C398bcc2aa08d1f2 PDF
C398bcc2aa08d1f2 PDF
n
H
a
: Ada pengaruh signifikan dari pemberian daun singkong (Manihot
utilissima) dalam proses perebusan daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap
kandungansaponin dan flavonoid.
H
a
:
1
n
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dalam perebusan daun pepaya di IKIP PGRI Semarang dan uji
sampel dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2013 di Laboratorium kimia STIFAR
Pucang Gading, Semarang.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah daun pepaya ( Carica papaya L. ) dan
daun singkong (Manihot utilissima).
C. Alat dan Bahan Penelitian
Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi :
Bahan :
1. Daun Pepaya ( Carica papaya L ) : 200 g
2. Daun Singkong ( Manihot utilissima ) : 100 g
3. Air mineral : 2000 ml
Peralatan yang digunakan dalam penelitian meliputi :
Alat :
1. Pinset : 1 buah
2. Cawan petri : 8 buah
3. Beker Glass : 1 buah
4. Timbangan Analitik : 1 buah
5. Termometer : 1 buah
6. Panci : 1 buah
7. Kompor : 1 buah
8. Pengaduk makanan : 1 buah
9. Pisau : 1 buah
26
10. Saringan air : 1 buah
11. Alat tulis : 1 buah
12. Camera : 1 buah
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang diukur dalam penelitian dan kebutuhan data yang
dikumpulkan dalam penelitian meliputi parameter-parameter berikut ini:
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas dalam penelitian ini berupa perlakuan perebusan daun
singkong (Manihot utilissima) .
2. Variable Terikat (Dependen)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kandungan saponin dan kandungan
flavonoid.
3. Variabel Terkendali
Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah variabel yang diusahakan
sama untuk setiap perlakuan meliputi volume air, suhu air, dan wadah
masing-masing perlakuan.
E. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental
murni, yaitu menguji konsentrasi pengaruh pemberian daun singkong (Manihot
utilissima) alam proses perebusan daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap
kandungan saponin dan flavonoid yang terkandung dalam daun pepaya tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium kimia dengan semua kondisi
perlakuan yang dibuat sama, dengan demikian rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan menggunakan 4
perlakuan beserta kontrol dengan 3 kali pengulangan. Pengacakan dilakukan saat
pengambilan sampel pada tiap unit saat akan dilaksanakan pengambilan data.
Dengan perlakuan K
1
: konsentrasi daun singkong 0% ( A ), K
2
: konsentrasi daun
27
singkong 25% ( B ), K
3
: konsentrasi daun singkong 50% ( C ), K
4
: konsentrasi
daun singkong 75% ( D ). Pengacakan dan tata letak dengan bantuan referensi
karangan Gomez, 1995 yaitu diperoleh hasil sebagai berikut :
Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 kali ulangan, maka unit
percobaan ada 12 unit.
A : 0 % = 50 g daun pepaya + ( 0 g Daun singkong + 500 ml air )
B : 25 % = 50 g daun pepaya + ( 25 g Daun singkong + 500 ml air )
C : 50 % = 50 g daun pepaya + ( 50 g Daun singkong + 500 ml air )
D : 75 % = 50 g daun pepaya + ( 75 g Daun singkong + 500 ml air )
Persentase (%) dosis daun singkong yang diberikan pada tiap-tiap perlakuan
didasarkan pada konsentrasi tiap perlakuan. Masingmasing perlakuan penelitian
diulang sebanyak 3 kali sehingga ada 12 unit percobaan. Untuk membentuk unit
perlakuan dan ulangan dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan teracak,
yang denah (layout) eksperimennya adalah sebagai berikut:
1A
2
2D
3
3D
1
4B
3
5D
2
6B
1
7C
1
8C
3
9 C
2
10B
2
11A
1
12A
3
Gambar 3.1 Layout eksperimen
Keterangan :
Huruf : Menunjukkan perlakuan
Angka : Menunjukkan urutan tempat
Angka indeks : Menunjukkan ulangan ke-
28
F. Parameter
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kandungan saponin daun pepaya (Carica papaya L)
2. Kandungan flavonoid daun pepaya (Carica papaya L)
G. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian.
b. Menyiapkan daun pepaya muda (daun diambil dari percabangan
yang pertama dan pengambilan pada sore hari).
c. Menimbang daun singkong sesuai dengan konsentrasi menggunakan
timbangan analitik.
d. Memotong-motong daun pepaya dan daun singkong.
e. Melakukan perebusan bersama daun pepaya dengan daun singkong
yang sudah dicampur dengan air sesuai dengan konsentrasinya
selama 15 menit.
2. Tahap Eksperimental
a. Merebus daun pepaya (Carica papaya L) 50 g dengan air 500 ml
selama 15 menit.
b. Kemudian memasukkan daun singkong dengan konsentrasi :
Perbandingan
konsentrasi (%, g)
Konsentrasi
daun
singkong (g)
Air (ml)
Daun pepaya
(g)
0% 0 500 50
25% 25 500 50
50% 50 500 50
75% 75 500 50
29
c. Setelah direbus selama 15 menit dinginkan rebusan daun pepaya
(Carica papaya L.) bersama daun singkong (Manihot utilissima).
d. Kemudian disaring dan dipisahkan antara daun pepaya dan daun
singkong.
e. Mencuci daun pepaya (Carica papaya L.) dengan air mengalir.
f. Menguji kadar saponin dan flavonoid.
3. Tahap pengambilan data
Pengambilan data untuk kandungan saponin dan flavonoid dilakukan
dilaboratorium kimia Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) dengan
prosedur pengujian sebagai berikut :
a. Menurut Depkes RI (1989), uji saponin dengan menambahkan aquades
(10 ml) kedalam tabung reaksi yang berisi serbuk tumbuhan (100 mg),
tutup dan kocok kuat-kuat selama 30 detik. Biarkan tabung dalam posisi
tegak selama 30 menit. Apabila terbentuk biuh pada permukaan cairan
maka menunjukkan adanya saponin. Sedangkan untuk uji flavonoid
dengan cara ekstrak yang diduga mengandung flavonoid dilarutkan
dalam 2 ml etanol 95%. Lakukan reaksi warna atau pengendapan dengan
pereaksi larutan FeCl
3
2% dalam air, larutan Pb asetat 25% dalam air,
amonia atau larutan NaOH 0,2 N dan mengamati perubahan warna atau
endapan yang terjadi.
b. Uji organoleptik
Berdasarkan jurnal penelitian dari Rahayu HS (2003), Uji
organoleptik meliputi warna, aroma, tekstur, dan rasa dapat dilakukan
dengan modus skoring. Skoring merupakan suatu cara penilaian mutu
produk yang didasarkan pada total skor yang terkumpul. Oleh karena itu,
Penelitian dari hasil perebusan daun pepaya dengan penambahan daun
singkong dapat dilakukan dengan sistem skoring pada lembar isian
(Berdasarkan skala hedonik).
30
Uji skoring dilakukan oleh panelis umum yang berjumlah 20 orang
dimana pengujian untuk warna, aroma, tekstur dan rasa masing masing
panelis terdiri dari 5 orang ahli gizi, 5 orang dosen, 5 orang masyarakat dan 5
orang mahasiswa.
Dalam pelaksanaan penguji disajikan 4 buah sampel untuk tiap panelis
dengan memberikan kode tertentu secara acak dan dibuat skala bertingkat
dengan maksud untuk memberikan kemudahan dalam penilaian.
Tabel 3.2. Uji Organoleptik daun pepaya
Skor
Rasa
(Kriteria)
Aroma
(Kriteria)
Warna
(Kriteria)
Tekstur
(Kriteria)
1 Sangat pahit Sangat sedap
Sangat
kecoklatan
Tidak Lunak
2 Pahit Sedap
Hijau
kecoklatan
Lunak
3 Agak pahit Agak sedap
Hijau agak
kecoklatan
Agak lunak
4 Tidak pahit Tidak sedap Hijau tua
Sangat
Lunak
H. Analisis dan Interpretasi Data
Data penelitian diambil setelah dilakukan proses perebusan daun pepaya
dengan penambahan daun singkong dengan konsentrasi berbeda untuk
mengetahui kandungan saponin, flavonoid dan sifat organoleptik daun pepaya
(Carica papaya L.). Langkah selanjutnya adalah mensterilkan daun pepaya yang
sudah mendapat perlakuan dari masing-masing perlakuan dan pengulangan.
Setelah itu, hasil perebusan dimasukkan kedalam botol dan dipisahkan sesuai
dengan konsentrasi masing-masing daun singkong, kemudian dimasukkan dalam
31
termos yang berisi es batu kasar, selanjutnya dianalisis di Laboratorium kimia
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR).
1. Reaksi Identifikasi Terhadap Glikosida Flavonoid.
a. Pembentukan larutan percobaan
Sampel + 10 ml methanol di panaskan diatas waterbath, dicegah agar
pelarut tidak terlalu banyak menguap, saring selagi larutan masih panas
menggunakan kertas saring kecil berlipat. Encerkan filtrate dengan 10 ml
air dan pindah ke corong pisah, tambahkan 5 ml petroleum eter, kocok
hati-hati,setelah didiamkan beberapa saat, pisahkan fase methanol.
Uapkan fase methanol hingga kering dan residu yang tersisa dilarutkan
dalam 5 ml etyl asetat, ambil bagian yng jernih untuk larutan percobaan.
b. Reaksi Identifikasi
1) Uji glikosida 3-flavonoid
Ambil larutan percobaan sebanyak 1 ml, uapkan hingga kering, sisa
larutkan dalam 2 ml etanol 96% dan tambahkan logam Zn, 2 ml HCL
2N, diamkan selama 1 menit kemudian tambahkan HCL p, jika dalam
waktu 2 sampai 5 menit terjadi perubahan warana menunjukan adanya
glikosida 3-favonol.
2) Uji shinoda
Ambil larutan percobaan sebanyak 1 ml, uapkan hingga kering, sisa
larutan dalam 2 ml etanol 96%. Selanjutnya tambahkan logam Mg dan
10 ml HCL p.
3) Uji taubock untuk flavonoid
Ambil larutan percobaan sebanyak 1 ml, uapkan hingga kering, dan
sisa dibasahi dengan aseton, tambahkan sedikit serbuk asam borat dan
asam oksalat. Panaskan hati-hati diatas penangas air, hindari panas
berlebihan. Ke dalam sisa ini ditambah eter. Penagamatan dilakukan
dibawah sinar UV-366nm, terjadi fluoresein kuning intensif.
32
4) Uji Wilson untuk Flavonoid
Ambil larutan percobaan sebanyak 1 ml, uapkan hingga kering, dan
disisa dibasahi dengan aseton, tambahkan sedikit serbuk asam borat
dan asam sitrat. Panaskan hati-hati diatas penangas air, hindari panas
berlebihan kedalam sisa ini ditambahkan aseton. Terjadi warna
kuning.
5) Identifikasi glikosida flavonoid dengan KLT
Fase diam = silica gel GF 254
Fase gerak = etyl asam : asam formiat : air (10:2:3)
Deteksi = UV 254 dan UV 366
Larutan percobaan :
Sampel disari dengan 10 ml methanol hangat selama 5 menit.
Dinginkan dan saring, kemudian ditotolkan.
2. Reaksi Identifikasi Terhadap Glikosida Saponin
a. Identifikasi saponin
Ditambahkan air suling (10ml) kedalam tabung reaksi yang berisi sampel,
tutup dan kocok kuat-kuat selama 30 detik. Biarkan tabung reaksi dalam
posisi tegak selama 30 menit. Jika buih setinggi kurang lebih 3 cm dari
permukaan cairan, maka menunjukan adanya saponin. Kemudian deteksi
dengan HCl 2N buih tidak hilang.
b. Identifikasi saponin secara KLT
Fase diam = silica gel GF 254
Fase gerak = klorofrom:methanol:air (64:50:10)
Deteksi = anisaldehid asam sulfat, panaskan 105C
Larutan percobaan
33
Sampel disari dengan petrolium eter, panaskan 50C selama 5
menit,saring, sisa sampel dikeringkan dari sisa petroleum eter, kemudian
sampel disari dengan 5 ml campuran methanol : air (1:1), panaskan 50C
selama 5 menit, sari, totolkan.
3. Analisis Uji sifat Organoleptik
Tabel 3.3 Uji organoleptik daun pepaya (Rasa)
Rasa
Konsentrasi Daun Singkong
A (0%) B (25%) C (50%) D (75%)
Jumlah
Panelis
Tabel 3.4 Uji organoleptik daun pepaya (Aroma)
Aroma
Konsentrasi Daun singkong
A (0%) B (25%) C (50%) D (75%)
Jumlah
Panelis
34
Tabel 3.5 Uji organoleptik daun pepaya (Warna)
Warna
Konsentrasi Daun singkong
A (0%) B (25%) C (50%) D (75%)
Jumlah
Panelis
Tabel 3.6 Uji organoleptik daun pepaya (Tekstur)
Tekstur
Konsentrasi Daun Singkong
A (0%) B (25%) C (50%) D (75%)
Jumlah
Panelis
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Data hasil penelitian tentang kandungan saponin dan flavonoid pada daun
pepaya (Carica papaya L.) akibat perebusan bersama daun singkong
(Manihot utilissima). Pengujian kandungan Saponin dan Flavonoid dalam
Daun Pepaya dengan metode Kromatografi Lapis Tipis dan Reaksi Warna
dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data kandungan saponin pada daun pepaya (Carica papaya L.)
dengan perebusan bersama daun singkong (Manihot utilissima)
SAMPEL
(daun pepaya)
REPLIKASI SAPONIN
A 1 Positif
2 Positif
3 Positif
B 1 Positif
2 Positif
3 Positif
C 1 Positif
2 Positif
3 Positif
D 1 Positif
2 Positif
3 Positif
36
Keterangan :
A : 0 % = 50 g daun pepaya + ( 0 g Daun singkong + 500 ml air )
B : 25 % = 50 g daun pepaya + ( 25 g Daun singkong + 500 ml air )
C : 50 % = 50 g daun pepaya + ( 50 g Daun singkong + 500 ml air )
D : 75 % = 50 g daun pepaya + ( 75 g Daun singkong + 500 ml air )
Tabel 4.2 Data kandungan flavonoid pada daun pepaya (Carica papaya L.)dengan
perebusan bersama daun singkong (Manihot utilissima).
SAMPEL
(daun pepaya)
REPLIKASI FLAVONOID
A 1 Negatif
2 Negatif
3 Negatif
B 1 Negatif
2 Negatif
3 Negatif
C 1 Negatif
2 Negatif
3 Negatif
D 1 Negatif
2 Negatif
3 Negatif
Keterangan :
A : 0 % = 50 g daun pepaya + ( 0 g Daun singkong + 500 ml air )
B : 25 % = 50 g daun pepaya + ( 25 g Daun singkong + 500 ml air )
C : 50 % = 50 g daun pepaya + ( 50 g Daun singkong + 500 ml air )
D : 75 % = 50 g daun pepaya + ( 75 g Daun singkong + 500 ml air )
37
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Identifikasi Saponin Terhadap Daun Pepaya
Keterangan :
A : 0 % = 50 g daun pepaya + ( 0 g Daun singkong + 500 ml air )
B : 25 % = 50 g daun pepaya + ( 25 g Daun singkong + 500 ml air )
C : 50 % = 50 g daun pepaya + ( 50 g Daun singkong + 500 ml air )
D : 75 % = 50 g daun pepaya + ( 75 g Daun singkong + 500 ml air )
Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 data yang diperoleh berdasarkan uji kualitatif
dapat dilihat bahwa untuk uji kandungan flavonoid pada sampel daun pepaya (
Carica papaya L) terhadap perlakuan A,B,C,D, yaitu tidak mengandung
flavonoid atau hasilnya dinyatakan negative (-). Sedangkan untuk kandungan
saponin hasilnya dinyatakan positif (+), sehingga pada daun pepaya (Carica
papaya L) mengandung saponin dan tidak mengandung flavonoid.
Sampel Uji Buih Rf UV 254 Warna
Bercak
Rf Vis Warna
Bercak
A1
A2
A3
B1
B2
B3
C1
C2
C3
D1
D2
D3
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
0,76 cm
0,77 cm
0,74 cm
0,76 cm
0,80 cm
0,81 cm
0,91 cm
0,72 cm
0,77 cm
0,80 cm
0,80 cm
0,78 cm
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
0,79 cm
0,72 cm
0,67 cm
0,72 cm
0,78 cm
0,80 cm
0,88 cm
0,70 cm
0,69 cm
0,77 cm
0,82 cm
0,72 cm
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
38
2. Analisis sifat organoleptik perebusan daun pepaya (Carica papaya L) dengan
menggunakan daun singkong (Manihot utilissima).
Salah satu faktor yang sangat menentukan mutu suatu produk makanan adalah
nilai organoleptiknya. Sifat organoleptik yang diamati pada daun pepaya yang
dihasilkan meliputi rasa, aroma, warna, dan tekstur.
Data penilaian sifat organoleptik dapat dilihat dalam tabel 4.4, tabel 4.5, tabel
4.6, dan tabel 4.7 sebagai berikut.
a. Organoletik rasa
Tabel 4.4 Frekuensi terbesar skor organoleptik rasa daun pepaya
Rasa
Konsentrasi Daun singkong
A (0%) B (25%) C (50%) D (75%)
SP 17 0 0 0
P 3 11 0 0
AP 0 9 9 0
TP 0 0 11 20
Jumlah
Panelis
20 20 20 20
Skor organoleptik rasa berdasarkan jumlah panelis yang memilih skor paling
tinggi dari tiap perlakuan daun singkong (Manihot utilissima).
Keterangan :
SP : Sangat Pahit AP : Agak Pahit
P : Pahit TP : Tidak pahit
39
Dari data diatas dapat dibuat diagram sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 4.4 skor organoleptik rasa, paling tinggi panelis menyukai
rasa daun pepaya ( Carica papaya L) yang tidak pahit yaitu pada perlakuan D
pada konsentrasi daun singkong (Manihot utilissima) 75% yaitu 20 panelis dan
pada perlakuan C pada konsentrasi daun singkong (Manihot utilissima) 50% yaitu
11 panelis. Sedangkan rasa yang banyak tidak disukai oleh panelis yaitu pada
perlakuan A pada konsentrasi daun singkong (Manihot utilissima) 0% yang
rasanya sangat pahit dengan 17 panelis.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
A B C D
j
u
m
l
a
h
p
a
n
e
l
i
s
(
i
n
d
i
v
i
d
u
)
Perlakuan pemberian daun singkong (%)
Sangat pahit
Pahit
Agak pahit
Tidak pahit
Gambar 4.4 Diagram organoleptik rasa daun pepaya
40
b. Organoleptik aroma
Tabel 4.5 Frekuensi Terbesar skor organoleptik aroma
Aroma
Konsentrasi Daun singkong
A (0%) B (25%) C (50%) D (75%)
SS 0 0 2 9
S 0 4 14 4
AS 7 15 3 6
TS 13 1 1 1
Jumlah
Panelis
20 20 20 20
Skor organoleptik aroma berdasarkan jumlah panelis yang memilih skor
paling tinggi dari tiap perlakuan daun singkong (Manihot utilissima).
Keterangan :
SS : Sangat Sedap AS : Agak Sedap
S : Sedap TS : Tidak Sedap
41
Dari data diatas dapat dibuat diagram sebagai berikut.
Gambar 4.5. Diagram organoleptik aroma daun papaya
Berdasarkan tabel 4.5 skor organoleptik aroma, paling tinggi panelis
menyukai aroma daun pepaya ( Carica papaya L) yang beraroma sedap yaitu pada
perlakuan C pada konsentrasi daun singkong (Manihot utilissima) 50% dengan 14
panelis. Sedangkan aroma yang banyak tidak disukai oleh panelis yaitu pada
perlakuan A pada konsentrasi daun singkong (Manihot utilissima) 0% yang
beraroma tidak sedap dengan 13 panelis.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
A B C D
J
u
m
l
a
h
p
a
n
e
l
i
s
(
i
n
d
i
v
i
d
u
)
Perlakuan pemberian daun singkong (%)
Sangat sedap
Sedap
Agak sedap
Tidak sedap
42
c. Organoleptik warna
Tabel 4.6 Frekuensi Terbesar skor organoleptik warna
Warna
Konsentrasi Daun singkong
A (0%) B (25%) C (50%) D (75%)
SC 0 0 0 0
HC 0 0 1 4
HAC 0 1 13 13
HT 20 19 6 3
Jumlah
Panelis
20 20 20 20
Skor organoleptik warna berdasarkan jumlah panelis yang memilih skor
paling tinggi dari tiap perlakuan daun singkong (Manihot utilissima).
Dari data diatasdapat dibuat diagram sebagai berikut.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
A B C D
J
u
m
l
a
h
p
a
n
e
l
i
s
(
i
n
d
i
v
i
d
u
)
Perlakuan pemberian daun singkong (%)
Sangat kecoklatan
Hijau kecoklatan
Hijau agak kecoklatan
Hijau tua
Gambar.4.6. Diagram organoleptik warna daun pepaya
Keterangan :
SC : Sangat Kecoklatan HAC : Hijau Agak Kecoklatan
HC : Hijau Kecoklatan HT : Hijau Tua
43
Berdasarkan tabel 4.6 skor organoleptik warna, paling tinggi panelis
menyukai warna daun pepaya ( Carica papaya L) yang berwarna hijau agak
kecoklatan yaitu pada perlakuan C pada konsentrasi daun singkong (Manihot
utilissima) 50% dengan 13 panelis. Sedangkan warna yang banyak tidak disukai
oleh panelis yaitu pada perlakuan A pada konsentrasi daun singkong (Manihot
utilissima) 0% yang berwarna hijau tua dengan 20 panelis.
d. Organoleptik tekstur
Tabel 4.7 Frekuensi Terbesar skor organoleptik tekstur
Tekstur
Konsentrasi Daun singkong
A (0%) B (25%) C (50%) D (75%)
TL 2 2 2 3
AL 1 7 10 6
L 6 11 13 11
SL 11 0 0 0
Jumlah
Panelis
20 20 20 20
Skor organoleptik warna berdasarkan jumlah panelis yang memilih skor
paling tinggi dari tiap perlakuan daun singkong (Manihot utilissima).
Keterangan :
TL : Tidak Lunak L : Lunak
AL : Agak Lunak SL : Sangat Lunak
44
Dari data diatasdapat dibuat diagram sebagai berikut.
Gambar 4.7. Diagram organoleptik tekstur daun papaya
Berdasarkan tabel 4.7 skor organoleptik tekstur, paling tinggi panelis
menyukai tekstur daun pepaya ( Carica papaya L) yang bertekstur lunak yaitu
pada perlakuan C pada konsentrasi daun singkong (Manihot utilissima) 50%
dengan 13 panelis. Sedangkan tekstur yang banyak tidak disukai oleh panelis
yaitu pada perlakuan D pada konsentrasi daun singkong (Manihot utilissima) 0%
yang bertekstur tidak lunak dengan 3 panelis.
0
2
4
6
8
10
12
14
A B C D
J
u
m
l
a
h
p
a
n
e
l
i
s
Perlakuan pemberian daun singkong (%)
Tidak lunak
Agak lunak
Lunak
Sangat lunak
45
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pengaruh pemberian daun singkong (Manihot utilissima) pada
perebusan daun pepaya (Carica papaya L) terhadap kandungan saponin
dan flavonoid.
Setelah melakukan pengujian adakah kandungan saponin dan flavonoid
pada daun pepaya (Carica papaya L) dengan metode Kromatografi lapis tipis
dan reaksi warna di lab Kimia Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Semarang diperoleh data dengan hasil sebagai berikut :
1. Kandungan Saponin
Berdasarkan tabel 4.1 identifikasi menggunakan metode Kromatografi
lapis tipis dan reaksi warna di Lab Kimia Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Semarang diperoleh bahwa kandungan saponin dinyatakan positif,
yaitu adanya kandungan saponin yang ditandai dengan adanya buih. Data
dari tabel uji kandungan saponin pada daun pepaya (Carica papaya L)
menunjukan bahwa pada perlakuan tanpa pemeberian daun singkong (0%)
ada buih, perlakuan pemberian daun singkong dengan konsentrasi 25%
dan 50% dinyatakan ada buih, sedangkan untuk perlakuan pemberian daun
singkong dengan konsentrasi 75% dinyatakan ada buih. Sesuai dengan
pernyataan Nio (1989, dikutip oleh Anonim, 2011: 13) bahwa sifat yang
dimiliki saponin antara lain mempunyai rasa pahit, membentuk busa yang
stabil dalam larutan air. Kandungan saponin pada daun pepaya (Carica
papaya L) sangat bermanfaat bagi tubuh kita bila dikonsumsi. Karena
saponin berfungsi sebagai hipokolesterolemik, imunostimulator, dan
antikarsinogenik. Mekanisme anti karsinogenik saponin meliputi efek anti
oksidan dan sitoksik langsung pada sel kanker. Saponin juga berfungsi
sebagai anti bakteri (Almira, 2008). Saponin juga memiliki aktivitas anti
fungi dan pertahanan terhadap serangan mikroba patogen (Khristyana,
2005).
46
2. Kandungan Flavonoid
Menurut data pada Tabel 4.2 yang diperoleh berdasarkan uji kualitatif
dapat dilihat bahwa untuk uji kandungan flavonoid pada sampel daun pepaya
(Carica papaya L) sama sekali tidak mengandung flavonoid atau negatif (-).
Karena daun pepaya yang digunakan sebagai sample sebagian besar adalah
daun muda yang sering digunakan untuk bahan olahan makanan. Sesuai
dengan pernyataan Sjahid (2008, dikutip oleh Anonim 2011: 7) bahwa,
flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder, kemungkinan
keberadaannya dalam daun dipengaruhi oleh adanya proses fotosintesis
sehingga daun muda belum terlalu banyak mengandung flavonoid.
Selain itu, proses perebusan dapat mempengaruhi kandungan yang
terdapat pada daun pepaya seperti kandungan saponin dan kandungan
flavonoid, perebusan adalah pemanasan di dalam air mendidih atau uap air
pada suhu 100C selama beberapa menit dan proses transfer kalor (yang
diukur dengan panas) dari sumber ke material dengan menggunakan medium
yang mengandung senyawa air (H
2
O). Dimana flavonoid itu sendiri berupa
senyawa yang larut dalam air, mereka dapat diekstraksi dengan etanol 70%
dan tetap ada dalam lapisan air setelah diekstrak ini dikocok dengan eter
minyak bumi (Harborne, 1987:70). Sehingga adanya perebusan dapat
menyebabkan hilangnya kandungan flavonoid pada daun pepaya (Carica
papaya L) flavonoid kemungkinan keberadaanya menurut (Fiqrie, 2008 :16)
pada daun pepaya yang tua. Senyawa alkaloid khususnya flavonoid lebih
cepat mengalami dekomposisi karena panas (Nadjeeb, 2012: 2). Senyawa
flavonoid juga sangat bermanfaat dalam makanan karena, berupa senyawa
fenolik. Senyawa ini yang bersifat antioksidan kuat. Banyak kondisi penyakit
yang diketahui bertambah parah oleh adanya radikal bebas seperti
superoksida dan hidroksil dan flavonoid memiliki kemampuan untuk
menghilangkan dan secara efektif menyapu spesies pengoksidasi yang
47
merusak ini. Oleh karena itu makanan yang kaya akan flavonoid dianggap
penting untuk mengobati penyakit-penyakit, seperti kanker dan penyakit
jantung, suatu flavonoid yang banyak terdapat dalam berbagai bahan
makanan merupakan antioksidan kuat (Heinrich, 2009 : 82).
B. Pengaruh konsentrasi pemberian daun singkong (Manihot utilissima)
pada proses perebusan terhadap sifat organoleptik daun pepaya
(Carica papaya L)
1. Organoleptik rasa
Hasil penelitian organoleptik rasa dapat dijelaskan bahwa banyak panelis
memilih daun pepaya dengan perlakuan D yaitu pada konsentrasi daun
singkong 75%, dan paling sedikit panelis memilih daun pepaya (Carica
papaya L) pada perlakuan A yaitu pada konsentrasi daun singkong 0% karena
pada konsentrasi tersebut rasa daun pepaya (Carica papaya L) terasa sangat
pahit. Hal ini disebabkan karena semakin menurunnya senyawa alkaloid pada
daun pepaya. Senyawa alkaloid pada daun pepaya yang menyebabkan produk
olahan makanan menjadi pahit. Menurut jurnal (Fiqri,2008) rasa pahit pada
daun pepaya disebabkan karena adanya alkaloid karpain (C
14
H
25
O
2
). Menurut
jurnal Harnesa selly, dkk.(2011), sifat basa penyebab rasa pahit pada senyawa
alkaloid menyebabkan senyawa tersebut mudah mengalami dekomposisi
terutama oleh pemanasan atau perebusan.
Hidrolisis berasal dari kata hidro yang berarti air dan lisis yang berarti
penguraian. Hidrolisis adalah reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi
ion-ion garam dengan air. Garam adalah senyawa elektrolit yang dihasilkan
dari reaksi netralisasi antara asam dengan basa. Sebagai elektrolit, garam
akan terionisasi dalam larutannya menghasilkan kation dan anion. Kation
yang dimiliki garam adalah kation dari basa asalnya, sedangkan anion yang
dimiliki oleh garam adalah anion yang berasal dari asam pembentuknya.
Kedua ion inilah yang nantinya akan menentukan sifat dari suatu garam jika
dilarutkan dalam air.
48
Oleh karena itu, proses perebusan daun pepaya dengan suhu optimum
(100C) menyebabkan senyawa alkaloid pada daun pepaya yang memiliki
muatan negatif (-) lepas. Pada saat perebusan alkaloid carpain (C
14
H
25
NO
2
)
berikatan dengan asam sianida atau (HCN), yang mempunyai sifat mudah
larut dan menguap (Askurrahman, 2010 : 138). Reaksi kimia C
14
H
25
NO
2
+
HCN = C
14
H
25
CN + HNO
2,
dari reaksi kimia tersebut memberikan rasa
yang khas pada daun pepaya yaitu rasa daun pepaya yang tidak pahit lagi.
Menurut jurnal Rahayu dina (2012) Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu senyawa kimia, suhu, konsentrasi, dan interaksi dengan komponen rasa
yang lain.
2 Organoleptik aroma
Hasil penilaian organoleptik aroma tersebut dapat dijelaskan bahwa
banyak panelis yang memilih perlakuan C yaitu pada konsentrasi daun
singkong 50% yang beraroma sedap atau beraroma daun singkong.
Sedangkan panelis yang paling sedikit memilih perlakuan A yaitu pada
konsentrasi daun singkong 0% yang tidak sedap atau tidak beraroma daun
singkong. Hal ini disebabkan adanya proses perebusan daun pepaya dengan
suhu tinggi, sehingga senyawa alkaloid mengalami penguapan
mengakibatkan daun pepaya beraroma tajam. Menurut Rahayu, dina (2012)
Timbulnya aroma makanan disebabkan oleh terbentuknya senyawa yang
mudah menguap itu dapat sebagai akibat atau reaksi karena pekerjaan enzim
atau dapat juga terbentuk tanpa bantuan enzim.
3 Organoleptik warna
Berdasarkan jurnal dari Herry, (2011) mengatakan bahwa tumbuhan
tinggi memiliki 2 macam klorofil, yaitu: klorofil-a (C
55
H
72
O
5
N
4
Mg) berwarna
hijau tua danklorofil-b (C
55
H
70
O
6
N
4
Mg) berwarna hijau muda. Rumus
bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas pirol dengan Mg sebagai
intinya. Menurut (Petra, 2012) dikatakan bahwa magnesium merupakan
komponen zat khlorofil, yang memainkan suatu peranan dalam beberapa
49
reaksi enzim. Penilaian organoleptik warna dijelaskan bahwa banyak panelis
yang memilih warna hijau tua sampai hijau agak kecoklatan. Hal ini
disebabkan karena pada saat proses perebusan dengan suhu yang optimum
(100C) klorofil yang ada pada daun pepaya menjadi rusak sehingga ion Mg
yang ada pada daun pepaya ditarik oleh ion dari daun singkong. Oleh karena
itu, warna daun pepaya cenderung berwarna kecoklatan (Anonim, 2010).
Dalam proses pengolahan pangan, perubahan yang paling umum terjadi
adalah penggantian atom magnesium oleh atom hidrogen yang membentuk
feofitin. Hal itu ditandai dengan perubahan warna dari hijau menjadi coklat
olive yang suram.
4. Organoleptik tekstur
Hasil penilaian organoleptik tekstur dapat dijelaskan bahwa paling
banyak panelis memilih perlakuan C yaitu pada konsentrasi daun singkong
(Manihot utilissima) 50% yang bertekstur lunak, karena dengan waktu
perebusan yang lama menyebabkan kadar enzim papain pada air rebusan
daun pepaya berkurang sehingga daun pepaya menjadi lunak. Sedangkan
paling sedikit memilih perlakuan D yaitu konsentrasi daun singkong
(Manihot utilissima) 75% yang bertekstur paling tidak lunak. Hal ini
disebabkan karena daun pepaya yang direbus dengan suhu tinggi dengan
campuran daun singkong yang berkonsentrasi 75% mengakibatkan air yang
ditambahkan mudah menguap yang menjadikan tektur daun pepaya tidak
lunak .
Dari keseluruhan penilaian organoleptik, dapat disimpulkan bahwa sifat
organoleptik paling baik dan enak menurut panelis terdapat pada perlakuan C
yaitu pada konsentrasi campuran daun singkong 50% yaitu rasa tidak pahit,
aroma sedap, warna hijau agak kecoklatan, dan tekstur daun pepaya yang
lunak.
50
C. Implementasi Penelitian untuk Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat diimplementasikan dalam bidang pendidikan
bagi siwa-siswi SMA kelas X semester I dalam materi pelajaran biologi yaitu
Standar Kompetensi 1. Memahami hakikat biologi sebagai ilmu. Kompetensi
Dasar 1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi. Dengan model yang
digunakan adalah model inquiri dengan metode diskusi, diharapkan siswa
mendapatkan pengetahuan langsung untuk dapat melakukan langkah-langkah
yang disebut langkah-langkah metode ilmiah serta siswa dituntut aktif untuk
menyampaikan hasil diskusinya.
Bagi mahasiswa calon guru program S1 yang mengambil jurusan
pendidikan biologi dapat diimplemetasikan pada mata kuliah Agribisnis. Pada
mata kuliah ini mahasiswa dapat mempelajari peluang usaha yang berbahan
dasar dari daun pepaya (Carica papaya L). Daun pepaya diolah sedemikian
rupa sehingga lebih menarik untuk dikonsumsi, hasil dari pengolahan itu
diekspokan sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung pada
bidang kewirausahaan. Pada fisiologi tumbuhan pada mata kuliah ini
mahasiswa dapat mempelajari pada bab Lipid dan produk alami lainnya.
51
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Simpulan dari penelitian pengaruh pemberian daun singkong (Manihot
utilissima)terhadap perebusan bersama daun pepaya (Carica papaya L) ini
adalah :
1. Hasil uji laboratorium secara kualitatif ada pengaruh pemberian daun
singkong (Manihot utilissima) dalam proses perebusan bersama daun
pepaya (Carica papaya L) terhadap kandungan saponin dan flavonoid.
Dalam hal ini kandungan saponin dinyatakan masih ada atau positif
(+) dan kandungn flavonoid dinyatakan tidak ada atau negatif (-).
Kebiasaan masyarakat menghilangkan rasa pahit pada daun papaya
(Carica papaya L.) dengan perebusan dengan penambahan daun
singkong (Manihot utilissima), ternyata berakibat atau berdampak
kandungan flavonoidnya turun sampai hilang, ini berarti fungsi
antioksidan daunnya juga hilang. Sedangkan kandungan saponinnya
masih ada ini berarti fungsi sebagai anti bakteri dan antifungi daunya
juga masih ada.
2. Sifat organoleptik daun pepaya (Carica papaya L) yang banyak disukai
yaitu dengan rasa tidak pahit, aroma sedap, warna hijau agak
kecoklatan, dan tekstur daun pepaya yang lunak. Yaitu pada perlakuan
C Pada konsentrasi 50% yaitu : Perebusan 50 gram daun pepaya
(Carica papaya L) + 50 gram daun singkong (Manihot utilissima) +
500 ml air.
3. Hasil pengaruh akibat pemberian daun singkong (Manihot utilissima)
pada perebusan bersama daun pepaya (Carica papaya L) terhadap
kandungan saponin dan kandungan flavonoid dapat diimplementasikan
dalam bidang pendidikan bagi siwa-siswi SMA kelas X semester I
dalam materi pelajaran biologi yaitu pada standar kompetensi 1.
Memahami hakikat biologi sebagai ilmu kompetensi dasar 1.1
Mengidentifikasi ruang lingkup biologi.
52
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka saran yang diberikan
yaitu :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pemberian daun
singkong (Manihot utilissima) terhadap perebusan bersama dengan
daun pepaya (Carica papaya L) dengan konsentrasi yang berbeda
pada parameter yang berbeda agar diperoleh hasil yang lebih baik.
2. Untuk mendapatkan hasil perebusan daun pepaya (Carica papaya L)
yang enak dan baik berdasarkan sifat organoleptiknya sebaiknya
menggunakan konsentrasi daun singkong (Manihot utilissima) dengan
konsentrasi yang tepat.
53
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta : Salemba Medika.
Almira, R. 2008. Kajian Aktivitas Fraksi Hexsan Rimpang Kunyit (Curcuma
longa linn) Terhadap Proses Persembuhan Luka Pada Mencit (Mus
musculus Albinus). Skripsi. Bogor : FKH IPB.
Ashari, S. 2006. Edisi Revisi Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta : UI Press.
Askar, S. 1996. Daun Singkong Dan Pemanfaatannya Terutama Sebagai Pakan
Tambahan. Wartazoa Vol. 5 No. 1. Th. 1996.
Peternakan.litbang.deptan.go.id/fulteks/wartazoa/wazo 51-5.pdf.
Askurrahman. 2010. Isolasi Dan Karakterisasi Linamarase Hasil Isolasi Dari
Umbi Singkong (Manihot esculenta crantz). AGROINTEK Vol 4, No. 2
Agustus 2010 (Jurnal-8-isolasi-dan-karakteristik-linamarasae-hasil-
isolasi-dari-umbi-singkong.pdf).
Astutiningsih, C. 2010. Bahan Ajar Farmakognosi. Semarang : STIFAR
Yayasan Pharmasi Semarang.
Dalimartha, S. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia J ilid 6. Jakarta : Pustaka
Bunda.
Depkes, RI. 1989. Materia Medika Indonesia J ilid V. Jakarta : Depkes RI.
Fiqri, M. 2008. Potensi anti bakteria ekstrak daun pepaya pada ikan gurami
yang diinfeksi bakteri aeromona shydrophila. Skripsi. ITB.
Gomez, K. A., dan A. a. Gomez. 1995. Prosedur Statistika untuk Penelitian
Pertanian. Edisi dua. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
(Diterjemahkan Endang Syamsudin dan Yustika S. Bahaersa).
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia cara modern Menganalisis Tumbuhan.
Kosasih Pdma Winata. Bandung : ITB.
Harnesa, Selly, 2011. Effect Of Increasing Surian Leaf and Boiling Time From
Papaya Leaf of Quality Papaya Leaf Wet Noodle.Thesis.Universitas
Andalas. http://journal.universitasandalas.co.id diunduh pada tanggal 26
Maret 2013.
Heinrich, M. dkk. 2009. Farmakognosi dan Fitoterapi. (Penerjemah) Hadinata,
Amalia, H. Jakarta : EGC
54
H S Rahayu, Imam. 2003. Karakteristik Fisik, Komposisi Kimia dan Uji
Organoleptik Telur Merawang Dengan Pemberian Pakan
Bersuplemen Omega-3. Bogor : IPB. Jurnal Teknologi dan Industri
Pangan XIV (3).
Kalie, MB . 2006. Bertanam Pepaya. Jakarta : Penebar Swadaya.
Kristyana, L, dkk. 2005. Pertumbuhan Kadar Saponin dan Nitrogen J aringan
Tanaman Daun Sendok (Plantago mayor. L) Pada Pemberian Asam
Giberat (EAS)
(http://si.uns.ac.id/profil/uploudpublikasi/jurnal/195007011981031003
bio_farmasi_3.pdf). Surakarta : FPMIPA UNS.
Lingga, L. 2010. Cerdas Memilih Sayuran. Jakarta : PT Argo Media Pustaka.
Maradika, G. 2007. Perubahan Warna Kuning Telur Itik Lokal Dengan
Penambahan Tepung Daun Kaliandra (Calliandra calothyrsus) Dan
Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) Pada Pakan. Sripsi. IPB.
Muktiani. 2011. Bertanam Varietas Unggul Pepaya California. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press.
Muljana, W. 2006. Bercocok Tanam Pepaya. Semarang : Aneka Ilmu.
Nadjeeb. 2012. Alkaloid. www.nadjeeb.wordpress diunduh pada tanggal 25 Maret
2013.
Rahayu, dina. 2012. Analisis kualitas produk dalam pengembangan bisnis
nugget jamur tiram putih aneka bumbu masakan tradisional. UIN
Repository.
Redha, Abdi. 2010. Flavonoid: Struktur, sifat antioksidatif dan peranannya
dalam sistem biologi. Jurnal Berlian Vol. 9. No. 2 september. 2010 196-
202.(respository.polnep.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/149/13.
Abadi.pdf)
Ridwan. 2013. Artikel Sifat-sifat Organoleptik Dalam Pengujian Terhadap
Bahan Makanan.(www.ubb.ac.id/menulengkap.php)
Robinson, Traver. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung : ITB
Bandung.
Salisbury, F. B dan C. W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 2. Bandung :
Penerbit ITB Bandung.
Sastrohamidjojo, H. 1996. Sintesis Bahan Alam. Yogyakarta : Gadjah Mada
University press.
Sastromidjojo, S. 2001. Obat Asli Indonesia. Jakarta : Dian Rakyat
55
Steenis, v. 2002. Flora Untuk Sekolah di Indonesia Cetakan ke 8. Jakarta : PT
Pradnya Paramita.
Sudarma, J. 2013. Pembibitan Palawija dan Hortikultura. Jakarta : Bola Bintang
Publishing.
Suhardi, dkk. 2002. Hutan dan Kebun Sebagai Sumber Pangan Nasional.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Sutjipto, dkk. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) J ilid I . Departemen
Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan.
Suprapti, L. 2005. Aneka Olahan Pepaya Mentah dan Mengkal. Yogyakarta :
Kanisius.
Tjitrosoepomo, G. 1996. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Winarno, F.G. 2004 . Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
56
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Semarang
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : X (sepuluh)/I
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu
Kompetensi Dasar : 1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi
Indikator :
1. Mendeskripsikan pemecahan masalah biologi dengan metode ilmiah
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan pemecahan masalah biologi dengan metode ilmiah
Materi Pembelajaran : Biologi sebagai ilmu
Strategi Pembelajaran : Model
- Group Investigation
Metode
- Diskusi Kelompok
Pendekatan
- Inkuiri
57
Materi pembelajaran :
A. Pemecahan masalah biologi dengan metode ilmiah
Dalam mempelajari berbagai gejala alam, ilmuwan menggunakan metode
yang sistematis dan logis, yang disebut metode ilmiah.
Tahap yang dilakukan dalam metode ilmiah adalah :
1. Pengamatan (Observasi)
Mengamati merupakan salah satu keterampilan proses yang mendasar.
2. Pertanyaan
Pertanyaan atau masalah dapat di ajukan setelah hasil pengamatan diperoleh.
2. Dugaan sementara (Hipotesis)
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih membutuhkan pengujian.
Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan.
3. Prakiraan (Prediksi)
Prediksi merupakan pernyataan yang dapat diuji dalam eksperimen
4. Eksperiman
Kesimpulan suatu eksperimen dianggap benar jika eksperimen tersebut dapat
di ulang dan mendapatkan kesimpulan yang sama.
B. Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah dilakukan untuk mengetahui berbagai gejala dan fakta di
alam. Langkah-langkah dalam melakukan sebuah penelitian adalah :
58
1. Kerangka Acuan Penelitian
Kerangka acuan penelitian berisi pokok-pokok pikiran yang mendasari
penelitian. Kerangka acuan terdiri dari :
a. Judul penelitian
b. Latar belakang
c. Rumusan masalah
d. Tujuan
e. Manfaat hasil penelitian
2. Proposal Penelitian
Proposal penelitian merupakan pengembangan kerangka acuan yang telah
mendapat tambahan informasi dari berbagai sumber dan berbagai saran dari para
ahli. Selain itu, proposal penelitian itu juga memuat identifikasi variabel, tinjauan
pustaka, hipotesis, dan metode penelitian.
3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
4. Analisis Data
Analisis data adalah cara mengelola data hasil penelitian sehingga
membuktikan kebenarannya hipotesis yang diajukan.
5. Laporan Penelitian
Laporan penelitian sangat penting karena selain sebagai dokumentasi juga
berfungsi sebagai alat komunikasi hasil penelitian dengan pihak lain.
Laporan penelitian meliputi sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Tinjauan Pustaka
3. Metode penelitian
4. Data dan Pembahasan
59
5. Kesimpulan dan Saran
6. Daftar Pustaka
7. Lampiran
Langkah-langkah Kegiatan :
a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 Menit )
Orientasi
- Berdoa sebelum memulai pelajaran dan mengabsen kehadiran
peserta didik
- Guru menanyakan kabar kepada peserta didik agar suasana lebih
nyaman.
- Kemarin kita sudah membahas mengenai ilmu biologi.
Apersepsi
Guru mengulas sedikit tentang materi sebelumnya yaitu tentang ilmu
biologi, kemudian guru melanjutkannya dengan bertanya kepada siswa
terkait dengan materi yang akan diajarkan yaitu pemecahan masalah
biologi dengan metode ilmiah :
Guru :kenal tidak dengan Mendel?
Siswa :kenal bu, Mendel adalah seorang ilmuan biologi. yang
menemukan teori tentang persilangan?
Guru :iya benar, kemudian pernahkah kalian berfikir, para
ilmuan tersebut bisa menemukan teori atau hukum dalam ilmu
pengetahuan?
Guru : Karena para ilmuan tersebut bekerja secara sistematis,
tekun, teliti, dan disiplin?
Guru :coba kalian ingat tidak para ilmuan tersebut
menggunakan metode apa?
Siswa : medode ilmiah ,buuu..
60
Motivasi
Guru mengkomunikasikan bahwa pembelajaran pada hari ini terkait
dengan metodologi ilmiah. Sebelum memulai pembelajaran, guru
memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Kemudian guru bertanya,coba ingat-ingat kembali langkah-
langkah metode ilmiah yang telah kalian pelajari di SMP, coba
sebutkan apa saja?
b. Kegiatan Inti ( 25 Menit )
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;
Membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok masing-
masing beranggotakan 5-6 orang peserta didik;
Memanggil ketua kelompok, untuk mengambil LDS masing-
masing kelompok mendapatkan satu lembar LDS dan dalam satu
kelompok mendapatkan LKS sesuai dngan jumlah anggota
kelompok.
Membimbing tiap kelompok untuk mendiskusikan LDS yang
diberikan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
Guru mempersilakan kepada perwakilan masing-masing kelompok
untuk melaporkan hasil diskusi kelompoknya
Bagi kelompok yang belum maju, diharapkan untuk memperhatikan
dan menanggapi pendapat rekannya yang sedang presentasi.
61
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan kesempatan untuk siswa bertanya.
Mengkonfirmasi hasil diskusi siswa yang telah dipresentasikan.
Mengarahkan konsep materi dari alasan-alasan yang dikemukakan
siswa
Meluruskan konsep yang masih salah dan menambahkan materi.
c. Kegiatan Penutup ( 5 Menit )
Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama peserta didik untuk membuat kesimpulan hasil dari diskusi;
Memberikan penghargaan berupa nilai tambahan bagi siswa yang mampu
menjawab pertanyaan dan aktif saat berdiskusi kelas
Kemudian guru memberi tugas siswa untuk mencari informasi tentang
peranan biologi dalam kehidupan untuk pertemuan minggu depan.
Salam penutup.
Media Pembelajaran :
Alat
- Spidol
- White Broad
Bahan
- Lembar Diskusi Siswa (LDS)
- Lembar Kerja Siswa (LKS)
Sumber Belajar
- Biologi SMA kelas X Semester I, Kistinnah, I . JP.Book. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
- Power Point Presentation
62
Penilaian Hasil Belajar :
Aspek Psikomotor
Teknik : Observasi
Instrumen : Lembar Observasi
Contoh Instrumen : Tabel
Penilaian Psikomotor
Kelas :
Kelompok :
No. Kegiatan Yang Dinilai Aktivitas Skor
Ya Tidak
1. Siswa membentuk kelompok,
masing-masing kelompok yang
beranggotakan 3 siswa.
2. Siswa berdiskusi mengenai tugas
yang diberikan.
3. Siswa mengerjakan tugas yang
diberikan secara berkelompok.
4. Siswa mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya.
5. Siswa menanggapi presentasi
yang disampaikan kelompok
lain.
Jumlah Skor
Nilai
63
Keterangan :
Skor 1 jika siswa melakukan kegiatan pembelajaran
Skor 0 jika siswa tidak melakukan kegiatan pembelajaran
Kriteria Nilai : 5 Amat aktif (A)
4 Aktif (B)
3 Cukup aktif (C)
2 Kurang aktif (D)
1 Tidak aktif (E)
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Pujianto, S.pd., M.Pd
NIP.
Semarang, September 2013
Guru Mata Pelajaran
Indri Harimukti, S.Pd
NIP.
64
Lembar Kerja Siswa
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan pemecahan masalah biologi dengan metode
ilmiah
Cara Kerja :
1. Tulis nama dan kelas pada kolom atas kanan soal.
2. Tulis jawaban pertanyaan soal pada lembar kerja siswa yang telah di
bagikan oleh guru.
Soal :
1. Sebutkan tahapan dalam melakukan metode ilmiah ?
2. Sebutkan beberapa langkah kerangkah acuan ?
Jawaban :
....................................................................................................................................
............................................................................................................................ ........
....................................................................................................................................
.................................................................................................................... ................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..................................................................................................................................
Nama :
Kelas :
65
Lembar Diskusi Siswa
Kelompok :
1. ................................ 3. .............................
2. ................................ 4. .............................
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan pemecahan masalah biologi dengan metode ilmiah
Cara Kerja :
1. Tulis kelompok, kelas dan nama agota kelompok pada kolom atas yang telah
disediakan.
2. Diskusikan materi yang tertera pada lembar diskusi bersama anggota
kelompok.
3. Setelah berdiskusi kemudian jawablah pertanyaan yang ada pada lembar
diskusi siswa (LDS)
4. Tulis jawaban pertanyaan pada lembar diskusi siswa (LDS) yang telah di
bagikan oleh guru.
Soal :
Seorang siswa SMA bernama indri menemukan sebuah
fenomena tentang perebusan daun pepaya dengan
menggunakan cara alternatif yaitu dengan menambahkan
daun singkong dalam proses perebusan ternyata rasa pahit
pada daun pepaya tersebut hilang. Setelah itu ia mencoba
lagi merebus daun pepaya tampa menggunakan tambahan
daun singkong ternyata rasa daun pepaya tersebut masih
terasa pahit. Banyak diketahui daun pepaya memiliki rasa
66
yang sangat pahit yang disebabkan oleh senyawa alkaloid
carpain dan pada daun pepaya juga terdapat kandungan
saponin dan flavonoid. Karena ia masih penasaran
kemudian ia melakukan penelitian karena ingin mengetahui
apakah dari cara alternatif tersebut diatas mengakibatkan
kandungan saponin dan flavonoid pada daun pepaya
menjadi turun dan hilang. ia kemudian menerka berbagai
kemungkinan mengapa kandungan saponi dan flavonid pada
daun pepaya itu bisa turun dan hilang setelah daun pepaya
direbus bersama daun sigkong?
Tugas :
1. Tentukan judul penelitian diatas ?
2. Tentukan rumusan masalah ?
3. Tentukan rumusan hipotesis ?
4. Tentukan variabel dari uaraian diatas ?
a. Variabel Terikat
b. Variabel Bebas
c. Variabel Kontrol
Jawaban :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..................................................................................................................................
67
Lampiran 1
KODE : A
Rerata Skor Penilaian Organoleptik Rasa
Panelis A B C D
1 1 2 3 4
2 1 2 4 4
3 1 3 4 4
4 1 3 4 4
5 1 2 4 4
6 1 2 4 4
7 1 2 3 4
8 1 2 4 4
9 1 2 4 4
10 1 2 3 4
11 1 2 3 4
12 2 3 4 4
13 2 3 3 4
14 1 2 3 4
15 1 3 3 4
16 1 3 3 4
17 1 2 3 4
18 1 3 4 4
19 1 3 4 4
20 2 3 4 4
68
Lampiran 2
KODE : B
Rerata Skor Penilaian Organoleptik Aroma
Panelis A B C D
1 4 3 2 1
2 3 3 3 1
3 3 2 2 1
4 3 3 2 1
5 4 3 2 1
6 3 2 2 3
7 3 2 2 3
8 4 3 3 2
9 4 3 2 2
10 4 3 2 1
11 4 4 4 4
12 3 2 2 3
13 4 3 3 2
14 4 3 1 3
15 4 3 1 3
16 4 3 2 1
17 4 3 2 1
18 4 3 2 1
19 3 3 2 3
20 4 3 2 2
69
Lampiran 3
KODE : C
Rerata Skor Penilaian Organoleptik Warna
Panelis A B C D
1 4 4 3 3
2 4 4 3 3
3 4 4 4 3
4 4 4 3 3
5 4 4 3 2
6 4 4 4 3
7 4 3 2 2
8 4 4 3 3
9 4 4 3 3
10 4 4 3 3
11 4 4 4 4
12 4 4 4 4
13 4 4 4 4
14 4 4 3 2
15 4 4 3 2
16 4 4 3 3
17 4 4 3 3
18 4 4 3 3
19 4 4 4 3
20 4 4 3 3
70
Lampiran 4
KODE : D
Rerata Skor Penilaian Organoleptik Tekstur
Panelis A B C D
1 4 3 3 3
2 4 2 2 2
3 2 2 2 2
4 4 3 3 3
5 4 2 3 3
6 2 2 2 2
7 3 3 3 3
8 4 2 3 2
9 4 3 2 2
10 4 2 3 2
11 1 1 1 2
12 2 3 2 3
13 1 1 3 1
14 2 3 3 1
15 2 3 1 1
16 4 2 3 3
17 4 2 3 2
18 4 2 2 2
19 2 2 2 2
20 4 2 2 2
71
Lampiran 5
KODE : A
INSTRUMENT ORGANOLEPTIK
Panelis ke - :
Jawablah pertanyaan dibawah ini menurut anda :
1. Menurut anda, bagaimanakah rasa dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Sangat pahit
b. Pahit
c. Agak pahit
d. Tidak pahit
2. Menurut anda, bagaimanakah aroma dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Sangat sedap
b. Sedap
c. Agak sedap
d. Tidak sedap
3. Menurut anda, bagaimanakah warna dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Sangat kecoklatan
b. Hijau kecoklatan
c. Hijau agak kecoklatan
d. Hijau tua
4. Menurut anda, bagaimanakah tekstur dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Tidak Lunak
b. Agak Lunak
c. Lunak
d. Sangat Lunak
72
Lampiran 6
KODE : B
INSTRUMENT ORGANOLEPTIK
Panelis ke - :
Jawablah pertanyaan dibawah ini menurut anda :
1. Menurut anda, bagaimanakah rasa dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Sangat pahit
b. Pahit
c. Agak pahit
d. Tidak pahit
2. Menurut anda, bagaimanakah aroma dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Sangat sedap
b. Sedap
c. Agak sedap
d. Tidak sedap
3. Menurut anda, bagaimanakah warna dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Sangat kecoklatan
b. Hijau kecoklatan
c. Hijau agak kecoklatan
d. Hijau tua
4. Menurut anda, bagaimanakah tekstur dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Tidak Lunak
b. Agak Lunak
c. Lunak
d. Sangat Lunak
73
Lampiran 7
KODE : C
INSTRUMENT ORGANOLEPTIK
Panelis ke - :
Jawablah pertanyaan dibawah ini menurut anda :
1. Menurut anda, bagaimanakah rasa dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Sangat pahit
b. Pahit
c. Agak pahit
d. Tidak pahit
2. Menurut anda, bagaimanakah aroma dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Sangat sedap
b. Sedap
c. Agak sedap
d. Tidak sedap
3. Menurut anda, bagaimanakah warna dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Sangat kecoklatan
b. Hijau kecoklatan
c. Hijau agak kecoklatan
d. Hijau tua
4. Menurut anda, bagaimanakah tekstur dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Tidak Lunak
b. Agak Lunak
c. Lunak
d. Sangat Lunak
74
Lampiran 8
KODE : D
INSTRUMENT ORGANOLEPTIK
Panelis ke - :
Jawablah pertanyaan dibawah ini menurut anda :
1. Menurut anda, bagaimanakah rasa dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Sangat pahit
b. Pahit
c. Agak pahit
d. Tidak pahit
2. Menurut anda, bagaimanakah aroma dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Sangat sedap
b. Sedap
c. Agak sedap
d. Tidak sedap
3. Menurut anda, bagaimanakah warna dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Sangat kecoklatan
b. Hijau kecoklatan
c. Hijau agak kecoklatan
d. Hijau tua
4. Menurut anda, bagaimanakah tekstur dari daun pepaya yang disajikan ?
a. Tidak Lunak
b. Agak Lunak
c. Lunak
d. Sangat Lunak
75
Lampiran 9
A. Alat
Cawan Petri Beker glass
Saringan Pingset
Gelas Ukur Neraca Digital
76
Kompor Gas Panci
Pengaduk Batang Pengaduk
Termometer
77
B. Bahan
Daun Pepaya
Aquades
Daun Singkong
78
C. Proses Perebusan
Memotongan Daun Pepaya
Menimbang daun pepaya 50 g dan Menimbang Daun Singkong 25 g,50
g,75 g
79
Daun pepaya yang telah direbus dengan campuran daun singkong
Merebus Daun Pepaya selama 15 menit
80
Konsentrasi Daun Singkong 0% Konsentrasi Daun Singkong 25%
Konsentrasi Daun Singkong 50% Konsentrasi Daun Singkong 75%
81
Warna air rebusan daun pepaya
82
Lampiran 10
Uji Panelis Organoleptik
83
Pengujian soal organoleptik