PELATIHAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH BPLHD DKI JAKARTA
JAKARTA, 18 JUNI 2013 Oleh : Ir. Nusa Idaman Said, M.Eng. PENELITI UTAMA Pusat Lingkungan (PTL) BPPT 2013 Jenis Lumpur : 1. Lumpur Anorganik Hasil dari pengolahan fisika-kimia, dari bak pengendapan awal. 1. Lumpur Organik Hasil dari proses pengolahan air limbah lumpur aktif. Clarifier General overview of plant components Secondary Sludge Primary Sludge Clarifier Raw Wastewater Influent PRIMARY DISINFECTION Biological Treatment System SECONDARY Clean Wastewater Effluent Discharge to Receiving Waters Preliminary Residuals (i.e., grit, rags, etc.) A B C Wastewater Treatment Residuals Biosolids Processing and Disposal (e.g., attached-grwoth Suspended-Growth, Constructed Wetland, etc.) Clarifier PRELIMINARY Usually to Landfill Hal-hal yang harus diperhatikan agar supaya proses lumpur aktif stabil Menjaga kesetabilan beban BOD dan nilai F/M Menjaga konsentrasi mikroba agar supaya konstan dilakukan pembuangan sebagian lumpur dari kolam aerasi secara rutin Menjaga kebutuhan oksigen tercukupi Menjaga kesetabilan keasaman/ pH ( antara 6 9) Menghindari masuknya senyawa racun ke dalam kolam aerasi :Amina, proteins, tannins, phenol, alcohol, cyanat, ether, carbamat, benzen. Email : nusaidaman@yahoo.com website : www.kelair.bppt.go.id PENENTUAN JUMLAH LUMPUR AKTIF YANG HARUS DIBUANG DARI KOLAM AERASI (P): Q = laju alir air limbah, m 3 /hari Y obs = biomasa yield, g VSS/gBOD S o = konsentrasi BOD inlet, g/m 3 S = konsentrasi BOD outlet, g/m 3 P = jumlah lumpur aktif yang hrs dibuang dari klm aerasi, g/ hari ) 1000g 1kg S)( (S Q.Y P 0 obs
Email : nusaidaman@yahoo.com website : www.kelair.bppt.go.id PERHITUNGAN KEBUTUHAN OKSIGEN PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF - Proses lumpur aktif untuk penghilangan BOD dan COD R oksigen = Q (S o S) 1,42 (P) R oksigen = kebutuhan oksigen, g/hari Q = laju alir air limbah ke dalam kolam aerasi, m3/hari S o = konsentrasi COD inlet, g/m 3 S = konsentrasi COD outlet, g/m 3 1,42 = nilai COD untuk setiap g mikroorganisma, dihitung dari persamaan reaksi endogenous P = mikroorganisma/ lumpur aktif yang di buang dari kolam aerasi setiap hari - Proses lumpur aktif untuk penghilangan BOD, COD dan Nitrogen R oksigen = Q (S o S) 1,42 (P) + 4,33Q(NO x ) R oksigen = kebutuhan oksigen, g/hari Q = laju alir air limbah ke dalam kolam aerasi, m 3 /hari S o = konsentrasi COD inlet, g/m 3 S = konsentrasi COD outlet, g/m 3 1,42 = nilai COD untuk setiap g mikroorganisma, dihitung dari persamaan reaksi endogenous 4,33 = nilai COD untuk oksidasi NH 4 + dan NO 2 - P = mikroorganisma/ lumpur aktif yang di buang dari kolam aerasi setiap hari NO x = Total nitrogen yang dioksidasi menjadi nitrat = Q( Total nitrogen inlet) NH 4 + outlet 0,12 (P) 0,12 = fraksi nitrogen dalam mikroorganisma Pengeringan / Pengolahan Lumpur Lumpur yang dihasilkan dari proses sedimentasi diolah lebih lanjut untuk mengurangi sebanyak mungkin air yang masih terkandung didalamnya. Proses pengolahan lumpur yang bertujuan mengurangi kadar air tersebut sering disebut dengan pengeringan lumpur. Ada empat cara proses pengurangan kadar air, yaitu secara alamiah, dengan tekanan (pengepresan), dengan gaya sentrifugal dan dengan pemanasan. Pengeringan lumpur dengan plate and frame filter Pengeringan Lumpur Dengan Sistem Centrifuge I Pengeringan Lumpur Dengan Sistem Centrifuge II Pengeringan Lumpur Dengan Cara Pengepresan. Foto Unit Pengering Lumpur Dengan Belt Press. Dewatered Sludge Solid = 18 - 20% BAK PENGERING LUMPUR Bak pengering lumpur berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang dihasilkan dari kolam anaerobik, kolam fakultatif dan kolam maturasi. Lamanya waktu yang diperlukan untuk mengeringkan lumpur antara 1 2 minggu, tergantung pada ketebalan lumpur yang tertampung dan cuaca. Kriteria Perencanaan bak pengering lumpur (JSWA, 1984) : Bentuk bak sebaiknya persegi panjang (kotak). Tebal lapisan atas yang terdiri dari pasir kasar berkisar antara 20 30 cm. Tebal lapisan bawah atau lapisan kerikil berkisar antara 20 30 cm. Lantai dasar dibuat dengan kemiringantertetu agar air filtrat dapat terkumpul dengan baik. Dibagian tengah yang paling dalam dilengkapi dengan pipa berluang-lubang untuk pengeluaran air filtrat dengan diamper 15-10 cm. Dinding bak dibuat dari beton atau pasangan batu bata yang diplester semen. Waktu pengeringan sangat dipengaruhi oleh iklim serta sifat dari lumpur yang akan dikeringkan, waktu pengeringan lumpur berkisar antara 15 20 hari. Ketebalan lumpur di dalam bak pengering lumpur diatur sekitar 10 -20 cm. Bak Pengering Lumpur SLUDGE DRYING BED BELT PRESS PENGOLAHAN LUMPUR ORGANIK KOMUNAL DIAGRAM PROSES INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) Solid Separation Chamber Oxidation Ditch IPLT DURI KOSAMBI JAKARTA BARAT TRUK TINJA DIGESTER AEROBIK INLET BAK PENGENDAP LUMPUR KOLAM FAKULTATIF 1 KOLAM FAKULTATIF 2 KOLAM MATURASI EFLUEN PENGERING LUMPUR Contoh IPLT di Ghana Alternatif Proses Pengolahan Lumpur Tinja PENGELOLAAN LUMPUR B3 Pengklasifikasian Limbah B3 Masuk Dalam Daftar 1,2, atau 3 Limbah B3 Y a Mudah Terbakar Tdk Tdk Bukan Limbah B3 Evaluasi/ analisis karakteristik limbah Mudah Meledak Y a Reaktif Tdk Y a Beracun Tdk Y a Penyebab Iritasi Tdk Y a Tdk Korosif Y a Tes Toksikologi Tdk Y a LIMBAH : Bahan Berbahaya & Beracun Sisa Pada Kemasan, Tumpahan, Sisa Proses fi k a si Ident ifikas i LIMBAH Analisis Kualitatif: Fisika, Kimia & Biologi Non- B3 Limbah B3 Analisis Kuantita tif: Tindakan Preventif Teknik Pengolahan I Pengelola Limbah B3 Teknik Pengolahan III Teknik Pengolahan II Landfill Sisa hasil pengolahan Sisa hasil pengolahan Sisa hasil pengolahan Penanganan Limbah B3 Dari Sektor Industri/Perusahaan Jangan Buang di situ Om ! Ini PP 18 Th 1999 Jo PP 85 Th 1999 a r Diagram Alir Pengolahan Limbah Lumpur B3 dengan Cara Pembakaran. TERIMA KASIH