Anda di halaman 1dari 18

Sejarah TAPAK SUCI dimulai jauh sebelum tahun 1963.

Berawal dari aliran pencak silat


Banjaran yang dikuasai oleh KH.Busyro Syuhada (lahir tahun 1827), yang bermukim di pesantren di
Binorong, Banjarnegara, Jawa Tengah. Dalam sejarahnya, KH.Busyro adalah ulama yang patriotik,
tidak menyukai penjajahan, dan berkali-kali menjadi buronan kolonial Belanda. Nama kecilnya adalah
Ibrahim. Sekembalinya dari tanah suci Mekkah, beliau berganti nama menjadi KH. Busyro Syuhada.
KH.Busyro Syuhada mempunyai murid diantaranya yaitu; Achyat (H. Burhan), dan M. Yasin (H. Abu
Amar Syuhada), A. Dimyati, M. Wahib, dan Soedirman, yang kelak berkiprah dalam dunia milter
dan dikenal sebagai Panglima Besar Jenderal Sudirman. KH. Abu Amar Syuhada sendiri adalah
murid sekaligus teman seperjuangan KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah
Tahun 1921, diriwayatkan dari 2 orang kakak beradik A. Dimyati dan M. Wahib berguru
kepada K.H. Busro di Binorong Banjarnegara. Bahwa K.H. Busro lebih menguasai ilmu kebatinan dari
pada ilmu Kontho itu sendiri, sedang adiknya H. Burhan yang ilmu Konthonya lebih baik.
Menurut riwayat A. Dimyati dan M. Wahib belajar selama lima hari untuk menguasai 15 jurus,
5 Kembangan. Selanjutnya pulang ke Yogyakarta, yang kemudian diikuti oleh K.H. Busro dan H.
Burhan. Dalam kesempatan inilah masyarakat dilingkungannya menyebut mereka sebagai Pendekar
Pencak. Pendekar A. Dimyati sifatnya pendiam dan tertutup, sedang M Wahib sifatnya pemberani,
terbuka dan kesatria. Karena sifat yang berbeda ini sering kali kedua kakak beradik ini bertengkar.
Pendekar K.H. Busro, menunjuk Pendekar A. Dimyati untuk berkelana kebarat sebagaimana
yang pernah dijalani oleh Pendekar K.H. Busro. Sesuai dengan tradisi yang berlaku bahwa Pendekar
A. Dimyati yang sudah mengangkat guru kepada K.H. Busro tidak boleh berguru kepada pencak
lainnya, untuk itu dalam berkelana ini yang dilakukan adalah adu kaweruh (adu ilmu). Diriwayatkan
bahwa Pendekar A. Dimyati berhasil menguasai ilmu Cikalong, Cimande, Cibarosa dalam hal ini
adalah Debus.

Meskipun tidak berguru,akan tetapi dalam Silsilah Cikalong, Cimande nama A. Dimyati
tertulis dalam Angkatan Tujuh.

Adapun Pendekar M Wahib ditunjuk untuk berkelana ketimur sampai ke Madura. Karena sifat
yang keras dari Pendekar M. Wahib. Maka adu kaweruh diartikan dengan berkelahi, dimana ada
pendekar didatangi untuk ditantang berkelahi. Pendekar M. Wahib bercerita : Kemana-mana saya
naik turun panggung untuk tarung pencak untuk mendapatkan uang, kalau diperlukan saya memakai
senjata handuk dan sepotong besi sejengkal berlafalkan Alif. Setelah pengenbaraan mereka sekitar 5
tahun, pulang ke Yogyakarta. Kebiasaan mencari musuh berkelahi, Pendekar M. Wahib diarahkan
kepada anak-anak Belanda yang kemudian juga Kompeni Belanda. Kesatriaannya ini positif akan
tetapi juga membuat repot kampung, apalagi setelah sebagai buronan Belanda.
Pada tahun 1925, atas restu KH. Busyro Syuhada, kedua kakak-beradik A.Dimyati dan
M.Wahib mendirikan paguron (perguruan) yang diberi nama Paguron Kauman (Cikauman) yang
beraliran Banjaran-Kauman. Bertempat dilingkungan kauman Tengah membuka latihan pencak,
diriwayatkan puluhan murid ikut berlatih. Pada saat inilah Pendekar M. Wahib menyatakan Pencak
Cikauman adalah satu-satunya yang ada di Kauman. Pada waktu didirikan, telah digariskan dengan
tegas dasar yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua murid-murid Kauman, yaitu:
(1). Paguron Cikauman, berlandaskan Al Islam dan berjiwa ajaran KH.Ahmad Dahlan,
membina pencak silat yang berwatak serta berkripadian Indonesia, bersih dari sesat dan
sirik;
(2). Mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama serta bangsa dan negara;
(3). Sikap mental dan gerak langkah anak murid harus merupakan tindak-tanduk Kesucian.
Paguron ini memiliki landasan agama dan kebangsaan yang kuat, dan menegaskan seluruh
pengikutnya untuk bebas dari syirik (menyekutukan Allah) serta mengabdikan perguruan
untuk perjuangan agama dan bangsa.

Dalam hal ini sebagaimana Cikalong, Cimande dan Cibarosa menunjuk nama satu tempat.

Dalam angkatan pertama ini ada seorang pemuda bernama M. Syamsudin yang berguru dengan
cara ngenger (ikut guru kemana-mana), sebagai cantrik (orang yang menawarkan) dirumah Pendekar
M. Wahib. Dalam angkatan ini M. Syamsudin yang dinyatakan selesai dan dibaiat serta diperbolehkan
menerima murid.
Tahun 1938, dijamannya Pendekar M. Syamsudin ini datanglah seorang Cina perantauan yaitu
YAP KIE SAN ke Kauman. Menurut riwayat yang diceritakan oleh Pendekar M. Wahib bahwa dalam
tarung yang pertama M. Wahib terkena pukulan sejari di dada kiri. Yap Kie San berdiam di rumah
Pendekar M. Wahib cukup lama, pada akhirnya terjadi pertarungan besar yang kedua, sampai-sampai
bangunan tempat bertarung roboh.

Pengaruh dari Yap Kie San dalam Aliran CIKAUMAN adalah, Salam Pembukaan, Kuda-kuda
dan Sikap Pasang yang ada pada Pendekar M. Wahib.

Kauman adalah daerah muslim, Yap Kie San tidak terbuka untuk menjadi Islam, maka
selanjutnya melarikan diri (pergi tanpa pamit) ke daerah sebelah utara Kauman, Pathok. Disini Yap
Kie San kawin dengan pribumi, adiknya Broto belajar ilmu kepada Yap Kie San, selanjutnya
mendirikan Perguruan BIMA, Dirdjo mendirikan Perguruan Perisai Diri. Wasiat Yap Kie San kepada
Broto untuk mengalahkan perguruan yang ada di Kauman.

(Kesemuannya ini diceritakan Broto kepada Pendiri Tapak Suci tahun 1968).

Ada satu literature pencak silat yang menyatakan bahwa perkembangan pencak silat di
Indonesia sangat dipengaruhi dua hal :
1. Geografis
Dataran tinggi, dataran rendah dan pantai. Masing-masing berkembang berbeda-beda, terutama
dalam hal kuda-kuda.
2. Kultural
Dalam hal ini ada dua jalur besar, aliran bangsawan dan aliran rakyat.
adapun yang sangat membedakan antara dua aliran ini adalah :
1. Aliran Bangsawan
a. Tertutup tidak mudah berasimilasi, bertahan kepada kemurniaanya.
b. Daya gunanya pada Pencak Silat Seni
c. Disiplin
2. Aliran Rakyat
a. Terbuka mudah berasimilasi, tidak murni
b. Daya gunanya pada Pencak Silat sendiri
c. Tidak disiplin
Dua definisi tersebut kalau dilihat dari aliran CIKAUMAN, kurang cocok sepenuhnya,
karena sifat CIKAUMAN adalah :
1. Tertutup akan tetapi mudah berasimilasi
2. Tidak disiplin tetapi patriotic
3. Daya gunanya sama kuat antara seni dan bela diri
Hal ini dapat dimaklumi karena dalam masa-masa berkembang Aliran Rakyat yang ada di
Kauman selalu berdampingan dengan Aliran Bangsawan yang ada di Kraton Yogyakarta, Kampung
Kauman adalah lingkungan Kraton Yogyakarta.
Diriwayatkan bahwa Pendekar M. Syamsudin setelah dibaiat membuka dan menerima murid
di Kauman Utara (SERANOMAN). Dari sekian banyak murid, yang dinyatakan selesai dan dibaiat
adalah M. Zahid. Menurut riwayat M. Zahid adalah anak murid SERANOMAN yang berotak
cemerlang dan berkemampuan tinggi, pergaulannya luas, perkembangan Pencak Kauman berkembang
pesat. Keilmuan Pencak dikemas dan disajikan methodis kemudian berhasil mengembangkan dari lima
menjadi 8 Kembangan.
Tahun 1942 adalah awal dari M. Barie Irsjad belajar Pencak kepada Pendekar M. Zahid, tidak
sebagaimana biasanya setelah selesai dibaiat, tetapi diserahkan kepada Pendekar M. Syamsuddin,
demikian juga setelah selesai diserahkan kepada pendekar M. Wahib. Baru pada tahun 1948, M. Barie
Irsjad dinyatakan selesai dan dibaiat.
Waktu dibaiat Pendekar M. Barie Irsjad berhasil mempertanggungjawabkan 11 kembangan.
Sebelum menggunakan haknya untuk menerima murid, diarahkan oleh Pendekar M. Wahib untuk adu
kaweruh ke guru-guru pencak yang ditunjuk oleh Pendekar M. Wahib, dari yang ditujuk banyak
aliran hitam.
Pada waktu itu pengertian yang ada menyatakan bahwa pencak adalah seni bela diri tangan
kosong, sedang silat adalah seni bela diri bersenjata. Sedangkan CIKAUMAN mengkhususkan diri
pada tangan kosong. Untuk itu M. Barie Irsjad diarahkan untuk adu kaweruh dengan Pendekar
Abdul Rahman Baliyo yang menguasai beraneka macam senjata, alirannya berasal dari Cina. Disinilah
M. Barie Irsjad mendapat pengertian bahwa seseorang dapat melawan senjata kalau dapat main
senjata. Pada saat ini untuk bela diri Kauman sudah bukan Kontho atau Pencak.
Tepat pada waktu tahun 1949 datang ke Kauman seorang Perwira AL Jepang, bernama Omar
Makino. Meskipun tujuan yang utama adalah bertemu kyai-kyai dalam rangka belajar agama Islam,
akan tetapi sempat juga menurunkan kemampuannya yaitu permainan senjata pedang (samurai) kepada
pemuda pemuda termasuk M. Barie Irsjad. Di Indonesia kemudian Omar Makino dikenal sebagai
Bapak Judo.
KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN
TAPAK SUCI
Dalam meriwayatkan kelahiran TAPAK SUCI, keberadaan Kampung Kauman yang
penduduknya terbagi menjadi 4 Blok, yaitu Blok Lor (Utara), Blok Wetan (Timur), Blok Tengah, Blok
Kidul (Selatan), sebetulnya sebagian administrasi dalam satu Rukun Kampung (sekarang adalah Rw),
akan tetapi itu sangat berpengaruh terhadap Paguruan Pencak Silat yang ada di Kauman, terutama
terhadap murid-muridnya.
Diriwatkan pada tahun 1957 Pimpinan Pemuda Muhammadiyah wilayah DIY yang personilnya
berdomisili di Kauman, sangat prihatin melihat keadaan Kampung Kauman ada Paguruan Pencak Silat
CIKAUMAN (Kauman tengah), Paguruan Pencak Silat SERANOMAN (Kauman Utara) Perguruan
Pencak Silat Aliran Hitam (Kauman Timur). Pada waktu itu Pimpinan Pemuda Wilayah DIY
mengadakan kegiatan ke daerah-daerah termasuk Ranting Kauman, sebelum pengajian dilaksanakan
pertandingan olahraga yaitu pagelaran atau pertandingan Pencak Silat. Maksud dari pertandingan itu
adalah agar ada persatuan diantara pesilat-pesilat Kauman. Karena usaha itupun tak berhasil, maka
pada tahun 1958 Pemuda Muhammadiyah yanga berdomisili di Kauman Selatan dengan niat agar ada
persaudaraan sesama Pesilat Kauman, mendirikan Perguruan Pencak Silat Kauman Serba Guna
(KASEGU).
Dengan mencantumkan nama Kauman, banyak protes dari orang orang blok lain. Untuk itu
maka nama Perguruan dilengkapi KASEGU BADAI SELATAN. Diawal berdirinya Perguruan
KASEGU sempat bentrok dengan Perguruan Pencak Silat Aliran Hitam. Perguruan KASEGU dengan
niat amar maruf nahi mungkar,. Namun Perguruan Pencak Silat Aliran Hitam tidak terima, sehingga
terjadi pertarungan Pencak Silat Ragawi melawan Pencak Silat Kanarugan. Dengan taruhan siapa yang
kalah keluar dari kampung Kauman. Disinilah murid KASEGU yakin bahwa yang hak tidak akan
kalah dengan yang bathil.
Meskipun Pencak Silat CIKAUMAN, SIRANOMAN dan KASEGU adalah satu sumber Aliran
Banjaran. Disamping Guru KASEGU adalah murid CIKAUMAN dan SIRANOMAN, akan tetapi
karena penampilan keilmuan pencak silatnya berbeda, maka tidak ada kecocokan. Untuk itu pada
waktu murid-murid KASEGU berguru ke Perguruan CIKAUMAN tidak akan diterima.
Dengan kenyataan ini, maka Perguruan KASEGU tidak berhasil sebagai perantara bersatu para
Pesilat di Kampung Kauman, justru antar kubu saling bersaing. Untuk itu murid Perguruan KASEGU
sebanyak 6 orang, 4 diantaranya yaitu Irfan Hadjam, Djakfal Kusuma, M. Rustam, Sobri Achmad
dapat dikatakan besar diluar sarang, karena banyak bergaul dengan bela diri luar dan mempunyai
wawasan ke depan, menyampaikan pendapat kepada Pendekar M. Barie Irsjad untuk mendirikan
perguruan yang tidak berorientasi di kampung, diorganisir dengan Ad & ART, materi yang tersusun,
latihan yang teratur dan memakai seragam.

(Perguruan Pencak Silat KASEGU Badai Selatan adalah embrio dan pemrakarsa lahirnya
TAPAK SUCI).

Desember 1962 Perguruan KASEGU melakukan silaturahmi kepada CIKAUMAN dan
SIRANOMAN untuk menyampaikan rencana mendirikan perguruan. Kedua perguruan tersebut
menyatakan bersedia untuk menilai ilmu yang diajarkan, sedang keinginan Perguruan KASEGU
adalah adu kaweruh (wawasan) tanpa harus kontak, karena kuatir akan terjadi hal-hal yang tidak
diinginankan. Pertemuan keilmuan dilaksanakan setiap malam Jumat bertempat dipesantren Aisyiah
Kauman selama 6 bulan, karena berjalan tidak mulus. Dalam pertemuan keilmuan ini, KASEGU
diwakili oleh M. Barie Irsjad (Guru), M. Rustam (murid) untuk menghindari kejadian yang tidak
diinginkan, dalam penampilan dan pembuktian keilmuan Pencak Silat dilakukan antara Guru dan
Murid KASEGU.
Pada satu pembuktian jurus Naga, murid mengawali serangan pengkalan Kuda Liar kearah
lambung kanan dengan telak, guru dangan kecepatan tinggi melontarkan Tandukan Naga Jantan ke
mata bersamaan dengan Naga Terbang ke paha. Hasilnya mata kiri luka berdarah, paha kanan retak.
Seorang murid CIKAUMAN dengan marah meloncat ke arena menantang Guru KASEGU.
Setelah terjadi pertarungan yang menegangkan, pada puncaknya secara bersamaan Guru
KASEGU melontarkan Naga Terbang ke sasaran jidat, murid CIKAUMAN melontar pukulan cangkol
ke arah perut. Bersama sama berhenti, Pendekar M. Wahib mengatakan kalau diteruskan kepalamu
pecah, perutnya Barie mulas.

Sudah takdir Illahi TAPAK SUCI lahir.

Pada waktu M. Barie Irsjad menampilkan Jurus Harimau, Pendekar M. Wahib sangat
mengagumi dan mengatakan mengapa saya dahulu tidak berpikir bahwa kaki lebih kuat dan lebih
panjang daripada tangan,pembuktian cukup saya merestui TAPAK SUCI didirikan dan diajarkan
Pencak Silat Aliran KASEGU. Pendekar A. Dimyati memberi pesan dan petunjuk yaitu kalau
bertemu dengan aliran pencak silat apapun, nilailah kekuatannya.
Kelihatannya sangat sederhana, akan tetapi sikap ini adalah sangat kontradiksi dengan sifat
pendekar pada umumnya yang tidak ingin melihat kelebihan orang dan selalu mengatakan yang terbaik
dan terkuat. Sikap mental Pendekar A. Dimyati untuk selanjutnya menjadi dasar sikap mental
Pendekar-pendekar TAPAK SUCI.
Pada kenyataannya pendiri TAPAK SUCI masih diuji, pengurus Rukun Kampung (Rw)
Kauman tidak mengijinkan Perguruan TAPAK SUCI berdiri dan mengadakan kegiatan di kampung
Kauman. Karena penilaian pendirinya tidak sederajat (dalam sejarah TAPAK SUCI dahulu disebut
tidak berdarah biru), penilaian ini sebetulnya didorong oleh seorang murid CIKAUMAN secara
pribadi. Akan tetapi oleh pendirinya dihadapan penguasa kampung dinyatakan bahwa TAPAK SUCI
bukan milik dan gerakan Kampung Kauman, bahkan ketika itu dikatakan TAPAK SUCI adalah
gerakan dunia.
Pada malam Jumat, tanggal 10 Rabiul awwal 1383 H/31 juli 1963 M, sekitar pukul
21.00 bertempat di Pesantren Aisyiah Kauman DIY, di Deklarasikan PERSATUAN PENCAK
SILAT TAPAK SUCI. Pada waktu deklarasi di gariskan :
1. TAPAK SUCI berjiwa ajaran KH. A. Dahlan
2. keilmuan TAPAK SUCI Methodis Dinamis
3. keilmuan TAPAK SUCI bersih dari syirik dan menyesatkan

Memang satu kenyataan sejarah, pendiri Persatuan Pencak Silat TAPAK SUCI adalah Guru
dan Murid Perguruan KASEGU Badai Selatan.

Sebutan Persatuan Pencak Silat dipakai untuk menunjukkan bahwa TAPAK SUCI menyatukan
perguruan, perguruan yang ada di Kauman meskipun dalam kenyataannya, CIKAUMAN dan
SIRANOMAN tidak menyatu atau membubarkan diri akan tetapi mendirikan aktifitas, terus tidak
menerima murid lagi dan menyerahkan murid yang belum dibaiat kepada TAPAK SICI yaitu Ahmad
Djakfar, M. Slamet dan M. Dalhar dari Perguruan CIKAUMAN, M. Zundar Wiesman dan Anis
Susanto dari Perguruan SIRANOMAN.
Pada waktu TAPAK SUCI diresmikan berdiri ditetapkan ketingkatan M. Barie Irsjad menjadi
Pelatih Kepala (Kader Biru 3), 7 Asisten Pelatih (Kuning 4 / Siswa Melati 4) yaitu M. Rustam
Djundab, Sobri Achmad, Achmad Djakfar, M. Slamet, M. Dalhar, M. Zundar Wiesman dan Anis
Susanto.

Pada bulan Ramadhan 1383 Hijriyah / januari 1964 Masehi, tepat pada waktu Sholat Maghrib
di Masjid Besar Kauman Yogyakarta, Pendekar M. Wahib meninggal dunia.

Dengan meninggalnya M. Wahib tersebut, marak sekali perongrongan (penggangu / perusak)
secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi terhadap TAPAK SUCI, sampai-sampai dalam
riwayat dituliskan bahwa pengurus Rukun Kampung Kaumaan pernah membubakarkan Persatuan
Pencak Silat TAPAK SUCI tepat pada MILAD ke-I tanggal 31 juli 1964 M tepat setahun setelah
TAPAK SUCI lahir, dengan alasan TAPAK SUCI membawa kekejaman Jahilliah Kampung Kauman
setelah terjadi perkelahian massal antara Keluarga I dengan Keluarga II.
Dihadapan MUSPIDA, seorang fungsionaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah yaitu H.
Djarnawi Hadikusuma menyatakan bahwa TAPAK SUCI adalah gerakan Muhammadiyah.
Pembubaran oleh Pengurus Rukun Kampung Kauman tersebut diabaikan saja dan TAPAK SUCI
berjalan terus sampai sekarang. Dengan kejadian ini, maka Keluarga I dengan Keluarga II dibubarkan.
Pada tahun 1964 M ibaratnya TAPAK SUCI lahir kembali(tanpa Guru dan murid), hanya
tinggal 3 Pelatih Muda yaitu M. Rustam, Drs. Irfan Hajam(kembali dari Surabaya), M. Zundar
Wisman. Sedangkan Guru M. Barie Irsjad atas kehendak pengurus Rukun Kampung Kauman di non
aktifkan namun tetap diabaikan oleh murid-murid TAPAK SUCI.
Akan tetapi justru tahun 1964 inilah TAPAK SUCI mulai bangkit dan berkembang. 3 orang
Pelatih Muda membuka pendaftaran anggota untuk umum, sangat mengejutkan yang mengikuti seleksi
kurang lebih sebanyak 300 orang. Adapun yang diterima sekitar 75 orang, semata-mata karena
pertimbangan tenaga pelatih.
Dengan niat yang tetap dan sungguh-sungguh, kenyataan lapangan dijadikan pertimbangan
untuk menentukan garis garis kebijakan,yaitu :
1. Meningkatkan akhlaq kepemimpinan
2. Materi latihan dirumuskan kembali
3. Sebutan menjadi TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah
4. Logo TAPAK SUCI dimasukan kedalam sinar matahari
5. Dibentuk KOSEGU (Komando Serba Guna) TAPAK SUCI
6. Lahir motto Dengan Iman dan Akhlaq Saya Menjadi kuat, Tampa Iman dan Akhlaq Saya
Menjadi Lemah.
Keilmuan Pencak Silat TAPAK SUCI yang digunakan untuk materi pendidikan dan latihan
yang pertama adalah merupakan ilmu bela diri murni atau bela diri sebagai ilmu berkelahi. Tetap pada
jalur pengertian jurus dan kembangan akan tetapi dengan istilah berbeda yang disebut Delapan Jurus
Maut.
Materi pendidikan dan latihan ini disusun atas dasar kebutuhan ilmu berkelahi pada saat itu, dimana
umat Islam selalu dipojokkan dimana-mana. Sehingga, orang masuk Perguruan Pecak Silat adalah
dengan tujuan membuat kelompok untuk konsentrasi kekuatan.
Bertepatan dengan jamannya, karena kebutuhan umat Islam membuat kelompok untuk
menghadapi Gerakan PKI. Maka berdiri juga Perguruan Pencak Silat di kampung-kampung lain.
Benteng Melati di Kampung Kadipaten, Perkas di Kampung Suronatan, Eka Sejati di Kampung
Karangkajen.
Kesemuanya menamakan diri sebagai Gerakan Pemuda Muhammadiyah, TAPAK SUCI
menamakan diri sebagai Putera Muhammadiyah. Berdasakan pada kenyataan TAPAK SUCI didirikan
oleh putera Muhammadiyah dan tidak ada hubungan dengan organisasi Muhammadiyah atau Pemuda
Muhammadiyah. Dengan keberanian TAPAK SUCI memakai nama TAPAK SUCI Putera
Muhammadiyah dan memasukan lambang TAPAK SUCI dalam sinar matahari. Kemudian mendapat
kecaman dari berbagai pihak dilingkungan Muhammadiyah terutama dari angkatan mudanya.
Kecaman tersebut memang wajar, disebabkan nama TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah bukan
karena status ataupun hubungan organisasi dengan Muhammadiyah, semata-mata karena karena
kehendak pendrinya mencita-citakan TAPAK SUCI menjadi salah satu Gerakan Persyarikatan
Muhammadiyah.
Dalam modern ini, sudah bukan jamannya orang belajar pencak silat untuk mempertahankan
hidup dari bahaya. Untuk itu TAPAK SUCI memantapkan diri sebagai gerakan olahraga dan seni.
Pencak silat TAPAK SUCI ditampilkan melalui 4 aspek yaitu :
- mental spiritual
- olahraga
- seni
- beladiri.
Dalam Kejuaraan Nasional I tahun 1967 di Jember, Pertandingan Pencak Silat
TAPAK SUCI dilaksanakan dengan pertarungan bebas (perkelahian bebas). Pencak Silat Seni
dilombakan sebagai Kerapihan teknik Pemainan.
Adapun Ilmu Pengebalan tubuh ataupun anggota tubuh alat penyasar mulai ditinggalkan,
karena anjuran dari Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah agar ilmu tersebut dihilangkan.
Kalau itu memang ilmu yang hak (harus ada), akan tetapi itu sesuatu yang dapat menimbulkan
kesombongan di dunia.
Merupakan daya tersendiri ketika itu adanya cita-cita Perguruan TAPAK SUCI untuk
mempersatukan Keilmuan Penak Silat dari semua aliran, banyak perguruan pencak silat yang bergaung
dan meleburkan diri kedalam Perguruan TAPAK SUCI. Itulah dasar yang pertama Perguruan TAPAK
SUCI cepat berkembang dan terwujudlah cita-cita Pendiri TAPAK SUCI.
Banyak aliran pencak silat dilingkungan Muhammadiyah yang bergabung dengan TAPAK
SUCI. Adapun yang sangat berkesan adalah bergabungnya Perguruan Pencak Silat Guntur yang
memiliki nama besar di wilayah timur. Perguruan Guntur dipimpin oleh H. Syeh Abussamad Alwi,
Buchmad, Hadiningram dan mereka menyatakan akan bergabung kalau ilmu TAPAK SUCI ada
kelebihan. Kelebihan yang diuji pada waktu itu adalah langkah panjang yang bertumpu pada
kecepatan. TAPAK SUCI diwakili oleh seorang Pelatih Muda dan 6 siswa, sedangakan Perguruan
Guntur diwakili oleh 3 Pendekar tua dan 4 Pendekar dari Perguruan Pencak Silat yang ada di Jember.
Kalau dilihat dari kenyataan yang ada adalah sesuatu yang mustahil untuk dapat memberi
kepuasan. Tetapi ALLAH SWT. mengendaki lain, Perguruan Guntur telah bergabung dengan
Perguruan TAPAK SUCI, disertai dengan pernyataan Perguruan Guntur sudah tidak ada lagi (kejadian
ini pada tahun 1965).
Tahun 1965 adalah tahun awal dari sejarah berkembangnya Keilmuan TAPAK SUCI. Melalui
pendekar-pendekar TAPAK SUCI di daerah atau wilayah (cabang) TAPAK SUCI, masuklah aliran-
aliran pencak silat seperti Silat Banten, Silat Cikalong Cimande, Silat Balebet, Silat Bugis, Silat
Sholat, Silat Minang, Sial Minang Liwung, dan Aliran Kunthau yang kesemuanya hampir mewarnai
aliran Pencak Silat di Indonesia.
Situasi politik ketika itu, TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah yang menempatkan diri
sebagai gerakan Islam banyak lawan dan musuh.oleh surat kabar PKI Harian Rakyat dikatakan
TAPAK SUCI adalah Onderbow dan tukang pukul HMI. Dikarenakan Perguruan TAPAK SUCI
membina KORBA HMI dan tampil dalam kegiatan HMI.
Kegigihan pendiri Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah serta dorongan dan
dukungan dari Ulama-Ulama Muhammadiyah, seperti H. Djarnawi Hadikusuma, H.R. Haiban Hadjid
memperjuangkan Perguruan TAPAK SUCI untuk dapat diterima sebagai gerakan Persyarikatan
Muhammadiyah.
Dalam Konferensi Nasional I Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah yang
dilaksanakan pada tanggal 27-28 November 1966 di Yogyakarta, dimasukan fungsionaris
Muhammadiyah seperti H. Djarnawi Hadikusuma sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat TAPAK
SUCI Putera Muhammadiyah dan M.H. Hirmas sebagai Sekretaris Umum Umum Pimpinan Pusat
TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah. Nama Persatuan Pencak Silat TAPAK SUCI Putera
Muhammadiyah dirubah menjadi :
TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH
Gerakan dan Lembaga Perguruan Seni Bela Diri Indonesia
Dengan struktur Pimpinan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah lebih ditekankan sebagai
Organisasi Perguruan dengan pemisahan antara 2 struktur pimpinan yang berbeda yaitu :
1. Pimpinan Organisasi / Pimpinan Gerakan
2. Pimpinan Perguruan / Lembaga Perguruan
(Dengan Dewan Pelaksana adalah Dewan Pendekar dan Dewan Pelatih)
Dalam KONFERNAS I ini sudah mulai ada sebutan PENDEKAR, PENDEKAR adalah
tingkat pendidikan atau strata tertinggi dalam pendidikan TAPAK SUCI. Pada waktu itu tigkat
pendidikan TAPAK SUCI adalah :
1. Murid :
- Siswa Satu
- Siswa Dua
- Siswa Tiga
- Siswa Empat
2. Pelatih :
- Asisten Pelatih
- Pelatih Muda
- Pelatih Kepala
3. Pendekar
Pasca KONFERNAS I, predikat Pelatih Kepala M. Barie Irsjad dirubah menjadi Pendekar M.
Barie Irsjad.
Kepada Muhammad Rustam Djundab untuk dilakukan ujian, setelah
mempertanggungjawabkan karya tulis Segi Praktis Bela Diri TAPAK SUCI. Diputuskan
Muhammad Rustam Djundab telah lulus dan menduduki tingkat Pelatih Kepala juga menjabat sebagai
ketua Lembaga Research Nasional. Tradisi Karya tulis atau karya nyata sampai sekarang berlaku
sebagai materi Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) Kader dan Pendekar TAPAK SUCI.

Dalam massa perkembangan Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah yang
merambah / menyebar ke persada Nusantara, Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah
mencari Induk Organisasi Pencak Silat.

Pada waktu itu Perguruan TAPAK SUCI harus dapat memilih dengan Induk Organisasi yang
mana Perguruan TAPAK SUCI harus bergabung / mengikat diri, mengingat pada waktu itu di
Indonesia ada 3 Induk Organisasi Pencak Silat Indonesia, yaitu :
- PPSI yang digerakan dari Bandung
- IPSSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia) yang digerakan dari Jakarta
- BAPENSI (Badan Pembina Pencak Silat Indonesia) yang digerakan dari Yogyakarta

Melalui Rapat Kerja Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 19-20 April 1967 bertempat
di Pekalongan, disamping memutuskan dan mengesahkan Anggaran Dasar Rumah Tangga (AD /
ART). Berketetapan hati memilih IPSSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia) sekarang yang
berubah dan dikenal dengan nama IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) sebagai Induk Organisasi
Federasi. Untuk itu Perguruan TAPAK SUCI didaftarkan kepada Pusat Badan Ikatan Pencak Silat
Seluruh Indonesia (P.B. IPSI) dan langsung diterima menjadi Anggota Nasional dengan nama :
Lembaga Perguruan Seni Bela Diri Indonesia
TAPAK SUCI
Pilihan Perguruan TAPAK SUCI dengan mengikatkan diri secara nasional kepada IPSI adalah
tepat. Pada MUNAS IPSI tahun 1968 (era Orde Baru) Perguruan TAPAK SUCI diundang dan
kemudian didudukan sebagai Perguruaan Historis. Perguruan yang menjujung tinggi tegaknya
berdirinya P.B. IPSI yang sedang kritis keberadaannya. Perlu diketahui oleh seluruh jajaran TAPAK
SUCI Putera Muhammadiyah bahwa sejak TAPAK SUCI bergabung dengan IPSI (sampai sekarang)
adalah sebagai Anggota federasi dan tidak ada hubungan organisasi (AD / ART), keilmuan dan
keanggotaan. Pengertian Anggota federasi tersebut adalah untuk berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan IPSI. Perguruan TAPAK SUCI dipercayai untuk menjadi partner IPSI dalam membina
prestasi para atlet.
Dengan kearifan, ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada waktu itu, K.H. Ahmad
Badawi memandang bahwa Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah efektif untuk dijadikan
pola pembinaan Kader Muhammadiyah. Untuk itu Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah
mendapat status dan mendapatkan hak sebagai Anggota TANWIR. Tujuan utama dalam TANWIR
Muhammadiyah tahun 1967 yang dilaksanakan di gedung Aisyiah Kauman Yogyakarta, Perguruan
TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah diarahkan untuk mendapatkan status.
Dalam usaha untuk mendapatkan status di dalam Persyarikatan Muhammadiyah tidak mudah.
Ketidak setujuan hampir semua peserta, terutama dari angkatan muda Muhammadiyah. Karena
kegigihan utusan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah dan dukungan K.H. Ahmad Badawi sebagai
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, akhirnya telah mendapatkan status sebagai Organisasi Otonom
ke-11.
Menurut kebutuhan jaman pada waktu itu Muhammadiyah memberikan status Organisasi
Otonom seperti :
- Ikatan Seniman Budayawaan Muhammadiyah (ISBM)
- Ikatan Karyawan Muhammadiyah (IKM)
- Ikatan Tani Muhammadiyah (ITM)
- Ikatan Nelayan Muhammadiyah (INM)
- Ikatan Guru Muhammadiyah (IGM)
Akan tetapi Organisasi Otonom yang lahir karena kebutuhan jaman tidak berumur panjang dan
hanyalah TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah masih tetap bertahan dan berkembang hingga
sekarang.
Sistem Kepemimpinan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah dalam KOMPERNAS I berjalan
selama dua periode yaitu tahun 1966-1969 dan tahun 1969-1972. Melalui MUNAS tahun 1972 yang
diselenggarakan di Malang, dipandang Kepempipian Organisasi / Gerakan sudah tidak perlu. Dengan
fatwa Ketua Umum H. Djarnawi Hadikusuma berkata bahwa kalau Perguruan TAPAK SUCI Putera
Muhammadiyah ingin berkembang dengan baik, tidak perlu Organisasi Centris tetapi harus
Operasional Centris.

Peraturan Organisasi jangan sampai menghambat Operasional Perguruan.

Konsep Anggaran Dasar dibuat oleh H. Djarnawi Hadikusuma H. Wasthon Sujak. Perubahan
mendasar dalam Anggaran Dasar ini adalah pimpinan hanya ada di pusat, sedangkan wilayah adalah
Komisariat Wilayah dan daerah adalah Komisariat Daerah. Untuk lebih jelas sebagai berikut :
1. Personalia Pimpinan Pusat ditetapkan oleh Pimpinan Pusat sendiri dan tidak memakai periode
kerja
2. Personalia Pimpinan Wilayah ditetapkan oleh Pimpinan Pusat
3. Personalia Pimpinan Daerah ditetapkan oleh Komisariat Wilayah
Dari konsep Anggaran Dasar tersebut yang berhasil menjadi keputusan MUNAS hanya struktur
pimpinan saja yaitu Komisariat Pusat, Komisariat Wilayah, Komisariat Daerah. MUNAS tahun 1972
memutuskan nama Perguruan TAPAK SUCI menjadi :

TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH
Lembaga Perguruan Seni Bela Diri Indonesia
Dengan pimpinan Ketua Umum dan Sekretaris jenderal, Pimpinan TAPAK SUCI yang yang
sudah padu ini menjadi satu bentuk Pimpinan Lembaga Perguruan Seni Bela Diri Indonesia. Jabatan
Sekretaris jenderal sebagai penanggungjawab operasional, maksudnya agar Perguruan TAPAK SICI
bercentral pada Operasional Perguruan.
Keputusan MUNAS TAPAK SUCI 1972 dengan menggabungkan pimpinan organisasi dan
perguruan menjadi satu. Meskipun sudah digariskan organisasi semata-mata hanya mengorganisir
perguruan, ternyata tidak betul juga kalau dipandang dari kepentingan Gerakan Perguruan semata.
Masuklah personil-personil yang tidak mempunyai wawasan Perguruan Pencak Silat. Sehingga
memimpin TAPAK SUCI sebagai Organisasi Massa tanpa profesi yang jelas, menambah kaburnya
perguruan karena pimpinan yang tidak mempunyai wawasan perguruan tersebut diberikan jejang
ketingkatan perguruan.
Dalam massa-massa perkembangan itu ada penilaian bahwa TAPAK SUCI sangat lemah
kemampuan berorganisasinya. Maka perlu peraturan-peraturan dalam organisasi yang disesuaikan
dengan kedudukannya sebagai Organisasi Otonom Muhammadiyah. MUKTAMAR 1986
mengembalikan aturan (peraturan-peraturan) dan struktur pimpinan menjadi Pimpinan Pusat, Pimpinan
Wilayah dan Pimpinan Daerah.
Peraturan perguruan yang Tingkat pendidikan menjadi :
1. Tingkat Siswa
- Siswa Dasar (sabuk kuning polos) / SD
- Siswa Satu (sabuk kuning, melati cokelat satu) / SM1
- Siswa Dua (sabuk kuning, melati cokelat dua) / SM2
- Siwa Tiga (sabuk kuning, melati cokelat tiga) / SM3
- Siswa Empat (sabuk kuning, melati cokelat empat) / SM4
2. Tingkat Kader
- Kader Dasar (sabuk biru polos) / KDa
- Kader Muda (sabuk biru, melati merah satu, berdasar biru) / KMa
- Kader Madya (sabuk biru, melati merah dua, berdasar biru) / KMda
- Kader Kepala (sabuk biru, melati merah tiga, berdasar biru) / KKa
- Kader Utama (sabuk biru, melati merah empat, berdasar biru) / KUa
3. Tingkat Pendekar
- Pendekar Muda (sabuk hitam, melati hitam satu, berdasar merah) / PMa
- Pendekar Madya (sabuk hitam, melati hitam dua, berdasar merah) / PMda
- Pendekar Kepala (sabuk hitam, melati hitam tiga, berdasar merah) / PKa
- Pendekar Utama (sabuk hitam, melati hitam empat, berdasar merah) / PUa
- Pendekar Besar (sabuk hitam, melati hitam lima, berdasar merah) / PBr
4. Pendekar Kehormatan dan Pendekar Pelimpahan
- Pendekar Kehormatan
Pemberian penghargaan bagi orang-orang yang menjadi Anggota Kehormatan.
- Pendekar pelimpahan
Pemberian penghargaan bagi orang-orang tidak menjalani pendidikan TAPAK SUCI.

Karena jalannya organisasi terlalu birokratis, maka membawa akibat pengembangan Keilmuan
TAPAK SUCI terhambat dan dikesampingkan. Sampai sekarang ini sejak tahun 1985, baru Kurikulum
Pendidikan Siswa TAPAK SUCI yang berlaku hingga saat ini.
Perkembangan Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah bertumpu pada
keberadaannya dalam Muhammadiyah. Perkembangan Perguruan TAPAK SUCI Putera
Muhammadiyah di tahun 2001 telah ada di 25 Provinsi, 215 Daerah Tingkat II, dan cabang di 10
negara di luar negeri. Sekarang ini Cabang Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah semakin
bertambah di seluruh Indonesia, dikarenakan di Indonesia sekarang memiliki lebih dari 30 Provinsi.
Perkembangan Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah dari periode ke periode
tergantung dari bagaimana komposisi kepemimpinannya. Pasang surut adalah hal biasa. Dalam dua
periode dapat dikatakan Perguruan TAPAK SUCI berhenti. Periode 1991 1996 adalah periode
pertengkaran,sedangkan periode 1996 2001 adalah periode rekonsiliasi dimana Personalia Pimpinan
berjumlah sangat besar , namun yang mampu mengurus hanya sekitar 10% saja.
Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah pernah beberapa kali berubah struktur yaitu
struktur Pimpinan Perguruan (Dewan Pendekar dan dewan pelatih) serta struktur Pimpinan Organisasi,
ada struktur MPO dan struktur Pimpinan Organisasi. Tetapi sumua itu mengalami kegagalan. Sejarah
telah mencatat bahwa yang paling efektif adalah struktur Pimpinan TAPAK SUCI, dan yang lainnya
disebut sebagai komposisi dalam satu struktur sesuai dengan fungsinya.
Menurut Pendiri TAPAK SUCI perkembangan organisasi apapun tanpa diimbangi dengan
perkembangan keilmuan tidak ada artinya. Syukur Alhamdulillah, ALLAH SWT selalu memberi
kekuatan lahir-batin dan kemampuan kepada Pendiri Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah
untuk tetap istiqomah mewujudkan cita-citanya. Meski tanpa dukungan moril dan materiil dari
Organisasi Muhammadiyah, melalui perjalanan yang sangat panjang dan rumit untuk menyatukan dan
mengembangkan pencak silat telah berhasil melahirkan Perguruan Pencak Silat Aliran TAPAK
SUCI.
Sejarah Singkat
Tapak Tuci Putera Muhammadiyah
(TSPM)
Tradisi pencak silat sudah berurat berakar dikalangan masyarakat dunia khususnya masyarakat
Indonesia sejak sebelum Indonesia merdeka. Sebagaimana seni bela diri di negara-negara lain, pencak
silat yang merupakan seni bela diri khas Bangsa Indonesia yang mempunyai ciri khas tersendiri yang
dikembangkan untuk mewujudkan hakekat identitas ideologi Bangsa Indonesia.
Tapak Tuci Putera Muhammadiyah (TSPM) salah satu varian seni bela diri pencak silat juga
memiliki ciri khas yang bisa menunjukan identitas ideologi yang kuat. Ciri khas yang dimiliki oleh
Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) ini dalam perkembangannya dan perjuangannya tidak
mudah. Perkembangannya dan perjuangannya melalui proses yang sangat panjang serta sangat rumit
dalam akar sejarah identitas ideologi Tapak Tuci Putera Muhammadiyah (TSPM).
Berawal dari aliran pencak silat Banjaran di Pesantern Binorong Banjarnegara pada
tahun 1872, aliran ini kemudian dikembangkan menjadi perguruan seni bela diri di Kauman
Yogyakarta kaerena perpindahan guru (pendekarnya) yaitu K.H. Busyro Syuhada, akibat dari gerakan
perlawanan bersenjata yang dilakukannya sehingga beliau menjadi sasaran penangkapkan yang
dilakukan oleh kolonial Belanda (VOC). Di Kauman inilah K.H. Busyro Syuhada mendapatkan murid-
murid yang tangguh dan sanggup mewarisi keahliannya dalam seni pencak silat. Perguruan seni
pencak silat ini didirikan pada tahun 1925 dan diberi nama Perguruan Seni Pencak Silat Cikauman
yang dipimpin langsung oleh Pendekar M. Wahib dan Pendekar A. Dimyati, yaitu dua murid yang
tangguh dari K.H. Busyro Syuhada. Perguruan ini memiliki landasan agama dan kebangsaan yang
kuat. Perguruan ini menegaskan seluruh pengikutnya untuk bebas dari syirik dan mengabdikan
perguruan untuk perjuangan agama dan bangsa.
Peguruan Cikauman melahirkan Pendekar-Pendekar muda yang akhirnya mengembangkan
cabang perguan untuk memperluas jangkauan yang lebih luas dengan nama Perguruan Seranoman
pada tahun 1930. perkembangan kedua perguruan ini semakin hari semakin berkembang pesat
dengan pertambahan murid yang makin banyak. Murid-murid dari perguruan ini kemudian banyak
yang menjadi Anggota Laskar Angkatan Perang Sabil (LAPS) untuk melawan penjajah, dan banyak
yang gugur dalam pertempuran bersenjata melawan penjajah.
Lahirnya Pendekar-Pendekar muda hasil didikan Peguruan Cikauman dan Seranoman
memungkinkan untuk mendirikan perguruan-perguruan baru, yaitu Perguruan Kasegu pada tahun
1951. atas desakan murid-murid dari Perguruan Kasegu inilah mempunyai inisiatif untuk
menggabungkan dan menyatukan semua aliran Perguruan Silat yang sejalan dan sealiran serta
seperguruan. Pada tahun 1963, desakan itu semakin kuat dari anak murid Perguruan Kasegu, maka atas
Rahmad Alla SWT, lahirlah Perguruan Tapak Suci secara resmi di Kauman Yogyakarta pada
tanggal 31 juli 1963 bertepatan dengan 10 Rabiul Awwal 1383 H pukul 20:00.

Anda mungkin juga menyukai