Anda di halaman 1dari 12

Peningkatan Laju Disolusi Furosemida Melalui Pembentukan Dispersi Padat dengan

Polietilen Glikol (PEG), Talkum dan Kombinasi PEG-Talkum



A. Pendahuluan
Telah diketahui bahwa faktor formulasi berpengaruh sangat bermakna pada
ketersediaan hayati dari suatu bentuk sediaan. Terutama terhadap obat obat
yang kelarutannya kecil dalam air, dalam hal ini yang menjadi masalah dalam
industry farmasi (Waller, et al., 1982). Furosemida merupakan duiretik kuat dan
seringkali diberikan secara oral yang memiliki kelarutan dalam air yang kecil.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Kelly, et al., 1974 diperoleh bahwa hanya
60% dari furosemida yang dapat diabsorpsi.
Chiou dan Riegelman (1971) melaporkan bahwa pembentukan dispersi padat
antara bahan obat yang sukar larut dalam air dengan pembawa yang mudah larut
dalam air dapatmeningkatkan disolusi dan ketersediaan hayati obat secara
bermakna. Polietilen glikol (PEG) merupakan bahan pembawa stabil yang dapat
menghambat pertumbuhan kristal dan fase transformasi serta dapat
meningkatkan laju disolusi obat (Save dan Venkitachalam, 1992). Talk secara
luas telah digunakan sebagai bahan tambahan dan telah dibuktikan bahwa
kombinasinya dengan PEG memberikan hasil yang baik (Lo dan Law, 1996).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakter sifat fisik serbuk hasil
dispersi padat furosemida dengan PEG, talk dan kombinasi PEG talk serta
peningkatan laju disolusinya.

B. Kajian Pustaka
Lo dan Law (1996) melakukan penelitian tentang pengaruh variasi
kombinasi PEG-talkum untuk meningkatkan laju disolusi griseofulvin. Dari
penelitian ini diperoleh bahwa talkum dapat digunakan sebagai pendispersi
walaupun peningkatan laju disolusi tidak begitu tinggi. Akan tetapi pada
penggunaan kombinasi pendispersi PEG dan talkum, dengan semakin
meningkatnya konsentrasi PEG dan menurunnya konsentrasi talkum laju disolusi
meningkat secara signifikan dan sekaligus mampu memperbaiki karakteristik
serbuk.

C. Dispersi Padat
Dispersi padatmerupakan dispersi satu atau lebih zat aktif dalamsuatu
pembawa inert atau matriks dalam keadaan padat yang disiapkan dengan metode
peleburan, pelarut atau gabungan pelarut dan peleburan. Polietilen glikol (PEG)
merupakan bahan pembawa stabil yang dapatmenghambat pertumbuhan kristal
dan fase transformasi sehingga dapat meningkatkan laju disolusi obat yang
disebabkan kelarutannya yang sangat cepat dalam air (Save dan Venkitachalam,
1992).
Talkum berfungsi sebagai adsorben dan diharapkan dapat memperbaiki
karakteristik pelengketan (tacky) dari PEG. Talkum secara luas telah digunakan
sebagai bahan tambahan dan telah dibuktikan bahwa kombinasinya dengan PEG
memberikan hasil yang baik.

D. Disolusi Obat Secara In Vitro
Disolusi didefinisikan sebagai proses suatu zat padat masuk kedalam pelarut
menghasilkan suatu larutan. Secara sederhana, disolusi adalah proses zat padat
melarut. Secara prinsip, proses ini dikendalikan oleh afinitas antara zat padat dan
pelarut (Abdou, 1989). Faktor-faktor yang mempengaruhi laju disolusi dari
bentuk sediaan biasanya diklasifikasikan atas tiga kategori (Abdou, 1989): (a)
faktor yang berkaitan dengan sifat fisikokimia obat, (b) faktor yang berkaitan
dengan formulasi sediaan dan (c) faktor yang berkaitan dengan alat uji disolusi
dan parameter uji.

E. Metode Penelitian
Bahan : Bahan yang digunakan meliputi serbuk furosemida (FIS-Fabrica
Italiana Sintetici, derajat farmasetik, diperoleh dari Perum
Indofarma), PEG 6000 (Brataco Chemica, derajat farmasetik)
dan talk (Brataco Chemica, derajat farmasetik) serta reagen lain
digunakan sebagai pelarut dan pereaksi.
Alat : Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Spektrofotometer UV-Vis (Genesys 10), Timbangan Analitik
(Dragon 204), Alat Uji Disolusi (Erweka DT 708),
Spektrofotometer Inframerah (Shimadzu), Flow Granulat Tester
dan seperangkat alat gelas
Cara Kerja : Dispersi padat furosemida dengan PEG, talk dan kombinasi
PEG-talk disiapkan dengan metode kombinasi peleburan dan
pelarut dengan perbandingan berat (tabel 1).
Tabel 1
Jumlah Furosemida dan pembawa yang digunakan dalam
pembuatan disperi padat


Jumlah
Furosemida
(g)
Jumlah Pembawa (g)
%
Furosemida No PEG Talk
PEG-
talk
(1:1)
1
2
3
4
5
1,0
1,0
1,0
0,2
0,2
-
0,2
1,0
1,0
2,0
-
0,2
1,0
1,0
2,0
-
0,2
1,0
1,0
2,0
100,0
83,3
50,0
16,7
9,1

Sedangkan untuk melihat pengaruh rasio pembawa terhadap
profil disolusi furosemida dilakukan dengan perbandingan
berat furosemida dan pembawa (tabel 2).









Tabel 2
Rasio PEG terhadap talk yang digunakan dalam pembuatan
dispersi padat

No
Jumlah
Furosemida
(g)
Jumlah
PEG (g)
Jumlah
Talk (g)
Rasio
PEG-
Talk
%
Furosemida
1
2
3
4
5
6
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
-
0,2
0,5
1,0
1,5
1,8
-
1,8
1,5
1,0
0,5
0,2
-
1 : 9
1 : 3
1 : 1
3 : 1
9 : 1
100, 0
9,1
9,1
9,1
9,1
9,1


Uji Sifat Fisik Serbuk
Serbuk hasil dispersi padat dilihat tekstur fisiknya dan diuji sifat fisiknya
meliputi uji sifat alir dan sudut diam.
Uji Disolusi
Studi disolusi in vitro dilakukan pada sediaan kapsul furosemida tunggal
(pure furosemida) dan sediaan dispersi padat setiap kapsul (setara dengan 40
mg) furosemida. Percobaan dilakukan dengan menggunakanmetode keranjang
(basket) dengan kecepatan 100 rpm sesuai Farmakope Indonesia edisi IV.
Evaluasi interaksi obat dan pembawa dengan spektrofotometer inframerah
Bahan uji yang terdiri dari furosemida tunggal, PEG tunggal, talkum
tunggal, dispersi padat furosemida PEG 1 : 1, dispersi padat furosemida
talkum 1 : 1 dan dispersi padat furosemida PEG talkum 1 : 1 : 1 diserbuk
halus bersama kristal KBr (1:150), dibuat pellet dengan tekanan 7 ton selama
5 menit. Pellet yang transparan diletakkan pada sel sampel, kemudian direkam
serapan pada bilangan gelombang 4000 500 cm
-1
.

F. Hasil dan Pembahasan
Tekstur dan sifat fisik hasil dispersi padat furosemida PEG, furosemida
talk dan furosemida PEG talk dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3
Tekstur dan sifat fisik massa serbuk dispersi padat furosemida PEG,
furosemida talk dan furosemida PEG - talk








Keterangan:
F P = furosemida - PEG 6000
F T = furosemida - talk
F P T = furosemida - PEG 6000 talk


Uji sifat fisik serbuk hasil dispersi padat diatas digunakan untuk optimasi
metode jika diformulasi menjadi tablet. Sifat alir yang baik sangat cocok
dikembangkan untuk metode kempa langsung. Dari tabel hanya dispersi padat
dengan perbandingan bahan furosemida talk 1 : 0,2, furosemida PEG 6000
talk 1 : 1 : 0,2 dan furosemida PEG 6000 talk 1 : 1 : 1 ; 0,2 : 1 : 9 ; 0,2 : 1 : 3
yang mempunyai sifat fisik yang baik.
Uji Disolusi Dispersi Padat
Pengaruh variasi kadar obat terhadap disolusi furosemida. Gambar dibawah
menunjukkan profil disolusi furosemida dari dispersi padat yang disiapkan
dengan PEG, talk dan PEG talk (1 : 1) sebagai pembawa.






Gambar 1
Profil laju disolusi dispersi padat furosemida dengan PEG
Pada gambar 1 terlihat bahwa laju disolusi yang paling rendah ditemukan
pada kadar furosemida 100 %. Semakin tinggi jumlah PEG yang diberikan
sehingga jumlah obat semakin rendah maka laju disolusi furosemida juga
semakin tinggi. Laju disolusi paling tinggi didapatkan pada konsentrasi
furosemida 9,1 %.





Gambar 2
Profil laju disolusi dispersi padat furosemida dengan talk
Dari gambar 2 didapatkan bahwa laju disolusi meningkat sebanding dengan
peningkatan jumlah talk yang didispersikan. Laju disolusi tertinggi diperoleh
pada perbandingan dispersi padat furosemida talk 0,2 : 2 (furosemida 9,1 %).





Gambar 3
Profil laju disolusi dispersi padat furosemida dengan PEG-talk
Demikian pula pada gambar 3 furosemida tunggal (100 %) memberikan
hasil laju disolusi yang terendah. Laju disolusi meningkat dengan meningkatnya
jumlah PEG talk sebagai pendispersi yang diberikan. Laju disolusi tertinggi
diperoleh pada perbandingan dispersi padat furosemida dengan PEG talk 0,2 : 2
(kadar furosemida 9,1 %).










Gambar 4
Profil disolusi dari disperse padat furosemida dengan berbagai rasio PEG-talk
Dari gambar 4 terlihat bahwa peningkatan rasio PEG talk juga akan
meningkatkan laju disolusi furosemida. Semakin tinggi rasio perbedaan PEG dan
talk cenderung akan memberikan peningkatan laju disolusi secara bermakna. Hal
ini mengindikasikan bahwa penggantian PEG dengan beberapa bagian talk akan
sangat bermanfaat dalam peningkatan laju disolusi furosemida, disamping itu
juga akan diperoleh serbuk dengan sifat fisik yang baik.
Analisis Spektrofotometri IR
Dalam menginterpretasikan hasil spektra inframerah ini dititik beratkan pada
daerah sekitar 3500cm
-1
- 3200 cm
-1
(rentangan O-H), 1300 cm
-1
- 1000 cm
-1

(rentangan C-O), 3000 cm
-1
- 2850 cm
-1
(rentangan C-H), 3500 cm
-1
- 3100 cm
-1

(rentangan N-H), 1725 cm
-1
1700 cm
-1
(rentangan C=O) dan 1350 cm
-1
1150
cm
-1
(rentangan S=O) (Sastrohamidjojo, 2001).


Pada analisis spektrofotometri inframerah diperoleh spektra seperti berikut :









Gambar 5
Spektra inframerah (A) furosemida murni tunggal, (B) PEG 6000 tunggal
dan (C) talk tunggal




















Gambar 6
Spektra inframerah (A) dispersi padat furosemida-PEG 6000,
(B) furosemida - talk dan (C) furosemida PEG 6000:talk.

Dari gambar terlihat bahwa adanya kemiripan profil spektra antara dispersi
padat FP dengan profil spektra dispersi padat FPT dan berbeda dengan profil
spektra dari dispersi padat FT. Begitu pula pada bilangan gelombang, harga
bilangan gelombang pada dispersi padat FP tidak berbeda jauh dengan harga
bilangan gelombang pada dispersi padat FPT.
Diduga hal ini terjadi disebabkan oleh adanya interaksi antara furosemida
dengan PEG 6000 maupun pada kombinasi furosemida-PEG 6000 : talk
sedangkan pada dispersi padat furosemida-talk tidak terjadi interaksi. Dugaan ini
dibuktikan pula oleh adanya pergeseran spektra pada dispersi padat FP dan FPT.

G. Simpulan
Dari evaluasi sifat fisik serbuk diperoleh hasil dispersi padat dengan
perbandingan bahan furosemida PEG 6000 talk (1 : 1 : 0,2) ; (1 : 1 : 1) ; (0,2 :
1 : 9) dan (0,2 : 1 : 3) yang mempunyai sifat alir yang baik. Uji disolusi dari
furosemida dari dispersi padat yang disiapkan dengan PEG, talk dan PEG talk
(1 : 1) sebagai pembawa dispersi diperoleh bahwa laju disolusi furosemida
meningkat dengan berkurangnya konsentrasi furosemida terhadap pembawa. Uji
disolusi dispersi padat furosemida (9,1 %) dengan variasi kadar PEG talk (1 :
9), (1 : 3), (1 : 1, 3 : 1) dan (9 : 1) dapat meningkatkan disolusi furosemida pada
menit ke 60 berturut-turut 53 %, 28 %, 51 % dan 53 %. Terjadinya pergeseran
gugus fungsi dan delokalisasi elektron akibat terjadinya dispersi padat.

Anda mungkin juga menyukai