Anda di halaman 1dari 18

Pemuaian Zat

Gambar 4.1 menunjukan sebuah jembatan yang sengaja


dibuat dengan sambungan memiliki ruang (celah). Apa
tujuan adanya celah tersebut? Apa yang terjadi jika pada
sambungan jembatan tidak terdapat celah?. Nah, pada
bagian ini kita akan mempelajari konsep yang dapat
menjawab kedua pertanyaan ini.



4.1 Pengertian Pemuaian
Semua materi atas Zat (padat, cair dan gas) pada umumnya
memuai jika dipanaskan dan mengerut ketika didinginkan.
Pemuain pada zat padat dan zat cair secara umum dapat
diterangkan dengan menganggap ikatan antara molekul-
molekulnya seperti ikatan sebuah pegas yang lentur. Ikatan pada
molekul zat padat lebih kuat dari ikatan molekul-molekul pada
zat cair. Molekul-molekul ini selalu bergetar pada suatu posisi
keseimbangan. Ketika suhu zat dinaikkan, amplitudo getaran
molekul-moleku bertambah besar sehingga jarak
antarmolekulnya menjadi lebih besar, dengan kata lain ukuran
benda akan bertambah (memuai).

Pemuaian panas adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah panjang, lebar,
luas, atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor).

Pertambahan ukuran benda memang tidak terlalu besar, namun dapat teramati terutama
ketika ukuran benda yang memuai cukup besar.



Gambar 4.1: Jembatan dengan
sambungan yang memiliki celah.
Gambar 4.2: Jarak antar moleku zat
padat akan menjadi lebih besar ketika
suhu dinaikkan

Yohanes Vianei Dore Ola, S.Pd
Benda Koefisien muai
panjang (mm/m.K)
Koefisien muai
panjang (/K)
Aluminum 0,0222 0,0000222
Kuningan 0,0187 0,0000187
Tembaga 0,0180 0,0000180
Beton 0,0145 0,0000145
Kaca, Pirex 0,0040 0,0000040
Keping kaca 0,0090 0,0000090
Emas 0,0142 0,0000142
Besi 0,0120 0,0000120
Porselen 0,0030 0,0000030
Perak 0,0195 0,0000195
Baja 0,0130 0,0000130
Seng 0,0297 0,0000297

4.1.1 Pemuaian Zat Padat
Pemuaian Panjang
Pada bagian ini, kita hanya memperhatikkan pemuaian dalam arah panjang saja. Pemuaian
dalam arah lain kita abaikan (asumsi: batang kita anggap panjang sekali dan berpenampang
kecil).
Untuk menyelidiki pemuian berbagai benda padat
yang berbentuk batang kita juga dapat menggunakan
alat Musshenbroek. Seperti gambar di bawah ini!
Cara menyelidiki pemuaian panjang zat padat dengan
menggunakan alat ini adalah sebagai berikut:
1) Siapkan alat Musshenbroek, pembakar spiritus,
kawat kasa, dan tiga batang logam dari bahan
yang berbeda, misalkan perunggu, baja dan
aluminum.
2) Pasanglah ketiga batang logam seperti
ditunjukkan pada gambar 4.2, kemudian aturlah
jarum penunjuk skala sehingga menunjuk pada skala yang sama.
3) Panaskan logam dengan menyalakan pembakar spiritus. Amati gerak jarum penunjuk
yang akan menunjukkan pertambahan panjang setiap batang logam.

Alat Musshenbroek pemuaian
panjang setiap jenis logam
adalah berbeda walaupun
diberikan suhu awal yang sama
dan panjang awalnya juga sama.
Pada waktu kawat tembaga
dipanaskan, atom-atom
perunggu, baja dan aluminum.
bergetar lebih cepat dan
lintasannya lebih panjang.
Lintasan yang lebih panjang
inilah yang membuat jarak
antara atom-atom perunggu,
baja dan aluminum semakin jauh. hal inilah yang membuat perunggu, baja dan aluminum
bertambah panjang.
Gambar 4.3: alat Musshenbroek yang
digunkana untuk mengetahui pemuaian
panjang zat padat
Tabel 4.1 Koefisien muai panjang berbagai jenis zat padat

Yohanes Vianei Dore Ola, S.Pd
Ketika dipanaskan, setiap benda berbeda-beda pertambahan panjangnya. Aluminium
sepanjang 1 m kalau dipanaskan sebanyak 1
0
C (atau 1 K) akan bertambah panjang sebesar
0,022 mm. Tetapi kalau perunggu bertambah panjang sebesar 0,019 mm.
Karateristik pertambahan panjang benda ini dinyatakan dalam besaran yang dinamakan
koefisien muai panjang yang mempunyai satuan mm/m.K, m/mK, atau biasa ditulis dalam
1/K . Jadi kalau kita katakan koefisien muai panjang aluminium 0,022 mm/m.K, itu artinya
aluminium sepanjang 1 meter akan bertambah panjang 0,022 mm jika dinaikkan 1 K (1
0
C).

Jadi, pemuaian panjang zat padat berbantung pada tiga faktor yaitu:
(a) Panjang mula-mula (panjang sebelum dipanaskan), l
0

(b) Kenaikan suhu (perbedaan suhu), T = T T
0

(c) Jenis bahan (yang dinyatakan dengan besaran koefisien muai panjang), .

Dari gambar 4.4 kita peroleh bahwa panjang logam
setelah dipanaskan menjadi
l = l
0
+ l atau
(4.1)



Karena pemuaian panjang zat padat bergantung pada tiga faktor di atas maka secara matematis
pertambahan panjang suatu zat ditulis sebagai

(4.2)

Sehingga dari (4.1) dan (4.2) kita peroleh panjang akhir suatu zat setelah dipanaskan, yaitu:
l l
0
= l
0
T



(4.3)
Dengan l = panjang akhir (m), l
0
= panjang mula-mula (m), T = perubahan suhu (
0
C atau K) dan
= koefisien muai panjang (1/
0
C atau mm/m
0
C atau mm/mK).

Contoh 4.1;
Aluminium yang mempunyai koefisien muai panjang mm/m.K. Hitung pertambahan
panjang zat itu (L) jika aluminium dinaikkan suhuya sebanyak 30 K! Panjang zat mula-mulanya
adalah 2 m. Hitung juga panjang aluminium sekarang!
Gambar 4.4: Pertambahan panjang
sebatang logam

Yohanes Vianei Dore Ola, S.Pd
Jawab:
Koefisien muai panjang zat mm/m.K artinya untuk kenaikkan suhu sebanyak 1 K
aluminium sepanjang 1 m akan bertambah panjang sebesar mm. Untuk kenaikan 30 K,
batang 1 meter akan bertambah panjang x 30 = 0,666 mm.
Karena panjang batang mula-mula 2 m, maka pertambahan panjangnya adalah 2 x 0,666 =
1,332 mm. Panjang aluminium setelah dipanaskan menjadi 1,332 mm + 2 m = 2,001332 m
Coba kerjakan dengan menggunakan rumus (4.2) dan (4.3).

Pemuaian Luas

Selain pemuaian panjang, ada juga pemuaian suatu zat yang memiliki panjang dan lebar yang
disebut pemuaian luas. Pemuaian ini terjadi bukan pada panjang zat itu saja tetapi juga pada
lebarnya. Dapat dikatakan bahwa luas suatu zat bertambah jika dipanaskan.
Karateristik pertambahan luas benda ini dinyatakan dalam besaran yang namanya koefisien
muai luas yang mempunyai satuan mm
2
/m
2
.K. Jadi, kalau kita katakan koefisien muai luas
tembaga 36 mm
2
/m
2
, artinya tembaga seluas 1 m
2
luasnya akan bertambah sebesar 36 mm
2

jika suhunya dinaikkan 1 K (atau 1
0
C).
Gambar 4.5 menunjukkan pemuaian suatu zat yang berbentuk keping
(luasan), kita akan peroleh hubungan seperti (4.2) dan (4.3) yaitu
(4.5)
Dengan = koefisien muai luas (mm
2
/m
2
K atau 1/K), A = pertambahan
luas (m
2
), A
0
= luas mula-mula (m
2
), dan A = luas akhir (m
2
).

Untuk koefisien muai luas () tidak dapat diperoleh secara langsung
dari eksperimen. Untuk memperoleh nilai koefisien muai luas kita memiliki hubungan
(4.7)
Contoh 4.2;
Luas sebuah lempeng besi pada suhu 20
0
C aalah 80 cm
2
. Bila koefisen muai panjang besi 0,012
mm/m
0
C, berapakah luasnya pada suhu 60
0
C?
Jawab:
Koefisien muai luas lempeng besi 2 x 0,012 = 0,024 mm
2
/m
2.
.
0
C, artinya lempeng besi seluas 1
m
2
akan bertambah luas sebesar 0,024 mm
2
ketika dipanaskan sebanyak 1
0
C. Jika dipanaskan
sebanyak 60
0
C 20
0
C = 40
0
C, lempeng seluas 1 m
2
akan bertambah luas 0,024 x 40 = 0,96 mm
2
.
Gambar 4.5:
Pertambahan luas keping
persegi panjang ketika
dipanasi.
(4.6)

Yohanes Vianei Dore Ola, S.Pd
Karena lempeng besi mula-mula 80 cm
2
maka lempeng akan bertambah luas 80 x 0,96 = 76,8
mm
2
. Jadi luas lempeng besi tersebut pada suhu 60
0
C menjadi 80 cm
2
+ 76,8 mm
2
= 80,768 cm
2
.

Pemuaian Volume

Jika suatu zat padat yang kita panasi berbentuk kubus, balok atau bola,
yang kita perhatikan adalah pemuaian volumnya. Perhatikan gambar 4.6.
Volume balok akan bertambah seiring dengan adanya kenaikan suhu
sebesar T. Kita akan peroleh hubungan seperti seperti sebelumnya yai
(4 8)
(4 9)
Dengan = koefisien muai volume (mm
3
/m
3
K atau 1/K), V =
pertambahan volume (m
3
), V
0
= volume mula-mula (m
3
), dan V = volume
akhir (m
3
).

Untuk koefisien muai luas () tidak dapat diperoleh secara langsung dari eksperimen. Untuk
memperoleh nilai koefisien muai luas kita memiliki hubungan

(4 10)

Contoh 4.3;

Volume sebuah balok perunggu pada suhu 40
0
C adalah 125 cm
3
. Bila koefisien muai panjang
perunggu 0,019 mm
3
/m
3
K. Berapakah volume perunggu tersebut pada suhu 60
0
C?

Jawab:
Koefisien muai volum perunggu 3 x 0,019 = 0,057 mm
3
/m
3.
K, artinya belok perunggu dengan
volume 1 m
3
akan bertambah volumnya sebesar 0,57 mm
3
ketika dipanaskan sebanyak 1 K. Jika
dipanaskan sebanyak 60
0
C 40
0
C = 20
0
C = 20 K, balok perunggu 1 m
3
akan bertambah volum
0,057 x 20 = 1,14 mm
3
. Karena volum mula-mula 125 cm
3
maka balok akan bertambah volum
125 x 1,14 = 142,5 mm
3
. Jadi volume balok perunggu tersebut pada suhu 60
0
C menjadi 125 cm
3

+ 142,5 mm
3
= 125,1425 cm
3
.






Gambar 4.6:
Pertambahan volume
sebuah balok ketika
dipanasi.

Yohanes Vianei Dore Ola, S.Pd

Quiz 4.1
1. Panjang sebatang aluminium pada suhu
20
0
C adalah 1 meter. Berapakah
panjangnya pada suhu 120
0
C? Jika
koefisien muai panjang aluminium 0,000
0024/
0
C.

2. Panjang sebatang rel kereta api yang
terbuat dari baja pada suhu 20
0
C adalah
25 meter. Berapakah pertambahan
panjang rel bila suhunya naik menjadi
30
0
C? koefisien muai panjang baja 0,000
012/
0
C.!

3. Sebatang kaca yang panjangnya 2 meter
pada suhu 100
0
C. Batang kaca memuai
sebesar 0,72 mm jika dipanaskan sampai
suhu 90
0
C. Berapakah koefisien muai
panjang kaca?

4. Volume lempeng besi pada suhu 20
0
C
adalah 250 cm
3
. Bila koefisien muai
panjang besi 0,000 012/
0
C, berapakah
volumenya pada suhu 40
0
C?

5. Volume panci aluminium pada suhu 27
0
C
adalah 1 liter. Berapakah volume panci
tersebut pada suhu 100
0
C? Jika koefisien
muai panjang aluminium 0,000 024/
0
C.

4.1.2 Pemuaian Zat Cair
Cairan, gas dan juga zat padat akan memuai volumenya jika dipanaskan. Pemuaian zat padat
lebih kecil dibandingkan pemuaian zat cairan karena zat padat, molekul-molekulnya lebih sult
betgerak dibandingkan molekul-molekul zat cair. Ketika dipanaskan, pergerakan molekul-
molekul zat padat tidak terlalu jauh dibandingkan pergerakkan molekul zat cair. Itu sebabnya
pemuaian volume zat padat lebih kecil dibandingkan dengan zat cair.

Anomali Air

Ada beberapa benda tidak selalu memuai jika dipanaskan. Tetapi, ada keanehan dengan air.
Dari 0
0
C sampai 4
0
C, volume air terus menyusut ketika dipanaskan. Karena volume menyusut,
massa jenisnya (massa per satuan volume) tentu bertambah. Dari 4
0
C sampai 100
0
C voume air
memuai ketika dipanaskan. Karena volume memuai, maka massa jenisnya akan berkurang.
Jadi, air mempunyai massa jenis terbesar pada suhu suhu 4
0
C. Sifat pemuaian yang aneh ini
dinamakan anomali air.



Yohanes Vianei Dore Ola, S.Pd











Tabel 4.2 menunjukkan massa jenis air pada suhu-suhu tertentu. sedangkan grafik dibawah
menunjukkan massa jenis air sebagai fungsi suhu.

PENYEBAB ANOMALI AIR
Es mempunyai struktur berbeda dengan air. Es mempunyai rongga-rongga di antara molekul-
molekulnya. Rongga ini yang membuat volume es ebih besar dari volume air.
Pada suhu 0
0
C, es mulai meleleh, strukturnya mulai runtuh. Volume air yang terjadi lebih kecil
dari volume es mula-mula. Namun, pada suhu 0
0
C itu belum semua struktur es runtuh. Seluruh
stuktur es runtuh ketika suhu 4
0
C akibat runtuhnya struktur-struktur es ini, volume air akan
terus menyusut ketika dipanaskan dari 0
0
C samapi suhu 4
0
C. pemuaian memang ada tetapi
reruntuhan struktur es lebih dominan. Pada suhu 4
0
C ke atas, molekul-molekul air bergerak
lebih cepat. Di sini pemuaian memegang peranan penting. Itu sebabnya volume air akan terus
bertambah ketika dipanaskan dari suhu 4
0
C ke atas.
Adanya anomali air ini dapat menjelaskan mengapa di musim dingin air di permukaan danau
membeku sedangkan jauh di dasar danau
air tidak membeku sehingga ikan-ikan
dapat tetap hidup.
Ketika musim dingin tiba, suhu udara
menjadi dingin. Udara akan
mendinginkan air di permukaan danau.
Karena massa jenis air hanyat lebih besar
dari air dingin maka air hangat yang
berada di permukaan akan turun
sehingga pada permukaan tersisa air
Suhu (
0
C) Massa jenis air murni (g/cm
3
)
0 (Padat) 0,9150
0 (cair) 0,9999
4 1,0000
20 0,9982
40 0,9922
60 0,9832
80 0,9718
100 (gas) 0,0006
Tabel 4.2: massa jenis air pada berbagai
kondisi suhu
1,00
0,99
0,98
0,97
0,96
0,95
4
2
6 8
Suhu (
0
C)
g/cm
3
4
0
C
SUHU
V
O
L
U
M
E

Grafik 4.1: (a) hubungan antara massa jenis air dan
suhu, (b) hubungan antara volume air dan suhu
4.8: Suhu air dalam sebuah telaga yang ditutupi es.

Yohanes Vianei Dore Ola, S.Pd
yang dingin. Karena udara semakin dingin, air di permukaan danau suhunya turun. Kali ini air
yang lebih dingin akan tetap berada di permukaan karena massa jenisnya lebih kecil
dibandingkan dengan massa jenis air 4
0
C. Air di permukaan ini semakin lama semakin dingin
lalu membeku tetapi air di sekitar dasar danau tetap 4
0
C.

4.1.3 Pemuaian Zat Gas
Pada dasarnya semua gas akan memuai jika suhunya bertambah (dinaikkan/dipanaskan),
artinya gas akan mengalami perubahan volume. Keadaan gas bisanya dicirikan dengan 3
besaran yaitu tekanan (P), volume (V) dan suhu (T). Pemanasan pada gas dapat dilakukan pada
kondisi
(1) tekanan tetap,
(2) suhu tetap, dan
(3) volume tetap dan
(4) tekanan dan volume tidak tetap.
Pada bagian ini kita hanya membicarakan pemuaian gas pada poin (1), sedangkan yang lainnya
akan dibicarakan pada tingkat SMA.

Pemuaian Gas pada Tekanan Tetap

Seperti yang kita sudah pelajari sebelumnya bahwa bentuk gas selalu berubah-ubah artinya
volume gas berdasarkan ruang yang ditempatinya.
Pada tekanan tetap, gas akan memuai (volume gas yang bertambah). Pemuaian volume gas ini
tentu sama dengan pemuaian volume pada zat padat namun koefisien muai volume zat padat
tidak sama dengan koefisien muai volume pada zat gas.
Menurut perhitungan Gay Lussac besarnya koefisien muai volume untuk zat gas adalah sebesar

m
3
/m
3
.
0
C atau sebesar 0,003663 m
3
/m
3
.
0
C (0,003663 m
3
/m
3
.K) artinya, jika suatu gas yang
volumenya 1 m
3
suhunya dinaikkan sebesar 1
0
C maka volumenya akan bertambah sebesar
0,003663 m
3
. Maka persamaan (4.9) ditulis menjadi,

(4.11)

Contoh 4.3;

Sebuah gas pada tekanan tetap pada suhu 0
0
C memiliki volume 12 m
3
. Berapakah volume gas
tersebut pada suhu 546
0
C?

Yohanes Vianei Dore Ola, S.Pd
Jawab:
Menurut Gay Lussac koefisien muai volum suatu gas adalah 0,003663 m
3
/m
3
.
0
C artinya, jika
suatu gas yang volumenya 1 m
3
suhunya dinaikkan sebesar 1
0
C maka volumenya akan
bertambah sebesar 0,003663 m
3
.
Jika volume gas 12 m
3
dipanaskan hingga suhunya naik 1
0
C, maka volumenya bertambah 12 x
0,003663 = 0,043956 m
3
.
Jika volume gas 12 m
3
dipanaskan hingga suhunya naik 546
0
C, maka volumenya berambah
0,043956 x 546 = 23,999976 24 m
3
.
Jadi volume gas tersebut pada suhu 546
0
C adalah sebesar 12 + 24 = 36 m
3
.

4.2. Pemuaian dalam Kehidupan
Prinsip pemuaian zat banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah
beberapa contoh penerapannya:
Pemasangan Kaca Jendela
Pemasangan kaca jendela memperhatikan juga ruang muai bagi kaca sebab koefisien muai
kaca lebih besar daripada koefisien muai kayu tempat kaca tersebut dipasang. Hal ini
penting sekali untuk menghindari terjadinya pembengkokan pada bingkai.









Pemasangan Sambungan Rel Kereta Api
Penyambungan rel kereta api harus menyediakan celah antara satu batang rel dengan
batang rel lain. Jika suhu meningkat, maka batang rel akan memuai hingga akan bertambah
panjang. Dengan diberikannya ruang muai antar rel maka tidak akan terjadi desakan antar
rel yang akan mengakibatkan rel menjadi bengkok.

Gambar 4.9: Pemasangan kaca jendela harus
memiliki ruang untuk mengantisipasi adanya
pemuaian pada kaca.
Gambar 4.10: Pemasangan rel kereta apa selalu
diberi celah.

Yohanes Vianei Dore Ola, S.Pd
Pemasangan Bingkai Besi pada Roda Pedati
Bingkai roda pedati pada keadaan normal dibuat sedikit lebih kecil daripada tempatnya
sehingga tidak dimungkinkan untuk dipasang secara langsung pada tempatnya. Untuk
memasang bingkai tersebut, terlebih dahulu besi harus dipanaskan hingga memuai dan
ukurannya pun akan menjadi lebih besar daripada tempatnya sehingga memudahkan untuk
dilakukan pemasangan bingkai tersebut. Ketika suhu mendingin, ukuran bingkai kembali
mengecil dan terpasang kuat pada tempatnya.









Pemasangan Jaringan Listrik dan Telepon
Kabel jaringan listrik atau telepon dipasang kendur dari tiang satu ke tiang lainnya sehingga saat
udara dingin panjang kabel akan sedikit berkurang dan mengencang. Jika kabel tidak dipasang
kendur, maka saat terjadi penyusutan kabel akan terputus.
Keping Bimetal
Keping bimetal adalah dua buah keping logam yang memiliki koefisien muai panjang berbeda
yang dikeling menjadi satu. Keping bimetal
sangat peka terhadap perubahan suhu. Pada
suhu normal panjang keping bimetal akan
sama dan kedua keping pada posisi lurus. Jika
suhu naik kedua keping akan mengalami
pemuaian dengan pertambahan panjang yang
berbeda. Akibatnya keping bimetal akan
membengkok ke arah logam yang mempunyai
koefisien muai panjang yang kecil.
Gambar 4.11: Roda pedati dibuat sedikit lebih
kecil daripada tempatnya sehingga tidak
dimungkinkan untuk dipasang secara langsung
pada tempatnya
Gambar 4.12: Kabel-kabel listrik yang sengaja
dipasang kendor.
Gambar 4.13: Keping bimetal yang dikeling
menjadi satu.

Yohanes Vianei Dore Ola, S.Pd
Keping bimetal dapat dimanfaatkan dalam berbagai keperluan misalnya pada termometer
bimetal, termostat bimetal pada seterika listrik, saklar alarm bimetal, sekring listrik bimetal.
Pemanfaatan pemuaian zat yang tidak sama koefisien muainya dapat berguna bagi industri
otomotif, misalnya pada bimetal yang dipasang sebagai saklar otomatis atau pada lampu reting
kendaraan.
Termometer Bimetal
Termometer bimetal terbuat dari bimetal berbentuk lingkaran. Ujung A diikat pada kaki
bimetal, sedangkan ujung B diikat pada jarum yang dapat berputar pada poros C (gambar di
samping). Koefisien muai logam bagian luar lebih besar daripada koefisien muai logam bagian
dalam. Bila suhu naik, maka bimetal akan melengkung sehingga ujung B mendekati ujung A dan
jarum berputar ke kanan. Sebaliknya, bila suhu turun maka bimetal akan sedikit lurus sehingga
menggerakkan jarum ke kiri.





(a) (b)
Thermostat
Thermostat digunakan untuk mempertahankan suhu ruangan supaya
tetap. Thermostat terdiri dari sebuah batang bimetal berbentuk
lingkaran seperti pada thermometer bimetal. Salah satu ujung
bimetal dijepit, sedangkan ujung yang lain bebas (gambar di
samping). Ujung bimetal yang bebas dilekatkan pada jarum yang
dapat bergerak maju mundur antara kontak listrIK A dan B.
Bila suhu ruangan naik, maka bimetal bertambah melengkung
sehingga jarum menyentuh kontak A. hal ini menyebabkan aliran
listrik terputus. Karena listrik terputus maka panas bimetal
berkurang. Bila suhu sudah turun, bimetal akan lebih lurus sehingga
jarum bergerak ke kanan menyentuh kontak B. Akibatnya, aliran
listrik terbuka lagi sehingga suhu ruangan naik, dan seterusnya.
Dengan cara demikian, maka suhu ruangan dapat dipertahankan.
Gambar 4.14: (a) Sebuah
termometer bimetal dan (b)
Ujung A diikat pada kaki
bimetal, sedangkan ujung B
diikat pada jarum yang dapat
berputar pada poros C.
Gambar 4.15: Sebuah
rangkaian termostat.

Yohanes Vianei Dore Ola, S.Pd

Saklar Otomatis
Bimetal yang memiliki cara kerja seperti thermostat banyak digunakan sebagai sakelar
otomatis. Sakelar otomatis berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik
secara otomatis bila telah mencapau suhu tertentu. contohnya pada alarm kebakaran.
Ketika terjadi kebakaran, suhu bimetal naik sehingga melengkung dan menghubungkan arus
listrik. Arus listrik akan menghidupkan alarm sehingga berbunyi.




Lampu Sein
Lampu tanda arah (sein) mobil atau motor bisa menyala kelap-kelip (menyala-padam)
karena terpisah atau terhubung dengan kontak yang disebabkan oleh gerakan keping
bimetal seperti gambar rangkaian di bawah ini. Pada saat saklar ditutup, arus listrik yang
sangat kecil mengalir dari baterai melalui lampu dan kumparan pemanas yang dililitkan
mengitari keping bimetal. Arus listrik ini sangat kecil sehingga tidak dapat menyalahkan
lampu, tetapi arus listrik ini mampu memanasi keeping. Keping memuai dan melengkung ke
atas sehingga kontak saling menyentuh. Pada saat kontak saling menyentuh, arus listrik dari
baterai berhenti mengalir melalui kumparan, tetapi mengambil jalan yang hambatannya
lebih kecil, yaitu melalui keeping bimetal. Selanjutnya, keeping menghubungkan arus listrik
dari baterai langsung ke lampu sehingga dihasilkan arus yang cukup besar untuk
menyalahkan lampu. Dengan terputusnya arus dalam kumparan pemanas, keeping bimetal
mendingin dan lurus kembali sehingga kontak saling terpisah. Akibatnya, arus listrik kembali
mengalir dari baterai melalui kumparan, dan lampu padam.
Jadi, fungsi keping bimetal adalah memisahkan dan menghubungkan kontak sehingga
menghasilkan lampu tanda arah yang menyala dan padam. Untuk mematikan lampu tanda
arah tersebut, sakelar harus ditutup.
Gambar 4.16: Sebuah
rangkaian termostat.
Gambar 4.17: Penggunaan keping bimetal pada lampu sein
atau lampu arah mobil.

Yohanes Vianei Dore Ola, S.Pd
Tukang Gigi
Bahan penambal gigi harus mempunyai koefisien muai panjang
gigi. Kalau tidak, ketika kita menyantap sup panas, penmbal
tersebut dapat merusak gigi (kalau koefisien muai panjangnya
terlalu besar) atau terlepas (kalau koefisien muai panjangnya
terlalu kecil).



Quiz 4.2
1. Pemanasan yang tidak merata sering
tejadi keretakan pada benda padat,
mengapa demikian?

2. Pada jembatan biasanya dipasang
bantalan roda atau diberi celah
secukupnya, mengapa demikian?

3. Apa yang terjadi jika botol tertutup
yang berisi air penuh dimasukkan ke
dalam kulkas?

4. Mengapa gas tidak mengalami
pertambahan panjang? Jelaskan!

5. Sebutkan beberapa kegunaan bimetal!

6. Mengapa ban baja lokomotif harus
dipanaskan terlebih dahulu sebelum
rodanya dipanaskan?

7. Sebuah gas pada tekanan tetap pada
suhu 0
0
C memiliki volume 13m
3
.
Berapakah volume gas tersebut pada
suhu 896
0
C?

8. Apa yang terjadi jika sejumlah gas
dalam suatu wadah dipanaskan, tetapi
tidak diperbolehkan untuk memuai?












Gambar 4.18: Penambal gigi kawat

Yohanes Vianei Dore Ola, S.Pd
I. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang kamu anggap paling tepat!
1. Bila suhu dinaikkan benda umumnya.
a. Memuai c. Tetap
b. Menyusut d. Bergetar

2. Zat yang memuai paling besar jika
suhunya memuai 1
0
C adalah
a. Zat cair
b. Jenis bahan
c. Zat padat
d. Volume bahan

3. Hasil percobaan dengan menggunakan
alat Musschenbroek adalah.
a. Pertambahan panjang logam sama
besar
b. Pertambahan panjang logam berbeda
c. Logam yang panjang memuai lebih
besar
d. Logam yang kecil memuai lebih besar

4. Sebatang besi yang mengalami kenaikan
suhu, maka
a. Massa jenisnya bertambah
b. Massanya bertambah
c. Volumenya bertambah
d. Gerak partikelnya lambat

5. Besi yang mempunyai massa jenis 7,86
g/cm
3
dipanaskan, maka massa jenisnya
a. Lebih dari 7,86 g/cm
3

b. Kurang dari 7,86 g/cm
3

c. Tetap 7,86 g/cm
3

d. Tidak dapat ditentukan


6. Faktor yang mempengaruhi muai panjang
adalah kacuali
a. Panjang awal sebelum dipanaskan
b. Jenis bahan
c. Kenaikan suhu/temperatur
d. Panjang sesudah dipanaskan

7. Makin lemah gaya tarik menarik antar
partikel zat, maka
a. Makin besar koefisien muai panjang
zat
b. Makin kecil koefisien muai panjang
zat
c. Koefisien muai panjang berubah-ubah
d. Koefisien muai panjang zat tidak
dipengaruhi oleh gaya tarik-menarik
antar partikel

8. Perhatikan gambar susunan dua buah
gelas kaca yang macet tidak bisa dibuka!
Agar mudah dilepas cara yang bisa
dilakukan adalah.

a. Gelas P diisi air panas
b. Gelas Q direndam dalam air panas.
c. Kedua gelas sama-sama dipanaskan.
d. Kedua gelas sama-sama didinginkan





Yohanes Vianei Dore Ola, S.Pd
9. Memuai atau menyusut suatu zat
dipengaruhi oleh
a. Partikel zat tersebut membesar atau
mengecil
b. Partikel zat tersebut bergetar cepat
tanpa berpindah
c. Partikel zat tersebut diam
d. Jarak antar partikel zat tersebut
membesar atau mengecil

10. Perhatikan gambar berikut! Bimetal
terdiri logam P dan logam Q dipanaskan. .

Kesimpulan yang bisa diambil adalah
a. koefisien muai P sama dengan Q
b. koefisien muai P lebih besar dari Q
c. koefisien muai P lebih kecil dari Q
d. koefisien muai P bisa lebih besar atau
lebih kecil dari Q

11. Pada suatu percobaan,
dua bimetal I dan II
tersusun oleh tiga jenis
logam 1, 2, 3 dengan
koefisien muai panjang
berturut-turut 1, 2, 3.
Ketika dipanaskan kedua bimetal
melengkung dengan arah tampak seperti
gambar. Berdasarkan data tersebut
kesimpulan yang benar adalah.... .
a. 1 > 2 > 3
b. 1 < 2 < 3
c. 1 > 2 < 3
d. 1 < 2 > 3

12. Musshenbroek adalah alat yang digunakan
untuk menyelidiki pemuaian.
a. Zat padat c. zat gas
b. Zat cait d. a, b, c benar

13. Makin kuat gaya tarik menarik antar
partikel zat maka.
a. Makin besar koefisien muai panjang
zat
b. Makin kecil koefisien muai panjang
zat
c. Koefisien muai panjang zat berubah-
ubah
d. Koefisien muai panjang tidak
dipengaruhi gaya tarik antar partikel.

14. Pada umumnya suatu zat akan memuai
jika, mengalami kenaikkan suhu, kecuali
a. Minyak dari 0
0
C sampai 4
0
C
b. Gas dari 0
0
C sampai 273
0
C
c. Air dari 0
0
C sampai 4
0
C
d. Aluminium dari 0
0
C sampai 180
0
C

15. Kaca yang tahan terhadap perubahan
suhu yang mendadak adalah
a. Memiliki koefisien muai yang besar
b. Memiliki koefisien muai yang kecil
c. Lapisan kaca dibuat tebal
d. Warna kaca kusam

16. Kawat baja panjangnya 3 m mengalami
kenaikkan suhu 10
0
C, koefisien muai
panjang baja 0,000 011/
0
C, maka panjang
baja setelah memuai adalah
a. 0,033 mm
b. 2000,033 mm
c. 0,033 mm
d. 2000,33 mm

17. Berikut merupakan pemakain konsep
pemuaian dalam kehidupan sehari-hari,
kecuali
a. Penggunaan kayu sebagai pegangan
setrika.
b. Pemasangan bingkai besi pada pedati
c. Pemasangan kaca jendela
d. Penggunaan bimetal pada
termometer


18. Nilai koefisien muai volume gas adalah
a. 0,03663/
0
C
b. 0,3663/
0
C
c. 0,003663/
0
C
d. 0,0003663/
0
C

19. Terpentin mempunyai koefisien muai
volum sebesar 0,00105/K, dipanaskan
sebesar 1 K maka sebanyak 1 m
3

terpentin akan bertambah volumenya
sebesar
a. 0,0105 m
3
c. 0,105 m
3

b. 0,00105 m
3
d. 0,000105 m
3


20. Pembengkokan bimetal dapat
dimanfaatkan untuk
a. Alat pengukur suhu
b. Alarm kebakaran
c. Alat perangkap tikus dan serangga
d. Saklar otomatis kendaraan

21. Suatu logam bimetal yang mengalami
penurunan temperatur akan
a. Membengkok ke arah logam yang
koefisien muainya lebih besar
b. Membengkok ke arah logam yang
koefisien muainya lebih kecil
c. Tidak membengkok
d. Memuai dan membengkok ke arah
satu logam

22. Gelas yang tebal akan pecah jika dituangi
air mendidih kerana
a. Gelas memuai secara merata
b. Gelas tidak tahan panas
c. Bagian daam gelas memuai lebih
cepat daripada bagian luar
d. Bagian luar gelas menyusut dan
bagian dalam gelas memuai



23. Seutas kawat baja mempunyai panjang
100 cm pada suhu 30
0
C. Jika panjang baja
setelah memuai adalah 100,1 cm, dan
koefisien muai panjang baja 0,00001/
0
C,
maka besar suhu baja setelah memuai
adalah
a. 100
0
C c. 120
0
C
b. 110
0
C d. 130
0
C

24. Pada tekanan tetap, volume gas pada
suhu 30 K adalah 10 liter, volum gas pada
suhu 576 K adalah
a. 7 liter c. 20 liter
b. 13 liter d. 30 liter

25. Jika adalah koefisien muai panjang dan
adalah koefisien muai volume. Maka
yang benar di bawah ini adalah
a. = 3 c. = 3
b. = 2 d. = 2

II. Soal Esai
Kerjakan soal-soal berikut sebagai latihan!
A. Pemuaian Zat
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
pemuaian zat!

2. Sebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemuaian panjang zat
padat!

3. Sebuah gelas diisi penuh dengan air.
Sepotong es dimasukkan dan sejumlah air
tumpah dari gelas. Jelaskan mengapa
ketika es tersebut melebur air tidak
kembali tumpah dari gelas?

4. Sebuah ban mobil dipompa pada pagi
hari. Alat pengukur tekanan
menunjukkan angka 35. Setelah mobil


diparkir di terik matahari, tekanan ban
diukur lagi. apakah angka tersebut
bertambah atau berkurang?

5. Mengapa udara hangat dapat naik ke
atas? Jelaskan alasanmu!

6. (a) Jelaskan tentang anomaly air!
(b) Jelaskan mengapa massa jenis air
paling besar pada suhu 4
0
C?

7. Panjang sebatang aluminium pada suhu
30
0
C adalah 2,0 m. berapakah panjangnya
pada suhu 110
0
C, jika diketahui koefisien
muai panjang aluminium 0,024 mm/m
0
C.

8. Sebatang kaca yang panjangnya 1 meter
pada suhu 100
0
C. batang kaca memuai
sebesar 0,72 mm jika dipanaskan sampai
190
0
C. Berapa koefisien muai panjang
batang kaca tersebut.

9. Sejumlah gas oksigen dipanaskan dari
suhu 15
0
C hingga 75
0
C. hitung
pertambahan volumenya jika volumenya
jika volume mula-mula gas tersebut 2
liter! Anggap tekanan gas konstan.

10. Sebuah silinder gelas yang isinya pada
0
0
C sama dengan 2 liter, diisi penuh
dengan alkohol. Jika gelas tersebut
beserta isinya dipanaskan sampai 40
0
C,
hitunglah: (a) volume silinder gelas, (b)
volume alkohol, dan (c) volume alkohol
yang tumpah. (koefisien muai panjang
gelas 9 x 10
-6
/
0
C dan koefisien muai
volum alkohol 0,001/
0
C).






B. Pemuaian dalam Kehidupan
11. Jelaskan prinsip kerja termometer
bimetal!

12. Pada persambungan rel kereta api selalu
terdapat celah. Apakah lebar celah ini
selalu sama antara siang dan malam hari?
Jelaskan!

13. Apa yang terjadi bila kaca jendela
dipasang ketak pada bingkainya?

14. Apa yang terjadi bila keping bimetal
didinginkan? Jelaskan!

15. Ketika kita menurunkan suhu dari AT
batang, hubungan antara panjang akhir
dari batang menjadi; L1<L2<L3. Cari
hubungan antara A, B dan C.















1. Sepasang kerangka kaca mata, terbuat dari bahan plastik yang memiliki koefisien muai panjang 1,3 x 10
-
4
/
0
C. Lubang tempat lensanya berbentuk lingkaran dengan jari-jari 2,2 cm. Agar lubang tempat lensa itu
dapat dipasang lensa berjari-jari 2,21 cm, kerangka kacamat tersebut harus dipanaskan sampai
mengalami perubahan suhu sebesar.?

2. Sebuah batang logam panjangnya 1 meter. Salah satu ujungnya dipanaskan pada suhu tetap 150
0
C.
Sementara ujung yang lain dipertahankan pada suhu ruang 30
0
C. Tentukan berapa temperatur batang
yang berjarak 30 cm dari ujung yang dipanaskan.

3. Sebatang logam dengan koefisien muai panjang , mempunyai panjang l pada suhu 25
0
C. Jika dipanaskan
menjadi 30
0
C mengalami pertambahan panjang sebesar l, jika logam tersebut dipotong 1/3 panjang
semula, maka pertambahan panjangnya untuk dipanaskan sampai suhunya menjadi 35
0
C adalah?

4. Buktikan persamaan (4.7) dan (4.10) secara matematis!

5. Pada temperatur 20
0
C panjang sebuah batang aluminium 200 cm, jika dipanaskan sampai temperatur
100
0
C, panjangnya bertambah 0,00384 m. Jika pada temperatur 20
0
C terdapat sebuah bola terbuat bahan
aluminium yang sama. Agar volume bola itu bertambah 1% dari volume
semula. Bola tersebut dipanaskan hingga temperatur.?

6. Cincin pipih yang terbuat dari besi di atas memiliki jari-jari dalam r0 = 2
cm dan jari-jari luar R0 = 3 cm. Cincin tersebut bersuhu 300 K. Jika muai
panjang besi = 0,000 012/
0
C dan besi tersebut dipanaskan hingga
bersuhu 400 K, berapakah: (a) luas mula-mula cincin itu, (b) panjang
jari-jari dalam r, (c) panjang jari-jari luar R, dan (d) luas cincin itu.

7. Grafik panjang terhadap grafik suhu A, B dan C diberikan di bawah ini.
Cari hubungan antara A, B dan C.









R
0
r
0

Anda mungkin juga menyukai