Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedt pada tahun 1751. Nikel berwarna
putih keperak-perakan dengan pemolesan tingkat tinggi. Bersifat keras dan mulur
(dapat ditarik), mudah ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor
yang agak baik terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam
besi-kobal, yang dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga. Ia tergolong
dalam logam peralihan.
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel ini berupa logam yang keras namun dapat
dibentuk. Karena sifatnya yang fleksibel dan mempunyai karakteristikkarakteristik yang unik seperti tidak berubah sifatnya bila terkena udara,
ketahanannya terhadap oksidasi dan kemampuannya untuk mempertahankan sifatsifat aslinya di bawah suhu yang ekstrim, nikel lazim digunakan dalam berbagai
aplikasi komersial dan industri. Nikel sangat penting dalam pembentukan logam
campuran (alloy dan superalloy), terutama baja tidak berkarat (stainless steel).

B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini :
1. Bagaimana sifat kimia, sifat fisika serta karakteristik dari nikel.
2. Bagaimana sumber dan pembentukan/genesa bijih nikel.
3. Bagaimana proses penambangan dan pengolahan nikel.
4. Bagaimana penggunaan nikel.

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui sifat kimia, sifat fisik sertakarakteristik dari nikel.
2. Mengetahui sumber dan pembentukan/genesa bijih nikel.
3. Mengetahui proses penambangan dan pengolahan nikel.
1

4. Mengetahui penggunaan nikel.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Genesa Nikel

Gambar 2.1 Contoh bijih nikel

Ada beberapa mineral utama yang mengandung nikel dalam endapan bijih
nikel di alam ini, baik dilihat dari segi cara pembentukan, sifat maupun komposisi
kimia mineralnya (Tabel 2.1).

Tabel 2.1 Mineral utama yang mengandung nikel,


(Kajian nikel Dept. ESDM 1985)

Inti bumi diperkirakan terdiri atas besi dengan kandungan nikel sekitar

7%. Zone diantara kerak bumi dan inti bumi, yaitu yang disebut mantel
(mantle), diperkirakan tebalnya 2.898 km dan mengandung 0,1% - 0,3% nikel.
Deposit nikel pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu
nikcel-copper sulfida, nickel silicate dan laterites and serpentines (Kajian nikel
Dept ESDM 1985).
Deposit nikel yang mengandung sulfida terdapat pada atau dekat peridotit
atau intrusi norit yang diperkirakan saling berkaitan. Deposit tersebut tersebar
dalam badan yang masif atau terkonsentrasi di dalam urat bijih (vein), balok
(stringers) dan celah yang kosong (fissure filling) di sekitar induk batuan beku.
Badan bijih pada umumnya berbentuk memanjang (elongated), lensa (lenticular)
atau lembaran (sheetlike), dengan panjang beberapa ratus meter sampai ribuan
meter.
Formasi deposit nikel sulfida diperkirakan merupakan hasil dari proses
pemisahan magma (magmatic segregation). Tetesan cairan sulfida diperkirakan
memisah dari keluarga magma mafis atau ultra mafis magma selama kristalisasi.
Tetesan sulfida yang jatuh bersama-sama itu, kemudian membentuk zone sulfida
di bagian dasar intrusi.
Endapan laterit dibentuk oleh pelapukan dan erosi pada periode waktu yang
lama. Pelapukan tersebut akan menyingkap peridotit, dunit, piroksenit atau
serpentin sehingga akan menghasilkan formasi laterit yang kaya akan besi dan

nikel. Laterit-laterit yang dibentuk dari pelapukan serpentin biasanya kaya akan
kandungan besi (45% - 55%) dan mengandung nikel sekitar 1%.
Tipe kedua dari nickelferous iron laterite adalah nikel silikat. Disebut nikel
silikat karena nikel terdapat sebagai hydrosilicate garnierite atau sebagai nickelbearing talc atau antigorit. Tipe laterit ini dihasilkan dari pelapukan pada batuan
peridotit segar, dunit dan piroksenit. Nikel silikat mengandung besi kurang dari
30% dan kandungan nikelnya mencapai 1,5%.
Berdasarkan cara terjadinya, endapan nikel dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu: endapan bijih nikel primer/sulfida dan endapan bijih nikel
sekunder/laterit.

2.1.1 Endapan bijih nikel primer atau sulfida


Endapan nikel dalam bentuk sulfida terdapat pada atau dekat suatu badan
batuan yang kandungan besinya tinggi, mengandung magnesium dan silikon nisbi
rendah, bervariasi dari gabro yang dikenal dari norit sampai peridotit. Endapan
tersebut adalah batuan beku intrusi di permukaan bumi yang berasal dari
terobosan magma pijar. Intrusi ini membentuk sekelompok massa yang pada
keadaan tertentu menyebar dengan membentuk lapisan-lapisan serta di lain saat
membentuk suatu bentuk yang tidak teratur.
Bijih nikel yang utama adalah mineral phyrotit (Fe7S8), yang di dalamnya
terdapat mineral pentlandit ((Ni, Fe)9S8) dan khalkopirit (CuFeS2). Deposit
mineral ini terbentuk sewaktu dan setelah proses pendinginan magma gabro dan
norit (ultra basa/ultra mafis), yaitu ketika magma mencari jalan ke atas dan
mengadakan intrusi di bagian atas kerak bumi (tanpa sampai ke permukaan bumi).
Badan bijih biasanya mencapai panjang beberapa antara beberapa ratus sampai
ribuan meter. Mengingat proses terjadinya jauh di bawah permukaan bumi, maka
penambangan bijih nikel sulfida dilakukan dengan cara tambang dalam.
Penampang endapan nikel sulfida dapat dilihat pada gambar 2.2.

(Sumber : Kajian nikel Dept ESDM 1985)


Gambar : 2.2 Penampang endapan nikel sulfida

2.1.2 Endapan bijih nikel sekunder atau laterit


Proses pembentukan nikel laterit diawali dari proses pelapukan batuan
ultrabasa, dalam hal ini adalah batuan harzburgit. Batuan ini banyak mengandung
olivin, piroksen, magnesiumsilikat dan besi, mineral-mineral tersebut tidak stabil
dan mudah mengalami proses pelapukan.
Faktor kedua sebagai media transportasi Ni yang terpenting adalah air. Air
tanah yangkaya akan CO2, unsur ini berasal dari udara luar dan tumbuhan, akan
mengurai mineral-mineral yang terkandung dalam batuan harzburgit tersebut.
Kandungan olivin, piroksen, magnesiumsilikat, besi, nikel dan silika akan terurai
dan membentuk suatu larutan, di dalam larutan yang telah terbentuk tersebut, besi
akan bersenyawa dengan oksida dan mengendap sebagai ferrihidroksida.

Endapan ferri hidroksida ini akan menjadi reaktif terhadap air, sehingga
kandungan airpada endapan tersebut akan mengubah ferri hidroksida menjadi
mineral-mineral seperti goethite (FeO(OH)), hematit (Fe2O3) dan cobalt. Mineralmineral tersebut sering dikenal sebagai besikarat.
Endapan ini akan terakumulasi dekat dengan permukaan tanah, sedangkan
magnesium,nikel dan silika akan tetap tertinggal di dalam larutan dan bergerak
turun selama suplai air yangmasuk ke dalam tanah terus berlangsung. Rangkaian
proses ini merupakan proses pelapukan dan leaching. Unsur Ni sendiri merupakan
unsur tambahan di dalam batuan ultrabasa. Sebelum proses pelindihan
berlangsung, unsur Ni berada dalam ikatan serpentine group. Rumus kimia dari
kelompok serpentin adalah X2-3 SiO2O5(OH)4, dengan X tersebut tergantikan
unsur-unsur seperti Cr, Mg, Fe, Ni, Al, Zn atau Mn atau dapat juga merupakan
kombinasinya
Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air, dalam hal berupa kekar,
maka Ni yang terbawa oleh air turun ke bawah, lambat laun akan terkumpul di
zona air sudah tidak dapat turun lagi dan tidak dapat menembus bedrock (
Harzburgit ). Ikatan dari Ni yang berasosiasi dengan Mg, SiO dan H akan
membentuk mineral garnierit dengan rumus kimia (Ni,Mg)Si4O5(OH)4
Apabila proses ini berlangsung terus menerus, maka yang akan terjadi
adalah proses pengkayaansupergen ( supergen enrichment ). Zona pengkayaan
supergen ini terbentuk di zona saprolit. Dalam satu penampang vertikal profil
laterit dapat juga terbentuk zona pengkayaan yang lebihdari satu, hal tersebut
dapat terjadi karena muka air tanah yang selalu berubah-ubah, terutama dari
perubahan musim.
Dibawah zona pengkayaan supergen terdapat zona mineralisasi primer yang tidak
terpengaruh oleh proses oksidasi maupun pelindihan, yang sering disebut sebagai
zona Hipogen, terdapat sebagai batuan induk yaitu batuan Harzburgit.
Mineral nikel yang terdapat di daerah Pomalaa pada dasarnya adalah bijih
lateritis, yaitu hasil pelapukan batuan ultrabasa yang mengandung nikel.
Bijih nikel laterit merupakan hasil pelapukan (weathering) batuan ultrabasa
peridotit yang terdapat di atas permukaan bumi. Proses pelapukan terjadi karena

pergantian musim panas dan dingin yang silih berganti, sehingga batuan menjadi
pecah-pecah dan mengalami pelapukan. Ion-ion yang mempunyai beratjenis
besar, termasuk nikel, mengalami pengayaan di tempat. Sementara ion-ion yang
mempunyai berat jenis kecil dihanyutkan oleh air, angin atau media lain ke
dataran yang lebih rendah. Pada umumnya bijih nikel laterit mengandung unsur
besi, kobalt dan khromium.
Proses pelapukan dimulai pada batuan peridotit. Batuan ini banyak
mengandung olivin, magnesium silikat dan besi silikat yang pada umumnya
mengandung 0,30% nikel. Batuan peridotit sangat mudah terpengaruh oleh
pelapukan lateritik. Air tanah yang kaya CO2 berasal dari udara luar dan tumbuhtumbuhan akan menghancurkan olivin. Penguraian olivin, magnesium, nikel dan
silika ke dalam larutan cenderung untuk membentuk suspensi koloid dari partikelpartikel silika yang submikroskopik. Di dalam larutan, besi akan bersenyawa
dengan oksida dan mengendap sebagai ferri hidroksida. Akhirnya endapan ini
akan menghilangkan air dengan membentuk mineral-mineral seperti karat, yaitu
geothit FeO(OH), Hematit (Fe2O3) dan kobalt dalam jumlah kecil. Jadi besi
oksida akan mengendap dekat dengan permukaan tanah. Sedang magnesium,
nikel silika tertinggal di dalam larutan selama air masih asam. Tetapi jika
dinetralisasi karena adanya reaksi dengan batuan dan tanah, maka zat-zat tersebut
akan cenderung mengendap sebagai hydrosilikat.
Nikel mempunyai sifat kurang kelarutannya dibandingkan magnesium.
Perbandingan antara nikel dengan magnesium di dalam endapan lebih besar dari
pada larutan, karena ada sedikit magnesium yang terbawa oleh air tanah. Kadangkadang olivin di dalam batuan diubah menjadi serpentin sebelum tersingkap di
permukaan. Serpentin terurai ke dalam komponen-komponennya bersama-sama
dengan terurainya olivin.
Adanya erosi air tanah asam dan erosi di permukaan bumi, akan menyerang
nikel-nikel yang telah diendapkan. Zat-zat tersebut dibawa ke tempat yang lebih
dalam, selanjutnya diendapakan sehingga terjadi pengayaaan pada bijih nikel.
Kandungan nikel pada zat terendapkan akan semakin bertambah banyak dan

selama itu magnesium tersebar pada

aliran air tanah. Dalam hal ini proses

pengayaan bersifat kumulatif (lihat Gambar 2.3).

(Sumber : Kajian nikel Dept ESDM 1985)


Gambar 2.3. Penampang endapan nikel laterit
Proses pengkayaan dimulai dari suatu batuan yang mengandung 0,25%
nikel, sehingga akan dihasilkan 1,50% bijih nikel. Keadaan ini merupakan suatu
kadar yang sudah dapat ditambang. Waktu yang diperlukan untuk proses
pengayaan tersebut mungkin dalam beberapa ribu atau bahkan berjuta-juta tahun.
Bijih nikel pada endapan laterit yang mempunyai kadar paling tinggi terdapat
dengan dasar zone pelapukan dan diendapkan pada retakan-retakan di bagian atas
dari lapisan dasar (bedrock). Perlu ditambahkan bahwa endapan nikel laterit
terletak pada lapisan bumi yang kaya akan besi. Pembagian yang sempurna dari
besi dan nikel ke dalam zone-zone yang berbeda, tidak pernah ada. Pengayaan
besi dan nikel terjadi melalui pemindahan magnesium dan silika. Besi dalam
material ini paling banyak berbentuk mineral ferri oksida yang pada umumnya
9

membentuk gumpalan (disebut limonit). Sehingga endapan nikel dapat


ditunjukkan dengan adanya jenis limonit tersebut atau sebagai nickelferous iron
ore. Hal ini berlawanan dengan endapan nikel yang bertipe silikat (kadang-kadang
disebut sebagai bijih serpentin); pemisahan nikel dari besi lebih baik.
2.2 Sifat Kimia, Fisika serta Karakteristik Nikel
1. Sifat Kimia Nikel
Sifat Kimia, Fisika serta Karakteristik Nikel
Pada suhu kamar nikel bereaksi lambat dengan udara
Jika dibakar, reaksi berlangsung cepat membentuk oksida NiO
Bereaksi dengan Cl2 membentuk Klorida (NiCl2)
Bereaksi dengan steam H2O membentuk Oksida NiO
Bereaksi dengan HCl encer dan asam sulfat encer, yang reaksinya
berlangsung lambat
Bereaksi dengan asam nitrat dan aquaregia, Ni segera larut
Ni + HNO3 Ni(NO3)2+ NO + H2O
Tidak beraksi dengan basa alkali-Bereaksi dengan H2S menghasilkan
endapan hitam

2. Sifat Fisik Nikel


logam putih keperak-perakan yang berkilat, keras
dapat ditempa dan ditarik
feromagnetik
TL : 1420C,
TD : 2900C

3. Karakteristik Nikel
Tabel 2.2 Karakteristik Nikel
No.

Karakteristik

Keterangan Umum

Nama

nikel

Lambang

Ni

10

Nomor atom

28

Deret kimia

Logam transisi

Golongan

VIII B

Periode

Blok

Penampilan

kemilau, metalik

massa atom

58.6934(2) g/mol

10

Konfigurasi elektron

[Ar] 3d8 4s2

11

Jumlah elektron tiap kulit

2, 8, 16, 2

2.3 Sumber dan Pembentukan Bijih Nikel.


Bijih nikel yang utama:
Millerit, NiS
Smaltit (Fe,Co,Ni)As
Nikolit (Ni)As
Pentlandite (Ni, Cu, Fe)S6
Garnierite (Ni, Mg)SiO3.xH2O

2.4 Proses Penambangan dan Pengolahan Nikel.


1. Proses Penambangan Nikel
Operasi penambangan nikel sebagai tambang terbuka dengan tahapan
sebagai berikut:
Pengeboran, pada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil
sample batuan dan tanah untuk mendapatkan gambaran kandungan
nikel yang terdapat diwilayah tersebut.
Pembersihan dan pengupasan, lapisan tanah penutup setebal 10
20 meter yang kemudian dibuang di tempat tertentu ataupun
dipakai langsung untuk menutupi suatu wilayah purna tambang.

11

Penggalian, lapisan bijih nikel yang berkadar tinggi setebal 5-10


meter dandibawa ke stasiun penyaringan.
Pemisahan, bijih di stasiun penyaringan berdasarkan ukurannya.
Produk akhir hasil penyaringan bijih tipe Timur adalah -6 inci,
sedangkan produk akhir bijih tipe Barat adalah 4/-2 inci.
Penyimpanan, bijih yang telah disaring di suatu tempat tertentu
untuk pengurangan kadar air secara alami, sebelum dikonsumsi
untuk proses pengeringan dan penyaringan ulang di pabrik.
Penghijauan, lahan-lahan purna tambang. Dengan metode open
cast miningyang dilakukan sekarang, dimana material dari daerah
bukaan baru, dibawadan dibuang ke daerah purna tambang, untuk
selanjutnya dilakukanlandscaping, pelapisan dengan lapisan tanah
pucuk, pekerjaan terasering dan pengelolaan drainase sebelum
proses penghijauan/penanaman ulang dilakukan

2. Pengolahan Nikel
Proses pengolahan dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk
dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses
pengolahan adalah sebagai berikut:
Pengeringan di Tanur Pengering, bertujuan untuk menurunkan
kadar air

bijih laterit yang dipasok dari bagian Tambang dan

memisahkan bijih yang berukuran +25 mm dan 25 mm.


Kalsinasi dan Reduksi di Tanur Pereduksi, untuk menghilangkan
kandunganair di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida
menjadi nikel logam,dan sulfidasi.
Peleburan

di

Tanur

Listrik,

untuk

melebur

kalsin

hasil

kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan terak.


Pengkayaan di Tanur Pemurni, untuk menaikkan kadar Ni di dalam
mattedari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen.

12

Granulasi dan Pengemasan, untuk mengubah bentuk matte dari


logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah
dikeringkan dan dikemas.

2.5 Penggunaan Nikel


Karena sifatnya yang fleksibel dan mempunyai karakteristik-karakteristik
yang unik seperti tidak berubah sifatnya bila terkena udara, ketahanannya
terhadapoksidasi dan kemampuannya untuk mempertahankan sifat-sifat aslinya di
bawah suhuyang ekstrim, nikel lazim digunakan dalam berbagai aplikasi
komersial dan industri. Nikel terutama sangat berharga untuk fungsinya dalam
pembentukan logamcampuran (alloy dan superalloy), terutama baja tidak berkarat
(stainless steel). Sekitar 70% dari produksi nikel digunakan untuk produksi
stainless steel, sementarasisanya digunakan untuk berbagai penggunaan industri
seperti baterai, baja campuranrendah, campuran berbasis logam nikel, campuran
berbasis tembaga, electroplatingelektronika, aplikasi industri pesawat terbang, dan
berbagai macam produk lainseperti katalis dan turbin pembangkit listrik bertenaga
gas.
Beberapa pengunaan nikel diantaranya yaitu :- Nikrom : 60% Ni, 25% Fe,
dan 15% Cr :
pembuatan alat-alat laboratorium (tahanasam), kawat pada alat
pemanas.
Alnico (Al, Ni, Fe dan Co) : sebagai bahan pembuat magnet yang
kuat.
Elektroplating

(pelapisan

besi,

tembaga

[Ni(NH3)6]Cl2,

[Ni(NH3)6]SO4).
Serbuk nikel sebagai katalis seperti pada adisi H2 dalam proses
pembuatan mentega, juga pada cracking menyak bumi.
Bata alloy :3-5 % Ni + logam lain (keras, elastis)
Platinit : baja dengan kandungan 46% Ni yang mempunyai muai
yang sama dengan gelas dan invar : baja dengan kadar nikel 35%

13

dengan sedikit Mn dan C. Digunakan sebagai kawat listrik yang


ditanam dalam kaca seperti pada bohlam lampu pijar.
Monel : 60% Ni dan 40% Cu : bahan pembuatan uang logam,
instrumen tranmisi listrik, dan baling-baling kapal laut.

14

BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan pada tugas ini maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu
sebagai berikut :
1. Sifat kimia, sifat fisika serta karakteristik dari nikel yaitu dapat
bereaksi dengan asam tetapi tidak dengan basa, selain itu sifatnya
yang fleksibel dan mempunyai karakteristik-karakteristik yang unik
seperti sifatnya tidak

berubah bila terkena udara, ketahanannya

terhadap oksidasi dan kemampuannya untuk mempertahankan sifatsifat aslinya di bawah suhu yang ekstrim.
2. Sumber dan pembentukan bijih nikel berupa Millerit, NiS,
Smaltit(Fe,Co,Ni)As, Nikolit (Ni)As, Pentlandite (Ni, Cu, Fe)S,
Garnierite (Ni,Mg)SiO3.xH2O.
3. Proses penambangan nikel berupa pengeboran, pembersihan dan
pengupasan, penggalian, pemisahan, penyimpanan dan penghijauan
sedangkan pengolahan nikel berupa pengeringan di tanur pengering,
kalsinasi dan reduksi di tanur pereduksi, peleburan di tanur listrik,
pengkayaan di tanur pemurni, sertagranulasi dan pengemasan.
4. Penggunaan nikel yang paling utama yaitu dalam produksi stainless
steel.

5.2 Saran
Harapan kami agar pembaca dapat mengetahui dan memahami berbagai hal
mengenai nikel sebagai wawasan penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui tugas ini. Selain itu, penyusun juga mengharapkan kritik dan saran dalam
penyempurnaan tugas ini.

15

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/44814870/nikel
Brady, James E. 1994. Kimia Universitas Asas dan Struktur, terj. Edisi ke5. Jilid 1
Jakarta: Erlangga

16

Anda mungkin juga menyukai