Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIK II

PERCOBAAN IV
PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER KITOSAN MENGGUNAKAN
VISKOMETER OSTWALD
OLEH :
NAMA : DESY TRI WAHYUNI
NIM : F1F1 12 019
KELAS : A
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : ABDUL KADIR
LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER KITOSAN
MENGGUNAKAN VISKOMETER OSTWALD
A. TUJUAN
Tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mempelajari berat molekul
polimer kitosan menggunakan viskometer Ostwald.
B. LANDASAN TEORI
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau
fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat,
sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti
air, alkohol dan bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang
mengalir lambat seperti gliserin, minyak castor dan madu mempunyai
viskositas besar (Sutiah et al., 2008).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah, dan sebaliknya bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi (Samdara et al., 2008).
Besarnya viskositas dari materi viskoelastik berbanding lurus dengan
berat molekul, serta dipengaruhi oleh temperarur dan kandungan polimernya.
Semakin besar molekul akan semakin tinggi viskositas (Soekardi & Hutauruk,
2004).
Panjang rantai suatu molekul polimer juga terkait dengan berat molekul
dan viskositas, dimana semakin panjang rantai molekul polimer maka
viskositas dan berat molekulnya juga semakin meningkat (Hasan et al., 2005).
Viskometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur viskositas
suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer
peluru jatuh, tabung (pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder
sesumbu (concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, yaitu sistem
Searle dimana silinder bagian dalam berputar dengan silinder bagian luar diam
dan sistem Couette dimana silinder bagian luar yang diputar sedangkan
bagian dalam silinder diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan pada celah
di antara kedua silinder (Febrianto, at el, 2013).
Penggunaan Viscometer Ostwald didasarkan pada prinsip yang sama,
meskipun dengan menawarkan perbandingan antara viskositas antara duazat
cair. Viskometer terdiri dari sebuah pipa U dari kaca dengan dua pentolan dan
sebuah pipa kapiler diantaranya satu lengan pipa terbuka dengan corong
diujungnya, satu lengan pipa lainnya memiliki stopcock (Gosh, 2009).
Polimer adalah senyawa molekul yang ciri-cirinya adalah memiliki massa
molar yang tinggi, mulai dari ribuan hingga jutaan gram, dan terbuat dari
banyak unit berulang. Sifat fisik dari apa yang dikenal juga sebagai
makromolekul ini berbeda jauh dari sifat-sifat molekul biasa yang kecil,
sehingga diperlukan teknik khusus untuk mempelajarinya (Chang, 2005).
Kitosan merupakan senyawa dengan rumus kimia poli (2-amino-2-dioksi-
-D-Glukosa) yang dapat dihasilkan dengan proses hidrolisis
kitinmenggunakan basa kuat. Saat ini terdapat lebih dari 200 aplikasi dari
kitindan kitosan serta turunannya di industri makanan, pemrosesan makanan,
bioteknologi, pertanian, farmasi, kesehatan, dan lingkungan (Hargono et al .,
2008).
Kitosan merupakan amino polisakarida linier yang tersusun oleh ikatan (1-
4) D-glukosamin dan N-asetil- D-glukosamin yang terdistribusi secara acak.
Kitosan terbentuk dari proses deasetilasi kitin, polisakarida alami yang
tersebar luas dan dapat ditemukan pada cangkang krustasea seperti kepiting
dan kerang Kitosan mempunyai banyak kelebihan yaitu berlimpah di alam,
sifat mukoadesif yang unik, sifat farmakologi yang melekat, dan kelebihan
biologis lain seperti biokompatibel, biodegaradabel, tidak beracun, dan
imunogenitas yang rendah Selain itu kitosan juga mempunyai kemampuan
untuk membuka tight junction (TJ), sehingga dapat membawa obat masuk ke
dalam sel (Wibowo, 2013).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat- alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Viskometer Ostwald
Stopwatch
Corong
Statif dan klem
Filler
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Kitosan 2 %, 4 %, 6 %, dan 8 %
Asam Asetat 2 %
Aquades
Tissue
D. PROSEDUR KERJA
- Dipipet sebanyak 10 ml
- Dimasukkan ke dalam viskometer Ostwald
- Dihisap sampai garis m (garis atas) dengan
menggunakan filler
- Dibiarkan mengalir sampai garis n ( garis
bawah)
- Dihitung waktu alirnya
- Dicatat waktu alirnya
- Dilakukan triplo
- Dihitung nya viskositas
Hasil Pengamatan.?
Asam asetat 2%
- Dipipet sebanyak 10 ml
- Dimasukkan ke dalam Viskometer Ostwald
- Dihisap sampai garis m (garis atas)
- Dibiarkan mengalir sampai garis m ( garis
bawah)
- Dihitung waktu alirnya
- Dicatat waktu alirnya
- Dilakukan triplo
- Diulangi langkah di atas untuk kitosan
dengan konsentrasi 4%, 6%, dan 8%
- Dihitung -nya viskositas
- Dihitung
rel,

sps,
dan
red
- Diplot hubungan anatara C dan
red
- Dihitung (Mv) menggunakan persamaan
Mark Houwink
Hasil Pengamatan
Larutan Kitosan 2%
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Pengamatan
No. Sampel
Kons.
Kitosan
gr/ml
Waktu alir
Rata-
rata

sp

red
t
1
t
2
t
3
1 Asam asetat
2%
0,02 11,36 11,33 10,95 11,21
2 Kitosan 2% 0,02 10,55 12,51 10,66 11,24 1,0026 0,0026 0,13
3 Kitosan 4% 0,04 10,70 10,71 10,45 10,62 0,947 -0,053 -1,325
4 Kitosan 6% 0,06 7,70 7,73 7,81 7,75 0,691 -0,309 -5,15
5 Kitosan 8% 0,08 13,43 13,71 13,57 13,57 1,210 0,21 2,625
2. Perhitungan
a. relatif tiap bahan

r
kitosan 2% =
%
( . )
=
,
,
= 1,0026

r
kitosan 4% =
%
( . )
=
,
,
= 0,947

r
kitosan 6% =
%
( . )
=
,
,
= 0,691

r
kitosan 8% =
%
( . )
=
,
,
= 1,210
b. spesifik

sp
kitosan 2% = relatif kitosan 2% - 1 = 1,0026 1 = 0,0026

sp
kitosan 4% = relatif kitosan 4% - 1 = 0,947 1 = -0,053

sp
kitosan 6% = relatif kitosan 6% - 1 = 0,691 1 = -0,309

sp
kitosan 8% = relatif kitosan 8% - 1 = 1,210 1 = 0,21
c. reduksi

red
kitosan 2% =
%
.
=
,
,
= 0,13

red
kitosan 4% =
%
.
=
,
,
= -1,325

red
kitosan 6% =
%
.
=
,
,
= -5,15

red
kitosan 8% =
%
.
=
,
,
= 2,625
3. Grafik
Kons. Kitosan
red
kitosan
0,02 0,13
0,04 -1,325
0,06 -5,15
0,08 2,625
Dik. y = 18,3x 1,845
= -1,845
Dit. M (berat molekul) kitosan = ???
0.13
-1.325
-5.15
2.625
y = 18.3x - 1.845
R = 0.021
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1


r
e
d
u
k
s
i

k
i
t
o
s
a
n
konsentrasi kitosan
Grafik Hubungan antara Konsentrasi dan
reduksi kitosan
reduksi kitosan
Linear ( reduksi kitosan)
Penyelesaian:
= k . M
a
Log = log k + a.log M
Log - log k = a.log M
Log M =
M = Invers log
M = invers log
, ,
,
M = 5,9841 x 10
-3
F. PEMBAHASAN
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah
baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya
untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh
karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah,
sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga
pergerakan dari fluida tersebut.
Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tekanan
temperatur, ukuran dan berat molekul, serta kehadiran zat lain. Viskositas
cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas
tidak dipengaruhi oleh tekanan. Viskositas akan turun dengan naiknya
suhu,sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair
menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul
cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan
demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur. Selainirtu,
viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol
cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi serta
laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi. Penambahan gula tebu
meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan seperti bahan suspense
menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan
air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun
minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.
Pada percobaan ini, alat yang digunakan untuk menentukan waktu alir
larutan adalah viskometer Ostwald. Prinsip kerja viskometer Oswald adalah
suatu larutan dengan jumlah tertentu dimasukkan kedalam salah satu pipa
yang dimisalkan pipa A, lalu pada bagian pipa B larutan dihisap atau ditup
hingga larutan tersebut naik sampai garis, kemudian diukur waktu yang
diperlukan cairan untuk mengalir melewati dua tanda yang ada pada
viskometer. Sampel yang digunakan pada percobaan kali ini adalah kitosan
2%, 4%, 6%, dan 8% dan asam asetat sebagai pelarut. Kitosan adalah
polisakarida yang banyak terdapat di alam setelah selulosa.
Perlakuan pertama 10 ml masing-masing larutan kitosan dipipet dan
dimasukkan ke dalam viskometer. Selanjutnya larutan tersebut dihisap
menggunakan filler sampai permukaan larutan lebih tinggi dari batas m atau
garis atas. Larutan dibiarkan turun karena pengaruh gaya gravitasi
hingga permukaan cairan turun melewati batas n atau garis bawah. Waktu
yang dibutuhkan cairan untuk melewati jarak dari m ke n inilah yang dicatat
dan digunakan untuk menentukan viskositas larutan tersebut. Perlakuan ini
dilakukan sebanyak tiga kali (triplo) yang bertujuan untuk mendapatkan
keakuratan data jika dibandingkan dengan perlakuan hanya satu kali. Dari
hasil pengamatan didapatkan waktu alir rata-rata dari kitosan 2% adalah
11,24 detik, larutan kitosan 4% 10,62 detik, larutan kitosan 6% 7,75 detik,
dan larutan kitosan 8% adalah 13,57 detik. Dari hasil tersebut, dapat dilihat
bahwa waktu alir yang didapatkan tidak sesuai dengan teori yang ada. Teori
yang ada menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi dari larutan kitosan,
maka semakin lama pula waktu yang dibutuhkan larutan kitosan tersebut
untuk mengalir. Tidak sesuainya hasil yang didapatkan dengan teori yang ada
mungkin disebabkan karena larutan konsetrasi kitosan yang dipakai telah
tercampur dengan larutan lain, sehingga ketika akan dihitung waktu alirnya
tidak akan sesuai dengan teori yang di atas.
Berdasarkan waktu alir rata-rata yang diperoleh, selanjutnya dihitung
nilai relatif, spesifik, dan relatif masing-masing larutan kitosan.
Didapatkan relatif larutan kitosan 2%, 4%, 6%, dan 8% berturut-turut
adalah 1,0026 ; 0,947; 0,691; dan 1,210. Kemudian dihitung spesifik larutan
kitosan 2%, 4%, 6%, dan 8% dan didapatkan hasilnya berturut-turut adalah
0,0026 ; -0,053; -0,309; dan 0,21. Selanjutnya dihitung lagi reduksi masing-
masing larutan kitosan, dan didapatkan reduksinya berturut-turut adalah
0,13 ; -1,325; -5,15; dan 2,625. Selanjutnya dihitung berat molekul kitosan
dengan melihat grafiknya, dan didapatkan berat molekul kitosan sebesar
5,9841 x 10
-3
gr/mol.
Kitosan dan turunannya telah banyak dimanfaatkan secara komersial
dalam industri pangan, kosmetik, pertanian, farmasi pengolahan limbah dan
penjernihan air. Dalam bidang pangan, kitosan dapat dimanfaatkan dalam
pengawetan pangan, bahan pengemas, penstabil dan pengental, antioksidan
serta penjernih pada produk minuman. Selain itu, kitosan banyak diaplikasikan
sebagai pangan fungsional karena dapat berfungsi sebagai serat makanan,
penurun kadar kolesterol, antitumor serta prebiotik
G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penentuan berat molekul kitosan menggunakan viscometer Ostwald diperoleh
sebesar 5,9841 x 10
-3
.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond, 2005, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti , Erlangga, Jakarta.
Febrianto, Teguh, Sukiswo Supeni Edi & Sumarno, 2013, Rancang Bangun AlatUji
Kelayakan Pelumas Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroler, Unnes
Physics Journal, Vol: 2 (1).
Gosh, Arun K., 2009, Introduction To Measurements and Instrumentation, PHI
Learning Private Limited, New Delhi.
Hargono, Abdullah & Indro Sumantri, 2008, Pembuatan Kitosan Dari Limbah
Cangkah Udang Serta Apilkasinya Dalam Mereduksi Kolesterol Lemak
Kambing, Reaktor, Vol: 12 (1).
Hasan, M., S.I. Rahayu, C.I. Rahman & I M. Arcana, 2005, Sintesis
Kopoliester dari g-Kaprolakton dan 2,2-dimetil-1,3-Propandiol: Prepolimer
Alternatif untuk Sintesis Berat Molekul Tinggi, Jurnal Matematika dan
Sains, Vol: 10 (4).
Samdara, R., Bahri, S., Muqorobin, A., 2008, Rancangan Bangun Viskometer
Dengan Metode Rotasi Berbasis Komputer, Jurnal Gradien, Vol. 4 (2) :
342-348.
Sutiah., Firdausi, KS., Budi, ST., 2007, Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan
Parameter Viskositas dan Indeks Bias, Jurnal Berkala Fisika, Vol. 11 (2) :
53-58.
Wibowo, Sapto Adi, 2013, Studi Interaksi Segmen Dimer Kitosan, Nikotinamida
secara Komputasi Ab Initio dan Eksprimen, Jurnal Chem Info, Vol. 1,
No.1.

Anda mungkin juga menyukai