Anda di halaman 1dari 9

KESIMPULANLOKAKARYA

SOSIALISASIPERATURANPERUNDANGUNDANGANDAN
KEBIJAKANNASIONAL
PENGELOLAANSUMBERDAYAAIR
SERANG1617APRIL2014

I. JALANNYALOKAKARYA
DiHotelLeDianSerangBanten,selamaduahari1617April2014,telahberlangsungdengan
baik lokakarya sosialisasi Peraturan Perundang Undangan dan Kebijakan Nasional PSDA
diikuti55peserta;diawalisambutanselamatdatangolehKepalaDinasPU,danpengarahan
Direktur Bina Penatagunaan SDA, dilanjutkan dengan pemaparan dan tanya jawab atas 7
(tujuh)materi:
1. KonsepsiPSDAmenurutUU7/2004tentangSDA,
2. KebijakanNasional(Jaknas)PengelolaanSDAsesuaiPerpresNo33tahun2011,
3. ImplementasiPSDAmenurutPPNo42/2008tentangPengelolaanSDA,
4. ImplementasiPengelolaanSungaimenurutPPNo38/2011tentangSungai
5. ImplementasiPengelolaanIrigasimenurutPP20/2006,
6. Pelaksanaan Koordinasi PSDA di Provinsi dan Wilayah Sungai menurut Perpres 12/2008
danPermenPUNo4/PRTM/2009
7. HarmonisasiPenataanRuangdanPengelolaanSDAdiWilayahSungai.

II. CATATANPENTINGDARISAMBUTAN,PAPARANDANTANYAJAWAB
1. Sambutan Daerah oleh DR Ir. TB. Rismunandar ME, mewakili Kepala Dinas SDA dan
Permukiman, menyampaikan terima kasih kepada Ditjen SDA, Kementerian PU yang
telah memilih Provinsi Banten sebagai salah satu dari empat provinsi percontohan
Capacty Development dalam Water Resources and River Basin Management bantuan
CDTA ADB, serta Selamat datang dan selamat berlokakarya kepada seluruh peserta.
Kegiatan PSDA menyangkut lintas sektor, lintas wilayah, antar hulu hilir, serta
berbagai pemilik kepentingan yang membutuhkan keterpaduan maka Kepala Dinas
menekankan perlunya peran serta para instansi terkait, dunia usaha dan masyarakat
untukbetulbetuldapatmemahamiperaturandankebijakanyangmenjadidasardalam
pengelolaanSDA.Diharapkandenganadanyalokakaryaini,pesertaakanmemperoleh
bekalpemahamanmengenaiPSDAsehinggadapatmenerapkansesuaiaturanyangada
sertajugamenyebarluaskanaturandankebijakanPSDAkepadayangmembutuhkan.

2. ArahandariDirekturBinaPSDAmenggarisbawahi:(i)MasalahdantantanganPSDA
yang terus meningkat akibat pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi
menyebabkan kelangkaan air dan pencemaran berat telah mengancam ketahanan
Air, Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi; (ii) setelah 10 tahun UU 7/2004 ttg SDA
masih ada PP yang belum selesai untuk itu diharapkan tindak lanjut al. membuat
Perda2, Penyebarluasan Per per UU an, Pembetukan dan pengaktifan TK Pengelolaan
SDAWSdalamperumusanPOLAdanRENCANAPSDAWSsertapengaktifanDewanSDA
Prov menyelesaikan Kebijakan SDA provinsi dengan Matrik implementasi dan juga
Kebijakan penyelenggaraan SIH3. Untuk itu dibutuhkan peningkatan kapasitas para
pemilik kepentingan dalam Pengelolaan SDA agar dapat berkinerja baik dalam
penyelenggaraanTUSInya.

3. Pak Imam melalui paparan tentang Pengelolaan SDA menurut UU 7 /2004 ttg SDA,
menguraikandenganjelasantaralain:
(1) Pengelolaan SDA adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau dan
mengevaluasi penyelenggaraan Konservasi SDA, pendayagunaan SDA, dan
pengendaliandayarusakair.
(2) Pengelolaan SDA harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berwawasan
LH, dengan Basis Wilayah Sungai mencakup: (i) Pengelolaan lahan di daerah
tangkapanair(watershedmanagement),(ii)Pengelolaanjaringansumberair(water
conveymanagement)dan(iii)Pengelolaanpenggunaanair(waterusemanagement)
(3) Struktur bangunan PengelolaanSDA menurutUU7/2004: dibangun (i) di atas dasar:
7 azas Pengelolaan, Jaringan SISDA, dan Peran masyarakat; dengan (ii) 3 Pilar :
Konservasi, Pendayagunaan, dan Pengendalian DRA, serta (iii) Rangka atap Wadah
KoordinasiPSDA,Instansi Pengelola danatap sebagaivisi:SDAterkelola secara adil,
menyeluruh,terpadudanberwawasanLHuntukkesejahteraanmasyarakat.

(4) DitutupdenganStatementpenting:UU7/2004ttgSDAdibuatantaralainuntuk:
Menjamin kepastian hukum dalampenyelesaian konflik yang berkaitan dengan
permasalahanSDAkhuusnyapermasalahanpenggunaanair.
Memberikan perlindungan yang signifikan terhadap kebutuhan pokok sehari
hari akan air terutama kepada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah,
sertauntukkepentinganmasyarakatpetanikecildan
Memberikanruangkepadamasyarakatuntukmelindungidanmempertahankan
haknya serta memenuhi kewajiban konstitutionalnya dalam berbagai hal yang
terkaitdenganPSDA.

4. PakImamdalampenjelasantentangPerpresNo33/2011tentangJaknasPengelolaan
SDAmenekankan:
(1) PerandankedudukanKebijakanNasionalPengelolaanSDAadalah:
MenjadiPengarahpengelolaanSDAditingkatnasionalperiode20112030
Menjadi acuan bagi para menteri/pimp lembaga pemerintah dalam
menetapkankebijakansektoralyangterkaitdenganbidangSDA,dan
MenjadiacuanbagipenyusunankebijakanpengelolaanSDApdtingkatprovinsi.
(2) UUNo7/2004menganutketerpaduanantara(i)PengelolaanSDAterpadu(IWRM)
berbasis WS (satu DAS atau gabungan beberapa DAS) dengan sistem administrasi
pemerintahan yaitu dengan JAKNAS PSDA, JAKPROV PSDA, yang menjadi acuan
penyusunanPOLA,RENCANA,PROGRAMdanKEGIATANPengelolaanSDAdiWS.
(3) Untuk memecahkan masalah dan menghadapi tantangan ke depan maka dalam
Jaknasditetapkan5MisiPengelolaanSDAuntuk20tahunyaitu:
MeningkatkankonservasiSDAsecaraterusmenerus
MendayagunakanSDAuntukkeadilandankesejahteraanmasyarakat
Mengendalikandanmengurangidayarusakair
MeningkatkanperanmasyarakatdanduniausahadalampengelolaanSDA
Membangun jaringan sistem informasi SDA yang terpadu antarsektor dan
antarwilayah.
(4) Untukmencapai5Misitersebtditetapkan6KebijakandalamPSDA20tahunsbb:
Kebijakan Umum (Dalam Kebijakan umum al. ditetapkan dokumen POLA PSDA
WSuntu131WSdiIndonesiaselesai2015;
KebijakanpeningkatankonservasiSDAsecaratersmenerus;
KebijakanPendayagunanSDAuntukkeadilandankesejahteraanmasyarakat
KebijakanPengendaliandanPengurangandayarusakair;
Kebijakan Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan
SDA
Kebijakan Pengembangan jaringan sistem informasi SDA (SISDA) dalam
PengelolaanSDANasionalTerpadu.
(5) Ditekankan tentang adanya dan pentingnya Matrik Implementasi Jaknas PSDA
yang wajib direalisasi oleh semua Instansi dan Lembaga termasuk ORNOP yang
menjadi anggota Dewan SDA. Matrik adalah alat monitoring dan evaluaisi
tahunan kemajuan implementasi Jaknas. Matrik Implementasi dengan
KepmenkoPerekonomianselakuKetuaHarianDewanSDANasional.

5. PakIr.SigitHanandaya.M.Eng,menguraikanPPNo42/2008.
(1) PP 42 / ttg Pengelolaan SDA adalah Detail implementasi pengaturan lebih rinci UU
no 7/2004 ttg SDA; perlu 11 PP yang sudah jadi 7 buah, 4 belum. Dari sisi Sustansi
PP 42 ini seolah memayungi atau sebagai pengintegrasi PPPP (yang diprakarsai
banyakinstansi)sebagaiuraianpelaksanaaanya.
(2) SistematikaPPGambaranisiPP:i.Ketentuanumum(pasal1),ii.LandasanPSDA,iii.
PerencanaanPSDAWSalpenyusunanPOLAdanRencanaPSDAWS;iv.Pelaksanaan
Konstruksi, v. Operasi dan Pemeliharaan (pasal 4248), vi. Konservasi SDA, vii.
Pendayagunaan SDA, viii. Pengendalian Daya Rusak air, ix. Perijinan dalam
Pengelolaan SDA, Sistem Informasi, Pembiayaan dan xi. Pengawasan, xii Sangsi
administrasi,xiiiKetentuanPeralihandanxiv.KetentuanPenutupTotal130pasal
(3) Latar Belakang bagaimana pasal dan ayat PP ini disusun: Tiga masalah SDA: terlalu
banyakbanjir,sedikitairkekeringan/kesulitanairdanterlalukotor/tercemar:
Kerusakan linkungan dan perubahan daur hidrologi. Masalah konflik antar
wilayah,sektor,pengguna.
(4) Karakteristik SDA: karunia Tuhan seolah milik bersama, kebutuhan kelangsungan
hidup manusia, pengaturan menurut dimensi WARUNG JAMU (waktu, ruang,
jumlahdanmutu).Sumberdayaair(air,sumberairdandayaair):(i)letakgeografis
antardaerahkerjasama,(ii)sisipenggunaanmultisektorTerpadu;(iii)banyak
keterkaitanhuluhilir,kualitas/kuantitaskesatuasistemmenyeluruhsatusistem;
(jv)waktupenggunaantanpaalternatif;antargenerasiBerkelanjutan(v)Siklus
alam bagian ekosistem berwawasan lingkungan. Integrasinya sebagai satu
sistemmenyeluruhdirumuskansecarapartisipatifDalamPOLAPengelolaanSDA.

6. PakIr.SlametBudiSantosomenguraikanpilosopiPengelolaanSungaimenurutPPNo
38/2011tentangSungai;
(1) Sungai adalah alur alam wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan
pengaliran air besrta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan
dibatasikanandankiridengandibatasikanandankiriolehgarissempadan
(2) PentingdipahamitentangRuangSungai(BabIIPP38/ttgSungai);yangterdiridari
a. Palung Sungai dan Sempadan Sungai, agar dapat mebuat inventarisasi sungai
lengkap dengan kondisi dan permasalahannya. Untuk lemudian mencari solusi
melaluipengelolaanSungaidanPerizinanyangtepatdanbenar.
(3) Pengelolaan Sungai (Bab III PP 38/ttg Sungai) meliputi: a Konservasi sungai,
pengembangan sungai dan pengendalian daya rusak air; dilakukan melalui tahap
penyusunan program dan kegiatan, ppelaksanaan kegiatan dan pemantauan dan
evaluasi, dengan ketetapan Pengelolaan Sungai oleh Menteri, Gubernur dan
Bupati/Walikotasesuaikewenangannya.
(4) PakBudimenekankanpentingnyaKonservasiSungaiyangmencakupaperlindungan
sungai dan pencegahan pencemaran air sungai dengan memberi contohcontoh
yang benar dari tingkat global dibandingkan dengan kondisi dan masalah sungai
sungaidiIndonesia.
(5) Pengembangan Sungai merupakan bagian dari pengembangan SDA, dilakukan
melalui pemanfaatan sungai untuk berbagai kebutuhan: rumah tangga, pertanian,
sanitasi lingkungan, industri, pariwisata, olaahraga, pertahanan, perikanan,
pembangkittenagalistrikdantransportasi.
(6) Pengendalian Daya rusak air sungai dilakukan melalui Pengelolaan Resiko Banjir
yaitu: a pengurangan resiko besaran banjir, b pengurangan resiko kerentanan
banjir; dilakukan berdasarkan Rencana Pengelolaan SDA (siklus POLA RENCANA
dst); Pengurangan Resiko Bencana Banjir diakukan dengan membangun: a
prasarana pengendali banjir dan bprasaranan pengendali aliran permukaan;
Pembangunan prasarana pengendali banjir (PPB) dilakukan dengan membuat: a
peningkatan kapasitas sungai, btanggul, cpelimpah banjir dan/atau pompa, d
bendungan, eperbaikan drainase perkotaan. Pembangunan prasarana pengendali
aliranpermukaan(PPAP)dilakukandenganmembuat:aresapanairdanpenampung
banjir.
(7) PERIZINAN (Bab IV PP 38/ ttg Sungai). Setiap orang yang akan melakukan kegiatan
padaruangsungaiwajibmemperolehizin.Kegiatanyangwajibizin:apelaksanaan
konstruksi pada ruang sungai, b pelaksanaan konstruksi yg mengubah aliran
dan/atau alur sungai, cpemanfaatan bantaran dan sempadan sungai, d
pemanfaatan bekas sungai, epemanfaatan air sungai selain untuk kebutuhan
seharihari dan pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada, f
pemanfaatansungaisebagaipenyediaair,gpemanfaatansungaisebagaiprasarana
transportasi, hpemanfaatan sungaidikawasanhutan, ipembuanganair limbahke
sungai, jpembuangan air limbah ke sungai, pengambilan komoditas tambang di
sungai dan kpemanfaatan sungai untuk perikanan menggunakan keramba atau
jaringapung.
(8) Mengkonservasi dan mengembangkan sungai cara lama dengan mengandalkan
prasaranastruturalsaja,tetapilemahdinonstrukturalakankembalimemukulkita
dan kerugian jangka panjang akan lebih besar. Memberikan ruang sungai
sebagaimanalayaknyaadalahyangpalingbijaksanadanlanggeng.

7. PakBektySudarmantoSp1,menjelaskanPengelolaanIrigasisesuaiPPNo20/2006,
(1) Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi
airbawahtanah,irigasipompa,danirigasitambak.
(2) Sistemirigasimeliputiprasaranairigasi,airirigasi,manajemenirigasi,kelembagaan
pengelolaanirigasidansumberdayamanusia.DaerahIrigasiadalahkesatuanlahan
yang mendapat air dari satu jaringan irigasi. Jaringan irigasi adalah saluran,
bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang
diperlukan untuk penyediaan , pembagian, pemberian, penggunaan, dan
pembuanganairirigasi.
(3) PP20/2006tentangIrigasimengaturapa,mengapadanbagaimanaPengembangan
dan Pengelolaan Sistem Irigasi direncanakan, dibangun baru, ditingkatkan, di O&P
serta di rehabilitasi secara partisipatif dan berkelanjutan dalam mendukung
produktivitas usaha tani dalam rangka ketahanan pangan nasional dan
kesejahteraan petani dan masyarakat. Pengaturan Kewenagangan Pengelolaan
Irigasiadalah:Nasional/Pemeritah:Area>3000Ha;3000Ha;1000Ha<DIProvinsi
<3000Ha;DIKabupaten<1000Ha
(4) Keberlanjutan sistem irigasi dilakukan dengan Pengembangan dan Pengelolaan
sistemIrigasi(PPSI).Keberlanjutansistemirigasiditentukanoleh:
a. keandalan air baku untuk irigasi dengan membangun waduk, waduk lapangan,
bendungan,bendung,pompadanadanyadrainase,
b. keandalan prasarana irigasi yang diwujudkan melalui kegiatan peningkatan,
dan pengelolaan jaringan irigasi yang meliputi O, P dan Rehabilitasi jaringan
irigasidiDI.
c. meningkatnyapendapatanmasyarakatpetanidariusahatani.
(5) Peran Komisi Irigasi propinsi dan Komisi Irigasi Kabupaten , adalah mewujudkan
keterpaduan pengelolaan sistem irigasi pada setiap provinsi dan kabupaten/kota.
Kedudukannyadigambarkansbb:

8. Adhi Pramudyo MT, menjelaskan Pelaksanaan Koordinasi PSDA di Provinsi dan


WilayahSungaimenurutPerpres12/2008danPermenPUno4/PRT/M2008.
(1) Kedudukan Wadah Koordinasi terhadap: Regulator/Pemerintahan; Operator;
Developerdanuser/Publicsepertischemadibawah.
(2) Dalam Pengelolaan SDA banyak hal yang perlu dipadukan melalui adanya Wadah
Koordinasi. Menurut pemerintahan dibentuk Dewan SDA provinsi / Kabupaten
sesuai kebutuhan. Menurut kawasan/ wilayah sumber daya air dibentuk Tim
Koordinasi Pengelolaan SDA WS. Anggota Wadah koordinasi 50 % pemerintah dan
50%lagidariORNOP.
(3) Tusi penting Dewan SDA Provinsi membantu Gubernur menyusun Kebijakan dan
Strategi Pengelolaan SDA provinsi termasuk Matriks implementasinya (siap
melakukan apa), kebijakan SIH3 dan Koordinasi PSDA tingkat provinsi termasuk
Monev.
(4) TugasTKPSDAWS:PembahasanrancanganprogramdanrancangankegiatanPSDA;
Pembahasan Rancangan Pola dan Rencana PSDA WS, pembahasan usulan alokasi
air, pembahasan rencana pengelolaaan SIH3, dan pelaksanaan tindak lanjut
penetapan WS dan Cekungan air tanah serta usul perubahannya. Pembahasan
Rancangan dan Rencana penting agar semua stakeholder berperan serta sehingga
programdanpelaksanaankegiatatndapatterpadutepatwaktu,tepatkuanlitasdan
memadai berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan dibangun oleh
berbagaisektorterkait.

(5) Untuk mendukung jalannya Wadah Koordinasi dibentuk Sekretariat serta dapat
dibantu Nara Sumber / Tenaga Ahli. Sektretariat terdiri dari Kepala Sekretariat/
Sekretaris dibantuStafdanruangan sertaperalatanyang memadai.Kinerja Wadah
koordinasiyangmaksimaldapatdicapaidenganadanyaSekretariatsebagaijantung
/dapurkoordinasi.SekretariatDewanSDAprovinsidilekatkandiDinasterkait,sma
untukSekretariatTKPSDAWSmemlekatdiBalaiWSN/BalaiPSDAWSProvinsi.

.
9. Pak Dr. Purnomosidi menguraikan pentingnya Harmonisasi Penataan Ruang dan
PengelolaanSDAWSdenganjudulImplementasiUU26/dalamkaitanPSDA:
(1) HistorisPenyusunanUUno26/tetangPenataanRuang;VisiRuangNusantarayang
aman nyaman, dengan Tata Ruang Hijau. Apa?, megapa? Penataan ruang?? Yang
secara international memang lahirnya kemudian. Pemeo kalau penataan Ruang
semerawtmakapengelolaanSDAjugasemerawut,PengSui,AngindanAir.
(2) Unsurunsur dan komponen ruang (air, tanah, api dll) dengan berbagai tenaga ahli
yangtumpangtindihperluberkonmunikasi.Komunikasimemerlukanseseorangahli
yang tau banyak hal itulah ahli penataan ruang. Kenyataan lapangan yang
merugikan seperti perubahan iklim lanina, Ruang terbuka hijau di banyak kota
mau hilang, adnya perambahan hutan hutan Sulawesi dalam ambang kehancuran,
hilangnyalahansawahjadiperumahan/kota.
(3) Kondisi lapangan adanya perumahan kumuh/kampung besar Jakarta, kawasan
perrumahan yang padat tidak rah lingkungan, ibarat penyakit gimana obat
/solusinya. Itu terjadi karena ruang yang sangat terbatas. Berjualan di rel kApi,
Bantaran sungai dihuni Yogyakarta. Polemik sodetan CiliwungCisedane. Banjir di
lebak karena hutan rusak di hulu. Apa yang harus dilakukan: permukiman di
kawasanhuluspthuluCitarum,huluCiliwung.
(4) Bencana terjadi karena pelanggaran tata / fungsi ruang. Kawasan Rawan Bencana.
BagaimanadenganProvinsiBanten,kotakotadiBanten

III. KESIMPULANDIDASARKANTANYAJAWABYANGTERJADI:
1. Dari pertanyaan yang disampaikan terlihat pemahaman perserta atas materi Peraturan
PerUUantentangSDAsudahmemadaisebagaitahapawal,masihdiperlukansosialisasi
danpelatihanyangberkelanjutansecaralebihmendetailmengenaipelaksanaan.
2. Pertanyaan memperlihatkan masalahmasalah yang terkait dengan: Imlementasi PPPP
dalam penyusunan POLA, RENCANA, PENGELOLAAN SUNGAI, PENGELOLAAN IRIGASI,
denganKOORDINASIPSDAdanHARMONISASIPenataanRuangdanPengelolaanSDAWS
yangmasihlemahdanperluperkuatandilapangan.
3. Kita patut mengakui walau UU 7/2004 ttg SDA sudah 10 tahun dan telah ditetapkan 7
PP, Perpres Jaknas, dan pentapan 131 WS (nas, Prov. Nas), sudah dibentuk Balai WS
nasional, Balai PSDA WS provinsi, sudah terbentuk Dewan SDA Nasional, provinsi dan
TKPSDA WS ternyata permasalahan SDA berupa bencana banjir, kekeringan dan
pencemaranairsemakinmeningkatdanmenyeluruhdiIndonesia.
4. KeadaaninimenunjukkanbahwakapasitasdalamPengelolaanSDAmasihlemah,baikdi
sisi SDM, Organisasi/Lembaga serta koordinasi antar sektorterkait PSDA. Dibutukan
adanya Strategi Pengembangan Kapasitas dalam pengelolaan SDA yang intinya adalah
Pengembangan SDM melalui peningkatan level Pendidikan Formal aparat PNS, srta
pelatihan yang berkelanjutan yang diharapkan dapat dimasukkan dalam RENSTRA SDA
20152019. Kementerian PU merencanakan adanya pelatihan berjenjang untun semua
aspekPSDAbaikdiinstansiPemerintahDuniaUsahadanMasyarakat.
5. Diharapkan dengan pembekalan awal ini ini para perserta akan dapat belajar sendiri
atau kelompok memperdalam pemahaman untuk kemudian memprakteknya di
pekerjaanseharihari.SemogakedepanStrategiPengembangankapasitasSDMmelalui
PelatihanTeknisBidangSDAdenganTOTberjenjangakandapatterwujud.
Serang17APRIL2014
PELAPOR:M.NAPITUPULU
Mohon kepada peserta yang sudah dan belum mengajukan pertanyaan dan saran dapat
memberikanmasukantertulispertanyaandansarannyakepadaEmailkami(mnapiesc@yahoo.com)

Anda mungkin juga menyukai