SUSUNAN ORGANISASI:
LABORATORIUM COMPUTER AND COMMUNICATION
Pembimbing Laboratorium Computer & Communication:
M. Iqbal, ST. MT.
Divisi Administrasi
Dwi Kencanawati
Maharani Sutrisno
Prasetyo Yuliantoro
Fitra Riyanggi
Nico Restu Pratama
Diaz Reza Bhaskara
Divisi Praktikum
Chinde Gatot H.
Fahrur Rozi
M. Alif Aldila
Satria Haikal Luthfi
Ian Gumilang
Divisi Riset
Andika Wiyasa
Bambang Joko Widodo
Danang Febianto
Dennis Sabrina
Didin Olviovitha
Nur Santo
Shidqy Riyasa
Yoshan Fazri
Kelengkapan Praktikum
Kelengkapan praktikum Jaringan Komputer S1 meliputi: buku praktikum, modul praktikum
dan seragam lengkap (memakai sepatu dan tidak boleh pakai jeans).
Bila salah satu dari kelengkapan tersebut tidak dipenuhi, maka praktikan tidak dibenarkan
ikut praktikum dan praktikan tersebut dinyatakan gugur modul bersangkutan.
2.
Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dimulai pada waktu yang telah ditentukan.
Shift I: 06:30-09:00
Shift II: 09:30-12:00
Shift III: 12:30-15:00
Shift IV: 15:30-18:00
3.
Kehadiran
a.
Praktikan datang 15 menit sebelum praktikum dimulai. Keterlambatan kurang dari 20
menit, diijinkan mengikuti Tes Awal dengan sisa waktu yang tersedia. (tidak ada
penambahan waktu untuk mengerjakan Tes Awal)
b.
Praktikan yang terlambat lebih dari 20 menit tidak diijinkan mengikuti praktikum.
c.
Buku praktikum yang dibawa praktikan diserahkan dan wajib ditandatangani hanya oleh
seorang asisten yang menjaganya saat itu.
4.
5.
d.
6.
Syarat Kelulusan.
Nilai rata-rata praktikum lebih besar sama dengan 60.
Lain lain
a.
Pertukaran jadwal praktikum paling lambat 1 hari sebelum praktikum bersangkutan
dengan mengisi form tukar jadwal serta ditandatangani oleh asisten jaga.
b.
Tugas Pendahuluan ditulis tangan.
c.
Hal lain yang masih belum ditetapkan dalam tata tertib ini akan ditetapkan kemudian.
Mengetahui,
Pembina Laboratorium
Computer & Communication
Arif Mulia H. R.
MODUL I
PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER
1.1 TujuanPraktikum
a. Mengenal layar-layar pada OSI dan TCP/IP
b. Memahami konsep subnetting dalam jaringan
c. Mengetahui perangkat-perangkat jaringan
1.2 DasarTeoriJaringanKomputer
Pendahuluan
Jaringan Komputer adalah sekumpulan komputer yang terhubung satu dengan yang lain
melalui media perantara. Komunikasi antarkomputer dari vendor yang berbeda akan dapat
terjalin jika menggunakan protokol yang sama. Protokol adalah sekumpulan aturan mengenai
pertukaran atau bahasa untuk mempermudah pengertian, penggunaan, desain dan adanya
keseragaman di antara pembuat perangkat jaringan. Sedangkan standar adalah rule yang telah
disepakati untuk diaplikasikan.
Oleh karena itu, perlu dibuat suatu referensi yang dapat disepakati bersama. Sebuah
model arsitektural dikenal sebagai OSI (Open System Interconnection) yang dibuat oleh ISO
(International Standard Organization) digunakan untuk menerangkan struktur dan fungsi
protokol komunikasi data.
A. Model OSI
Model OSI terdiri dari 7 layer yang masing-masing mempunyai fungsi spesifik dalam
sebuah jaringan dengan tujuan mempermudah pelaksanaan standard secara praktis dan
fleksibilitas perubahan salah satu layer tidak mempengaruhi perubahan layer lain.
Nama
layer
Fungsi
n)
Aplikasi
(layer 7)
Contoh(protokol&layana
dapatdipahamiolehberbagaimacam
WWW
Web
(layer 6)
format
yang
diperlukanuntukkomunikasi.
Sesi
(layer 5)
Transpor
t
(layer 4)
kendali
aliran
dan
kendali
Bertanggung
jawab
menentukan
(layer 3)
Data
Link
(layer 2)
IEEE
802.2/3,
Physical
Mentransmisikanserangkaian
(layer 1)
bit
yang RJ-45,
UTP,
transmisi.
Hanyadigunakanuntukpenyediajalurtransmisisi
nyal
data
saja,
tanpabertanggungjawabjikaterjadikerusakan
data.
RS
232,
B. Model TCP/IP
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standard komunikasi
data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu
komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protocol ini tidaklah dapat berdiri
sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suit). Protokol ini
juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut
diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di system operasi. Istilah yang
diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.
Nama layer
Digunakan
Aplikasi
Contoh(protocol
Fungsi
pada
danlayanan)
program
berkomunikasi
menggunakan
Interface
digunakan
yang
untuk
TCP/IP.
untuk
saling
dengan
connection
oriented,
melakukan
membentuk
pertukaran
data
handshake
dua
dengan
host,
TCP, UDP
network,
dimana
memberikan
vitual
ARP, RARP
merupakan
perangkat
keras
jaringan.
PDU Name
Layer
Application Layer
Data
Atas
Presentation Layer
Data
Pelayanan
Session Layer
Transport Layer
Segment
Bawah
Network Layer
Packet
Frame
Physical Layer
Bits
data
antar node
Application Layer
Data
Layer
Aliran
7 Layer of OSI
aplikasi
pada
IEEE802.2, X.25,
Transport Layer
Internet Layer
Physical Address saja tidak cukup memenuhi untuk lingkungan jaringan yang lebih luas dan
beragam. Oleh karena itu, diperlukan IP Address untuk memenuhi itu. Secara lengkap akan
dibahas.
3. Port Address (16 bit)
Ini dibutuhkan untuk dapat menjalankan banyak aplikasi/proses pada saat yang bersamaan.
Classful
Pada
bagian
ini
IP
yang
dibuat
merupakan
IP
dengan
subnet
mask
Octet
Subnet Mask
Format
NET ID
HOST ID
Pertama
Default
0-126
255.0.0.0
A.B.C.D
B.C.D
128-191
255.255.0.0
A.B.C.D
A.B
C.D
192-223
255.255.255.0
A.B.C.D
A.B.C
224-239
A.B.C.D
240-255
A.B.C.D
* 8 bit pada Subnet mask disebut 1 oktet, jadi keseluruhannya ada 4 oktet
Classless
Pada bagian ini telah terjadi subnetting.Penjelasan mengenai subnetting akan dijelaskan
secara rinci
Selain itu, ada beberapa IP address yang tidak bisa digunakan untuk host-host Internet. IP
address ini disebut Private IP address yang hanya digunakan untuk host-host di LAN.
Kelas
Range
SUBNETTING
Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab
dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah
bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas
mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.
Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan
untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS
(nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST yang bertugas
mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan gambar
kedua.Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan
BROADCAST ADDRESS.
Lalu apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita
membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya secara efisien. Address mana
saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST.
Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang dapat
dipahami sebagai jaringan dengan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa
disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang).
10
Perhitungan Subnetting
Setelah memahami konsep dari subnetting, akan dibahas lagi mengenai perhitungan
subnetting.Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat
masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat HostBroadcast.
Penulisan IP pada umumnya ditulis dengan format 192.168.100.123, tapi adakalanya
penulisan IP tersebut ditambah dengan prefix (/).Contohnya 192.168.100.123/24.Arti dari
/24 ini adalah memberikan informasi bahwa IP 192.168.100.123 memiliki subnet mask
255.255.255.0 .Hal ini bisa kita dapatkan dari /24 tersebut yang mempunyai arti bahwa biner
1 pada subnet mask nya berjumlah 24, dengan kata lain subnet mask nya
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).Konsep ini disebut dengan CIDR
(Classless Inter-Domain Routing).
Subnetting pada IP Address class C
Subnetting apa yang akan terjadi pada IP address dengan Network ID 192.168.1.0/26 ?
Analisa:
192.168.1.0
berarti
kelas
dengan
Subnet
Mask
/26
berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penyelesaian :
Seperti yang telah dibahas tadi, bahwa pertanyaan tentang subnetting tidak akan
terlepas dari 4 hal yaitu :
a. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet
mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah
Subnet adalah 22 = 4 subnet.
b. Jumlah Host per Subnet = 2y 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26
2 = 62 host.
c. Blok Subnet = 256 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya
adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128,
192.
d. Untuk alamat Host dan Broadcast yang valid nya lebih baik dibuat tabel seperti berikut
sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1
angka sebelum subnet berikutnya :
11
NET ID
SUBNET MASK
RANGE HOST IP
BROADCAST ID
192.168.1.0
255.255.255.192
192.168.1.1-192.168.1.62
192.168.1.63
NET-C
240 hosts + 1 network ID + 1 Broadcast ID = 242
maka 2y 242, di dapatkan y = 8.
Maka jumlah binary 0 pada subnet mask nya sebanyak 8 (/24)
ii.
NET-B
120 hosts + 1 network ID + 1 Broadcast ID = 122
maka 2y 122, didapatkan y =7 (/25)
iii.
NET-A
7 hosts + 1 network ID + 1 Broadcast ID = 9
maka 2y 7, didapatkan y = 4(/28)
NET-C
NET ID
SUBNET MASK
RANGE HOST IP
BROADCAST ID
192.168.1.0
255.255.255.0
192.168.1.1-
192.168.1.255
192.168.1.254
NET-B
NET ID
SUBNET MASK
RANGE HOST IP
BROADCAST ID
192.168.2.0
255.255.255.128
192.168.2.1-
192.168.2.127
192.168.2.126
NET-A
NET ID
SUBNET MASK
RANGE HOST IP
BROADCAST ID
192.168.2.128
255.255.255.240
192.168.2.129-
192.168.2.143
192.168.2.142
12
B. IPv6
IPv6 dapat dikatakan versi baru IP, sebagai langkah evolusi pengembangan IPv4. Secara
alami IPv6 memang merupakan peningkatan IPv4. IPv4 dapat dipasang layaknya upgrade
software dalam device jaringan dan internet, dan dalam berinteroperasi dengan versi IP
sebelumnya. Untuk mewujudkan ini, IPv6 memasukkan apa yang disebut mekanisme transisi
yang memungkinkan pengguna dapat mengadopsi versi IP mereka dan memberikan inter
operability langsung di antara host IPv4 dan IPv6.
Protokol IPv6 menyediakanruangalamatsebesar 128 bit yaitu 4 kali lipatruangalamat
yang disediakan IPv4. Format alamatnya pun berbedadengan format alamatpada
IPv4.Berbedadengan IPv4, IPv6 yang disediakansebagaipengenalpadasatuataulebihinterface
dibedakanatas 3 tipeyaitu:
1. Unicast address :pengenaluntuksatu NIC, dimanapaket data yang dikirimkeunicast
address hanyadikirimke NIC yang bersangkutansaja.
2. Anycastaddress :pengenaluntukbeberapa NIC sekaligus, dimanapaket data yang
dikirimkeanycast address akandikirimkesalahsatu NIC.
3. Multicast address :pengenaluntukbeberapa NIC sekaligus, dimanapaket data yang
dikirimkemulticast address akandikirimkesemua NIC yang bersangkutan.
FEDC::7654:3210
13
MekanismeTransisi
Mekanisme transisi secara umum didefinisikan sebagai sekumpulan teknik yang
berupaya agar node IPv6 dapat saling berkomunikasi dengan node IPv4 yang sudah ada
sebelumnya (Chown 2002). Mekanisme ini terbagi menjadi empat kategori berdasarkan
teknik yang digunakan, yaitu mekanisme hybrid (dual
IPv4/IPv6), application-layer
14
3.Translasi
Memungkinkan
node
IPv6 untuk
berkomunikasi
dengan
node
IPv4 dengan
menterjemahkan protokol pada lapis jaringan. Beberapa metode translasi adalah sebagai
berikut:
a.
Transport Relay
Metode ini bekerja pada lapis transport. Metode ini biasanya bekerja dengan sebuah
pseudo-interface. Jika router mendeteksi adanya data di paket IPv6 yang memiliki alamat
tujuan yang memiliki prefiks translasi, maka data tersebut akan diteruskan ke pseudointerface. Dan data dari trafik IPv6 tersebut akan diteruskan ke trafik IPv4.
b.
NAT-PT
Metode ini memungkinkan host dan aplikasi native IPv6 untuk berkomunikasi dengan
host dan aplikasi IPv4. Setiap host yang berperan sebagai address translator menyimpan
sekumpulan alamat yang diberikan secara dinamis ke host IPv6 dan sebuah sesi dibentuk
antara dua host yang mendukung protokol yang berbeda. NAT-PT mendukung translasi
header dan alamat.
1.4 Kabel
Ada beberapa tipe (jenis) kabel yang banyak digunakan dan menjadi standar dalam
penggunaan untuk komunikasi data dalam jaringan komputer. Kabel-kabel ini sebelumnya harus
lulus uji kelayakan sebelum dipasarkan dan digunakan. Setiap jenis kabel mempunyai
kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda, oleh karena itu dibuatlah pengenalan tipe kabel.
Ada dua jenis kabel yang dikenal secara umum dan sering dipakai untuk LAN, yaitu coaxial dan
twisted pair (UTP unshieldedtwisted pair dan STP shielded twisted pair) .
15
a. Coaxial Cable
Jenis-jenis Coaxial Cable dikenal ada dua jenis, yaitu thick coaxial cable (mempunyai
diameter lumayan besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).
1) Thick Coaxial Cable
Kabel coaxial memiliki ukuran yang bervariasi. Diameter yang terbesar ditujukan untuk
penggunaan kabel backbone Ethernet karena secara histories memiliki panjang transmisi dan
penolakan noise yang lebih besar. Kabel coaxial ini seringkali dikenal sebagai thicknet.
Kabel coaxial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5, dimana
kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna kuning; kabel jenis
ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau hanya disingkat
ThickNet, atau bahkan cuman disebut sebagai yellow cable.
Seperti namanya, jenis kabel ini, karena ukurannya yang besar, pada beberapa situasi
tertentu dapat sulit diinstall. Suatu petunjuk praktis menyatakan bahwa semakin sulit media
jaringan diinstall, maka semakin mahal media tersebut diinstall. Kabel coaxial memiliki
biaya instalasi yang lebih mahal dari kabel twisted pair. Kabel thicknet hampir tidak pernah
digunakan lagi, kecuali untuk kepentingan khusus.
Kabel Coaxial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan
aturan sebagai berikut:
a. Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan menggunakan
terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah resistor 50-ohm 1 watt,
sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar).
b. Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau berupa
populated segments.
c. Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external transceiver).
d. Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini
repeaters.
16
e. Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500 meter).
f. Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
g. Setiap segment harus diberi ground.
h. Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat (device)
adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
i. Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
Seiring dengan pertambahan ketebalan atau diameter kabel, maka tingkat kesulitan
pengerjaannya pun akan semakin tinggi. Harus diingat pula bahwa kabel jenis ThickNet harus
ditarik melalui pipa saluran yang ada dan pipa ini ukurannya terbatas. Oleh karena itu
diciptakanlah Thin Coaxial cable untuk mengatasi beberapa masalah diatas.
Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk
transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan sebagai
perangkat jaringan, kabel coaxial jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2,
dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap
lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel jenis ini
juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.
Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan
dengan Tconnector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan sebagai
berikut:
Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)
Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu tambahan
transceiver, kecuali untuk repeater.
Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
17
kabel
ini
memerlukan
penanganan
khusus.
Seringkali
pemasang
gagal
melakukannya. Akibatnya, sinyal transmisi terinterferensi oleh noise. Oleh karena itu,
terlepas dari diameternya yang kecil, thinnet sudah jarang digunakan pada jaringan Ethernet.
Thicknet dapat menjangkau sampai 500 meter, dan perangkat dihubungkan ke kabel
secara langsung dengan menggunakan transceiver Ethernet dengan kabel AUI. Di lain pihak
thinnet lebih fleksibel dan dapat menjangkau sampai 185 meter. Komputer dihubungkan ke
kabel dengan menggunakan konektor BNC. Thicknet menggunakan spesifikasi Ethernet 10
base 5, sedangkan thinnet menggunakan 10 base 2.
Walapun kabel coaxial sukar di pasang, tetapi ia mempunyai rintangan yang tinggi
terhadap ganguan elektromagnet. Dan kabel ini juga mempunyai jarak maksimal yang lebih
daripada kabel twisted pair.
Berikut akan disimpulkan mengenai keunggulan dan kelemahan coaxial cable:
Keunggulan
a. Dapat digunakan untuk menyalurkan informasi sampai dengan 900 kanal telepon
b. Dapat ditanam di dalam tanah sehingga biaya perawatan lebih rendah
c. Karena menggunakan penutup isolasi maka kecil kemungkinan terjadi interferensi
dengan sistem lain
Kelemahan
a. Mempunyai redaman yang relatif besar, sehingga untuk hubungan jarak jauh harus
dipasang repeater-repeater
b. Jika kabel dipasang diatas tanah, rawan terhadap gangguan-gangguan fisik yang dapat
berakibat putusnya hubungan.
ada pada kabel ini, hanya digunakan 4 buah saja yang digunakan untuk dapat mengirim dan
menerima data (Ethernet). Perangkat-perangkat lain yang berkenaan dengan penggunaan
jenis kabel ini adalah konektor RJ-45 dan HUB.
Ada dua jenis pemasangan kabel UTP yang umum digunakan pada jaringan lokal,
ditambah satu jenis pemasangan khusus untuk cisco router, yakni:
Straight Through Cable
Untuk pemasangan jenis ini, biasanya digunakan untuk menghubungkan beberapa unit
komputer melalui perantara HUB / Switch yang berfungsi sebagai konsentrator maupun
repeater.
Penggunaan kabel UTP model straight through pada jaringan lokal biasanya akan
membentuk topologi star (bintang) atau tree (pohon) dengan HUB/switch sebagai pusatnya.
19
Pada sistem CISCO, ada satu cara lain pemasangan kabel UTP, yang digunakan untuk
menghubungkan sebuah terminal (PC) dan modem ke console Cisco Router atau console
switch managible, cara ini disebut dengan Roll-Over. Kabel Roll-Over tersebut sebelumnya
terkoneksi dengan DB-25 atau DB-9 Adapter sebelum ke terminal (PC).
Anda dapat mengenali sebuah kabel roll-over dengan melihat ke dua ujung kabel.
Dimana warna kabel dari sisi yang satu akan berbalik pada sisi kabel di ujung yang lain.
Misalnya kabel putih orange yang berada pada pin 1 ujung kabel A, akan berada pada pin 8
ujung kabel B.
20
21
1.5 ProsedurPraktikum
Crimping Kabel
1. Crimping kabel straight
2. Konfigurasi : white orange orange - white green blue white blue green white
brown brown
3. Siapkan kabel UTP yang akan digunakan
4. Kupas jaket dari kabel UTP dengan menggunakan
crimping tolls atau alat pengupas kabel khusus.
menjadi
dapat
mudah dipotong.
6. Susunlah urutan warna sesuai dengan konfigurasi straighttrought atau cross-over dan sesuaikan ujung kabel yang akan
dipotong dengan konektor yang akan dipasang
7. Gunakan
tang
pemotong
atau
8. Masukan ujung kabel yang telah dipotong ke lubang konektor secara bersamaan,
kemudianjepit konektor dengan menggunakan crimping tools agar konektor terkunci.
22
10. Membuat koneksi jaringan kabel dengan menggunakan 5 buah komputer yang
dihubungkan dengan switch.
11. Hubungkan kabel UTP dengan konfigurasi straight dari masing-masing NIC pada port
switch.
12. Tekan tombol START pada bagian taskbar (posisi di pojok kiri ), sehingga tampil
beberapa menu. Seperti pada gambar, pilih dan klik 1 kali pada bagian menu Connect
to... dan pilih Show all connection.
13. Pada pilihan koneksi yang ada, pilih gambar koneksi dari ethernetcard (NIC)yang
terhubung ke LAN. dan klik kanan pada gambar tersebut, lalu pilih properties.
Pilih Internet Protocol (TCP/IP) di posisi paling bawah. Dan klik 2 kali untuk setting.
Default IP
23
setting IP manual
Perangkat-PerangkatJaringan
Device
Fungsi
NIC
Sebagai interface antara komputer dengan media transmisi. Pemilihan NIC
disesuaikan dengan jenis media transmisi. Teknologi jaringan (Ethernet,
token ring, ATM), system BUS (ISA, EISA, PCI).
Repeater
Hub
sama seperti repeater hanya hub terdiri dari beberapa port (multiport
repeater). Repeater dan hub bekerja di physical layer yang tidak tahu
tentang alamat yang dituju. Meskipun hub memiliki beberapa port tetapi
tetap menggunakan metoda broadcast dalam mengirimkan sinyal, jadi bila
salah satu port sibuk maka port yang lain harus menunggu.
Bridge
seperti repeater atau hub tetapi lebih pintar karena bekerja pada lapisan
data link sehingga mempunyai kemampuan untuk menggunakan MAC
address dalam proses pengiriman frame ke alamat yang dituju.
Switch
Router
24
MODUL II
PAKET DATA DAN PROTOKOL
2.1.Tujuan Praktikum
a. Mengenal dan memahami Wireshark
b. Mampu melakukan capturing data untuk beberapa protocol
c. Mampu menganalisis hasil capture
2.2.Dasar Teori
Wireshark adalah salah satu tool network analyzer untuk melakukan analisa lalulintas jaringan computer dan banyak oleh Network administrator untuk menganalisa
kinerja jaringannya. Wireshark banyak disukai karena interfacenya yang menggunakan
Graphical User Interface (GUI) atau tampilan grafis.
Wireshark mampu menangkap paket-paket data/informasi yang lewat dalam
jaringan yang kita (intip). Semua jenis paket informasi dalam berbagai format protokol
pun akan dengan mudah ditangkap dan dianalisa. Karenanya tak jarang tool ini juga
dapat dipakai untuk sniffing (memperoleh informasi penting seperti password email
atau account lain) dengan menangkap paket-paket yang melewati jaringan dan
menganalisanya.Untuk menggunakan tool ini pun cukup mudah. Kita cukup
memasukkan perintah untuk mendapatkan informasi yang ingin kita capture (yang
ingin diperoleh) dari jaringan kita.
2.3.Langkah Praktikum
a. Protocol HTTP
Hypertext Transfer Protocol (HTTP), pada awalnya merupakan prokol yang
dikembangkan untuk mempublikasikan maupun mengunduh halaman HTML. Saat
ini, HTTP yang merupakan protokol pada application layer yang paling sering
digunakan
juga
dimanfaatkan
untuk
transfer
data.
HTTP
menentukan
mendefinisikan protokol dalam melakukan request dan response antar klien dan
server. Dengan HTTP, terdapat tiga jenis pesan yang dipertukarkan, yaitu GET,
POST, dan PUT. GET digunakan oleh klien untuk melakukan request. POST dan
PUT digunakan untuk melakukan upload data ke server. Berikut langkah pengcapture-annya:
25
26
b. Protokol ICMP
1. Jalankan Wireshark
2. Untuk melakukan capture dengan memilih pilihan yang tersedia, pilih menu
Capture > Options... akan tampil jendela semacam ini:
3. Pada jendela Capture Option, pilihlah interface Ethernet yang akan dicapture.
Terlihat pada screenshot di atas terdapat 3 buah highlight. Highlight paling atas
menunjukkan pilihan untuk melakukan capture pada Promiscuous Mode. Jika
27
pilihan ini diaktifkan, maka Wireshark akan melakukan capture terhadap paketpaket yang ditujukan untuk komputer ini dan paket-paket yang terdeteksi oleh
NIC dari komputer-komputer dalam satu segmen jaringan.
5. Packet List Pane menampilkan ringkasan dari paket-paket yang tertangkap oleh
Wireshark. Memilih salah satu paket yang tampil pada bagian ini akan
memperlihatkan detail dari paket tersebut pada dua panel di bawahnya. Packet
Detail Pane menampilkan detail dari paket yang dipiliha pada Packet List Pane.
Packet Byte Pane menunjukkan isi data dari sebuah paket dalam heksadesimal
serta menunjukkan detail dari field yang dipilih pada Packet Detail Pane. Untuk
memulai proses capture, klik pada tombol Start.
28
6. Buka command prompt dengan cara klik Start > Run... > ketikkan cmd > klik
OK. Lakukan ping ke komputer sebelah anda dengan mengetikkan perintah ping
IPkomputerDiSebelahAnda.
7. Aktivitas ping tersebut akan terekam oleh Wireshark, simpan hasil capture
dengan memilih menu File > Save As... pada Wireshark.
8. Berdasarkan hasil capture Wireshark tersebut, isikan informasi yang diminta
pada borang yang disediakan.
c. Protokol DHCP
DHCP adalah client/server protocol yang digunakan secara dinamis untuk
memberikan IP address kepada DHCP client. Ini diimplementasikan sebagai pilihan
dari BOOTP. Beberapa operating systems (termasuk Windows 98, Mac OS 8.5 dan
setelahnya) menggunakan APIPA untuk memberikan IP-address jika tidak tersedia
DHCP server. DHCP menggunakan BOOTP sebagai transport protocol.
trafik DHCP:
29
MODUL III
ROUTING
2.
3.
4.
Mampu membangun simulasi suatu jaringan yang terdiri atas PC host dan Router
menggunakan packet tracer
2. Jenis Router
Router terbagi menjadi 2 bagian jika dilihat dari segi fisiknya, yaitu :
a. PC Router
PC router adalah router yang dibuat dari sebuah PC. PC router bisa dioperasikan
karena adanya system operasi yang digunakan pada PC tersebut. Biasanya operating
system yang digunakan adalah Linux
PC Router atau Linux Based Router (karena menggunakan OS Linux)
sebenarnya sangat banyak sekali variannya baik yang berbayar/komersil maupun
yang
Free/open
source.
Yang
komersil
seperti
Mikrotik
OS,Quagga,
b. Dedicated Router
Dedicated router adalah suatu perangkat seperti halnya computer yang memiliki
komponen-komponen dasar, namun memiliki fungsi khusus untuk routing. Banyak
30
sekali varian dari router ini, diantaranya cisco,baynetworks, 3com, Juniper, Apple, DLink.
Seperti komputer, maka router membutuhkan operating system, yaitu IOS
(Internetwork Operating System) untuk menjalankan file konfigurasinya yang
berisikan instruksi dan parameter untuk proses routing. Router menggunakan tabel
dan protocol routing yang berfungsi untuk mengatur lalu lintas data. Paket data yang
tiba di router diperiksa dan diteruskan ke alamat yang dituju.
1. Static Routing
Static Routing adalah rute atau jalur spesifik yang ditentukan oleh admin untuk
meneruskan paket dari sumber ke tujuan.
Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian:
- Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router secara manual
- Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing
- Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data
Seorang administrator harus menggunakan perintah ip route secara manual untuk
mengkonfigurasi router dengan routing statis.
31
2. Default routing
Default routing menggunakan prinsip mengirimkan paket-paket menuju hop
berikutnya. Bisa digunakan ketika di jaringan memiliki jalur keluar (exit path), bukan
looping.
Konfigurasi default routing
Router(config)#ip router 0.0.0.0 0.0.0.0 <default gateway>
3. Dynamic Routing
Dynamic routing secara dinamis akan melakukan update routing dan menemukan
network. Memiliki kemudahan jika dibandingkan dengan routing statis. Terdapat routing
protocol yang mendefinisikan kumpulan peraturan yang dibutuhkan ketika router sedang
berkomunikasi tentang informasi routing dengan router tetangganya. Misalkan
RIP(Routing Information Protocol) dan IGRP (Internet Gateway Routing Protocol). Pada
Dynamic Routing terdapat Administrative distance dan Routing Protocol.
a. Administrative distances
Administrative distance (untuk selanjutnya akan di singkat AD) digunakan
untuk mengukur apa yang disebut truworthiness (ke-dapat-percayaan) dari informasi
routing yang di terima oleh sebuah router tetangga. Sebuah AD adalah bilangan bulat
dari 0 sampai 255, di mana 0 adalah yang palng dapat di pecaya dan 255 berarti tidak
akan lalu lintas data melalu route ini.
Jika sebuah router memliki dua update mengenai network yang sama, maka hal
yang sama yang di cek oleh router adalah AD. Jika satu dari route yang di-advertised
(di umumkan oleh router lain) memiliki AD yang lebih rendah dari yang lain, maka
route dengan AD terendah tersebut akan di tempatkan di routing table.
Jika kedua route di-advertised memiliki AD yang sama, maka yang di gunakan
untuk memilih jalur terbaik adalah metrics dari routing protocol (misalnya hop atau
bandwidth). Route yang di-advertised dengan metric terendah akan di tempatkan oleh
routing table. Tetapi jika kedua route memiliki AD dan metric yang sama, maka
routing protocol akan melakukan load balance ke network remote (yang berarti router
akan mengirimkan paket melalui kedua link yang memiliki AD dan metric yang sama
tersebut)
32
Sumber route
AD default
Route statis
EIGRP
90
IGRP
100
OSPF
110
RIP
120
External EIGRP
170
b. Routing Protocol
Routing Protocol adalah program yang mengubah informasi yang digunakan
untuk membangun tabel routing. Pada praktikum kali ini, akan diperkenalkan 2
Routing Protocol yang biasa digunakan, yaitu sebagai berikut:
Distance Vector
Protokol ini mencari jalur terbaik ke sebuah network dengan menilai jarak.
Algoritma routing distance vector mengirimkan isi routing table yang lengkap ke
router-router tetangganya, yang kemudian menggabungkan entri-entri di routing
table yang diterima tersebut dengan routing table yang mereka miliki untuk
melengkapi routing table router tersebut, contoh : RIP, IGRP.
o
Routing Information Protokol ( RIP):
Routing Information Protokol (RIP) adalah standard dasar dari protocol routing
distance vector, Interior gateway.RIP menggunakan hop count untuk menentukan
33
jalur terbaik diantara dua lokasi..Setiap paket melewati router maka dihitung 1 hop.
Maximum yang dapat dijangkau oleh protokol routing RIP adalah 15 hop.
Pada pengupdatean dari routing table dan mengirimkan table informasi routing
yang telah di update kepada perangkat disekitarnya. Langkah langkah ini terus
diulang oleh setiap router.
RIP terdapat dua versi yaitu:
RIP versi 1 hanya mendukung classfull, subnet harus menggunakan netmask
yang sama.
RIP versi 2 sudah bisa mengenali subnet yang netmasknya berbeda.
Konfigurasi RIP:
Router(config)# router rip
Router(config-router)#network <network address>
Link State
Pada protokol link-state setiap router akan menciptakan tiga buah table terpisah.
Satu table mencatat perubahan dari network-network yang terhubung langsung, satu table
lain menentukan topologi dari keseluruhan internetwork, dan table terakhir digunakan
sebagai routing table. Router yang link-state mengetahui lebih banyak tentang
internetwork dibandingkan semua jenis routing protokol yang distance-vector.
Algoritma yang dipakai oleh link-state yaitu algoritma djikstra di mana jalur
terpendek akan dibangun berdasarkan jalur-jalur terbaik dan disimpan di tabel routing.
Tetapi kelemahan dari link-state yaitu membutuhkan resource yang besar seperti memory
yang besar untuk menyimpan table routing, contoh: OSPF, IS-IS.
34
35
3.4
Prosedur Praktikum
Sebelum menghubungkan router, router perlu dikonfigurasi terlebih dahulu, perintah
yang umum di gunakan:
1. Routing statis
Sebelum kita mengkonfigurasi router kita tambahkan dulu modul serial pada router 0 dan
router 1, penambahan tersebut di maksudkan, karena kita menggunakan koneksi serial antara
router 0 dan router 1.
36
2. Routing Dinamis
Contoh routing menggunakan RIP:
37
Contohmenggunakan OSPF
39
40
Modul IV
ACL DAN NAT
4.1 Tujuan Praktikum:
1. Mengenal ACL dan NAT
2. Mengetahui konsep dan cara kerja ACL dan NAT
2. Mengetahui jenis-jenis ACL dan NAT
3. Dapat mengkonfigurasi ACL dan NAT pada router dengan menggunakan simulator
41
Untuk mengontrol apakah suatu paket akan diteruskan atau diblok pada interface tertentu,
ACL harus didefinisikan pada interface tersebut. Pada interface tersebut, ACL mengontrol trafik
pada satu arah (inbound/outbound). Setiap interface yang diberi ACL boleh
memilikibeberapaaturan kontrol yang berbeda pada arah inbound maupun outbound.
1. Fungsi ACL
Berikut ini adalah fungsi dari ACL:
Membatasi jaringan dan meningkatkan unjuk kerja jaringan. Misalnya, ACL memblok
trafik video, sehingga dapat menurunkan beban jaringan dan meningkatkan unjuk kerja
jaringan.
ACL mampu memblok update routing. Jika update tidak dibutuhkan karena kondisi
jaringan, maka bandwidth dapat dihemat.
Mampu memberikan dasar keamanan untuk akses ke jaringan. Misalnya, host A tidak
diijinkan akses ke jaringan HRD dan host B diijinkan.
Memutuskan jenis trafik mana yang akan dilewatkan atau diblok melalui interface router.
Misalnya, trafik email dilayani, trafik telnet diblok.
42
Keputusan dibuat berdasarkan pernyataan apakah paket yang melewati suatu interface
cocok dengan daftar akses atau tidak. Kemudian menerima atau menolak sesuai apa yang
didefinisikan di daftar pernyataan. Kalau ditemukan pernyataan yang cocok dengan daftar akses,
maka router akan melakukan perintah menerima atau menolak akses.
3. Prinsip ACL
Ada dua tahap untuk membuat ACL, tahap pertama masuk ke mode global config
kemudian memberikan perintah access-list dan diikuti dengan parameter-parameter. Tahap kedua
adalah menentukan ACL ke interface yang ditentukan.
Dalam TCP/IP, ACL diberikan ke satu atau lebih interface dan dapat memfilter trafik
yang masuk atau trafik yang keluar dengan menggunakan perintah ip access-group pada mode
configuration interface. Perintah access-group dikeluarkan harus jelas dalam interface masuk
atau keluar. Dan untuk membatalkan perintah cukup diberikan perintah no access-list listnumber.
43
Inbound dan outbound interface harus dilihat dari port arah masuk router
Pernyataan akses diproses secara sekuensial dari atas ke bawah sampai ada yang cocok.
Jika tidak ada yang cocok maka paket ditolak dan dibuang
Terdapat pernyataan deny any pada akhir access list dan tidak kelihatan di konfigurasi
Access list yang dimasukkan harus difilter dengan urutan spesifik ke umum. Host tertentu
harus ditolak dulukemudian grup atau umum
Kondisi cocok dijalankan dulu. Diijinkan atau ditolak dijalankan jika ada pernyataan
yang cocok
Baris baru selalu ditambahkan di akhir access list. Perintah no access-list x akan
menghapus semua daftar
Access list berupa IP akan dikirim sebagai pesan ICMP host unreachable ke pengirim
dan akan dibuang
Access list harus dihapus dengan hati-hati, beberapa versi IOS akan mengaplikasikan
default deny any ke interface dan semua trafik akan berhenti
Outbound filter tidak akan mempengaruhi trafik yang asli berasal dari router local.
2 Baris terakhir dari sintaks diatas merupakan cara assign ACL pada interface Ethernet
pada suatu router dan diterapkan pada arah inbound (arah masuk). Pada kondisi lain bisa juga
diterapkan pada arah outbound (arah keluar). Interface dapat berbeda-beda tergantung dari port
yang tersedia pada router, bisa Ethernet, fast Ethernet, Giga Ethernet, maupun serial.
44
Ada dua kata kunci pada sintaks di atas, yaitu any dan host. Anydapat menggantikan IP
address 0.0.0.0 dengan wildcard mask 255.255.255.255 atau dapat dikatakan semua paket ditolak
atau diteruskan oleh ACL. Host disini maksudnya adalah, menentukan host yang akan ditolak
atau diteruskan oleh ACL dengan memasukkan IP address host tersebut.
Untuk menampilkan informasi interface IP dan apakah terdapat ACL pada interface
tertentu dapat menggunakan perintah show ip interface. Dan perintah show access-lists untuk
menampilkan isi dari ACL dalam router.
45
5. Jenis-jenis ACL
1). Standard Access Control Lists:
Standard ACL digunakan untuk memfilter paket hanya berdasarkan source IP address
dan diterapkan pada interface yang terdekat dengan tujuan. Standar ACL didefinisikan dengan
nomor antara 1 sampai 99 (dan juga antara 1300 sampai 1999 pada IOS yang baru).
46
Solusi dari permasalahan ini agar setiap user mampu terkoneksi adalah dengan menggunakan
metoda Network Address Translation (NAT).
NAT adalah suatu metoda yang mentranslasikan IP address Public ke IP address
Private. IP Public itu sendiri adalah suatu IP address yang terdaftar dalam lembaga IANA
sehingga suatu jaringan LAN bisa terkoneksi ke jaringan global (internet). Sedangkan IP
Private adalah IP address yang penggunaannya tidak terdaftar dalam IANA.
Sehingga bisa disederhanakan bahwa fungsi dari metode NAT ini yaitu untuk
menghubungkan lebih dari satu komputer dengan berbagai IP Private ke jaringan internet
dengan menggunakan satu alamat IP Public. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan
karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan
kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan.
1. Jenis-jenis NAT
1). Static dan Dynamic NAT
NAT Terbagi dalam 2 Tipe, yaitu Static NAT dan Dynamic NAT. Pada Static NAT,
setiap IP Address Private akan ditranslasikan ke salah satu IP Public secara permanen one-toone.
192.168.1.1
222.3.4.1
192.168.1.2
222.3.4.2
192.168.1.3
222.3.4.3
Static NAT
Sedangkan pada Dynamic NAT, pemetaan alamat IP terjadi secara one-to-one namun
berdasarkan salah satu IP address Public pada suatu kelompok (pool) yang tersedia secara
otomatis. Translasi pada Dynamic NAT itu terjadi pada saat dipakai sehingga akan berubah
sesuai dengan kebutuhan.
192.168.1.1
222.3.4.1
192.168.1.2
222.3.4.5
222.3.4.100
192.168.1.3
Dynamic NAT
47
222.3.4.1:11
192.168.1.2
222.3.4.1:12
192.168.1.3
222.3.4.1:13
PAT
2. Keamanan
Dalam NAT terdapat Access List yang membantu dalam hal keamanan data. Misalkan
saja diberi suatu kondisi pada server, bahwa yang dapat mengakses Server hanya jaringan
local. Dengan begitu NAT sudah lebih baik dalam hal Security agar data lebih aman.
3. Administrasi Jaringan
Dengan NAT, suatu jaringan yang besar dapat dipecah-pecah menjadi jaringan yang
lebih kecil. Bagian-bagian kecil tersebut masing-masing memiliki satu alamat IP, sehingga
dapat menambahkan atau mengurangi jumlah komputer tanpa memengaruhi jaringan secara
keseluruhan. Selain itu, pada gateway NAT modern terdapat serverDHCP yang dapat
mengkonfigurasi komputer client secara otomatis. Hal ini sangat menguntungkan bagi admin
jaringan karena untuk mengubah konfigurasi jaringan, admin hanya perlu mengubah pada
komputer server dan perubahan ini akan terjadi pada semua komputer client.
48
ACL
A. Standard ACL
Diberikan struktur jaringan seperti gambar di bawah ini:
Pada kasus kali ini akan dibuat sedemikian sehingga semua komputer pada network
172.16.3.0/24 tidak dapat mengakses server pada network 172.16.5.0/24.
Masukkan access list pada Router 2 sesuai dengan persyaratan:
Router_A(config)#access-list 1 deny 172.16.3.0 0.0.0.255
Router_A(config)#access-list 1 permit any
Setelah itu, assign access list tersebut pada port Fa1/0:
Router_A(config)#int fa1/0
Router_A(config-if)#ip access-group 1 out
Kemudian cek apakah ACL berhasil diterapkan dengan cara mengirimkan paket ping dari
salah satu PC pada network 172.16.3.0 ke server.
B. Extended ACL
Diberikan struktur jaringan seperti gambar di bawah ini:
49
50
NAT
A. Static NAT
51
Konfigurasi Router0
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#hostname R1
R1(config)#interface fastethernet 0/0
R1(config-if)#ip address 192.168.0.1 255.0.0.0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#exit
52
53
C. PAT
Konfigurasi Router 0
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname R1
R1(config)#interface fastEthernet 0/0
R1(config-if)#ip address 192.168.0.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#exit
R1(config)#interface serial 0/0/0
R1(config-if)#ip address 30.0.0.1 255.0.0.0
R1(config-if)#clock rate 64000
R1(config-if)#bandwidth 64
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#exit
R1(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 serial 0/0/0
R1(config)#access-list 1 permit 192.168.0.0 0.0.0.255
R1(config)#ip nat pool test 50.0.0.1 50.0.0.1 netmask 255.0.0.0
R1(config)#ip nat inside source list 1 pool test overload
R1(config)#interface fastEthernet 0/0
R1(config-if)#ip nat inside
R1(config-if)#exit
54
Konfigurasi Router1
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface serial 0/0/0
Router(config-if)#ip address 30.0.0.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 20.0.0.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 serial 0/0/0
55