Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ileus obstruktif merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang
sering dijumpai dan merupakan 60% - 70% dari seluruh kasus akut abdomen.
Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus. kut
abdomen dapat disebabkan oleh kelainan di dalam abdomen berupa inflamasi
dan penyulitnya! ileus obstruktif! iskemik! dan perdarahan. Sebagian kelainan
dapat disebabkan oleh "edera langsung atau tidak langsung yang mengakibatkan
perforasi saluran "erna atau perdarahan #$%ers! &00'(.
)bstruksi intestinal se"ara umum didefinisikan sebagai kegagalan isi
intestinal untuk melanjutkan perjalanannya menuju ke anus. )bstruksi intestinal
terjadi ketika lumen usus konstriksi atau terdapat sumbatan. *ondisi ini harus
dibedakan dengan ileus paralitik! dimana terjadi gerakan propulsif yang
menurun tanpa adanya sumbatan di lumen intestinal #+hompson! &00,(.
-ambatan pasase usus dapat disebabkan oleh adanya obstruksi lumen
usus atau oleh adanya gangguan peristaltik. )bstruksi intestinal atau disebut
juga ileus obstruktif #obstruksi mekanik( dapat disebabkan oleh strangulasi!
in%aginasi atau adanya sumbatan dalam lumen usus. )bstruksi usus merupakan
gangguan peristaltik baik di usus halus maupun di kolon. )bstruksi mekanik
dapat disebabkan karena adanya lesi pada bagian dinding usus! di luar usus
maupun di dalam lumen usus. )bstruksi usus dapat akut atau kronik! parsial
atau total. )bstruksi usus kronik biasanya mengenai kolon sebagai akibat
adanya karsinoma. Sebagian besar obstruksi justru mengenai usus halus.
)bstruksi total usus halus merupakan kegawatan yang memerlukan diagnosa
dini dan tindakan bedah darurat #Sjamsuhidajat . /ong! &00,(.
0erdasarkan penelitian yang dilakukan oleh 1arkogiannakis et al!
ditemukan 60% penderita yang mengalami ileus obstruktif rata 2 rata berumur
1
sekitar 16 2 34 tahun dengan perbandingan jenis kelamin perempuan lebih
banyak daripada laki 2 laki #1arkogiannakis et al.! &007(.
+erapi ileus obstruktif biasanya melibatkan inter%ensi bedah. 5enentuan
waktu kritis tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. )perasi
dilakukan se"epat yang layak dilakukan dengan memperhatikan keadaan
keseluruhan pasien.
B. Tujuan dan Manfaat Penulisan
+ujuan penulisan referat ini adalah untuk menguraikan hal-hal yang
berkenaan dengan ileus obstruktif serta penatalaksanaannya. 5emba"a
diharapkan dapat memahami dan mengetahui tentang ileus obstruktif! tanda-
tanda! dan penatalaksanaannya sehingga diharapkan dapat melakukan usaha-
usaha promosi! pre%entif! kuratif! maupun rehabilitatif terutama di bidang
bedah.
&
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi
karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus
sehingga menyebabkan penyempitan6penyumbatan lumen usus. -al tersebut
menyebabkan pasase lumen usus terganggu #7llah et al.! &003(.
)bstruksi intestinal se"ara umum didefinisikan sebagai kegagalan isi
intestinal untuk melanjutkan perjalanannya menuju ke anus. )bstruksi Intestinal
ini merujuk pada adanya sumbatan mekanik atau nonmekanik parsial atau total
dari usus besar dan usus halus #+hompson! &00,(.
B. Anat!i
7sus halus berbentuk tubuler! dengan prakiraan panjang sekitar 6 meter
pada orang dewasa! yang terbagi atas tiga segmen yaitu duodenum! jejunum!
dan ileum. 8uodenum! merupakan segmen yang paling proksimal! terletak
retroperitoneal berbatasan dengan kaput dan batas inferior dari korpus pankreas.
8oudenum dipisahkan dari gaster oleh adanya pylorus dan dari jejunum oleh
batas 9igamentum +reit:. /ejunum dan ileum terletak di intraperitoneal dan
bertambat ke retroperitoneal melalui mesenterikum. +ak ada batas anatomi yang
jelas untuk membedakan antara /ejunum dan Ileum; '0% panjang dari
jejunoileal diyakini sebagai /ejunum dan 60% sisanya sebagai Ileum. Ileum
berbatasan dengan sekum di katup ileosekal #<hang et al.! &00,(
7sus halus terdiri atas lipatan mukosa yang disebut plika sirkularis atau
valvula conniventes yang dapat terlihat dengan mata telanjang. 9ipatan ini juga
terlihat se"ara radiografi dan membantu untuk membedakan antara usus halus
dan kolon. 9ipatan ini akan terlihat lebih jelas pada bagian proksimal usus halus
daripada bagian distal. -al lain yang juga dapat digunakan untuk membedakan
=
bagian proksimal dan distal usus halus ialah sirkumferensial yang lebih besar!
dinding yang lebih tebal! lemak mesenterial yang lebih sedikit dan %asa rekta
yang lebih panjang. 5emeriksaan makroskopis dari usus halus juga didapatkan
adanya folikel limfoid. >olikel tersebut! berlokasi di ileum! juga disebut sebagai
Peyer Patches. #<hang et al.! &00,(
?ambar &.1 @ ?ambaran 7sus -alus
#Sumber @ Simatupang! &010(
7sus besar terdapat diantara anus dan ujung terminal ileum. 7sus besar
terdiri atas segmen awal #sekum(! dan kolom asendens! trans%ersum! desendens!
sigmoid! re"tum dan anus. Sisa makanan dan yang tidak ter"erna dan tidak
diabsorpsi di dalam usus halus didorong ke dalam usus besar oleh gerak
peristaltik kuat otot muskularis eksterna usus halus. Aesidu yang memasuki
usus besar itu berbentuk semi "air; saat men"apai bagian akhir usus besar!
residu ini telah menjadi semi solid sebagaimana feses umumnya. 1eskipun
terdapat di usus halus! sel-sel goblet pada epitel usus besar jauh lebih banyak
dibandingkan dengan yang di usus halus. Sel goblet ini juga bertambah dari
bagian sekum ke kolon sigmoid. 7sus besar tidak memiliki plika sirkularis
maupun %ili intestinales! dan kelenjar usus6intestinal terletak lebih dalam
daripada usus halus #$ros"henko! &00=(.
'
?ambar &.& @ Sistem Saluran 5en"ernaan 1anusia
#Sumber@ Simatupang! &010(
Su"lai #askuler
5ada usus halus! . 1esenterika Superior merupakan "abang dari
orta tepat dibawah . Soeliaka. rteri ini mendarahi seluruh usus halus
ke"uali 8uodenum yang sebagian atasnya diperdarahi oleh .
5ankreotikoduodenalis Superior! suatu "abang dari . ?astroduodenalis.
Sedangkan separuh bawah 8uodenum diperdarahi oleh .
5ankreotikoduodenalis Inferior! suatu "abang . 1esenterika Superior.
5embuluh - pembuluh darah yang memperdarahi /ejunum dan Ileum ini
beranastomosis satu sama lain untuk membentuk serangkaian arkade. 0agian
Ileum yang terbawah juga diperdarahi oleh . Ileo"oli"a. 8arah dikembalikan
lewat B. 1essenteri"us Superior yang menyatu dengan B. lienalis membentuk
%ena porta. #5ri"e! &00=(.
5ada usus besar! . 1esenterika Superior memperdarahi belahan
bagian kanan #sekum! kolon as"endens! dan dua pertiga proksimal kolon
trans%ersum( @ #1( ileokolika! #&( kolika dekstra! #=( kolika media! dan arteria
mesenterika inferior memperdarahi bagian kiri #sepertiga distal kolon
,
trans%ersum! kolon des"endens dan sigmoid! dan bagian proksimal rektum( @
#1( kolika sinistra! #&( sigmoidalis! #=( rektalis superior #5ri"e! 133'( #<hang
et al.! &00,(.
Pe!$ulu% li!fe
5embuluh limfe duodenum mengikuti arteri dan mengalirkan "airan
limfe; 1. *e atas melalui nodi lymphati"i pan"reoti"oduodenalis ke nodi
lymphati"i gastroduodenalis dan kemudian ke nodi lymphati"i "oelia"us dan
&. ke bawah! melalui nodi lymphati"i pan"reoti"oduodenalis ke nodi lyphati"i
mesenteri"us superior sekitar pangkal arteri mesenteri"a superior.
5embuluh limfe jejunum dan ileum berjalan melalui banyak nodi
lymphati"i mesenteri"us dan akhirnya men"apai nodi lymphati"i mesenteri"us
suprior! yang terletak sekitar pangkal arteri mesenteri"us superior. 5embuluh
limfe sekum berjalan melewati banyak nodi lymphati"i mesenteri"us dan
akhirnya men"apai nodi lymphati"i msenteri"us superior. 5embuluh limfe
untuk kolon mengalirkan "airan limfe ke kelenjar limfe yang terletak di
sepanjang perjalanan arteri %ena kolika. 7ntuk kolon as"endens dan dua
pertiga dari kolon trans%ersum "airan limfenya akan masuk ke nodi limphati"i
mesenteri"us superior! sedangkan yang berasal dari sepertiga distal kolon
trans%ersum dan kolon des"endens akan masuk ke nodi limphati"i
mesenteri"us inferior #Snell! &00'(.
Persarafan
Saraf - saraf duodenum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis
#%agus( dari pleksus mesenteri"us superior dan pleksus "oelia"us. Saraf untuk
jejunum dan ileum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis #ner%us %agus(
dari pleksus mesenteri"us superior #Snell! &00'(. Aangsangan parasimpatis
merangasang akti%itas sekresi dan pergerakan! sedangkan rangsangan simpatis
menghambat pergerakan usus. Serabut - serabut sensorik sistem simpatis
menghantarkan nyeri! sedangkan serabut - serabut parasimpatis mengatur
refleks usus. Suplai saraf intrinsik! yang menimbulkan fungsi motorik!
6
berjalan melalui pleksus uerba"h yang terletak dalam lapisan muskularis!
dan pleksus 1eissner di lapisan submukosa #5ri"e! &00=(.
5ersarafan usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom dengan
penge"ualian pada sfingter eksterna yang berada dibawah kontrol %oluntar
#5ri"e! &00=(. Sekum! appendiks dan kolon as"endens dipersarafi oleh serabut
saraf simpatis dan parasimpatis ner%us %agus dari pleksus saraf mesenteri"us
superior. 5ada kolon trans%ersum dipersarafi oleh saraf simpatis ner%us %agus
dan saraf parasimpatis ner%us pel%ikus. Serabut simpatis berjalan dari pleksus
mesenteri"us superior dan inferior. Serabut - serabut ner%us %agus hanya
mempersarafi dua pertiga proksimal kolon trans%ersum; sepertiga distal
dipersarafi oleh saraf parasimpatis ner%us pel%ikus. Sedangkan pada kolon
des"endens dipersarafi serabut - serabut simpatis dari pleksus saraf
mesenteri"us inferior dan saraf parasimpatis ner%us pel%ikus #Snell! &00'(.
5erangsangan simpatis menyebabkan penghambatan sekresi dan kontraksi!
serta perangsangan sfingter rektum! sedangkan perangsangan parasimpatis
mempunyai efek berlawanan. #5ri"e! &00=(.
&. Etilgi
Ileus obstruktif sering dijumpai dan merupakan penyebab terbesar
pembedahan pada akut abdomen. -al ini terjadi ketika udara dan hasil sekresi
tak dapat melewati lumen intestinal karena adanya sumbatan yang menghalangi.
)bstruksi mekanik dari lumen intestinal biasanya disebabkan oleh tiga
mekanisme ; 1. blokade intralumen #obturasi(! &. intramural atau lesi intrinsik
dari dinding usus! dan =. kompresi lumen atau konstriksi akibat lesi ekstrinsik
dari intestinal. 0erbagai kondisi yang menyebabkan terjadinya obstruksi
intestinal biasanya terjadi melalui satu mekanisme utama. Satu pertiga dari
seluruh pasien yang mengalami ileus obstruktif! ternyata dijumpai lebih dari
satu faktor etiologi yang ditemukan saat dilakukan operasi. #+hompson! &00,(
7
?ambar &.= 5enyebab ileus obstruktif
#Sumber@ Simatupang! &010(
5enyebab terjadinya ileus obstruktif beragam jumlahnya berdasarkan
umur dan tempat terjadinya obstruksi. dhesi post operatif merupakan
penyebab utama dari terjadinya obstruksi usus halus. 5ada pasien yang tidak
4
pernah dilakukan operasi laparotomi sebelumnya! adhesi karena inflamasi dan
berbagai hal yang berkaitan dengan kasus ginekologi harus dipikirkan. dhesi!
hernia! dan malignansi merupakan 40 % penyebab dari kasus ileus obstruktif.
5ada anak-anak! hanya 10 % obstruksi yang disebabkan oleh adhesi; intususepsi
merupakan penyebab tersering dari ileus obstruktif yang terjadi pada anak-anak.
Bol%ulus dan intususepsi merupakan =0 % kasus komplikasi dari kehamilan dan
kelahiran. *anker harus dipikirkan bila ileus obstruktif ini terjadi pada orang
tua. 1etastasis dari genitourinaria! kolon! pankreas! dan karsinoma gaster
menyebabkan obstruksi lebih sering daripada tumor primer di intestinal.
1alignansi! di%ertikel! dan %ol%ulus merupakan penyebab tersering terjadinya
obstruksi kolon! dengan karsinoma kolorektal. #+hompson! &00,(.
+abel &.1. @ 0eberapa 5enyebab )bstruksi 1ekanik dari Intestinal #<hang et al.!
&00,( #+hompson! &00,(
)bturasi Intraluminal 9esi $kstrinsik 9esi Intrinsik
0enda sing
- Iatrogenik
- +ertelan
- 0atu $mpedu
- Ca"ing
dhesi *ongenital
- tresia! stenosis!
dan webs
- 8i%ertikulum
1e"kel
0enda sing
-ernia
- $ksternal
- Internal
Intususepsi 1assa
- nomali organ atau
pembuluh darah
- )rganomegali
- kumulasi Cairan
- Deoplasma
Inflamasi
- 8i%ertikulitis
- 8rug-indu"ed
- Infeksi
- Coli ul"er
5engaruh Cairan
- 0arium
- >eses
- 1e"onium
Deoplasma
- +umor /inak
- *arsinoma
- *arsinoid
- 9impoma
- Sar"oma
5ost )peratif
Bol%ulus
Trau!a
- Intra!ural
He!at!
3
D. Patfisilgi
'es"n Usus Halus Ter%ada" ($struksi
Dormalnya! sekitar & 9 asupan "airan dan 4 9 sekresi dari gaster!
intestinal dan pankreati"obilier ditansfer ke intestinal setiap harinya. 1eskipun
aliran "airan menuju ke intestinal bagian proksimal! sebagian besar "airan ini
akan diabsorbsi di intestinal bagian distal dan kolon. Ileus obstruktif terjadi
akibat akumulasi "airan intestinal di proksimal daerah obstruksi disebabkan
karena adanya gangguan mekanisme absorbsi normal proksimal daerah
obstruksi serta kegagalan isi lumen untuk men"apai daerah distal dari obstruksi.
kumulasi "airan intralumen proksimal daerah obstruksi terjadi dalam
beberapa jam dan akibat beberapa faktor. supan "airan dan sekresi lumen yang
terus bertambah terkumpul dalam intestinal. liran darah meningkat ke daerah
intestinal segera setelah terjadinya obstruksi! terutama di daerah proksimal lesi!
yang akhirnya akan meningkatkan sekresi intestinal. -al ini bertujuan untuk
menurunkan kepekaan %asa splanknik pada daerah obstruksi terhadap mediator
%asoaktif. 5engguyuran "airan intra%ena juga meningkatkan %olume "airan
intralumen. Sekresi "airan ke dalam lumen terjadi karena kerusakan mekanisme
absorpsi dan sekresi normal. 8istensi lumen menyebabkan terjadinya kongestif
%ena! edema intralumen! dan iskemia.
?as intestinal juga mengalami akumulasi saat terjadinya ileus obstruktif.
Sebagian ke"il dihasilkan melalui netralisasi bikarbonat atau dari metabolisme
bakteri. ?as di Intestinal terdiri atas Ditrogen #70%(! )ksigen #1&%(! dan
*arbon 8ioksida #4%(! yang komposisinya mirip dengan udara bebas. -anya
karbon dioksida yang memiliki "ukup tekanan parsial untuk berdifusi dari
lumen.
Intestinal! normalnya! berusaha untuk membebaskan obstruksi mekanik
dengan "ara meningkatkan peristaltik. 5eriode yang terjadi ialah berturut-turut@
terjadinya hiperperistaltik! intermittent quiescent interval! dan pada tingkat
akhir terjadi ileus. 0agian distal obstruksi segera menjadi kurang aktif.
)bstruksi mekanik yang berkepanjangan menyebabkan penurunan dari
10
frekuensi gelombang - lambat dan kerusakan akti%itas gelombang spike! namun
intestinal masih memberikan respon terhadap rangsangan. Ileus dapat terus
menetap bahkan setelah obstruksi mekanik terbebaskan.
+ekanan intralumen meningkat sekitar &0 "m-&)! sehingga
menyebabkan aliran "airan dari lumen ke pembuluh darah berkurang dan
sebaliknya aliran dari pembuluh darah ke lumen meningkat. 5erubahan yang
serupa juga terjadi pada absorbsi dan sekresi dari Datrium dan *hlorida.
Damun! peningkatan tekanan intralumen tidak selalu terjadi dan mungkin
terdapat mekanisme lain yang menyebabkan perubahan pada mekanisme
sekresi. 5eningkatan sekresi juga dipengarui oleh hormon gastrointestinal!
seperti peningkatan sirkulasi %asoaktif intestinal polipeptida! prostaglandin! atau
endotoksin.
5eningkatan %olume intralumen menyebabkan terjadinya distensi
intestinal di bagian proksimal obstruksi! yang bermanifestasi pada mual dan
muntah. 5roses obstruksi yang berlanjut! kerusakan progresif dari proses
absorbsi dan sekresi semakin ke proksimal. Selanjutnya! obstruksi mekanik ini
mengarah pada peningkatan defisit "airan intra%askular yang disebabkan oleh
terjadinya muntah! akumulasi "airan intralumen! edema intramural! dan
transudasi "airan intraperitoneal. 5emasangan nasogastri" tube malah
memperparah terjadinya defisit "airan melalui external loss. -ipokalemia!
hipokhloremia! alkalosis metabolik merupakan komplikasi yang sering dari
obstruksi letak tinggi. -ipo%olemia yang tak dikoreksi dapat mengakibatkan
terjadinya insufisiensi renal! syok! dan kematian.
Stagnasi isi intestinal dapat memfasilitasi terjadinya proliferasi bakteri.
0akteri erob dan naerob berkembang pada daerah obstruksi. *oloni
berlebihan dari bakteri dapat merangsang absorbtif dan fungsi motorik dari
intestinal dan menyebabkan terjadinya translokasi bakteri dan komplikasi
sepsis.
11
?ambar &.' 5atofisiologi Ileus )bstruktif
#Sumber @ Simatupang! &010(
Strangulasi
)bstruksi strangulasi adalah hilangnya aliran darah di segmen obtruksi
dari intestinal. -al ini dapat terjadi karena adanya penekanan langsung dari
%asa mesenteri" atau sebagai akibat perubahan lokal pada dinding intestinal.
*omplikasi ini sering berhubungan dengan obstruksi yang disebabkan oleh
hernia dan %ol%ulus. )bstruksi strangulasi pada kolon paling sering
disebabkan oleh %ol%ulus.
Iskemia intramural dapat terjadi karena berbagai sebab. 8istensi dan
peningkatan tekanan pada intramural dapat menyebabkan kongesti dari %ena!
1&
kebo"oran kapiler! edema dinding usus besar dan perdarahan serta thrombosis
dari arteri dan %ena. 5eningkatan pertumbuhan bakteri terjadi dalam beberapa
jam setelah strangulasi. -al ini menyebabkan produksi toksin intralumen dan
dapat merangsang pelepasan mediator %asoaktif seperti prostaglandin.
1ukosa dari intestinal lebih peka terhadap iskemia dan beberapa faktor
tampaknya memainkan peranan penting untuk mendukung terjadinya iskemia!
termasuk hipoksia! protease pankreas dan radikal bebas. 1ukosa pada
intestinal lebih peka terhadap terjadinya iskemia dibandingkan mukosa pada
kolon. Saat terjadi nekrosis mukosa! bakteri dan toksin dapat dengan segera
berpindah tempat dari dinding intestinal menuju ke "a%um peritoneal! limfe
pada mesenterikum! dan sirkulasi sistemik. -al ini menggiring pada
terjadinya iskemia! sepsis! perforasi frank yang dapat disertai dengan
peritonitis dan kematian akibat syok sepsis. ?ut iskemia dan terjadinya
reperfusion juga mendukung terjadinya gagal organ! seperti paru.
+abel &.& 5erbedaan ileus obstruktif simple dan strangulate
#Sumber @ 0i"kle dan *elly! &00&(
($struksi )elung Tertutu"
+erjadi saat obstruksi terdapat di dua tempat. Bol%ulus merupakan
sebab yang paling sering dan dapat juga menyebabkan terjadinya perputaran
mesenterium. )bstruksi di bagian distal dari usus besar juga dapat
menyebabkan terjadinya "losed loop obstru"tion jika katup ileo"ekal masih
1=
tersisa. Saat tekanan intralumen di segmen obstruksi meningkat! sekresi "airan
ke dalam lumen meningkat sementara absorbsinya menurun. *epentingan
klinis yang mungkin terjadi akibat fenomena ini ialah meningkatnya resiko
kejadian strangulasi. 8istensi pada obstruksi gelung tertutup terjadi sangat
"epat sehingga biasanya strangulasi terjadi lebih dahulu bahkan sebelum
gejala klinis dari obstruksi tampak jelas.
($struksi Parsial Intestinal
5ada obstruksi parsial! lumen tak sepenuhnya tersumbat. dhesi
merupakan penyebab tersering dari gangguan ini dan jarang sekali
mengakibatkan terjadinya strangulasi. )bstruksi parsial kronis dapat
menyebabkan terjadinya penebalan dinding intestinal akibat hipertrofi otot.
5erpanjangan waktu kontraksi dan peningkatan kelompok kontraksi
merupakan karakteristik yang dapat ditemukan. *elainan motoris ini dan
kemungkinan berhubungan dengan pertumbuhan bakteri dapat menyebabkan
terjadinya malabsorbsi! distensi dan diare sekretorik.
($struksi kln
5atofisiologi terjadinya obstruksi pada kolon berbeda dengan
intestinal. *olon khususnya yang bagian distal memiliki kemampuan yang
terbatas pada absorbsi. kumulasi Cairan dan gas di kolon terjadi lebih lambat
karena posisinya yang berada paling distal dari saluran pen"ernaan dan karena
sebagian besar "airan telah diabsorbsi di usus halus. 8istensi yang terjadi
se"ara perlahan ini memungkinkan kolon untuk beradaptasi dan dekompresi
dapat terjadi karena katup ileo"e"al yang inkompeten. Seperti disebutkan
sebelumnya! katup ileo"e"al yang kompeten dapat menyebabkan terjadinya
"losed loop obstru"tion. 8ilatasi "e"al dan penipisan dinding "e"um akibat
penambahan diameter dapat meningkatkan resiko terjadinya rupture. Aupture
dapat disebabkan oleh iskemia yang terjadi pada dinding kolon! diastasis dari
lapisan otot! ataupun karena in%asi bakteri di dinding kolon. )bstruksi kolon
berakibat pada motilitas abnormal namun tidak hiperperistaltik.
1'
+abel &.=. 5erbedaan ileus obstruktif usus halus dan usus besar
#Sumber @ 0i"kle dan *elly! &00&(
E. Klasifikasi
0erdasarkan penyebabnya ileus obstruktif dibedakan menjadi tiga
kelompok #Eates! &00'( @
a. 9esi-lesi intraluminal! misalnya fekalit! benda asing! be:oar! batu empedu.
b. 9esi-lesi intramural! misalnya malignansi atau inflamasi.
". 9esi-lesi ekstramural! misalnya adhesi! hernia! %ol%ulus atau intususepsi.
Ileus obstruktif dibagi lagi menjadi tiga jenis dasar #Sjamsuhidajat .
/ong! &00,( @
1. Ileus obstruktif sederhana! dimana obstruksi tidak disertai dengan
terjepitnya pembuluh darah.
&. Ileus obstruktif strangulasi! dimana obstruksi yang disertai adanya
penjepitan pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir
dengan nekrosis atau gangren yang ditandai dengan gejala umum berat yang
disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren.
=. Ileus obstruktif jenis gelung tertutup! dimana terjadi bila jalan masuk dan
keluar suatu gelung usus tersumbat! dimana paling sedikit terdapat dua
tempat obstruksi.
7ntuk keperluan klinis dan berdasarkan letak sumbatan! ileus obstruktif
dibagi dua #7llah et al.! &003(@
1,
1. Ileus obstruktif usus halus! yaitu obstruksi letak tinggi dimana mengenai
duodenum! jejunum dan ileum
&. Ileus obstruktif usus besar! yaitu obstruksi letak rendah yang mengenai kolon!
sigmoid dan re"tum.
*. Manifestasi Klinis
+erdapat ' tanda kardinal gejala ileus obstruktif @
1. Dyeri abdomen
&. 1untah
=. 8istensi
'. *egagalan buang air besar atau gas #konstipasi(.
?ejala ileus obstruktif tersebut ber%ariasi tergantung kepada@
1. 9okasi obstruksi
&. 9amanya obstruksi
=. 5enyebabnya
'. da atau tidaknya iskemia usus #7llah et al.! &003(
?ejala utama dari obstruksi ialah nyeri kolik! mual dan muntah dan
obstipasi. danya flatus atau feses selama 6-1& jam setelah gejala merupakan "iri
khas dari obstruksi parsial. Dyeri kram abdomen bisa merupakan gejala penyerta
yang berhubungan dengan hipermotilitas intestinal proksimal daerah obstruksi.
Dyerinya menyebar dan jarang terlokalisir! namun sering dikeluhkan nyeri pada
bagian tengah abdomen. Saat peristaltik menjadi intermiten! nyeri kolik juga
menyertai. Saat nyeri menetap dan terus menerus kita harus men"urigai telah
terjadi strangulasi dan infark. #<hang et al.! &00,(
+anda-tanda obstruksi usus halus juga termasuk distensi abdomen yang
akan sangat terlihat pada obstruksi usus halus bagian distal ileum! atau distensi
bisa tak terjadi bila obstruksi terjadi di bagian proksimal usus halus! dan
peningkatan bising usus. -asil laboratorium terlihat penurunan %olume
intra%askuler! adanya hemokonsentrasi dan abnormalitas elektrolit. 1ungkin
didapatkan leukositosis ringan.
16
1untah terjadi setelah terjadi obstruksi lumen intestinal dan menjadi
lebih sering saat telah terjadi akumulasi "airan di lumen intestinal. 8erajat
muntah linear dengan tingkat obstruksi! menjadi tanda yang lebih sering
ditemukan pada obstruksi letak tinggi. )bstruksi letak tinggi juga ditandai
dengan bilios %omiting dan letak rendah muntah lebih bersifat malodorus.
#+hompson! &00,(.
*egagalan untuk defekasi dan flatus merupakan tanda yang penting
untuk membedakan terjadinya obstruksi komplit atau parsial. 8efekasi masih
terjadi pada obstruksi letak tinggi karena perjalan isi lumen di bawah daerah
obstruksi. 8iare yang terus menerus dapat juga menjadi tanda adanya obstruksi
partial.
+anda-tanda pada pemeriksaan fisik dapat saja normal pada awalnya!
namun distensi akan segera terjadi! terutama pada obstruksi letak rendah. +anda
awal yang mun"ul ialah penderita segera mengalami dehidrasi. 1assa yang
teraba dapat di diagnosis banding dengan keganasan! abses! ataupun strangulasi.
uskultasi digunakan untuk membedakan pasien menjadi tiga kategori @ loud!
high pit"h dengan burst ataupun rushes yang merupakan tanda awal terjadinya
obstruksi mekanik. Saat bising usus tak terdengar dapat diartikan bahwa
obstruksi telah berlangsung lama! ileus paralitik atau terjadinya infark. Seiring
waktu! dehidrasi menjadi lebih berat dan tanda-tanda strangulasi mulai tampak.
5emeriksaan lipat paha untuk mengetahui adanya hernia serta re"tal tou"her
untuk mengetahui adanya darah atau massa di re"tum harus selalu dilakukan.
+anda-tanda terjadinya strangulasi seperi nyeri terus menerus! demam!
takikardia! dan nyeri tekan bisa tak terdeteksi pada 10-1,% pasien sehingga
menyebabkan diagnosis strangulasi menjadi sulit untuk ditegakkan. 5ada
obstruksi karena strangulasi bisa terdapat takikardia! nyeri tekan lokal! demam!
leukositosis dan asidosis. 9e%el serum dari amylase! lipase! la"tate
dehidrogenase! fosfat! dan potassium mungkin meningkat. 5enting di"atat bahwa
parameter ini tak dapat digunakan untuk membedakan antara obstruksi
sederhana dan strangulasi sebelum terjadinya iskemia irre%ersible.
17
). Diagnsis
8iagnosis ileus obstruktif tidak sulit; salah satu yang hampir selalu
harus ditegakkan atas dasar klinik dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik!
keper"ayaan atas pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan laboraorium harus
dilihat sebagai konfirmasi dan bukan menunda mulainya terapi yang segera.
8iagnosa ileus obstruktif diperoleh dari @
1. namnesis
5ada anamnesis ileus obstruktif usus halus biasanya sering dapat
ditemukan penyebabnya! misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah
dioperasi sebelumnya atau terdapat hernia #Sjamsuhudajat . /ong! &00'(.
5ada ileus obstruktif usus halus kolik dirasakan di sekitar umbilkus!
sedangkan pada ileus obstruktif usus besar kolik dirasakan di sekitar
suprapubik. 1untah pada ileus obstruktif usus halus berwarna kehijaun dan
pada ileus obstruktif usus besar onset muntah lama.
&. 5emeriksaan >isik
a. Inspeksi
8apat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi! yang men"akup
kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. 5ada abdomen
harus dilihat adanya distensi! parut abdomen! hernia dan massa abdomen.
Inspeksi pada penderita yang kurus6sedang juga dapat ditemukan Fdarm
contourG #gambaran kontur usus( maupun Fdarm steifungG #gambaran
gerakan usus(! biasanya nampak jelas pada saat penderita mendapat
serangan kolik yang disertai mual dan muntah dan juga pada ileus
obstruksi yang berat. 5enderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu
serangan kolik.
14
?ambar &., ?erakan 5eristaltik 7sus #Sumber @ >aradilla! &003(
b. 5alpasi dan perkusi
5ada palpasi didapatkan distensi abdomen dan perkusi tympani yang
menandakan adanya obstruksi. 5alpasi bertujuan men"ari adanya tanda
iritasi peritoneum apapun atau nyeri tekan! yang men"akup Hdefan"e
mus"ulairI in%olunter atau rebound dan pembengkakan atau massa yang
abnormal.
". uskultasi
5ada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran episodik
gemerin"ing logam bernada tinggi dan gelora #rushI( diantara masa
tenang. +etapi setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan usus di
atas telah berdilatasi! maka akti%itas peristaltik #sehingga juga bising usus(
bisa tidak ada atau menurun parah. +idak adanya nyeri usus bisa juga
ditemukan dalam ileus paralitikus atau ileus obstruktif strangulata.
0agian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan
re"tum dan pel%is. 5ada pemeriksaan "olok dubur akan didapatkan tonus
sfingter ani biasanya "ukup namun ampula re"ti sering ditemukan kolaps
terutama apabila telah terjadi perforasi akibat obstruksi. 1ukosa re"tum dapat
ditemukan li"in dan apabila penyebab obstruksi merupakan massa atau tumor
13
pada bagian anore"tum maka akan teraba benjolan yang harus kita nilai
ukuran! jumlah! permukaan! konsistensi! serta jaraknya dari anus dan
perkiraan diameter lumen yang dapat dilewati oleh jari. Dyeri tekan dapat
ditemukan pada lokal maupun general misalnya pada keadaan peritonitis. *ita
juga menilai ada tidaknya feses di dalam kubah rektum. 5ada ileus obstruktif
usus feses tidak teraba pada "olok dubur dan tidak dapat ditemukan pada
sarung tangan. 5ada sarung tangan dapat ditemukan darah apabila penyebab
ileus obstruktif adalah lesi intrinsik di dalam usus #Sjamsuhidajat . /ong!
&00,(.
8iagnosis harus terfokus pada membedakan antara obtruksi mekanik
dengan ileus; menentukan etiologi dari obstruksi; membedakan antara
obstruksi parsial atau komplit dan membedakan obstruksi sederhana dengan
strangulasi. -al penting yang harus diketahui saat anamnesis adalah riwayat
operasi abdomen #"uriga akan adanya adhesi( dan adanya kelainan abdomen
lainnya #karsinoma intraabdomen atau sindroma iritasi usus( yang dapat
membantu kita menentukan etiologi terjadinya obstruksi. 5emeriksaan yang
teliti untuk hernia harus dilakukan. >eses juga harus diperiksa untuk melihat
adanya darah atau tidak! kehadiran darah menuntun kita ke arah strangulasi.
=. 5emeriksaan laboratorium
5emeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengalami
obstruksi intestinal terutama ialah darah lengkap dan elektrolit! 0lood 7rea
Ditrogen! kreatinin dan serum amylase. )bstruksi intestinal yang sederhana
tidak akan menyebabkan perubahan pada hasil laboratorium jadi pemeriksaan
ini tak akan banyak membantu untuk diagnosis obsruksi intestinal yang
sederhana. 5emeriksaan elektrolit dan tes fungsi ginjal dapat mendeteksi
adanya hipokalemia! hipokhloremia dan a:otemia pada ,0% pasien.
'. 5emeriksaan Aadiologi
a. >oto polos abdomen #foto posisi supine! posisi tegak abdomen atau posisi
dekubitus( dan posisi tegak thoraks
&0
+emuan spesifik untuk obstruksi usus halus ialah dilatasi usus
halus # diameter J = "m (! adanya air-fluid le%el pada posisi foto abdomen
tegak! dan kurangnya gambaran udara di kolon. Sensitifitas foto abdomen
untuk mendeteksi adanya obstruksi usus halus men"apai 70-40% namun
spesifisitasnya rendah. 5ada foto abdomen dapat ditemukan beberapa
gambaran! antara lain@
1( 8istensi usus bagian proksimal obstruksi
&( *olaps pada usus bagian distal obstruksi
=( 5osisi tegak atau dekubitus@ ir-fluid le%els
'( 5osisi supine dapat ditemukan @
a( distensi usus
b) step-ladder sign
,( String of pearls sign! gambaran beberapa kantung gas ke"il yang
berderet
6( Coffee-bean sign! gambaran gelung usus yang distensi dan terisi
udara dan gelung usus yang berbentuk 7 yang dibedakan dari dinding
usus yang oedem.
7( Pseudotumor Sign! gelung usus terisi oleh "airan.#1oses! &004(
Ileus paralitik dan obstruksi kolon dapat memberikan gambaran
serupa dengan obstruksi usus halus. +emuan negatif palsu dapat
ditemukan pada pemeriksaan radiologis ketika letak obstruksi berada di
proksimal usus halus dan ketika lumen usus dipenuhi oleh "airan saja
dengan tidak ada udara. 8engan demikian menghalangi tampaknya air-
fluid le%el atau distensi usus. *eadaan selanjutnya berhubungan dengan
obstruksi gelung tertutup. 1eskipun terdapat kekurangan tersebut! foto
abdomen tetap merupakan pemeriksaan yang penting pada pasien dengan
obstruksi usus halus karena kegunaannya yang luas namun memakan
biaya yang sedikit.
+abel &.' 5erbedaan Aadiologi obstruksi intestinal dan ileus
Te!uan 'adilgis (s$truksi Mekanik Ileus
&1
Air+fluid Le,el 5resent proKimal to
obstru"tion
5rominent throughout
)as in s!all intestine 9arge bowel shape loops;
stepladder pattern
?as present diffusely;
mo%eable
gas ini -ln bsent or diminished In"rease throughout
T%i-kened $.el .all 5resent if "hroni" or
strangulation
5resent with inflamation
Intraa$d!inal fluid Aare )ften present
Dia"rag%! Slightly ele%ated; normal
motion
$le%ated; de"rease motion
)astrintestinal -ntrast
!edia
Aapid progression to point
of obstru"tion
Slow progression to "olon

?ambar &.6 8ilatasi usus #Dobie! &003(
&&
?ambar &.7 Multipel air fluid level dan string of pearls sign #Dobie! &003(

?ambar &.4 !erring bone appearance #Dobie!&003(
&=
?ambar &.3 Coffee bean appearance #0i"kle dan *elly! &00&(
?ambar &.10 Step ledder sign #Dobie! &003(
b. $ntero"lysis
$ntero"lysis berfungsi untuk mendeteksi adanya obstruksi dan
juga untuk membedakan obstruksi parsial dan total. Cara ini berguna jika
pada foto polos abdomen memperlihatkan gambaran normal namun
&'
dengan klinis menunjukkan adanya obstruksi atau jika penemuan foto
polos abdomen tidak spesifik. 5ada pemeriksaan ini juga dapat
membedakan adhesi oleh karena metastase! tumor rekuren dan kerusakan
akibat radiasi. $ntero"lysis memberikan nilai prediksi negati%e yang
tinggi dan dapat dilakukan dengan dua kontras. 0arium merupakan
kontras yang sering digunakan. 0arium sangat berguna dan aman untuk
mendiagnosa obstruksi dimana tidak terjadi iskemia usus maupun
perforasi. Damun! penggunaan barium berhubungan dengan terjadinya
peritonitis dan penggunaannya harus dihindari bila di"urigai terjadi
perforasi. #Dobie! &003(
?ambar &.11 Intususepsi #coiled-spring appearance(.#*han!&003(
". C+-S"an
C+-S"an berfungsi untuk menentukan diagnosa dini atau obstruksi
strangulate dan menyingkirkan penyebab akut abdomen lain terutama jika
klinis dan temuan radiologis lain tidak jelas. C+-s"an juga dapat
membedakan penyebab obstruksi intestinal! seperti adhesi! hernia karena
penyebab ekstrinsik dari neoplasma dan penyakit Chron karena penyebab
&,
intrinsik. )bstruksi ditandai dengan diametes usus halus sekitar &!, "m
pada bagian proksimal menjadi bagian yang kolaps dengan diameter
sekitar 1 "m. #Dobie! &003(
+ingkat sensitifitas C+ s"an sekitar 40-30% sedangkan tingkat
spesifisitasnya sekitar 70-30, untuk mendeteksi adanya obstruksi
intestinal. +emuan berupa :ona transisi dengan dilatasi usus proksimal!
dekompresi usus bagian distal! kontras intralumen yang tak dapat
melewati bagian obstruksi dan kolon yang mengandung sedikit "airan dan
gas. C+ s"an juga dapat memberikan gambaran adanya strangulasi dan
obstruksi gelung tertutup. )bstruksi ?elung tertutup diketahui melalui
gambaran dilatasi bentuk 7 atau bentuk C akibat distribusi radial %asa
mesenteri" yang berpusat pada tempat puntiran. Strangulasi ditandai
dengan penebalan dinding usus! intestinal pneumatosis #udara didinding
usus(! gas pada %ena portal dan kurangnya uptake kontras intra%ena ke
dalam dinding dari bowel yang affe"ted. C+ s"an juga digunakan untuk
e%aluasi menyeluruh dari abdomen dan pada akhirnya mengetahui etiologi
dari obstruksi.
*eterbatasan C+ s"an ini terletak pada tingkat sensiti%itasnya yang
rendah #L,0%( untuk mendeteksi grade ringan atau obstruksi usus halus
parsial. Mona transisi yang tipis akan sulit untuk diidentifikasi. #Dobie!
&003(
?ambar &.1& C+ S"an Ileus )bstruktif akibat tumor mesenterium
#*han! &003(
&6

?ambar &.1= C+ S"an Ileus )bstruksi kibat Intususepsi @ tampak distensi
usus halus yang tidak diikuti dengan distensi kolon #Briesman dan Aobin! &00,(
d. C+ enterography #C+ entero"lysis(
5emeriksaan ini menggantikan entero"lysis pada penggunaan
klinis. 5emeriksaan ini merupakan pilihan pada ileus obstruksi intermiten
atau pada pasien dengan riwayat komplikasi pembedahan #seperti tumor!
operasi besar(. 5ada pemeriksaan ini memperlihatkan seluruh penebalan
dinding usus dan dapat dilakukan e%aluasi pada mesenterium dan lemak
perinerfon. 5emeriksaan ini menggunakan teknologi C+-s"an dan disertai
dengan penggunaan kontras dalam jumlah besar. C+ entero"lysis lebih
akurat disbanding dengan pemeriksaan C+ biasa dalam menentukan
penyebab obstruksi #43% %s ,0%(! dan juga lokasi obstruksi #100% %s
3'%(.#Dobie! &003(
e. 1AI
*eakuratan 1AI hampir sama dengan C+-s"an dalam mendeteksi
adanya obstruksi. 1AI juga efektif untuk menentukan lokasi dan etiologi
dari obstruksi. Damun! 1AI memiliki keterbatasan antara lain kurang
terjangkau dalam hal transport pasien dan kurang dapat menggambarkan
massa dan inflamasi. #Dobie! &003(
&7
?ambar &.1' *ehamilan dengan ileus obstruktif #$delman! &010(
f. 7S?
7ltrasonografi dapat menberikan gambaran dan penyebab dari
obstruksi dengan melihat pergerakan dari usus halus. 5ada pasien dengan
ilues obtruksi! 7S? dapat dengan jelas memperlihatkan usus yang
distensi. 7S? dapat dengan akurat menunjukkan lokasi dari usus yang
distensi. +idak seperti teknik radiologi yang lain! 7S? dapat
memperlihatkan peristalti"! hal ini dapat membantu membedakan
obstruksi mekanik dari ileus paralitik. 5emeriksaan 7S? lebih murah dan
mudah jika dibandingkan dengan C+-s"an! dan spesifitasnya dilaporkan
men"apai 100%. #Dobie! &003(
&4
?ambar &.1, 7S? bdomen tumor dinding epigastrium #*han! &003(
?ambar &.16 7S? 9ongitudinal dari abdomen bagian bawah menunjukkan
distensi multiple dari usus halus akibat in%aginasi #-agen-nsert! &010(.
H. Diagnsis Banding
8iagnosis banding dari ileus obstruktif! yaitu #Dobie! &003(
". Ileus paralitik
#. ppensi"itis akut
$. *olesistitis! koleliathiasis! dan kolik bilier
%. *onstipasi
&. 8ysmenorhoe! endometriosis dan torsio o%arium
&3
'. ?astroenteritis akut dan inflammatory bo(el disease
). 5an"reatitis akut
I. Penatalaksanaan
5asien dengan obstruksi intestinal biasanya mengalami dehidrasi dan
kekurangan Datrium! *hlorida dan *alium yang membutuhkan penggantian
"airan intra%ena dengan "airan salin isotoni" seperti Ainger 9aktat. 7rin harus
di monitor dengan pemasangan >oley *ateter. Setelah urin adekuat! *Cl harus
ditambahkan pada "airan intra%ena bila diperlukan. 5emeriksaan elektrolit
serial! seperti halnya hematokrit dan leukosit! dilakukan untuk menilai
kekurangan "airan. ntibiotik spektrum luas diberikan untuk profilaksis atas
dasar temuan adanya translokasi bakteri pada ostruksi intestinal. #$%ers! &00'(
Dek!"resi
5ada pemberian resusitasi "airan intra%ena! hal lain yang juga penting
untuk dilakukan ialah pemasangan nasogastri" tube. 5emasangan tube ini
bertujuan untuk mengosongkan lambung! mengurangi resiko terjadinya aspirasi
pulmonal karena muntah dan meminimalkan terjadinya distensi abdomen.
5asien dengan obstruksi parsial dapat diterapi se"ara konser%atif dengan
resusitasi dan dekompresi saja. 5enyembuhan gejala tanpa terapi operatif
dilaporkan sebesar 60 2 4,% pada obstruksi parsial. #$%ers! &00'(
Tera"i ("eratif
Se"ara umum! pasien dengan obstruksi intestinal komplit membutuhkan
terapi operatif. 5endekatan non 2 operatif pada beberapa pasien dengan
obstruksi intestinal komplit telah diusulkan! dengan alasan bahwa pemasangan
tube intubasi yang lama tak akan menimbulkan masalah yang didukung oleh
tidak adanya tanda-tanda demam! takikardia! nyeri tekan atau leukositosis.
Damun harus disadari bahwa terapi non operatif ini dilakulkan dengan berbagai
resikonya seperti resiko terjadinya strangulasi pada daerah obstruksi dan
penundaan terapi pada strangulasi hingga setelah terjadinya injury akan
menyebabkan intestinal menjadi ire%ersibel. 5enelitian retrospektif melaporkan
=0
bahwa penundaan operasi 1& 2 &' jam masih dalam batas aman namun
meningkatkan resiko terjadinya strangulasi.
5asien dengan obstruksi intestinal sekunder karena adanya adhesi dapat
diterapi dengan melepaskan adhesi tersebut. 5enatalaksanaan se"ara hati hati
dalam pelepasan adhesi tresebut untuk men"egah terjadinya trauma pada serosa
dan untuk menghindari enterotomi yang tidak perlu. -ernia in"ar"erata dapat
dilakukan se"ara manual dari segmen hernia dan dilakukan penutupan defek.
5enatalaksanaan pasien dengan obstruksi intestinal dan adanya riwayat
keganasan akan lebih rumit. 5ada keadaan terminal dimana metastase telah
menyebar! terapi non-operatif! bila berhasil! merupakan jalan yang terbaik;
walaupun hanya sebagian ke"il kasus obstruksi komplit dapat berhasil di terapi
dengan non-operatif. 5ada kasus ini! by pass sederhana dapat memberikan hasil
yang lebih baik baik daripada by pass yang panjang dengan operasi yang rumit
yang mungkin membutuhkan reseksi usus.
5ada saat dilakukan eksplorasi! terkadang susah untuk menilai %iabilitas
dari segmen usus setelah strangulasi dilepaskan. 0ila %iabilitas usus masih
meragukan! segmen tersebut harus dilepaskan dan ditempatkan pada kondisi
hangat! salin moistened sponge selama 1,-&0 menit dan kemudian dilakukan
penilaian kembali. 0ila warna normalnya telah kembali dan didapatkan adanya
peristaltik! berarti segmen usus tersebut aman untuk dikembalikan. *e
depannya dapat digunakan 8oppler atau kontras intraoperatif untuk menilai
%iabilitas usus.
5ada umumnya dikenal ' ma"am #"ara( tindakan bedah yang dikerjakan
pada obstruksi ileus.
1. *ore+si sederhana ,simple correction). -al ini merupakan tindakan bedah
sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan! misalnya pada hernia
in"ar"erata non-strangulasi! jepitan oleh streng6adhesi atau pada %ol%ulus
ringan.
=1
&. -inda+an operatif by-pass. 1embuat saluran usus baru yang NmelewatiN
bagian usus yang tersumbat! misalnya pada tumor intralurninal! Crohn
disease! dan sebagainya.
=. 1embuat fistula entero-"utaneus pada bagian proKimal dari tempat obstruksi!
misalnya pada Ca stadium lanjut.
'. 1elakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-
ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus! misalnya pada
"ar"inoma"olon! in%aginasi strangulata! dan sebagainya.
5ada beberapa obstruksi ileus! kadang-kadang dilakukan tindakan operatif
bertahap! baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun karena keadaan
penderitanya! misalnya pada Ca sigmoid obstruktif! mula-mula dilakukan
kolostomi saja! kemudian hari dilakukan reseksi usus dan anastomosis. #7llah et
al.! &003(.
J. K!"likasi
*omplikasi pada pasien ileus obstruktif dapat meliputi gangguan
keseimbangan elektrolit dan "airan! serta iskemia dan perforasi usus yang dapat
menyebabkan peritonitis! sepsis! dan kematian #7llah et al.! &003(.
K. Prgnsis
1ortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah ,% sampai 4% asalkan
operasi dapat segera dilakukan. *eterlambatan dalam melakukan pembedahan
atau jika terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan meningkatkan
mortalitas sampai sekitar =,% atau '0%. 5rognosisnya baik bila diagnosis dan
tindakan dilakukan dengan "epat #Dobie! &003(.
=&
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. MET(DE PENELITIAN
/. Materi dan Ba%an
5opulasi penelitian adalah seluruh pasien dengan ileus obstruktif di
AS78 5rof. 8r. 1argono Soekarjo 5urwokerto dari bulan /anuari &006
sampai dengan 8esember &010. 5engambilan sampel di lakukan dengan
melihat data dari "atatan medik #C1(. 8ata di re"all dengan megunakan
program "omputer IC8. 8ata tahun &004-&010 menggunakan program
"omputer IC8-10! sedangkan tahun &006 dan &007 menggunakan program
"omputer IC8-3. Sampel diambil dengan menggunakan metode systematic
sampling dengan jumlah sampel sebanyak =0 pasien.
0. Metde Penelitian
5enelitian ini dilaksanakan dengan metode deskripsi retrospektif
dengan menggunakan data sekunder dari rekam medik pasien AS78 5rof. 8r.
1argono Soekarjo 5urwokerto. Sampel diambil dengan menggunakan metode
systematic sampling.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
/. Karakteristik Pasien Ileus ($struktif Ta%un 0112 + 01/1
?rafik =.1 /umlah 5asien Ileus )bstruktif +ahun &006 - &010
==
8ari keseluruhan jumlah pasien Ileus )bstruktif tahun &006 2 &010
adalah sebanyak &33 pasien! jumlah pasien terbanyak ada pada tahun &003
sebanyak 7, orang sedangkan jumlah pasien paling sedikit ada pada tahun
&007 yaitu sebanyak =6 orang.
='
=,
?rafik =.& *ategori 5asien 0erdasarkan 7sia
0erdasarkan usianya! pasien ileus obstruktif yang paling banyak
terdapat pada kelompok umur '0-60 tahun dengan jumlah meningkat pada
tahun &003 yaitu sebanyak =0 orang.
0. Penatalaksanaan Ileus ($struktif di 'SMS Ta%un 0112 3 01/1
8ari sampel yang didapat! terapi operatif adalah terapi yang paling
banyak dilakukan di AS. 5rof. 8r 1argono Soekardjo untuk pasien ileus
obstruktif pada tahun &006 2 &010 yaitu sejumlah &= pasien #77 %( dan terapi
konser%atif sejumlah 7 pasien #&= %(. +erapi konser%atif seluruhnya
dilakukan pada pasien dengan ileus obstruktif parsial. 0erdasarkan letaknya!
=6
6, % adalah pasien dengan ileus obstruktif letak tinggi dan =, % adalah
pasien dengan ileus obstruktif letak rendah. $tiologi terjadinya ileus obstruktif
terbanyak se"ara berurutan adalah karena adhesi! hernia! malignansi! %ol%ulus!
dan intususepsi.
=7
4. (ut"ut Pasien Ileus ($struktif Ta%un 0112 3 01/1
?rafik =.= )utput 5asien Ileus )bstruktif +ahun &006 2 &010
5engambilan data pasien tahun &006 dan &007 menggunakan program
rekam medis yang lama sehingga pengklasifikasian "ara pasien keluar dari
rumah sakit berbeda dengan data yang diperoleh dari IC8 10. 5ada IC8 10
"ara keluar pasien di bagi menjadi pulang hidup! meninggal! 5S! dan
melarikan diri! sedangkan pada program yang lama keluaran pasien di bagi
menjadi pulang hidup! dirujuk! lari! 5S dan meninggal. )utput terbanyak
adalah pulang hidup. /umlah pasien meninggal memiliki ke"enderungan
untuk meningkat dengan jumlah terbanyak adalah pada tahun &010 yaitu
sebesar &' pasien.
=4
BAB I#
KESIMPULAN
1. Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal yang menyebabkan pasase
lumen usus terganggu
&. Ileus obstruktif dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis! letak! dan
penyebabnya
=. 5enatalaksanaan ileus obstruktif terbagi menjadi terapi konser%atif dan operatif
'. /umlah pasien ileus obstruktif di AS 5rof. 8r. 1argono Soekarjo tahun &006 2
&010 adalah &&3 pasien dengan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki
,. /umlah pasien ileus obstruktif terbanyak berada pada rentang usia '0-60
6. 5enatalaksanaan ileus obstruktif di AS 5rof. 8r. 1argono Soekarjo dari sampel
yang diperoleh paling banyak adalah terapi operatif dengan jumlah terapi
operatif adalah &= pasien #77 %( dan terapi konser%atif 7 pasien #&= %(
7. $tiologi terjadinya ileus obstruktif terbanyak se"ara berurutan adalah karena
adhesi! hernia! malignansi! %ol%ulus! dan intususepsi
4. )utput pasien ileus terbanyak adalah pulang hidup
3. /umlah pasien meninggal memiliki ke"enderungan untuk meningkat dengan
jumlah terbanyak adalah pada tahun &010 yaitu sebesar &' pasien.
=3
DA*TA' PUSTAKA
0i"kle IC! *elly 0. &00&. bdominal O Aays 1ade $asy@ Dormal Aadiographs.
student01/ pril &00&;10@10&-=
$delman! AA. &010. 5regnan"y and Small 0owel )bstru"tion. Aetrie%ed /une 6th!
&011! %ailable at@ http@66www.mr-tip."om6ser%1.phpP
typeQimg.imgQ5regnan"y%&0and%&0Small%&00owel%&0)bstru"tion
$ros"henko! B. 5. &00=. tlas -istologi di >iore dengan *orelasi >ungsional #3 ed.(.
#8. nggraini! +. 1. Sikumbang! $ds.! . /. +ambayong! +rans.( /akarta@ $?C
$%ers! 0. 1. &00'. Small Intestine. In +. ". al! Sabiston +eKtbook )f Surgery #17 ed.!
pp. 1==3-1='0(. 5hiladelphia@ $lse%iers Saunders
>aradilla! Do%a. &003. Ileus )bstruksi. 5ekanbaru @ >* 7DAI
-agen-nsert! S. &010. Sonographi" $%aluation of the "ute bdomen. Aetrie%ed
/une 6th! &011! %ailable at@
http@66www.gehealth"are."om6usen6edu"ation6proffRleadership6produ"ts6msu"
meaa.html
*han! . D. #&003! September 11(. Small 0owel )bstru"tion. Aetrie%ed /une 6th!
&011! %ailable at emedi"ine@ http@66emedi"ine.meds"ape."om6arti"le6=7'36&-
o%er%iew
1arkogiannakis -! 1essaris $! 8ardamanis 8! 5araras D! +:ert:emelis 8!
?iannopoulos 5!et al. &007. "ute me"hani"al bowel obstru"tion@"lini"al
presentation! etiology! management and out"ome. <orld /ournal of
gastroenterology. /anuary &007 &1;1=#=(@'=&-'=7. %ailable
from@7A9@http@66www.wjgnet."om
1oses! S. &004. 1e"hani"al Ileus. Aetrie%ed /uly 16! &010! %ailable at @
http@66www.fpnotebook."om6Surgery6?I61"hn"lIls.htm
Dobie! 0. . #&003! Do%ember 1&(. )bstru"tion! Small 0owel. Aetrie%ed /une 6th!
&011! from emedi"ine@ http@66emedi"ine.meds"ape."om6arti"le677'1'0-
o%er%iew
5ri"e! S. . &00=. 5atofisiologi @ *onsep *linis 5roses-5roses 5enyakit. #S. . 5ri"e!
9. 1"Carty! . <ilson! $ds.( /akarta@ $?C
'0
Simatupang ) D. &010. Ileus )bstruktif. Samarinda@ 7D179 Aetrie%ed /une 6th!
&011! %ailable at@ http@66www.s"ribd."om6do"6&4030,006ileus-obstruksi
Sjamsuhidajat. A! /ong <8. &00,. 0uku jar Ilmu 0edah! $disi &! /akarta@ 5enerbit
0uku *edokteran $?C
Snell! Ai"hard S. &00'. Clini"al natomy for 1edi"al Students! >ifth edition! Dew
Eork
+hompson! /. S. &00,. Intestinal )bstru"tion! Ileus! and 5seudoobstru"tion. In A. -.
0ell! 9. >. Aikkers! . 1. <. 1ulholland #$ds.(! 8igesti%e +ra"t Surgery #Bol.
&! p. 1113(. 5hiladelphia@ 9ippin"ott-Aa%en 5ublisher
7llah S! *han 1! 1umta: D! Daseer . &003. Intestinal )bstru"tion @ Spe"trum of
"auses. /51I &003 Bolume &= Do & page 144-3&
Briesman! 0 and Aobin S. &00,. "ute bdomen - 5ra"ti"al pproa"h. Aetrie%ed
/une 6th! &011! %ailable at@
http@66www.radiologyassistant.nl6en6'&0"d11061e"d
<hang! $. $.! shley! S. <.! . Minner! 1. /. &00,. Small Intestine. In 0. e. al #$d.(!
S"hwat:Ss 5rin"iples )f Surgery #4 ed.! p. 1014(. 1"?raw--ill Companies.
Eates *. &00'. 0owel obstru"tion. In@ Cameron 5! /elinek ?! *elly 1! 1urray 9!
0rown >+! -eyworth +! editors. +eKtbook of adult emergen"y medi"ine. &nd
ed. Dew Eork@ Chur"hill 9i%ingstone. p.=06-3
'1

Anda mungkin juga menyukai