OLEH :
SUNARDI
NPM :11.71.13181
ii
ii
iii
iii
iv
iv
vi
RINGKASAN
Sunardi, 2014. Pemeriksaan Most Parbable Number (MPN) Bakteri Coliform dan
Coli Tinja Pada Jamu Gendong yang Dijual Di Pasar Besar Kota Palangka Raya.
Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Farmasi. Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya. Pembimbing (I) Dra. Hj. Agustinawati U, M.Si., Apt. dan
Pembimbing (II) Rezqi Handayani, S.Farm.,M.P.H.,Apt.
Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional yang sangat diminati
masyarakat karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan pemanfaatannya
cukup banyak, dapat digunakan oleh berbagai kelompok usia, jenis kelamin dan
kondisi kesehatan. Pengolahannya dilakukan dengan cara merebus seluruh bahan
atau dengan mengambil sari yang terkandung dalam bahan baku, kemudian
mencampurkannya dengan air. Hal ini memungkinkan kurangnya waktu
perebusan air yang digunakan untuk pembuatan sehingga diduga dapat
menyebabkan tercemarnya jamu gendong yang diproduksi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pencemaran bakteri Coliform dan Coli tinja dan
kelayakan minum yang terdapat pada jamu Beras Kencur dan Brotowali yang
dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya dengan menggunakan metode Most
Probable Number (MPN).
MPN adalah metode pemeriksaan air yang dilakukan untuk mengetahui
kontaminasi akibat bakteri Coliform dan Coli tinja. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan ragam I (7 tabung). Pengamatan sampel yang positif dapat dilihat
dengan mengamati adanya kekeruhan dan gelembung gas pada sampel.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan pada uji praduga pada sepuluh sampel
terdapat enam sempel yang positif bakteri dan empat sampel yang negatif. Enam
sampel positif tersebut yaitu sampel A1, A2, A3, A5, B3, dan B5. Sampel yang
positif pada uji praduga dilakukan uji penegasan dengan menggunakan media Bile
Green Laktosa Broth (BGLB) di inkubasi pada suhu 37C dan 44C. Pada suhu
37C terdapat adanya gelembung gas pada sampel yaitu A1 Beras Kencur
menunjukan nilai MPN 10/100 ml, A2 Beras Kencur menunjukan nilai MPN
16/100 ml, A3 Beras Kencur menunjukan nilai MPN 16/100 ml, A5 Beras Kencur
menunjukan nilai MPN 4,4/100 ml, B3 Brotowali menunjukan nilai MPN 16/100
ml, dan B5 Brotowali menunjukan nilai MPN 27/100 ml dari hasil tersebut
menunjukkan jamu tersebut Positif mengandung bakteri golongan Coli
(coliform) dan pada suhu 44C yang menunjukan adanya gelembung gas pada
sampel yaitu A1 Beras Kencur menunjukan nilai MPN 7,5/100 ml, A2 Beras
Kencur menunjukan nilai MPN 10/100 ml, A3 Beras Kencur menunjukan nilai
MPN 16/100 ml, A5 Beras Kencur menunjukan nilai MPN 4,4/100 ml, B3
Brotowali menunjukan nilai MPN 6,7/100 ml, dan B5 Brotowali menunjukan nilai
MPN 6,7/100 ml dari hasil tersebut menunjukkan jamu tersebut Positif
mengandung bakteri golongan Coli fecal (Escherichia coli tinja). Dari hasil kedua
suhu tersebut dapat disimpulkan sampel A1, A2,A3, A5, B3, dan B5 sama-sama
mengandung bakteri Coliform dan Coli tinja. Sesuai standar baku mutu air minum
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010, pada parameter
vi
vii
mikrobiologi untuk bakteri Coliform dan Coli tinja kadar maksimum pada air
minum yang diperbolehkan ialah 0/100 ml sampel. Keenam sampel jamu gendong
yang positif tersebut tidak layak untuk dikonsumsi masyarakat.
Kata Kunci : Jamu Gendong, Coliform, Coli Tinja dan Most Probable Number
(MPN).
vii
viii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin
Dan rendah hati saya ucapkan Puji dan Syukur atas karunia Allah
SWT yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya masih bisa
menyebut nama-Mu. Dengan keikhlasan dan cinta kasih, Karya Tulis
Ilmiah ini saya persembahkan untuk :
Bapak, Ibu dan keluarga ku, yang selalu memberikan semangat,
motivasi, saran Doa dan kasih sayang.
Dosen Pembimbing ku, Ibu Dra. Hj. Agustinawati U, M.Si.,
Apt dan ibu Rezqi Handayani, S.Farm.,M.P.H.,Apt yang telah
memberikan
bimbingan
terbaik
dan
dorongan
dalam
dosen-dosen
ku
yang
telah
sabar
mengajari
dan
semangat
dan
dukungan
yang
selalu
hadir
dalam
viii
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
selalu melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul Pemeriksaan Most Probable Number (MPN) Bakteri
Coliform dan Coli Tinja Pada Jamu Gendong yang Dijual Di Pasar Besar Kota
Palangka Raya dapat diselesaikan dengan baik. Kalimat serta sholawat selalu
teriringi Kepada Nabi Muhammad SAW atas bimbingan yang diberikan kepada
pengikut-pengikutnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, bimbingan serta arahan dari banyak
pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. H. Bulkani, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya.
2. Bapak dr. H. Ferry Iriawan, MPH, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
3. Ibu Rabiatul Adawiyah, S.Farm.,Apt, selaku Ketua Program Studi D-III
Farmasi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
4. Ibu Dra. Hj. Agustinawati U, Apt.,M.Si, selaku pembimbing pertama dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
5. Ibu Rezqi Handayani., S.Farm.,M.P.H.,Apt, selaku pembimbing kedua dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
6. Dosen-dosen Program Studi D-III Farmasi yang dengan sabar memberikan
ilmu pengetahuan.
7. Orang tua tercinta, kakak, serta adik yang telah memberikan doa, bantuan
serta dorongan moril maupun material yang tak terhingga.
8. Teman-teman seperjuangan jurusan D-III Farmasi angkatan 2011, yang telah
mendukung dan membantu penulis hingga terselesaikan Karya Tulis Ilmiah Ini.
ix
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan tulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak terutama pembacanya.
Sunardi
11.71.13181
xi
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 3
C. Rumusan Masalah .................................................................... 3
D. Batasan Masalah....................................................................... 3
BAB II
E.
F.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obat Tradisional ....................................................................... 5
1. Pengertian Obat Tradisional............................................... 5
2. Pengelompokan Obat Tradisional ...................................... 5
B. Jamu ......................................................................................... 6
1. Pengertian Jamu ................................................................. 6
2. Tanaman Obat yang Berkhasiat Untuk Bahan Jamu.......... 6
3. Jenis-Jenis Jamu ................................................................. 9
4. Manfaat Jamu ..................................................................... 10
xi
xii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Data Hasil Uji Praduga MPN Pada Minuman Jamu Beras Kencur dan
Brotowali Dengan Media LBDS dan LBSS Pada Suhu 370C .. 23
Tabel 4.2 Data Hasil Uji Penegasan MPN Pada Minuman Jamu Beras Kencur dan
Brotowali Dengan Media BGLB Pada Suhu 370C .............................. 24
Tabel 4.3 Data Hasil Uji Penegasan MPN Pada Minuman Jamu Beras Kencur dan
Brotowali Dengan Media BGLB Pada Suhu 440C ............................. 25
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Prosedur Kerja ............................................................................. 32
Lampiran 2. Diagram Alir Penentuan Coliform dan Coli Tinja ...................... 35
Lampiran 3. Dokumentasi Gambar Hasil Penelitian ........................................ 36
Lampiran 4. Gambar kontrol Media Negatif .................................................... 39
Lampiran 5. Table MPN .................................................................................. 40
Lampiran 6. Data Penjual dan Waktu Pengambilan Sempel ........................... 41
Lampiran 7. Jadwal Penelitian ......................................................................... 42
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Salah satu bahan yang menunjang
kesehatan yaitu obat, Obat adalah bahan tunggal atau campuran yang
digunakan oleh semua mahluk
B. Identifikasi Masalah
1. Apakah minuman jamu gendong yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka
Raya terdapat cemaran bakteri E. Coli (Coliform) dan Coli tinja ?
2. Jika ada, berapakah jumlah MPN (Most Probable Number) Coliform dan
Coli tinja pada minuman jamu gendong yang dijual di Pasar Besar Kota
Palangka Raya tersebut?
3. Apakah minuman jamu gendong yang dijual tersebut layak untuk
dikonsumsi sesuai standar baku mutu air minum?
C. Batasan Masalah
1. Penjual jamu gendong yang berjualan di Pasar Besar Kota Palangka Raya.
2. Dari 5 penjual jamu yang dijajakan, peneliti mengambil 2 macam sampel
dari tiap penjual yang sering dibeli oleh konsumen yaitu jamu Beras
Kencur dan jamu Brotowali.
3. Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah pada pemeriksaan
MPN bakteri Coliform dan Coli tinja.
D. Rumusan Masalah
1. Minuman jamu gendong yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya
diduga terdapat cemaran bakteri Coliform dan Coli tinja.
2. Jumlah MPN Coliform dan Coli tinja yang terdapat pada minuman jamu
gendong yang dijual tersebut.
3. Kelayakan minuman jamu gendong yang dijual di Pasar Besar Kota
Palangka Raya.
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk memeriksa adanya bakteri Coliform dan Coli tinja pada jamu
gendong yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya.
2. Memberikan informasi kepada penjual jamu mengenai bagaimana cara
pengolahaan jamu yang baik sehingga layak untuk dikonsumsi.
F. Manfaat Penelitian
1. Untuk melindungi masyarakat terhadap obat tradisional yang tidak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obat Tradisional
1. Pengertian Obat Tradisional
Obat tradisional adalah obat yang didapat dari bahan alam
(mineral, tumbuhan, atau hewan), yang diolah secara sederhana
berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional
(Syamsuni, 2006).
2. Pengelompokkan Obat Tradisional
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang
ketentuan pokok pengelompokkan dan penandaan Obat Bahan Alam
Indonesia No.HK.00.05.4.2411 Tanggal 17 Mei 2004. Pengelompokkan
Obat Tradisional dibagi menjadi tiga, yaitu;
a. Jamu (Empirical based herbal medicine). Jamu adalah obat
tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk
serbuk seduhan, pil dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman
yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara
tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada
resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat
yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 510 macam bahkan
lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai
dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah
digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun
bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan
manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.
b. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine) adalah
obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam
yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk
melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih
kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang
(Curcuma
xanthorrhiza
Roxb),
tanaman
yang
sitrat
6-7%,
airnya
berkhasiat
untuk
mendinginkan,
minyak
atsiri
sekitar
0,8%,
sinamilaldehida,
10
4. Manfaat Jamu
Manfaat dari jamu-jamu tersebut adalah:
a. Beras kencur yang terbuat dari bahan dasar beras dan kencur
bermanfaat untuk menghilangkan pegal-pegal pada tubuh dan mampu
meningkatkan nafsu makan.
b. Pahitan/brotowali yang terbuat dari bahan dasar sambiloto dan
brotowali bermanfaat untuk penyakit gatal-gatal, kencing manis, cuci
darah, kurang nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan
kolesterol, perut kembung/sebah, jerawat, pegal dan pusing.
c. Kunir asam yang terbuat dari bahan dasar asam dan kunyit (kunir)
bermanfaat untuk memperlancar haid, menghindarkan dari panas
dalam atau sariawan,serta membuat perut menjadi dingin.
d. Cabe puyang yang terbuat dari bahan dasar cabe jawa dan puyang
bermanfaat untuk menghilangkan pegal dan linu-linu di tubuh,
terutama pegal-pegal dipinggang. Jamu cabe puyang mengandung
banyak zat besi dan berkhasiat untuk menambah butiran darah merah
bagi yang kurang darah dan anemia.
e. Suruh yang terbuat dari bahan dasar daun sirih bermanfaat untuk
mengobati keluhan keputihan (fluor albus), untuk merapatkan bagian
intim wanita (vagina), menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim
dan perut, serta dikatakan dapat menguatkan gigi.
f. Uyup-uyup/gepyokan yang terbuat dari bahan dasar kencur, jahe,
bangle, laos, kunir, temulawak, puyang dan temugiring bermanfaat
untuk meningkatkan produksi air susu ibu.
g. Temulawak berkhasiat mengatasi sembelit, melancarkan ASI, sakit
perut, menambah nafsu makan, menurunkan panas, jerawat dan lainlain.
h. Kecutan yang terbuat dari bahan dasar asam dan gula biasanya
digunakan untuk penawar rasa pahit sehabis minum jamu yang berasa
pahit.
11
i. Anggur terbuat dari biji mentol yang berupa garam kristal mentol yang
berfungsi untuk penyegar, penghangat badan dan melegakan
tenggorokan.
j. Legen adalah jamu yang terbuat dari rebusan air dan gula merah saja,
berfungsi untuk penawar atau penghilang rasa pahit setelah meminum
jamu yang pahit
(Wikanjati, 2010).
Setiap jamu memiliki fungsi masing-masing dan antara jamu yang
satu dengan jamu yang lain akan memberikan efek dan rasa yang
berbeda. Jika dalam pengkonsumsian jamu, ada suatu pencampuran
antara jamu yang satu dengan jamu yang lain, tidak lain hanya untuk
memperoleh manfaat yang lebih dari pengkonsumsian jamu tersebut
(Wikanjati, 2010).
C. Persyaratan Kualitas Air Minum
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
492/menkes/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air
minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Air yang memenuhi persyaratan kualitas air minum dapat digolongkan
dengan empat syarat:
1. Syarat fisik
Air minum tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.
2. Syarat kimia
Air tidak mengandung bahan anorganik, pestisida dan bahan sampingan
lainnya diatas batas ketentuan maksimal. Dengan batas minimum dan
maksimum pH (6,5-8,5), hingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan.
3. Syarat bakteriologis
Dengan batas kandungan dari E. coli atau faecal coli didalam 100 ml
sampel air sebanyak 0 (tidak ada). Dan batas kandungan Total Bakteri
Coliform didalam 100 ml air adalah sebanyak 0 (tidak ada).
12
4. Syarat radioaktif
Nilai Gross alpha activity adalah 0,1 bq/liter dan nilai Gross beta activity
adalah 1 bq/liter, dan ketentuannya agar tidak melebihi batas yang telah
ditentukan dan kontaminasi radioaktif lainnya.
D. Kontaminasi Coliform dan Coli tinja
Golongan bakteri Coliform merupakan jasad indikator di dalam
substrat air, bahan makanan, dan sebagainya untuk kehadiran jasad berbahaya
yang mempunyai ciri-ciri berupa gram negatif berbentuk batang, tidak
membentuk spora dan mampu memfermentasi kaldu laktosa pada temperatur
37C dengan membentuk asam dan gas dalam waktu 24-48 jam (Suriawiria,
2008).
Bakteri Coliform merupakan flora normal pada usus manusia dan
hewan, tetapi akan menjadi patogen bila diluar saluran pencernaan, saluran
kemih, pada selaput otak yang akan menyebabkan radang, terutama pada
individu yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya bayi, orang
lanjut usia dan orang-orang yang baru sembuh dari sakit (Nugroho, 2006).
Bakteri Coliform mampu tumbuh pada media yang mengandung
garam empedu, dimana garam empedu mampu menghambat bakteri gram
negatif lain yang mungkin ada. Sehingga media yang mengandung garam
empedu digunakan sebagai media pemupuk selektif, misalnya MC Conkey
Broth (MCB), Lactose Broth (LB) dan media-media selektif lainnya. Pada
media cair yang mengandung laktosa, bakteri Coliform dapat tumbuh subur,
menimbulkan gas dan tampak kekeruhan (Pelezhar dan Chan, 1998).
Kecepatan
bakteri
Coliform
memecah
laktosa
menentukan
13
Coliform
termasuk
dalam
family
Enterobactericeae.
dapat
menyebabkan berbagai infeksi antara lain diare, infeksi pada saluran kencing,
dan meningitis (Nugroho, 2006).
Klasifikasi
Bakteri
Escherichia
coli
berdasarkan
sifat-sifat
14
15
F. Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua
jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi,
bakteri, mycoplasma virus) yang terdapat pada atau di dalam suatu benda
(Pratiwi, 2008).
Jenis-jenis sterilisasi yaitu:
1. Sterilisasi udara panas
Proses sterilisasi udara panas dilakukan dengan udara yang yang
dipanaskan dalam sterilisator udara panas (oven) pada daerah suhu 1602000C. Waktu sterilisasi (waktu kerja) yaitu 1 jam pada suhu 1800C.
Daerah penggunaannya ditujukan untuk sterilisasi alat dan instrument
yang bahannya tahan pemanasan (pipet, Erlenmeyer). Metode ini tidak
dapat digunakan untuk bahan yang terbuat dari karet atau plastik.
Sterilisator udara panas adalah alat berbentuk lemari, yang memiliki ruang
sterilisasi persegi empat. Sebuah pemanas elektris umumnya berada
dibawah ruang yang dipakai, sehingga udara masuk yang muncul dari
bawah kebagian ini, menjamin terjadinya distribusi panas yang baik. Suhu
tersebut dapat diatur secara langsung.
2. Sterilisasi uap
Pada sterilisasi uap umumnya digunakan uap air bebas udara jenuh
bertekanan tinggi. Sterilisasi tersebut berlangsung dalam sterilisator uap
(autoklaf) pada daerah suhu 110-1400C. Waktu sterilisasi (waktu kerja)
yaitu 15 menit pada suhu mencapai 1210C. Sterilisasi uap berdasar atas
prinsip fisika berikut: titik didih air telah dikenal bergantung dari tekanan
udara, sehingga air mendidih dalam wadah terbuka pada tekanan 0,1 MPa
(760 mm Hg) dan suhu 1000C kemudian berubah menjadi uap. Prinsip
dasar kerja autoklaf adalah udara di dalam bejana sterilisasi diganti dengan
uap jenuh dan hal ini dicapai dengan menggunakan alat pembuka atau
penutup khusus (Voigt, 1995)
3. Metode Sterilisasi Kimia
16
agen
antimikroba
kimiawi
diklasifikasikan
atas
dasar
17
sebelum
sterilisasi
atau
disinfeksi
media
sebelum
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mikrobiologi
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya.
B. Metode Penelitian
Metode pendekatan peneliti adalah metode penelitian eksperimen.
Metode penelitian eksperimen adalah kegiatan percobaan yang bertujuan
untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari
adanya perlakuan tertentu (Notoatmodjo, 2010).
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek
yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah
minuman jamu gendong yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya,
berdasarkan observasi awal penjual jamu gendong sebanyak 5 penjual.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan
obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh obyek yang diteliti.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Accidental Sampling yaitu
mengambil sampel yang kebetulan ada atau tersedia (Notoatmodjo, 2010).
Sampel yang digunakan adalah jamu yang dibeli dari 5 penjual jamu
gendong yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya. Berdasarkan
observasi awal jamu gendong yang sering dikonsumsi masyarakat adalah
jamu Beras Kencur dan Brotowali, oleh karena itu pada penelitian ini
peneliti menggunakan jamu Beras Kencur dan Brotowali sebagai sampel
penelitian.
18
19
D. Instrumen Penelitian
1. Alat
a. Autoklaf
b. Bola hisap/filler
c. Botol semprot
d. Erlenmeyer volume 500 ml, 1000 ml
e. Inkubator
f. Kompor listrik
g. Lampu spiritus
h. Ose
i. Pipet volume 10 ml, 5 ml, 1 ml
j. Tabung durham
k. Tabung reaksi ukuran 2x30 cm
l. Rak tabung reaksi
m. Timbangan
2. Bahan
a. Aquades
b. Media BGLB (Bile Green Laktosa Broth)
c. Media LBDS (Laktosa Broth Dauble Strecht)
d. Media LBSS (Laktosa Broth Single Strecht)
e. Sampel jamu Beras Kencur dan jamu Brotowali
E. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium
1. Pengambilan sampel
a. Botol sampel yang telah steril lehernya didekatkan dengan api bunsen
sambil diputar.
b. Dalam waktu cepat masukkan sampel kedalam botol sampel yang telah
diberi nama tertentu.
c. Setelah terisi
(Bridson,1998).
90 %
20
21
22
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari penelitian yang telah dilakukan pada 10 sampel jamu gendong
dari lima penjual jamu yang berjualan di Pasar Besar Kota Palangka Raya
diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 1. Data Hasil Uji Praduga MPN (Most Probable Number) Pada
Minuman Jamu Beras Kencur dan Brotowali dengan media
LBDS dan LBSS pada suhu 37C.
No
Kode
Jenis Sampel
1 ml
0,1 ml
Keterangan
A1
Beras Kencur
Positif
B1
Brotowali
Negatif
A2
Beras Kencur
Positif
B2
Brotowali
Negatif
A3
Beras Kencur
Positif
B3
Brotowali
Positif
A4
Beras Kencur
Negatif
B4
Brotowali
Negatif
A5
Beras Kencur
Positif
10
B5
Brotowali
Positif
23
24
No
Kode
Jenis
Sampel
1 ml
0,1 ml
MPN
/100
ml
Keterangan
A1
Beras
Kencur
10
Positif
A2
Beras
Kencur
16
Positif
A3
Beras
Kencur
16
Positif
B3
Brotowali
16
Positif
A5
Beras
Kencur
4,4
Positif
B5
Brotowali
27
Positif
25
Tabel 3. Data Hasil Uji Penegasan MPN (Most Probable Number) Pada
Minuman Jamu Beras Kencur dan Brotowali dengan media
BGLB pada suhu 44C.
No
Kode
Jenis
Sampel
1 ml
0,1 ml
MPN
/100
ml
Keterangan
A1
Beras
Kencur
7,5
Positif
A2
Beras
Kencur
10
Positif
A3
Beras
Kencur
16
Positif
B3
Brotowali
6,7
Positif
A5
Beras
Kencur
4,4
Positif
B5
Brotowali
6,7
Positif
B. Pembahasan
Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan air minum yang bertujuan
untuk mengetahui kualitas dari air minum tersebut. Penentuan kualitas air
minum secara mikrobiologi dapat dilakukan berdasarkan analisis kehadiran
golongan bakteri Coli. Dalam pemeriksaan kualitas air minum pada
penelitian ini digunakan jamu gendong, jamu gendong merupakan minuman
tradisional yang diramu khusus dari tumbuh-tumbuhan tertentu untuk
kesehatan manusia. Jamu gendong juga sangat sering dikonsumsi karena
harganya murah dan banyak dijual.
Sebelum dilakukan penelitian ini proses yang pertama kali harus
dilakukan peneliti adalah melakukan sterilisasi pada alat-alat dan media yang
26
27
28
sampai mendidih sehingga bakteri Coliform dan Coli tinja tidak mati ketika
waktu perebusan, karena untuk bakteri Coliform bisa bertahan hidup pada
suhu 370C sedangkan Coli tinja pada suhu 440C. Hal ini terjadi karena
penjual jamu kurang memperhatikan kebersihan dalam mengolah jamu dan
belum memahami cara pembuatan jamu yang baik. Untuk mendapatkan jamu
yang baik, aman dan terhindar dari pencemaran bakteri maka perlu
diperhatikan kebersihan dan sanitasi saat pengolahan atau pembuatan jamu
gendong.
Standar baku mutu Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, bahwa air untuk
minum seharusnya tidak mengandung bakteri patogen dan kadar maksimum
E. coli pada air minum adalah 0/100 mL sampel. Maka sampel jamu dengan
kode A1, A2, A3, A5, B3, dan B5, membuktikan bahwa enam dari sepuluh
sampel jamu gendong yang positif tersebut tidak layak untuk dikonsumsi
masyarakat.
29
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian saya yang berjudul Pemeriksaan Most Probable
Number (MPN) Bakteri Coliform dan Coli Tinja Pada Jamu Gendong yang
Dijual Di Pasar Besar Kota Palangka Raya dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemeriksaan dengan menggunakan metode Most Probable Number (MPN)
pada jamu gendong yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya positif
terkontaminasi bakteri Coliform dan Coli tinja yaitu sampel A1, A2, A3,
B3, A5, dan B5.
2. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti memberikan informasi
kepada si penjual tentang cara pengolahan jamu yang baik yaitu dengan
memberitahukan kalau dalam proses perebusan air jamu itu harus sampai
mendidih dan waktu pendidihan dipertahankan 5-10 menit supaya bakteri
yang ada pada air jamu tersebut bisa mati ketika perebusan.
B. Saran
1. Bagi pembuat jamu gendong hendaknya dapat lebih meningkatkan sanitasi
dan hygiene dalam penanganan bahan baku, proses pengolahan dan
penyajian sehingga dapat menghasilkan produk jamu yang lebih aman dan
bermutu.
2. Kepada konsumen atau pelanggan jamu gendong, hendaknya dapat lebih
berhati-hati dalam membeli atau mengkonsumsi jamu gendong tersebut.
3. Kepada pemerintah atau lembaga terkait terutama Balai Pengawasan Obat
dan Makanan Provinsi Kalimantan Tengah hendaknya melakukan suatu
upaya pembinaan dan pengawasan kepada para pembuat dan penjual jamu
gendong untuk lebih meningkatkan sanitasi dan hygiene dalam
penanganan bahan baku, proses pengolahan dan proses penyajian sehingga
kualitas jamu gendong meningkat dan lebih aman untuk dikonsumsi.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
32
Dalam waktu cepat masukkan sampel kedalam botol sampel yang telah diberi
nama tertentu.
Bila bahan sudah steril maka ditandai dengan perubahan warna autoklaf tips
indikator menjadi berwarna cokelat.
Angkat bahan dari autoklaf biarkan dingin sampai pada suhu kamar (15-30C)
32
33
Kemudian dituang ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 mL, tutup dengan kapas
steril dilapisi dengan alumunium foil.
Dimasukkan ke dalam keranjang, ikat dan tutup dengan kertas cokelat atau
alumunium foil, pada kertas ditulisi BGLB, tanggal dan bulan pembuatan.
Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit, setelah selesai
kemudian dinginkan.
33
34
Masukkan kedalam autoklaf dan lakukan steriliasi dengan suhu 121C selama
15 menit
34
35
Sampel jamu
10 ml sampel
1 ml sampel
Media
LBDS 5
ml
0,1 ml sampel
Media
LBSS 5
ml
Media
LBSS 5
ml
Berhenti
Di inokulasi
pada media
BGLB
sebanyak 1
ose
Hasil pemeriksaan
negatif
35
36
Gambar 5. Autoklaf
Gambar 6. Inkubator
36
37
Gambar 7. Oven
37
38
38
39
39
40
Nilai MPN/100 ml
10 ml
1 ml
0,1 ml
2,2
4,4
4,4
6,7
7,5
7,6
10
8,8
12
12
16
15
20
21
27
38
96
240
40
41
Nama Penjual
A1
Sampel
Beras kencur
Bulek Sn
B1
Brotowali
A2
Beras kencur
Bulek N
B2
Brotowali
A3
Beras kencur
Bulek Ds
B3
Brotowali
A4
Beras kencur
Bulek Sm
B4
Brotowali
A5
Beras kencur
Bulek Yn
B5
Brotowali
41
Pukul
7.00 WIB
7.00 WIB
7.07 WIB
7.07 WIB
7.10 WIB
7.10 WIB
7.14 WIB
7.14 WIB
7.17 WIB
7.17 WIB
42
Mei
Juni
Juli
Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penerimaan Judul
Observasi
x x
X
Penyusunan Proposal
x x x x
Pembimbingan
x x x x
proposal
Penelitian
Penyusunan Laporan
x x x
dan Ujian
42