Anda di halaman 1dari 59

SUMBER :

DIREKTORAT PEMERINTAHAN DESA DAN KELURAHAN


DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Profil Diri

BIO DATA WIDYAISWARA :


Nama
: Drs. Sukhyar Rajanin MSi
NIP
: 010072631/ 195111031976031001
Pangkat/Gol : Pembina Utama Madya ( IV/ d)
Tpt/Tgl lahir : Tanah Datar 03-11- 1951
Jabatan
: Widyaiswara Utama
Riwayat Ringkas Pendidikan / Jabatan :
- APDN (1975)
- Staf Ktr Bupati Camat (1975 1978 )
- STIA LANRI ( 1978 1980 )
- Staf Ktr Gubernur Sumbar- Biro Pemerintahan
(1981 1994)
- Diklat Prop.Sumbar- Bidang Diklat Struktural
(1994 1998)
- SPAMEN (1997 ) dan SPADYA (1991)
- Pasca Sarjana (S2) FISIP-UI (1998-2000 )
- Staf Ditjen OTDA ( 2000 2002 )
- Widyaiswara ( 2003 sd. Sekarang )
Keluarga : Istri ; Dr. Irfani Basri MPd, 3 (tiga) anak
Alamat : Jl.PPA. Bambu Apus Raya, Perumahan The Bamboo No. C3JAKTIM
Telp
: (021) 84591630 - HP : 081318650110

DASAR HUKUM
1. UU No. 25 Th 2004 ttg Sistem Perenc.
2.
3.
4.
5.

6.

Pemb. Nasional;
UU No. 32 Th 2004 ttg Pemerintahan
Daerah;
UU No. 33 Th 2004 ttg Perimbangan
Keuangan antara Pusat dan Daerah ;
PP. NO.72 Tahun 2005 Tentang Desa;
PP. No. 79 Tahun 2005 Pembinaan dan
Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah;
Permendagri No. 7 Tahun 2008 tentang
Pedoman Tata Cara Pengawasan atas
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

POTRET PERMASALAHAN

ANGKA KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN


Sumber: Badan Pusat Statistik

37,70

40

Tingkat Kemiskinan
(% thd Jumlah Penduduk)

Angka Kemiskinan
(juta orang)

26

37,19

39

38

22

19,14

18,41

18,20

37

17,42

18
36

17,75

15,97

18,88%

14

35

16,66

16,58

16,77%

10

34

2000

33
2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2001

Angka Pengangguran
(Juta Orang)

14

2002

2003

2004

2006

2007

Tingkat Pengangguran
(% thd Jumlah Angkatan Kerja)

10,95

12

12
11,27

8,13

10

2005

2007

10,28

10

8,10

9,10

9,50

9,86

10,22%

8,17%

6,08

9,11

6
2

0
2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

Agt '07

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

Agt '07

ISU DAN
PERMASALAHAN
KEMISKINAN
PENGANGGURAN
KESEHATAN
PENDIDIKAN
DSB

Dalam upaya meningkatkan


otonomi daerah dan otonomi desa
UU PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH
REVISI UU
No 32 / 2004

UU PEMERINTAHAN DAERAH
UU TENTANG DESA

TUJUAN REVISI UU NOMOR 32 TAHUN 2004

1. Membuka kran APBN langsung ke Desa/Kelurahan sehingga


keterbatasan APBD bisa diatasi terutama akselerasi pembangunan
pedesaan yang didasarkan pada sistem perencanaan yang dibangun
oleh desa/kelurahan
2. Memberikan kewenangan mengatur yang lebih luas bagi desa
dalam melaksanakan fungsi ekonomi dan masyarakat , masalah
ketentraman dan ketertiban serta membuka akses sumber daya alam
yang terkandung di desa dalam rangka menunjang pembangunan
perdesaan

Lanjutan :

3, Menata administrasi keuangan desa secara tertib dan akuntabel


dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan perdesaan
4. Upaya penertiban dan pembaharuan mekanisme dan prosedur
pembentukan desa sehingga pembentukan desa-desa baru lebih
objektif dan dapat mencapai sasaran, mempermudah pelayanan
masyarakat.
5. Merumuskan secara rinci mengenai hak dankewajban perangkat
desa termasuk masalah kesejahteraan dan pembinaan dan pengawasan

Kawasan
Pemberdayaan

Koordinasi program
Pengendalian
Aparatur

Lingkup Tugas
Kepala Desa

Pemerintahan dan
Otonomi Desa

Otonomi
Evaluasi
Biaya Pembangunan

Keuangan dan
Administrasi

APB Desa
Pelayanan
Aministratif

KEWENANGAN
KEUANGAN

KELEMBAGAAN
PERSONIL

KEWENANGAN DESA
- urusan pemerintahan yg sudah ada berdasarkan hak
asal-usul desa
- urusan pemerintahan yg menjadi kewenangan kab/
kota yg diserahkan pengaturannya kepada desa
- tugas pembantuan
- urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan per
Undang-undangan diserahkan kepada desa

KEWENANGAN KELURAHAN
- Menyelenggarakan urusan pemerintahan,
Pembangunan dan kemasyarakatan
- melaks. Urusan pemerintahan yg dilimpahkan
oleh Bupati/Walikota

FUNGSI PEMERINTAH

PUBLIC REGULATION
PUBLIC GOODS
EMPOWERMENT

KUASA MENGATUR

KUASA ADMINISTRATIF

KEWENANGAN
PENDELEGASIAN
KOORDINASI

LURAH

PENDELEGASIAN

PENDELEGASIAN
UNTUK DAN A.N.

MEMINTA JAWABAN BIROKRASI SEHINGGA PELAYANAN


MASYARAKAT LOKAL BISA DISELESAIKAN LURAH

Langkah Langkah :
1.

Inventarisasi Kew.

2.

Penetapan Kew yg diserahkan.

3.

Penetapan Perda Kab/Kota.

4.

Perumusan Sarana-Pembiayaan
dan Capacity Building.

5.

Sosialisasi Pemdes.

6.

Kesediaan Pemdes Dalam Perdes

7.

Penyerahan Urusan

Positif
List

Ktr
Biaya
Dll

Langkah Langkah :
1.

Inventarisasi Kew.

2.

Penetapan Kew yg dilimpahkan.

3.

Penetapan Perda Kab/Kota.

4.

Perumusan Sarana-Pembiayaan
dan Capacity Building.

5.

Sosialisasi

6.

Pelimpahan urusan

Positif
List

Ktr
Biaya
Dll

IMB
RUMAH DESA

PENGATURAN
TATA
PEMUKIMAN

PASAR
DESA

IJIN
GALIAN C

TUJUAN
WISATA
PEDESAAN

PEMBERSIHAN
JALAN-JALAN
KAB/TEPI SUNGAI

(POSITIVE LIST KEWENANGAN, LIHAT PD


PERMENDAGRI NO. 30 TAHUN 2006)
JUMLAH URUSAN YANG DISERAHKAN
TERGANTUNG KESEPAKATAN KAB/KOTA
DGN DESA

PRODUK HUKUM DESA (PERMENDAGRI NO. 29 TAHUN 2006)


SUMBER PENDAPATAN BARU
BIAYA DI KAB/KOTA DIALIHKAN KE DESA

SURAT
KENAL
LAHIR, dsb.

PENGELOLAAN
HUTAN DESA

MENYELENGGARAKAN URUSAN PEMERINTAHAN

TUGAS

MENYELENGGARAKAN URUSAN PEMBANGUNAN

MENYELENGGARAKAN URUSAN KEMASYARAKATAN

MEMIMPIN PENYELENGGARAAN PEMDES BERDSRKAN


KEGIATAN YG DITETAPKAN BERSAMA DGN BPD
MENGAJUKAN RENCANA PERATURAN DESA
MENETAPKAN PERATURAN DESA

MENGAJUKAN RENCANA APBDesa

TUGAS
PEMDES

MEMBINA KEHIDUPAN MSY DESA


MEMBINA PEREKONOMIAN DESA
MENGKOORDINASIKAN PEMBANGUNAN DESA
SECARA PARTISIPATIF DAN SWADAYA MASYARAKAT
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN
MENJALIN HUB. KERJA SAMA DGN MITRA PEMDES
PENGEMBANGAN PENDAPATAN DESA
DAN SEBAGAINYA

FUNGSI

Menetapkan PERDES
bersama KADES
Menampung
Menyalurkan Aspirasi
Masyarakat
Pengawasan Kinerja
Pemdes (PP No. 72/Tahun
2005)

ISU DAN PERMASALAHAN

BIROKRAT YG EFEKTIF

BIROKRAT
YANG EFEKTIF

BERORIENTASI PADA TUGAS

BERORIENTASI PADA MASYARAKAT

1.

BAGAIMANA MEMAHAMI REGULASI

2.

BAGAIMANA MEMAHAMI KEBIJAKAN

3.

BAGAIMANA MEMAHAMI ATASANBAWAHAN

4.

BAGAIMANA MEMAHAMI LINGK.


KERJA/WILAYAH KERJA

1.

MENUMBUHKAN SALING PERCAYA

2.

MENUMBUHKAN SALING MENGHARGAI

3.

MEMELIHARA KEPENTINGAN SOSIAL

4.

MENUMBUHKAN HUBUNGAN SALING


MENGUNTUNGKAN

PENDEKATAN
SITUASIONAL

DISEDUAIKAN DENGAN
ASAL USUL,
ADAT ISTIADAT
DAN BUDAYA SETEMPAT

TRANSFORMASIONAL

GOOD GOVERNANCE

1. ASAS KEPASTIAN HUKUM


2. ASAS AKUNTABILITAS
3. ASAS KETERBUKAAN
4. ASAS PROFESIONALITAS

GOOD GOVERNANCE

1.
2.
3.
4.

ASAS KEPASTIAN HUKUM


ASAS AKUNTABILITAS
ASAS KETERBUKAAN
ASAS PROFESIONALITAS

PROGRAM MENGANGKAT SEKDES


YG ADA SEKARANG MENJADI PNS:
Yang sudah jadi Sekdes sebelum

tanggal 15 Oktober 2004 dan


masih menjabat hingga saat ini
Diangkat sesuai Pendidikannya
Tidak lebih berusia 51 tahun

Sekdes diisi PNS


Dengan syarat sbb:
Pengetahuan/Pengalaman Teknis
Pemerintahan
Pengetahuan Administrasi dan
Administrasi Keuangan
Pengetahuan Perencanaan dan
Pembangunan
Kemampuan Koordinasi Penyusunan
Peraturan
Memahami SOS BUD

Sekdes PNS diangkat SEKDA a.n. Bupati/Walikota

1. Yang tidak memenuhi syarat,

selambat-lambatnya 6 (Enam) Bulan


diberhentikan diisi dari PNS yang ada
2. Diberi Pesangon : 1 s/d 5 Tahun : 5 Juta

Selebihnya 1 Juta Per Tahun


Beban : APBD

A. LAPORAN KEPALA DESA


1. LPPD Kepala Desa
- Akhir Tahun Anggaran
- Akhir Masa Jabatan
2. LKPJ Kepala Desa
- Akhir Tahun Anggaran
- Akhir Masa Jabatan
3. Penginformasian LPPD kepada masyarakat

B. LAPORAN ADMINISTRASI KEUANGAN SPD


- Laporan Pertanggungan Jawab SPD kepada
Kepala Desa
- Laporan Administrasi Keuangan SPD kepada
Kepala Desa

Urusan pemerintahan berdasarkan hak asal


usul Desa

Urusan pemerintahan yang diserahkan


Kabupaten/Kota
Tugas Pembantuan
Urusan Pemerintahan lainnya yang oleh
peraturan perundang-undangan diserahkan
kepada desa

Contoh ;

SISTEMATIKA LPPD AKHIR MASA JABATAN


KEPALA DESA

BAB I PENDAHULUAN
BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
BAB III KEWENANGAN DESA:
A. URUSAN HAK ASAL USUL DESA
B. URUSAN PEMERINTAHAN YANG DISERAHKAN PADA DESA
BAB IV TUGAS PEMBANTUAN :
A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA
B, TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN
BAB V URUSAN PEMERINTAHAN LAINNYA
A. KERJASAMA ANTAR DESA
B. KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA
C. BATAS DESA
D. PENCEGAHAN DAN PENANGULANGAN BENCANA
E. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM

PENDAPATAN ASLI DESA


PENDAPATAN SBG AKIBAT PENYERAHAN OTONOMI
BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI
BAGIAN DARI DANA PERIMBANGAN KAB/KOTA

UTK DESA ( ALOKASI DANA DESA )


BANTUAN PEM, PEM PROP / KAB / KOTA
HIBAH DAN BANTUAN PIHAK KETIGA
PINJAMAN
DLL

KEBIJAKAN
ALOKASI DANA DESA
BAGIAN DARI
DANA PERIMBANGAN
KEUANGAN ANTARA
PEMERINTAH PUSAT
DAN DAERAH
YANG DITERIMA
KABUPATEN/KOTA

ARAHAN
KEBIJAKAN
UMUM

SETELAH DIKURANGI
ALOKASI DASAR
UNTUK BELANJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
MINIMAL 10%
UNTUK
SELURUH DESA

PEMERINTAHAN DESA
BERWENANG
MENGATUR DAN MEGURUS
SESUAI KEPENTINGAN
MASYARAKAT DESA

BELANJA PUBLIK &


PEMBERDAYAAN MSY
( 70 % )
DIGUNAKAN UNTUK

PERBAIKAN SARANA PUBLIK SKALA KECIL

( REHABILITASI )
PENYERTAAN MODAL UTK BUMDES
PENGADAAN KETAHANAN PANGAN
LINGKUNGAN DAN TATA PEMUKIMAN
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENDIDIKAN
SOSIAL BUDAYA
PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
DSB YG DIANGGAP PENTING

Sistem
Perencanaan Program dan Keuangan
Kelurahan
Kabupaten

Evaluasi

Kecamatan
Administratip

RASK

LK

Operasional

KEUANGAN KELURAHAN

Keuangan Kelurahan bersumber dari:


a. APBD Kabupaten/Kota yang dialokasikan sebagaimana perang
daerah lainnya;
b.

Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah


Kabupaten/Kota, dan bantuan pihak ketiga

c.

Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

d.

Alokasi anggaran Kelurahan yang berasal dari APBD


Kabupaten/Kota memperhatikan faktor-faktor, sekurangkurangnya:
a. jumlah penduduk;
b. kepadatan penduduk;
c. luas wilayah;
d. kondisi geografis/karakteristik wilayah;
e. jenis dan volume pelayanan; dan
f.
besaran pelimpahan tugas yang diberikan.

PKPBM didukung strategi penguatan kapasitas masyarakat, kelembagaan


dan kemitraan.
Bagian Pertama
Penguatan Kapasitas Masyarakat
(1) Penguatan kapasitas masyarakat dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan kolektif masyarakat kawasan perdesaan dalam :
a.melaksanakan penataan ruang desa secacra partisipatif;
b berpartisipasi dalam pelaksanaan PPTAD;
c. berpartisipasi dlm kerjasama jejaring penataan ruang partisipatif
&PPTAD; dan
d. melaksanakan Forum PKPBM Antara Desa.
(2) Sasaran penguatan kapasitas masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi komunitas kawasan:
a. perdesaan terpencil;
b. perdesaan tertinggal;
c. perdesaan pesisir pantai;
d. perdesaan di pinggir dan dalam hutan;
e. perdesaan kritis dan rawan bencana;
f. perdesaan berbatasan dengan Negara tetangga;
g. perdesaan desa adapt;
h. perdesaan di pinggir area pertambangan;
i. perdesaan di pinggir area industri;
j. perdesaan dataran tinggi dan di pinggir situ atau danau; dan
k. perdesaan daerah aliran sungai.

Bagian Kedua
Penguatan Kapasitas Kelembagaan
Penguatan kapasitas kelembagaan dalam PKPBM meliputi :
a. Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa;
b. Lembaga Kemasyarakatan sbg mitra pemerintah desa dlm pemberdayaan
masyarakat;
c. Kelembagaan usaha ekonomi kecil, badan usaha milik desa, koperasi dan
sejenisnya;
d. Kader Pemberdayaan Masyarakat; dan
e. Forum PKPBM antar desa.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Kegiatan penguatan kapasitas masyarakat dan kelembagaan meliputi :


fasilitasi;
pelatihan berbasis kompetensi;
pendampingan;
pemagangan;
studi banding pola percontohan keberhasilan (best practice);
penyusunan dan pelaksanaan rencana aksi;
advokasi; dan
kegiatan lain sesuai kebutuhan.

Kegiatan dilakukan dalam bentuk proses belajar partisipatif yang


diarahkan untuk menghasilkan aksi bersama yang produktif.

Bagian Ketiga
Kemitraan
a. PKPBM dilaksanakan melalui kemitraan multi-pihak pemangku kepentingan.
b. Untuk mendukung kemitraan antar desa dibentuk Forum PKPBM Antar Desa.
c. Pembentukan Forum PKPBM Antar Desa ditetapkan dengan Keputusan Camat berdasarkan usulan
masyarakat yang fasilitasi oleh Badan/Dinas/Kantor PMD.
Bentuk dan struktur Forum PKPBM Antar Desa disusun sesuai kebutuhan lokal.
Tugas Forum PKPBM Antar Desa meliputi :
a. menyelenggarakan rapat dan musyawarah antar desa;
b. membahas hal-hal strategis dalam penyusunan rencana PKPBM;
c. melakukan koordinasi dengan pemerintah desa untuk membahas rencana PKPBM dalam
musrenbangdes; dan
d. memberikan dukungan atas pelaksanaan PKPBM oleh masyarakat.
Untuk menguatkan kesewadayaan dan partisipasi masyarakat Kepala Desa memfasilitasi
pembentukan Kader Pemberdayaan Masyarakat PKPBM.
Pembentukan Kader Pemberdayaan Masyarakat dapat dilakukan dengan cara :
a. mebentuk Kader Pemberdayaan Masyarakat PKPBM; atau
b. memanfaatkan Kader Pemberdayaan Masyarakat yang telah ada di desa.
c. Kader Pemberdayaan Masyarakat adalah mitra Pemerintah Desa yang bertugas :
memberdayakan masyarakat di desanya untuk berpartisipasiaktif dan produktif dalam PKPBM;
mewakili desanya di forum PKPBM Antar Desa; dan
menginisiasi kerjasama dengan lembaga kemasyarakatan lainnya.

Dalam rangka mendukung terselenggarannya Forum PKPBM Antar Desa,


di Kabupaten/Kota dan Provinsi dibentuk Lembaga Kemitraan PKPBM.
Lembaga Kemitraan PKPBM dibentuk atas prakarsa masyarakat yang
difasilitasi oleh Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
Bentuk dan struktur Lembaga Kemitraan PKPBM disusun sesuai dengan
kebutuhan Provinsi dan Kabupaten/Kota bersangkutan.
Pembentukan Lembaga Kemitraan PKPBM Kabupaten/Kota ditetapkan
dengan Keputusan Bupati/Kota.
Pembentukan Lembaga Kemitraan PKPBM Provinsi ditetapkan dengan
keputusan Gubernur.
(1) Lembaga Kemitraan PKPBM Kabupaten/Kota mempunyai tugas antara
lain:
a. mengkoordinir ketertiban multi-pihak pemangku kepentingan PKPBM (non
pemerintah) di Kab/Kota berkonsultasi dengan Pemerintah Kab/Kota Cq.
Badan/Dinas/Kantor PMD;
b. menggalang dukungan dari multi-pihak pemangku kepentingan PKPBM
dalam pelaksanaan dan pengembangan PKPBM; dan
c. mengikuti musrenbang Kabupaten/Kota.

(2) Pemerintah Kab/Kota berkewajiban memfasilitasi kerjasama Forum


PKPBM Antar
Desa lintas kecamatan.
(3) Lembaga Kemitraan PKPBM Provinsi mempunyai tugas antara lain :
a. mengkoordinir keterlibatan pemangku kepentingan PKPBM (non
pemerintah) di
wilayah provinsi berkonsultasi dgn Pemerintah Provinisi cq.
Badan/Dinas/Kantor
PMD;
b. menggalang dukungan dari berbagai pihak di wilayah dan di luar
provinsi dalam
rangka memfasil itasi terwujudnya kesewadayaan masyarakat
desa;
c. mendorong kerjasama antar Lembaga Kemitraan PKPBM lintas
Kab/Kota dlm
melakukan penguatan kapasitas Forum PKPBM Antar Desa dlm
mengembang kan
kesewadayaan masyarakat desa; dan
d. mengikuti musrenbang Profinsi.
(4) Pemerintah Provinsi berkewajiban memfasilitasi kerjasama antar
Lembaga
Kemitraan PKPBM Lintas Kabupaten/Kota.

Bagian pertama
Tahapan
Tahapan Pembangunan Kawasan Perdesaan Masyarakat meliputi :
a. Persiapan dan pemasyarakatan Perdesaan Berbasis Masyarakat
meliputi :
b. Perencanaan;
c. Penetapan;
d. Pelaksanaan;
e. Pemanfaatan dan pemeliharaan; dan
f. Pengendalian dan pengawasan.
Bagian kedua
Persiapan
(1) Tahap persiapan PKPBM meliputi :
a. penyiapan Kader Pemberdayaan Masyarakat PKPBM;
b. pembentukan Foruk PKPBM Antar Desa;
c. sosialisasi kebijakan PKPBM; dan
d. diskusi kelompok perencanaan partisipatif.
(2) Penyiapan kader pemberdayaan masyarakat dan pembentukan Forum
PKPBM Antar Desa adalah untuk mendukung perencanaan partisipatif.

Bagian Ketiga
Perencanaan
Perencanaan PKPBM harus memperhatikan :
a. RTRWP dan RTRWK/K;
b. Permasalahan ruang desa;
c. Profil desa dan
d. Potensi unggulan desa.
(1) Langkah-langkah perencanaan PKPBM meliputi :
a. musyawarah masyarakat tingkat desa;
b. musyawarah masyarakat antar desa;
c. penetapan lingkup kegiatan dan wilayah sasaran PKPBM; dan
d. penyusunan dokumen perencanaan PKPBM.
(2) Output rencana PKPBM mencakup;
a. tata ruang desa;
b. PPTAD; dan
c. Penguatan kapasitas masyarakat, kelembagaan dan kemitraan.

Bagian Keempat
Penetapan
a. Dokumen rencana PKPBM diusulkan untuk dibahas pada Musrenbangdes
untuk ditetapkan dalam RPJM dan RKP Desa.
b. Dokumen rencana PKPBM desa diusulkan dan dibahas dalam
Musrenbang Kecamatan yang merupakan dokumen rencana PKPBM
antar Desa.
c. Dokumen rencana PKPBM kabupaten/Kota untuk ditetapkan dalam RPJM
dan RKP Kabupaten/Kota yang merupakan dokumen rencana PKPBM
Kabupaten/Kota.
d. Dokumen rencana PKPBM Kab/Kota diusulkan dan dibahas sebagai
dokumen rencana PKPBM Prov dlm Musrenbang Prov untuk ditetapkan
dlm RPJM dan RKP Provinsi dan
e. Dokumen rencana PKPBM Provinsi diusulkan dan dibahas sebagai
dokumen rencana PKPBM Nasional dlm Musrenbang Nas utk ditetapkan
dlm RPJM dan RKP Pemerintah.
Bagian Kelima
Pelaksanaan
Pelaksanaan PKPBM mencakup :
a. pemasyarakatan rencana PKPBM;
b. Penguatan kapasitas masyarakat, kelembagaan dan kemitraan;
c. Pelaksanaan penataan ruang partisipatif dan pengembangan PPTAD; dan
d. Monitoring dan evaluasi.

Bagian keenam : Pemanfaatan dan Pemeliharaan


(1) Pemanfaatan hasil PKPBM meliputi :
a. penggunaan tata ruang desa;
b. pendayagunaan hasil PPTAD; dan
c. pemeliharaan hasil PKPBM.
(2) Tata cara pemanfaatan dan pemeliharaan hasil PKPBM lintas desa diatur dengan
kesepakatan antar desa; lintas kecamatan diatur dengan kesepakatan antar
kecamatan; lintas Kabupaten diatur dengan kesepakatan antar kabupaten.
Bagian Ketujuh : Pengendalian dan Pengawasan
Mendagri melakukan pengendalian atas program PKPBM yg sifatnya lintas wilayah
provinsi.
Gubernur melakukan pengendalian atas program PKPBM yg sifatnya lintas wilayah kab.
Bup/Walikota melakukan pengendalian atas program PKPBM masing-2 Kab/Kota.
Camat melakukan pengendalian & pengawasan program PKPBM lintas desa yang
mencakup :
persiapan dan pemasyarakatan kebijakan PKPBM;
perencanaan dan pelaksanaan musyawarah di desa dan antar desa;
penetapan rencana pola tata desa PPTAD; dan
pelaksanaan dan pemanfaatan tata ruang desa dan PPTAD.
Dalwas dilakukan melalui kegiatan supervisi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
Pengawasan dilakukan melalui was sos oleh masyarakat dan pengawasan
fungsional.
Was sos oleh masyarakat dilakukan pada saat perencanaan tata ruang desa,
pelaksanaan & pemanfaatan tat ruang desa, pemanfaatan ruang di luar desa dan
pelaksanaan PPTAD.
Untuk mendukung peran serta masyarakat dalam melakukan pengawasan sosial
dapat dibentuk unit pengaduan masyarakat/dgn memanfaatkan lembaga yang sudah
ada.

PEMBINAAN
Mendagri, Gubernur, Bup/Walikota, dan Camat, melakukan pembinaan thd pelaks
PKPBM.
Mendagri melakukan pembinaan yang meliputi :
a. penetapan standarisasi dan supervise Penataan Ruang Partisipatif, PPTAD dan
Pengaturan Kapasitas Masyarakat, Kelembagaan dan Kemitraan;
b. pemberian fasilitas penguatan kelembagaan;
c. pemberian fasilitas PKPBM lintas batas provinsi dengan provinsi lainnya; dan
d. koordinasi penyusunan rencana, serta monitoring dan evaluasi Penataan Ruang
Partisipatif, PPATD dan Penguatan Kapasitas Masyarakat, Kelembagaan dan
Kemitraan.
Gubernur melakukan pembinaan terhadap Bupati/Walikota dalam hal :
a. pemberian fasilitas pelaksanaan PKPBM lintas Kabupaten/Kota;
b. koordinasi penguatan kelembagaan; dan
c. monitoring dan evaluasi Penataan Ruang Partisipatif, PPATD dan Penguatan
Kapasitas Masyarakat, Kelembagaan dan Kemitraan.
Bupati/Walikota melakukan pembinaan terhadap Camat dalam hal :
a. penetapan panduan operasional;
b. pemberian fasilitasi perencanaan dan penganggaran;
c. penguatan kelembagaan; fasilitasi musyawarah masyarakat; dan
d. pendelegasian urusan kepada Camat dalam hal pelaksanaan PKPBM lintas
kecamatan.
Camat melakukan pembinaan terhadap Kepala Desa dalam hal :
a. pemberian fasilitasi musyawarah masyarakat;
b. penguatan kapasitas kelembagaan; dan
c. pemberian fasilitas perencanaan, pelaksanaan, pengawasan & pelestarian program
PKPBM antar desa.

Pendanaan PKPBM bersumber dari :


a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinisi;
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Dearah Kabupaten;
d. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; dan
e. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Operasional
Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat
akan ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.

UPAYA UPAYA PEMERINTAH PUSAT TELAH DIMULAI MELALUI


KEMENTERIAN DALAM NEGERI YAITU PROGRAM NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( P N P M ) MANDIRI
PEDESAAN , YANG MELIBATKAN MASYARAKAT DESA /
KELURAHAN MULAI DARI PERENCANAAN , PELAKSANAAN
PEMANFAATAN, SAMPAI
KEBERLANJUTAN PROGRAM
DENGAN PRINSIP DARI, OLEH DAN UNTUK MASYARAKAT
(DOUM)
PROGRAM INI JUGA MENGEDEPANKAN KEGOTONG
ROYONGAN DAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DI DESA/
KELURAHAN.

Selanjutnya ..
SELAMAT BERDISKUSI !

Anda mungkin juga menyukai