Anda di halaman 1dari 6

Nama : Maskuni

Nim : 3351201404
Kelas : A

Lima kekuatan pasar (michel porter)

Kekuatan pasar (market power) adalah kemampuan perusahaan untuk


mempengaruhi harga produknya di pasar. Kekuatan pasar memungkinkan
perusahaan untuk menetapkan harga yang lebih tinggi daripada harga ekuilibrium di
pasar kompetitif. Bagi perusahaan, kekuatan pasar adalah sumber penting untuk
menghasilkan laba ekonomi dalam jangka panjang. Mereka dapat menaikkan harga
tanpa kehilangan pelanggan. Selain itu, mereka dapat mempertahankan harga tinggi
dari waktu ke waktu.
Dalam buku competitive advantage michel porter menguraikan lima faktor
yang menentukan daya tarik laba jangka panjang pada suatu segmen. Kelima
faktor tersebut adalah tingkat persaingan (segment rivalry), ancaman pendatang
baru, ancaman produk tiruan pengganti, ancaman dari kekuatan tawar menawar
dari pembeli maupun pemasok.
A. Segment rivalry factor (faktor persaingan)
Pada segmen yang dituju perlu diukur berapa banyak pesaing dan seberapa
sengit tingkat persaingannya. Kekuatan pertama mengacu pada jumlah pesaing
dan kemampuan mereka untuk melemahkan perusahaan. Jumlah pesaing yang
semakin banyak, di mana jumlah produk dan layanan yang mereka tawarkan
juga semakin banyak, maka kekuatan perusahaan akan semakin rendah.
Umumnya, pemasok dan konsumen mencari produk dan layanan yang
lebih baik atau harga yang lebih rendah. Sebaliknya, ketika persaingan rendah,
di mana tak banyak ‘pemain’ dalam industri bisnis yang digeluti perusahaan,
maka perusahaan cenderung memiliki kekuatan yang lebih besar untuk
menguasai pasar.
Perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi, sehingga
berpeluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Untuk
menganalisis faktor persaingan yang kompetitif, pastikan perusahaan
mengetahui jumlah dan kekuatan dari pesaing. Perusahaan harus tahu betul
tentang jumlah pesaing yang dimiliki dan latar belakang mereka. Tak hanya
itu, perusahaan juga harus mampu mengukur kualitas produk dan layanan dari
pesaingnya. Ketika iklim kompetisi semakin ketat, perusahaan dapat tetap
menarik minat beli konsumen dengan menawarkan potongan harga secara
agresif. Selain itu, perusahaan juga dapat melakukan kampanye pemasaran
yang berdampak tinggi terhadap tingkat penjualan produk atau layanannya.
B. New entrant threat (ancaman pendatang baru)
Kondisi pasar, regulasi dan kekuatan pesaing memungkinkan pendatang
baru masuk dalam pasar. Kondisi pasar yang terbuka, regulasi yang longgar
serta kekuatan pemain yang lemah sangat memberi peluang bagi pendatang
baru merupakan ancaman bagi pemain lama.
C. Substitution threat (ancaman produk tiruan atau pengganti)
Bila produk yang akan kita pasarkan itu merupakan produk spesifik
dengan manfaat spesifik pula, maka produk pengganti akan langka, sedang
produk tiruan memerlukan waktu untuk memprosesnya. Ancaman dari produk
pengganti akan meningkat bila produk spesifik tersebut fungsi dan manfaatnya
mirip atau sama dengan produk-produk yang sudah ada, misalnya peluncuran
"decolgen baru" dengan paracetamol 650 mg. Di pasar sudah banyak
analgetika dan antipiretika dengan merek lain. Ancaman dari produk tiruan
akan timbul bila regulasi tentang hak atas kekayaan intelektual (haki) di
segmen tersebut tidak ada, misalnya obat spesialit/paten versus obat generik.
D. Supplier power (kekuatan pemasok bahan baku)
Apakah untuk produk yang sesuai dengan segmen pasar yang dituju cukup
banyak tersedia pemasok bahan baku ?. Makin banyak pemasok makin kuat
posisi industri, sebaliknya makin sedikit pemasok maka makin sulit industri
melakukan tawar-menawar. Bila pemasoknya hanya satu maka industri akan
sepenuhnya diatur oleh pemasok.
E. Buyer power (kekuatan pembeli)
Apakah produk yang sesuai dengan segmen yang dituju cukup tersedia
banyak pembeli / gabungan membeli ? Makin banyak pembeli atau gabungan
pembeli makin kuat posisi industri, tetapi bila pembeli atau gabungan
pembelinya sedikit maka pasar produknya sempit. Pembeli jadi dominan dalam
tawar menawar, artinya posisi industri menjadi lemah. Bila pembelinya hanya
satu pasar ditentukan oleh pembeli dan industri harus tunduk pada persyaratan
pembeli.
Model lima kekuatan pasar dari michel porter merupakan kerangka dalam
memahami struktur industri. Model ini terdiri dari kekuatan yang mempengaruhi
besarnya laba industri serta tingkat pengembalian modal yang sudah ditanamkan.
Penurunan laba akan menyebabkan pengembalian modal yang ditanamkan makin
lama. Oleh karena itu industri harus berupaya supaya kekuatan-kekuatan pasar
tersebut harus dilemahkan, kalau mungkin dihilangkan., sehingga laba makin
besar dan pengembalian modal makin cepat. Berikut dirinci kekuatan-kekuatan
pasar yang akan mempengaruhinya.
1. Ancaman produk penccanti (threat of substitution)
Produk yang sukses dipasar pasti akan menarik produk-produk sejenis,
baik produk tiruan atau Pengganti atau pendatang baru. Ancaman dari produk
tiruan dapat dihindari yaitu dengan adanya hak paten ancaman dari produk
pengganti atau produk pendatang baru agak susah ditolak, karena biasanya
produk pengganti atau produk pendatang baru lebih bagus dan atau lebih
murah. Produk pengganti dan pendatang baru akan menekan laba.
Sejauh mana produk pengganti akan merupakan ancaman yang serius,
tergantung oleh beberapa faktor antara lain ketersediaannya di pasar serta
kecenderungan konsumen sendiri. Beberapa hal yang dapat mengurangi
ancaman tersebut antara lain misalnya obat yang diresepkan oleh dokter maka
peluang produk pengganti hilang. Juga bila produk kita lebih mudah diperoleh
konsumen atau produk kita memiliki kelebihan-kelebihan serta harga tak
berbeda.
2. Ancaman pendatang baru (threat of new entrano)
Jika sebuah produk laku di pasar maka otomatis ini upakan magnet daya
tarik bagi produk baru. Bila pendatang baru tidak dihambat maka akan menjadi
pesaing yang akan menurunkan laba. Upaya mencegah mandatang baru
dinamakan "barrier to entry". Penghalang untuk masuk. Yang dimaksud
dengan "barrier to entry" adalah keadaan dimana pendatang baru susah masuk
dan susah memasarkan produknya.
Beberapa upaya menghalangi pendatang baru masuk antara lain adalah :
a) Skala ekonomi (economies of scale)
Industri melakukan produksi yang sangat besar dimana biaya produksi
per unit dapat ditekan semurah mungkin sehingga pendatang baru tak akan
mampu masuk karena diperlukan modal yang amat besar sedang 'profit
margin' rendah. Contoh misalnya indofood dengan mi instannya.
b) Diferensiasi produk (product differentiation)
Produk harus berbeda dari produk-produk yang sudah ada; produk
tersebut harus memiliki kelebihan yang sulit ditiru dan dipromosikan
secara masif. Produk pengganti, produk peniru atau produk pendatang baru
terpaksa harus melakukan investasi yang amat besar, sesuatu yang amat
sulit dikerjakan.
c) modal
Pendatang baru memerlukan modal investasi yang lebih besar
daripada produsen yang sudah ada, sehingga pendatang baru akan
menjumpai kesulitan masuk pada pasar produk yang investasinya besar.
d) biaya
Untuk membangun pabrik dengan kapasitas yang sama dengan pabrik
yang sudah ada saja akan mengeluarkan biaya yang lebih besar. Apalagi
membangun pabrik yang lebih besar lagi. Biaya untuk mengadakan tanah
dan membangun pabrik pasti lebih besar.
e) jaringan distribusi
Tak semua orang mampu untuk membangun sebuah industri dan
memproduksi komoditi, tetapi yang paling sulit dan paling penting adalah
membangun dan masuk dalam jaringan distribusi. Membangun jaring
distribusi sendiri hampir tidak mungkin, lama, rumit dan mahal. Ikut
dengan jaringan distribusi yang sudah ada, apalagi jaring distribusi produk
sejenis, lebih sulit lagi. Oleh karena itu di apotek dikenal dengan obat
konsinyasi, yaitu obat baru yang dititipkan di apotek dibayar yang laku
saja, yang tak laku (paling sering) dikembalikan tanpa harus bayar
f) kebijakan pemerintah dan persyaratan perizinan
Kebijakan pemerintah indonesia mengatur obat dalam beberapa
klasifikasi: narkotika, psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas dan
obat bebas. Juga ada penggolongan obat, fitofarmaka, herbal, jamu dan
supleman (makanan). Narkotika hanya boleh pbf kimia farma,
psikotropika hanya boleh didistribusikan oleh pbf dis tunggal. Untuk
mendirikan apotek. Pbf industri harus memiliki apoteker.
3. Persaingan antar pesaing sejenis
Pada sebagian besar industri derajat perolehan laba amat tergantung pada
tingkat persaingan sesama. Tingkat persaingan yang paling sengit misalnya
pada obat bebas dimana "profit margin" amat tipis. Sehingga harus ada
penjualan yang besar. Keseimbangan antar sesama dengan jumlah pesaing
yang kecil merupakan hal yang ideal. Namun hal tersebut amat sulit dicapai.
Produk yang dihasilkan harus punya kelebihan dari pesaing yang
adasimisalnya: tolak angin, kuku bima, eneroon.
4. Tawar menawar dengan pemasok
Pemasok dapat menyulitkan industri bilamana pemasok dalam posisi yang
kuat terhadap perusahaan kekuatan pemasok biasanya ditunjukkan oleh harga
jual yang selalu dicoba untuk naik. Sebaliknya bila tidak waspada, untuk
memperoleh laba yang lebih besar pemasok juga akan mencoba menurunkan
mutu. Oleh karena itu harus diusahakan pemasok jangan sedikit apalagi cuma
satu. Pemasok harus diusahakan sebanyak mungkin supaya pemasok tidak
mendikte. Dengan makin banyak pemasok maka akan diperoleh pasokan yang
lebih, lebih murah, lebih bermutu dan persyaratan pembayaran yang lebih
ringan dan lama. Perusahaan harus bersaing, odak hanya dengan sesama tetapi
juga mencegah pemasok masuk juga ke wilayah produksi, integrasi kedepan
(“forward integration").
Sekitar tahun 1970 ada peristiwa tentang pemasok yang sedemikian
kuatnya sehingga industri yang menerima pasokan harus bertekuk lutut kepada
pemasok. Bantuan pangan dari amerika serikat berupa terigu berhasil diubah
menjadi gandum. Kemudian bulog bekerja sama dengan seorang pengusaha
mendirikan pabrik terigu yang diberi nama bogasari yang merupakan satu-
satunya pabrik terigu di indonesia. Pada waktu yang hampir bersamaan
seorang pengusaha lain mendirikan pabrik mi instan yang pertama di indonesia
yaitu supermi.
Pendirian pabrik supermi awalnya disambut baik olen bogasari karena
ketika itu konsumsi makan berbahan dasar terigu masih sedikit. Kala itu orang
indonesia masih kurang suka dengan roti. Mi instan supermi dimin Supermi
diminati masyarakat yang bergeser konsumsi mi basah dan mi telor kepada mi
instan, rena lebih praktis dan lebih murah. Jadilah supermi.
Ternyata indomie tak mampu menyaingi ketenaran supermi. Apa yang
dilakukan oleh produsen indomie yang juga satu-satunya produsen terigu ?
Bogasari sebagai pemasok tunggal terigu mulai mendikte dan mengganggu
pasokan terigu ke supermi, dengan maksud untuk mendongkrak pasar
indomie.makin lama pemasok tunggal tersebut makin menjadi-jadi sedemikian
rupa sehingga supermi tak berdaya dan akhirnya supermi diakuisisi oleh
indomie kedalam perusahaan indofood. Jadilah pemasok tunggal terigu
indonesia sebagai pemain tunggal mi instar di indonesia dengan dua merek
yaitu indomie dan supermi.
5. Tawar menawar dengan pembeli
Setiap pembeli memiliki watak abadi yaitu mendapat produk yang mudah
didapat, lebih berm dan lebih murah. Oleh karena itu maka harus dihinda
pembeli tunggal supaya terhindar dari dikte pembeli kasus pembeli tunggal
terjadi pada industri far indonesia. Berdasar ketentuan kementerian kesehatan
sejak tahun 1980 diberlakukan ketentuan bahwa industri farmasi mewajibkan
semua karyawan punya distribusi tunggal.

Anda mungkin juga menyukai