Calculus 2010
Calculus 2010
KALKULUS
DASAR
Oleh :
Tony Hartono Bagio
2010
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
Sistem Komputer & Sistem Informasi
Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer
KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio
i
KATA PENGANTAR
Kalkulus Dasar adalah salah satu mata diskusi di Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Narotama, buku ini merupakan modul untuk menunjang mata kuliah tersebut,
diharapkan buku ini menjadi buku pegangan bagi mahasiswa sebagai modul (hand out)
untuk melengkapi isi dari modul ini, saya harap para mahasiswa membaca buku-buku lain
yang sejenis, karena modul (hand out) ini sangat jauh dari sempurna.
Modul / hand out dari http://blog.uad.ac.id/aris_thobirin/files/2008/11/xxx.pdf,
xxx.pdf : terdiri dari 7 files, yakni :
kalkulus1-diktat1.pdf =Bab 1. Pendahuluan.
kalkulus1-diktat2.pdf =Bab 2. Fungsi dan Limit (Sub bab 2.1 s/d 2.3)
kalkulus1-diktat2a.pdf =Bab 2. Fungsi dan Limit (Sub bab 2.4 s/d 2.7)
kalkulus1-diktat3.pdf =Bab 3. Turunan Fungsi.
kalkulus2-diktat1.pdf =Bab 4. Integral
kalkulus2-diktat2.pdf =Bab 5. Integral Tertentu (Sub bab 5.1 s/d 5.2.5)
kalkulus2-diktat3.pdf =Bab 5. Integral Tertentu (Sub bab 5.2.6)
Dari ke 7 files diatas, digabung menjadi satu, dan dapat di download langsung dari
http://tonyhartonobagio.blogspot.com/2010/11/modul-mata-kuliah.html, pilih Kalkulus
Dasar, mudah-mudahan modul/hand out ini dapat berguna bagi semua mahasiswa,
Pembagian diskusi ini dibagi dalam 14 kali pertemuan, yang terdiri dari :
I. PENDAHULUAN
Sistem Bilangan Real
Operasi Bilangan
Urutan
Pertidaksamaan
Nilai Mutlak
II. FUNGSI dan LIMIT
Fungsi dan Grafik
Operasi pada Fungsi
Pengertian Limit
III. FUNGSI dan LIMIT
Teorema Limit
Limit Kiri dan :Limit Kanan
Limit Tak Hingga
Kekontinuan Fungsi
IV. TURUNAN FUNGSI
Pengertian Turunan Fungsi
Turunan Fungsi Konstan dan Fungsi Pangkat
V. TURUNAN FUNGSI
KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio
ii
Sifat - Sifat Turunan
Aturan Rantai
VI. TURUNAN FUNGSI
Turunan Fungsi Invers
Turunan Fungsi Implisit
Turunan Tingkat Tinggi
VII. TURUNAN FUNGSI
Turunan Fungsi Aljabar dan Fungsi Transenden
Turunan Fungsi Parameter
VIII. UJIAN TENGAH SEMESTER
IX. INTEGRAL
Rumus Dasar
Integral dengan Subsitusi
X. INTEGRAL
Integral Parsial
Integral Arcus Tangen dan Logaritma
XI. INTEGRAL Fungsi Pecah Rasional
Keadaan N(x) = D(x)
Keadaan derajat N(x) derajat D(x)
Keadaan Derajat N(x) < Derajat D(x)
XII. INTEGRAL Fungsi Trigonometri
Rumus-rumus Sederhana
Bentuk R(sin x) cos x dx dan R(cos x) sin x dx
Integral dengan memperhatikan rumus-rumus
XIII. INTEGRAL Fungsi Trigonometri
Substitusi y = tan (x/2)
Integral R(tan x)
Rumus Reduksi untuk Integral Fungsi Trigonometri
XIV. INTEGRAL Fungsi Irrasional
Rumus Penting
Bentuk Irrasional Satu Suku
Satu-satunya Bentuk Irrasional
Subsitusi Trigonometri
XV. INTEGRAL TERTENTU
Pengertian Integral Tertentu
Aplikasi Integral
XVI. UJIAN AKHIR SEMESTER
KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio
iii
Angka Romawi diatas, merupakan jadwal pertemuan, termasuk jadwal Ujian, baik
UTS (Ujian Tengah Semester) maupun UAS (Ujian Akhir Semester), sedang jadwal tugas
tidak tercantum diatas, melainkan tergantung dari situasi.
Bila para pembaca sekalian ingin memberi tambahan, koreksi atau
penyempurnaan, penulis menghaturkan terima kasih sebelumnya, karena modul ini pasti
akan menjadi lebih bermanfaat.
Atas perhatiannya dalam membaca modul ini, penulis mengucapkan terima kasih.
Narotama, 20 November 2010
Tony Hartono Bagio
Dosen Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Narotama Surabaya
KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio
iv
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ............................................................................................................ i
Daftar Isi ........................................................................................................................ iv
1. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Sistem Bilangan Real ................................................................................ 1
1.2 Operasi Bilangan ....................................................................................... 3
1.3 Urutan .......................................................................................................... 3
1.4 Pertidaksamaan ......................................................................................... 4
1.5 Nilai Mutlak .............................................................................................. 7
2. FUNGSI dan LIMIT ............................................................................................... 12
2.1 Fungsi dan Grafik ...................................................................................... 12
2.2 Operasi pada Fungsi ................................................................................. 15
2.3 Pengertian Limit ........................................................................................ 16
2.4 Teorema Limit ........................................................................................... 23
2.5 Limit Kiri dan :Limit Kanan .................................................................... 31
2.6 Limit Tak Hingga ...................................................................................... 32
2.7 Kekontinuan Fungsi ................................................................................. 34
3. TURUNAN FUNGSI ............................................................................................ 38
3.1 Pengertian Turunan Fungsi ..................................................................... 38
3.2 Turunan Fungsi Konstan dan Fungsi Pangkat ..................................... 39
3.3 Sifat - Sifat Turunan .................................................................................. 40
3.4 Aturan Rantai (untuk Turunan Fungsi Komposisi) ............................ 41
3.5 Turunan Fungsi Invers ............................................................................. 42
3.6 Turunan Fungsi Implisit .......................................................................... 42
3.7 Turunan Tingkat Tinggi ........................................................................... 43
3.8 Turunan Fungsi Aljabar dan Fungsi Transenden ............................... 44
3.8.1 Turunan Fungsi Rasional ............................................................... 44
3.8.2 Turunan Fungsi Irrasional ............................................................. 44
3.8.3 Turunan Fungsi Trigonometri ....................................................... 45
3.8.4 Turunan Fungsi Siklometri ............................................................ 46
3.8.5 Turunan Fungsi Logaritma ............................................................ 47
3.8.6 Turunan Fungsi Eksponensial ....................................................... 49
3.8.7 Turunan Fungsi Hiperbolik ........................................................... 50
KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio
v
x
x
Contoh 1
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 2x 7 < 4x 2.
Penyelesaian: 2x 7 < 4x 2
2x < 4x +5
2x < 5
x >
2
5
Hp: interval (
2
5
, ) ={x x >
2
5
}
5
Contoh 2
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 5 2x +6 < 4.
Penyelesaian: 5 2x +6 < 4
11 2x < 2
2
11
x < 1
Hp: interval [
2
11
, 1) ={x
2
11
x < 1}
Contoh 3
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan x
2
x 6 < 0.
Penyelesaian: x
2
x 6 < 0
(x 3)(x +2) < 0 + + + +
2 3
Hp: interval (2, 3) ={x 2 < x < 3}
Contoh 4
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 3x
2
x 2 > 0
Penyelesaian: 3x
2
x 2 > 0
(x 1)(3x +2) > 0
+ + + +
3
2
1
Hp: interval (,
3
2
) (1, ) ={x x <
3
2
atau x > 1}
Contoh 5
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 1
2
5 2
x
x
Penyelesaian:
2
5 2
x
x
1
2
5 2
x
x
1 0
2
) 2 ( 5 2
x
x x
0
6
2
3
x
x
0
(x 3)(x 2) 0 dengan syarat x 2 (mengapa?)
+ + + +
2 3
Hp: interval (2, 3] ={x 2 < x 3}
1.5 Nilai Mutlak
Konsep nilai mutlak sangat diperlukan untuk mempelajari kalkulus. Oleh
karena pembaca yang ingin memahami betul konsep-konsep dalam kalkulus
disarankan mempunyai ketrampilan dalam bekerja menggunakan nilai mutlak.
Definisi:
Nilai mutlak bilangan real x, ditulis x didefinisikan dengan
<
=
0
0
x jika
x jika
x
x
x
Misal: 5 5 = , 5 ) 5 ( 5 = = , 0 0 =
Sifat-sifat nilai mutlak
1) b a ab =
2)
b
a
b
a
=
3) b a b a + + (ketidaksamaan segitiga)
4) b a b a
Pertidaksamaan yang memuat nilai mutlak
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan yang memuat nilai mutlak dapat
digunakan teorema berikut.
7
Teorema:
1. a x < a < x < a
2. a x > x < a atau x > a.
Secara fisis x dapat menyatakan jarak x ke 0, sehingga x yang memenuhi a x <
menyatakan x yang jaraknya ke 0 kurang dari a.
Secara fisis c x dapat menyatakan jarak x ke c, sehingga x yang memenuhi
a c x < menyatakan x yang jaraknya ke c kurang dari a.
4 4 8 4 4 7 6
a
4 4 8 4 4 7 6
a
a 0 a
4 4 8 4 4 7 6
a
4 4 8 4 4 7 6
a
a c a
Contoh 1
Tentukan penyelesaian 3 < x .
Penyelesaian:
Nilai x yang memenuhi 3 < x < 3 merupakan penyelesaian pertidaksamaan 3 < x .
Gambarkan penyelesaian pertidaksamaan tersebut pada garis bilangan.
Contoh 2
Tentukan penyelesaian pertidaksamaan 2 x < 3.
Penyelesaian:
2 x < 3 3 < x 2 < 3
3 +2 < x < 3 +2
1 < x < 5
J adi, penyelesaiannya adalah x yang memenuhi 1 < x < 5. Gambarkan pada garis
bilangan penyelesaian pertidaksamaan ini.
8
Contoh 3
Tentukan penyelesaian pertidaksamaan 5 3 x 1.
Penyelesaian:
5 3 x 1 3x 5 1 atau 3x 5 1
3x 4 atau 3x 6
x
3
4
atau x 2
J adi, penyelesaiannya adalah x yang memenuhi x
3
4
atau x 2. Gambarkan pada
garis bilangan penyelesaian pertidaksamaan ini.
Contoh 4
Andaikan (epsilon) adalah bilangan positif.
Tunjukkan bahwa
5
2
< x < 10 5x .
Penyelesaian:
5
2
< x < 2 5x
< 2 5 x
< ) 2 ( 5 x
< 10 5x
Contoh 5
Andaikan (epsilon) adalah bilangan positif, carilah bilangan positif sedemikian
sehingga < 3 x < 18 6x
Penyelesaian:
< 18 6x < ) 3 ( 6 x
< 3 6 x
< ) 3 6x
6
3
< x
Oleh karena itu dapat dipilih =
6
.
9
Secara mundur dapat dilihat bahwa < 3 x < 18 6x .
Terkait dengan bilangan akar pangkat dua dapat dinyatakan bahwa
x x =
2
SOAL 1
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan berikut dan gambarkan himpunan
penyelesaiannya pada garis bilangan.
1. 4x 7 < 3x 5 16. (x +2)(2x 1)(3x +7) 0
2. 2x +16 < x +25 17. x
3
5x
2
6x < 0
3. 7x 1 10x +4 18. (x +5)(x +2)
2
(2x 1) > 0
4. 6x 10 5x 16 19. 2
4
2
<
+
x
x
5. 10x +1 > 8x +5 20. 1
3
1 2
x
x
6. 6 < 2x +3 < 1 21. 1 + x < 4
7. 3 < 4x 9 < 11 22. 4 3 + x < 8
8. 3x +2 < 5x +1 < 16 23. 2
3
x
6
9. 2x 4 6 7x 3x +6 24. 2 4 + x 10
10. x
2
+x 12 < 0 25. x 4 2 10
11. x
2
5x +6 > 0 26. 1
5
3
+
x
4
12. 3x
2
11x 4 0 27. 7
2
+
x
> 2
13. 2x
2
+7x 15 0 28.
5
3
1
x
4
14. 0
1 2
5
+
x
x
29.
x
5
2+ > 1
15. 0
1
3 2
>
+
x
x
30. 3
1
x
> 6.
10
Buktikan bahwa implikasi yang ditunjukkan adalah benar
31. 5 , 0 3 < x 5 , 2 15 5 < x .
32.
6
2
< x < 12 6x .
33.
2
4
< + x < + 8 2x .
Dalam soal berikut, jika bilangan positif, carilah bilangan positif sedemikian
sehingga implikasi yang diberikan benar.
34. < 5 x < 15 3x
35. < 2 x < 3 ) 5 4 ( x
11
FUNGSI DAN LIMIT FUNGSI
2
2.1 Fungsi dan Grafiknya
Definisi
Sebuah fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu aturan yang
memasangkan setiap x anggota A dengan tepat satu y anggota B.
A disebut domain (daerah asal) fungsi f dan B disebut kodomain (daerah kawan).
Sedangkan himpunan semua anggota B yang mempunyai pasangan disebut range
(daerah hasil).
f
A B
Gambar 2.1 Fungsi
Definisi di atas tidak memberikan pembatasan pada domain dan kodomain.
Domain dapat berupa himpunan yang beranggotakan orang atau yang lain, demikian
pula kodomain.
Dalam uraian selanjutnya domain dan kodomain dibatasi pada himpunan-himpunan
bilangan real.
Untuk memberi nama fungsi digunakan huruf tunggal seperti f (atau g, atau F),
maka f(x) menunjukkan nilai yang diberikan oleh f kepada x. J adi jika f(x) =x
3
4,
maka
Fungsi dan Limit Fungsi 12
f(2) =2
3
4 =4
f(1) =(1)
3
4 =5
f(a) =a
3
4
f(a +h) =(a +h)
3
4 =a
3
+3a
2
h +3ah
2
+h
3
4
Contoh 1
Untuk f(x) =x
2
2x, carilah dan sederhanakan:
a. f(4)
b. f(4 +h)
c. f(4 +h) f(4)
d.
h
f h f ) 4 ( ) 4 ( +
dengan h 0.
Penyelesaian:
Contoh 2
Untuk f(x) =x
2
2x dengan daerah asal {1, 0, 1, 2, 3}, carilah daerah hasil fungsi f.
Penyelesaian:
Fungsi dan Limit Fungsi 13
Bilamana untuk sebuah fungsi daerah asalnya tidak dirinci, maka dianggap daerah
asal fungsi tersebut adalah himpunan bilangan real sehingga aturan fungsinya
bermakna dan memberikan nilai bilangan real.
Contoh 3
a. Daerah asal f(x) =
3
1
x
adalah {x R x 3}.
b. Daerah asal g(t) =
2
9 t adalah {t R 9 t
2
0}.
Apabila daerah asal dan daerah hasil sebuah fungsi merupakan himpunan
bilangan real, kita dapat membayangkan fungsi itu dengan menggambarkan grafiknya
pada suatu bidang koordinat, dan grafik fungsi f adalah grafik dari persamaan y =f(x).
Contoh 4
Buatlah sketsa grafik dari: (a) f(x) =x
2
4
(b) g(x) =
x
1
(c) h(x) =x
Penyelesaian:
Fungsi dan Limit Fungsi 14
2.2 Operasi pada Fungsi
J ika f dan g dua fungsi maka jumlah f +g, selisih f g, hasil kali fg, hasil bagi
f/g dan perpangkatan f
n
adalah fungsi-fungsi dengan daerah asal berupa irisan dari
daerah asal f dan daerah asal g, dan dirumuskan sebagai berikut.
(f +g)(x) =f (x) +g(x)
(f g)(x) =f (x) g(x)
(f g)(x) =f (x) g(x)
(f / g)(x) =
) (
) (
x g
x f
asalkan g(x) 0
Contoh 5
J ika f(x) =x
2
2x dan g(x) =x 1, tentukan f +g, f g, fg, f/g dan f
3
. Selanjutnya
gambarlah sketsa grafiknya.
Penyelesaian:
Fungsi dan Limit Fungsi 15
Selanjutnya didefinisikan komposisi fungsi sebagai berikut.
J ika f dan g dua fungsi dengan daerah asal g merupakan daerah hasil f maka
komposisi g o f memenuhi
(g o f)(x) =g (f(x))
Contoh 6
J ika f(x) =x
2
2x dan g(x) =x 1, tentukan g o f dan f o g. Selanjutnya gambarlah
sketsa grafiknya.
Penyelesaian:
(g o f)(x) =g (f(x))
=g (x
2
2x)
=x
2
2x 1
(f o g)(x) =f (g(x))
=f (x 1)
=(x 1)
2
2(x 1)
=x
2
2x +1 2x +2
=x
2
4x +3
Gambar grrafik dibiarkan untuk latihan.
2.3 Pengertian Limit
Perkataan limit berarti mendekati, seperti Saya sudah menahan sampai
mendekati batas kesabaran saya, atau J anganlah kamu mendekati zina.
Untuk memahami pengertian limit fungsi kita awali dengan fungsi berikut.
f(x) =
1
1
3
x
x
Fungsi tersebut tidak terdefinisi di x =1 sebab di titik ini f(x) berbentuk
0
0
. Tetapi
dapat diselidiki mengenai nilai f(x) di titik-titik yang dekat dengan 1 (x mendekati 1).
Perhatikan nilai f(x) untuk beberapa x seperti terlihat pada daftar dan grafik y =f(x)
dapat dilihat pada gambar berikut.
Fungsi dan Limit Fungsi 16
x y = f(x)
1,25 3,813
1,1 3,310
1,01 3,030
1,001 3,003
1 ?
0,999 2,997
0,99 2,970
0,9 2,710
0,75 2,313
Gambar 2.2
Berdasarkan informasi pada tabel dan pada grafik menunjukkan bahwa f(x) mendekati
3 apabila x mendekati 1. Secara matematis hal tersebut dituliskan dengan
1
1
lim
3
1
x
x
x
=3
dan ini dibaca limit (x
3
1)/ (x 1) untuk x mendekati 1 adalah 3.
Dalam contoh ini kita menghubungkan limit dengan perilaku fungsi dekat dengan 1,
bukannya di 1.
Contoh 1
Dengan menggunakan beberapa nilai pendekatan x tentukan
x
x
x
sin
lim
0
Fungsi dan Limit Fungsi 17
Penyelesaian:
x
y =
x
x sin
1 0,84147
0,5 0,95885
0,1 0,99833
0,01 0,99998
0 ?
0,01 0,99998
0,1 0,99833
0,5 0,95885
1 0,84147
J adi,
x
x
x
sin
lim =1.
0
Ingat kembali mengenai nila mutlak. J ika adalah sembarang bilangan positif,
maka jarak f(x) ke bilangan L kurang dari dapat dinyatakan dalam bentuk:
L x f ) ( <
dan ini ekuivalen dengan
L < f(x) < L +
yang menunjukkan bahwa f(x) terletak pada interval terbuka (L , L +) seperti
terlihat pada gambar 2.3 (a).
Selanjutnya misalkan adalah suatu bilangan positif dan x cukup dekat dengan c
sehingga jarak x ke c kurang dari , tetapi x c maka
0 < c x <
dan ini ekuivalen dengan
c < x < c +
yang berarti x terletak dalam interval terbuka (c , c +) dan dapat digambarkan
seperti terlihat pada gambar 2.3 (b).
Fungsi dan Limit Fungsi 18
f(x)
L +
L
L
x
< L x f ) (
(a)
f(x)
c c c + x
< < c x 0
(b)
Gambar 2.3
Gambar-gambar dalam Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 diharapkan dapat memudahkan
kita untuk memahami definisi formal dari limit sebagai berikut.
Definisi
Limit f(x) untuk x mendekati c adalah L, ditulis
L x f
c x
=
) ( lim
jika dan hanya jika untuk setiap bilangan > 0 (betapapun kecilnya), terdapat
bilangan > 0 sedemikian sehingga apabila 0 < c x < berlaku L x f ) ( < .
Fungsi dan Limit Fungsi 19
Untuk setiap > 0 terdapat bilangan > 0 sedemikian sehingga
apabila 0 < c x < berlaku L x f ) ( <
Gambar 2.4
Contoh 2
Buktikan bahwa 5 ) 7 3 ( lim
4
=
x
x
Analisis pendahuluan:
Misalkan > 0 sembarang, kita harus dapat menemukan bilangan > 0 sedemikian
sehingga apabila 0 < 4 x < berlaku 5 ) 7 3 ( x < .
Perhatikan 5 ) 7 3 ( x < 12 3 x <
) 4 ( 3 x <
4 3 x <
4 x <
3
Fungsi dan Limit Fungsi 20
Oleh karena itu dapat dipilih =
3
.
Bukti:
Ambil sembarang bilangan > 0. Kita pilih > 0, yaitu =
3
=.
J adi, terbukti . 5 ) 7 3 ( lim
4
=
x
x
Contoh 3
Buktikan bahwa 5
2
2 3 2
lim
2
2
=
x
x x
x
Analisis pendahuluan:
Misalkan > 0 sembarang, kita harus dapat menemukan bilangan > 0 sedemikian
sehingga apabila 0 < 2 x < berlaku 5
2
2 3 2
2
x
x x
< .
Perhatikan 5
2
2 3 2
2
x
x x
< 5
2
) 2 )( 1 2 (
+
x
x x
<
5 ) 1 2 ( + x <
) 2 ( 2 x <
2 2 x <
2 x <
2
Oleh karena itu dapat dipilih =
2
.
Fungsi dan Limit Fungsi 21
Bukti:
Ambil sembarang > 0 dipilih =
2
x
x x
= 5
2
) 2 )( 1 2 (
+
x
x x
= 5 ) 1 2 ( + x
= ) 2 ( 2 x
= 2 2 x
= 2 x
< =
2
<
Berarti terbukti bahwa 5
2
2 3 2
lim
2
2
=
x
x x
x
.
Contoh 4
Buktikan b mc b mx
c x
+ = +
) ( lim
Analisis Pendahuluan:
Untuk setiap > 0, akan dicari bilangan > 0 sedemikian sehingga apabila
0 < x c < berlaku (mx +b) (mc +b) < .
Perhatikan:
(mx +b) (mc +b) < mx mc <
mx c <
x c <
m
asalkan m 0
Dapat dipilih =
m
.
Bukti:
Untuk m =0, bukti cukup jelas.
Misal m 0. Untuk setiap > 0 dipilih =
m
=.
Fungsi dan Limit Fungsi 23
Contoh 5
Buktikan, jika c > 0, maka c x
c x
=
lim
Analisis Pendahuluan
Akan dicari bilangan > 0 sedemikian sehingga apabila 0 < x c < berlaku
c x < untuk setiap > 0.
Perhatikan:
c x =
c x
c x c x
+
+ ) )( (
=
c x
c x
+
=
c x
c x
+
c
c x
Dapat dipilih = c
Bukti:
Ambil sembarang > 0 dipilih = c . Oleh karenanya jika 0 < x c < maka
berlaku c x
c
c x
<
c
c
< .
2.4 Teorema Limit
Teorema 2.4.1
Misalkan n bilangan bulat positif, k konstanta, serta f dan g fungsi-fungsi yang
mempunyai limit di c, maka:
1) k k
c x
=
lim
2) c x
c x
=
lim
3) ) ( lim ) ( lim x f k x kf
c x c x
=
Fungsi dan Limit Fungsi 23
4) ) ( lim ) ( lim )] ( ) ( [ lim x g x f x g x f
c x c x c x
+ = +
5) ) ( lim ) ( lim )] ( ) ( [ lim x g x f x g x f
c x c x c x
=
6) ) ( lim ). ( lim )] ( ). ( [ lim x g x f x g x f
c x c x c x
=
7)
) ( lim
) ( lim
) (
) (
lim
x g
x f
x g
x f
c x
c x
c x
= , asalkan 0 ) ( lim x g
c x
8)
n
c x
n
c x
x f x f
=
) ( lim )] ( [ lim
9)
n
c x
n
c x
x f x f ) ( lim ) ( lim
= , asalkan untuk n bilangan genap. 0 ) ( lim >
x f
c x
Bukti teorema 2.4.1 ini dibiarkan untuk latihan.
Dengan menggunakan teorema ini maka penentuan nilai limit suatu fungsi akan
menjadi lebih mudah.
Contoh 6
Carilah
2
3
5 lim x
x
Penyelesaian: = 5 teorema 2.2.1 3)
2
3
5 lim x
x
2
3
lim x
x
= 5 teorema 2.2.1 8)
2
3
lim
x
x
= 5(3)
2
teorema 2.2.1 2)
= 45.
Contoh 7
Carilah ) 20 5 ( lim
2
3
x
x
Penyelesaian: = teorema 2.2.1 5) ) 20 5 ( lim
2
3
x
x
20 lim 5 lim
3
2
3
x x
x
= 45 20 teorema 2.2.1 1)
Fungsi dan Limit Fungsi 24
= 25.
Fungsi dan Limit Fungsi 25
ontoh 8
Carilah
C
x
x
x
20 5
lim
2
3
=
x
x
x
x
3
2
3
lim
20 5 lim
x
x
x
20 5
lim
2
3
x
x
teorema 2.2.1 2) dan 9)
=
3
25
dari contoh 7.
=
3
5
gat, bentuk disebut polinom dan hasil bagi
polinom
n
n
x a x a x a a x f + + + + = ... ) (
2
2 1 0
disebut fungsi rasional,
m
m
n
x a + ...
In
n
x b + ...
.
eorema 2.4.2 ini dapat dibuktikan dengan menggunakan teorema 2.4.1.
engan adanya teorma 2.4.2 maka penentuan nilai limit fungsi polinom atau fungsi
x b x b b
x a x a a
+ + +
+ + +
2
2 1 0
2
2 1 0
Teorema 2.4.2
olinom maka = f(c)
2) Jika f fungsi rasional maka = f(c) asalkan nilai penyebut di c tidak nol.
1) Jika f fungsi p ) ( lim x f
c x
) ( lim x f
c x
T
D
rasional menjadi sangat mudah, tentunya asalkan syarat perlu pada teorema tersebut
untuk fungsi rasional dipenuhi.
Contoh 9
Tentukan 6 13 10 7 lim
4 5
2
+
x x x
x
Penyelesaian: = 7(2)
5
10(2)
4
13(2) + 6 = 44 6 13 10 7 lim
4 5
2
+
x x x
x
Contoh 10
Tentukan
8 6 3
6 13 10 7
lim
2
4 5
2
+
x x
x x x
x
Penyelesaian:
8 6 3
6 13 10 7
lim
2
4 5
2
+
x x
x x x
x
=
8 ) 2 ( 6 ) 2 ( 3
6 ) 2 ( 13 ) 2 ( 10 ) 2 ( 7
2
4 5
+
=
8
44
=
2
11
.
Contoh 11
Tentukan
1 2
7 3
lim
2
3
1
+
+ +
x x
x x
x
=
2
3
1
) 1 (
7 3
lim
+ +
x
x x
x
Penyelesaian:
Teorema 2.4.2 tidak dapat digunakan karena nilai penyebut di x = 1 adalah nol
dan teorema 2.4.1 bagian 7) juga tidak dapat dugunakan karena limit penyebut nol.
Tetapi, karena limit pembilang 11, maka selama x mendekati 1 terjadi pembagian
bilangan yang dekat 11 dengan bilangan positif dekat 0. Hasilnya adalah sebuah
bilangan positif yang besar dan dapat dibuat besar sekehendak kita dengan
membiarkan x cukup dekat dengan 1. Dalam hal ini dikatakan limitnya tidak ada.
Contoh seperti ini akan diuraikan lebih lanjut pada bagian lain.
Contoh 12
Tentukan
6
10 3
lim
2
2
2
+
+
x x
x x
x
Penyelesaian:
Sebelum mencoba mengambil limitnya terlebih dahulu diadakan
penyederhanaan pecahan dengan faktorisasi.
6
10 3
lim
2
2
2
+
+
x x
x x
x
=
) 3 )( 2 (
) 5 )( 2 (
lim
2
+
+
x x
x x
x
=
3
5
lim
2
+
+
x
x
x
=
5
7
Fungsi dan Limit Fungsi 26
Teorema 2.4.3 (Teorema Apit)
Misalkan f, g dan h adalah fungsi-fungsi dengan f(x) g(x) h(x) untuk setiap x di
sekitar c, kecuali mungkin di c. Jika = = L, ) ( lim x f
c x
) ( lim x h
c x
maka = L. ) ( lim x g
c x
Bukti:
Diberikan bilangan > 0
Karena = L, berarti terdapat bilangan
1
> 0 sedemikian hingga ) ( lim x f
c x
0 < x c <
1
f(x) L < L < f(x) < L + .
Karena = L, berarti terdapat bilangan
2
> 0 sedemikian hingga ) ( lim x h
c x
0 < x c <
2
h(x) L < L < h(x) < L +
Dipilih = min{
1
,
2
}
Apabila 0 < x c < maka berlaku
L < f(x) g(x) h(x) < L +
L < g(x) < L +
g(x) L <
Terbukti = L. ) ( lim x g
c x
Contoh 13
Dapat diselidiki bahwa 1
6
2
x
x
x sin
1 untuk semua x yang mendekati tetapi
tidak 0. Tunjukkan bahwa
x
x
x
sin
lim
0
= 1.
Fungsi dan Limit Fungsi 27
Penyelesaian:
Misalkan f(x) = 1
6
2
x
, g(x) =
x
x sin
, dan h(x) = 1, maka = ) ( lim
0
x f
x
6
1 lim
2
0
x
x
= 1
dan = 1, sehingga diperoleh ) ( lim
0
x h
x
6
1 lim
2
0
x
x
x
x
x
sin
lim
0
1 lim
0 x
1
x
x
x
sin
lim
0
1
Berdasarkan teorema 2.4.3 maka dapat disimpulkan
x
x
x
sin
lim
0
= 1.
SOAL 2
1. Untuk fungsi f(x) = 3x
3
+ x, hitunglah masing-masing nilai
a. f(1) c. f(
2
1
)
b. f(6) d. f(
x
1
)
2. Untuk fungsi g(t) =
2
1 t
t
+
, hitunglah masing-masing nilai
a. f(1) c. f(
4
1
)
b. f(9) d. f(
4
1
x
)
3. Gambarlah grafik fungsi
a. b.
>
+
=
1 , 3
1 , 4
) (
2
x x
x x
x f
+
< <
=
2 , 1
2 0 , 1
0 , 1
) (
2
x x
x
x x
x g
4. Jika f(x) = x
2
+ x dan g(x) =
3
2
+ x
, tentukan:
a. (f + g)(2) d. (f / g)(1)
b. (f g)(2) e. (g o f)(1)
c. (f g)(1) f. (f o g)(1)
5. Jika f(x) = 1
2
x dan g(x) =
x
2
, tentukan:
Fungsi dan Limit Fungsi 28
a. (f g)(x) d. (f o g)(x)
Fungsi dan Limit Fungsi 29
+ g
4
(x)
c. (g o f)(x)
alam soal nom it-limit tersebut.
b. (f / g)(x) e. f
4
(x)
D or 6 10, buktikan lim
2 ) 7 3 ( lim
3
=
x
x
6.
8 ) 4 2 ( lim
2
=
x
x
7.
8. 10
5
25
lim
2
5
=
x
x
x
7
1
6 5
lim
2
1
=
x
x x
x
9.
10. 2 2 lim
2
=
x
x
11. Buktikan bahwa jika ) ( lim x f
c x
= L dan ) ( lim x f
c x
= M, maka L = M.
Misalkan F dan G adalah fungsi-fungsi sedemikian sehingga 0 F(x) G(x)
mua x dekat dengan c,
12.
untuk se kecuali mungkin di c, buktikan bahwa jika
= 0 maka = 0.
k soal-soa erikut (no. 13 s.d. 20), tentukan nilai limit fungsi berikut
3.
4.
5.
6.
) ( lim x G
c x
) ( lim x F
c x
Untu l b
) 4 7 ( lim
3
x
x
1
) 5 2 ( lim
3
1
x x
x
1
) 2 7 )( 3 4 ( lim
3 2
0
x x x
x
+
1
24
8 3
lim
3
4
2
+
x
x
x
1
17.
4
2
lim
2
2
2
u
u u
u
18.
5 4
7 7
lim
2
2
1
+ +
t t
t t
t
Fungsi dan Limit Fungsi 30
9.
4 4
) 6 )( 2 (
lim
2
2
2
+ +
+
w w
w w w
w
1
20.
1 2
) 3 2 )( 1 (
lim
2
2
1
+
+
y y
y y y
y
2.5 Limit Kiri dan Limit Kanan
Definisi
Limit f(x) untuk x mendekati c dari kiri adalah L, ditulis
) ( lim x f
c x
= L
jika untuk setiap bilangan > 0 (betapapun kecilnya), terdapat bilangan > 0
sedemikian sehingga apabila 0 < c x < , maka berlaku L x f ) ( < .
Limit f(x) untuk x mendekati c dari kanan adalah L, ditulis
) ( lim x f
c x
+
= L
jika untuk setiap bilangan > 0 (betapapun kecilnya), terdapat bilangan > 0
sedemikian sehingga apabila 0 < x c < , maka berlaku L x f ) ( < .
Teorema 2.5.1
L x f
c x
=
) ( lim x f
c x
+
Contoh 14
f(x) =
<
1 ,
1 , 2
2
x
x
x
x
Tentukan , , dan , selanjutnya gambarkan grafik
fungsi f.
) ( lim
1
x f
x
) ( lim
1
x f
x
+
) ( lim
1
x f
x
Penyelesaian:
) ( lim
1
x f
x
= 1 lim
2
1
=
x
x
) ( lim
1
x f
x
+
= 1 2 lim
1
=
x
x
Karena = = 1 maka = 1. ) ( lim
1
x f
x
) ( lim
1
x f
x
+
) ( lim
1
x f
x
Fungsi dan Limit Fungsi 31
Contoh 15
g(x) = Tentukan , , dan ,
<
1 ,
1 , 3
2
x
x
x
x
) ( lim
1
x g
x
) ( lim
1
x g
x
+
) ( lim
1
x g
x
selanjutnya gambarkan grafik fungsi g
Tentukan , , dan , selanjutnya gambarkan grafik
fungsi f.
) ( lim
1
x g
x
) ( lim
1
x g
x
+
) ( lim
1
x g
x
Penyelesaian:
) ( lim
1
x g
x
= 1 lim
2
1
=
x
x
) ( lim
1
x g
x
+
= 2 3 lim
1
=
x
x
Fungsi dan Limit Fungsi 32
) Karena maka tidak ada. ) ( lim
1
x g
x
( lim
1
x g
x
+
) ( lim
1
x g
x
2.6 Limit Tak Hingga
Contoh 16
Carilah
2
0
1
lim
x
x
jika ada.
Penyelesaian:
x
2
1
x
1 1
0,5 4
0,2 25
0,1 100
0,05 400
0,01 10.000
0,001 1.000.000
Untuk menunjukkan jenis perilaku seperti uang ditunjukkan dalam contoh ini kita
gunakan notasi
Semakin x mendekati 0, x
2
juga semakin dekat
dengan 0, dan nilai
2
1
x
menjadi sangat besar
(lihat tabel di samping). Nampak dari grafik
fungsi f(x) =
2
1
x
yang diperlihatkan pada
gambar 2.4 bahwa nilai f(x) dapat dibuat sangat
besar dengan mengambil x cukup dekat ke 0.
dengan demikian nilai f(x) tidak mendekati suatu
bilangan , sehingga
2
0
1
lim
x
x
tidak ada.
2
0
1
lim
x
x
=
Hal ini tidak berarti bahwa kita menganggap sebagai suatu bilangan. Tidak juga
bermakna bahwa limit tersebut ada. Notasi tersebut hanyalah menyatakan cara khusus
untuk menunjukkan bahwa limit tersebut tidak ada.
Secara umum kita tuliskan
) ( lim x f
c x
=
untuk menunjukkan nilai f(x) menjadi semakin besar ketika x semakin mendekati c.
Limit jenis serupa, untuk fungsi yang menjadi negatif tak berhingga ketika x
mendekati c dituliskan dengan
) ( lim x f
c x
=
Contoh 17
2
0
1
lim
x
x
=
Hal ini juga dapat diberlakukan untuk limit kiri dan limit kanan
) ( lim x f
c x
= = ) ( lim x f
c x
+
) ( lim x f
c x
= = ) ( lim x f
c x
+
Sebuah garis x = c disebut asimtot tegak kurfa y = f(x) jika paling sedikit salah satu
dari pernyataan berikut benar:
) ( lim x f
c x
= = = ) ( lim x f
c x
) ( lim x f
c x
+
) ( lim x f
c x
= = = ) ( lim x f
c x
) ( lim x f
c x
+
dan
( )
x
x
tan lim
2
+
Penyelesaian:
( )
x
x
tan lim
2
=
( ) x
x
x cos
sin
lim
2
=
( )
( )
x
x
x
x
cos lim
sin lim
2
2
=
( )
x
x
tan lim
2
+
=
( ) x
x
x cos
sin
lim
2
+
=
( )
( )
x
x
x
x
cos lim
sin lim
2
2
+
+
=
2.7 Kekontinuan Fungsi
Definisi
Misalkan f : A R suatu fungsi, maka
a. Fungsi f dikatakan kontinu di c A jika ) ( ) ( lim c f x f
c x
=
b. Fungsi f dikatakan kontinu pada himpunan A jika f kontinu disetiap anggota A.
Definisi a mengandung arti bahwa f dikatakan kontinu di c A jika dipenuhi ketiga
syarat berikut:
1) ada ) ( lim x f
c x
2) Nilai f(c) ada
3) ) ( ) ( lim c f x f
c x
=
Fungsi dan Limit Fungsi 34
Contoh 19
1. f(x) =
2 ,
2 ,
1
2
4
2
x
x
x
x
Apakah f kontinu di x = 2?
Gambarkan grafik fungsi f.
Penyelesaian:
1) = ) ( lim
2
x f
x
2
4
lim
2
2
x
x
x
=
2
) 2 )( 2 (
lim
2
+
x
x x
x
= ) 2 ( lim
2
+
x
x
= 4 (ada)
2) f(2) = 1 (ada)
3) Karena f(2) maka f ) ( lim
2
x f
x
tidak kontinu di x = 2.
Gambarkan grafik fungsi f diserahkan kepada pembaca.
2. f(x) =
2
4
2
x
x
Apakah f kontinu di x = 2?
Gambarkan grafik fungsi f.
Penyelesaian:
1) = ) ( lim
2
x f
x
2
4
lim
2
2
x
x
x
=
2
) 2 )( 2 (
lim
2
+
x
x x
x
= ) 2 ( lim
2
+
x
x
= 4 (ada)
2) f(2) tidak ada
3) Karena f(2) tidak ada, maka f tidak kontinu di x = 2.
Gambarkan grafik fungsi f diserahkan kepada pembaca.
3. f(x) =
2 ,
2 ,
4
2
4
2
x
x
x
x
Apakah f kontinu di x = 2?
Gambarkan grafik fungsi f.
Fungsi dan Limit Fungsi 35
Penyelesaian:
1) = ) ( lim
2
x f
x
2
4
lim
2
2
x
x
x
=
2
) 2 )( 2 (
lim
2
+
x
x x
x
= ) 2 ( lim
2
+
x
x
= 4 (ada)
2) f(2) = 4 (ada)
3) Karena = f(2) maka f kontinu di x = 2. ) ( lim
2
x f
x
Gambarkan grafik fungsi f diserahkan kepada mahasiswa.
4. f(x) =
<
1 ,
1 , 2
2
x
x
x
x
Apakah f kontinu di x = 1?
Gambarkan grafik fungsi f.
Penyelesaian:
1) = ) ( lim
1
x f
x
1 lim
2
1
=
x
x
) ( lim
1
x f
x
+
= 1 2 lim
1
=
x
x
Karena = = 1 maka = 1 (ada) ) ( lim
1
x f
x
) ( lim
1
x f
x
+
) ( lim
1
x f
x
Lihat kembali contoh 14.
2) f(1) = 2 1 = 1 (ada)
3) Karena = f(1), maka f kontinu di x = 1. ) ( lim
1
x f
x
Gambarkan grafik fungsi f diserahkan kepada mahasiswa.
5. g(x) =
<
1 ,
1 , 3
2
x
x
x
x
Apakah g kontinu di x = 1?
Gambarkan grafik fungsi g.
Penyelesaian:
1) = ) ( lim
1
x g
x
1 lim
2
1
=
x
x
= ) ( lim
1
x g
x
+
2 3 lim
1
=
x
x
Fungsi dan Limit Fungsi 36
Fungsi dan Limit Fungsi 37
) Karena maka tidak ada. ) ( lim
1
x g
x
( lim
1
x g
x
+
) ( lim
1
x g
x
(lihat kembali contoh 15)
Karena tidak ada, maka g ) ( lim
1
x g
x
tidak kontinu di x = 1
Teorema 2.7.1
1. Fungsi polinom (fungsi suku banyak) kontinu pada R.
2. Jika fungsi-fungsi f dan g keduanya kontinu di c dan k sembarang konstanta
maka fungsi f + g, f g, kf , f /g (asal ) ( lim x g
c x
0) juga kontinu di c.
3. Jika g fungsi yang kontinu di c dan f fungsi kontinu di g(c) maka f o g
kontinu di c.
SOAL 2
1. Tentukan limit (sepihak) berikut:
a.
x
x
x
0
lim
b.
x
x
x
+
0
lim
c. ,
>
<
=
1 , 2
1 0 ,
0 ,
) (
2
x x
x x
x x
x f
) ( lim
0
x f
x
, , , dan ) ( lim
0
x f
x
+
) ( lim
1
x f
x
) ( lim
1
x f
x
+
2. Apakah fungsi-fungsi berikut kontinu di 2?
a. h(t) =
2 ,
2 ,
12
2
8
3
t
t
t
t
b. h(t) =
2 ,
2 ,
2
2
8 4
t
t
t
t
c. g(x) =
<
+
+
2 ,
2 ,
1
3
2
x
x
x
x
d. f(x) =
>
+
2 ,
2 ,
2
4 3
x
x x
3. f(x) =
>
<
1 , 2
1 0 ,
0 ,
2
x x
x x
x x
a. Apakah f kontinu di 0?
b. Apakah f kontinu di 1?
4.
>
<
=
1 ,
1 0 ,
0 ,
) (
2
x x
x x
x x
x g
a. Apakah g kontinu di 0?
b. Apakah g kontinu di 1?
Fungsi dan Limit Fungsi 38
TURUNAN FUNGSI
3
3.1 Pengertian Turunan Fungsi
Definisi
Turunan fungsi f adalah fungsi f yang nilainya di c adalah
f (c) =
h
c f h c f
h
) ( ) (
lim
0
+
asalkan limit ini ada.
Contoh 1
J ika f(x) =3x
2
+2x +4, maka turunan f di x =2 adalah
f (2) =
h
f h f
h
) 2 ( ) 2 (
lim
0
+
=
h
h h
h
) 4 2 . 2 2 . 3 ( 4 ) 2 ( 2 ) 2 ( 3
lim
2 2
0
+ + + + + +
=
h
h h h
h
) 4 4 12 ( 4 2 4 ) 4 4 ( 3
lim
2
0
+ + + + + + +
=
h
h h h
h
2 3 12
lim
2
0
+ +
=
h
h h
h
) 2 3 12 (
lim
0
+ +
= ) 2 3 12 ( lim
0
+ +
h
h
=14
J ika f mempunyai turunan di setiap x anggota domain maka
f (x) =
h
x f h x f
h
) ( ) (
lim
0
+
J ika y =f(x) turunan y atau turunan f dinotasikan dengan y , atau
dx
dy
, atau f (x), atau
dx
x df ) (
Turunan Fungsi
38
Contoh 2
J ika f(x) =3x
2
+2x +4, maka turunan f di sembarang x adalah
f (x) =
h
x f h x f
h
) ( ) (
lim
0
+
=
h
x x h x h x
h
) 4 2 3 ( 4 ) ( 2 ) ( 3
lim
2 2
0
+ + + + + +
=
h
x x h x h xh x
h
) 4 2 3 ( 4 2 2 ) 2 ( 3
lim
2 2 2
0
+ + + + + + +
=
h
h h xh
h
2 3 6
lim
2
0
+ +
=
h
h x h
h
) 2 3 6 (
lim
0
+ +
= ) 2 3 6 ( lim
0
+ +
h x
h
=6x +2
3.2 Turunan Fungsi Konstan dan Fungsi Pangkat
1. J ika f(x) =k dengan k konstan untuk setiap x (f fungsi konstan), maka f (x) =0.
Bukti: f (x) =
h
x f h x f
h
) ( ) (
lim
0
+
=
h
k k
h
0
lim
=0
2. J ika f(x) =x untuk setiap x (f fungsi identitas), maka f (x) =1.
Bukti: f (x) =
h
x f h x f
h
) ( ) (
lim
0
+
=
h
x h x
h
+
) (
lim
0
=
h
h
h 0
lim
=1.
3. J ika f(x) =x
n
dengan n bilangan bulat positif, untuk setiap x, maka f (x) =nx
n1
.
Bukti: f (x) =
h
x f h x f
h
) ( ) (
lim
0
+
=
h
x h x
n n
h
+
) (
lim
0
Turunan Fungsi
39
=
h
x h nxh h x
n n
h nx x
n n n n n n
h
+ + +
+ +
1 2 2 1
0
...
2
) 1 (
lim
=
h
h nxh h x
n n
nx h
n n n n
h
+ + +
1 2 2 1
0
...
2
) 1 (
lim
=
+ + +
1 2 2 1
0
...
2
) 1 (
lim
n n n n
h
h nxh h x
n n
nx
=
1
0
lim
n
h
nx
=
1 n
nx
Contoh 3
J ika f(x) =x
5
, maka turunan f adalah f (x) =5x
4
3.3 Sifat-sifat Turunan
J ika k suatu konstanta, f dan g fungsi-fungsi yang terdiferensialkan, u dan v fungsi-
fungsi dalam x sehingga u =f(x) dan v =g(x) maka berlaku:
1. J ika y =ku maka y =k(u )
2. J ika y =u +v maka y =u +v
3. J ika y =u v maka y =u v
4. J ika y =u v maka y =u v +u v
5. J ika y =
v
u
maka y =
2
' '
v
uv v u
Contoh 4
1. J ika f(x) =3x
5
, maka f (x) =3.5x
4
=15x
4
2. J ika f(x) =3x
5
+2x, maka f (x) =15x
4
+2
3. J ika f(x) =3x
5
2x, maka f (x) =15x
4
2
4. J ika f(x) =(3x
5
+2x)(4x +7), maka f (x) =(15x
4
+2) (4x +7) +(3x
5
+2x)4
5. J ika f(x) =
7 4
2 3
5
+
+
x
x x
, maka f (x) =
2
5 4
) 7 4 (
4 ) 2 3 ( ) 7 4 )( 2 15 (
+
+ + +
x
x x x x
Turunan Fungsi
40
6. J ika f(x) =x
p
dengan p bilangan bulat negatif maka f(x) =x
n
dengan n =p,
sehingga f(x) =
n
x
1
. Dengan menggunakan turunan y =
v
u
diperoleh
f (x) =
2
1
) (
. 1 . 0
n
n n
x
nx x
=
n
n
x
nx
2
1
=
n n
x nx
2 1
=
1
n
nx
=
1 p
px
3.4 Aturan Rantai (untuk Turunan Fungsi Komposisi)
Untuk menentukan turunan y =(3x
4
+7x 8)
9
dengan cara mengalikan
bersama kesembilan faktor (3x
4
+ 7x 8) kemudian mencari turunan polinom
berderajat 36 tentulah sangat melelahkan. Cara yang mudah untuk menentukan
turunan y =(3x
4
+7x 8)
9
adalah dengan menggunakan aturan rantai.
dx
du
du
dy
dx
dy
=
Aturan Rantai
Misalkan y =f(u) dan u =g(x) menentukan fungsi komposisi yang dirumuskan
dengan y =f(g(x)) =(f o g)(x). J ika g terdiferensialkan di x dan f terdiferensialkan di
u =g(x) maka y =(f o g)(x) terdiferensialkan di x dan
y =(f o g) (x)
=f (g(x)) g(x)
atau
Fungs komposisi dapat diperluas menjadi komposisi 3 fungsi, 4 fungsi dan
seterusnya.
J ika y =f(u)
u =g(v)
v =h(x)
yakni y =(f o g o h)(x)
maka
dx
dv
dv
du
du
dy
dx
dy
=
Turunan Fungsi
41
Contoh 5
Tentukan turunan y =(3x
4
+7x 8)
9
Penyelesaian:
Misalkan u =3x
4
+7x 8
dx
du
=12x
3
+7
y =u
9
du
dy
=9u
8
.
dx
du
du
dy
dx
dy
= =9u
8
(12x
3
+7)
=9(3x
4
+7x 8)
8
(12x
3
+7)
3.5 Turunan Fungsi Invers
Misalkan y =f(x) dan f mempunyai invers f
1
sehingga x =f
1
(y). Dengan
menggunakan aturan rantai pada x =f
1
(y) diperoleh
dx
dy
dy
y df
dx
dx ) (
1
=
1 =
dx
dy
dy
dx
dy
dx
=
dx
dy
1
3.6 Turunan Fungsi Implisit
Fungs implisit secara umum dapat ditulis sebagai f(x, y) =0 dengan y sebagai
fungs dalam x.
Contoh fungsi implisit: 1) y 2x
3
8 =0
2) 2x
3
y 7y x
2
+1 =0
Contoh 6
1. Tentukan
dx
dy
dari fungs yang dirumuskan dengan y 2x
3
8 =0
Penyelesaian:
Apabila kedua ruas y 2x
3
8 =0 diturunkan terhadap x, maka diperoleh:
Turunan Fungsi
42
dx
dy
6x
2
=0
dx
dy
=6x
2
2. Tentukan
dx
dy
dari fungs yang dirumuskan dengan 2x
3
y 7y x
2
+1 =0
Penyelesaian:
Apabila kedua ruas 2x
3
y 7y x
2
+1 =0 diturunkan terhadap x, maka diperoleh:
6x
2
y +2x
3
dx
dy
7
dx
dy
2x =0
dx
dy
(2x
3
7) =2x 6x
2
y
dx
dy
=
7 2
6 2
3
2
x
y x x
3.7 Turunan Tingkat Tinggi
J ika fungsi diturunkan maka turunannya, yaitu f juga berupa fungsi sehingga boleh
jadi f mempunyai turunan tersendiri yang dinyatakan oleh (f ) = f . Fungsi yang f
baru ini disebut turunan kedua dari f karena dia merupakan turunan dari turunan f .
Dengan notasi Leibniz kita tuliskan turunan kedua dari y =f(x) sebagai
2
2
dx
y d
dx
dy
dx
d
=
Notasi lain adalah f (x) =D
2
f(x)
Contoh 7
J ika f(x) =3x
4
+7x 8, tentukan f (x).
Penyelesaian:
f (x) =12x
3
+7
untuk mencari f (x) kita turunkan f (x):
f (x) = ) 7 12 (
3
+ x
dx
d
=36x
2
Contoh 8
J ika f(x) =(3x
5
+2x)(4x +7), tentukan f (x).
Turunan Fungsi
43
Penyelesaian:
f (x) =
+ ) 2 3 (
5
x x
dx
d
(4x +7) +(3x
5
+2x)
+ ) 7 4 ( x
dx
d
=(15x
4
+2) (4x +7) +(3x
5
+2x)4
f (x) =
dx
d
[(15x
4
+2) (4x +7) +(3x
5
+2x)4]
=
dx
d
[(15x
4
+2) (4x +7)] +
dx
d
[(3x
5
+2x)4]
= +
+ + + +
+ ) 7 4 ( ) 2 15 ( ) 7 4 ( ) 2 15 (
4 4
x
dx
d
x x x
dx
d
+ +
+ 4 ) 2 3 ( 4 ) 2 3 (
5 5
dx
d
x x x x
dx
d
=60x
3
(4x +7) +(15x
4
+2) 4 +(15x
4
+2) 4 +(3x
5
+2x).0
=60x
3
(4x +7) +(15x
4
+2) 4 +(15x
4
+2) 4
3.8 Turunan Fungsi Aljabar dan Fungsi Transenden
Hiperbolik Fungsi
al Eksponensi Fungsi
Logaritma Fungsi
Siklometri Fungsi
ri Trigonomet Fungsi
Transenden Fungsi
Irrasional Fungsi
Rasional Fungsi
Aljabar Fungsi
Fungsi
3.8.1 Turunan Fungsi Rasional
Contoh-contoh tentang turunan yang diuraikan sebelumnya (contoh 3) adalah
contoh-contoh turunan fungsi rasional. J adi turunan fungsi rasional ini tidak
perlu dibahas kembali.
3.8.2 Turunan Fungsi Irrasional
Fungsi Irrasional adalah akar dari fungsi-fungsi rasional
Turunan Fungsi
44
Contoh 9
Tentukan turunan y =
n
x dengan n bilangan bulat positif
Penyelesaian: y =
n
x x =y
n
sehingga
dy
dx
=ny
n1
dx
dy
=
dy
dx
1
=
1
1
n
ny
=
n
y
n
1
1
= ( )
n
n
x
n
1
1
= ( )
n
n
x
n
1 1
1
=
1
1
1
n
x
n
Contoh 10
Tentukan turunan y = x x 4
3
+
Penyelesaian: y = x x 4
3
+ =( )
2
1
4
3
x x +
Dengan aturan rantai diperoleh: y = ( ) ( ) 4 3 4
2
1
2 3 2
1
+ +
x x x
=
x x
x
4 2
4 3
3
2
+
+
3.8.3 Turunan Fungsi Trigonometri
Akan dicari turunan fungsi kosinus sebagai berikut.
Ingat: cos (a +b) =cos a cos b sin a sin b.
J ika f(x) =cos x, maka
f (x) =
h
x f h x f
h
) ( ) (
lim
0
+
=
h
x h x
h
cos ) cos(
lim
0
+
=
h
x h x h x
h
cos sin sin cos cos
lim
0
=
h
h x h x
h
sin sin ) 1 (cos cos
lim
0
=
h
h x
h
) 1 (cos cos
lim
0
h
h x
h
sin sin
lim
0
= x
h
cos lim
0
h
h
h
) 1 (cos
lim
0
x
h
sin lim
0
h
h
h
sin
lim
0
=cos x . 0 sin x . 1
= sin x
Turunan Fungsi
45
jika f(x) =cos x, maka f (x) = sin x
J adi,
Analog:
jika f(x) =sin x, maka f (x) = cos x
jika f(x) =tg x, maka f (x) = sec
2
x
jika f(x) =ctg x, maka f (x) = cosec
2
x
jika f(x) =sec x, maka f (x) = sec x tg x
jika f(x) =cosec x, maka f (x) = cosec x ctg x
3.8.4 Turunan Fungsi Siklometri
Fungsi siklometri adalah invers fungsi trigonometri.
Akan dicari turunan invers fungsi sinus (arcus sinus) berikut.
y =arc sin x x =sin y 1
x
y
2
1 x
dy
dx
=cos y
dx
dy
=
y cos
1
cos y =
2
1 x
=
2
1
1
x
jika y =arc sin x, maka y =
2
1
1
x
J adi,
Turunan Fungsi
46
Analog:
jika y =arc cos x, maka y =
2
1
1
x
jika y =arc tg x, maka y =
2
1
1
x +
jika y =arc ctg x, maka y =
2
1
1
x +
jika y =arc sec x, maka y =
1
1
2
x x
jika y =arc cosec x, maka y =
1
1
2
x x
3.8.5 Turunan Fungsi Logaritma
Akan dicari turunan f(x) =ln x berikut.
f (x) =
h
x f h x f
h
) ( ) (
lim
0
+
=
h
x h x
h
ln ) ln(
lim
0
+
=
h
x
h x
h
ln
lim
0
=
h
x
h
h
1 ln
lim
0
=
x
x
h
x
h
h
.
1 ln
lim
0
+
=
x
x
h
h
x
h
1 ln
lim
0
Turunan Fungsi
47
=
x
x
h
h
x
h
1 ln
lim
0
=
x
x
h
h
h
x
h
0
0
lim
1 ln lim
+
Mengingat (1) =ln dan (2) ) ( ln lim
0
x f
h
) ( lim
0
x f
h
e
x
h
h
x
h
=
1 lim
0
Sehingga diperoleh:
f (x) =
x
x
h
h
h
x
h
0
0
lim
1 ln lim
+
=
x
x
h
h
h
x
h
0
0
lim
1 lim ln
+
=
x
e ln
=
x
1
jika f(x) =ln x, maka f (x) =
x
1
J adi,
Selanjutnya jika y =
a
log x maka turunannya dapat dicari sebagai berikut.
y =
a
log x y =
a
x
ln
ln
=
a ln
1
ln x
Sehingga y =
a ln
1
x
1
=
a x ln
1
Turunan Fungsi
48
jika y =
a
log x , maka y =
a x ln
1
J adi,
3.8.6 Turunan Fungsi Eksponensial
Akan dicari turunan y =a
x
sebagai berikut.
y =a
x
ln y =ln a
x
ln y =x ln a
x =
a
y
ln
ln
x =
a ln
1
ln y
Sehingga
dy
dx
=
a ln
1
y
1
Diperoleh
dx
dy
=y ln a.
=a
x
ln a
jika y =a
x
, maka y =a
x
ln a
J adi,
Khususnya untuk a =e, jika y =e
x
, maka y =e
x
ln e
=e
x
jika y =e
x
, maka y =e
x
J adi,
Turunan Fungsi
49
3.8.7 Turunan Fungsi Hiperbolik
Definisi
sinh x =
2
x x
e e
coth x =
x tanh
1
=
x x
x x
e e
e e
+
cosh x =
2
x x
e e
+
sech x =
x cosh
1
=
x x
e e
+
2
tanh x =
x
x
cosh
sinh
=
x x
x x
e e
e e
csch x =
x sinh
1
=
x x
e e
2
J ika f(x) =sinh x, maka dengan menggunakan turunan fungsi eksponensial diperoleh
) ( ' x f =
2
x x
e e
dx
d
=
2
) (
x x
e e
=
2
x x
e e
+
=cosh x.
J adi,
jika f(x) =sinh x, maka f (x) = cosh x
3.9 Turunan Fungsi Parameter
Apabila disajikan persamaan berbentuk:
x =f(t)
y =g(t)
maka persamaan ini disebut persamaan parameter dari x dan y, dan t disebut
parameter. Dari bentuk parameter ini dapat dicari
dx
dy
dengan cara sebagai
berikut. Dari x =f(t) dibentuk t =h(x) dengan h fungsi invers dari f. Nampak
bahwa y =g(t) merupakan bentuk fungsi komposisi
y =g(t)
=g(h(x))
Turunan Fungsi
50
Diperoleh
dx
dy
=
dt
dy
dx
dt
atau
dx
dy
=
dt
dy
dt
dx
1
dx
dy
=
dt dx
dt dy
sehingga
SOAL
Carilah
dx
dy
untuk yang berikut
1. y =(3x
4
+2x
2
+x)(x
2
+7) 5. y =
9 3 4
1
2
+ x x
2. y =(x
3
+3x
2
)(4x
2
+2) 6. y =
1
1
+
x
x
3. y =
1 3
1
2
+ x
7. y =
1 2
1 3 2
2
+
+
x
x x
4. y =
1 5
2
2
x
Dengan aturan rantai tentukan
dx
dy
untuk yang berikut
8. y =(2 9x)
15
9. y =(5x
2
+2x 8)
5
15. y =sin
5 2
1 3
x
x
10. y =
9 2
) 9 3 4 (
1
+ x x
16. y =cos
4
1
2
x
x
11. y =sin (3x
2
+11x) 17. y =arcsin (3x
4
11x)
12. y =cos (3x
4
11x) 18. y =arctg (3x
4
11x)
8
13. y =sin
3
x 19. y =ln (5x
2
+2x 8)
14. y =
4
1
1
x
x
20. y =e
(2 9x)
Tentukan turunan fungs implisit berikut
21. x
2
+y
2
=9 26. 4x
3
+11xy
2
2y
3
=0
22. 4x
2
+9y
2
=36 27. xy +3y =10x
23. x y =4 28. xy +sin y =x
2
24. xy
2
x +16 =0 29. cos (xy) =y
2
+2x
25. x
3
3x
2
y+19xy =0 30. 6x xy 2 +xy
3
=y
2
Turunan Fungsi
51
Tentukan
dx
dy
untuk fungs parameter berikut
31. y =2 9t 34. x =ln (2t 9)
x =sin t y =(t
2
+7)
3
32. y =2 9t
2
35. x =e
(2t 9)
x =arc sin (t 1) y =cosec t
33. x =ln (2 9t) 36. y =sec (t 1)
y =sin t x =tg (t 1)
Turunan Fungsi
52
Integral
INTEGRAL
4
Definisi 4.0.1
Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan
D jika
F (x) = f(x)
untuk setiap x D.
Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan
dx x f ) ( = f (x).
Contoh 1
sin x, sin x + 5, sin x 7 adalah fungsi-fungsi integral tak tentu dari cos x pada
seluruh garis real, sebab derivatif mereka sama dengan cos x untuk semua x.
Sifat 4.0.2:
Misalkan f dan g mempunyai anti turunan dan k suatu konstanta, maka
1.
dx x kf ) ( =
[ =
dx x f k ) (
2.
+ dx x g x f )] ( ) (
+ dx x g dx x f ) ( ) (
Teorema 4.0.3
Jika F dan G keduanya integral tak tentu dari f pada interval I, maka F(x) dan G(x)
berselisih suatu konstanta pada I
Jadi F(x) G(x) = C dengan C sembarang konstanta.
Akibat 4.0.4
Jika F suatu fungsi integral tak tentu dari f , maka
dx x f ) ( = F(x) + C.
dengan C konstanta sembarang.
Thobirin, Kalkulus Integral
53
Integral
4.1 Rumus Dasar
1.
= dx x
n 1
1
1
+
+
n
x
n
+ C , n 1 11. dx
x
+
2
1
1
= arc tan x + C
2.
dx
x
1
= ln x + C , x 0 = arc cot x + C
3.
= e
x
+ C 12. dx e
x
dx
x
2
1
1
= arc sin x + C
4.
= dx a
x x
a
a ln
1
+ C , a 1 = arc cos x + C
a > 0
5.
1
1
2
= arc sec x + C
6.
= tan x + C 14. dx x
2
sec
dx x sinh = cosh x + C
8.
= cot x + C 15. dx x
2
csc
dx x cosh = sinh x + C
9.
dx x
2
) 2 (
2. dx
x
x x
+ +
3
2
1 2
3. dx
x
x
+ 1
4.
dx x x ) (sin
5.
dx
x
2
Thobirin, Kalkulus Integral
54
Integral
4.2 Integral dengan Substitusi
Masalah: Tentukan
+ dx x
2006
) 5 2 (
Untuk menyelesaikan permasalahan seperti ini dapat digunakan aturan seperti pada
teorema berikut.
Teorema 4.2.1
Jika u = g(x) yang didefinisikan pada interval I mempunyai invers x = g
1
(u) dan
fungsi-fungsi g dan g
1
keduanya mempunyai derivatif yang kontinu pada
intervalnya masing-masing, dan f kontinu pada interval di mana g
1
didefinisikan,
maka
dx x g x g f ) ( ' )} ( { =
du u f ) (
Contoh 2
Tentukan
+ dx x
2006
) 5 2 (
Penyelesaian:
Substitusikan u = 2x + 5 2 =
dx
du
du = 2 dx
maka =
+ dx x
2006
) 5 2 (
+ dx x 2 ) 5 2 (
2
1
2006
=
du u
2006
2
1
=
2007
2007
1
2
1
u + C
=
2007
) 5 2 (
4014
1
+ x + C
Contoh 3
Tentukan
+ dx x x
2006 2
) 5 3 (
Penyelesaian:
Substitusikan u = 3x
2
+ 5
dx
du
= 6x
du = 6x dx
Thobirin, Kalkulus Integral
55
Integral
maka =
+ dx x x
2006 2
) 5 3 (
+ dx x x 6 ) 5 3 (
6
1
2006 2
=
du u
2006
6
1
=
2007
2007
1
6
1
u + C
=
2007 2
) 5 3 (
12042
1
+ x + C
Contoh 4
Tentukan
dx x
2
1
cos
Penyelesaian:
Substitusikan u = x
2
1
2
1
=
dx
du
du =
2
1
dx
maka
dx x
2
1
2
1
cos 2 =
du u cos 2
= 2 sin u + C
= 2 sin x
2
1
+ C
SOAL
Tentukan:
1.
6. dx x
9
) 2 ( 3
dx
x
2
4
1
2.
7. + dx x x
9 2
) 2 5 (
+ +
2
) 1 ( 4 x
dx
3.
+
dx
x
4
) 3 (
8
8.
dx x x 1 2
2
4.
dx
x x ln
1
9.
dx x e
x
cos
sin
5.
dx
x
x) sin(ln
10.
dx e
x 4
Thobirin, Kalkulus Integral
56
Integral
4.3 Integral Parsial
Masalah: Tentukan
dx e x
x
Misalkan: u = f(x) ) ( ' x f
dx
du
= dx x f du ) ( ' = dx u du ' =
v = g(x) ) ( ' x g
dx
dv
= dx x g dv ) ( ' = dx v dv ' =
uv = f(x) g(x) ) ( ' ) ( ) ( ) ( '
) (
x g x f x g x f
dx
uv d
+ =
dx x g x f dx x g x f uv d ) ( ' ) ( ) ( ) ( ' ) ( + =
= ) (uv d dx uv dx v u ' ' +
= ) (uv d dv u du v +
Jika kedua ruas diintegralkan, diperoleh
uv =
+ dv u du v
dv u = uv
du v
Contoh 5
Tentukan
dx e x
x
Penyelesaian:
Misalkan u = x du = dx
dx e dv
x
=
x x
e dx e v = =
sehingga =
dx e x
x
dx e e x
x x
=
dx e e x
x x
= C e e x
x x
+
Contoh 6
Tentukan
dx e x
x 2
Penyelesaian:
Misalkan du = 2x dx
2
x u =
dx e dv
x
=
x x
e dx e v = =
Thobirin, Kalkulus Integral
57
Integral
sehingga =
dx e x
x 2
xdx e e x
x x
2
2
=
dx xe e x
x x
2
2
= C e e x e x
x x x
+ ) ( 2
2
= C e e x e x
x x x
+ + 2
2
Contoh 7
Tentukan 5.
dx x x cos
Penyelesaian:
Misalkan u = x du = dx
dx x dv cos = x dx x v sin cos = =
sehingga =
dx x x cos
dx x x x sin sin
= C x x x + + cos sin
Contoh 8
Tentukan
dx x e
x
cos
Penyelesaian:
Misalkan
x
e u = dx e du
x
=
dx x dv cos = x dx x v sin cos = =
sehingga =
dx x e
x
cos
dx e x x e
x x
sin sin
=
dx x e x e
x x
sin sin
misal
x
e u = dx e du
x
=
dx x dv sin =
= dx x v sin
x cos =
= { }
dx e x x e x e
x x x
cos ) cos ( sin
=
+ dx e x x e x e
x x x
cos cos sin
Diperoleh
= dx x e
x
cos
+ dx e x x e x e
x x x
cos cos sin
2
= dx x e
x
cos x e x e
x x
cos sin +
= dx x e
x
cos x e x e
x x
cos
2
1
sin
2
1
+ + C
Thobirin, Kalkulus Integral
58
Integral
SOAL
Tentukan:
1.
6. dx x x sin
dx x e
x
sin
2.
7. dx x x 2 sin
dx x arcsin
3.
8. dx x ln
dx arctan
4.
9.
dx e x
x
dx x x
2
ln
5.
10.
dx e x
x 2
dx
x
x ln ln
4.4 Integral yang Menghasilkan Arcus Tangen dan Logaritma
Ingat: dx
x
+
2
1
1
= arc tan x + C
Berdasarkan rumus di atas dapat dibuktikan bahwa untuk konstanta a 0, maka
berlaku:
dx
x a
+
2 2
1
=
a
1
arc tan
a
x
+ C (4.4.1)
Perhatikan penyebut dalam integran.
Selanjutnya akan dicari dx
c bx x
+ + 2
1
2
Jika f(x) = x
2
+ 2bx + c dengan D = 4b
2
4c < 0, maka f(x) definit positif dan
selalu dapat dibawa ke bentuk
f(x) = (x + b)
2
+ p
2
dengan p
2
= c b
2
> 0
sehingga dx
c bx x
+ + 2
1
2
= dx
p b x
+ +
2 2
) (
1
dan dengan menggunakan (4.4.1)
dapat diperoleh
dx
c bx x
+ + 2
1
2
=
p
b x
p
+
arctan
1
+ C (4.4.2)
dengan p =
2
b c
Thobirin, Kalkulus Integral
59
Integral
Contoh 9
Tentukan
+
dx
x
2
3
1
Penyelesaian:
Dengan menggunakan rumus (4.4.1) diperoleh
+
dx
x
2
3
1
=
3
1
arc tan
3
x
+ C
Contoh 10
Tentukan
+
dx
x 9
1
2
Penyelesaian:
Dengan menggunakan rumus (4.4.1) diperoleh
+
dx
x
2
3
1
= =
3
1
arc tan
3
x
+ C
Contoh 11
Tentukan
+ +
dx
x x 5 2
1
2
Penyelesaian:
b = 1
c = 5
p = 2 4 1 5
2
= =
Dengan rumus (4.4.2) diperoleh
+ +
dx
x x 5 2
1
2
=
2
1
arc tan
2
1 + x
+ C
Atau secara langsung dengan cara berikut:
+ +
dx
x x 5 2
1
2
=
+ +
dx
x 4 ) 1 (
1
2
=
2
1
arc tan
2
1 + x
+ C
Selanjutnya ingat:
dx
x
1
= ln x + C
Dengan rumus ini dapat ditunjukkan bahwa
dx
x g
x g
) (
) ( '
= ln ) (x g + C (4.4.3)
Thobirin, Kalkulus Integral
60
Integral
Contoh 11
Tentukan
+ +
+
dx
x x
x
4 2
2 2
2
Penyelesaian:
Dengan rumus (4.4.3) diperoleh
+ +
+
dx
x x
x
4 2
2 2
2
= 4 2 ln
2
+ + x x + C
Contoh 12
Tentukan
+ +
+
dx
x x
x
13 6
5
2
Penyelesaian:
+ +
+
dx
x x
x
13 6
5
2
=
+ +
+ +
dx
x x
x
13 6
2 ) 6 2 (
2
2
1
=
+ +
+
dx
x x
x
13 6
) 6 2 (
2
2
1
+
+ +
dx
x x 13 6
2
2
= 13 6 ln
2
1
2
+ + x x +
+ +
dx
x 4 ) 3 (
1
2
2
= 13 6 ln
2
1
2
+ + x x +
2
1
. 2 arc tan
2
3 + x
+ C
= 13 6 ln
2
1
2
+ + x x + arc tan
2
3 + x
+ C
SOAL
Tentukan:
1.
+ +
+
dx
x x
x
13 10
5
2
5.
+ +
+
dx
x x
x
7 4
2 3
2
2.
+
+
dx
x x
x
1 15
5
3
2
6.
+ +
+
dx
x x
x
13 6
1 5
2
3.
= dx
x
x
dx x
cos
sin
tan 7.
+
+
dx
x x
x
13 6
1 4
2
4.
+ +
dx
x x 7 4
5
2
8.
+
dx
x x
x
7 4
2 3
2
Thobirin, Kalkulus Integral
61
Integral
4.5 Integral Fungsi Pecah Rasional
P
n
(x) = a
o
+ a
1
x + a
2
x
2
+ a
3
x
3
+ ...+ a
n
x
n
dengan a
n
0 dinamakan polinomial (fungs
suku banyak) berderajat n.
Fungsi konstan P
o
(x) = a
o
dapat dipandang sebagai polinomial berderajat nol.
Fungsi pecah rasional adalah fungsi berbentuk
) (
) (
x D
x N
dengan N(x) dan D(x) polinomial-
polinomial.
Uraian mengenai integral fungsi pecah rasional dapat diperinci untuk beberapa kasus
sebagai berikut.
4.5.1 Keadaan N(x) = D(x)
Jika N(x) = D(x) maka berdasarkan rumus (4.4.3) diperoleh:
dx
x D
x N
) (
) (
= ln ) (x D + C
dan ini sudah dibahas pada bagian 4.4 sehingga tidak perlu diulang.
4.5.2 Keadaan derajat N(x) derajat D(x)
Lakukan pembagian N(x) oleh D(x) sehingga diperoleh bentuk
) (
) (
) (
) (
) (
x D
x R
x Q
x D
x N
+ = dengan derajat R(x) < derajat D(x)
Q(x) adalah polinom, sehingga integralnya sangat mudah.
Contoh 13
1.
+
dx
x
x
1
2
3
=
+
dx
x
x
x
1
2
= ...
2.
+ +
+
dx
x x
x x x
13 6
60 48 19
2
2 4
=
+ +
+
+ + dx
x x
x
x x
13 6
8 6
4 6
2
2
= ...
Kepada pembaca dipersilakan untuk melanjutkan penyelesaian kedua contoh
dalam contoh 13 di atas.
Dengan demikian yang perlu dipelajari lebih lanjut adalah keadaan dimana
derajat N(x) < derajat D(x) dan N(x) D(x)
Thobirin, Kalkulus Integral
62
Integral
4.5.3 Keadaan Derajat N(x) < Derajat D(x)
Pada pembahasan ini N(x) D(x). Tanpa mengurangi umumnya pembicaraan,
diambil koefisien suku pangkat tertinggi dari x dalam D(x) adalah satu. Untuk
menghitung
dx
x D
x N
) (
) (
, terlebih dahulu integran dipisah menjadi pecahan-
pecahan parsialnya.
Contoh 14
6 4
6 6
2 3
2
+ +
+
x x x
x
dapat dipecah menjadi pecahan-pecahan parsial berikut
3
15
2
10
1
1
6 4
6 6
2 3
2
+
+
+
=
+ +
+
x x x x x x
x
Jadi
+ +
+
dx
x x x
x
6 4
6 6
2 3
2
=
+
+
+
dx
x
dx
x
dx
x 3
15
2
10
1
1
=
+
+
+
dx
x
dx
x
dx
x 3
1
15
2
1
10
1
1
= C x x x + + + + 3 ln 15 2 ln 10 1 ln
Karena sebelum melakukan pengintegralan terlebih dahulu diadakan pemisahan
) (
) (
x D
x N
menjadi pecahan-pecahan parsialnya, maka sebelumnya perlu dipelajari
cara memisah
) (
) (
x D
x N
menjadi pecahan-pecahan parsialnya tersebut.
Memisah Pecahan Menjadi Pecahan Parsial
Dalam pembicaraan ini tetap diasumsikan:
1) derajat N(x) < derajat D(x)
2) koefisien suku pangkat tertinggi dari x dalam D(x) adalah satu
3) N(x) dan D(x) tidak lagi mempunyai faktor persekutuan
Thobirin, Kalkulus Integral
63
Integral
Menurut keadaan faktor-faktor D(x), dalam memisahkan
) (
) (
x D
x N
menjadi pecahan-
pecahan parsialnya dapat dibedakan menjadi 4 keadaan, yaitu:
a. Semua faktor D(x) linear dan berlainan
b. Semua faktor D(x) linear tetapi ada yang sama (berulang)
c. D(x) mempunyai faktor kuadrat dan semua faktor kuadratnya berlainan
d. D(x) mempunyai faktor kuadrat yang sama.
a. Semua faktor D(x) linear dan berlainan
Misalkan faktor-faktor D(x) adalah x a, x b, x c, dan x d, maka
D(x) = (x a) (x b) (x c) (x d).
Dibentuk
) (
) (
x D
x N
=
d x
D
c x
C
b x
B
a x
A
(1)
sebagai suatu identitas dalam x, sehingga untuk setiap nilai x yang diberikan maka
nilai ruas kiri dan nilai ruas kanan dalam (1) sama. Konstanta A, B, C, dan D adalah
konstanta-konstanta yang masih akan dicari nilainya.
Contoh 15
Pisahkan
6 4
6 6
2 3
2
+ +
+
x x x
x
atas pecahan-pecahan parsialnya.
Penyelesaian:
6 4
2 3
+ + x x x = 0 (x 1) (x + 2) (x + 3) = 0
Dibentuk
3 2 1 6 4
6 6
2 3
2
+
+
+
+
=
+ +
+
x
C
x
B
x
A
x x x
x
(2)
) 3 )( 2 )( 1 (
) 2 )( 1 ( ) 3 )( 1 ( ) 3 )( 2 (
6 4
6 6
2 3
2
+ +
+ + + + + +
=
+ +
+
x x x
x x C x x B x x A
x x x
x
) 2 )( 1 ( ) 3 )( 1 ( ) 3 )( 2 ( 6 6
2
+ + + + + + = + x x C x x B x x A x
untuk x = 1 ) 4 )( 3 ( 12 A = A = 1
untuk x = 2 30 = B(3)(1) B = 10
untuk x = 3 60 = C(4)(1) C = 15
Jika nilai A, B, dan C ini disubstitusikan ke dalam (2) maka diperoleh
3
15
2
10
1
1
6 4
6 6
2 3
2
+
+
+
=
+ +
+
x x x x x x
x
Thobirin, Kalkulus Integral
64
Integral
sehingga
+ +
+
dx
x x x
x
6 4
6 6
2 3
2
=
+
+
+
dx
x
dx
x
dx
x 3
15
2
10
1
1
= C x x x + + + + 3 ln 15 2 ln 10 1 ln
Pada bagian ini dijumpai bentuk
dx
a x
1
b. Semua faktor D(x) linear tetapi ada yang sama (berulang)
Misalkan faktor-faktor D(x) adalah x a, x b, x c, x c, x d, x d, dan x d,
maka D(x) = (x a) (x b) (x c)
2
(x d)
3
.
Selanjutnya dibentuk
) (
) (
x D
x N
=
3 2 2
) ( ) ( ) ( d x
G
d x
F
d x
E
c x
D
c x
C
b x
B
a x
A
(3)
Perhatikan suku-suku pecahan di ruas kanan terutama yang sesuai dengan akar sama
c dan d.
Contoh 16
Pisahkan
3
) 1 )( 2 ( + x x
x
atas pecahan-pecahan parsialnya.
Penyelesaian:
Dibentuk
3 2 3
) 1 ( ) 1 ( 1 2 ) 1 )( 2 ( +
+
+
+
+
+
=
+ x
D
x
C
x
B
x
A
x x
x
(4)
) 2 ( ) 1 )( 2 ( ) 1 )( 2 ( ) 1 (
2 3
+ + + + + + = x D x x C x x B x A x
untuk x = 1 1 = 3D
untuk x = 2 2 = 27A
untuk x = 0 0 = A 2B 2C 2D
untuk x = 1 1 = 8A 4B 2C D
Dari keempat persamaan tersebut diperoleh:
27
2
= A ,
27
2
= B ,
27
6
= C ,
3
1
= D
Jadi
3 2 3
) 1 (
3
1
) 1 (
27
6
1
27
2
2
27
2
) 1 )( 2 ( +
+
+
+
+
=
+ x x x x x x
x
Thobirin, Kalkulus Integral
65
Integral
Selanjutnya dapat dicari integral
+
dx
x x
x
3
) 1 )( 2 (
+
dx
x x
x
3
) 1 )( 2 (
=
+
+
+
+
+
dx
x
dx
x
dx
x
dx
x
3
3
1
2
27
6
27
2
27
2
) 1 ( ) 1 ( 1 2
= ...
Pada bagian ini dijumpai bentuk
dx
a x
1
dan
dx
a x
n
) (
1
n = 2, 3, ...
c. D(x) mempunyai faktor kuadrat dan semua faktor kuadratnya berlainan
Ingat teorema dalam aljabar berikut.
Teorema: Akar-akar tidak real persamaan derajat tinggi dengan koefisien real
sepasang-sepasang bersekawan, artinya jika a + bi suatu akar maka a bi
juga akar persamaan itu
Berdasarkan teorema tersebut maka apabila a + bi akar persamaan D(x) = 0 maka
demikian juga a bi, sehingga salah satu faktor D(x) adalah
{x (a + bi)}{ x (a bi)} = (x a)
2
+ b
2
yang definit positif.
Misal D(x) = (x p) (x q)
2
{(x a)
2
+ b
2
}{(x c)
2
+ d
2
} maka perlu dibentuk
) (
) (
x D
x N
=
2 2 2 2 2
) ( ) ( ) ( d c x
G Fx
b a x
E Dx
q x
C
q x
B
p x
A
+
+
+
+
+
+
(5)
Contoh 17
Pisahkan
1
3
3
x
x
atas pecahan-pecahan parsialnya.
Penyelesaian:
1
3
3
x
x
=
) 1 )( 1 (
3
2
+ + x x x
x
Dibentuk
1 1 1
3
2 3
+ +
+
+
=
x x
C Bx
x
A
x
x
) 1 )( ( ) 1 ( 3
2
+ + + + = x C Bx x x A x
untuk x = 1 3 = 3A
untuk x = 0 0 = A C
untuk x = 1 3 = A + 2B 2C
Setelah dicari nilai-nilai A, B, dan C diperoleh 1 = A , 1 = B , dan , sehingga 1 = C
Thobirin, Kalkulus Integral
66
Integral
1
1
1
1
1
3
2 3
+ +
+
+
=
x x
x
x x
x
Jadi
+ +
+
+
dx
x x
x
dx
x
dx
x
x
1
1
1
1
1
3
2 3
= ...
= ...
Pada bagian ini dijumpai bentuk
dx
a x
1
,
dx
a x
n
) (
1
n = 2, 3, ... , dan
+
+
dx
b a x
B AX
2 2
) (
d. D(x) mempunyai faktor kuadrat yang sama
Berdasarkan teorema dalam bagian c di atas maka apabila a + bi merupakan akar
berlipat k dari persamaan D(x) = 0 maka demikian juga a bi, dan faktor-faktor dari
D(x) yang sesuai dengan akar-akar ini adalah {(x a)
2
+ b
2
}
k
.
Misal D(x) = (x p) (x q)
2
{(x a)
2
+ b
2
}{(x c)
2
+ d
2
}
3
maka perlu dibentuk
) (
) (
x D
x N
=
2 2 2 2 2 2 2 2
} ) {( ) ( ) ( ) ( d c x
J Hx
d c x
G Fx
b a x
E Dx
q x
C
q x
B
p x
A
+
+
+
+
+
+
+
+
+
3 2 2
} ) {( d c x
L Kx
+
+
+
Contoh 18
Pisahkan
2 2
2 3
) 1 )( 2 (
1 5 2 3
+
+
x x
x x x
atas pecahan-pecahan parsialnya.
Penyelesaian:
Dengan cara seperti yang telah diberikan sebelumnya didapatkan
2 2
2 3
) 1 )( 2 (
1 5 2 3
+
+
x x
x x x
=
2 2 2
) 1 ( 1
1
2
1
+
x
x
x
x
x
Thobirin, Kalkulus Integral
67
Integral
Jadi
+
+
dx
x x
x x x
2 2
2 3
) 1 )( 2 (
1 5 2 3
=
+
dx
x
x
dx
x
x
dx
x
2 2 2
) 1 ( 1
1
2
1
Pada bagian ini dapat muncul bentuk
+
+
dx
b a x
B AX
n
} ) {(
2 2
, n = 2, 3, ... , dan
Dalam mencari
dx
x D
x N
) (
) (
kita dihadapkan kepada empat jenis integral yang
berbentuk:
(1)
dx
a x
1
(2)
dx
a x
n
) (
1
n = 2, 3, ...
(3)
+
+
dx
b a x
B AX
2 2
) (
(4)
+
+
dx
b a x
B AX
n
} ) {(
2 2
, n = 2, 3, ...
Tiga bentuk yang pertama telah dapat diselesaikan menggunakan teori-teori yang
sudah diberikan. Adapun integral bentuk keempat dapat diselesaikan dengan
substitusi y = x a sebagai berikut.
+
+
dx
b a x
B AX
n
} ) {(
2 2
=
+
+ +
dy
b y
B aA Ay
n
} {
2 2
=
+
+
+
+
+
dy
b y
B aA
b y
b y d A
n n
} { } {
) (
2
2 2 2 2
2 2
Integral untuk suku pertama pada ruas terakhir bukan masalah karena berbentuk
n
u
du
, n = 2, 3, ... Sedangkan integral pada suku keduanya dapat diubah menjadi
+
+
dy
b y
B aA
n
} {
2 2
=
+
+
n n
b
y
dy
b
B aA
2
2
1
=
{ }
+
+
n n
t
dt
b
B aA
2
1 2
1
dengan
b
y
t =
Untuk menghitung integral
{ }
+
n
t
dt
2
1
dapat digunakan rumus reduksi berikut
Thobirin, Kalkulus Integral
68
Integral
{ }
+
n
t
dt
2
1
=
{ }
+
+
+
1
2
1 2
1
2 2
3 2
) 1 )( 2 2 (
n n
t
dt
n
n
t n
t
Dalam tulisan ini tidak diberikan bukti rumus reduksi tersebut.
Contoh 19
Selesaikan
+ +
+
dx
x x
x
2 2
) 13 4 (
3
.
Penyelesaian:
+ +
+
dx
x x
x
2 2
) 13 4 (
3
=
+ +
+ +
dx
x x
x
2 2
2
1
) 13 4 (
1 ) 4 2 (
=
+ +
+
+ +
+
dx
x x
dx
x x
x
2 2 2 2 2
1
) 13 4 (
1
) 13 4 (
4 2
=
+ +
+
+ +
+ +
dx
x x x
x x d
2 2 2 2
2
2
1
} 9 ) 2 {(
1
) 13 4 (
) 13 4 (
=
+ +
+
+ +
+ +
dx
x x x
x x d
2 2 2 2
2
2
1
} 9 ) 2 {(
1
) 13 4 (
) 13 4 (
=
[ ] { }
+ +
+
+ +
dx
x
x x
2
2
2 2
1
1 3 / ) 2 ( 9
1
13 4
1
=
[ ] { }
+ +
+
+ +
dx
x
x x
2
2
81
1
2 2
1
1 3 / ) 2 (
1
13 4
1
Untuk
[ ] { }
+ +
dx
x
2
2
81
1
1 3 / ) 2 (
1
substitusikan dx dt
x
t
3
1
,
3
2
=
+
= sehingga
[ ] { }
+ +
dx
x
2
2
81
1
1 3 / ) 2 (
1
=
{ }
+
dt
t
2
2
27
1
1
1
=
{ }
+
+
dt
t t
t
1
1
2 2 . 2
3 2 . 2
) 1 )( 2 2 . 2 ( 27
1
2
=
{ }
+
+
+
dt
t t
t
1
1
2
1
) 1 ( 2 27
1
2
=
+
+
t
t
t
arctan
2
1
) 1 ( 2 27
1
Thobirin, Kalkulus Integral
69
Integral
=
+
+
+
+
+
3
2
arctan
2
1
) 1 ( 2 . 3
2
27
1
3
2
x x
x
=
+
+
+ +
+
3
2
arctan
2
1
) 2 ( 2 6
2
27
1 x
x
x
=
3
2
arctan
54
1
10 2
2
27
1 +
+
+
+ x
x
x
Jadi
+ +
+
dx
x x
x
2 2
) 13 4 (
3
=
[ ] { }
+ +
+
+ +
dx
x
x x
2
2
81
1
2 2
1
1 3 / ) 2 (
1
13 4
1
=
13 4
1
2 2
1
+ +
x x
+
3
2
arctan
54
1
10 2
2
27
1 +
+
+
+ x
x
x
+ C.
LATIHAN
1.
+
dx
x x
x
4 3
2
4.
+
dx
x x
x
) 1 ( ) 1 (
2 2 2
2.
+
+
dx
x x
x
) 4 ( ) 1 (
3
2
5.
+
dx
x x
x x x
2
2 3 4
2 3 2 2
3.
+
dx
x
x
2 2
) 1 (
6.
+ +
dx
x
x x
3 2
2 3
) 2 (
1 4
4.6 Integral Fungsi Trigonometri
4.6.1 Rumus-rumus Sederhana
dx x cos = sin x + C
dx x tan = ln cos x+ C
dx x sin = cos x + C
dx x cot = ln sin x+ C
dx x
2
sec = tan x + C
dx x
2
csc = cot x + C
dx x x R sin ) (cos
Jika R fungsi rasional maka
dx x x R cos ) (sin =
) (sin ) (sin x d x R
=
dy y R ) (
Thobirin, Kalkulus Integral
70
Integral
dx x x R sin ) (cos =
) (cos ) (cos x d x R
=
dt t R ) (
Dengan mengingat rumus cos
2
x + sin
2
x = 1, maka:
dy y y R ) 1 , (
2
dt t t R ) 1 , (
2
Contoh 20
1.
dx x
3
sin
4.6.3 Integral dengan memperhatikan rumus-rumus
sin x sin y = )} cos( ) {cos(
2
1
y x y x +
sin x cos y = )} sin( ) {sin(
2
1
y x y x + +
cos x cos y = )} cos( ) {cos(
2
1
y x y x + +
sin
2
x = } 2 cos 1 {
2
1
x
cos
2
x = } 2 cos 1 {
2
1
x +
Contoh 21
Carilah
1.
dx x x 2 sin 3 sin
2.
dx x x 2 cos 3 sin
3.
dx x x 2 cos 3 cos
4.
dx x
2
sin
5.
dx x
4
sin
4.6.4 Substitusi x y
2
1
tan =
Jika R(sin x, cos x) fungsi rasional dalam sin x dan cos x, maka
dapat dibawa menjadi integral fungsi rasional dalam y dengan
menggunakan substitusi
dx x x R ) cos , (sin
x y
2
1
tan = .
Thobirin, Kalkulus Integral
71
Integral
x y
2
1
tan = x = 2 arc tan y dy
y
dx
2
1
2
+
=
Selanjutnya perhatikan
2
1 y +
x
2
1
y
1
Memperhatikan gambar di atas dapat dipahami bahwa
x
2
1
sin =
2
1 y
y
+
dan x
2
1
cos =
2
1
1
y +
sin x = ) . 2 sin(
2
1
x
= x x
2
1
2
1
cos sin 2 = 2
2
1 y
y
+
2
1
1
y +
=
2
1
2
y
y
+
Jadi sin x =
2
1
2
y
y
+
.
Dengan menggunakan rumus cos x = ) . 2 cos(
2
1
x diperoleh
cos x =
2
2
1
1
y
y
+
tan x =
2
1
2
y
y
cot x =
y
y
2
1
2
Contoh 22
Carilah: 1.
+ x
dx
sin 1
2.
+ x x
dx
cos sin
3.
+ x
dx
cos 1
4.
dx x csc
Thobirin, Kalkulus Integral
72
Integral
4.6.5 Integral R(tan x)
Jika integran fungsi rasional dalam tan x saja, maka dapat dijadikan integral
fungsi rasional dalam y dengan substitusi y = tan x, sehingga x = arc tan y dan
2
1 y
dy
dx
+
= .
Jadi
+
= dy
y
y R
dx x R
2
1
) (
) (tan
Contoh 23
Carilah: 1. 2.
dx x tan
+ x
dx
tan 1
4.6.6 Rumus Reduksi untuk Integral Fungsi Trigonometri
Jika n bilangan bulat positif, maka:
=
+
dy y dx x
n n
) 1 ( sin
2 1 2
dengan y = cos x
=
+
dt t dx x
n n
) 1 ( cos
2 1 2
dengan t = sin x
Untuk n bilangan genap positif dapat digunakan rumus:
+ = dx x
n
n
n
x x
dx x
n
n
n 2
1
cos
1 cos sin
cos
= dx x
n
n
n
x x
dx x
n
n
n 2
1
sin
1 sin cos
sin
= dx x
n
x
dx x
n
n
n 2
1
tan
1
tan
tan
= dx x
n
x
dx x
n
n
n 2
1
cot
1
cot
cot
= dx x
n
n
n
x x
dx x
n
n
n 2
1
sec
1
2
1
sec sin
sec
= dx x
n
n
n
x x
dx x
n
n
n 2
1
csc
1
2
1
csc cos
csc
Bukti rumus-rumus di atas tidak diberikan dalam tulisan ini.
Thobirin, Kalkulus Integral
73
Integral
LATIHAN
4.7 Integral Fungsi Irrasional
Dalam tulisan ini dibahas beberapa jenis integral fungsi irrasional. Pada dasarnya
integral ini diselesaikan dengan mengubah integral irrasional menjadi integral
rasional, baik rasional aljabar maupun trigonometri.
4.7.1 Rumus yang perlu dihafal
1) dx
x a
2 2
1
= C
a
x
+ arcsin
2) dx
a x x
a
2 2
= arc sec C
a
x
+
3) dx
a x
+
2 2
1
= C a x x + + +
2 2
ln
4) dx
a x
2 2
1
= C a x x + +
2 2
ln
5) dx x a
2 2
= C
a
x a
x a
x
+ + arcsin
2 2
2
2 2
6) dx a x
+
2 2
= C a x x
a
a x
x
+ + + + +
2 2
2
2 2
ln
2 2
7) dx a x
2 2
= C a x x
a
a x
x
+ + +
2 2
2
2 2
ln
2 2
Dua rumus pertama mudah dibawa ke bentuk rumus integral dasar dengan
substitusi
a
x
y = . Sedangkan rumus-rumus yang lain dapat dibuktikan dengan
menggunakan metode yang akan diterangkan pada bagian 4.7.4.
Thobirin, Kalkulus Integral
74
Integral
4.7.2 Bentuk Irrasional Satu Suku
ntuk irrasional dari satu macam suku, misalnya x, Jika integran hanya memuat be
maka integral dapat dijadikan integral rasional dengan substitusi
n
x y = dimana n
kelipatan persekutuan terkecil dari pangkat-pangkat akar.
Contoh 24
+
dx
x
x
3
6
x y =
1
diambil substitusi , sehingga dan
.7.3 Satu-satunya Bentuk Irrasional
6
y x = dy y dx
5
6 =
c bx ax + +
2
Dalam hal ini
4
c bx ax + +
2
se tu bagai satu-sa nya bentuk irrasional di dalam
tegran dapat d integran, maka in ijadikan rasional dengan substitusi
c bx ax + +
2
= y a x + , jika a > 0
atau
c bx c xy + ax
2
+ + = , jika c 0
Dengan substitusi yang pertama diperoleh
b a y
c y
x
=
2
) (
2
dan dx dapat dinyatakan
ke dalam bentuk rasional dalam y kali dy.
Contoh 25
+
dx
x x x 2 6 ) 3 (
1
y x x x + = + 2 6
2
2
diambil substitusi , sehingga
) 3 ( 2
) 2 (
2
+
=
y
y
x dan dy
y
y y
dx
2
2
) 3 (
2 6
2
1
+
+ +
= . Selanjutnya dapat diselesaikan seperti
integral raasional
.7.4 Substitusi Trigonometri
mus trigonometri
+ tan
2
x = sec
2
x
bentuk-bentuk irra rasional fungsi
4
Dengan memperhatikan ru
cos
2
x + sin
2
x = 1 dan 1
sional berikut dapat dijadikan bentuk
trigonometri.
Thobirin, Kalkulus Integral
75
Integral
Thobirin, Kalkulus Integral
76
entuk Substitusi Diferensial B
2 2
x a x = a sin dx = a cos d
2 2
a x x = a sec dx = a sec tan d
2 2
x a + x = a tan dx = a sec
2
d
Contoh 26
= C
a
x a
x a
x
+ + arcsin
2 2
2
2 2
dx x a
2 2
1. Buktikan
dx
x
2
9
1
2. Gunakan substitusi x = a sin untuk menentukan
dx
x x x
+ 2 6 ) 3 (
1
2
3. Carilah
ATIHAN 4.7 L
1. d
1
x
x x
2 2
1
2. dx
x
x
2
1
dx
x x x
+ 1 4 ) 2 (
1
2
3.
dx
x x x
+ 8 4 ) 2 (
1
2
4.
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
77
INTEGRAL TERTENTU
5.1 Pengertian Integral Tertentu
Definisi 5.1.1
Partisi P pada interval [a,b] adalah suatu subset berhingga P ={x
0
, x
1
, x
2
, , x
n
} dari
[a,b] dengan a =x
0
< x
1
< x
2
< < x
n
=b.
J ika P ={x
0
, x
1
, x
2
, , x
n
} partisi pada [a,b] maka Norm P, ditulis P , didefinisikan
sebagai P =max{x
i
x
i-1
1 =1, 2, 3, , n}.
a =x
0
x
1
x
2
x
n
=b.
Contoh 1:
Pada interval [3, 3], suatu partisi P ={3,
2
1
1 ,
2
1
,
3
1
, 2, 3}mempunyai norm:
P =max{
2
1
1 (3),
2
1
(
2
1
1 ),
3
1
(
2
1
), 2
3
1
, 3 2}
=max{
2
3
, 1,
6
5
,
3
5
, 1}
=
3
5
.
J ika f fungsi yang didefinisikan pada [a,b], P ={x
0
, x
1
, x
2
, , x
n
} suatu partisi pada
[a,b], w
i
[x
i-1
, x
i
], dan x
i
=x
i
x
i-1
, maka disebut Jumlah Riemann f pada
[a,b].
=
n
i
i i
x w f
1
) (
w
1
w
2
w
3
w
4
w
i
w
n
x
0
=a x
1
x
2
x
3
x
4
x
i-1
x
i
x
n
-
1
b =x
n
-
1
y =f(x)
5
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
78
Contoh 2:
Fungsi f pada [3, 3] didefinisikan dengan f(x) =x
2
1 dan P ={3,
2
1
1 ,
2
1
,
3
1
, 2, 3} partisi
pada [3, 3]. Dipilih titik-titik: w
1
=2, w
2
=
2
1
, w
3
=0, w
4
=
2
1
1 , w
5
=
3
2
2 .
w
1
=2 f(w
1
) =3 x
1
=
2
3
f(w
1
).x
1
=
2
9
w
2
=
2
1
f(w
2
) =
4
3
x
2
=1 f(w
2
).x
2
=
4
3
w
3
=0 f(w
3
) =1 x
3
=
6
5
f(w
3
).x
3
=
6
5
w
4
=
2
1
1 f(w
4
) =
4
5
x
4
=
3
5
f(w
4
).x
4
=
12
25
w
5
=
3
2
2 f(w
5
) =
9
55
x
5
=1 f(w
5
).x
5
=
9
55
J umlah Riemann fungsi f tersebut pada interval [3, 3] bersesuaian dengan partisi P di atas
adalah
=
=
5
1
) (
i
i i
x w f
9
100
.
J ika P ={3,
2
1
1 , 1,
2
1
,
3
1
, 2, 2
2
1
, 3} partisi pada [3, 3] dan w
1
=2, w
2
=1, w
3
=
2
1
,
w
4
=0, w
5
=
2
1
1 , w
6
=
3
1
, serta w
7
= 2
4
3
tentukan jumlah Riemann fungsi f pada [3, 3]
bersesuaian dengan partisi P ini.
2
Definisi 5.1.2
1. J ika f fungsi yang terdefinisi pada [a,b] maka: L x w f
n
i
i i
P
=
1
0
) ( lim jika dan hanya jika
untuk setiap bilangan positif terdapat bilangan positif sehingga untuk setiap partisi
P ={x
0
, x
1
, x
2
, , x
n
} pada [a,b] dengan P < , berlaku
=
n
i
i i
L x w f
1
) ( < .
2. J ika f fungsi yang terdefinisi pada [a,b] dan
n
i
i i
P
x w f
1
0
) ( lim ini ada, maka limit tersebut
dinamakan integral tertentu (Integral Riemann) fungsi f pada [a,b]. Selanjutnya f
dikatakan integrable pada [a,b] dan integralnya ditulis .
b
a
dx x f ) (
J adi =
b
a
dx x f ) (
=
n
i
i i
P
x w f
1
0
) ( lim
3. J ika f integrable pada [a,b] maka: a. =
a
b
dx x f ) (
b
a
dx x f ) (
b. J ika a =b maka = =0
b
a
dx x f ) (
a
a
dx x f ) (
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
79
Dari definisi 5.1.2 bagian 2 dapat dipahami bahwa jika , maka
=
0 ) ( > x f
b
a
dx x f ) (
=
n
i
i i
P
x w f
1
0
) ( lim secara geometris menyatakan luas daerah di bawah kurva
, di atas sumbu X, di antara garis x =a dan x =b. ) (x f y =
Contoh 3:
J ika f(x) =x +3, tentukan .
+
3
2
) 3 ( dx x
Penyelesaian:
-3 -2 -1 0 1 2 3
Y
f(x) =x +3
3
Buat partisi pada [2, 3] dengan menggunakan n
interval bagian yang sama panjang. J adi panjang
setiap interval bagian adalah x =
n
5
.
Dalam setiap interval bagian [x
i-1
,x
i
] partisi
tersebut diambil w
i
=x
i
.
Akan dicari nilai
n
i
i i
P
x w f
1
0
) ( lim .
X
x
0
=2
x
1
=2 +x =2 +
n
5
x
2
=2 +2x =2 +2(
n
5
)
x
3
=2 +3x =2 +3(
n
5
)
.
:
x
i
=2 +i.x =2 +i(
n
5
)
.
:
x
n
=2 +n.x =2 +n(
n
5
) =3
Karena untuk setiap i =1, 2, 3, , n dipilih w
i
=x
i
maka w
i
=2 +i(
n
5
)=2 +
n
i 5
, sehingga
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
80
f(w
i
) =w
i
+3
= (2 +
n
i 5
) +3
=1 +
n
i 5
J adi jumlah Riemann fungsi f pada [2, 3] bersesuaian dengan partisi P tersebut adalah
=
n
i
i i
x w f
1
) ( =
+
n
i
n n
i
1
5 5
1
=
+
n
i
n
i
n
1
5
1
5
=
= =
+
n
i
n
i
n
i
n n
1 1
5 5
1
5
=
= =
+
n
i
n
i
i
n n
1
2
1
25
1
5
= )} 1 ( {
25
) (
5
2
1
2
+ + n n
n
n
n
=5 +
+
n
1
1
2
25
J ika P 0 maka n , sehingga:
n
i
i i
P
x w f
1
0
) ( lim =
+ +
n
n
1
1
2
25
5 lim
=
2
1
17
J adi =
+
3
2
) 3 ( dx x
2
1
17 .
Contoh 4:
Tentukan .
b
a
dx
Penyelesaian:
Dalam hal ini f(x) =1 untuk setiap x [a,b]. Ambil sembarang partisi P ={x
0
, x
1
, x
2
, , x
n
}
pada [a,b] dan sembarang titik w
i
[x
i-1
, x
i
], i =1, 2, 3, , n, maka
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
81
=
n
i
i i
x w f
1
) ( = dan x
i
=x
i
x
i-1
=
n
i
i
x
1
. 1
=
n
i
i i
x x
1
1
) (
=(x
1
x
0
) +(x
2
x
1
) +(x
3
x
2
) + +(x
n
x
n-1
)
=x
n
x
0
=b a
J adi
n
i
i i
P
x w f
1
0
) ( lim = ) ( lim
0
a b
P
=b a
Dengan demikian =b a.
b
a
dx
Teorema 5.1.3 (Teorema Fundamental Kalkulus)
J ika f integrable pada [a,b] dan F suatu anti turunan dari f pada [a,b]
(atau F(x) =f(x) untuk setiap x [a,b]), maka : =F(b) F(a)
b
a
dx x f ) (
F(b) F(a) biasa ditulis [ ]
b
a
x F ) (
Bukti:
Ambil sembarang partisi P ={x
0
, x
1
, x
2
, , x
n
} pada [a,b]. Karena F(x) =f(x) untuk setiap
x [a,b] maka F(x) =f(x) untuk setiap x [x
i-1
, x
i
], i =1, 2, 3, , n. Berdasarkan teorema
nilai rata-rata maka terdapat w
i
[x
i-1
, x
i
] sehingga
F(x
i
) F (x
i-1
) =F(w
i
) (x
i
x
i-1
)
=f(w
i
) (x
i
x
i-1
) i =1, 2, 3, , n
Diperoleh:
=
n
i
i i
x w f
1
) ( =
n
i
i i i
x x w f
1
1
) )( (
=
n
i
i i
x F x F
1
1
)} ( ) ( {
={F(x
1
) F(x
0
)} +{F(x
2
) F(x
1
)} +{F(x
3
) F(x
2
)} + +{F(x
n
) F(x
n-1
)}
=F(x
n
) F(x
0
)
=F(b) F(a)
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
82
n
i
i i
P
x w f
1
0
) ( lim = )} ( ) ( { lim
0
a F b F
P
=F(b) F(a).
J adi
=F(b) F(a)
b
a
dx x f ) (
Contoh 5
+
3
2
) 3 ( dx x =[ ]
3
2
2
2
1
3
+ x x = )} 2 ( 3 ) 2 ( { )} 3 ( 3 ) 3 ( {
2
2
1
2
2
1
+ + =
2
1
17 .
Contoh 6
Tentukan integral berikut.
1.
2
2
3
dx x
2.
dx x sin
Teorema 5.1.4
J ika f integrable pada [a,b] dan c (a,b) maka = +
b
a
dx x f ) (
c
a
dx x f ) (
b
c
dx x f ) (
Teorema 5.1.5
1. k konstanta
=
b
a
b
a
dx x f k dx x kf ) ( ) (
2.
+ = +
b
a
b
a
b
a
dx x g dx x f dx x g x f ) ( ) ( )} ( ) ( {
3. J ika f(x) 0 untuk setiap x [a,b] maka 0.
b
a
dx x f ) (
4. J ika f(x) g(x) untuk setiap x [a,b] maka
b
a
dx x f ) (
b
a
dx x g ) (
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
83
5.2 Aplikasi Integral
5.2.1 Luas Daerah
Berdasarkan pengertian integral tertentu (Integral Riemann) pada definisi 5.1.2 dan
uraian di atas dapat dipahami bahwa jika , maka secara geometris
menyatakan luas daerah di antara kurva
0 ) ( > x f
) (x
b
a
dx x f ) (
f y = dan sumbu X serta dibatasi oleh garis-garis
x =a dan x =b. J adi
=
b
a
dx x f A ) (
Contoh 7
Tentukan luas daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva y =x +3, sumbu X, garis x =2 dan
garis x =3.
Penyelesaian:
A = =
+
3
2
) 3 ( dx x [ ]
3
2
2
2
1
3
+ x x = )} 2 ( 3 ) 2 ( { )} 3 ( 3 ) 3 ( {
2
2
1
2
2
1
+ + =
2
1
17 .
Contoh 8
Tentukan luas daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva , sumbu X, garis x =2 dan garis
x =2.
3
x y =
Penyelesaian:
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
84
Y
) (x f y =
) (x g y =
a b X
Selanjutnya jika suatu daerah dibatasi oleh dua kurva ) (x f y = dan serta
garis-garis x =a dan x =b seperti gambar di atas, maka luas daerahnya adalah sebagai berikut
) (x g y =
{ }
=
b
a
dx x g x f A ) ( ) (
b
Contoh 9
Tentukan luas daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva dan .
4
x y =
2
2 x x y =
Penyelesaian:
Menentukan batas-batas dicari dengan menentukan akar-akar persamaan
yang dapat kita temukan akar-akarnya adalah x =0 dan x =1.
2 4
2 x x x =
sehingga luasnya adalah A = =
1
0
4 2
) 2 ( dx x x x
1
0
5 3 2
5
1
3
1
x x x =
15
7
5
1
3
1
1 = .
2
2 x x y =
Y
4
x y =
X
0
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
85
Selanjutnya jika suatu daerah dibatasi oleh dua kurva ) (y x = dan ) (y x = serta
garis-garis y =c dan y =d seperti gambar di bawah ini, maka luas daerahnya adalah sebagai
berikut
{ }
=
d
c
dy y y A ) ( ) (
Y
d
x =(y)
x = (y)
c
X 0
Contoh 10
Tentukan luas daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva dan x y 4
2
= 4 3 4 = y x .
Penyelesaian:
4 3 4 = y x
Menentukan batas-batas dengan mencari akar-akar persamaan yang
diperoleh y =1 dan y =4.
4 3
2
+ = y y
x y 4
2
= ekuivalen dengan
2
4
1
y x = dan 4 3 4 = y x ekuivalen dengan ) 4 3 (
4
1
+ = y x
Y
0
x y 4
2
=
X
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
86
sehingga luasnya adalah A =
+
4
1
2
4
1
) 4 3 (
4
1
dy y y = {
+
4
1
2
4 3
4
1
dy y y } =
24
125
.
5.2.2 Volume Benda Putar
a. Metode Cincin
Y
0
y =f(x)
a b
X
1 i
x
i
x w
i
f(w
i
)
J ika daerah yang dibatasi kurva y =f(x), sumbu X, garis-garis x =a dan x =b diputar
mengelilingi sumbu X sebagai sumbu putar, maka volume benda putar yang terjadi dapat dicari
sebagai berikut.
Dibuat partisi P ={x
0
, x
1
, x
2
, , x
n
} pada [a,b]. Untuk setiap i =1, 2, , n dipilih satu
titik w
i
[x
i-1
, x
i
], selanjutnya dibuat persegi panjang dengan panjang f(w
i
) dan lebar
x
i
=x
i
x
i-1
. J ika persegi panjang ini diputar terhadap sumbu X, maka diperoleh silinder
hampiran dengan volume
{ }
i i i
x w f V =
2
) (
f(x
i
)
x
i
Akibatnya diperoleh jumlahan Riemann
{ }
= =
=
n
i
i i
n
i
i
x w f V
1
2
1
) (
Apabila P 0 maka diperoleh volume benda putar yang dimaksud, yaitu
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
87
{ }
=
n
i
i i
P
X
x w f V
1
2
0
) ( lim
= = { }
b
a
dx x f
2
) ( { }
b
a
dx x f
2
) (
J adi J adi
{ }
=
b
a
X
dx x f V
2
) ( { }
=
b
a
X
dx x f V
2
) (
Selanjutnya apabila daerah yang dibatasi oleh dibatasi oleh dua kurva Selanjutnya apabila daerah yang dibatasi oleh dibatasi oleh dua kurva ) (x f y ) (x f y
= dan
serta garis-garis x =a dan x =b seperti gambar di bawah ini diputar mengelilingi
sumbu X sebagai sumbu putar, maka volume benda yang terjadi adalah
) (x g y =
{ } { } [ ]
=
b
a
X
dx x g x f V
2 2
) ( ) (
0 X
a b
Y
y = f(x)
y = g(x)
Dengan cara sama, jika daerah yang dibatasi kurva x =(y), sumbu Y, garis-garis y =c
dan y =d diputar mengelilingi sumbu Y sebagai sumbu putar, maka volume benda putar yang
terjadi adalah.
{ }
=
d
c
Y
dy y V
2
) (
Demikian pula apabila daerah yang dibatasi oleh dua kurva ) (y x = dan ) (y x =
serta garis-garis y =c dan y =d diputar mengelilingi sumbu Y sebagai sumbu putar, maka
volume benda yang terjadi adalah
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
88
{ } { } [ ]
=
d
c
Y
dy y y V
2 2
) ( ) (
Contoh 11
Tentukan volume benda putar yang terjadi apabila daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva
x y = , sumbu X dan garis x =4 diputar mengelilingi sumbu X.
Penyelesaian:
x y =
Y
X
0
4
{ }
=
4
0
2
dx x V
X
= 8
2
1
4
0
2
4
0
=
x dx x
Contoh 12
Tentukan volume benda putar yang terjadi apabila daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva
, sumbu Y dan garis x =3 diputar mengelilingi sumbu Y.
3
x y =
Penyelesaian:
3
y x =
Y
X
0
3
Karena maka
3
x y =
3
y x = , sehingga
{ }
5
9 9
5
3
3
3
5
3
0
3
0
2
3 3
2
=
= = =
y dy y dy y V
Y
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
89
Contoh 13
nda putar yang terjadi apabila dae Tentukan volume be rah tertutup yang dibatasi oleh dua kurva
diputar mengelilingi sumbu X.
Penyel
Dapat dicari bahwa perpotongan kedua kurva adalah di (0, 0) dan (2, 4). J ika
aka
2
x y = dan y x 8
2
=
esaian:
x y 8
2
=
x y 8 = m . Perhatikan gambar berikut.
{ } { } [ ] [ ]
48 1
4 8 8
2
5 2
2
4
2
2
2
2
=
= = =
x x dx x x dx x x V
entukan pula apabila daerah tersebut diputar mengelilingi sumbu Y.
benda pejal (ruang antara tabung besar dan kecil)
adalah
5 5
0 0 0
X
T
b. Metode Kulit Tabung
Perhatikan gambar di samping.
Volume
h ) r r V (
2
1
2
2
=
h r r ) (
2
1
2
2
=
h r r r r ) )( (
1 2 1 2
+ =
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
90
h r r
r r
1 2
+
= ) (
2
2
1 2
Rumusan ini dapat ditulis sebagai
V r h r = 2
dengan
2
1 2
r r
r
+
= dan
1 2
r r r =
Misalkan diketahui daerah dibatasi oleh kurva y =f(x), sumbu X serta garis-garis x =a
dan x =b. Apabila daerah tersebut diputar mengelilingi sumbu Y sebagai sumbu putarnya,
maka volume benda putar yang terjadi dapat dicari sebagai berikut.
titik
Dibuat partisi P ={x
0
, x
1
, x
2
, , x
n
} pada [a,b]. Untuk setiap i =1, 2, , n dipilih satu
2
1
+
=
i i
i
x x
w [x
i-1
, x
i
], selanjutnya dibuat persegi panjang dengan panjang f(w
i
) dan
dan lebar x
i
=x
i
x
i-1
. J ika persegi panjang ini diputar terhadap sumbu Y, maka diperoleh
tabung hampiran dengan volume
i i i i
x w f w V = ) ( 2
Akibatnya diperoleh jumlahan Riemann
Apabila
=
n n
= = i
i i i
i
i
x w f w V
1 1
) ( 2
P 0 maka diperoleh volume benda putar yang dimksud, yaitu a
= f
n
i
i i i
P
Y
x w w V
1
0
) ( lim 2
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
91
=
J adi
a kurva
b
a
dx x f x ) ( 2
=
Y
dx x f x V ) ( 2
b
a
Selanjutnya apabila daerah yang dibatasi oleh dibatasi oleh du ) (x f y = dan
serta garis-garis x =a dan x =b seperti gambar di bawah ini diputa
sumbu Y sebagai sumbu putar, maka volume benda yang terjadi adalah
]
serta garis-garis y =c dan y =d i
sumbu putarnya, maka volume
) (x g y = r mengelilingi
[
=
b
Y
dx x g x f x V ) ( ) ( 2
a
oleh kurva x =(x), sumbu Y
Dengan cara sama, misalkan diketahui daerah dibatasi
Y
. Apabila daerah tersebut diputar mengelilingi sumbu X sebaga
benda putar yang terjadi adalah
=
d
c
X
dy y y V ) ( 2
y = f(x)
y = g(x)
0 X
a b
x
i
c
d
Y
X 0
y = (x)
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
92
Demikian pula apabila daerah yang dibatasi oleh dua kurva ) (y x = dan ) (y x =
serta garis-garis y =c dan y =d seperti gambar di bawah ini diputar mengelilingi sumbu X
sebagai sumbu putar, maka volume benda yang terjadi adalah
Tentukan volum dibatasi oleh kurva
[ ]
=
d
c
X
dy y y y V ) ( ) ( 2
c
d
Y
0
x =
X
(y)
x
Contoh 14
e benda putar yang terjadi apabila daerah tertutup yang
x
y
1
= , sumbu X, dan garis x =1 diputar mengelilingi sumbu Y.
Penyelesaian:
3
28
3
2
2 2
1
2
4
1
2
3
4
1
2
1
4
1
=
= = =
x dx x dx
x
x V
Y
Contoh 15
Diketahui suatu daerah tertutup dibatasi oleh kurva garis x
t
Dalam hal ini 0 >
r
y = , sumbu X, dan garis x =t.
r dan 0 > t . J ika daerah tersebut diputar mengelilingi sumbu X, tentukan
olume benda yang terjadi dengan dua cara. v
= (y)
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
93
aian:
Dengan metode cincin
Penyeles
Cara I
=
t
X
dx x
t
r
V
0
2
X
x
t
r
y =
Y
0 t
r
=
t
dx x
t
r
0
2
2
2
t
x
t
r
0
3
2
2
3
1
=
t r
2
3
1
=
Cara II
Dengan metode kulit tabung. Karena x
t
r
y = y
r
t
x = , maka
=
r
X
dy y
r
t
t y V
0
) ( 2
=
r
dy y
r
y t
0
2
)
1
( 2
r
y
r
y t
0
3 2
3
1
2
1
2
=
2 2
3
1
2
1
2 r r t
t r
2
3
1
=
5.2.3 P
n parameter x =f(t), y =g(t),
a t b. Panjang kurva tersebut dapat dicari sebagai berikut.
X
anjang Kurva
Misalkan suatu kurva mulus diberikan oleh persamaa
y
r
t
x =
Y
0 t
r
x =t
y t
r
t
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
94
Dibuat partisi P ={t
0
, t
1
, t
2
, , t
n
} pada [a,b] dengan a =t
0
< t
1
< t
2
< < t
n
=b, maka
kurva akan terbagi menjadi n bagian oleh titik-titik Q
0
, Q
1
, Q
2
, , Q
n-1
, Q
n
. Perhatikan gambar
berikut.
Pada bagian ke i, panjang busur Q
i-1
Q
i
, yaitu
i
s dapat didekati oleh . Dengan Pythagoras
kita peroleh
i
w
i
w =
2 2
) ( ) (
i i
y x +
[ ] [ ]
2
1
2
1
) ( ) ( ) ( ) (
+ =
i i i i
t g t g t f t f
Selanjutnya berdasarkan Teorema Nilai Rata-rata pada Derivatif tentu terdapat ) , (
1 i i
t t t
dan
demikian sehingga ) , (
1 i i
t t t
) )( ( ' ) ( ) (
1 1
=
i i i i i
t t t f t f t f
) )(
( ' ) ( ) (
1 1
=
i i i i i
t t t g t g t g
atau
i i i i
t t f t f t f =
) ( ' ) ( ) (
1
i i i i
t t g t g t g =
)
( ' ) ( ) (
1
dengan .
1
=
i i i
t t t
Oleh karena itu diperoleh
[ ] [ ]
2
2
)
( ' ) ( '
i i i i i
t t g t t f w + =
[ ] [ ]
i i i
t t g t f + =
2
2
)
( ' ) ( '
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
95
dan panjang polygon dari segmen garis
[ ] [ ]
= =
+ =
n
i
i i i
n
i
i
t t g t f w
1
2
2
1
)
( ' ) ( '
Apabila P 0 maka diperoleh panjang kurva seluruhnya adalah
[ ] [ ] [ ] [ ]
+ = + =
=
b
a
n
i
i i i
P
dt t g t f t t g t f L
2 2
1
2
2
0
) ( ' ) ( ' )
+ =
b
a
dt t g t f L
2 2
) ( ' ) ( '
atau
=
b
a
dt
dt
dy
dt
dx
L
2 2
J ika persamaan kurvanya adalah y =f(x) dengan a x b, maka
+ =
b
a
dx
dx
dy
L
2
1
dan jika persamaan kurvanya adalah x =(y) dengan c y d, maka
+ =
d
c
dy
dy
dx
L
2
1
Contoh 16
Hitunglah keliling lingkaran .
2 2 2
r y x = +
Penyelesaian:
Lingkaran tersebut dapat ditulis dalam persamaan parameter sebagai
x =r cos t, y =r sin t dengan 2 0 t , sehingga t r
dt
dx
sin = dan t r
dt
dy
cos = .
Akibatnya [ ] r t r dt r dt t
2
0
2
=
r t r L
2 cos sin
2
0
2
0
2 2 2
= = + =
Contoh 17
Menggunakan integral hitunglah panjang ruas garis yang menghubungkan titik P(0, 1) dan
Q(5, 13).
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
96
Penyelesaian:
Persamaan ruas garis PQ adalah 1
5
12
+ = x y , sehingga
5
12
=
dx
dy
. Oleh karena itu
13
5
13
5
13
5
12
1
5
0
5
0
5
0
2
=
= =
+ =
x dx dx L
Contoh 18
Menggunakan integral hitunglah panjang kurva
2
3
x y = dari (1, 1) dan (4, 8).
Penyelesaian:
2
3
x y = , maka
2
1
2
3
x
dx
dy
= . Oleh karenanya
63 , 7
8
13
10
27
8
4
9
1
27
8
4
9
1
2
3
1
2
3
2
3
4
1
2
3
4
1
4
1
2
2
1
+ = + =
+ =
x dx x dx x L
Diferensial Panjang Busur
Misalkan f suatu fungsi yang dapat didiferensialkan pada [a, b]. Untuk setiap ) , ( b a x
didefinisikan s(x) sebagai
+ =
x
a
du u f x s
2
)] ( ' [ 1 ) (
maka s(x) adalah panjang kurva y =f(u) dari titik (a, f(a)) ke titik (x, f(x)), sehingga
2
2
1 )] ( ' [ 1 ) ( '
+ = + = =
dx
dy
x f
dx
ds
x s
a
Y
X 0
s(x)
x
(x, f(x))
(a, f(a))
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
97
Oleh karenanya diferensial panjang kurva ds dapat ditulis sebagai
dx
dx
dy
ds
2
1
+ =
Selanjutnya hal ini dapat ditulis dalam bentuk-bentuk
dy
dy
dx
ds
2
1
+ = atau dt
dt
dy
dt
dx
ds
2 2
=
Untuk keperluan mengingat, dapat pula ditulis dalam bentuk:
2 2 2
) ( ) ( ) ( dy dx ds + =
5.2.4 Luas Permukaan Benda Putar
Kita mulai dengan mencari rumus untuk luas permukaan (selimut) kerucut terpancung.
Misalkan jari-jari lingkaran alas kerucut terpancung adalah r
1
dan jari-jari lingkaran atasnya r
2
sedangkan panjang ruas garis pada pembangun kerucut antara dua lingkaran itu (rusuk kerucut
terpancung) l, maka luas selimut kerucut terpancung itu adalah
l
r r
A
+
=
2
2
2 1
Apabila sebuah kurva pada suatu bidang diputar mengelilingi sebuah garis pada bidang
itu, maka hasilnya berupa permukaan benda putar dengan luas permukaan dapat dicari sebagai
berikut.
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
98
Pemutaran terhadap sumbu X
Misalkan suatu kurva mulus pada kuadran pertama diberikan oleh persamaan parameter
x =f(t), y =g(t), a t b. Dibuat partisi P ={t
0
, t
1
, t
2
, , t
n
} pada [a,b] dengan
a =t
0
< t
1
< t
2
< < t
n
=b, maka kurva terbagi menjadi n bagian. Misalkan panjang kurva
bagian ke i dan ordinat sebuah titik pada bagian ini. Apabila kurva itu diputar mengelilingi
sumbu X, maka ia akan membentuk suatu permukaan dan bagian ini akan membentuk
permukaan bagian. Luas permukaan bagian ini dapat dihampiri oleh luas kerucut terpancung,
yaitu
i
s
i
y
i
s
i i
s y 2 .
Apabila kita jumlahkan luas-luas ini dan kemudian mengambil limitnya dengan membuat
0 P , kita akan memperoleh hasil yang kita definisikan sebagai luas permukaan benda
putar tersebut. J adi luasnya adalah
= =
=
* *
*
1
0
2 2 lim ds y s y A
n
i
i i
P
Dengan menggunakan rumus A tersebut di atas, kita harus memberi arti yang tepat pada y, ds,
dan batas-batas pengintegralan * dan **.
Misalkan apabila permukaan itu terbentuk oleh kurva ) (x f y = , a x b, yang diputar
mengelilingi sumbu X, maka kita peroleh untuk luasnya:
dx x f x f ds y A
b
a
+ = =
2
* *
*
)] ( ' [ 1 ) ( 2 2
Contoh 19
Tentukan luas permukaan benda putar apabila kurva x y = , 0 x 4, diputar mengelilingi
sumbu X.
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
99
Penyelesaian:
Misalkan x x f = ) ( maka
x
x f
2
1
) ( ' = , sehingga
18 , 36 ) 1 17 (
6
) 1 4 (
3
2
4
1
1 4
2
1
1 2
2
3
4
0
2
3
4
0
4
0
2
=
+ = + =
+ =
x dx x dx
x
x A
Apabila persamaan kurva yang bersangkutan diketahui dalam bentuk persamaan
parameter x =f(t), y =g(t), a t b, maka rumus untuk luas permukaan menjadi:
dt t g t f t g ds y A
b
a
+ = =
2 2
* *
*
)] ( ' [ )] ( ' [ ) ( 2 2
Contoh 20
Tentukan luas permukaan benda yang terbentuk apabila suatu busur dari sikloid
2 0 ), cos 1 ( ), sin ( = = t t a y t t a x diputar mengelilingi sumbu X.
Penyelesaian:
Y
0 X 2
Misalkan dan ) sin ( ) ( t t a t f = ) cos 1 ( ) ( t a t g = , maka ) cos 1 ( ) ( ' t a t f = dan
, sehingga: t a t g sin ) ( ' =
dt t a t a t a A
+ =
2
0
2 2 2 2
sin ) cos 1 ( ) cos 1 ( 2
dt t t a
2
0
2
cos 2 2 ) cos 1 ( 2
dt t a
2
0
2
3
2
) cos 1 ( 2 2
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
100
dt
t
a
2
0
3 2
2
sin 8
dt
t t
a
2
0
2 2
2
sin
2
cos 1 8
Dengan substitusi
=
2
cos
t
u maka dt
t
du
=
2
sin
2
1
Untuk t =0 u =1
Untuk t =2 u =1
J adi
2
1
1
3 2
1
1
2 2
3
64
3
1
16 ) 1 ( 16 a u u a du u a A =
= =
Pemutaran terhadap sumbu Y
Analog:
Apabila sebuah kurva pada suatu bidang diputar mengelilingi sumbu Y, maka hasilnya
berupa permukaan benda putar dengan luas permukaannya adalah:
=
* *
*
2 ds x A
Contoh 21
Tentukan luas permukaan benda yang terbentuk apabila kurva a y a y a x = ,
2 2
diputar mengelilingi sumbu Y.
Penyelesaian:
Misalkan
2 2
) ( y a y g x = = maka
2 2
) ( '
y a
y
y g
=
a
a
X
X 0
sehingga
+ = =
a
a
dy
y a
y
y a ds x A
2 2
2
2 2
* *
*
1 2 2
[ ]
= = =
a
a
a
a
a y a dy a
2
4 2 2
Dengan demikian luas permukaan bola dengan jari-jari a adalah 4a
2
.
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
101
5.2.5 Usaha atau Kerja
Dalam fisika kita tahu bahwa apabila ada gaya F yang konstan menggerakkan suatu
benda sehingga bergerak sejauh d sepanjang suatu garis dengan arah gaya dan gerakan benda
sama, maka kerja W yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah
W =F . d
Apabila satuan untuk F adalah pond an satuan jarak adalah kaki maka satuan kerja
adalah kaki pond. Apabila gaya diukur dengan satuan dyne dan jarak dengan satuan sentimeter
maka satuan kerja adalah dyne cm atau erg. Apabila gaya diukur dengan satuan Newton dan
jarak dengan satuan meter maka satuan kerja adalah Newton meter atau joule.
Pada kenyataannya biasanya gaya itu tidak konstan. Misalkan sebuah benda digerakkan
sepanjang sumbu X dari titik x =a ke titik x =b. Misalkan gaya yang menggerakkan benda
tersebut pada jarak x adalah F(x) dengan F suatu fungsi kontinu. Untuk menentukan kerja yang
dilakukan gaya tersebut dapat dicari sebagai berikut.
Interval [a,b] dibagi dengan menggunakan partisi P ={x
0
, x
1
, x
2
, , x
n
}. Pada setiap
interval bagian [x
i-1
, x
i
] gaya F dapat dihampiri oleh gaya konstan F(w
i
), dengan w
i
[x
i-1
, x
i
]
untuk setiap i =1, 2, , n. J ika x
i
=x
i
x
i-1
, maka kerja yang dilakuka gaya F pada interval
bagian [x
i-1
, x
i
] adalah
W
i
=F(w
i
) x
i
.
J ika dijumlahkan kemudian dicari limitnya untuk 0 P maka diperoleh kerja yang
dilakukan gaya F pada interval [a, b], yaitu
= =
=
b
a
n
i
i i
P
dx x F x w F W ) ( ) ( lim
1
0
J adi
=
b
a
dx x F W ) (
a. Aplikasi pada Pegas
Dengan menggunakan hokum Hooke yang berlaku dalam fisika, gaya F(x) yang
diperlukan untuk menarik (atau menekan) pegas sejauh x satuan dari keadaan alami adalah
F(x) =k.x
Di sini, k adalah konstanta dan disebut konstanta pegas yang nilainya positif dan tergantung
pada sifat fisis pegas. Semakin keras pegas, maka semakin besar nilai k.
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
102
Contoh 22
Apabila panjang alami sebuah pegas adalah 10 inci. Untuk menarik dan menahan pegas sejauh
2 inci diperlukan gaya 3 pon. Tentukan kerja yang dilakukan gaya untuk menarik pegas itu
sehingga panjang pegas 15 inci.
Penyelesaian:
Menurut hokum Hooke gaya F(x) yang diperlukan untuk menarik pegas sejauh x inci
adalah F(x) =k.x. Dari sini dapat dicari nilai konstanta k. Diketahui bahwa F(2) =3, sehingga
3 =k.2 atau
2
3
= k . Oleh karena itu x x F
2
3
) ( = .
Apabila pegas dalam keadaan alami sepanjang 10 inci menyatakan x =0, maka pegas dengan
panjang 15 inci menyatakan bahwa x =5, sehingga
75 , 18
4
75
2
3
5
0
= = =
dx x W
J adi, kerja untuk menarik pegas itu adalah 18,75 inci pond.
b. Aplikasi pada Pemompaan Cairan
Dengan menggunakan prinsip-prinsip yang sama dapat dihitung kerja yang dilakukan
pada pemompaan cairan.
Contoh 23
Sebuah tangki berbentuk kerucut lingkaran tegak penuh dengan air. Apabila tinggi tangki 10
kaki dan jari-jari lingkaran atasnya 4 kaki,
a. tentukan kerja untuk memompa air sehingga sampai tepi tangki
b. tentukan kerja untuk memompa air sehingga mencapai 10 kaki di atas tepi tangki.
10 y
y
X
Y
Y
y
10 y
y
y
(4, 10)
y
10
4
x y
10
4
=
X
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
103
Penyelesaian:
a. Letakkan tangki dalam system koordinat seperti tampak dlam gambar. Buatlah sketsa
yang berdimensi tiga dan juga sketsa penampang dimensi dua. Misalkan air dimasukkan ke
dalam kerucut-kerucut terpancung (horizontal),
Air ini harus diangkat sehingga mencapai tepi tangki. Perhatikan sebuah kerucut terpancung ke
i dengan tinggi yang berjarak y dari puncak kerucut (puncak kerucut berada di bawah),
memiliki jari-jari
y
y
10
4
, maka ia mempunyai volume hampiran y y V
=
2
10
4
dan
beratnya (gaya berat) y y F
=
2
10
4
, dengan =62,4 adalah kepadatan air dalam satuan
pon/kaki kubik. Gaya yang diperlukan untuk mengangkat air tersebut adalah sama dengan
beratnya dan harus diangkat sejauh 10 y. J adi kerja W adalah
) 10 (
10
4
2
y y y W
=
Karenanya, apabila dijumlahkan kemudian dicari limitnya diperoleh
138 , 26
4
1
3
10
25
4
) 10 (
25
4
10
0
4 3
10
0
3 2
= =
y y dy y y W
J adi kerja untuk memompa air sehingga sampai ke tepi tangki adalah 26,138 kaki pond.
b. Seperti dalam a, sekarang air dalam kerucut terpancung harus diangkat 20 y,
sehingga
69 , 130
4
1
3
20
25
4
) 20 (
25
4
) 20 (
10
4
10
0
4 3
10
0
3 2
10
0
2
= =
=
y y dy y y dy y y W
J adi kerja untuk memompa air sehingga sampai ke tepi tangki adalah 130,690 kaki pond.
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
104
5.2.6 Momen dan Pusat Massa (Titik Berat)
Misalkan ada dua benda masing-masing memiliki massa sebasar m
1
dan m
2
yang
diletakkan pada papan berimbang dengan jarak berturut-turut d
1
dan d
2
dari titik penyangga
pada bagian-bagian yang berbeda. Keadaan tersebut akan seimbang jika dipenuhi
d
1
m
1
=d
2
m
2
.
d
1
d
2
m
1
m
2
Suatu model amtematis yang baik diperoleh apabila papan tersebut kita letakkan pada
suatu system bandmil yang titik asalnya kita impitkan dengan titik penyangga papan, maka
koordinat x
1
dari massa m
1
adalah x
1
=d
1
dan dari massa m
2
adalah x
2
=d
2
. J adi syarat
keseimbangan adalah
x
1
m
1
+x
2
m
2
=0
m
1
m
2
x
1
x
1
0
Hasil kali massa m dan jarak berarah dari suatu titik tertentu dinamakan momen
partikel (benda) terhadap titik tersebut. Momen ini mengukur kecenderungan massa yang
menghasilkan suatu putaran pada titik tersebut. Syarat supaya dua massa pada sebuah garis
berimbang adalah jumlah momen-momen terhadap titik itu sama dengan nol.
Keadaan tersebut dapat diperluas untuk sejumlah n benda (partikel). J umlah momen M
(terhadap titik asal) suatu system yang terdiri atas n massa, yaitu m
1
, m
2
, , m
n
yang berbeda
pada x
1
, x
2
, , x
n
pada sumbu X adalah jumlah momen masing-masing massa, yaitu
M =x
1
m
1
+x
2
m
2
+ +x
n
m
n
=
=
n
i
i i
m x
1
Syarat keseimbangan di titik asal adalah M =0. Tentunya titik asal tedak selalu menjadi titik
seimbang system tersebut, kecuali dalam hal khusus. Akan tetapi pasti terdapat titik seimbang
dalam suatu system tersebut. Misalkan x merupakan koordinat titik seimbang system pada
sumbu X, maka momen terhadap titik tersebut harus nol. J adi berlaku
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
105
0 ) ( ... ) ( ) (
2 2 1 1
= + + +
n n
m x x m x x m x x
atau
0 ...
2 2 2 1 1 1
= + + +
n n n
m x m x m x m x m x m x
n n n
m x m x m x m x m x m x + + + = + + + ... ...
2 1 2 2 1 1
sehingga diperoleh
m
M
m
m x
x
n
i
i
n
i
i i
= =
=
=
1
1
Titik dengan koordinat x dinamakan pusat massa, titik ini adalah titik seimbang. Perhatikan
bahwa x diperoleh sebagai hasil bagi momen system terhadap titik asal dan jumlah massa.
a. Distribusi massa yang kontinu pada suatu garis
Perhatikan sepotong kawat lurus dengan kepadatan massa (massa tiap satuan panjang)
yang berlainan. Kita ingin mengetahui kedudukan titik berat kawat itu. Untuk ini kita letakkan
kawat itu sepanjang system koordinat (dengan batas-batas x =a dan x =b) dan andaikan
kepadatan di x adalah (x). Dengan menggunakan prosedur yang sudah kita lakukan untuk
berbagai macam fenomena di depan, dibuat partisi, metode hampiran dan dicari limitnya,
dengan memperhatika bagian sepanjang x , sehingga x x m ) ( berakibat
x x x M ) ( , diperoleh
=
b
a
dx x m ) ( dan
=
b
a
dx x x M ) (
Akhirnya maka diperoleh
= =
b
a
b
a
dx x
dx x x
m
M
x
) (
) (
Contoh 24
Kepadatan (x) sepotong kawat di sebuah titik yang terletak x cm dari salah satu ujungnya
adalah (x) =3x
2
g/cm. Tentukan pusat massa kawat antara x =0 dan x =10.
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
106
Penyelesaian:
0
10
Dengan memperhatika (x) jelas bahwa kawat dibagian x =10 lebih berat dari pada di bagian
x =0, sehingga pusat massanya akan lebih dekat ke x =10. Secara pasti bahwa pusat massanya
adalah
[ ]
[ ]
5 , 7
3
3
10
0
3
10
0
4
4
3
10
0
2
10
0
2
= = =
x
x
dx x
dx x x
x
b. Distribusi massa yang kontinu pada bidang
Perhatika n partikel yang masing-masing memiliki massa m
1
, m
2
, , m
n
yang terletak
pada bidang koordinat berturut-turut di , , , . ) , (
1 1
y x ) , (
2 2
y x ) , (
n n
y x
m
1
(x
1
, y
1
)
m
3
(x
3
m
4
(x
4
, y
4
)
m
n
(x
n
, y
n
)
m
2
(x
2
, y
2
)
, y
3
)
J umlah momen n partikel terhadap sumbu Y adalah
=
= + + + =
n
i
i i n n Y
m x m x m x m x M
1
2 2 1 1
...
Sedangkan jumlah momen n partikel terhadap sumbu X adalah
=
= + + + =
n
i
i i n n X
m y m y m y m y M
1
2 2 1 1
...
Koordinat pusat massa system tersebut adalah ) , ( y x dengan
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
107
=
=
= =
n
i
i
n
i
i i
Y
m
m x
m
M
x
1
1
dan
=
=
= =
n
i
i
n
i
i i
X
m
m y
m
M
y
1
1
Persoalan yang kita hadapi sekarang adalah menentukan pusat massa lamina, yaitu
sepotong lempeng tipis yang rata.
Misalkan lamina ini homogen, yang berarti kepadatan adalah konstan. Untuk suatu
lempeng homogen yang berbentuk persegi panjang, pusat massanya terletak pada perpotongan
kedua diagonalnya.
J ika diketahui lamina homogen berbentuk persegi panjang L mempunyai kepadatan
massa konstan dan garis lurus terletak pada bidang yang memuat lamina tersebut, maka
momen lamina L terhadap garis adalah
l
l
m d L M = ) (
l
dengan d : jarak pusat massa lamina L ke garis l
m : massa lamina yang dapat dihitung dari m = A (disini A adalah luas lamina L)
ilustrasi ini dapat dilihat pada gambar berikut.
d
l
L
Selanjutnya perhatikan lamina homogen L dengan kepadatan massa dibatasi oleh
kurva , , x =a, dan x =b dengan ) (x f y = ) (x g y = ) ( ) ( x f x g .
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
108
Dibuat partisi P ={x
0
, x
1
, x
2
, , x
n
} pada [a,b]. Untuk setiap i =1, 2, , n dipilih satu titik
] , [
1 i i i
x x x
yang merupaka titik tengah sub interval [x
i-1
, x
i
], maka 2 / ) (
1
+ =
i i i
x x x .
Selanjutnya dibuat persegi panjang dengan panjang )] ( ) ( [
i i
x g x f dan lebar
1
=
i i i
x x x
sebagai lamina hampiran . Tentu pusat massa lamina berada di garis
i
L
i
L
i
x x = , tepatnya
berada pada koordinat
+
2
) ( ) (
,
i
x
i i
x g x f
. Oleh karena itu momen terhadap sumbu Y
adalah
i
L
i i i Y
m x L M = ) (
i i
A x =
i i i i
x x g x f x = )] ( ) ( [
Kita peroleh jumlahan
= =
=
n
i
i i i i
n
i
i Y
x x g x f x L M
1 1
)] ( ) ( [ ) (
Apabila P 0, maka diperoleh momen lamina L terhadap sumbu Y, yaitu
=
n
i
i Y
P
Y
L M L M
1
0
) ( lim ) (
=
n
i
i i i i
P
x x g x f x
1
0
)] ( ) ( [ lim
=
b
a
dx x g x f x )] ( ) ( [
J adi
=
b
a
Y
dx x g x f x L M )] ( ) ( [ ) (
Selanjutnya perhatikan bahwa momen terhadap sumbu X adalah
i
L
i
i i
i X
m
x g x f
L M
2
) ( ) (
) (
+
=
i
i i
A
x g x f
2
) ( ) ( +
=
i i i
i i
x x g x f
x g x f
+
= )] ( ) ( [
2
) ( ) (
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
109
i i i
x x g x f = ] )} ( { )} ( [{
2
2 2
Kita peroleh jumlahan
= =
=
n
i
i i i
n
i
i X
x x g x f L M
1
2 2
1
] )} ( { )} ( [{
2
) (
Apabila P 0, maka diperoleh momen lamina L terhadap sumbu X, yaitu
=
n
i
i X
P
X
L M L M
1
0
) ( lim ) (
=
n
i
i i i
P
x x g x f
1
2 2
0
] )} ( { )} ( [{ lim
2
=
b
a
dx x g x f ] )} ( { )} ( [{
2
2 2
J adi
=
b
a
X
dx x g x f L M ] )} ( { )} ( [{
2
) (
2 2
Selanjutnya massa lamina L adalah m(L) = A
J adi
=
b
a
dx x g x f L m )] ( ) ( [ ) (
Oleh karena itu diperoleh koordinat pusat massa lamina L adalah ) , ( y x dengan
= =
b
a
b
a
b
a
b
a Y
dx x g x f
dx x g x f x
dx x g x f
dx x g x f x
L m
L M
x
)] ( ) ( [
)] ( ) ( [
)] ( ) ( [
)] ( ) ( [
) (
) (
= =
b
a
b
a
b
a
b
a X
dx x g x f
dx x g x f
dx x g x f
dx x g x f
L m
L M
y
)] ( ) ( [
] )} ( { )} ( [{
2
1
)] ( ) ( [
] )} ( { )} ( [{
2
) (
) (
2 2 2 2
Integral Tertentu
Thobirin, Kalkulus Integral
110
Contoh 25
Diketahui suatu lamina homogen L dengan kepadatan massa konstan, yang merupakan
daerah tertutup yang dibatasi kurva dan
3
x y = x y = . Tentukan
a. momen L terhadap sumbu Y
b. momen L terhadap sumbu X
c. massa lamina L
d. pusat massa lamina L.
Penyelesaian:
Dapat dicari bahwa perpotongan kedua kurva adalah (0, 0) dan (1, 1), sehingga batas-
batas x adalah 0 dan 1.
a.
5
1
5
1
5
2
] [ ) (
1
0
5
2
5
1
0
3
=
= =
x x dx x x x L M
Y
b. { } { } [ ]
28
5
7
1
2
1
2 2
) (
1
0
7 2
1
0
2
3
2
=
= =
x x dx x x L M
X
c.
12
5
4
1
3
2
] [ ) (
1
0
4
2
3
1
0
3
=
= =
x x dx x x L m
d.
25
12
12
5
5
1
) (
) (
= = =
L m
L M
x
Y
dan
7
3
12
5
28
5
) (
) (
= = =
L m
L M
y
X
J adi koordinat pusat massa lamina L adalah
=
7
3
,
25
12
) , ( y x