Tahun 1925, menurut A. Dimyati dan M. Wahib murid dari K.H. Busro di Binorong,
Banjarnegara. K.H. Busro lebih menguasai ilmu kebatinan dari pada ilmu Kontho (bentuk)
dan adik K.H. Busro,yaitu H. Burhan sebaliknya.
A.Dimyati dan M.Wahib belajar selama lima hari untuk menguasai 15 jurus, 5
Kembangan, kemudian mereka kembali ke Yogyakarta yang disusul oleh K.H. Busro dan H.
Burhan. Dimasyarakat lingkungannya mereka disebut sebagai Pendekar Pencak. Pendekar A.
Dimyati sifatnya pendiam dan tertutup, sedang M. Wahib sifatnya pemberani, terbuka dan
kesatria. Karena sifat yang berbeda ini sering kali kedua kakak beradik ini bertengkar.
Dalam hal ini sebagaimana Cikalong, Cimande dan Cibarosa menunjuk nama satu
tempat.
Dalam angkatan pertama ini ada seorang pemuda bernama M. Syamsudin yang
berguru dengan cara ngenger (ikut guru kemana-mana), sebagai cantrik (orang yang
menawarkan) dirumah Pendekar M. Wahib. Dalam angkatan ini M. Syamsudin yang
dinyatakan selesai dan dibaiat serta diperbolehkan menerima murid.
Tahun 1938, dijamannya Pendekar M. Syamsudin ini datanglah seorang Cina
perantauan yaitu YAP KIE SAN ke Kauman. Menurut riwayat yang diceritakan oleh
Pendekar M. Wahib bahwa dalam tarung yang pertama M. Wahib terkena pukulan sssjari di
dada kiri. Yap Kie San berdiam di rumah Pendekar M. Wahib cukup lama, pada akhirnya
terjadi pertarungan besar yang kedua, sampai-sampai bangunan tempat bertarung roboh.
Pengaruh dari Yap Kie San dalam Aliran CIKAUMAN adalah, Salam Pembukaan,
Kuda-kuda dan Sikap Pasang yang ada pada Pendekar M. Wahib.
Kauman adalah daerah muslim, Yap Kie San tidak terbuka untuk menjadi Islam,
maka selanjutnya melarikan diri (pergi tanpa pamit) ke daerah sebelah utara Kauman, Pathok.
Disini Yap Kie San kawin dengan pribumi, adiknya Broto belajar ilmu kepada Yap Kie San,
selanjutnya mendirikan Perguruan BIMA, Dirdjo mendirikan Perguruan Perisai Diri. Wasiat
Yap Kie San kepada Brotho untuk mengalahkan perguruan yang ada di Kauman.
(Kesemuannya ini diceritakan Broto kepada Pendiri Tapak Suci tahun 1968).
Ada satu literature pencak silat yang menyatakan bahwa perkembangan pencak silat
di Indonesia sangat dipengaruhi dua hal :
1. Geografis
1. Aliran Bangsawan
a.
Disiplin
2. Aliran Rakyat
a.
Tidak disiplin
Dua definisi tersebut kalau dilihat dari aliran CIKAUMAN, kurang cocok
sepenuhnya,
Hal ini dapat dimaklumi karena dalam masa-masa berkembang Aliran Rakyat yang
ada di Kauman selalu berdampingan dengan Aliran Bangsawan yang ada di Kraton
Yogyakarta, Kampung Kauman adalah lingkungan Kraton Yogyakarta.
senjata pedang (samurai) kepada pemuda pemuda termasuk M. Barie Irsjad. Di Indonesia
kemudian Omar Makino dikenal sebagai Bapak Judo.
Pencak
Silat
CIKAUMAN
(Kauman
tengah),
Paguruan
Pencak
Silat
SIRANOMAN (Kauman Utara) Perguruan Pencak Silat Aliran Hitam (Kauman Timur). Pada
waktu itu Pimpinan Pemuda Wilayah DIY mengadakan kegiatan ke daerah-daerah termasuk
Ranting Kauman, sebelum pengajian dilaksanakan pertandingan olahraga yaitu pagelaran
atau pertandingan Pencak Silat. Maksud dari pertandingan itu adalah agar ada persatuan
diantara pesilat-pesilat Kauman. Karena usaha itupun tak berhasil, maka pada tahun 1958
Pemuda Muhammadiyah yanga berdomisili di Kauman Selatan dengan niat agar ada
persaudaraan sesama Pesilat Kauman, mendirikan Perguruan Pencak Silat Kauman Serba
Guna (KASEGU).
Dengan mencantumkan nama Kauman, banyak protes dari orang orang blok lain.
Untuk itu maka nama Perguruan dilengkapi KASEGU BADAI SELATAN. Diawal
berdirinya Perguruan KASEGU sempat bentrok dengan Perguruan Pencak Silat Aliran
Hitam. Perguruan KASEGU dengan niat amar maruf nahi mungkar,. Namun Perguruan
Pencak Silat Aliran Hitam tidak terima, sehingga terjadi pertarungan Pencak Silat Ragawi
melawan Pencak Silat Kanarugan. Dengan taruhan siapa yang kalah keluar dari kampung
Kauman. Disinilah murid KASEGU yakin bahwa yang hak tidak akan kalah dengan yang
bathil.
Meskipun Pencak Silat CIKAUMAN, SIRANOMAN dan KASEGU adalah satu
sumber Aliran Banjaran. Disamping Guru KASEGU adalah murid
CIKAUMAN dan
SIRANOMAN, akan tetapi karena penampilan keilmuan pencak silatnya berbeda, maka tidak
ada kecocokan. Untuk itu pada waktu murid-murid KASEGU berguru ke Perguruan
CIKAUMAN tidak akan diterima.
Dengan kenyataan ini, maka Perguruan KASEGU tidak berhasil sebagai perantara
bersatu para Pesilat di Kampung Kauman, justru antar kubu saling bersaing. Untuk itu murid
Perguruan KASEGU sebanyak 6 orang, 4 diantaranya yaitu Irfan Hadjam, Djakfal Kusuma,
M. Rustam, Sobri Achmad dapat dikatakan besar diluar sarang, karena banyak bergaul
dengan bela diri luar dan mempunyai wawasan ke depan, menyampaikan pendapat kepada
Pendekar M. Barie Irsjad untuk mendirikan perguruan yang tidak berorientasi di kampung,
diorganisir dengan Ad & ART, materi yang tersusun, latihan yang teratur dan memakai
seragam.
(Perguruan Pencak Silat KASEGU Badai Selatan adalah embrio dan pemrakarsa
lahirnya TAPAK SUCI).
Pada waktu M. Barie Irsjad menampilkan Jurus Harimau, Pendekar M. Wahib sangat
mengagumi dan mengatakan mengapa saya dahulu tidak berpikir bahwa kaki lebih kuat dan
lebih panjang daripada tangan,pembuktian cukup saya merestui TAPAK SUCI didirikan dan
diajarkan Pencak Silat Aliran KASEGU. Pendekar A. Dimyati memberi pesan dan petunjuk
yaitu kalau bertemu dengan aliran pencak silat apapun, nilailah kekuatannya.
Kelihatannya sangat sederhana, akan tetapi sikap ini adalah sangat kontradiksi dengan
sifat pendekar pada umumnya yang tidak ingin melihat kelebihan orang dan selalu
mengatakan yang terbaik dan terkuat. Sikap mental Pendekar A. Dimyati untuk selanjutnya
menjadi dasar sikap mental Pendekar-pendekar TAPAK SUCI.
Pada kenyataannya pendiri TAPAK SUCI masih diuji, pengurus Rukun Kampung
(Rw) Kauman tidak mengijinkan Perguruan TAPAK SUCI berdiri dan mengadakan kegiatan
di kampung Kauman. Karena penilaian pendirinya tidak sederajat (dalam sejarah TAPAK
SUCI dahulu disebut tidak berdarah biru), penilaian ini sebetulnya didorong oleh seorang
murid CIKAUMAN secara pribadi.
kampung dinyatakan bahwa TAPAK SUCI bukan milik dan gerakan Kampung Kauman,
bahkan ketika itu dikatakan TAPAK SUCI adalah gerakan dunia.
Pada malam Jumat, tanggal 10 Rabiul awwal 1383 H/31 juli 1963 M, sekitar pukul
21.00 bertempat di Pesantren Aisyiah Kauman DIY, di Deklarasikan PERSATUAN
PENCAK SILAT TAPAK SUCI. Pada waktu deklarasi di gariskan :
1. TAPAK SUCI berjiwa ajaran KH. A. Dahlan
2. keilmuan TAPAK SUCI Methodis Dinamis
3. keilmuan TAPAK SUCI bersih dari syirik dan menyesatkan
Memang satu kenyataan sejarah, pendiri Persatuan Pencak Silat TAPAK SUCI
adalah Guru dan Murid Perguruan KASEGU Badai Selatan.
Sebutan Persatuan Pencak Silat dipakai untuk menunjukkan bahwa TAPAK SUCI
menyatukan perguruan, perguruan yang ada di Kauman meskipun dalam kenyataannya,
CIKAUMAN dan SIRANOMAN tidak menyatu atau membubarkan diri akan tetapi
mendirikan aktifitas, terus tidak menerima murid lagi dan menyerahkan murid yang belum
dibaiat kepada TAPAK SICI yaitu Ahmad Djakfar, M. Slamet dan M. Dalhar dari Perguruan
CIKAUMAN, M. Zundar Wiesman dan Anis Susanto dari Perguruan SIRANOMAN.
Pada waktu TAPAK SUCI diresmikan berdiri ditetapkan ketingkatan M. Barie Irsjad
menjadi Pelatih Kepala (Kader Biru 3), 7 Asisten Pelatih (Kuning 4 / Siswa Melati 4) yaitu
M. Rustam Djundab, Sobri Achmad, Achmad Djakfar, M. Slamet, M. Dalhar, M. Zundar
Wiesman dan Anis Susanto.
Pada bulan Ramadhan 1383 Hijriyah / januari 1964 Masehi, tepat pada waktu Sholat
Maghrib di Masjid Besar Kauman Yogyakarta, Pendekar M. Wahib meninggal dunia.
Djarnawi
Hadikusuma
menyatakan
bahwa
TAPAK
SUCI
adalah
gerakan
Pada tahun 1964 M ibaratnya TAPAK SUCI lahir kembali(tanpa Guru dan murid),
hanya tinggal 3 Pelatih Muda yaitu M. Rustam, Drs. Irfan Hajam(kembali dari Surabaya), M.
Zundar Wisman. Sedangkan Guru M. Barie Irsjad atas kehendak pengurus Rukun Kampung
Kauman di non aktifkan namun tetap diabaikan oleh murid-murid TAPAK SUCI.
Akan tetapi justru tahun 1964 inilah TAPAK SUCI mulai bangkit dan berkembang. 3
orang Pelatih Muda membuka pendaftaran anggota untuk umum, sangat mengejutkan yang
mengikuti seleksi kurang lebih sebanyak 300 orang. Adapun yang diterima sekitar 75 orang,
semata-mata karena pertimbangan tenaga pelatih.
Dengan niat yang tetap dan sungguh-sungguh, kenyataan lapangan dijadikan
pertimbangan untuk menentukan garis garis kebijakan,yaitu :
Keilmuan Pencak Silat TAPAK SUCI yang digunakan untuk materi pendidikan dan
latihan yang pertama adalah merupakan ilmu bela diri murni atau bela diri sebagai ilmu
berkelahi. Tetap pada jalur pengertian jurus dan kembangan akan tetapi dengan istilah
berbeda yang disebut Delapan Jurus Maut.
Materi pendidikan dan latihan ini disusun atas dasar kebutuhan ilmu berkelahi pada saat itu,
dimana umat Islam selalu dipojokkan dimana-mana. Sehingga, orang masuk Perguruan Pecak
Silat adalah dengan tujuan membuat kelompok untuk konsentrasi kekuatan.
Bertepatan dengan jamannya, karena kebutuhan umat Islam membuat kelompok
untuk menghadapi Gerakan PKI. Maka berdiri juga Perguruan Pencak Silat di kampungkampung lain. Benteng Melati di Kampung Kadipaten, Perkas di Kampung Suronatan, Eka
Sejati di Kampung Karangkajen.
Kesemuanya menamakan diri sebagai Gerakan Pemuda Muhammadiyah, TAPAK
SUCI menamakan diri sebagai Putera Muhammadiyah. Berdasakan pada kenyataan TAPAK
SUCI didirikan oleh putera Muhammadiyah dan tidak ada hubungan dengan organisasi
Muhammadiyah atau Pemuda Muhammadiyah. Dengan keberanian TAPAK SUCI memakai
nama TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah dan memasukan lambang TAPAK SUCI dalam
sinar matahari. Kemudian mendapat kecaman dari berbagai pihak dilingkungan
Muhammadiyah terutama dari angkatan mudanya. Kecaman tersebut memang wajar,
disebabkan nama TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah bukan karena status ataupun
hubungan organisasi dengan Muhammadiyah, semata-mata karena karena kehendak
pendrinya mencita-citakan TAPAK SUCI menjadi salah satu Gerakan Persyarikatan
Muhammadiyah.
Dalam modern ini, sudah bukan jamannya orang belajar pencak silat untuk
mempertahankan hidup dari bahaya. Untuk itu TAPAK SUCI memantapkan diri sebagai
gerakan olahraga dan seni. Pencak silat TAPAK SUCI ditampilkan melalui 4 aspek yaitu :
- mental spiritual
-
olahraga
seni
- beladiri.
Tahun 1965 adalah tahun awal dari sejarah berkembangnya Keilmuan TAPAK SUCI.
Melalui pendekar-pendekar TAPAK SUCI di daerah atau wilayah (cabang) TAPAK SUCI,
masuklah aliran-aliran pencak silat seperti Silat Banten, Silat Cikalong Cimande, Silat
Balebet, Silat Bugis, Silat Sholat, Silat Minang, Sial Minang Liwung, dan Aliran Kunthau
yang kesemuanya hampir mewarnai aliran Pencak Silat di Indonesia.
Situasi politik ketika itu, TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah yang menempatkan
diri sebagai gerakan Islam banyak lawan dan musuh.oleh surat kabar PKI Harian Rakyat
dikatakan TAPAK SUCI adalah Onderbow dan tukang pukul HMI. Dikarenakan Perguruan
TAPAK SUCI membina KORBA HMI dan tampil dalam kegiatan HMI.
Kegigihan pendiri Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah serta dorongan
dan dukungan dari Ulama-Ulama Muhammadiyah, seperti H. Djarnawi Hadikusuma, H.R.
Haiban Hadjid memperjuangkan Perguruan TAPAK SUCI untuk dapat diterima sebagai
gerakan Persyarikatan Muhammadiyah.
Dalam Konferensi Nasional I Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah yang
dilaksanakan pada tanggal 27-28 November 1966 di Yogyakarta, dimasukan fungsionaris
Muhammadiyah seperti H. Djarnawi Hadikusuma sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat
TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah dan M.H. Hirmas sebagai Sekretaris Umum Umum
Pimpinan Pusat TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah. Nama Persatuan Pencak Silat
TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah dirubah menjadi :
TAPAK SUCI PTERA MUHAMMADIYAH
Gerakan dan Lembaga Perguruan Seni Bela Diri Indonesia
1. Murid :
Siswa Satu
Siswa Dua
Siswa Tiga
Siswa Empat
2. Pelatih :
Asisten Pelatih
Pelatih Muda
Pelatih Kepala
3. Pendekar
Kepada
Muhammad
Rustam
Djundab
untuk
dilakukan
ujian,
setelah
mempertanggungjawabkan karya tulis Segi Praktis Prakis bela Diri TAPAK SUCI.
Diputuskan Muhammad Rustam Djundab telah lulus dan menduduki tingkat Pelatih Kepala
juga mejabat sebagai ketau Lembaga Research Nasional. Tradisi Karya tulis atau karya nyata
sampai sekaang berlaku sebagai materi Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) Kader dan Pendekar
TAPAK SUCI.
Pada waktu itu Perguruan TAPAK SUCI harus dapat memilih dengan Induk
Organisasi yang mana Perguruan TAPAK SUCI harus bergabung / mengikat diri, mengingat
pada waktu itu di Indonesia ada 3 Induk Organisasi Pencak Silat Indonesia, yaitu :
-
IPSSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia) yang digerakan dari Jakarta
BAPENSI (Badan Pembina Pencak Silat Indonesia) yang digerakan dari Yogyakarta
Melalui Rapat Kerja Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 19-20 April 1967
bertempat di Pekalongan, disamping memutuskan dan mengesahkan Anggaran Dasar Rumah
Tangga (AD / ART). Berketetapan hati
memilih IPSSI
Seluruh Indonesia) sekarang yang berubah dan dikenal dengan nama IPSI (Ikatan Pencak
Silat Indonesia) sebagai Induk Organisasi Federasi. Untuk itu Perguruan TAPAK SUCI
didaftarkan kepada Pusat Badan Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (P.B. IPSI) dan
langsung diterima menjadi Anggota Nasional dengan nama :
Pilihan Perguruan TAPAK SUCI dengan mengikatkan diri secara nasional kepada
IPSI adalah tepat. Pada MUNAS IPSI tahun 1968 (era Orde Baru) Perguruan TAPAK SUCI
diundang dan kemudian didudukan sebagai Perguruaan Historis. Perguruan yang menjujung
tinggi tegaknya berdirinya P.B. IPSI yang sedang kritis keberadaannya. Perlu diketahui oleh
seluruh jajaran TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah bahwa sejak TAPAK SUCI bergabung
dengan IPSI (sampai sekarang) adalah sebagai Anggota federasi dan tidak ada hubungan
organisasi (AD / ART), keilmuan dan keanggotaan. Pengertian Anggota federasi tersebut
adalah untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan IPSI. Perguruan TAPAK SUCI
dipercayai untuk menjadi partner IPSI dalam membina prestasi para atlet.
Dengan kearifan, ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada waktu itu, K.H.
Ahmad Badawi memandang bahwa Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah efektif
untuk dijadikan pola pembinaan Kader Muhammadiyah. Untuk itu Perguruan TAPAK SUCI
Putera Muhammadiyah mendapat status dan mendapatkan hak sebagai Anggota TANWIR.
Tujuan utama dalam TANWIR Muhammadiyah tahun 1967 yang dilaksanakan di gedung
aisyiah Kauman Yogyakarta, Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah diarahkan
untuk mendapatkan status.
Dalam usaha untuk mendapatkan status didalam Persyarikatan Muhammadiyah tidak
mudah. Ketidak setujuan hampir semua peserta, terutama dari angkatan muda
Muhammadiyah. Karena kegigihan utusan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah dan
dukungan K.H. Ahmad Badawi sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, akhirya telah
mendapatkan status sebagai Organisasi Otonom ke-11.
Akan tetapi Organisasi Otonom yang lahir karena kebutuhan jaman tidak berumur
panjang dan hanyalah TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah masih tetep bertahan dan
berkembang hingga sekarang.
Sistem Kepemimpinan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah dalam KOMPERNAS
I berjalan selama dua periode yaitu tahun 1966-1969 dan tahun 1969-1972. Melalui MUNAS
tahun 1972 yang diselenggarakan di Malang, dipandang Kepempipian Organisasi / Gerakan
sudah tidak perlu. Dengan fatwa Ketua Umum H. Djarnawi Hadikusuma berkata bahwa
kalau Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah ingin berkembang dengan baik,
tidak perlu Organisasi Centris tetapi harus Operasional Centris.
1. Personalia Pimpinan Pusat ditetapkan oleh Pimpinan Pusat sendiri dan tidak memakai
periode kerja
2. Personalia Pimpinan Wilayah ditetapkan oleh Pimpinan Pusat
3. Personalia Pimpinan Daerah ditetapkan oleh Komisariat Wilayah
Dari konsep Anggaran Dasar tersebut yang berhasil menjadi keputusan MUNAS
hanya struktur pimpinan saja yaitu Komisariat Pusat, Komisariat Wilayah, Komisariat
Daerah. MUNAS tahun 1972 memutuskan nama Perguruan TAPAK SUCI menjadi :
Dengan pimpinan Ketua Umum dan Sekretaris jenderal, Pimpinan TAPAK SUCI
yang yang sudah padu ini menjadi satu bentuk Pimpinan Lembaga Perguruan Seni Bela Diri
Indonesia. Jabatan Sekretaris jenderal sebagai penanggungjawab operasional, maksudnya
agar Perguruan TAPAK SICI bercentral pada Operasional Perguruan.
Keputusan MUNAS TAPAK SUCI 1972 dengan menggabungkan pimpinan
organisasi dan perguruan menjadi satu. Meskipun sudah digariskan organisasi semata-mata
hanya mengorganisir perguruan, ternyata tidak betul juga kalau dipandang dari kepentingan
Gerakan Perguruan semata.
Masuklah personil-personil yang tidak mempunyai wawasan Perguruan Pencak Silat.
Sehingga memimpin TAPAK SUCI sebagai Organisasi Massa tanpa profesi yang jelas,
menambah kaburnya perguruan karena pimpinan yang tidak mempunyai wawasan perguruan
tersebut diberikan jejang ketingkatan perguruan.
Dalam massa-massa perkembangan itu ada penilaian bahwa TAPAK SUCI sangat
lemah kemampuan berorganisasinya. Maka perlu peraturan-peraturan dalam organisasi yang
disesuaikan
dengan
kedudukannya
sebagai
Organisasi
Otonom
Muhammadiyah.
3. Tingkat Kader
-
Kader Muda (sabuk biru, melati merah satu, berdasar biru) / KMa
Kader Madya (sabuk biru, melati merah dua, berdasar biru) / KMda
Kader Kepala (sabuk biru, melati merah tiga, berdasar biru) / KKa
Kader Utama (sabuk biru, melati merah empat, berdasar biru) / KUa
4. Tingkat Pendekar
-
Pendekar Muda (sabuk hitam, melati hitam satu, berdasar merah) / PMa
Pendekar Madya (sabuk hitam, melati hitam dua, berdasar merah) / PMda
Pendekar Kepala (sabuk hitam, melati hitam tiga, berdasar merah) / PKa
Pendekar Utama (sabuk hitam, melati hitam empat, berdasar merah) / PUa
Pendekar Besar (sabuk hitam, melati hitam lima, berdasar merah) / PBr
Pendekar Kehormatan
Pemberian penghargaan bagi orang-orang yang menjadi Anggota Kehormatan.
Pendekar pelimpahan
Pemberian penghargaan bagi orang-orang tidak menjalani pendidikan TAPAK SUCI.
adalah struktur Pimpinan TAPAK SUCI, dan yang lainnya disebut sebagai komposisi dalam
satu struktur sesuai dengan fungsinya.
Menurut Pendiri TAPAK SUCI perkembangan organisasi apapun tanpa diimbangi
dengan perkembangan keilmuan tidak ada artinya. Syukur Alhamdulillah, ALLAH SWT
selalu memberikekuatan lahir-batin dan kemampuan kepada Pendiri Perguruan TAPAK
SUCI Putera Muhammadiyah untuk tetap istiqomah mewujudkan cita-citanya. Meski tanpa
dukungan moril dan materiil dari Organisasi Muhammadiyah, melalui perjalanan yang sangat
panjang dan rumit untuk menyatukan dan mengembangkan pencak silat telah berhasil
melahirkan Perguruan Pencak Silat Aliran TAPAK SUCI.
Sejarah Singkat
Tapak Tuci Putera Muhammadiyah
(TSPM)
Tradisi pencak silat sudah berurat berakar dikalangan masyarakat dunia khususnya
masyarakat Indonesia sejak sebelum Indonesia merdeka. Sebagaimana seni bela diri di
negara-negara lain, pencak silat yang merupakan seni bela diri khas Bangsa Indonesia yang
mempunyai ciri khas tersendiri yang dikembangkan untuk mewujudkan hakekat identitas
ideologi Bangsa Indonesia.
Tapak Tuci Putera Muhammadiyah (TSPM) salah satu varian seni bela diri pencak
silat juga memiliki ciri khas yang bisa menunjukan identitas ideologi yang kuat. Ciri khas
yang dimiliki oleh Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) ini dalam perkembangannya
dan perjuangannya tidak mudah. Perkembangannya dan perjuangannya melalui proses yang
sangat panjang serta sangat rumit dalam akar sejarah identitas ideologi Tapak Tuci Putera
Muhammadiyah (TSPM).
Berawal dari alira pencak silat Banjaran di Pesantern Binorong Banjarnegara pada
tahun 1872, aliran ini kemududian dikembangkan menjadi perguruan seni bela diri di
Kauman Yogyakarta kaerena perpindahan guru (pendekarnya) yaitu K.H. Busyro Syuhada,
akibat dari gerakan perlawanan bersenjata yang dilakukannya sehingga beliau menjadi
sasaran penangkapkan yang dilakukan oleh kolonial Belanda (VOC). Di Kauman inilah K.H.
Busyro Syuhada mendapatkan murid-murid yang tangguh dan sanggup mewarisi keahliannya
dalam seni pencak silat. Perguruan seni pencak silat ini didirikan pada tahun 1925 dan diberi
nama Perguruan Seni Pencak Silat Cikauman yang dipimpin langsung oleh Pendekar M.
Wahib dan Pendekar A. Dimyati, yaitu dua murid yang tangguh dari K.H. Busyro Syuhada.
Perguruan ini memiliki landasan agama dan kebangsaan yang kuat. Perguruan ini
menegaskan seluruh pengikutnya untuk bebas dari syirik dan mengabdikan perguruan untuk
perjuangan agama dan bangsa.
Peguruan
Cikauman
melahirkan
Pendekar-Pendekar
muda
yang akhirnya
mengembangkan cabang perguan untuk memperluas jangkauan yang lebih luas dengan nama
Perguruan Seranoman pada tahun 1930. perkembangan kedua perguruan ini semakin hari
semakin berkembang pesat dengan pertambahan murid yang makin banyak. Murid-murid
dari perguruan ini kemudian banyak yang menjadi Anggota Laskar Angkatan Perang Sabil
(LAPS) untuk melawan penjajah, dan anyak yang gugur dalam pertempuran bersenjata
melawan penjajah.
DAFTAR PUSTAKA
Apriadi,
Ema.
2009.
Buku
Panduan
Anggota
TAPAK
SUCI
PUTERA
MUHAMMADIYAH. Suruh.
-
http:/TAPAK%20SUCI%20(TSPM)/profil-tapak-suci-di-kairo-mesir_files/ietab.htm
http://profiles.feandster.com/65983599