DISUSUN OLEH :
KELOMPOK X
1. Sherly Septhimoranie (04111004039)
2. Siti Adityanti
(04111004040)
3. Suci Puspitahati
(04111004041)
DAFTAR ISI
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........1
1.2 Rumusan Masalah.......2
1.3 Tujuan...2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Amalgam ....3
2.2 Preparasi Tumpatan Amalgam....5
2.3 Preparasi Tumpatan Amlgam Klas I ..5
2.4 Preparasi Tumpatan Amlgam Klas II..8
2.4.1 Amalgam Klas II Insipien..10
2.4.2 Amalgam Klas II yang Diperluas ....13
2.5 Preparasi Tumpatan Amalgam Klas V..17
BAB III
KESIMPULAN.................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..22
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Dewasa ini semakin berkembang material yang digunakan dalam
restorasi gigi. Amalgam telah digunakan sebagai bahan tambalan bagi lesi
karies sejak abad ke-15 dan sampai saat ini amalgam masih merupakan bahan
yang banyak dipergunakan sebagai bahan tambalan gigi.
Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai di
bidang kedokteran gigi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan
merestorasi struktur gigi yang rusak. Tujuan restorasi gigi tidak hanya
membuang penyakit dan mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga
mengembalikan fungsinya. Bahan-bahan restorasi gigi yang ideal pada saat ini
masih belum ada meskipun berkembang pesat. Untuk dapat diterima secara
klinis, kita harus mengetahui sifat-sifat bahan yang akan kita pakai sehingga
jika bahan-bahan baru keluar di pasaran, kita dapat segera mengenali kebaikan
dan keburukan dibanding dengan bahan yang lama. Dua sifat yang sangat
penting yang harus dimiliki oleh bahan restorasi adalah harus mudah
digunakan dan tahan lama.
Dental Amalgam merupakan bahan yang paling banyak digunakan oleh
dokter gigi, khususnya untuk tumpatan gigi posterior. Sejak pergantian abad
ini, formulasinya tidak banyak berubah, yang mencerminkan bahwa bahan
tambalan lain tidak ada yang seideal amalgam. Komponen utama amalgam
terdiri dari liquid yaitu logam merkuri dan bubuk / powder yaitu logam
paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak, timah, dan tembaga.
Selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan persentase yang lebih
kecil. Kedua komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan amalgam
yang akan mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi.
Penulisan ini akan menjelaskan tentang prosedur preparasi tumpatan klas 1,2,
dan 5
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk dan cara preparasi amalgam klas 1 ?
2. Bagaimana bentuk dan cara preparasi amalgam klas 2 ?
3. Bagaimana bentuk dan cara preparasi
amalgam klas 5 ?
1
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui benuk dan cara preparasi amagam klas 1
2. Mengetahui benuk dan cara preparasi amagam klas 2
3. Mengetahui benuk dan cara preparasi amagam klas 5
BAB 2
PEMBAHASAN
2
2.1 AMALGAM
a. DEFINISI
3.
4.
kesejajaran dari dinding yang berlawanan atau dengan sedikit underkut pada
dentin.
2.3 Preparasi Tumapatn Amalgam Klas I
Pertimbangan Umum
Kavitas pada Klas I meliputi bagian pit dan fissure permukaan oklusal
gigi.
okluasan email atau dentin yang hilang atau rusak pada proses karies.
Tambalan amalgam akan sangat efektif , dan email di dekatnya bisa
dipertahankan jika prinsip prinsip tertentuk diikuti dalam desain kavitas.
Kedalaman kavitas dijaga keseragamannya dalam setiap gigi. Kedalamannya
biasanya terdapat di bawah tautan dentin-email (enamel-dentin-junction)
Preparasi
Kavitas dibuat dengan menggunakan round bur diamond sampai
kedalaman kira kira 2 mm. Lalu kavitas diperluas ke luar ke semua alur
(outline form) yang terjadi kerusakan. Outline Form dibuat dengan cara
dibulatkan pada ujungnya, sbukan dibuat seperti ada sudut yang tajam.
Kedalaman pembuatan kavitas dapat dengan mudah ditentukan bagi beberapa
klinisi yang berpengalaman, namun bagi klinisi yang baru praktik, cara
mengukur penembusan secara 5visual dapat dilakukan dengan cara
menggunakan alat pengukur, yaitu menandai tangkai bur dengan
menggunakan tinta pena 2 atau 3 mm dari ujungnya. Axial wall dibuat sejajar
sumbu gigi, pulpa wallnya juga datar serta halus. Berikut ini beberapa variasi
outline form dan desain kavitas klas 1 untuk molar atas dan molar bawah.
Gambar 3.Premolar kanan bawah ; gambar kiri, benar ; gambar kanan, kesalahan
yang umum dilakukan.
total mahkota sehingga cukup banyak ruang untuk logam agar bisa menahan
fraktur selama pengunyahan.
Empat tipe perlekatan dapat dipakai untuk retensi restorasi: (1) undercut pada
daerah oklusal atau gingival, (2) interlock aksial (alur fasial dan lingual), (3) parit,
dan (4) dowel atau pin. Suatu parit adalah lubang yang dibuat, tempat ke
dalamnya amalgam akan dimampatkan. Setelah mengeras amalgam menjadi kuat
dengan retensi yang besar. Panjangnya bervariasi dari 2-4 mm dan lebarnya kirakira 1 mm. Parit tidak ditempatkan terlalu jauh ke arah pulpa, tetapi juga tidak
terlalu dekat ke permukaan agar bagian tepi gigi tidak patah. Lubang parit harus
cukup besar untuk tempat pemampat yang kecil dan dalamnya 1-2 mm.
Untuk lebih bisa dipahami, kavitas Klas II dapat dibagi dalam dua
kategori; (1) Klas II amalgam insipien adalah tambalan yang sedikit
banyak menutupi lubang masuk melalui aktivitas mikroba dapat
menyerang gigi, dan (2) Klas II amalgam yang diperluas merupakan
tambalan yang mengembalikan bagian gigi yang hilang atau rusak.
9
`
2.4.1 Amalgam Klas II Insipien
Lesi insipien biasanya kecil dan terletak tepat di bawah titik kontak
anatomik dari gigi. Pada gigi-gigi yang malposisi, titik kontak yang
sesungguhnya bisa berada di lain tempat, yang tentunya akan mengubah
lokasi lesi. Deteksi lesi karies Klas II insipien tidak mudah dilakukan.
Proyeksi sayapgigit (bite-wing) barangkali merupakan cara yang terbaik,
karena letak gigi-gigi yang berdekatan menghalangi pemeriksaan dengan
sonde. Gigi harus dipreparasi untuk restorasi Klas II. Lesi proksimal
insipien menembus hanya dentin kira-kira 1 mm dan semua jaringan karies
otomatis akan hilang dalam preparasi kavitas.
11
Gambar 6. Pandangan mesial dan oklusal dari preparasi gigi dengan lesi
karies insipien.
Bentuk Intenal
Tegas, dinding yang terpotong jelas membentuk pinggiran cavosurface yang 90 derajat. Dinding aksial dari preparasi berbentuk datar atau
cembung pada pandangan horizontal; pada pandangan vertikal, rata dan
sejajar dengan sumbu panjang gigi. Dinding fasial dan lingual mempunyai
undercut untuk menahan restorasi amalgam pada tempatnya. Undercut ini
tidak dalam tetapi seragam dan meluas dari dasar gingiva ke permukaan
oklusal.
Urutan Preparasi
Restorasi Klas II insipien pada dasarnya adalah preparasi yang
menggunakan bur. Karena tidak meluas,maka tidak ada karies dentin yang
perlu diekskavasi dengan instrumen genggam, sebab bur secara otomatis
sudah menghilangkannya selama preparasi gigi.
12
13
oleh lesi karies atau tambalan yang lama. Tetapi ditentukan secara acak
dan biasanya lebarnya 1,2 mm untuk gigi premolar dan 1,8 mm untuk gigi
molar. Faktor-faktor yang mempengaruhi lebar ini berkaitan dengan
anatomi gigi, seperti lokasi pertautan ento-email dan jarak dasar gingiva ke
garis servikal. Gigi-gigi umumnya lebih menyempit dan email menjadi
lebih tipis di daerah pertautan semento-email, dan ciri anatomi dari gigi ini
sendiri merupakan faktor yang menentukan lebar dasar gingiva. Tetapi satu
hal yang tidak mempengaruhi lebar dasar gingiva adalah kedalaman karies.
Jika karies dentin atau tambalan yang lama meluas ke arah pulpa , basis
ditambahkan untuk membawa preparasi kembali ke lokasi optimalnya,
atau diaplikasikan kalsium hidroksida untuk melindungi dan menginsulasi
pulpa.
Komponen retentif dasar dari boks proksimal adalah alur aksial,
satu ditempatkan di fasial dan yang lain ditempatkan di lingual. Alur-alur
ini lebih dalam pada ujung gingivanya dan cenderung menghilang ke arah
oklusal. Makin lebar boks, makin besar sudut yang dibentuk oleh dinding
fasial dan lingual dan akibatnya, makin dalam alur yang harus dibuat. Bila
sudut ini mendekati 90 derajat, retensi tambahan diperlukan seperti suatu
parit atau pin.
14
Gambar 7. Kedalaman alur aksial dipengaruhi oleh perluasan buccolingual. A. Kavitas yang kecil dengan perluasan minimal. B.Kavitas mulai
mengelilingi gigi. C. Kavitas yang besar meluas mengenai sebagian permukaan
bukal dan lingual
Urutan preparasi
Preparasi kavitas ini mengikuti langkah-langkah dalam preparasi
kavitas dari Dr. G. V Black. Di sini tidak digunakan bur kecepatan tinggi,
melainkan dilakukan prosedur yang sama seperti untuk lesi insipien.
Dengan bur fisur runcing No. 700 kecepatan rendah, dentin di bawah
email proksimal dibuang, diikuti dengan mencungkil sisa email dan
membuat bagian tepi.
15
1. Preparasi dari alur berparit di bawah email, tidak boleh terlalu ditekankan.
Dengan hati-hati pertimbangkan apakah sudut-sudut tajam dan tegas,
apakah parit cukup diperluas kea rah fasial dan lingual, apakah dasar
gingiva dari alur rata dan halus, dan juga apakah semua dentin telah
dihilangkan dari bawah email.
2. Bila operator telah memeriksa parit dan email yang sudah dipatahkan,
bagian tepi dibuat dengan instrument genggam.
3. Untuk menambah kesempurnaan pahat dan hatchet email digunakan
pengasah tepi
dan
16
dan kurva tebalik dari oklusal dapat dipreparasi dengan pahat bengkok
yang tajam.
8. Kemudian dilakukan pembuangan debris, penghilangan fragmen semen
dan membersihkan sisa darah yang telah mongering. Larutan hidrogen
peroksida 3% bisa digunakan untuk membantu menghilangkan debris.
2.5 Preparasi Tumpatan Amalgam Klas V
Pertimbangan Umum
Restorasi ini, dibatasi pada permukaan fasial dari molar dan premolar
(kadang-kadang) meliputi permukaan lingual dari molar), dimaksud untuk
menambal karies dan menggantikan substansi gigi yang berpotensi karies di
dekat gingival.
Secara umum, kavitas kelas V hanya meliputi email dan dentin.
Suatu kesalahan yang umum terjadi adalah membatasi panjangnya kavitas
dan mengakhiri tepi mesial dan distal di tengah-tengah email yang
terdekalsifikasi. Beberapa tahun setelah restorasi bagian email ini akan pecah,
dan karies sekunder berkembang pada lokasi ini. Walaupun restorasi klas V
adalah restorasi satu-permukaan, dapat menjadi sumber kegagalan klinis. Ada
beberapa kesulitan preparasi, penempatan dan penyelesaian akhir
khususnya disepanjang tepi gingival. Sesuai dengan bentuk permukaan luar
yang cembung, dinding aksial di preparasi sedemikian rupa sehingga gigi
mendapat tambalan amalgam yang cembung serta mempunyai ketebalan yang
sama. Umumnya, bagian tepi meluas ke sulkus gingival, berakhir di oklusal
pada ketinggian kontur permukaan fasial.
Tugas operator dalam preparasi gigi adalah untuk mempertahankan
keseragaman dalamnya kavitas pada permukaan molar yang panjang dan
untuk membentuk butt-joint. Retensi didapat dari undercut ke arah oklusal
dan gingival, dan boleh bulat atau bersudut, tergantung jenisbur yang di
pakai. Karena tepinya rata tidak dimiringkan untuk penetrasi dinding aksial
17
tidak,
bagaimanapun
rasa
taktil
mengharuskan
pemakaian
burkecepatan rendah. Kavitas dilebarkan sesuai out line form dengan bur
fisur, pada umunya kavitas dibentuk seperti ginjal.
18
Preparasi tepi kavitas dengan pahat bersudut dua atau pahat lengkung
membantu menghaluskan ketidakteraturan cavosurface.
Dalam beberapa keadaan, email yang tak tersokong meluas ke
bawah sudut-sudut gigi menuju ke bawah proksimal tambalan amalgam
yang lama. Pada kasus ini, merupakan tindakan yang tepat untuk
memperluas kavitas tambalan di dekatnya, mengakhiri kavitas seakan
beakhir pada email.
Perhatian
khusus
harus
diberikan
untuk
mempertahankan
BAB 3
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Baum, Philips, Lund. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta : EGC.
22