0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
92 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut menjelaskan model lima kekuatan persaingan M. Porter untuk menganalisis persaingan industri ritel di Indonesia. Model ini meliputi ancaman pendatang baru, kekuatan tawar pembeli dan pemasok, persaingan di antara perusahaan yang ada, dan ancaman produk substitusi. Model ini berguna untuk memetakan tingkat persaingan dalam suatu industri.
Dokumen tersebut menjelaskan model lima kekuatan persaingan M. Porter untuk menganalisis persaingan industri ritel di Indonesia. Model ini meliputi ancaman pendatang baru, kekuatan tawar pembeli dan pemasok, persaingan di antara perusahaan yang ada, dan ancaman produk substitusi. Model ini berguna untuk memetakan tingkat persaingan dalam suatu industri.
Dokumen tersebut menjelaskan model lima kekuatan persaingan M. Porter untuk menganalisis persaingan industri ritel di Indonesia. Model ini meliputi ancaman pendatang baru, kekuatan tawar pembeli dan pemasok, persaingan di antara perusahaan yang ada, dan ancaman produk substitusi. Model ini berguna untuk memetakan tingkat persaingan dalam suatu industri.
Persaingan Industri Ritel di Indonesia Dengan Model Lima
Kekuatan Pesaing M.Porter
Untuk lebih memahami industri ritel di indonesia, lima model kekuatan persaingan yang digagas oleh M.porter (profesor strategi dari harvard bussiness school) akan mempermudah kita dalam memetakan persaingan industri ritel. Model lima kekuatan pesaing M.Porter ini merupakan literatur ekonomi yang paling populer dalam melihat persaingan dalam sebuah industri. Model ini merupakan derivatif dari modelIndustrial Organization (IO) dan structure- condust- performance (S-C-P). Lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan menurut M.Porter adalah : 1. Ancaman Pendatang Baru Pendatang baru membawa kapasitas baru, keinginan merebut dan mendapatkan pangsa pasar, serta mrebut sumber daya produksi yang jumlahnya terbatas. Kondisi tersebut menimbulkan ancama bagi perusahaan yang sudah ada. Namun terdapat hambatan bagi pndatang baru untuk masuk ke dalam pasar, yaitu : Skala ekonomi Kebijakan pemerintah Diferensiasi produk Biaya peralihan Kebutuhan modal 2. kekuatan tawar menawar pembeli Para konsumer mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi penurunan harga produk, peningkatan kualitas produk,layanan yang berkualitas, serta membandingkan perusahaan dengan para kompetitornya. 3. kekuatan tawar menawar Pemasok Biasanya sedikit jumlah pemasok, semakin penting produk yang dipasok, dan semakin kuat posisi tawarnya. Demikian juga dengan kekuatan keempat yaitu kekuatan tawar pembeli ,dimana kita bisa melihat bahwa semakin besar pembelian, semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya akan membuat posisi pembeli semakin kuat. Kekuatan yang terakhir adalah soal produk produk substitusi, seberapa banyak produk substitusi di pasar. Ketersedian produk substitusi yg banyak akan membatasi keleluasaan pemain dalam industri untuk menentukan harga jual produk.
4. persaingan diantara perusahaan Tingkat persaingan di industri ditentukan oleh : Jumlah pesaing Tingkat Pertumbuhan industri Karakteristik produk Total biaya tetap Kapasitas produksi Hambatan keluar tinggi 5. ancaman produk substitusi Secara umum, produk substitusi merupakan ancaman bagi perusahaan bilamana konsumen dihadapkan pada biaya pemindahan (switching cost) yang lebih murah tetapi kualitas relatif sama dari produk aslinya.
Nama : Astri Novianti NPM : 21211273 Kelas : 2EB12
Pendekatan sederhana untuk marketing: Panduan praktis untuk dasar-dasar marketing profesional dan strategi terbaik untuk menargetkan bisnis Anda ke pasar