Anda di halaman 1dari 13

Pembahasan materi Distribusi Frekuensi dalam statistik.

Distribusi frekuensi disebut juga tabel frekuensi, terdiri atas data diskrit dan data kontinyu.
Cara menentukan jumlah kelas :
K = 1 + 3,3 log N
Dimana : K = jumlah kelas ; N = banyak frekuensi ; , = bilangan konstan
Contoh : !era"a jumlah kelas bila diketahui N=#$ %
&a'ab :
K = ( ) ,log#$ = ( ) ,*(,+(,-. = /,01
&adi, &umlah kelas bisa menggunakan / atau + kelas
Cara menentukan interval kelas :
ci = range / K
Dimana : 2i = inter3al kelas ; range = data terbesar4data terke2il ; K = banyak kelas
Contoh : Diketahui data gaji $0 karya'an
#0 +$ $, #$ // +1 #$ $/ /1
/( +( $ $0 $ #1 /1 1/ #+ $1
+0 1( #( -( $$ / $- $ 1$ //
1( /+ $$ 1+ #- +$ #/ - /# #0
-1 ## -+ ## / 1, #$ -1 +- ++
&a'ab :
Langkah 1 : mengurutkan data
$ $ -
1( 1( 1, 1$ 1/ 1+
$0 $, $ $1 $$ $$ $/ $-
#0 #0 #( #1 #$ #$ #$ ## ## #/
/( / / /1 /1 /# // // /+
+0 +( +1 +$ +$ ++ +-
-( -1 -1 -+
Langkah 2 : menentukan jumlah kelas
K = ( ) , log $0 = ( ) ,*(,#--0. = #,#
&umlah kelas dibulatkan menjadi /
Langkah 3 : menentukan interval kelas
2i = *data terbesar4data terke2il.5K = *-+4.5/ = -,
6nter3al kelas dibulatkan menjadi (0
Tabel akhir
A. DIS!I"#SI $!%K#%NSI
&engertian '
Data kuantitatif yang dikum"ulkan dari la"angan *data mentah., nilainya tidak selalu sama
atau seragam teta"i ber3ariasi dari satu "engamatan ke "engamatan yang lain, misalnya data
hasil "roduksi, data hasil "enjualan, data tingkat konsumsi dan lain4lain. &ika data hasil
"engamatan di la"angan mem"unyai jumlah yang besar maka data mentah tersebut "erlu
diolah dengan 2ara meringkas data tersebut dan didistribusikan ke dalam kelas atau kategori.
7uatu tabel yang berisi susunan data yang terbagi ke dalam bebera"a frekuensi kelas disebut
Distribusi Frekuensi atau Tabel Frekuensi. Dengan disajikannya data dalam bentuk distribusi
frekuensi maka akan memudahkan bagi "ihak yang berke"entingan terhada" data tersebut
untuk melakukan analisis data, dibandingkan jika data yang disajikan masih beru"a data
mentah dan dalam jumlah yang banyak.
(%("%N#K DIS!I"#SI $!%K#%NSI
8angkah4langkah membuat distribusi frekuensi adalah :
a. 9entukan banyaknya kelas yang di"erlukan
b. 9entukan 'ilayah data tersebut *:ange.
2. !agilah 'ilayah tersebut dengan banyaknya kelas untuk menduga lebar
selangnya .
d. 9entukan limit ba'ah kelas bagi selang yang "ertama dan kemudian batas
ba'ah kelas. 9ambahkan lebar kelas "ada batas ba'ah kelas untuk menda"atkan
batas atas kelasnya.
e. Daftarkan semua limit kelas dan batas kelas dengan 2ara menambahkan lebar
kelas "ada limit dan batas selang sebelumnya.
f. 9entukan titik tengah kelas bagi masing4masing selang dengan merata4ratakan
limit kelas atau batas kelasnya.
g. 9entukan frekuensi bagi masing4masing kelas.
h. &umlahkan kolom frekuensi dan "eriksa a"akah hasilnya sama dengan
banyaknya total "engamatan.
". &ersentil )an *enjang +ersentil
Persentil adalah nilai yang membagi satu kelom"ok obser3asi atau data menjaadi (00 bagian
yang sama. Persentil digunakan sebagai "enunjuk ke2enderungan terhada" distribusi
normal. .
8etak Persentil = n 5 (00
8etak Persentil ke4$0 = $0n 5 (00 = n 5 ,
8etak Persentil ke4-- = -- 5 (0
Kelas Persentil ke4" : Kelas dimana Persentil ke4" berada
&ersentil ke,+ = "" Kelas &ersentil ke,+ + i-s / .+/
" : (,,,;--
9!! : 9e"i !atas !a'ah
s : selisih antara 8etak Persentil ke4" dengan Frekuensi Kumulatif sebelum kelas
Persentil ke4"
9!< : 9e"i !atas <tas
i : inter3al kelas
F" : Frekuensi kelas Persentil ke4"
0. #kuran,ukuran ten)ensi sentral
7alah satu tugas statistik adalah men2ari suatu nilai di sekitar mana nilai4nilai dalam
suatu distribusi memusat. Nilai atau titik yang menjadi "usat sesuatu distribusi disebut
tendensi pusat (central tendency). 9endensi Pusat da"at dikatakan juga titik yang
menjadi "usat sesuatu distribusi
7yarat yang harus di"enuhi "ada ukuran tendensi sentral:
dirumuskan "embentukannya dengan tegas
didasarkan "ada "erhitungan "engamatan
jangan mem"unyai sifat matematis yang abstrak
dida"at dengan "erhitungan yang mudah dan 2e"at
jangan terlalu "eka terhada" efek fluktuasi sam"ling
9endensi Pusat terdiri dari :
(. =ean 5 :ata4rata, nilai yang me'akili sekelom"ok data.
,. =edian, nilai tengah dari suatu data.
. =odus, nilai yang sering banyak mun2ul dari sekelom"ok data.
1. >uartile
$. Desile
#. Per2entile
=a2am ukuran tendensi "usat
Arithmetic (ean -rata,rata hitung/

o :ata4rata hitung data tidak berkelom"ok


o :ata4rata hitung data berkelom"ok
o :ata4rata hitung tertimbang *weighted arithmetic mean.
D. #kuran 1aria2ilitas
?kuran @ariabilitas adalah nilai yang me'akili besarnya dis"ersisuatu obser3asi a"abila
diketahui nilai dari ukuran tersebut. 9a"i ada yang menyebut 3ariabilitas dengan istilah
dis"resi atau "enyebaran data. Karakteristik data ini mengukur bagaimana data obser3asi
tersebar.
?kuran 3ariabilitas sangat "enting artinya bagi "enggambaran serangkaian data, lebih4lebih
jika seseorang ingin membandingkan dua atau lebih rangkaian data. Dalam usaha
membandingkan bebera"a rangkaian data, "enggunaan ukuran "usat datasaja tidak akan
memberikan hasil yang baik, bahkan da"at menyesatkan. <da bebera"a kemungkinan yang
terjadi jika antara "usat data, misalnya rata4rata dan ukuran 3ariabilitas data dihubungkan
satu dengan yang lainnya.
@ariabilitas ditunjukan oleh kerun2ingan masng4masing "olygon frekuensi. 7emakin run2ing
"olygon frekuens, akan semakin ke2il 3ariabilitasnya. Dan semakin "i"ih "olygon frekuensi
data yang bersangkutan, maka 3ariabilitas data tersebut semakin besar.
?kuran @ariabilitas terdiri dari :

1. !ange
3. (ean Deviation / Sim+angan rata 4 rata, yaitu untuk melihat besarnya
sim"angan dari sekelom"ok data obse3asi terhada" rata A rata.
3. (e)ian Deviation / Sim+angan (e)ian, yaitu untuk melihat besarnya
sim"angan dari sekelom"ok data obser3asi terhada" median.
5. Stan)ar) Deviation / Sim+angan "aku, yaitu ukuran 3ariasi ter"enting
sebab mem"unyai sifat untuk matematis yang berguna untuk "embahasn teori
dan analisa.
Basil "engukuran yang kita "eroleh disebut dengan data mentah. !esarnya hasil "engukuran
yang kita "eroleh biasanya ber3ariasi. <"abila kita "erhatikan data mentah tersebut, sangatlah
sulit bagi kita untuk menarik kesim"ulan yang berarti. ?ntuk mem"eroleh gambaran yang
baik mengenai data tersebut, data mentah tersebut "erlu di olah terlebih dahulu.
Pada saat kita dihada"kan "ada sekum"ulan data yang banyak, seringkali membantu untuk
mengatur dan merangkum data tersebut dengan membuat tabel yang berisi daftar nilai data
yang mungkin berbeda *baik se2ara indi3idu atau berdasarkan "engelom"okkan. bersama
dengan frekuensi yang sesuai, yang me'akili bera"a kali nilai4nilai tersebut terjadi. Daftar
sebaran nilai data tersebut dinamakan dengan Daftar Frekuensi atau 7ebaran Frekuensi
*Distribusi Frekuensi..
Dengan demikian, )istri2usi .rekuensi adalah daftar nilai data *bisa nilai individual atau
nilai data yang sudah dikelompokkan ke dalam selang interval tertentu. yang disertai dengan
nilai frekuensi yang sesuai.
Pengelom"okkan data ke dalam bebera"a kelas dimaksudkan agar 2iri42iri "enting data
tersebut da"at segera terlihat. Daftar frekuensi ini akan memberikan gambaran yang khas
tentang bagaimana keragaman data. 7ifat keragaman data sangat "enting untuk diketahui,
karena dalam "engujian4"engujian statistik selanjutnya kita harus selalu mem"erhatikan sifat
dari keragaman data. 9an"a mem"erhatikan sifat keragaman data, "enarikan suatu
kesim"ulan "ada umumnya tidaklah sah.
7ebagai 2ontoh, "erhatikan 2ontoh data "ada 9abel (. 9abel tersebut adalah daftar nilai ujian
=atakuliah 7tatistik dari +0 =ahasis'a *7udjana, (-CC..
9abel (. Daftar Nilai ?jian =atakuliah 7tatistik
/-1-1+/1+(-++/+0
+0+1-0/0-(-+,/+
/0/(-,+$#+(/1/
#+/,+$$(#$-++#
-0$+//11+#++
-,-/#/(-0/,#//$
+0-(#(/,-/-(+++(
/0/1---$+0$-/(//
##0++,#0#/+-#
/##++/0##++/-/$
7angatlah sulit untuk menarik suatu kesim"ulan dari daftar data tersebut. 7e2ara se"intas, kita
belum bisa menentukan bera"a nilai ujian terke2il atau terbesar. Demikian "ula, kita belum
bisa mengetahui dengan te"at, bera"a nilai ujian yang "aling banyak atau bera"a banyak
mahasis'a yang menda"atkan nilai tertentu. Dengan demikian, kita harus mengolah data
tersebut terlebih dulu agar da"at memberikan gambaran atau keterangan yang lebih baik.
!andingkan dengan tabel yang sudah disusun dalam bentuk daftar frekuensi *9abel ,a dan
9abel ,b.. a2el 3a meru"akan daftar frekuensi dari data tunggal dan a2el 32 meru"akan
daftar frekuensi yang disusun dari data yang sudah di kelom"okkan "ada kelas yang sesuai
dengan selangnya. Kita bisa mem"eroleh bebera"a informasi atau karakteristik dari data nilai
ujian mahasis'a.
9abel ,a.
NoNilai #jian$rekuensi
x
i
f
i
( $ (
, # 0
/ 0
1 + (
: : :
(# /0 1
(/ /(
: : (
1, -+ (
1 -- (
9otal +0
Pada 9abel ,a, kita bisa mengetahui bah'a ada +0 mahasis'a yang mengikuti ujian, nilai
ujian terke2il adalah $ dan tertinggi adalah --. Nilai /0 meru"akan nilai yang "aling banyak
di"eroleh oleh mahasis'a, yaitu ada 1 orang, atau kita juga bisa mengatakan ada 1
mahasis'a yang mem"eroleh nilai /0, tidak ada satu "un mahasis'a yang menda"atkan nilai
#, atau hanya satu orang mahasis'a yang menda"atkan nilai $.
9abel ,b.
Kelas ke, Nilai #jian$rekuensi .
i
( ( A 10 ,
, 1( A $0
$( A #0 $
1 #( A /0 (
$ /( A +0 ,1
# +( A -0 ,(
/ -( A (00 (,
&umlah +0
9abel ,b meru"akan daftar frekuensi dari data yang sudah dikelom"okkan. Daftar ini
meru"akan daftar frekuensi yang sering digunakan. Kita sering kali mengelom"okkan data
2ontoh ke dalam selang4selang tertentu agar mem"eroleh gambaran yang lebih baik mengenai
karakteristik dari data. Dari daftar tersebut, kita bisa mengetahui bah'a mahasis'a yang
mengikuti ujian ada +0, selang kelas nilai yang "aling banyak di"eroleh oleh mahasis'a
adalah sekitar /( sam"ai +0, yaitu ada ,1 orang, dan seterusnya. Banya saja "erlu diingat
bah'a dengan 2ara ini kita bisa kehilangan identitas dari data aslinya. 7ebagai 2ontoh, kita
bisa mengetahui bah'a ada , orang yang menda"atkan nilai antara ( sam"ai 10. =eski"un
demikian, kita tidak akan tahu dengan "ersis, bera"a nilai sebenarnya dari , orang mahasis'a
tersebut, a"akah ( a"akah , atau # dst.
<da bebera"a istilah yang harus di"ahami terlebih dahulu dalam menyusun daftar frekuensi.
9abel .
Kelas ke,
Selang
Nilai #jian
"atas Kelas
Nilai Kelas
-6
i
/
$rekuensi
-.
i
/
( ( A 10 0.$ A 10.$ $.$ ,
, 1( A $0 10.$ A $0.$ 1$.$
$( A #0 $0.$ A #0.$ $$.$ $
1 #( A /0 #0.$ A /0.$ #$.$ (
$ /( A +0 /0.$ A +0.$ /$.$ ,1
# +( A -0 +0.$ A -0.$ +$.$ ,(
/ -( A (00 -0.$ A (00.$ -$.$ (,
&umlah +0
!ange : 7elisih antara nilai tertinggi dan terendah. Pada 2ontoh ujian di atas, :ange = -- A $
= #1
"atas 2a7ah kelas: Nilai terke2il yang berada "ada setia" kelas. *Contoh: Pada 9abel di
atas, batas ba'ah kelasnya adalah (, 1(, $(, #(, ;, -(.
"atas atas kelas: Nilai terbesar yang berada "ada setia" kelas. *Contoh: Pada 9abel di atas,
batas ba'ah kelasnya adalah 10, $0, #0, ;, (00.
"atas kelas -Class boundary/: Nilai yang digunakan untuk memisahkan antar kelas, ta"i
tan"a adanya jarak antara batas atas kelas dengan batas ba'ah kelas berikutnya. Contoh:
Pada kelas ke4(, batas kelas terke2ilnya yaitu 0.$ dan terbesar 10.$. Pada kelas ke4,, batas
kelasnya yaitu 10.$ dan $0.$. Nilai "ada batas atas kelas ke4( *10.$. sama dengan dan
meru"akan nilai batas ba'ah bagi kelas ke4, *10.$.. "atas kelas selalu )in8atakan )engan
jumlah )igit satu )esimal le2ih 2an8ak )ari+a)a )ata +engamatan asaln8a. Bal ini
dilakukan untuk menjamin tidak ada nilai "engamatan yang jatuh te"at "ada batas kelasnya,
sehingga menghindarkan keraguan "ada kelas mana data tersebut harus ditem"atkan. Contoh:
bila batas kelas di buat se"erti ini:
Kelas ke4( : 0 A 10
Kelas ke4, : 10 A $0
:
dst.
<"abila ada nilai ujian dengan angka 10, a"akah harus ditem"atkan "ada kelas4( ataukah
kelas ke4,%
&anjang/le2ar kelas -selang kelas/: 7elisih antara dua nilai batas ba'ah kelas yang
berurutan atau selisih antara dua nilai batas atas kelas yang berurutan atau selisih antara nilai
terbesar dan terke2il batas kelas bagi kelas yang bersangkutan. !iasanya lebar kelas tersebut
memiliki lebar yang sama. Contoh:
lebar kelas = 1( A ( = (0 *selisih antara , batas ba'ah kelas yang berurutan. atau
lebar kelas = $0 A 10 = (0 *selisih antara , batas atas kelas yang berurutan. atau
lebar kelas = 10.$ A 0.$ = (0. *selisih antara nilai terbesar dan terke2il batas kelas "ada kelas
ke4(.
Nilai tengah kelas: Nilai kelas meru"akan nilai tengah dari kelas yang bersangkutan yang
di"eroleh dengan formula berikut: 9 -2atas atas kelas+2atas 2a7ah kelas/. Nilai ini yang
dijadikan "e'akil dari selang kelas tertentu untuk "erhitungan analisis statistik selanjutnya.
Contoh: Nilai kelas ke4( adalah D*()10. = $.$
"an8ak kelas: 7udah jelasE Pada tabel ada / kelas.
$rekuensi kelas: !anyaknya kejadian *nilai. yang mun2ul "ada selang kelas tertentu.
Contoh, "ada kelas ke4(, frekuensinya = ,. Nilai frekuensi = , karena "ada selang antara 0.$
A 10.$, hanya ada , angka yang mun2ul, yaitu nilai ujian ( dan +.
eknik +em2uatan a2el Distri2usi $rekuensi -D$/
Distribusi frekuensi dibuat dengan alasan berikut:
kum"ulan data yang besar da"at diringkas
kita da"at mem"eroleh bebera"a gambaran mengenai karakteristik data, dan
meru"akan dasar dalam "embuatan grafik "enting *se"erti histogram..
!anyak soft'are *teknologi kom"utasi . yang bisa digunakan untuk membuat tabel distribusi
frekuensi se2ara otomatis. =eski"un demikian, di sini teta" akan diuraikan mengenai
"rosedur dasar dalam membuat tabel distribusi frekuensi.
8angkah4langkah dalam menyusun tabel distribusi frekuensi:
?rutkan data, biasanya diurutkan dari nilai yang "aling ke2il
o 9ujuannya agar range data diketahui dan mem"ermudah "enghitungan
frekuensi tia" kelasE
9entukan range *rentang atau jangkauan.
o :ange = nilai maksimum A nilai minimum
9entukan 2an8ak kelas yang diinginkan. &angan terlalu banyak5sedikit, berkisar
antara $ dan ,0, tergantung dari banyak dan sebaran datanya.
o <turan 7turges:
o !anyak kelas = ( ) . log n, dimana n = banyaknya data
9entukan +anjang/le2ar kelas inter3al *".
o Panjang kelas *". = FrentangG5Fbanyak kelasG
9entukan nilai ujung 2a7ah kelas inter3al "ertama
Pada saat menyusun 9DF, "astikan bah'a kelas tidak tum"ang tindih sehingga setia" nilai4
nilai "engamatan harus masuk te"at ke dalam satu kelas. Pastikan juga bah'a tidak akan ada
data "engamatan yang tertinggal *tidak da"at dimasukkan ke dalam kelas tertentu.. Cobalah
untuk menggunakan lebar yang sama untuk semua kelas, meski"un kadang4kadang tidak
mungkin untuk menghindari inter3al terbuka, se"erti H I -( H *-( atau lebih.. =ungkin juga
ada kelas tertentu dengan frekuensi nol.
0ontoh'
Kita gunakan "rosedur di atas untuk menyusun tabel distribusi frekuensi nilai ujian
mahasis'a *9abel (..
Berikut adalah nilai ujian yang sudah diurutkan:
35 38 43 48 49 51 56 59 60 60
61 63 63 63 65 66 67 67 68 70
70 70 70 71 71 71 72 72 72 73
73 74 74 74 74 75 75 76 76 77
78 79 79 80 80 80 80 81 81 81
82 82 83 83 83 84 85 86 86 87
88 88 88 88 89 90 90 90 91 91
91 92 92 93 93 93 95 97 98 99
2. Range:
[nilai tertinggi nilai terendah! " 99 35 " 64
3. Banyak Kelas:
#entukan $anyak kelas yang diinginkan.
%&a$ila kita lihat nilai 'ange " 64( )ungkin $anyak kelas
sekitar 6 atau 7.
*e$agai latihan( kita gunakan aturan *turges.
$anyak kelas " 1 + 3.3 , log-n.
" 1 + 3.3 , log-80.
" 7.28 / 7
4. Panjang Kelas:
0anjang 1elas " [range!2[$anyak kelas!
" 6427
" 9.14 / 10
-untuk )e)udahkan dala) &enyusunan #34.
5. #entukan nilai $atas $a5ah kelas &ada kelas &erta)a.
6ilai ujian terke7il " 35
0enentuan nilai $atas $a5ah kelas $e$as saja(
asalkan nilai terke7il )asih )asuk ke dala) kelas terse$ut.
8isalkan: a&a$ila nilai $atas $a5ah yang kita &ilih adalah 26(
)aka inter9al kelas &erta)a: 26 35( nilai 35 te&at jatuh
di $atas atas kelas ke:1. 6a)un a&a$ila kita &ilih
nilai $atas $a5ah kelas 20 atau 25( jelas nilai terke7il( 35(
tidak akan )asuk ke dala) kelas terse$ut.
6a)un untuk ke)udahan dala) &enyusunan dan &e)$a7aan #34(
tentunya juga untuk keindahan( he2.. le$ih $aik kita )e)ilih
$atas $a5ah 30 atau 31. ;k( saya tertarik dengan angka 31(
sehingga batas bawahnya adalah 31.
3ari &rosedur di atas( kita da&at in<o se$agai $erikut:
Banyak kelas : 7
0anjang kelas : 10
Batas $a5ah kelas : 31
*elanjutnya kita susun #34:
4or) #34:
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
1elas ke: = 6ilai >jian = Batas 1elas = #urus = 4rekuensi
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
1 31 :
2 41 :
3 51 :
: : :
6 81 :
7 91 :
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
?u)lah
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
#a$el $erikut )eru&akan ta$el yang sudah dilengka&i
Kelas ke, Nilai #jian"atas Kelas
$rekuensi
-.
i
/
( ( A 10 0.$ A 10.$ ,
, 1( A $0 10.$ A $0.$
$( A #0 $0.$ A #0.$ $
1 #( A /0 #0.$ A /0.$ (
$ /( A +0 /0.$ A +0.$ ,1
# +( A -0 +0.$ A -0.$ ,(
/ -( A (00 -0.$ A (00.$ (,
&umlah +0
atau dala) $entuk yang le$ih ringkas:
Kelas ke, Nilai #jian
$rekuensi
-.i/
( ( A 10 ,
, 1( A $0
$( A #0 $
1 #( A /0 (
$ /( A +0 ,1
# +( A -0 ,(
/ -( A (00 (,
&umlah +0
Distri2usi $rekuensi !elati. )an Kumulati.
@ariasi "enting dari distribusi frekuensi dasar adalah dengan menggunakan nilai frekuensi
relatifnya, yang disusun dengan membagi frekuensi setia" kelas dengan total dari semua
frekuensi *banyaknya data.. 7ebuah distribusi frekuensi relatif men2aku" batas4batas kelas
yang sama se"erti 9DF, teta"i frekuensi yang digunakan bukan frekuensi aktual melainkan
frekuensi relatif. Frekuensi relatif kadang4kadang dinyatakan sebagai "ersen.
Frekuensi relatif =
Contoh: frekuensi relatif kelas ke4(:
f
i
= ,; n = +0
Frekuensi relatif = ,5+0 C (00J = ,.$J
Kelas ke, Nilai #jian$rekuensi relati. -:/
( ( A 10 ,.$0
, 1( A $0 ./$
$( A #0 #.,$
1 #( A /0 (#.,$
$ /( A +0 0.00
# +( A -0 ,#.,$
/ -( A (00 ($.00
&umlah (00.00
Distri2usi $rekuensi kumulati.
@ariasi lain dari distribusi frekuensi standar adalah frekuensi kumulatif. Frekuensi kumulatif
untuk suatu kelas adalah nilai frekuensi untuk kelas tersebut ditambah dengan jumlah
frekuensi semua kelas sebelumnya.
Perhatikan bah'a kolom frekuensi selain label headernya diganti dengan frekuensi kumulatif
kurang dari, batas4batas kelas diganti dengan Kkurang dariH eks"resi yang menggambarkan
kisaran nilai4nilai baru.
Nilai #jian $rekuensi kumulati. kurang )ari
kurang dari 0.$ 0
kurang dari 10.$ ,
kurang dari $0.$ $
kurang dari #0.$ (0
kurang dari /0.$ ,
kurang dari +0.$ 1/
kurang dari -0.$ #+
kurang dari (00.$+0
atau kadang disusun dalam bentuk se"erti ini:
Nilai #jian $rekuensi kumulati. kurang )ari
kurang dari 1( ,
kurang dari $( $
kurang dari #( (0
kurang dari /( ,
kurang dari +( 1/
kurang dari -( #+
kurang dari (0(+0
@ariasi lain adalah Frekuensi kumulatif lebih dari. Prinsi"nya ham"ir sama dengan "rosedur
di atas.
;istogram
Bistogram adalah meru"akan bagian dari grafik batang di mana skala horisontal me'akili
nilai4nilai data kelas dan skala 3ertikal me'akili nilai frekuensinya. 9inggi batang sesuai
dengan nilai frekuensinya, dan batang satu dengan lainnya saling berdem"etan, tidak ada
jarak5 ga" diantara batang. Kita da"at membuat histogram setelah tabel distribusi frekuensi
data "engamatan dibuat.
&oligon $rekuensi'
&oligon $rekuensi menggunakan segmen garis yang terhubung ke titik yang terletak te"at di
atas nilai4nilai titik tengah kelas. Ketinggian dari titik4titik sesuai dengan frekuensi kelas, dan
segmen garis di"erluas ke kanan dan kiri sehingga grafik dimulai dan berakhir "ada sumbu
horisontal.
<give
<give adalah grafik garis yang menggambarkan frekuensi kumulatif, se"erti daftar distribusi
frekuensi kumulatif. Perhatikan bah'a batas4batas kelas dihubungkan oleh segmen garis
yang dimulai dari batas ba'ah kelas "ertama dan berakhir "ada batas atas dari kelas terakhir.
Lgi3e berguna untuk menentukan jumlah nilai di ba'ah nilai tertentu. 7ebagai 2ontoh, "ada
gambar berikut menunjukkan bah'a #+ mahasis'a menda"atkan nilai kurang dari -0.$.

Anda mungkin juga menyukai