Tujuan : Untuk membuat gambar perencanaan dan Detail
Engineering Design (DED) proyek DEWATS untuk
keperluan proposal maupun gambar kerja Ruang Lingkup : Menjelaskan prinsip-prinsip desain konstruksi untuk semua komponen DEWATS dan digambar menggunakan program AutoCAD untuk kebutuhan desain proposal maupun gambar kerja. Penanggungjawab : Partner,
DESAIN KONSTRUKSI
I. SUMBER LIMBAH 1. Toilet 1. Instalasi Sumber Luas minimum 1.25 m x 1.5 m, ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan melakukan aktivitas di dalamnya Teras bangunan minimum lebar 1 meter Jarak kloset ke dinding belakang minimum 10 cm, untuk memberi ruang yang cukup bagi pengguna Tinggi dudukan kloset jongkok antara 20-25 cm untuk memudahkan penggunanya (lihat foto 1 ) Tinggi kran minimum 60 cm dari lantai, tinggi ideal untuk jangkauan pengguna Kemiringan lantai 1% ke arah floor drain Saringan di bawah floor drain dibuat permanen sehingga tidak mudah dibuka, dan sampah tidak bisa masuk Instalasi pergantian udara sekurang kurangnya 4 bidang dalam penggantian udara setiap jam ke ruang ruang pengganti udara, aliran udara tidak boleh terhambat. Besar bukaan 10 cm2 per cm3 isi ruang. Untuk WC dan kamar mandi minimum 25 cm2 bukaan Lantai keramik bertekstur kasar atau tidak licin berukuran 20x20 cm Dinding keramik licin untuk memudahkan pembersihan. Ukuran 20x25 setinggi 175 cm untuk menghindari coretan dan bekas pegangan tangan (lihat foto 2) Penerangan bersama untuk dua ruangan 1 titik lampu 15 watt 1 buah tempat sampah untuk 1 ruangan 1 buah ember 20 liter, untuk meminimalkan penggunaan air, untuk menghemat ruang dan mempermudah pembersihan (maintenance) 1 buah gayung Ketinggian lantai max 100 cm dari tanah dan menggunakan tangga Jika tinggi teras atau bangunan MCK lebih dari 60 cm dari tanah harus menggunakan pagar di sisi teras
1. Struktur bangunan Untuk struktur bentang kecil menggunakan pondasi lajur batu kali 1pc:6ps dengan ukuran lebar bawah minimum 50 cm lebar atas 25 cm dengan tinggi minimum 60 cm. Untuk sloof beton Sloff beton bertulang 1pc:2ps:3kr ukuran 15x15 cm dengan tulangan minimum 4 - 10 dengan begel 6 15 cm Kolom Praktis beton bertulang ukuran 1pc:2ps:3kr ukuran 15x15 cm dengan tulangan minimum 4 - 10 dengan begel 6 15 cm diletakkan setiap pertemuan pasangan dinding bata Ring balok beton bertulang 1pc:2ps:3kr ukuran 15x15 cm dengan tulangan 4 - 10 dengan begel 6 15 cm, terletak di akhir pasangan bata. Struktur atap gunungan dengan ikatan ring balok beton bertulang 1pc:2ps:3kr ukuran 15x15 dengan tulangan 4 - 10 dengan begel 6 15 cm. Dinding Batu bata campuran 1:6, dengan spesi minimum 2 cm Plesteran 1:6 luar dalam, tebal minimum 2 cm dan diaci. Dinding dicat Kemiringan atap minimum sesuai dengan jenis material. Zinc Alum minimum kemiringan 10 o , dengan menggunakan gording kayu 5/10 dengan jarak maksimal 1 m. Genteng kemiringan 25 o , dengan gording kayu kamper 5/10 dengan jarak maksimal 2.5 m, Usuk kayu kelas 2 ukuran 5/7 jarak maksimal 40cm, reng kayu kelas 2 ukuran 2/3 jarak tergantung ukuran dan jenis genteng. Dengan tritisan minimum 80 cm di sekeliling bangunan yang didukung oleh konsol dengan jarak maksimal 3 m.
1. Material Kran setara dengan DOP (kuningan) Kloset jongkok standar TOTO. Dinding dan lantai keramik kw1 Pintu dari PVC 70x200 cm (tanpa ventilasi) Bata ukuran Standar 5x10x24 KW 1 Batu kali ukuran 20-30 cm Semen PC (Portland Cement) berat 50 kg Cat tembok setara Vinilex Cat kayu setara Ftalit Besi tulangan SII/F Genteng KW1 Aluminium setara Fumira Saringan air floor drain dari kuningan atau stainless steel Pasir pasang/cor Split ukuran 2/3 untuk lantai, untuk balok dan kolom Kayu rangka atap setara kamper ukuran 5/10 List plang papan 2x20 setara kamper Instalasi listrik Pipa PVC D untuk air bersih beserta sambungan
Gambar 1. Denah MCK plus++
2. Kamar Mandi
1. Instalasi Sumber Ukuran minimal 1.25m x 1.5m, ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan melakukan aktivitas di dalamnya Teras bangunan minimal lebar 1 meter Bak mandi ukuran minimal 60x60x60 cm, tinggi keran 1 m. Jika menggunakan shower, tinggi shower 2 m dengan tinggi stop kran 80-100 cm bertujuan agar pengguna dapat menjangkau dengan mudah. Lihat foto 3 dan 4 (catatan: Shower menggunakan pompa dorong dan perhitungkan tinggi tower dan volumenya). Tinggi kran minimal 80 cm dari lantai, tinggi ideal untuk jangkauan pengguna. Kemiringan lantai 1% ke arah floor drain. Saringan di bawah floor drain dibuat permanen sehingga tidak mudah dibuka, dan sampah tidak bisa masukuran Ruangan kamar mandi dan WC dengan sirkulasi udara dengan disediakan ventilasi udara yang cukup. Aliran udara tidak boleh terhambat.. Lantai keramik bertekstur kasar atau tidak licin berukuran 20x20 cm Dinding keramik licin untuk memudahkan pembersihan. Ukuran 20x25 setinggi 175 cm untuk menghindari coretan dan bekas pegangan tangan. Penerangan untuk dua ruang 1 titik lampu 15 watt 1 buah tempat sampah untuk 1 ruangan 1 buah gayung untuk setiap ruang bila menggunakan bak 1 buah gantungan baju untuk menggantung baju
1. Struktur bangunan Untuk struktur bentang kecil menggunakan pondasi lajur batu kali 1pc:6ps dengan ukuran lebar bawah minimum 50 cm lebar atas 25 cm dengan tinggi minimal 60 cm. Untuk sloof beton Sloff beton bertulang 1pc:2ps:3kr ukuran 15x15 cm dengan tulangan minimal 4 - 10 dengan begel 6 15 cm Kolom Praktis beton bertulang ukuran 1pc:2ps:3kr ukuran 15x15 cm dengan tulangan minimal 4 - 10 dengan begel 6 15 cm diletakkan pada setiap pertemuan pasangan dinding bata Ring balok beton bertulang 1pc:2ps:3kr ukuran 15x15 cm dengan tulangan 4 - 10 dengan begel 6 15 cm, terletak di akhir pasangan Bata Struktur atap gunungan dengan ikatan ring balok beton bertulang 1pc:2ps:3kr ukuran 15x15 dengan tulangan 4 - 10 dengan begel 6 15 cm Dinding Batu bata camp. 1:6, dengan spesi minimum 2 cm Plesteran 1:6 luar dalam, tebal minimum 2 cm dan diaci Dinding di cat Kemiringan atap minimal sesuai dengan jenis material. Zinc Alum minimal kemiringan 10 o , dengan menggunakan gording kayu 5/10 dengan jarak maksimal 1 m. Genteng kemiringan 25 o , dengan gording kayu kamper 5/10 dengan jarak maksimal 2.5 m, Usuk kayu kelas 2 ukuran 5/7 jarak maksimal 40cm, reng kayu kelas 2 ukuran 2/3 jarak tergantung ukuran dan jenis genteng. Dengan tritisan minimum 80 cm di sekeliling bangunan yang didukung oleh konsol dengan jarak maksimal 3 m
3. Material o Kran setara dengan DOP (kuningan) o Bak fiber ukuran 50x50x55 cm tebal dan keras tidak lentur o Dinding dan lantai keramik KW1 o Pintu dari PVC 70x200 cm (tanpa ventilasi) o Bata ukuran Standar 5x10x24 KW1 o Batu kali ukuran 20-30 cm o Semen PC (Portland Cement) berat 50 kg o Cat tembok setara Vinilex o Cat Kayu setara Ftalit o Besi tulangan SII/F o Genteng KW1 o Zinc Alum setara Fumira o Saringan air floor drain PVC atau stainless steel o Pasir Pasang/Cor o Split ukuran2/3 untuk lantai, untuk balok dan kolom o Kayu rangka atap setara kamper ukuran 5/10 o List plang papan 2x20 setara kamper o Instalasi listrik 1300 watt (kabel, meteran PLN, stop kontak 2 buah, fitting, bohlam, saklar) o Pipa PVC D untuk air bersih lengkap dengan asesorisnya
Gambar 2. Tipikal disain MCK plus ++
Foto 3. Contoh Kamar Mandi
3. Tempat cuci MCK 1. Instalasi sumber o 1 unit MCK untuk 300 pengguna menyediakan 4 titik air dengan jarak minimal 80 cm o Ukuran minimum 4 m x 1.5 m o Tinggi keran 60 cm bertujuan untuk memudahkan jangkauan pengguna pada posisi jongkok o Dinding keramik tinggi minimum 1 m untuk memudahkan O&M o Kemiringan lantai 1% ke arah floor drain o Lantai keramik bertekstur kasar ukuran 20x20 cm2
2. Struktur bangunan o Untuk struktur bentang kecil menggunakan pondasi lajur batu kali 1pc:6ps dengan ukuran lebar bawah minimum 50 cm lebar atas 25 cm dengan tinggi minimum 60 cm o Sloff beton bertulang 1pc:2ps:3kr ukuran 15x15 cm dengan tulangan minimum 4 - 10 dengan begel 6 15 cm o Kolom Praktis beton bertulang ukuran 1pc:2ps:3kr ukuran 15x15 cm dengan tulangan minimum 4 - 10 dengan begel 6 15 cm diletakkan setiap pertemuan pasangan dinding bata o Ring balok beton bertulang 1pc:2ps:3kr ukuran 15x15 cm dengan tulangan 4 - 10 dengan begel 6 15 cm, terletak di akhir pasangan Bata o Struktur atap gunungan dengan ikatan ring balok beton bertulang 1pc:2ps:3kr ukuran 15x15 dengan tulangan 4 - 10 dengan begel 6 15 cm. o Dinding Batu bata campuran 1:6, dengan spesi minimum 2 cm o Plesteran 1:6 luar dalam, tebal minimum 2 cm dan diaci o Dinding di cat o Kemiringan atap minimum sesuai dengan jenis material. Zinc Alum minimum kemiringan 10 o , dengan menggunakan gording kayu 5/10 dengan jarak maksimal 1 m. Genteng kemiringan 25 o , dengan gording kayu kamper 5/10 dengan jarak maksimal 2.5 m, Usuk kayu kelas 2 ukuran 5/7 jarak maksimal 40cm, reng kayu kelas 2 ukuran 2/3 jarak tergantung ukuran dan jenis genteng. Dengan tritisan minimum 80 cm di sekeliling bangunan yang didukung oleh konsol dengan jarak maksimal 3 m. 3. Material o Dinding dan lantai keramik KW1 o Atap seng atau seng warna, Genteng KW1 o Batu kali o Batu bata KW1 o Saringan di bawah floor drain kuningan o Lampu TL 10 watt o Pipa saluran air kotor PVC D 4 o Kayu KW1 untuk gording dan struktur, KW2 untuk usuk dan reng o Pasir beton untuk beton, pasir pasang untuk plester o Kran air inci setara dop o Cat kayu setara Ftalit dan cat tembok setara Vinilex
Foto 4. Contoh Tempat cuci
4. Ruang Pencuci Rumen 1. Instalasi limbah 3 bak pencucian dengan ukuran minimal 60x60x100 cm, dengan pengurasan pipa PVC 2 dengan stop kran Bak penampungan rumen, dinding pasangan batu bata (1/2 bata) campuran 1:6, dinding keramik, tinggi dinding maksimal 40 cm dari lantai, saluran terbuka dari batu bata 1:6 diplester 1:6 dengan lebar 20 kedalaman 15 cm Titik air bersih dengan akses mudah Lubang pembuangan rumen dan pencucian rumen Lantai kemiringan 1 2% ke arah lubang pembuangan Diameter lubang pembuangan minimum 20 cm Lantai diplester campuran 1:4 dan diaci Dinding keramik minimum tinggi 1 meter Struktur ruang mengikuti unit pemotongan Akses pengangkutan rumen mudah dari ruang pemotongan dan ke ruang penyimpanan atau penjualan.
ri screen n dutan rumen mudah dari ruang pemotongan dan ke ruang penyimpanan atau penjualan. 4343434343434343434343434343434343434343434343434343434343434343 4343 - Bak screen (lihat gambar 3) Bak screen ditempatkan pada outlet penampungan darah, ruang/area rumen, pembersihan bulu, outlet kandang, pemotongan daging. Screen dari plat stainless steel untuk volume limbah besar, PVC KW D untuk vol limbah kecil Diameter dan jarak lubang 6 mm, untuk darah pakai diameter 10 mm (dibahas lagi dan lakukan penelitian) Tebal plat minimal 3 mm, PVC tebal 5 mm Screen PVC harus dilindungi dari sinar matahari Dimensi Bak screen sesuai dengan perhitungan dalam Annex Proses Disain Kedalaman air minimal 50 - 80 cm Lebar screen 0,5 - 1 meter Kemiringan screen 3045 o
Dimensi bak 1,2,3 dengan perbandingan 3:2:1 Pipa over flow diletakkan di bak ke 2 dengan ketinggian sama dengan muka air mengarah ke bak kontrol terdekat Dinding penahan scum diletakkan pada bak pertama dengan jarak 2/3 panjang bak 1 Tinggi dinding penahan adalah sekitar 15-20 cm di bawah titik inlet Disediakan tempat penampungan limbah padat tersaring dan sludge, permanen atau non-permanen (drum, ember plastic) Pipa outlet terhubung ke bak kontrol
G a m b a r
3 .
D i s a i n bak screen
b. Material o PVC D 6 untuk pipa Kran 2 setara dengan DOP (kuningan) untuk pengurasan o Dinding dan lantai keramik KW1 o Bata ukuran Standar 5x10x24 KW 1 o Semen PC (Portland Cement) berat 50 kg untuk ruang pencucian o Semen PPC (Portland Pozzoland Cement) berat 40 kg untuk ruang/bak pelimpahan screen o Pasir Pasang/Cor o Split ukuran2/3 untuk lantai, untuk balok dan kolom o Pipa PVC D untuk air bersih beserta sambungan o Pipa dari ruang rumen ke screen
5. Grease Trap Dapur 1. Instalasi limbah o Tutup manhole ukuran 30x30cm dari bahan plat baja yang di prime coat diletakkan di setiap bak. Tutup manhole greasetrap menggunakan bahan dengan plat besi siku ketebalan 5 cm. o Pipa antar chamber menggunakan pipa PVC AW diameter 3 terletak di muka air dengan pemasangan menggunakan Tee dengan panjang pipa 40 cm di bawah muka air. o Pipa inlet pemasangan minimum 5 cm di atas muka air dan outlet menggunakan pipa PVC 3 bibir bawah setinggi muka air o Tinggi pipa dari lantai 35 cm 2. Struktur o Pondasi plat beton bertulang tebal 10 cm, dengan tulangan satu lapis 10- 10 o Plat penutup beton bertulang tebal 7 cm, dengan tulangan satu lapis 10-10 o Kolom beton bertulang 1pc:2ps:3kr ukuran 15x15 cm, dengan tulangan 4 - 10, begel 6 15. o Ring balok beton bertulang 1pc:2ps:3kr ukuran 15x15 cm dengan tulangan 4 - 10 dengan begel 6 15 cm 3. Material Bata ukuran Standar 5x10x24 KW 1 Semen PC (Portland Cement) berat 50 kg Pasir Pasang/Cor Split ukuran2/3 untuk lantai, untuk balok dan kolom Pipa PVC AW 3 dan sambungan 2. Ukuran d.1. Hotel 20 50 tempat tidur, terdiri dari dua chamber , Chamber pertama berukuran 50cm x 60cm x 80cm dengan free board 30 cm, Chamber kedua berukuran 40cm x 60cm x 80cm dengan free board 30 cm.
Gambar 4. Perangkap lemak untuk hotel kapasitas 20 50 tempat tidur
50 200 tempat tidur, terdiri dari empat chamber, Chamber pertama berukuran 100cm(panjang) x 70cm(lebar) x 80cm(dalam) dengan free board 30 cm, Chamber kedua berukuran 70cm(panjang) x 60cm(lebar) x 80cm(dalam) dengan free board 30 cm, sedangkan untuk Chamber ketiga dan keempat berukuran 50cm(panjang) x 60cm(dalam) x 80cm(lebar) dengan free board 30 cm
Gambar 5. Perangkap lemak untuk hotel kapasitas 50 200 tempat tidur
200 400 tempat tidur, terdiri dari 5 chamber, Chamber Pertama berukuran 100cm (panjang) x 70cm(lebar) x 80cm(dalam) dengan freeboard 30 cm, Chamber kedua berukuran 70cm(panjang) x 60cm(lebar) x 80cm (dalam) dengan free board 30cm, ssedangkan untuk chamber ketiga dan seterusnya berukuran 50cm (panjang) x 60cm(lebar) x 80cm (dalam) dengan freeboard 30 cm.
Gambar 6. Perangkap lemak untuk hotel kapasitas 200 - 400 tempat tidur
d.2. Komunal Untuk melayani 3 5 rumah tangga, grease trap berukuran 80cm
Gambar 7. Perangkap lemak untuk komunal kapasitas 3-5 rumah tangga
Untuk melayani 1 rumah tangga , grease trap berukuran 40 cm
Gambar 8. Perangkap lemak untuk komunal kapasitas 1 rumah tangga
Untuk melayani 1 rumah tangga, grease trap berukuran minimal 40 cm, atau menggunakan batu bata dengan ukuran sisi dalam 40 x 40 cm.
II. SISTEM PEMIPAAN 1. Pemipaan dari sumber limbah ke pipa utama a. Instalasi - Menggunakan pipa dari sumber limbah ke pipa utama PVC minimum 4 o Slope pemipaan 0,5 1% o Pipa induk ditanam maksimal 1,8 meter dari permukaan tanah o Jika permukaan tanah diperkeras (misalnya diaspal, dipaving) maka lapisan penutup di atas pipa, minimal 45 cm. Namun demikian, jika permukaan tanah tanpa perkerasan, lapisan penutup minimum setebal 600 mm atau 60 cm. o Tiap pertemuan pipa dan panjang maksimal pipa 12 m harus diberi bak kontrol dari buis beton diameter 40 cm dan diaci o Di bawah jalur pipa diberi pasir urug dengan tebal 1/6 diameter pipa minimum 10 cm o Pipa harus terlindungi dari matahari dan beban.
b . Material o Pipa PVC KW D minimum 4 o Pasir urug o Buis beton diameter 40 cm o Bata ukuran Standar 5x10x24 KW 1 o Semen PPC (Portland Pozzoland Cement) berat 40 kg o Pasir Pasang/Cor o Split ukuran2/3 untuk lantai
1. Pemipaan utama a. Instalasi o Menggunakan pipa PVC diameter minimal 5 o Slope pemipaan 0,5-1%, jika slope lebih dari 1% diperlukan bak normalisasi aliran dengan bak kontrol berdiameter minimum 40 cm o Tiap pertemuan pipa dan panjang maksimal pipa 12 m harus diberi bak kontrol dari buis beton diameter 60 - 80 cm dan diaci o Di bawah jalur pipa diberi pasir urug tebal minimum 1/6 diameter pipa, minimum 10 cm o Di atas pasangan pipa saluran, diurug dengan minimal berupa tanah urug yang bebas dari batu. o Pipa harus terlindungi dari matahari dan beban berat (menggunakan struktur beton dengan tebal minimum 15 cm)
b. Material Pipa PVC D minimum 6 Pasir urug Buis beton minimum diameter 60 - 80 cm Semen PPC (Portland Pozzoland Cement) berat 40 kg Pasir Pasang/Cor Split ukuran2/3 untuk lantai
2. Bak kontrol a. Instalasi o Buis beton diameter 40 cm yang diaci, atau pasangan batu bata. o Diberikan penomoran pada masing-masing tutup bak kontrol. o Jika ada tutup bak kontrol dengan ukuran dimensinya lebih dari diameter 40 cm ditengah-tengah tutup bak kontrol dibuat tutup lubang bak kontrol kecil dengan minimal ukuran 20cmx20cmatau tutup dibagi menjadi dua bagian agar mudah untuk dibuka tutup. (foto 8). o Lantai kerja 5 cm, pasir urug 5 cm, plat lantai tebal 10 cm dari beton bertulang o Tutup bak kontrol dari beton bertulang tebal 7 cm diberi rangka besi siku diberi lubang kontrol 20 x 20 cm yang tidak menerima beban mobil, untuk beban mobil dan resiko banjir tutup manhole dibuat dari plat baja. o Pipa dilengkapi penghambat gas dengan u yang bisa dilepas untuk pembersihan o Bak kontrol harus kering tidak boleh ada genangan air o Tiap sambungan pipa harus menggunakan sock dan dibuat permanen (dilem) o Dihindari tutup bak kontrol tidak bisa dibuka tutup. o Diberi karet pengganjal pada dasar tutup manhole (baik dari concrete ataupun baja) yang berhubungan dengan dinding bak kontrol agar dapat mencegah intervensi gas keluar bak kontrol. o Perlu adanya bypass pada bak kontrol terakhir untuk mengantisipasi terjadinya overflow o Diperlukan sand trap pada sistem komunal atau sistem MCK-Komunal untuk mengurangi volume pasir yang masuk kedalam IPAL. o Harus ada handle untuk penutup bak kontrol dengan menggunakan minimal besi diameter 10 mm
Contoh gambar bypass :
b. Material o Pasir urug o Buis beton minimum dim 40 cm o Semen PPC (Portland Pozzoland Cement), 40 kg o Pasir Pasang/Cor o Split ukuran 2/3 untuk lantai
Foto 5: Contoh bak kontrol pada MCK Foto 6: Contoh bak kontrol pada pemipaan sistem komunal
Foto 7: Contoh penomoran bak kontrol
Foto 8: Contoh tutup bak kontrol dengan diameter lebih dari 40 cm.
III. SISTEM PENGOLAHAN 1. Digester a. Instalasi o Titik + 0.00 Digester berada di puncak jari-jari Digester. o Lantai Inlet minimum 10 cm di atas titik + 0.00 Digester. o Bak inlet digester berbentuk segiempat yang berukuran minimal 50cm (panjang) x 50cm (lebar) x 50cm (dalam). o Letak strong ring ditentukan di dalam proses perencanaan (kebutuhan ruang gas) o Pipa dari inlet ke Digester berada di bawah Strong ring 20 cm o Saluran penghubung dari Digester ke bak peluapan dipasang segaris dengan pipa inlet dengan ukuran Lebar maksimal 60 cm o Tutup leher digester berada minimum 30 cm dari garis + 0.00 Digester o Pipa Gas berada minimum 25 cm + 0.00 Digester o Kemiringan lantai Digester 1/5 dari jari-jari mengarah ke pusat o Leher digester 70 cm berada di atas garis + 0.00
b. Instalasi Gas o Mengacu pada MP3-IK16 Instruksi Kerja Pemasangan Instalasi Gas
c. Struktur - Pondasi Urugan Pasir tebal 10 cm Lantai kerja 1:3:5 dengan tebal 7 10 cm Jika tanah keras pondasi batu kali 1:4 tebal 25 cm Tanah lunak dengan beton bertulang 1pc:2ps:3kr tebal 20 cm dengan selimut beton 5 cm untuk bawah, 2.5 cm untuk atas (berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey tanah setempat /data sekunder) - Dinding Pasangan Dinding bata 1:4 Pasangan batu untuk jari-jari kurang dari 2,5 m Pasangan 1 batu untuk jari-jari lebih dari 2,5 m Strong ring; terletak di perbatasan antara muka air dan ruang gas, terbuat dari beton bertulang keliling dome, jumlah minimum besi tulangan 3 diameter 10 mm (perlu perhitungan struktur untuk diameter lebih dari 6 m) - Plesteran o Tebal plasteran 2 - 3 cm o Plesteran luar 1:4 o Plesteran dalam 1:3 o plesteran (di atas muka air) kedap gas 1:2,5 dengan additive setara Ecosal. Tebal minimum 3 x plester @ 2 cm - Tutup o Beton bertulang tebal 20 cm, diameter atas 60 cm bawah 44 cm o Pemasangan diberi seal dari tanah liat dan diberi air di atasnya o Pegangan dari besi tulangan 12 mm
c. Material Batu bata KW 1 Semen PPC 40 kg Pasir Pasang Pasir Urug PVC D 6 Batu split 2-3 cm Batu Kali Ecosal Pipa Galvanis Besi kualitas SII Pipa PVC AW ukuran &
Gambar 10. Potongan Digester
2. Bak Peluapan a. Instalasi o Lantai Bak peluapan 45 - 60 cm di bawah garis + 0.00 Digester o Lantai miring 2% ke arah digester Bentuk: Jari-jari < 2 m berbentuk dome Jari-Jari > 2 m berbentuk kubus atau bak segi empat o Bibir bawah pipa outlet PVC minimum diameter 4 terletak di titik + 0.00 o Gas release galvanis 2 diletakkan di bak peluapan di atas air
2. Struktur Lantai Kerja Pasir urug 10 cm Rabat beton 10 cm 1:3:5 Pondasi Jika tanah keras pondasi batu kali 1:4 tebal 25 cm Tanah lunak dengan beton bertulang 1pc:2ps:3kr tebal 15 cm dengan selimut beton 5 cm untuk bawah, 2.5 cm untuk atas Pasangan Dinding Pasangan batu 1:4 Plesteran Tebal plasteran 2 cm Plesteran luar 1:4 Plesteran dalam 1:3 Tutup Beton bertulang tebal 10 cm, tulangan selapis diameter 10 mm 10 cm.
2. Material o Batu bata KW 1 o Semen PPC 40 kg o Pasir Pasang o Pasir Urug o PVC D 4 - 6 o Batu Split 2-3 cm o Batu Kali o Pipa Galvanis o Besi kualitas SII
Gambar 11. Bak Pelimpahan
2. Bak Pencampuran 1. Instalasi Bak pencampuran digunakan apabila limbah berasal dari sumber limbah dan jenis limbah yang berbeda Letak Pipa inlet minimum 5 cm di atas permukaan air, diameter minimum 4, dengan posisi menggunakan tee dan panjang pipa 20 cm dari lantai Dimensi bak sesuai dengan disain proses
1. Struktur Pondasi Tanah lunak, keras dengan beton bertulang 1pc:2ps:3kr tebal 10 cm dengan selimut beton 3 cm untuk bawah, 2.5 cm untuk atas. Tulangan satu lapis besi 10 10 cm Dinding Pasangan batu campuran 1pc:4 ps Plesteran Tebal plasteran 2 cm Plesteran luar 1:4 Plesteran dalam 1:3 Plat penutup Beton bertulang 1pc:2ps:3kr, tebal 7 cm, tulangan 1 lapis besi 10 10 cm Pegangan dari besi tulangan 10 mm 3. Material Batu bata KW 1 Semen PPC 40 kg Pasir Pasang Pasir Urug PVC D 4 Split 2-3 cm Besi kualitas SII
4. Bak Inlet IPAL 1. Instalasi Pipa PVC in let minimum 5 cm dari permukaan air, diameter minimum 4 Kedalaman air minimum 20 cm Dimensi bak kotak minimum 120 x 60 x 65 cm (P x L x H) Pipa gas release berada tepat di sebelah IPAL kecuali ke Digester Pipa gas diameter 2 dari PVC AW Panjang mengikuti tebal dinding dan plesteran Pipa penghubung dari inlet ke treatment lanjutan o Pipa diameter 4 dari PVC D dan terlindung o Jarak antar pipa maksimal 50 cm (as pipa) Manhole Dimensi 40 x 60 cm atau 60 cm Dari plat baja tebal 3 cm dengan standar logo Network Dari beton bertulang 1pc:2ps:3kr tebal 7 cm diberi rangka besi siku dan ada handle nya.
1. Struktur Lantai Kerja Pasir urug 10 cm Rabat beton 7 - 10 cm 1:3:5 Pondasi o Plat beton bertulang 1pc:2ps:3kr o Tebal plat 10 cm o besi tulangan 10 mm o Jarak antar tulangan 10 cm o Selimut beton bawah 3 cm dan atas 2,5 cm Kolom Dimensi 15 x 15 Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Besi 4 - 10 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm Plat penutup o Beton bertulang 1pc:2ps:3kr, tebal 10 cm, o Besi tulangan 10 mm o Jarak antar tulangan 10 cm o Selimut beton bawah 3 cm dan atas 2,5 cm Dinding o Pasangan batu 1:4 Plesteran o Tebal plasteran 2 cm. o Plesteran luar 1:4 o Plesteran dalam 1:3
3. Material Batu bata KW 1 Semen PPC 40 kg Pasir Pasang Pasir Urug PVC D 4 Split 2-3 Besi kualitas SII
4. Settler 1. Instalasi Pipa inlet ke settler 5 cm di atas muka air Pipa gas release terpisah dengan pipa gas release Baffled Reactor chamber 3 berada di bawah balok Pipa penghubung antar chamber 4 berada 50 cm di bawah muka air. Jarak antar pipa penghubung maksimal 50 cm. Pipa penghubung antara settler dengan baffle 4 berada 30 cm di bawah muka air. Jarak antar pipa penghubung maksimal 50 cm Setiap chamber terdapat minimum 1 buah manhole Dimensi manhole 40 x 60 cm dari beton bertulang 1pc:2ps:3kr tebal 7 cm diberi rangka besi siku. Dari baja tuang, diameter 60 cm dengan standart logo network
2. Struktur - Lantai Kerja o Pasir urug 10 cm o Rabat beton 7 - 10 cm 1:3:6 - Pondasi Plat beton bertulang 1pc:2ps:3kr Untuk tanah keras tebal plat 15 cm Untuk tanah lunak dan beban parkir tebal plat 25 cm Besi tulangan 10 mm dobel Jarak antar tulangan 15 cm Selimut beton bawah 3 - 5 cm dan atas 2,5 cm Kemiringan lantai minimum 4% menuju shaft pengurasan - Kolom struktur Dimensi 24 x 24 cm dengan batasan luasan dinding max 10 m2 Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Besi 4 - 12 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm - Kolom praktis Dimensi 15 x 15 cm dengan batasan luasan dinding maksimal 6 m2 Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Besi 4 - 12 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm - Ring Balk Dimensi 24/25 atau 15/25 sesuai tebal dinding Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Besi 4 - 12 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm - Balok praktis Dimensi 15/15 untuk setiap luasan dinding maksimal 6 m2 atau 24/24 untuk luasan dinding maksimal 10 m2 1
Dimensi balok sesuai tebal dinding Penempatan balok maksimal dari tinggi dinding Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Besi 4 - 12 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm Plat penutup Beton bertulang 1:2:3, tebal 12 cm dan tebal 15 cm untuk beban parkir mobil Besi tulangan 10 mm rangkap. Jarak antar tulangan 12,5 cm Selimut beton bawah 3 cm dan atas 2,5 cm Plesteran Tebal plasteran 2 cm Plesteran luar 1:4 Plesteran dalam 1:3
3. Material Batu bata KW 1 Semen PPC 40 kg Pasir Pasang Pasir Urug PVC D 4 Split 2-3 Besi kualitas SII Pipa PVC D 2 untuk gas buang Manhole standard network Beton kualitas K 225 Gambar 13. Settler
4. ABR (Anaerobic Baffled Reactor) 1. Instalasi Pipa gas release terpisah dengan pipa gas release settler antar chamber 3 berada di bawah balok Lubang gas antar chamber baffled reactor sampai anaerobic filter 2 Pipa upflow antar chamber 4 berada 20 cm di bawah muka air. Jarak antar pipa up flow maksimal 50 cm tapi harus sama untuk satu unit (lihat gambar 10). Jarak pipa upflow dari lantai 15 cm dan mulut pipa bawah dipotong miring Tinggi pipa upflow minimum 10 cm dari muka air sama dalam satu unit IPAL Setiap 2 chamber terdapat minimum 1 buah Manhole Dimensi man hole 40 x 60 cm dari beton bertulang 1pc:2ps:3kr tebal 7 cm diberi rangka besi siku. Dari baja tuang, diameter 60 cm dengan standart logo network
2. Struktur Lantai kerja Pasir urug 10 cm Rabat beton 7 - 10 cm 1:3:5 Pondasi Plat beton bertulang 1pc:2ps:3kr Untuk tanah keras tebal plat 15 cm Untuk tanah lunak dan beban parkir tebal plat 25 cm Besi tulangan 10 mm dobel Jarak antar tulangan 15 cm Selimut beton bawah 3 - 5 cm dan atas 2,5 cm Kemiringan lantai minimum 4% menuju shaft pengurasan Kolom struktur Dimensi 24 x 24 dengan batasan luasan dinding maksimum 10 m2 Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Besi 4 - 12 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm Kolom praktis Dimensi 15 x 15 dengan batasan luasan dinding maksimum 6 m2 Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Besi 4 - 12 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm Ring Balk Dimensi 24/25 atau 15/25 sesuai tebal dinding Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Besi 4 - 12 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm Balok praktis Dimensi 15/15 dengan batasan luasan dinding maksimum 6 m2 atau 24/24 dengan batasan luasan dinding maksimum 10 m2 Dimensi balok sesuai tebal dinding Penempatan balok maksimum dari tinggi dinding Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Besi 4 - 12 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm Plat penutup Beton bertulang 1pc:2ps:3kr, tebal 12 dan tebal 15 untuk beban parkir mobil. Besi tulangan 10 mm dobel Jarak antar tulangan 12,5 cm Selimut beton bawah 3 cm dan atas 2,5 cm Dinding bata Dinding luar 1 bata campuran 1:4 Dinding penyekat minimum bata campuran 1:4 Dinding beton Beton bertulang 1pc:2ps:3kr tebal minimum 15 cm Besi tulangan 10 15 cm Besi tulangan bagi 10 20 cm Selimut beton 2,5 cm Plesteran Tebal plasteran 2 cm. Plesteran luar 1:4 Plesteran dalam 1:3 3. Material Batu bata KW 1 Semen PPC 40 kg Pasir Pasang Pasir Urug PVC D 4 Split 2-3 Besi kualitas SII Pipa PVC D 2 untuk gas buang Manhole standar Network Beton kualitas K 225
Gambar 14. Potongan ABR
4. AF (Anaerobic Filter) 1. Instalasi Pipa up flow antar chamber 4 berada 20 cm di bawah muka air Jarak antar pipa up flow maksimal 50 cm dari as pipa Jarak pipa upflow dari lantai 15 cm dan mulut pipa bawah dipotong miring Tinggi pipa upflow minimal 10 cm dari muka air Setiap chamber terdapat minimal 1 buah Manhole Dimensi manhole 40 x 60 cm dari beton bertulang 1pc:2ps:3kr tebal 7 cm diberi rangka besi siku. Dari baja tuang, diameter 60 cm dengan standar logo network. - Letak balok 35 cm dari lantai, jarak antar balok 60 70 cm Shaft pengurasan Buis beton diameter 40 cm Lebih tinggi minimal 5 cm di atas muka air Plat penyangga media filter Lubang diameter 5 cm Jarak antar lubang 5 cm Jarak plat penyangga media filter dari lantai AF 60 cm Filter (lihat Disain Proses) Media filter berpori Diameter media 5 15 cm Tinggi media filter 40 cm di bawah permukaan air
1. Struktur Lantai kerja Pasir urug 10 cm Rabat beton 7-10 cm 1:3:5 Pondasi Plat beton bertulang 1pc:2ps:3kr Untuk tanah keras tebal plat 15 cm Untuk tanah lunak dan beban parkir tebal plat 25 cm Besi tulangan 10 mm dobel Jarak antar tulangan 15 cm Selimut beton bawah 3-5 cm dan atas 2,5 cm Kemiringan lantai minimum 4% menuju shaft pengurasan Kolom struktur Dimensi 24 x 24 dengan batasan luasan dinding max 10 m2 Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Besi 4 - 12 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm Kolom praktis Dimensi 15x15 untuk luasan dinding maksimum 6 m2 Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Besi 4 - 12 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm Kolom praktis Dimensi 15x15 untuk luasan dinding maksimum 6 m2 Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Besi 4 - 12 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm Ring Balk Dimensi 24/25 atau 15/25 sesuai tebal dinding Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Besi 4 - 12 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm Balok praktis Dimensi 15/15 dengan batasan luasan dinding maksimum 6 m2 atau 24/24 dengan batasan luasan dinding maksimum 10 m2 2
Dimensi balok sesuai tebal dinding Penempatan balok maksimum dari tinggi dinding Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Besi 4 - 12 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm Plat penutup Beton bertulang 1pc:2ps:3kr, tebal 12 cm dan tebal 15 cm bila akan digunakan untuk parkir mobil Besi tulangan 10 mm rangkap Jarak antar tulangan 12,5 cm Selimut beton bawah 3 cm dan atas 2,5 cm Balok penyangga plat penyaring Dimensi 15/25 Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Tulangan tumpu 3- 12, tulangan lapangan 3- 12 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm Plat penyangga Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Tebal 5 cm Besi tulangan 8 10 cm Dinding bata Dinding luar 1 bata campuran 1:4 Dinding penyekat minimum bata campuran 1:4 Dinding beton jika tanah tidak stabil, dekat laut (kondisi khusus) Beton bertulang 1pc:2ps:3kr K225 Tebal minimum 15 cm Besi tulangan pokok 10 15 cm Besi tulangan bagi 10 20 cm Selimut beton 2,5 cm
4. Material Batu bata KW 1 Semen PPC 40 kg Pasir Pasang Pasir Urug PVC D 4 Batu Split 2-3 cm Besi kualitas SII Pipa PVC D 2 untuk gas buang Manhole standard Net work Beton kualitas K 225 Buis beton 40 Media filter batu basal/volkano berpori dengan diameter 5-15 cm
Gambar 15. Potongan AF
4. HGF (Horizontal Gravel Filter) 1. Instalasi Saluran pelimpahan merata sepanjang satu sisi inlet HGF terpanjang Tinggi pelimpahan setinggi 10 cm dari muka air Kemiringan lantai HGF 0-0,5% ke arah saluran outlet Tinggi air disarankan 40 cm Saluran inlet outlet tertutup untuk mencegah sampah masuk ke dalam Opsi distribusi air untuk inlet menggunakan pipa diameter 6 yang dilubangi (perforated pipa) Pipa outlet HGF Pipa diameter 3 dari PVC D Jarak antar pipa maksimal 1 m Posisi pipa di dasar lantai HGF Pipa outlet dihubungkan ke outflow kanal Pipa flexible dipasang di ujung outflow kanal dengan menggunakan syphon. Filter media Batu diameter 10 15 cm di bagian inlet/muka, tengah, dan outlet/belakang dengan tinggi 50 cm, selebar 60 cm Batu koral diameter 0,5 1.5 cm setinggi 40 cm Batu koral diameter 1.5 2,5 cm setinggi 10 cm diletakkan di bagian atas Media tanaman ditanam berjarak 30 cm. Tanaman Padi-padian/Papirus/Glagah Asu/Water reed
b. Struktur Lantai Kerja Pasir urug 7 cm Rabat beton 7 cm 1:3:5 Pondasi Plat beton bertulang 1pc:2ps:3kr Untuk tanah keras tebal plat 10 cm Untuk tanah lunak tebal plat 15 cm Besi tulangan 8 - 10 cm Selimut beton bawah 2,5 cm dan atas 2,5 cm Kolom Dinding Dimensi 15x15 tiap jarak maksimal 2 meter Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Besi 4 - 10 Begel 6 15 cm Selimut beton 2,5 cm Plat penutup saluran Beton bertulang 1pc:2ps:3kr, tebal 5 cm Besi tulangan 8 10 cm Selimut beton bawah 3 cm dan atas 2 cm Dinding bata Dinding penyekat minimum bata campuran 1:4 Dinding beton Beton bertulang 1pc:2ps:3kr Tebal minimum 10 cm Besi tulangan 10 15 cm Besi tulangan bagi 10 20 cm Selimut beton 2 cm 3. Material Batu bata KW 1 Semen PPC 40 kg Pasir Pasang Pasir Urug PVC D 4 & 3 Batu Split 2-3 cm Besi kualitas SII Beton kualitas K 225 Media filter batu vulkano 10 15 cm Media filter batu koral 0,5 1 cm
Gambar 16: Potongan HGF
Foto 14. Papyrus
Foto 15. Phragmites
Foto 16. Canna Edulis
Foto 15. Thypa
IV. Sistem Penunjang/Pelengkap 1. Kolam indikator 1. Instalasi Dinding antar kolam meluap dengan kemiringan 30 derajat ke arah kolam selanjutnya. Lebar dan tinggi dinding peluapan 30 cm, perbedaan tinggi antar kolam 10 cm. Pengurasan dengan pipa doop minimal 3 pada setiap kolam. Pipa outlet minimal 4 terletak di dasar kolam terakhir Penambahan oksigen biasanya menggunakan pompa aerasi (jika perlu) Kedalaman 30 100 cm Diberi tanaman air: apu-apu, melati air dan ikan sebagai indicator
Foto 16: Apu-apu Foto 17: Melati air
2. Struktur 1. Lantai kerja Pasir urug 7 cm Rabat beton 7 cm 1:3:5 o Pondasi Plat beton bertulang 1pc:2ps:3kr Untuk tanah keras tebal plat 10 cm Untuk tanah lunak tebal plat 15 cm Besi tulangan 8 - 10 cm Selimut beton bawah 3 cm dan atas 2,5 cm Kolom dinding 1. Dimensi 15x15 tiap tepi peluapan 2. Beton bertulang 1pc:2ps:3kr 3. Besi 4 - 10 4. Begel 6 15 cm 5. Selimut beton 2,5 cm Dinding bata Dinding bata Campuran 1:4 Peluapan Pasangan batu bata batu Dinding beton Beton bertulang 1pc:2ps:3kr tebal min 7 cm Besi tulangan 10 15 cm Besi tulangan bagi 10 20 cm Selimut beton 2 cm Plesteran Tebal plasteran 2 cm. Plesteran dalam 1:3
3. Material Batu bata KW 1 Semen PPC 40 kg Pasir Pasang Pasir Urug PVC D 4 & 3 Split 2-3 Besi kualitas SII Beton kualitas K 175 atau dengan campuran 1pc:2ps:3kr. Pompa taman
Gambar 17: Potongan Kolam Indikator
1. Water meter/Flow meter 1. Flow meter digunakan pada saat akan mengukur debit air limbah, jadi bisa dipasang sementara setelah unit terakhir IPAL. 2. Penempatan water meter/flow meter adalah di bak outlet atau setelah kolam indikator atau HGF 3. Ruang flowmeter berupa bak dengan ukuran tinggi tergantung tinggi outlet, lebar 0,4 m, panjang 0,6 m 4. Terbuat dari pasangan batu bata 1:4 dan diplester 1:4 5. Bak ditutup dengan plat 3 mm dengan ukuran sesuai dengan lubang bak dan diberi kunci pengaman. 6. Flow meter biasanya sangat sensitif terhadap benda padat, jadi harus dilindungi dari benda padat yang akan melewati.
3. Pompa air 1. Pompa air bersih untuk pompa submersible dibutuhkan ruang panel dengan ukuran ruang minimal 1 x 1.5 m dengan kondisi tertutup dan terkunci. 2. Pompa jets pump untuk air bersih terlindung dan terkunci (biasanya di dalam ruang jaga atau diberi tralis pengaman). 3. Pompa air limbah dari pompa submersible berada di sebelum atau didasar bak inlet. 4. Di bagian atas pompa terdapat manhole dan kemudahan akses ke pompa (tangga portable)
1. Sistem Daur Ulang (optional) 1. Pengomposan (rumen dan kotoran hewan/ternak) 2. Penanganan tulang (di RPH) 3. Penanganan ampas kedelai (di industri tahu-tempe) 4. Penanganan bulu babi/bulu ayam 5. Penanganan gas
1. Pipa distribusi bio-gas Mengacu pada MP3-IK16 Instruksi Kerja Pemasangan Instalasi Gas.
7. Gas release 1. Pipa distribusi gas release menggunakan PVC diameter 2 2. Lubang gas antara settler dan ABR terpisah sehingga gas release dipasang pada settler dan ABR. 3. Pada MCK diletakkan di luar dinding MCK dan kemudian di tutup dengan semen dan diplester, sedangkan pada IPAL komunal dengan minimum tinggi pipa sekitar 1.5 m dengan diberi T untuk menghindari air hujan masuk.
STANDAR GAMBAR Gambar menggunakan program Auto-CAD, terdiri atas gambar-gambar: 1. Kop atau Legenda gambar
1. Baris pertama memuat: lambang atau logo BORDA Partner pihak lain (pemilik proyek, nama program, kontributor) 2. Baris kedua memuat: nama proyek, alamat lokasi jumlah pengguna (jiwa untuk MCK, kg kedelai untuk tahu dan tempe, KK dan jiwa untuk komunal, ekor untuk RPH dan ternak, dan tempat tidur untuk rumah sakit dan hotel) 3. Baris ketiga memuat judul gambar 4. Baris keempat memuat: skala gambar tanggal 5. Baris kelima memuat: halaman gambar jumlah total halaman gambar 6. Baris keenam memuat keterangan gambar 7. Baris ketujuh memuat: nama yang mendesain DED (berisi nama terang, tandatangan dan cap lembaga) nama yang memeriksa DED (berisi nama terang, tandatangan dan cap lembaga) 8. Baris kesembilan memuat pihak pelaksana proyek 9. Baris kesepuluh memuat pihak yang mengetahui (oleh pemerintah atau badan lain yang berisi nama lembaga, nama pihak yang menandatangani, serta tanda tangan) 10. Baris kesebelas memuat pihak yang menyetujui (oleh pemerintah atau badan lain yang berisi nama lembaga, nama pihak yang menandatangani, tanda tangan)
KOP gambar diletakkan di sebelah kanan kertas gambar
2. Gambar DED terdiri atas:
1. Gambar Situasi 1. Skala min 1 : 200, menggunakan skala garis 2. Terdiri dari komponen-komponen: o IPAL: Jarak IPAL dengan Sumber limbah Leveling dari sumber limbah ke IPAL o Pemipaan: Posisi bak control Keterangan kemiringan pipa Jalur dan arah pemipaan dari sumber limbah ke IPAL Jalur pemipaan dari IPAL ke Pembuangan Akhir Panjang pemipaan utama, sekunder. o Arah mata angin
3. Notasi: o Ukuran, keterangan unit IPAL dan Jalur Pengolahan o Garis tepi di tiap tepi unit IPAL tebal 0,30 mm o Notasi angka pada setiap rumah dimulai dari angka 1 dan seterusnya (untuk gambar layout site pada pemipaan komunal) o Legenda lengkap keterangan gambar
Gambar 19: Contoh Situasi
Gambar 15: Situasi IPAL Tahu
2. Hydraulic cross section Menjelaskan urutan- urutan bagan alir setiap unit pengolahan.
Gambar 20: Contoh Hidraulic Cross Section
1. Denah keseluruhan IPAL 1. Skala minimal 1:100, dengan menggunakan skala garis 2. Komponen gambar IPAL dengan notasi: o Beton : ANSI 35 o Pasangan batu bata : ANSI 32 o Arah aliran air o Semua ukuran menggunakan jenis huruf Arial o Notasi untuk menunjukkan keterangan setiap tahapan pengolahan o Arah potongan o Garis batas detail denah o Arah mata angin o Memberikan notasi A,B dan seterusnya pada setiap unit treatment dan menjelaskannya di dalam kolom keterangan pada legenda
Gambar 21: Contoh Denah IPAL
1. Denah per unit Instalasi 1. Denah detail dibuat dengan skala minimal 1:50 2. Denah detail harus mewakili semua unit IPAL 3. Harus ada detail denah di setiap denah per unit instalasi 4. Harus terdapat notasi arah potongan 5. Harus diberi ukuran /dimensi untuk setiap panjang atau lebar dinding baik dalam maupun luar 6. Menunjukkan pipa inlet dan outlet, atau pipa dari unit sebelumnya Atau ke unit selanjutnya
Gambar 22: Contoh Denah IPAL Dewats
1. Potongan Keseluruhan, 1. Minimal 2 potongan: melintang dan memanjang 2. Potongan harus mewakili semua tahapan pengolahan 3. Dilengkapi dengan notasi: o Beton : ANSI 35 o Pasangan batu bata : ANSI 32 o Arah aliran air o Semua ukuran menggunakan jenis huruf Arial o Notasi untuk menunjukkan keterangan setiap tahapan pengolahan o Garis batas detail potongan o
Gambar 23: Contoh Potongan Bak Sedimentasi , ABR, dan AF
6. Detail Potongan Tiap unit IPAL 1. Skala minimal 1:10 sampai 1:50 2. Dilengkapi dengan notasi: o Beton o Pasangan batu bata o Arah aliran air o Semua ukuran menggunakan jenis huruf Arial o Notasi untuk menunjukkan keterangan setiap tahapan pengolahan o Garis batas detail potongan
Gambar 24 : Detail Potongan Settler dan AF
2.7 Detail pemasangan filter AF 1. Skala minimal 1:10 sampai 1:50 2. Dilengkapi dengan notasi: o Beton o Pasangan batu bata o Arah aliran air o Semua ukuran menggunakan jenis huruf Arial o Notasi untuk menunjukkan keterangan setiap tahapan pengolahan o Garis batas detail potongan
Gambar 25 : Potongan AF
8. Detail pemasangan Filter HGF
Gambar 26: Potongan HGF
8. Detail Struktur 1. Skala 1:20 atau 1:10 2. Detail struktur terdiri atas: Detail tulangan plat Detail tulangan kolom Detail tulangan sloff Detail tulangan balok gantung (AF) Detail tulangan plat penyaring (AF) Detail tulangan Ring balok Detail tulangan tutup (Manhole/Tutup saluran HGF) Detail Jalur Pemipaan Detail Sambungan pemipaan Detail Bak control Dan detail struktur lain yang mewakili semua komponen konstruksi DEWATS
Gambar 27: Potongan AF
8. Khusus untuk Gambar proposal meliputi: lay out Denah dan potongan IPAL melintang dan memanjang dengan notasi ukuran total dan tanpa notasi ukuran detail Ada keterangan pada tiap halaman gambar Dilarang mengcopy/menggunakan Design ini, tanpa seijin/sepengetahuan Borda Partner Network