrikel kanan dengan jalan keluar ganda
Total anomaly pulmonary vein drainage

Tetralogy of fallot
Merupakam penyakit jantung sianotik bawaan yang paling banyak
ditemukan
Kelainan yang terdiri dari
Defek septum ventrikel
Overidding aorta
Stenosis pulmonal
Hipertropi ventrikel kanan



Copyright2010@edi_ahsani
81
Gambaran radiologi tetralogy of
fallot

Pembesaran ventrikel kanan menyebabkan bayangan jantung
melebar kekiri dengan apex di atas diafragma, pembesaran
biasanya tidak seberapakarena ventrikel kanan hanya hipertropi
saja dan bukan dilatasi
Pinggang jantung lebih konkaf karena tidak ada pembesaran
darijalur keluar (outflow tract)dari ventrikel kanan
Pada stenosis berat, pinggang jantung lebih dalam sehingga
menimbulkan gambaran jantung seperti sepatu kayu atau couer en
sabot
Pembuluh darah paru berkurang sehingga paru nampak lebih
radiolusen
Right sided aorta
Pada tetralogy of fallot ringan bentuk jantung proyeksi PA tampak
normal






Copyright2010@edi_ahsani
82
Atresia pulmonal
Atresia pulmonal merupakan bagian dari hipoplasia ventrikel
kanan . Ventrikel kanan kecil,dan arteri pulmonalis tidak terbentuk
Atresia Pulmonal

Gambaran radiologi atresia pulmonal
Pada proyeksi PA tampak jantung yang membesar dengan bentuk
oval lonjong
Atrium kanan-kiri dan ventrikel kiri membesar
Pinggang jantung lebih konkaf (cekung).Pembuluh darah paru
berkurang sekali dan penderita mengalami cyanosis

Anda mungkin juga menyukai