Anda di halaman 1dari 24

NILAI EIGEN DAN FUNGSI EIGEN

DARI OPERATOR MOMENTUM


SUDUT
A. Sifat Dasar Momentum Sudut

L rxp

(8.1)

Gambar 8.1 Definisi klasik momentum angular

Arah L mengikuti aturan putaran skrup kanan

B. Komponen-Komponen Momentum Orbital dalam Kerangka Koordinat


Cartesian

i p x

ix

jy

j p y

kz

(8.2)

k p z

(8.3)

Dengan cara yang sama komponen-komponen momentum angular dapat


dituliskan

( ypz

i Lx

r xp

k Lz

j Ly
i
x
px

j
y
py

zp y )i ( zp x

(8.4)

k
z
pz

xp z ) j ( xp y

(8.5)

yp x )k

(8.6)

Dengan demikian berdasarkan pers (8.4) dan pers. (8.5) dapat kita identifikasi
bahwa komponen-komponen momentum sudut adalah sebagai berikut :
Lx = y pz z py

(8.7)
115

Ly = z px x pz

(8.8)

Lz = x py y px

(8.9)

py

Px
y

x
x
Gambar 8.2 Momen dari momentum terhadap pusat sumbu koordinat
Lz = x p y y p x

Anda telah pelajari dalam modul pengantar fisika kuantum bahwa setiap
besaran yang bisa diamati dan diukur (observable) dapat dikaitkan dengan
operatornya. Coba anda ingat lagi konsep postulat kuantisasi.

Tabel 8.1 Besaran dinamis dan operatornya


Besaran Dinamis
Posisi X, Y, Z

Operator
X , Y , Z

Momentum linear
Px

Px =
i

Py

Py =
i y

Pz

Pz =

Momentum sudut Lx , L y ,

L X , LY , L Z

Lz

Dengan demikian maka momentum angular dapat diungkapkan sebagai berikut:


116

L X

yp z

zp y

i y

L y

zp x

xp z

i z

L z

xp y

yp x

i x

(8.10)

(8.11)

(8.12)

Operator momentum linearnya P bila kita perluas ke dalam ruang tiga dimensi
dapat dituliskan seperti :

P
P

Dengan

( Px , Py , Pz )

(8.13)

adalah operator nabla atau operator Laplace.

Persamaan

(8.10), (8.11), (8.13) berdasarkan persamaan (8.13) dapat dituliskan sebagai:



L
i r
(8.14)
C. Relasi Komutasi
A , B = A B - B A

(8.15)

Anda juga sudah mempelajari komutator antara operator posisi dan momentum
ialah

X i , Pj = + i

(8.16)

ij

Sekarang kita gunakan apa yang sudah kita pelajari untuk menghitung komutator
antara operator momentum angular. Komutator antara operator L X dan LY ialah:

Lx, L y = L X LY - LY L X
= YPz

ZPy

ZPx

XPz - ZPx

XPz

YPz

ZPy

= YPz ZPx - YPz X Pz - ZPy ZPx + ZPy XPz - ZPxYPz + ZPx ZPy + XPzYPz - XPz ZPy
= YPz ZPx

ZPy XPz

ZPxYPz + ZPx ZPy

ZPy ZPx + XPzYPz YPz XPz +

XPz ZPy
117

+ ZP , XP
= YPz , ZPx + ZPx , ZPy + XPz , YP
z
y
z

= Y Pz , Z Px + Z , Z Px , Py + XY Pz , Pz + XPy Z , Pz
= - i YPx + 0 + 0 + i XPY
= i YPX

XPy

= i XPy YPx
= iL2
:

L y , L z

i L x

(8.17)

L z , L x

i L y

(8.18)

L x , L y

i L z

(8.19)

Latihan :
1. Buktikanlah ketiga relasi tersebut.
Relasi komutator tersebut dapat digabungkan ke dalam satu persamaan vektor
tuggal sebagai berikut :

L x L i L

(8.20)

Relasi komutator di atas merupakan relasi yang mendasar di antara


komponen-komponen dari setiap vektor momentum angular. Persamaan
tersebut menyatakan bahwa rotasi-rotasi yang berturutan dari kerangka
koordinat tertentu dalam dua arah yang berbeda bukan merupakan operasi
yang komut.
Besar dari vektor momentum angular adalah akar dari momentum angular
total yaitu :

L2

(8.21)

L. L

Operator momentum angular total adalah operator vektor

L iL jL kL
x

(8.22)

dari persamaan (8.22) dapat kita tentukan bahwa :

L2 L . L L2x L2y L2z

(8.23)
118

Operator L2 berkomutasi atau komut dengan setiap komponen dari operator


vektor momentum angular. Hal itu berarti operator-operator tersebut
mempunyai fungsi eigen-fungsi eigen yang simultan. Untuk itu mari kita
buktikan pernyataan tersebut yaitu dengan menghitung komutator L2z dan L2
sebagai berikut :
L2z , L2

L2z , L2x

L2y

L2z

L2z , L2x

L2z , L2y

L2z , L2z

L2z , L2x

L2z , L2y

L z , L x . L x
L x L z , L x
i L x L y

L z , L y . L y
L z , L x L x
i L y L x

L y L z , L y

i L y L x

L z , L y L y

i L x L y

Dengan cara yang sama dapat kita buktikan bahwa

L x , L2
L , L2

L y , L2

atau

Sifat lainnya dari operator momentum angular adalah bahwa operator L2 dan
L juga komponen-komponennya bersifat hermitian.

Contoh : Tunjukkanlah bahwa operator L x bersifat hermitian.


Jawab : Bila L x bersifat hermitian harus dipenuhi bahwa :
L x L x

119

yp z

zp y

p z y

zp y

p y z

yp z

z
y

p z y p y z
y p z

zp y

L x

Jadi diperoleh L

L x yang berarti operator L x adalah Hermitian.

2. Tunjukkan bahwa operator-operator momentum angular berikut bersifat


Hermitian.
a. L 2
b. L
c. L x
d. L y
D. Operator-Operator Shift
Operator Shift didefinisikan sebagai berikut :

Operator
L

L x

iL y

(8.24)

L x

iL y

(8.25)

dinamakan operator penaik (rasing operator) dan operator

dinamakan operator penurun (lowering operator). Apa yang akan dinaikkan

atau diturunkan oleh kedua operator tersebut? Nanti kita akan pelajari bahwa sifat
kedua operator ini serupa dengan operator kreasi dan operator anihilasi. Kedua
operator L

dan L

tak bersifat Hermitian tapi satu sama lain merupakan

adjointnya.
Contoh : Buktikan bahwa operator L

dan L

tidak Hermitian.

Bukti :

120

L x iL y
L x

iL y

L x

i Ly

L x iL y

L tapi L
L

Jadi operator

(8.26)

tak Hermitian

L x iL y
L x

iL y

L x

i Ly

L x iL y
L
L

Jadi operator

L tapi L

(8.27)

tak Hermitian

Dengan demikian operator

dan L

tak bersifat Hermitian tapi satu sama

lain merupakan adjointnya.


Sekarang mari kita hitung komutator antara operator shift dengan operator
momentum sudut orbital dan juga dengan komponen-komponennya yaitu :

L z , L

L z , L

L z , L

L2 , L

L x , L

dan yang lainnya.

L z , L x iL y
L z , L x

i L z , L y

(menggunakan sifat komutator)

iL y L x
( L x

L y )

jadi komutator antara L z dan L

(8.28)
menghasilkan L

121

L z , L

L z , L x iL y
L z , L x

i L z , L y

(menggunakan sifat komutator)

iL y L x
( L x

(8.29)

L y )

jadi komutator antara L z dan L

L2 , L

2
2
L x , L y

2
L z , L x iL y

2
L x , L x

2
i L z , L y

0 iL x L x , L y
L z L z , L x

menghasilkan

2
L y , L x

2
i L y , L y

i L x , L y L x L y L y , L x

L z , L x L z iL z L z , L y

2
L z , L x

2
i L z , L y

L y , L x L y 0

i L z , L y L z

L x L z L z L x iL y L z iL z L y L z L y iL y L z L z L x L x L z
L2 , L

jadi komutator antara L2


L

dan L

(8.30)

menghasilkan nol atau operator

L2

dan

komut
L x , L

L x , L x iL y
L x , L x

i L x , L y

(menggunakan sifat komutator)

0 i (iL z )
L z

jadi komutator antara L x dan L

(8.31)
menghasilkan

L z

Latihan :
3. Coba anda buktikan relasi komutator berikut :
a.

L2 , L

b. L2 , L z

c. L z , L

2L z

4. Hitunglah komutator dari


a.

Lx , L
122

b. L y , L
c. L y , L

Selanjutnya marilah kita pelajari lebih jauh bagaimanakah relasi antara


operator L2 , Operator shift dan komponen-komponen vektor operator momentum
angular orbital. Untuk itu kita kalikan L dan L sebagai berikut :
L L

( L x

iL y ) ( L x

L L

2
L x

2
L y i[ L x , L x ]

L L

2
L x

L L

L z

L L

L z

iL y )

2
L y
L z
2
L x

2
L z

2
L y

2
2
L x L y

2
L z L2

(8.32)

maka operator L2 dinyatakan dengan operator lainnya adalah

L2 L L

2
Lz Lz

(8.33)

bila operator perkaliannya dibalik maka akan diperoleh ungkapan yang berbedabeda sebagai berikut :
L L

( L x iL y ) ( L x

L L

2
2
L x L y L z

L L

2
L z L z

iL y )

(8.34)

2
2
2
L x L y L z L2

atau

L2

L L

2
Lz Lz

jadi dengan demikian hubungan antara

L2

(8.35)
dan operator lainnya dapat

diungkapkan sebagi berikut :

L2

2
L L Lz Lz

(8.36)

operator L2 bisa juga diungkapkan dengan bentuk lain yaitu kita jumlahkan

L L dengan L L

123

L L
1
(L L
2

L L

2
2
L x L y L z

L L
L L

2
2
L x L y L z
2
2
2( Lx L y )

2
L L ) L z

2
2
2
L x L y L z L2

sehingga diperoleh:

L2

1
(L L
2

2
L L ) Lz

(8.37)

E. Nilai Eigen dari Operator Momentum Angular


Setelah anda memahami sifat-sifat dasar momentum sudut orbital, maka
pada bagian ini kita akan mempelajari bagaimana menentukan nilai eigen dari
momenmtum angular. Nilai eigen relevan terhadap dua jenis momentum angular
yaitu orbital dan spin. Pada bagian ini kita akan menggunakan momentum angular
umum yang diberi notasi J selain L yang menyatakan momentum angular orbital
dan s untuk spin. Operator J dapat menyatakan L dan s atau juga menyatakan
gabungan keduanya

L s . Momentum angular umum dinyatakan dalam

komponennya adalah sebagi berikut :


J i Jx

j Jy

k Jz

(8.38)

relasi komutasi antar komponen-komponennya adalah :

[ J x , J y ] iJ z

(8.39)

[ J y , J z ] iJ x

(8.40)

[ J z , J x ] iJ y

(8.41)

momentum angular umum total dinotasikan dengan J 2 . Operator J 2 ini komut


dengan setiap komponen dari J yaitu :

[ J x , J 2 ] [ J y , J 2 ] [ J z , J 2 ] 0

(8.42)

Demikian pula pernyataan untuk operator shift dengan menggunakan momentum


angular umum diubah menjadi operator ladder (Operator tangga) yaitu

Jx iJ y

(8.43)
124

J x iJ y

(8.44)

Relasi komutasinya :
[ J z , J ]

(8.45)

[ J 2 , J z ] 0

(8.46)

sedangkan hubungan antar operator momentum sudut orbital umum dengan


operator lainnya diungkapkan sebagai berikut :

J 2

2
J J Jz Jz

(8.47)

dan

1
J 2
(J J
2

2
J J ) J z

(8.48)
J 2 , J z , J

Dengan menggunakan relasi antara operator

dan J kita akan

menentukan nilai eigen dari operator J z dan J 2 . Persamaan nilai eigen untuk
operator J z ditulis :

Jz
Dengan

(8.49)

adalah fungsi eigen dari operator J z dengan nilai m . Kita akan

mempelajari batasan-batasan harga m pada persamaan nilai eigen tersebut.


Dalam modul Fisika Modern dan modul Pengantar Fisika Kuantum
disebutkan bahwa m berupa kelipatan ganjil dari setengan atau integer.

0 ,

1
3
5
, 1 ,
, 2 ,
, 3 , ......,
2
2
2

untuk itu mari kita tinjau relasi komutasi berikut :


[ J z , J ] J

kalikan kedua ruas dengan

maka

[ J z , J ]
( J z J

J J z )

J z J

J J z

J z J

J m ) m

125

J z J

(m 1) J

Persamaan (8.50) menyatakan bahwa J

(8.50)

adalah juga operator dari J z dengan

nilai eigen (m 1) dan diungkapkan oleh J


kedua ruas persamaan (8.50) dengan J
[ J z , J ]J

kemudian kalikan dengan

m 1

. Selanjutnya kita kalikan

dari kanan

J J

[ J z , J ]J m J J m
( J z J J J J z J ) m J J
J z J J m J J m J J z J

(8.51)

m
m

Substitusikan persamaan (8.50) ke dalam pers.(8.51) :

Jz J J
Jz J J

J J

J (m 1) J

(m 2) J J

(8.52)
(8.53)

Persamaan (8.53) tersebut menyatakan bahwa Jz J J


dari operator J

adalah juga fungsi eigen

dengan nilai eigen (m 2) dan diungkapkan oleh:

J ( J

) J

m 1

(8.54)

m 2

Dengan menggunakan cara yang sama seperti diuraikan diatas dapat


dibuktikan bahwa :
J z J J J

atau
3
J J

(m 3) J

(m 3) J z J J J

(8.55)
m

3
m

berikutnya kita tinjau relasi komutasi berikut:


[ J z , J ]

kalikan kedua ruas masing-masing dengan

[ J z J ] m
J
( J z J
J J z ) m
J z J m
J J z
J

dari kanan

J
J J
J m

m
z

m
m

126

(m 1) J
Pers. (8.56) menyatakan bahwa J

(8.56)

adalah juga fungsi eigen dari operator J z

dengan nilai eigen (m 1) dan diungkapkan oleh J


kalikan kedua ruas pers.(8.56) dengan J

[ J z J
( J J

] J
J

J z J J

dan

J J
J J z J ) m
J J J

m 1

. Sekarang kita

dari sebelah kanan

J J
J J

(8.57)

m
m

Substitusikan pers.(8.56) ke dalam persamaan di atas


J z J
J J
z

J
J

J (m 1) J
(m 2) J J

m
m

Persamaan (8.58) menyatakan bahwa J J

J J

(8.58)

adalah juga fungsi eigen dari

operator J z dengan nilai eigen (m 2) dan diungkapkan sebagai berikut:

J ( J

) J

m 1

(8.59)

m 2

Dengan menggunakan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa :

Jz J J J

Jz J

3
m

(m 3) J

3
m

(8.60)

demikian seterusnya hingga secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :

Jz J

(m n)

(8.61)

dan
m

m n

(8.62)

Berdasarkan apa yang sudah kita pelajari di atas, sekarang kita sudah
memperoleh generasi fungsi eigen dari operator J z yang berasal dari fungsi eigen
tunggal

(...

yaitu :
m 2

m 1

m 1

m 2

m 3

, ...)

Anda sudah mempelajari generasi fungsi eigen dan nilai eigen dari operator J z .
Sekarang kita akan bahas kasus yang sama untuk operator momentum sudut
orbital total umum J 2 . Sebelumnya sudah kita tunjukkan bahwa J z berkomutasi
127

J 2 .atau [ J z J 2 ] 0 , dengan demikian operator-operator tersebut

dengan

mempunyai fungsi eigen umum. Misalkan


dari J 2

adalah sembarang fungsi eigen

dengan nilai eigen 2 k 2 . Maka persamaan nilai eigennya dapat

diungkapkan sebagai berikut:

J 2

2k 2

(8.63)

Tinjau kembali pers. (8.30) dan nyatakan dengan momentum angular orbital
umum:
[ J 2 , J ] 0 ,

Kalikan kedua ruas persamaan itu dengan

[ J 2 J ]
J 2 J
J 2 J

0
J J 2

J J 2

(8.64)

substitusikan persamaan (8.63) pada pers.(8.64) maka diperoleh

J 2 J

J 2k 2

2k 2 J

persamaan (8.65) tersebut menyatakan bahwa J

(8.65)

adalah juga fungsi eigen

dari operator J 2 dengan nilai eigen yang sama 2 k 2 . Diungkapkan oleh :

(8.66)

m 1

Selanjutnya kita kalikan persamaaan (8.64) dengan J

[ J 2 J ]J
J 2 J J
J 2 J J

0
J J 2 J

J J 2 J

dan

dari kanan

substitusi pers. (8.65) ke dalam persamaan di atas maka


J 2 J J
J 2 J J

m
m

J 2 k 2 J
2 k 2 J J

Persamaan (8.67) menyatakan bahwa J J

(8.67)

adalah juga fungsi eigen dari

operator J 2 dengan nilai eigen yang sama 2 k 2 . Berdasarkan apa yang sudah
128

kita pelajari dapat disimpulkan bahwa seluruh fungsi eigen dari operator J 2
berkaitan dengan nilai eigen yang sama yaitu 2 k 2 . Pertanyaan kita adalah ada
berapa banyak fungsi eigen tersebut?. Untuk menjawab permasalahan tersebut
mari kita hitung harga rata-rata dari J 2 .

J 2

J 2

2
2
2
J x J y J z

2k 2

2
J x

J x

J x

2k 2

m
2

k
karena besar

2
Jx

2
Jx

2
J y

maka 2 k 2

m
m
m

dan

2
J y

J y

2
m

J y

2
J y

2
J z

m 2 2

m
m

2 2

selalu positif atau nol

m2 2 atau

(8.68)

jadi untuk suatu harga k > o maka harga yang mungkin untuk m dalam urutan
persamaan (8.) berada di antara +k dan k. jika mmax adalah harga maksimum dari
m, dapat diasumsikan untuk suatu besaran momentum angular k maka

max

(8.69)

m in

(8.70)

dengan cara yang sama

Sekarang kita tinjau persamaan:

J 2 J J
kalikan kedua ruas masing-masing dengan

J 2

mmax

J J

mmax

2
Jz

Jz

mm a x

2
Jz

mmax

Jz

mmax

Berdasarkan pers. (8.49) dan pers. (8.63) maka persamaan di atas menjadi:
2k 2

2k 2

m ax

0 mm2 ax 2

m ax

2 mm ax (mm ax 1)

mm ax 2

m ax

(8.71)
129

Cara yang sama kita lakukan dengan menggunakan persamaan :

J 2 J J

2
Jz Jz

kalikan kedua ruas masing-masing dengan

J 2
2

min
2

2k 2

J J

2
J z

min
2

2
min

0 m

min

min

J z

min

mmin

(8.72)

2 mmin (mmin 1)

dengan demikian peluang harga m untuk suatu harga J 2

2k 2 membentuk

urutan yang simetris berpusat di m=0 sesuai gambar 8.3.


Dari pers. (8.71) dan pers. (8.72), diperoleh :
mm ax (mm ax 1)

mm in (mm in 1)

persamaan tersebut dipenuhi jika mm ax

mm in misalkan mm ax

(8.73)
j harga-harga j

dapat berupa suatu integer (0, 1, 2, 3, 4, 5 ) atau setengah kali bilangan ganjil

1 3 5 7
( , , , , ... ). Dengan demikian jika j adalah suatu integer maka m juga integer
2 2 2 2
dan jika j adalah

1
1
kali bilangan ganjil maka m juga
kali bilangan ganjil.
2
2

Contoh :
Bila j = 1 maka harga m adalah -1, 0, 1.
Bila j = 2 maka harga m adalah -2, -1, 0, 1, 2.
Bila j =
Bila j =

1
2
3
2

maka harga m adalah


maka harga m adalah

1
2

, 12 .

3
2

1
2

, 12 , 32 .

130

+k
mmax
mmax-1
Harga yang
berturutan dari m

m=0

mmax+1
mmin

Gambar 8.3 Peluang harga m untuk harga J

2k 2

Dalam kasus j = mmax = mmin dan kita substitusikan ke dalam pers. (8.71)
maka kita akan memperoleh nilai eigen-nilai eigen dari operator J 2 yaitu
J2

2 k 2 2 j ( j 1)

(8.73)

F. Fungsi Eigen dari Operator Momentum Angular Orbital L2 dan L z


1. Harmonik Bola (Spherical Harmonics)
Pada bagian sebelumnya anda sudah mempelajari bagaimana menentukan
nilai eigen dari suatu operator momentum angular orbital. Pada bagian ini anda
akan mempelajari tentang bagaimana menentukan fungsi eigen dari operator
momentum angular orbital. Pada bagian ini anda akan

mempelajari tentang

bagaimana menentukan fungsi eigen dari operator momentum angular. Terdapat


dua cara atau dua teknik untuk menentukan fungsi eigen

dari operator

operator momentum angular L2 dan L z


Pertama dengan cara langsung memecahkan persamaan-persamaan nilai eigen
berikut:
L2
L z

m
m

2 1
m

(8.74)

131

Kedua mencari solusi persamaan :

L
dengan

(8.75)

adalah fungsi eigen-fungsi eigen dari operator L2 dan L Z yang

berkaitan dengan bilangan kuantum orbital


m

,...,

(8.76)

yang diperoleh dengan mengaplikasikan L pada


L
L L

yaitu :

(8.77)

Dalam teknik lainnya untuk memperoleh fungsi eigen

sangat cocok

sekali dan sangat praktis untuk bekerja dalam sistim koordinat spheres (r, , ).
Sistim koordinat tersebut berkaitan dengan sistim koordinat Cartesian (x,y,z)
melalui persamaan transformasi
X = r sin

cos

(8.78)

Y = r sin

sin

(8.79)

Z = r cos

(8.80)

Berdasarkan transformasi tersebut maka komponen-komponen Cartesian adalah


sebagai berikut :

L X

y
i
z

L X

y
i

(8.81)

r
y r

132

r = (r, , )

x
Gambar 8.4 Transformasi koordinat Cartesian pada koordinat bola

Berdasarkan pers. (8.81) dan dengan bantuan gambar diatas diperoleh relasi-relasi
berikut :

r2
cos
tan

x
z
y
r
x

x2

y2

z2

z
r
y
x
cos cos
r
sin
r
sin cos
r
x
r

r
y
r
z
x
y
z

y
r
z
r
y
cos2
2
x
cos2
x
0

Dengan menggunakan relasi tersebut maka komponen dalam arah sumbu x


dari momentum sudut orbital ditransformasikan pada sistim koordinat bola adalah

133

L X

r sin sin
i

sin
r

L X

i sin

z
r r

cos2
x

sin cos
r

r cos

y
r r

(8.82)

cos cos

Komponen L dalam arah sumbu y ialah :

LY

z
i
x

LY

z
i

LY

r cos
i

r
x r

x
cos cos
r

LY

y
cos2
x2

cos

r
z r

z
x
r r

sin
r

r sin cos

0
(8.83)

cot sin

Komponen L searah sumbu-z ialah:


L Z

x
i
y

L Z

x
i

r sin cos

L Z

L Z

r sin cos

r
y r

y
sin cos
r

cos2
x

cos cos
r
x
r r

r
y r

y
r r

y
cos2
x2

(8.84)

Operator momentum sudut orbital total dinyatakan dalam koordinat bola adalah
sebagai berikut :

L2

sin
2

sin

1
sin 2

2
2

(8.85)

134

z
r r

Kita sekarang akan menentukan fungsi eigen

dengan menggunakan

teknik pertama. Solusi dari persamaan nilai eigen diatas dinamakan harmonik bola
(spherical harmonics) dan secara umum dinotasikan oleh Ym . Sebelum kita bahas
lebih jauh ada dua hal yang perlu kita perhatikan yaitu :
Petama operator-operator momentum angular bilamana dinyatakan dalam
koordinat bola tidak bergantung pada r. Fungsi-fungsinya hanya bergantung pada
variable

. Hal tersebut berarti bahwa fungsi eigen-fungsi eigen dari operator

L2 dan L Z dapat dipilih tak bergantung pada r yaitu:


Ym

Ym ,

(8.85)

Kedua fungsi eigen yang akan kita tentukan adalah fungsi eigen yang
ternomalisasi yaitu :
2

Ym dr

(8.86)

seluruh
ruang

Persamaan nilai eigen untuk operator L Z diungkapkan oleh


Ym

imYm

(8.87)

Persamaan tersebut hanya menentukan kebergantungan


Ym ,

pada Ym misalkan:
(8.88)

subtitusikan persamaan (8.88) ke persamaan (8.87) maka


m

kemudian bagi kedua ruas dengan

im
m

(8.89)

maka

135

im

m
m

im

im

(8.90)

1 im
e
2
0,1,2,3....

Selanjutnya kita substitusikan pers (8.90) dan pers (8.85) kedalam pers (8.74):
2

1
sin

1 d
sin d

sin

misalkan
cos
d
sin d
1
d
d
sin
sin 2
1 cos2

1
sin 2

sin
m

m2
sin 2

ungkapan dalam variable

1 im
e
2

2 1

m
l

ke dalam pers (8.91) maka kita peroleh

yaitu:

d
d
antara

substitusikan harga d dan sin 2

dengan harga

1 im
e
2

d
d

m2

(8.92)

1bila pada pers.(8.92) kita ambil harga m=0 dan

harga maka persamaan tersebut menjadi

d
d

d
d

(8.93)

Persamaan (8.93) dikenal dengan nama persamaan Legendre. P tersebut adalah


persamaan nilai eigen dari operator

L2
nilai eigen

diperoleh dengan membentuk deret pangkat dari

. Solusi pers (8.93) dapat

. Solusi deret tersebut terbatasi


136

dalam interval

1 hal itu berakibat nilai eigen

harus berbentuk

1 dimana dan berupa integer. Hal itu berarti kembali ke bentuk nilai eigen

dari operator L Z semula yaitu :


L2

Solusi deret untuk


bahwa

2 1

terdiri dari sejumlah bilangan berhingga hal itu berarti

adalah suatu polinomial berorde . Polinomial ini dinamakan Legendre

polimonial yang dinyatakan dalam bentuk formula Rodrigues yaitu :

1 d
2 ! d

(8.94)

Solusi persamaan (8.92) dan pers (8.93) diperoleh dengan member associated
Legendre Polynomials yang didefinisikan oleh operator operator diferensial pada
P

berikut :
m

P
dengan m

1 1

1
2

d m P
d m

(8.95)

berupa integer positip

Diferensialkan persamaan Legendre pers.(8.93) sebanyak mk dan gantikan


dengan 1 dan

d
d

dengan P maka

dPm
d

m2
1

Pm

(8.96)

Bila pers.(8.96) kita bandingkan dengan pers (8.92) maka d diindikasikan bahwa

adalah solusi dari persamaan yang sama. Persamaan itu juga tidak berubah

bila diganti dengan m, jadi dapat kita simpulkan bahwa P

adalah juga

solusi dari persamaan tersebut.


Dengan demikian secara ringkas kita telah temukan bahwa solusi
pers(8.92) diberikan oleh associated Legendre Polynomial Pm
relasi yang tepat antara

dan Pm

pada

. Sedangkan

diperoleh dari syarat normalisasi

137

Y
4

karena

dr

d
0

eim
2

2 1
m

(8.97)

maka diperoleh:
1
m

2 m ! 2 m
P
2 m !

(8.98)

Substitusi pers.(8.90) dan (8.98) ke dalam (8.88) maka funsi eigen Ym menjadi:

Ym

1
2

1 im 2 m !
e
Pm
2 m !
2

(8.99)

138

Anda mungkin juga menyukai