Perencanaan Sambungan Profil Baja
Perencanaan Sambungan Profil Baja
tr
=2 untuk S
1
>2 d
tr
=1,6 untuk1,5 d S
1
2 d
Dimana :
S
1
= J arak dari paku keling yang paling luar ke tepi bagian yang disambung
d = Diameter pake keling.
= Tegangan dasar menurut tabel 1 (pasal 2.2), kecuali untuk tumpuan
menggunakan tegangan dasar bahan yang disambung.
Contoh :
Diketahui suatu sambungan seperti tergambar, gaya yang bekerja =25 ton
dan diameter pake keling =20 mm. Lebar pelat =300 mm, dan tebal pelat =12
mm dan 16 mm. Mutu baja BJ 37.
Modul 3 20
Ditanya :
1) Hitung besarnya tegangan yang timbul
2) Periksa tegangan yang timbul terhadap tegangan izin
3) Hitunglah besarnya gaya yang dapat didukung sambung tersebut.
J awab :
1) Besarnya tegangan yang timbul
a. Tegangan tarik : = P / F
n
F
n
= F
br
t (d +0,1 mm) 3 lubang
= (30 x 1,6) 1,6 (2,0 +0,1) 3
= 37,92 cm
2
Maka = P / F
n
= 25000 kg / 37,92 cm
= 659,28 kg/cm
2
b. Tegangan Geser : = P / nF
s
F
s
= 2 (1/4 d
2
)
= 2 (1/4 x 3,14 x 2,0
2
)
= 6,28 cm
2
Maka : = P / nF
s
= 25000 . 3 x 6,28
= 1326,96 kg / cm
2
c. Tegangan tumpu : =P / nF
tp
F
tp
= d x t
= 2,0 cm x 1,6 cm
= 3,20
tp
= P / nF
tp
= 2500 kg / 3 x 3,20 cm
2
= 2604,16 kg / cm
2
Kalau anda perhatikan dengan contoh di depan dengan menggunakan baut,
angka ini persis sama bukan.
Modul 3 21
2) Periksa terhadap tegangan yang dizinkan
a. Tegangan tarik : trk <0,8
659, 28 kg/cm
2
<0,8 x 1600 kg/cm
2
ternyata 659,28 kg/cm
2
<1280 kg/cm
2
b. Tegangan geser : <0,8
1326,96 kg/cm
2
>0,8 x 1600 kg/cm
2
ternyata 1326,96 kg/cm
2
>1280 kg/cm
2
c. Tegangan tumpu :
tp
=2
2604, 16 kg/cm
2
>2 x 1600 kg/cm
2
ternyata 2604, 16 kg/cm
2
>3200 kg/cm
2
Kalau anda perhatikan, tegangan izin inilah yang membedakan baut dengan
paku keling
3) Besarnya gaya yang dapat didukung sambungan adalah :
a. Gaya Tarik : P
trk
= F
n
x 0,8
= 37,92 cm
2
x 0,8 x 1600 kg/cm
2
= 48537,6 kg
= 48,537 ton
b. Gaya geser : P
gr
= n x F
s
x 0,6
= 3 x 6,28 cm
2
x 0,8 x 1600 kg/cm
2
= 24115,2 kg
= 24,115ton
c. Kekuatan tumpu : P
tp
= n x F
tp
x
tp
= 3 x 3,2 cm
2
x 3200 kg/cm
2
= 30720 kg
= 30,720 ton
J adi gaya maksimum yang mungkin diadakan adalah
P
max
= 24,115 ton (Hasil perhitungan yang paling kecil)
Kalau anda perhatikan, gaya maksimum juga berbeda dan ternyata daya dukung
paku keling lebih besar bila dibandingkan dengan baut.
Modul 3 22
Aktivitas 2.2
1. J elaskan cara pemasangan paku keling di dalam suatu sambungan baja.
2. J elaskan perbedaan antara sambungan paku keling dan sambungan baut di
dalam perhitungannya.
3. Kesimpulan
Di dalam sambungan yang menggunakan paku keling sama prinsip
perhitungannya dengan sambungan yang menggunakan baut. Perbedaannya
hanyalah tegangan yang diizinkan. Besarnya tegangan yang diizinkan pada
sambungan yang menggunakan paku keling harus sesuai dengan PPBBI pasal 8.3.
sedangkan mengenai jarak paku keling dapat dipakai aturan PPBBI pasal 8.2.
4. Latihan Kegiatan Belajar 2
Pilihlah salah satu jawaban yang benar di antara a, b, c, atau d setelah anda
menghitungnya.
Soal :
Diketahui sebuah batang tarik yang terdiri dari pelat yang disambungkan
seperti tergambar
Modul 3 23
Tebal pelat penyambung dan tebal pelat yang disambung =20 mm. Diameter
lubang paku keling =20 mm. Mutu baja Bj 34.
1. Kekuatan paku keling terhadap geser adalah............
a. 8960 kg/cm
2
b. 9860 kg/cm
2
c. 7637 kg/cm
2
d. 7037 kg/cm
2
2. Kekuatan paku keling terhadap tumpuan.....
a. 7037 kg/cm
2
b. 8960 kg/cm
2
c. 9860 kg/cm
2
d. 7637 kg/cm
2
Periksalah Jawaban Anda Dengan Kunci Jawaban yang tersedia di bagian F
Yang berada dibagian belakang modul ini.
Modul 3 24
1. Pendahuluan
Pengelasan adalah salah satu cara menyambung pelat atau profil baja,
selain menggunakan baut dan paku keling. Kalau diperhatikan sekarang ini,
sebagian besar sambungan yang dikerjakan di bengkel menggunakan las,
misalnya pembuatan pagar besi, pembuatan tangga besi ataupun jerejak. Proses
pengelasan biasanya dikerjakan secara manual dengan menggunakan batang las
(batang elektroda). Batang elektroda berbeda-beda tipenya tergantung kepada
jenis baja yang akan dilas, di pasaran biasanya disebut las listrik. Selain itu ada
juga proses pengelasan dengan menggunakan gas acetylin yang disebut las
antogen, bahasa pasarannya disebut las karbit, pernahkah anda dengar?
Kompetensi Dasar :
Setelah selesai kegiatan belajar 3 ini, anda akan dapat merencanakan
sambungan pelat atau profil baja dengan menggunakan las sesuai dengan PPBBI.
Modul 3 25
2. Uraian
Pada Konstruksi baja biasanya terdapat 2 macam las, yaitu las tumpul dan
las sudut.
Las Tumpul :
Untuk menyambung pelat atau profil baja dengan las tumpul ada 4 jenis
yaitu :
Las tumpul persegi panjang : Sambungan jenis ini hanya dipakai bila
tebal logam dasar tidak lebih dari 5 mm.
Las tumpul V tunggal : Sambungan jenis ini tidak ekonomis bila
logam dasar tebalnya melebihi 15 mm.
Las tumpul V ganda : sambungan jenis ini lebih cocok untuk seluruh
kondisi.
Gambar 9. Las Tumpul Persegi Panjang
Gambar 10. Las Tumpul V Tunggal
Gambar 11. Las Tumpul V Ganda
Modul 3 26
Las tumpul U tunggal : Sambungan jenis ini cocok untuk logam dasar
yang tebalnya tidak lebih dari 30 mm
Las Sudut
Untuk menyambung pelat atau profil baja dengan las sudut ada 3 jenis yaitu :
Las sudut datar : Sambungan jenis ini adalah sambungan las yang
paling umum digunakan karena memberikan kekuatan yang sama
dengan pemakaian elektroda yang lebih sedikit.
Las sudut cekung : Pemakaian elektroda lebih banyak dibandingkan
dengan las sudut datar.
Gambar 12. Las Tumpul U Tunggal
Gambar 13. Las Sudut Datar
Gambar 14. Las Sudut Cekung
Modul 3 27
Las sudut cembung : Pemakaian elektroda lebih banyak sama seperti
las sudut cekung.
Aktivitas 1.2
1. Jelaskan perbedaan sambungan pelat atau profil baja antara yang
menggunakan baut, paku keling, dan las ditinjau dari segi kekakuan !
2. Jelaskan tiga perbedaan antara las tumpul dan las sudut !
Peraturan Sambungan Dengan Menggunakan Las
Untuk menyambung pelat atau profil baja dengan menggunakan las harus
berpedoman kepada Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI)
tahun 1983, pasal 8.5, antara lain :
1) Panjang netto las adalah :
L
n
=L
bruto
3a
Dimana : a =tebal las
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 16 pada halaman berikut ini.
Gambar 15. Las Sudut Cembung
Modul 3 28
2) Panjang netto las tidak boleh kurang dari 40 mm atau 8 a 10 kali tebal las.
3) Panjang netto las tidak boleh lebih dari 40 kali tebal las. Kalau diperlukan
panjang netto las yang lebih dari 40 kali tebal las, sebaiknya dibuat las yang
terputus-putus.
4) Untuk las terputus pada batang tekan, jarak bagian-bagian las itu tidak boleh
melebihi 16 t atau 30 cm. Sedangkan pada batang tarik, jarak itu tidak boleh
melebihi 24 t atau 30 cm, dimana t adalah tebal terkecil dari elemen yang
dilas.
5) Tebal las sudut tidak boleh lebih dari t 2
6) Gaya P yang ditahan oleh las membentuk sudut dengan bidang retak las,
maka tegangan miring diizinkan adalah :
a
=
2 2
cos 3 sin
1
+
Gambar 16. Panjang Las dan Tebal Las
Modul 3 29
Tegangan miring yang terjadi dihitung dengan :
=
A
P
a
dimana : P =Gaya yang ditahan oleh las
A =Luas Bidang retak las
Tegangan idiil pada las dapat dihitung dengan :
a
=
c
a
c =
2 2
cos 3 sin
1
+
7) Gaya yang diizinkan untuk beberapa macam sambungan las
a.
P = A(untuk =90
0
)
b.
P = A(untuk =90
0
)
c.
P =0,58 A(untuk =0
0
)
Modul 3 30
d.
P =0,58 A(untuk =0
0
)
e.
P =0,91 A(untuk =79
0
)
f.
P =0,71 A(untuk =45
0
)
g.
P =0,58 A(untuk =0
0
)
h.
P = A(untuk =90
0
)
Modul 3 31
i.
P =1,2 A
j.
P =0,89 A(untuk =77
0
)
Aktivitas 3.2
1. Berapakah panjang minimum las pada suatu sambungan ?
2. Upaya apa yang anda lakukan apabila pada suatu sambungan memerlukan
panjang netto las lebih dari 40 kali tebal las ?
3. Berapakah besarnya gaya yang diizinkan untuk sambungan las tumpul yang
mengalami gaya tekan ?
Modul 3 32
3. Kesimpulan
Di dalam sambungan pelat atau profil baja yang menggunakan las akan
diperoleh sambungan yang sangat kaku apabila dibandingkan dengan baut atau
paku keling. Pada konstruksi baja biasanya ada 2 macam las yaitu las tumpul dan
las sudut, dimana penggunaannya tergantung kepada konstruksi yang akan
disambungkan. Untuk menyambung pelat atau profil baja dengan menggunakan
las harus berpedoman kepada PPBBI pasal. 8.5
4. Latihan Kegiatan Belajar 3
Pilihlah salah satu jawaban yang benar di antara a, b, c, atau d setelah anda
menghitungnya.
Soal :
Diketahui suatu pelat yang berukuran 80 mm x 10 mm dihubungkan
dengan las pada suatu pelat yang lain, seperti tergambar mutu pelat Bj 37.
1. Gaya Tarik yang dapat diizinkan adalah .......
a. 12800 ton
b. 12,80 ton
c. 11648 ton
d. 11,648 ton
Modul 3 33
2. Tabel las sudut adalah.....
a. 70,0 mm
b. 7,00 mm
c. 50 mm
d. 5 mm
3. Panjang Netto las maksimum adalah......
a. 280 cm
b. 140 cm
c. 28 cm
d. 14 cm
Periksalah Jawaban Anda Dengan Kunci Jawaban yang tersedia di bagian F
Yang berada dibagian belakang modul ini.
Modul 3 34
Anda telah mempelajari modul ini dengan tuntas. Anda telah dapat
mengenal dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang :
Sambungan Dengan Menggunakan Baut.
Anda sekarang telah dapat merencanakan sambungan pelat atau profil baja
dengan menggunakan baut sesuai dengan PPBBI 1983. Anda sudah dapat
menggunakan baut yang diulir penuh ataupun baut yang tidak diulir penuh.
Anda juga telah mengenal jenis jenis sambungan yang menggunakan baut.
Merencanakan penampang batang tarik. Anda sekarang telah dapat
menentukan ukuran profil baja yang digunakan sebagai batang tarik. Selain
itu, anda juga telah dapat menentukan kelangsingan batang tarik yang
digunakan yang memenuhi persyaratan PPBBI yaitu harus lebih kecil dari 240
untuk konstruksi utama dan harus lebih kecil dari 360 untuk konstruksi
sekunder.
Modul 3 35
Lihat di Buku Induk ya .... !
Gunawan, T. Dan Margaret, S. (1991). Teori Soal Dan Penyelesaian Konstruksi
Baja I Jilid I. J akarta : Delta Teknik Group.
Pasaribu, Patar M. (1996).Konstruksi Baja. Medan: Percetakan Bin Harun.
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983. Bandung :
Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan.
Rudy Gunawan. (1987). Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.