Anda di halaman 1dari 11

TUGAS EMBRIOLOGI VETERINER

DI SUSUN OLEH:

SIGIT WICAKSONO
O111 13 306

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2014




1. Sebutkan sifat fisik dan kimia DNA!
Jawab:
Sifat Fisik DNA
Rantai ganda DNA dapat saling
dipisahkan dengan meningkatkan
suhu larutan. Suhu yang
menyebabkan setengah dari
molekul DNA mengalami
denaturasi dinamakan tiiik lebur
DNA. Istilah ini juga mempunyai
arti fisiologis. Misalnya :
pengalihan informasi dari DNA
juga terjadi karena adanya pemisahan kedua rantai DNA, sehingga faktor-
faktor yang diperlukan dalam pemisahan kedua rantai tersebut dapat dikatakan
menurunkan titik lebur di bawah suhu sel. Titik lebur DNA sendiri dalam
kondisi eksperimental terletak di sekitar 85C. Nilai sebenarnya tergantung
dari komposisi basanya, karena untuk melepaskan tiga ikatan hidrogen pada
pasangan G-C diperlukan energi lebih banyak dari pada yang diperlukan untuk
memisahkan dua ikatan yang sama pada pasangan A-T.
Dari sekian banyak sifat DNA, yang sering dipakai sebagai ukuran
pertambahan ataupun pengurangan struktur heliks ganda adalah absorpsi
spektrum ultra violet. Baik nukleosida maupun nukleotida menunjukkan
spektrum ultra violet yang khas. Sifat ini ditimbulkan oleh adanya ikatan
konjugasi pada gugus purin dan pirimidin. Absorbansi akan berkurang dengan
adanya ikatan hidrogen pada heliks ganda. Pengurangan atau hipokromisitas
ini dapat digunakan sebagai indeks dari bagian molekul yang berbentuk heliks.
Bila suhu suatu larutan DNA yang terdenaturasi (tetapi komplementer)
dipertahankan di bawah titik lebur, heliks ganda akan terbentuk kembali.
Proses ini dinamakan penggabungan (annealing) DNA. Kecepatan proses
tersebut tergantung pada fraksi molekul DNA yang tepat berpasangan. Makin
besar fraksi demikian, makin besar pula proporsi benturan antar molekul yang
mengakibatkan urutan-urutan komplementer saling mendekat.
Kepadatan Terapung, (rho) dari DNA dalam larutan garam pekat akan
meningkat dengan bertambah banyaknya proporsi pasangan guanidin-sitosin :
(rho) = 1,660 + 0,098 (G + C)/(nukleosida total)
Perbedaan yang ditimbulkan cukup besar untuk dapat memisahkan molekul-
molekul DNA-nya ke dalam golongan-golongan dengan kandungan basa yang
sama. Keadaan ini didapatkan dengan cara memusingkannya melalui gradien
larutan garam dengan kadar yang makin meningkat (yang sering digunakan
adalah larutan Sesium Klorida, CsCl). Molekul-molekul dengan komponen G-
C lebih banyak atau komponen A-T lebih sedikit, akan mengendap lebih jauh
sebelum mencapai larutan dengan kepadatan yang sama.
Sifat Kimia DNA
a. Gula pentosanya adalah ribose
b. RNA memiliki ribonukleotida 3uanine(G), sitosin , 3uanine (A) dan
Urasil (U) pengganti Timin pada DNA.
c. Untai fosfodiesternya adalah untai tunggal yang bisa melipat membentuk
jepit rambut seperti untai ganda.Beda dengan DNA bentuk molekulnya
heliks ganda.
d. Prosentasi kandungan bas tidak harus sama, pasangan 3uanine tidak harus
sama dengan urasil, dan sitosin tidak harus sama dengan 3uanine.
Ada tiga jenis RNA yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger RNA)
dan rRNA (ribosomal RNA). Ketiga macam RNA ini mempunyai fungsi
yang berbeda-beda, tetapi ketiganya secara bersama-sama mempunyai
peranan penting dalam sintesis protein
2. Jelaskan perbedaan antara meiosis dan mitosis!
Jawab:
Berikut akan kami paparkan perbedaan antara Pembelahan Mitosis dan Meiosis
sebagai berikut:
Pembelahan Mitosis
1) Hasilnya adalah 2 Sel.
2) Terjadi di jaringan tumbuh
3) Terjadi 1 kali pembelahan dan terdapat interfase
4) Kromosomenya 2n
5) Memperbanyak jumlah sel
Pembelahan Meiosis
1) Hasilnya adalah 4 Sel
2) Terjadi di sel kelamin
3) 2 kali pembelahan tanpa interfase
4) Kromosomnya n
5) Membuat Sel gamet

3. Jelaskan mengenai siklus sel! (G1 dan G2)
Jawab:
Siklus sel adalah kegiatan yang terjadi
dari satu pembelahan sel ke pembelahan sel
berikutnya. Siklus sel adalah fungsi sel yang
paling mendasar berupa duplikasi akurat
sejumlah besar DNA di dalam kromosom,
dan kemudian memisahkan hasil duplikasi
tersebut hingga terjadi dua sel baru yang
identik. Siklus sel mencakup dua fase, yaitu
fase persiapan (Interfase) dan fase
pembelahan (Mitosis). Fase persiapan terdiri
atas periode G1 (gap 1), periode S (sintesis) dan periode G2 (gap 2). Fase pembelahan
terdiri atas karyokinesis atau mitosis (pembelahan nucleus) dan sitokinesis
(pembagian sitoplasma).
Urutan tahapan siklus adalah G1-S-G2-M. Tahap S (tahap sintesis) adalah
tahapan dimana terjadi sintesis dan replikasi DNA sehingga volume inti sel
meningkat. Tahap interfase terdiri G1, S dan G2. Tahap M (mitosis) berlangsung
ketika pembagian inti (kromosom) dan sitoplasma. Mitosis terdiri dari 4 fase yaitu
profase, metaphase, anaphase dan telofase.
a. Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusia
membutuhkan waktu sekitar 10 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil
replikasi kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua
nukleus masing-masing guna proses mitosis pada fasa M.
b. Fasa M (mitosis)
Interval waktu fasa M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan
sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel
membelah dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam fasa M
terjadi beberapa jenjang fasa, yaitu:
Profasa, fasa terjadinya kondensasi kromosom dan pertumbuhan
pemintalnya. Pada saat ini kromosom terlihat di dalam sitoplasma.
Prometafasa, pada fasa ini sampul inti sel terlarut dan kromosom yang
mengandung 2 kromatid mulai bermigrasi menuju bidang ekuatorial
(piringan metafasa).
Metafasa. kondensasi kromosom pada bidang ekuatorial mencapai titik
puncaknya
Anafasa. Tiap sentromer mulai terpisah dan tiap kromatid dari masing-
masing kromosom tertarik menuju pemintal kutub.
Telofasa. Kromosom pada tiap kutub mulai mengalami dekondensasi,
diikuti dengan terbentuknya kembali membran inti sel dan sitoplasma
perlahan mulai membelah
Sitokinesis. Pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh interaksi
antara pemintal mitotik, sitoskeleton aktomiosin dan fusi sel dan
menghasilkan dua sel anak yang identik.


c. Fasa G (gap)
Fasa G yang terdiri dari G
1
dan G
2
adalah fasa sintesis zat yang diperlukan
pada fasa berikutnya. Pada sel mamalia, interval fasa G
2
sekitar 2 jam,
sedangkan interval fasa G
1
sangat bervariasi antara 9 jam hingga beberapa hari.
Sel yang berada pada fasa G
1
terlalu lama, dikatakan berada pada fasa G
0
atau
quiescent. Pada fasa ini, sel tetap menjalankan fungsi metabolisnya dengan
aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi secara aktif. Sebuah sel yang
berada pada fasa G
0
dapat memasuki siklus sel kembali, atau tetap pada fasa
tersebut hingga terjadi apoptosis.
Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fasa G
0
. Sel tersebut dapat
masuk kembali ke fasa G
1
oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan
kepadatan sel, mitogen atau faktor pertumbuhan, atau asupan nutrisi.
d. Interfasa
Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain. Jedah
tersebut termasuk fasa G
1
, S, G
2
. pembelahan sel merupakan bagian dari siklus
sel.Pembelahan sel di bagi atas 3 yaitu amitosis, mitosis dan meosis. Amitosis
adalah pembelahan langsung karena inti membelah tanpa melibatkan
pembentukan kromosom. Pembelahan diawali dengan memanjangnya sel dan
inti yang diikuti oleh bagian tengah sampai putus. Mitosis merupakan proses
pembelahan inti yang diikuti oleh pembelahan sel. Pembelahan mitosis terjadi
selama 2 jam. Meosis adalah proses pembelahan sel yang terjadi pada sel
kelamin dari organism yang mengadakan reproduksi secara generative. Meosis
terjadi dalam dua kali pembelahan dan akhir dari pembelahan akan terbentuk
sel haploid.
4. Jelaskan tentang sentriol!
Sentriol adalah bagian sel yang berbentuk silinder yang terdiri dari tubulin yang
ditemukan di sebagian sel eukariotik. Sentriol terlibat dalam pembelahan sel serta
pembentukan silia dan flagela. Sentriol merupakan perkembangan dari sentrosom,
yaitu pusat sel, daerah dari sitoplasma yang dekat dengan inti sel. Sentriol tidak
terdapat di tumbuhan berpembuluh, tumbuhan berbunga, dan jamur. Sentriol ada di
gamet jantan charophytes, bryophytes, tumbuhan berpembuluh tanpa biji, sikas, dan
ginko.
Sentriol pertama kali diteliti oleh Edouard van Beneden dan Theodor Boveri masing-
masing pada tahun 1883 dan 1888, sementara pola sentriol saat melakukan duplikasi
pertama kali diteliti oleh Etienne de Harven dan Joseph G. Gall pada tahun 1950.
1. Struktur Sentriol
Sepasang sentriol yang saling terkait, dikelilingi oleh massa yang padat yang
disebut bahan pericentriolar atau PCM, membentuk sebuah senyawa yang disebut
sentrosom.
Kebanyakan sentriol terdiri dari sembilan set mikrotubulus yang terdiri dari tiga
buah yang membentuk silinder. Penyimpangan dari struktur ini adalah pada
kepiting dan embrio Drsophila melanogaster, dengan sembilan ganda, dan sel-sel
sperma dan embrio awal Caenorhabditis elegans, dengan sembilan tunggal.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop electron.
2. Peran Sentriol dalam Pembelahan Sel
Sentriol berfungsi membentuk kutub-kutub bagi pembelahan sel. Sentriol terlibat
dalam proses mitosis dan dalam penyelesaian sitokinesis. Sentriol sebelumnya
dianggap perlu untuk pembentukan mitosis pada sel hewan. Namun, penelitian
terbaru menunjukkan bahwa sel-sel sentriol yang telah dihapus dengan laser masih
dapat berkembang sebelum sentriol dapat disintesis. Selain itu, mutan lalat yang
kekurangan sentriol berkembang secara normal, meskipun sel-sel lalat dewasa
kekurangan flagela dan silia, kemudian mereka mati segera setalah lahir.
3. Peran Sentriol dalam Organisme Seluler
Sentriol adalah bagian yang sangat penting dari sentrosom, yaitu terlibat dalam
mengorganisir mikrotubulus dalam sitoplasma. Posisi sentriol menentukan posisi
inti sel dan memainkan peran penting dalam susunan sel spasial. Buehler telah
mensugesti bahwa sentriol dapat membentuk sebuah mata penunjuk arah, yang
sensitif terhadap panjang gelombang tertentu di spektrum infra merah. Dia juga
telah menunjukkan bahwa sel-sel mampu bereaksi satu sama lain dalam kejauhan
dan bahkan ketika dipisahkan oleh sebuah kaca film.
4. Siliogenesis
Dalam organisme dengan flagela dan silia, posisi organel ditentukan oleh ibu
sentriol yang menjadi tubuh basal. Ketidakmampuan sel untuk menggunakan
sentriol untuk membuat silia fungsional dan flagela telah dikaitkan dengan
sejumlah penyakit genetik. Secara khusus, ketidakmampuan sentriol untuk
bermigrasi sebelum perakitan siliaris baru-baru ini telah dikaitkan dengan sindrom
Meckel-Gruber.
5. Duplikasi Sentriol
Sel-sel dalam G
0
dan G
1
biasanya berisi dua centrioles yang lengkap. Yang lebih
tua dari dua pasangan disebut ibu sentriol, sedangkan yang lebih muda disebut
putri sentriol. Selama siklus pembelahan sel, sentriol baru tumbuh dari masing-
masing sentriol yang ada. Setelah sentriol berduplikasi, dua pasangan sentriol
tetap melekat satu sama lain sampai mitosis, mereka akan berpisah dengan
menggunakan enzim separase.
Sentriol di sentrosom terhubung satu sama lain oleh protein teridentifikasi. Ibu
sentriol telah memancar di distal akhir dan melekat ke putri sentriol lain. Setiap
sel putri dibentuk setelah pembelahan sel yang akan mewarisi salah satu pasangan
ini (salah satu yang lebih tua dan satu sentriol yang lebih baru). Duplikasi sentriol
dimulai pada saat transisi G1/s dan berakhir sebelum mitosis.
6. Asal Sentriol
Asal dari semua makhluk hidup bersel satu adalah sel bersilia dengan sentriol.
Beberapa keturunan bersel satu seperti tumbuhan, tidak memiliki sentriol kecuali
pada gamet jantan. Sentriol benar-benar menghilang di semua sel tumbuhan
berpembuluh dan tumbuhan berbunga yang tidak memiliki silia atau gamet
berfagela.





5. Jelaskan mengenai hukum mendel! (Segregasi dan Asortasi Bebas)
Jawab:
a. Hukum Mendel I (Hukum Segregasi)

Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna putih), S (buntut pendek), dan
s (buntut panjang) pada generasi F2. Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa
pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang
merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu
gen dari induknya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada
karakter
turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak
selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam
gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan
dengan
huruf besar, misalnya R).
Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya
ww
dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam
gambar di sebelah).
Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada
gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak
secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu
terekspresikan,
tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.

b. Hukum Mendel II (Hukum Asortasi Bebas)

Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua
pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak
bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat
yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang
menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling
memengaruhi.
Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe
ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR
(secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar)
merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga
membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya,
persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu
pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada
sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina
tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan membentuk 4 kemungkinan individu
seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw,
dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw
(juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe
perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1.
Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu
sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk
dengan 2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari
induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari
induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya.
Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan
genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan
genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk
adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan sB (nampak
pada huruf di bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu
pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini
kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet
F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang
terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 bentuk
buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss);
dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika
genotipenya bb). Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang
perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan
detail mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb
adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1.

Anda mungkin juga menyukai