Anda di halaman 1dari 25

Kelas B Reguler

PERKEMBANGAN TEORI FISIKA MASA KINI


( disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Fisika )

Oleh :
Devi Aprillia N

(120210102015)

Defrin Yuniar K.S.

(120210102027)

Desi Rahmawati

(120210102071)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

Fisika (Bahasa Yunani: (physikos), alamiah, dan


(physis), Alam) adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas.
Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang
dan waktu.
Fisikawan mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat
beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi
(fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan
kosmos. Sejarah fisika sepanjang yang telah diketahui telah dimulai pada tahun
sekitar 2400 SM, ketika kebudayaan Harappa menggunakan suatu benda untuk
memperkirakan dan menghitung sudut bintang di angkasa. Sejak saat
itu fisika terus berkembang sampai ke level sekarang. Perkembangan ini tidak
hanya

membawa

perubahan

di

dalam

bidang

dunia

benda,

matematika dan filosofi namun juga, melalui teknologi, membawa perubahan ke


dunia sosial masyarakat. Berikut ini perkembangan teori fisika masa kini,
mengenai atom, fenomena lubang hitam, teori bigbang dan sumur potensial
1.

Perkembangan Teori Atom Quark


Fisika Partikel adalah fenomena alam yang terjadi pada level subatomik.

Objektif dari Fisika Partikel adalah mencari jawaban atas dua pertanyaan kunci:
(1) Apa elemen fundamental dari material, dan (2) bagaimana mereka
berinteraksi. Ilmu dan pemahamanan ini kemudian disimpulkan dalam sebuah
Model Acuan (Standard Model).
Pencarian Partikel Pembangun Materi : dari Atom ke Quark
Elemen fundamental didefenisikan sebagai elemen dasar penyusun alam
semesta, disebut juga partikel dasar atau partikel pembangun materi karena
kombinasi partikel inilah materi tersusun. Dalam perhitungan para teoritis,
partikel dasar ini dipandang sebagai partikel titik.
Pandangan bahwa atom adalah partikel titik dan tak bisa dibagi lagi
dipostulatkan oleh John Dalton pada tahun 1803. Sayangnya, Atom itu bukanlah
elemen fundamental. Berturut-turut penemuan elektron oleh J. J. Thomson (1897),
inti atom dan proton oleh Rutherford (1911), dan neutron oleh Chadwick (1932)
meruntuhkan postulat atom sebagai partikel titik. Elekron kemudian diketahui
adalah salah satu elemen fundamental penyusun materi. Partikel-partikel dengan

ukuran kecil dari atom (seperti netron, proton, dan elektron) disebut partikel
subatomik. (Author, 2010)
Pada tahun 1964 Murray Gell-mann dan George Zwei mempublikasikan
proposal baru tentang partikel titik. Perilaku ratusan partikel dapat dijelaskan
sebagai kombinasi dari elemen fundamental yang bernama : QUARK. Quark
bersama elektron kemudian menjadi 2 partikel pembentuk materi pertama yang
ditemukan. Gell-mann mendapat hadiah Nobel tahun 1969 atas sumbanganya
mengklasifikasi elemen fundamental. Keberadaan quark kemudian terbukti lewat
beberapa eksperimen dengan metoda scattering.
Model kuark pertama kali diajukan oleh fisikawan Murray Gell-Mann
dan George Zweig di tahun 1964. Fisikawan lainnya Yuval Ne'eman juga
mengembangkan skema serupa dengan jalur unsur delapan pada tahun yang sama.
Pada saat awal teori kuark ini, partikel liar (atau Particel zoo) juga diikutkan,
termasuk partikel lainnya.
Gell-mann dan Zweig mengemukakan bahwa mereka bukanlah partikel
dasar, melainkan terdiri dari pasangan kuark-antikuark. Model mereka terdiri
dari tiga jenis/rasa naik (up), turun (down), asing (strange), properti mereka
seperti spin dan muatan listrik. Reaksi awal dari komunitas fisika dari proposal ini
beragam. Ada anggapan khusus tentang apakah quark adalah entitas fisik atau
abstark yang digunakan untuk menjelaskan konsep yang pada saat itu belum
sepenuhnya dimengerti.
Jadi, setelah menganalisis teorinya lebih mendalam, pada tahun 1964 GellMann menyimpulkan semua hadron dapat dipandang tersusun dari tiga partikel
dasar tersederhana, berspin , yang ia namai Quark. Namun, berbeda dari
elektron yang dapat bebas berkelana, quark terikat erat di dalam hadron. Ketiga
quark ini masing-masing memiliki sifat khas yang dibedakan dengan nama : up
(u), down (d) dan strange (s). Nama-nama ini hanyalah label belaka, tidak ada
sangkut pautnya dengan arti kata sebenarnya.
(Hans J Wospakrik, 2005 : 282)
Kurang

dari

setahun,

ekstensi

untuk

model

Gell-Mann-Zweig

diusulkan. Sheldon Lee Glashow dan James Bjorken memprediksi eksistensi


kuark jenis keempat, yang mereka namakan Charm. Penambahan itu juga

diajukan karena hal tersebut memungkinkan untuk penjelasan yang lebih baik
dari interaksi lemah (mekanisme yang menyebabkan kuark untuk meluruh),
menjumlahkan jumlah nilai kuark dengan nilai dari lepton, dan terkandung massa
formula yang dengan tepat massa meson yang diketahui.
Pada tahun 1968, dalam eksperimen hamburan inelastis di Stanford Linear
Accelerator Center (SLAC) menunjukan bahwa proton yang terdapat jauh lebih
kecil, benda seperti titik dan karena itu bukan partikel elementer. Fisikawan
enggan untuk mengidentifikasi benda-benda ini dengan quark pada saat itu,
bukannya menyebut mereka "parton"istilah yang diciptakan oleh Richard
Feynman. Benda-benda yang diamati di SLAC kemudian akan diidentifikasi
sebagai kuark naik (top) dan kuark turn sebagai rasa lain yang ditemukan.
Namun,"parton" tetap digunakan sebagai istilah kolektif untuk konstituen dari
hadron (quark, antiquark, dan gluon).
Keberadaan quark asing itu secara tidak langsung divalidasi oleh
eksperimen hamburan SLAC : tidak hanya itu komponen penting dari Gell-Mann
dan model tiga-quark Zweig, tapi itu memberikan penjelasan untuk kaon (K)
dan pion () hadron yang ditemukan di sinar kosmik pada tahun 1947.
Dalam

sebuah

makalah

pada

tahun

1970,

Glashow, John

Iliopoulos dan Luciano Maiani disajikan penalaran lebih lanjut untuk keberadaan
quark pesona yang belum ditemukan. Jumlah rasa quark berkembang menjadi
enam rasa saat ini pada tahun 1973, ketika Makoto Kobayashi dan Toshihide
Maskawa mencatat

bahwa

pengamatan

eksperimental

CP

dilanggar bisa

dijelaskan jika ada sepasang quark.

Foto yang memperlihatkan peristiwa yang menyebabkan penemuan ++cbaryon,


di Brookhaven National Laboratory pada tahun 1974

Quark pesona diproduksi hampir bersamaan oleh dua tim pada bulan
November

1974

(lihat Revolusi

November)satu

di

SLAC

di

bawah

pimpinan Burton Richter, dan satunya di Brookhaven National Laboratory di


bawah pimpinan Samuel Ting. Quark pesona yang diamati terikat dengan
antiquark pesona di meson. Keduanya telah ditetapkan meson dengan dua simbol
yang berbeda, J dan ; dengan demikian, resmi dikenal sebagai meson J/ meson.
Penemuan ini akhirnya meyakinkan komunitas fisika validitas untuk model quark
itu.
(Wikipedia, 2014)
Jadi, dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa :
Quark, sebagaimana dijelaskan dalam model standar pada fisika partikel,
gabungan antar Quark membentuk partikel komposit bernama Hadron. Partikel
Hadron yang paling stabil berupa Proton & Neutronyang merupakan komponen
pembentuk inti atom. Quark tidak pernah diteliti atau ditemukan secara langsung
secara isolasi. Quark hanya ditemukan di dalamHadron, seperti Barion,
dan Meson.
Quark merupakan partikel fundamental yang memiliki muatan listrik
kelipatan pecahan dari muatan listrik elektron yaitu +2/3e dan -1/3e. Sampai saat
sekarang

kita

mengenal

jenis

kuark

Up, Down, Strange, Charms, Bottoms dan Top.

yang

terdiri

Up dan Down memiliki

dari

massa

yang terlemah.
Di antara keenam jenis quark, quark terberat berubah jenis menjadi quark
up dan down melalui proses peluruhan partikel, transformasi quark terberat
menjadi quark teringan. Karena inilah quark up maupun quark down merupakan
jenis quark terstabil di antara keenam jenis quark dan yang paling umum dijumpai
di alam. Sedangkan quark Strange, Charms, Bottoms dan Top hanya dapat
ditemukan atau dihasilkan di high energy collision (tumbukan berenergi tinggi,
seperti Sinar kosmik dan di partikel akselerator/LHC). Hanya quark-lah yang
memenuhi

keempat interaksi

fundamental,

dikenal

juga

sebagai gaya

fundamental (elektromagnetik, gravitasi, interaksi kuat, dan interaksi lemah). Dan


untuk setiap jenis quark terdapat jenis lawannya yaitu antiquark.

6 buah partikel quark (bagian kiri atas yang berwarna violet) dalam model
standar
Quark

Sebuah proton, tersusun atas 2 up quark dan satudown


quark (Pewarnaan Muatan warna pada tiap quark tidak begitu
penting, hanya ketiga warna tersebut diwakilkan.)
Komposisi:

Partikel dasar

Generasi:

Ke-1, ke-2, ke-3

Interaksi:

Elektromagnetik, Gravitasi,Interaksi
Kuat, Interaksi Lemah

Simbol:

Antipartikel:

Antiquark (q)

Penggagas:

Murray Gell-Mann (1964)


George Zweig (1964)

Penemu:

SLAC (~1968)

Tipe:

6 (up, down, strange,charm, bottom, and top)

Muatan
listrik:

+23 e, 13 e

Spin:

Angka
Baryon:

(Wikipedia, 2014)
Nilai muatan listrik quark ialah 13 atau 23 tergantung jenis dari quark itu
sendiri. Quark Up, Charms, dan Top memiliki nilai muatan listirik +23.
Sedangkan Down, Strange dan Bottom memiliki nilai muatan 13.
Anti Partikel (Anti Quark)
Anti partikel pertama kali diramalkan oleh Dirac dalam persamaan Dirac.
Persamaan Dirac adalah persamaan yang berhasil mengawinkan konsep relativitas
khusus dengan mekanika kuantum. Persamaannya yang dipublikasikan pada tahun
1928 ini memperbaiki persamaan Schrodinger yang tidak bisa dipakai untuk kasus
relativisik. Kasus relativistik adalah melibatkan kecepatan mendekati kecepatan
cahaya. Elektron misalnya, pada kenyataannya bergerak mendekati kecepatan
cahaya.
Dipostulatkan bahwa setiap partikel memiliki anti partikel, memiliki sifat
yang sama kecuali muatannya berbeda. Misalnya positron adalah anti partikel dari
elektron, memiliki massa, ukuran, mematuhi semua hukum konservasi yang juga
dipatuhi elektron, namun muatannya adalah positif. Antiquark memiliki nilai
muatan listrik yang belawanan dengan quark. Tipe Up antiquark 23 dan tipe
Down antiquark +13. Karena muatan listrik dari Hadron adalah jumlah muatan
dari quark konstituen, semua hadron memiliki muatan bilangan bulat: kombinasi
dari tiga quark (baryon), tiga antiquark (antibaryon), atau quark-antiquark (meson)
selalu dihasilkan muatan bilangan bulat. Contohnya, konstituen hadron dari inti
atom, neutron, dan proton, masing-masing memiliki muatan 0 dan +1: neutron
tersusun atas 2 kuark turun dan 1 kuark naik, dan proton dari 2 kuark naik dan 1
kuark turun.
Apa yang terjadi apa bila partikel bertemu dengan anti partikelnya? Inilah
yang disebut proses penghilangan (annihiliation process Energi). Ketika proses

ini terjadi, materi membentuk Meson, senyawa yang sering muncul dalam
pembusukan partikel buatan manusia seperti yang terjadi pada akselerator
partikel, reaktor nuklir, dan sinar kosmik. Meson, Baryon, dan partikel jenis lain
akan mengambil bagian dalam interaksi kuat yang disebut Hadron.
Keberadaan anti partikel itu pertama kali dibuktikan oleh Carl Anderson
pada tahun 1932 di Fermilab, Chicago Amerika Serikat. Anderson menembakkan
partikel bermuatan ke dalam bubble chamber yang berisi superheated liquid dan
dikelilingi medan magnet. Partikel akan meninggalkan jejak pada uap cairan
tersebut, dan partikel bermuatan akan dibelokkan oleh medan magnet. Arah belok
partikel selalu berlawanan arah dengan anti partikelnya. Carl Anderson meraih
penghargaan Nobel pada tahun 1935 atas sumbangannya itu.

2.

Lubang Hitam (Black Hole)


Lubang hitam (black hole) adalah sebuah pemusatan massa yang cukup

besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi
yang sangat besar ini mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku
terowongan kuantum. Tak ada sesuatu, termasuk radiasi elektromagnetik yang
dapat lolos dari gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat
keluar atau melewatinya, dari sini diperoleh kata hitam. Istilah lubang hitam telah
tersebar luas, meskipun tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti biasa, tetapi
merupakan sebuah wilayah di angkasa di mana semua tidak dapat kembali. Secara
teoritis, lubang hitam dapat memiliki ukuran apa pun, dari mikroskopik sampai ke
ukuran alam raya yang dapat diamati.

Teori adanya lubang hitam pertama kali diajukan pada abad ke-18
oleh John

Michell and Pierre-Simon

Laplace,

selanjutnya

dikembangkan

oleh astronom Jerman bernama Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan
berdasar pada teori relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin
dipopulerkan oleh Stephen William Hawking.
Teori lubang hitam dikemukakan lebih dua ratus tahun lalu. Pada 1783,
ilmuwan Barat, John Mitchell mencetuskan teori mengenai kemungkinan
wujudnya sebuah lubang hitam setelah beliau meneliti dan mengkaji teori
gravitasi Isaac Newton. Beliau berpendapat, jika objek yang dilemparkan tegak
lurus ke atas, maka ia akan terlepas dari pengaruh gravitasi Bumi setelah
mencapai kecepatan lebih dari 11 kilometer perdetik, maka tentu ada planet atau
bintang lain yang memiliki gravitasi lebih besar daripada Bumi. Istilah lubang
hitam pertama kali digunakan oleh ahli fisika Amerika Serikat, John Archibald
Wheeler pada 1968.
Wheeler memberi nama demikian kerana lubang hitam tidak dapat dilihat,
kerana cahaya turut tertarik ke dalamnya sehingga kawasan disekitarnya menjadi
gelap. Menurut teori evolusi bintang, lubang hitam berasal dari sejenis bintang
biru yang memiliki suhu permukaan lebih dari 25,000 derajat celcius. Ketika
pembakaran hidrogen di bintang biru yang memakan waktu kira-kira 10 juta tahun
selesai, ia menjadi bintang biru raksasa. Kemudian, bintang itu menjadi dingin
dan menjadi bintang merah raksasa. Dalam fase itulah, akibat tarikan gravitasinya sendiri, bintang merah raksasa mengalami ledakan dahsyat atau disebut
dengan Supernova dan menghasilkan dua jenis bintang yaitu bintang Netron dan
lubang hitam.
Supernova Pengamatan dari teleskop sinar-X ruang angkasa selama lebih
dari satu dekade menunjukkan kekuatan tarikan gravitasi lubang hitam
menyebabkan banyak bintang yang hancur dan ditelan olehnya. Ahli-ahli
astronomi sudah berhasil mengamati bagaimana proses lubang hitam menyedot
gas yang berterbangan di sekitarnya. Gas yang disedot itu menjadi panas sehingga
memancarkan radiasi dalam berbagai panjang gelombang, mulai dari gelombang
radio hingga gelombang sinar-X. Berdasarkan pengamatan ahli-ahli astronomi
dari Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics , Jerman , pernah

menyaksikan sebuah bintang yang mendekati lubang hitam raksasa dan akhirnya
lenyap ditelan. Lubang hitam raksasa yang berhasil disaksikan tersebut berada di
pusat galaksi RX J1242-11 yang berjarak 700 juta tahun cahaya dari Bumi.
Bintang itu memiliki ukuran sebesar Matahari sistem tata surya kita.
Bintang tersebut hancur sedikit demi sedikit dan ditarik ke dalam lubang
selama beberapa hari. Pada tahap awal, ia kehilangan gas-gas yang berada di
sekelilingnya. Setelah itu, bintang tersebut menjadi lebih panas jutaan darajat
celcius dan ahirnya hilang ditelan lubang hitam. Dalam proses itu, ia melepaskan
tenaga yang sangat kuat yaitu setara dengan tenaga yang dihasilkan pada ledakan
Supernova. Ahli astronomi dapat memperkirakan kedudukan lubang hitam dengan
cara memperhatikan cahaya di sekitar bintang ataupun gas di angkasa. Apabila
suatu tempat di angkasa luar tidak ditemui cahaya tetapi di sekitarnya terdapat
banyak objek-objek angkasa menuju ke satu titik dengan kecepatan tinggi
sebelum ahirnya menghilang, maka titik tersebut tidak lain adalah lubang hitam.

Lubang hitam merupakan


fenomena alam yang paling eksotis
ditemui dalam fisika saat ini. Sifat
ruang-waktu dalam sebuah lubang
hitam cukup membuat ilmu lubang
hitam tampak lebih seperti fiksi
ilmiah. Bahkan lebih mengejutkan
adalah koneksi fisika lubang hitam
dengan termodinamika. Secara klasik lubang hitam menjadi bintang mati
sempurna, yaitu harus memiliki nol mutlak sebagai temperatur fisik. Tapi itu tidak
begitu sejak Hawking telah menemukan penemuan yang mengejutkan bahwa
lubang hitam memancarkan termal sedangkan Bekenstein menyarankan bahwa
ada entropi terkait dengan lubang hitam, yaitu entropi lubang hitam. Namun,
lubang hitam memiliki entropi yang pertama muncul dari kesadaran bahwa dalam
horizon peristiwa luas permukaan cenderung luar biasa untuk meningkat ketika
mengalami transformasi apapun diperhatikan oleh Floyd dan Penrose dan
kemudian didukung oleh Christodoulou. Hawking adalah orang pertama yang

memberikan bukti umum bahwa luas permukaan dari lubang hitam tidak dapat
menurun dalam setiap proses dan selain itu ia menunjukkan bahwa ketika dua
lubang hitam menyatu, area lubang hitam yang dihasilkan tidak bisa lebih kecil
daripada jumlah daerah awal. Hal ini mengingatkan kita pada hukum kedua
termodinamika biasa yang menyatakan bahwa perubahan dari suatu sistem
termodinamika tertutup berlangsung di arah peningkatan entropi. Secara historis,
fisikawan tidak yakin tentang validitas termodinamika lubang hitam sebelum
radiasi Hawking ditemukan.
Lubang hitam dengan segala karakteristiknya seperti yang telah dijelaskan
di atas merupakan hal yang tidak biasa ditemui dalam kerangka makroskopik
kehidupan manusia sehari-hari, sehingga pada awal mulanya teori yang
berdasarkan observasi ini tidak begitu menarik untuk dibahas. Akan tetapi, hal
tersebut berubah setelah berkembangnya ilmu fisika modern, khususnya
perkembangan teori relativitas yang membahas mengenai ruang dan waktu.
Kebanyakan orang berpikir tentang lubang hitam sebagai sebuah wilayah
dimana semua yang ada disekitarnya akan masuk ke dalam dan tidak akan
kembali lagi.Tapi hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebuah lubang hitam
adalah tempat di mana terdapat gravitasi yang sangat kuat sehingga kecepatannya
lebih cepat daripada kecepatan cahaya.
Pada relativitas umum, horizon peristiwa adalah perbatasan dalam ruangwaktu, suatu daerah disekitar lubang hitam, yang di dalamnya peristiwa-peristiwa
tidak dapat mempengaruhi pengamat yang berada di luar. Cahaya yang
dipancarkan dari dalam horizon peristiwa tidak akan pernah bisa mencapai
pengamat , dan apapun yang melewati horizon peristiwa dari sisi pengamat
nampak diam ditempat, dengan citranya menjadi lebih bergeser ke arah merah
seiring berjalannya waktu. (Wospakrik, H. J., 1987)
Lubang hitam dipahami sebagai suatu kawasan yang tidak memiliki
kemungkinan untuk berkomunikasi dengan kawasan di luarnya. Batas kawasan ini
dikenal sebagai horizon peristiwa. Lubang hitam adalah perwujudan dari
singularitas.

Diagram ruang-waktu
Diagram ruang-waktu yang menunjukkan suatu partikel yang dipercepat,
P, dan suatu peristiwa E yang ada di luar horizon peristiwa partikel tersebut.
Kerucut cahaya muka dari peristiwa tersebut tidak pernah berpotongan dengan
garis dunia partikel itu.
Jika suatu partikel bergerak dengan kecepatan tetap dalam alam semesta
tak mengembang yang bebas dari medan gravitasi, peristiwa apapun yang terjadi
dalam alam semesta itu akhirnya akan teramati oleh partikel tersebut, karena
kerucut cahaya muka dari peristiwa-peristiwa ini berpotongan dengan garis dunia
partikel itu. Di pihak lain, jika partikel tersebut dipercepat, pada beberapa situasi
kerucut cahaya dari beberapa peristiwa tidak pernah memotong garis dunia
partikel itu. Dalam keadaan ini, horizon peristiwa ada pada kerangka acuan (yang
dipercepat) dari partikel tersebut, mewakili perbatasan yang diluarnya peristiwaperistiwa tidak dapat diamati.
Contohnya, ini terjadi dengan partikel dipercepat secara seragam. Diagram
ruang-waktu situasi ini ditunjukkan pada gambar diatas. Saat partikel itu
mengalami percepatan, ia mendekati, namun tidak pernah mencapai, kecepatan
cahaya mengacu pada kerangka acuan asalnya. Pada diagram ruang-waktu,
jalurnya adalah hiperbola, yang mendekati secara asimtot suatu garis 45 derajat
(jalur dari berkas cahaya). Suatu peristiwa yang tepian kerucut cahayanya
merupakan asimtot ini atau lebih jauh dari asimtot ini tidak akan pernah teramati

oleh partikel yang dipercepat itu. Pada kerangka acuan partikel itu, nampaknya
merupakan perbatasan di baliknya dari mana tak satu sinyalpun yang dapat lolos
(sebuah horizon peristiwa). (Russel, B., 1960)
Akan tetapi, penelitian sekarang ini menanyakan : apakah lubang hitam
benar-benar ada ?
Apakah lubang hitam benar-benar ada? Untuk menjawabnya, Laura
Mersini-Houghton, seorang fisikawan University of North Carolina di Chapel ini
punya pandangan kontroversial. Ia mengatakan,lubang hitam itu tidak ada, dan hal
tersebut terbukti secara matematika.
Secara sederhana, lubang hitam bisa didefinisikan sebagai sebuah obyek
dengan gravitasi kuat di alam semesta. Karena pengaruh gravitasi tersebut, maka
tidak ada satu pun yang bisa lari ketika sudah dipengaruhi gaya gravitasi,
termasuk cahaya sekalipun. "Saya masih belum berhenti terkejut dengan hasil ini.
Kita telah mempelajari masalah ini selama lebih dari 50 tahun dan hasil analisis
ini membuat kita harus berpikir kembali," katanya.
Diketahui, selama puluhan tahun, para ilmuwan beranggapan, lubang
hitam terbentuk ketika sebuah bintang mengalami kolaps menjadi hanya sebuah
titik di alam semesta. Fenomena ini disebut juga dengan singularitas. Sebagai
gambaran, kita bisa membayangkan Bumi yang tiba-tiba mengecil menjadi hanya
sebesar kacang.
Saat lubang hitam terbentuk, ada semacam batas luar yang disebut horison
peristiwa. Apa pun yang melewati batas itu kemudian akan "dimakan" oleh
lubang hitam dan tak akan bisa kembali atau lari. Batas itu kerap disebut "point of
no return."
Kesimpulan bahwa lubang hitam tak ada sendiri didasarkan atas
sanggahan Mersini-Houghton pada hasil riset Stephen Hawking pada 1974. Hasil
riset itu menyatakan bahwa lubang hitam mengemisikan radiasi. MersiniHoughton memang setuju dengan Hawking. Ketika bintang kolaps, maka dia
akan mengemisikan radiasi. Namun, lewat matematika, ia menemukan, saat
bintang mengemisikan radiasi, maka bintang itu juga akan kehilangan massa.

Kehilangan massa akan memperkecil densitas bintang yang kolaps. Kalau


itu terus terjadi hingga densitas sangat kecil, maka lubang hitam dan horison
peristiwa tidak akan bisa terbentuk.
Mengetahui bahwa lubang hitam tidak akan bisa terbentuk lewat proses
yang selama ini diyakini, Mersini-Houghton menyatakan bahwa lantas
menyatakan, lubang hitam tidak ada. Memang, eksperimen bisa saja dilakukan
untuk membuktikan apakah lubang hitam benar-benar ada. Namun, secara
matematis ia mengatakan, sudah konklusif: lubang hitam tidak ada.
(Author, 2014)

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/09/penelitilubang-hitam-itu-tidak-ada

3.

Teori Ledakan Dahsyat (Big Bang)

Menurut model ledakan dahsyat, alam semesta mengembang dari keadaan awal
yang sangat padat dan panas dan terus mengembang sampai sekarang. Secara
umum,

pengembangan

ruang

semesta

yang

mengandung galaksi-

galaksi dianalogikan seperti roti kismis yang mengembang. Gambar di atas


merupakan gambaran konsep artis yang mengilustrasikan pengembangan salah
satu bagian dari alam semesta rata.
Ledakan
merupakan

Dahsyat atau Dentuman


sebuah peristiwa yang

Besar (bahasa
menyebabkan

Inggris: Big

Bang)

pembentukan alam

semestaberdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan


alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan
Dahysat). Berdasarkan permodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam
keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus hingga hari

ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta
bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi rujukan
sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini telah memberikan
penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung olehmetode
ilmiah beserta pengamatan.
Georges Lematre, adalah seorang biarawan Katolik Roma Belgia, yang
mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam semesta, walaupun ia
menyebutnya

sebagai

"hipotesis atom purba".

Kerangka model

teori

ini

bergantung pada relativitas umum Albert Einstein dan beberapa asumsi-asumsi


sederhana,

seperti homogenitas dan isotropi ruang.

Persamaan

yang

mendeksripsikan teori ledakan dahsyat dirumuskan olehAlexander Friedmann.


Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan bahwa jarak bumi
dengan galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran
merahnya, sebagaimana yang disugesti oleh Lematre pada tahun 1927,
pengamatan ini dianggap mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus
bintang yang sangat jauh memiliki kecepatan tampak yang secara langsung
menjauhi titik pandang kita: semakin jauh, semakin cepat kecepatan tampaknya.
Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus meningkat seperti yang
terpantau sekarang, semuanya haruslah pernah berdekatan pada masa lalu.
Gagasan

ini

secara

jenis dan suhu yang

rinci

mengarahkan

sebelumnya

sangat

pada

suatu

keadaan massa

ekstrem. Berbagai pemercepat

partikel raksasa telah dibangun untuk mencoba dan menguji kondisi tersebut, yang
menjadikan teori tersebut
pemercepat-pemercepat

dapat
ini

konfirmasi

memiliki

dengan

kemampuan

signifikan,
yang

walaupun

terbatas

untuk

menyelidiki fisika partikel. Tanpa adanya bukti apapun yang berhubungan dengan
pengembangan

awal

yang

cepat,

teori

ledakan

dahsyat tidak dan tidak

dapat memberikan beberapa penjelasan mengenai kondisi awal alam semesta,


melainkan mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan umum alam semesta
sejak pengembangan awal tersebut. Kelimpahan unsur-unsur ringan yang
terpantau di seluruh kosmos sesuai dengan prediksi kalkulasi pembentukan unsurunsur ringan melalui proses nuklir di dalam kondisi alam semesta yang
mengembang dan mendingin pada awal beberapa menit kemunculan alam semesta

sebagaimana yang diuraikan secara terperinci dan logis oleh nukleosintesis


ledakan dahsyat.
Fred Hoyle mencetuskan istilah Big Bang pada sebuah siaran radio tahun
1949. Dilaporkan secara luas bahwa, Hoyle yang mendukung model kosmologis
alternatif "keadaan tetap" bermaksud menggunakan istilah ini secara peyoratif,
namun Hoyle secara eksplisit membantah hal ini dan mengatakan bahwa istilah ini
hanyalah digunakan untuk menekankan perbedaan antara dua model kosmologis
ini. Hoyle kemudian memberikan sumbangsih yang besar dalam usaha para
fisikawan untuk memahami nukleosintesis bintang yang merupakan lintasan
pembentukan unsur-unsur berat dari unsur-unsur ringan secara reaksi nuklir.
Setelah penemuan radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis pada tahun
1964, kebanyakan ilmuwan mulai menerima bahwa beberapa skenario teori
ledakan dahsyat haruslah pernah terjadi.
Mengenai teori big bang orang-orang banyak yang bertanya, dimana
dentuman besar (big bang) itu terjadi? Pertanyaan ini muncul karena pada saat
terjadi ledakan, susunan big bang merupakan seluruh alam semesta. Ledakan
tersebut tidak melemparkan materi ke ruangan. Ruangan mengembang dengan
waktu tertentu dan terbentuklah alam semesta.
Pemahaman mengenai teori big bag ini dapat di analogikan dengan
mengembangnya permukaan balon mainan yang ditiup. Apabila pada balon
mainan tersebut diberi beberapa titik yang menggambarkan galaksi, kemudian
balon itu ditiup, maka Anda akan mengamati letak titik-titik yang menjauhi Anda.
Anda tidak peduli mengamati titik yang mana, namun hasilnya akan sama. Titiktitik pada balon tersebut tidak ada pusatnya. Demikian pula pada galaksi tidak ada
bagian pusat dalam alam semesta. Anda dapat memperhatikan pula bahwa
permukaan balon tersebut tidak mempunyai tepi. Ini juga menjelaskan bahwa
alam semesta juga tidak mempunyai tepi.
Fakta menjauhnya bintang-bintang dapat digambarkan sebagai suatu balon
karet yang ditiup, dimana setiap titik pada permukaan balon karet akan saling
menjauh .

Balon karet yang ditiup. Titik A, B, dan C pada permukaan balon karet
apabila ditiup akan saling menjauh.

Garis waktu ledakan dahsyat


Ekstrapolasi pengembangan alam semesta seiring mundurnya waktu
menggunakan relativitas umum menghasilkan kondisimasa jenis dan suhu alam
semesta yang tak terhingga pada suatu waktu pada masa lalu. Singularitas ini
mensinyalkan runtuhnya keberlakuan relativitas umum pada kondisi tersebut.
Sedekat mana kita dapat berekstrapolasi menuju singularitas diperdebatkan,
namun tidaklah lebih awal daripada masa Planck. Fase awal yang panas dan padat
itu sendiri dirujuk sebagai "the Big Bang", dan dianggap sebagai "kelahiran" alam
semesta kita.
Didasarkan pada pengukuran pengembangan menggunakan Supernova
Tipe Ia, pengukuran fluktuasi temperatur padalatar gelombang mikro kosmis, dan
pengukuran fungsi korelasi galaksi, alam semesta memiliki usia 13,73
0.12 miliar tahun. Kecocokan hasil ketiga pengukuran independen ini dengan kuat
mendukung model CDM yang mendeskripsikan secara mendetail kandungan
alam semesta.
Fase terawal ledakan dahsyat penuh dengan spekulasi. Model yang paling
umumnya digunakan mengatakan bahwa alam semesta terisi secara homogen dan
isotropis dengan rapatan energi yang sangat tinggi, tekanan dan temperatur yang
sangat besar, dan dengan cepat mengembang dan mendingin. Kira-kira 1037 detik
setelah pengembangan, transisi fasemenyebabkan inflasi kosmis, yang sewaktu itu
alam semesta mengembang secara eksponensial. Setelah inflasi berhenti, alam
semesta

terdiri

dari plasma

kuark-gluon beserta partikel-partikel

elementer lainnya.
Temperatur pada saat itu sangat tinggi sehingganya kecepatan gerak
partikel mencapai kecepatan relativitas, dan produksi pasangan segala jenis

partikel terus menerus diciptakan dan dihancurkan. Sampai dengan suatu waktu,
reaksi yang tak diketahui yang disebut bariogenesis melanggar kekekalan
jumlah barion dan menyebabkan jumlah kuark dan lepton lebih banyak daripada
antikuark dan antilepton sebesar satu per 30 juta. Ini menyebabkan
dominasi materi melebihi antimateripada alam semesta.
Ukuran alam semesta terus membesar dan temperatur alam semesta terus
menurun,

sehingga

fase perusakan

energi

tiap-tiap

partikel

simetri membuat gaya-gaya

terus

menurun.

dasar fisika

dan

Transisi
parameter-

parameter partikel elementer berada dalam kondisi yang sama seperti sekarang.
Setelah kira-kira 1011 detik, gambaran ledakan dahsyat menjadi lebih jelas oleh
karena energi partikel telah menurun mencapai energi yang bisa dicapai oleh
eksperimen fisika partikel.
Pada

sekitar

106 detik,

kuark

dan

gluon

bergabung

membentuk barion seperti proton dan neutron. Kuark yang sedikit lebih banyak
daripada antikuark membuat barion sedikit lebih banyak daripada antibarion.
Temperatur pada saat ini tidak lagi cukup tinggi untuk menghasilkan pasangan
proton-antiproton, sehingga yang selanjutnya terjadi adalah pemusnahan massal,
menyisakan hanya satu dari 1010 proton dan neutron terdahulu. Setelah
pemusnahan ini, proton, neutron, dan elektron yang tersisa tidak lagi bergerak
secara relativistik dan rapatan energi alam semesta didominasi oleh foton (dengan
sebagian kecil berasal dari neutrino).
Beberapa menit semasa pengembangan, ketika temperatur sekitar satu
miliar kelvin dan rapatan alam semesta sama dengan rapatan udara, neutron
bergabung dengan proton dan membentuk inti atom deuterium dan helium dalam
suatu proses yang dikenal sebagai nukleosintesis ledakan dahsyat. Kebanyakan
proton masih tidak terikat sebagai intihidrogen. Seiring dengan mendinginnya
alam

semesta,

rapatan

energi massa

rihat materi

secara

gravitasional

mendominasi. Setelah 379.000 tahun, elektron dan inti atom bergabung menjadi
atom (kebanyakan berupa hidrogen) dan radiasi materi mulai berhenti. Sisa-sisa
radiasi ini yang terus bergerak melewati ruang semesta dikenal sebagai radiasi
latar gelombang mikro kosmis.

Medan Ultra Dalam Hubble memperlihatkan galaksi-galaksi dari zaman


dahulu ketika alam semesta masih muda, lebih padat, dan lebih hangat menurut
teori ledakan dahsyat.
Selama periode yang sangat panjang, daerah-daerah alam semesta yang
sedikit lebih rapat mulai menarik materi-materi sekitarnya secara gravitasional,
membentuk awan gas, bintang, galaksi, dan objek-objek astronomi lainnya yang
terpantau sekarang. Detail proses ini bergantung pada banyaknya dan jenis materi
alam semesta. Terdapat tiga jenis materi yang memungkinkan, yakni materi gelap
dingin,materi gelap panas, dan materi barionik. Pengukuran terbaik yang
didapatkan dari WMAP menunjukkan bahwa bentuk materi yang dominan dalam
alam semesta ini adalah materi gelap dingin. Dua jenis materi lainnya hanya
menduduki kurang dari 18% materi alam semesta.
Bukti-bukti independen yang berasal dari supernova tipe Ia dan radiasi
latar belakang gelombang mikro kosmis menyiratkan bahwa alam semesta
sekarang didominasi oleh sejenis bentuk energi misterius yang disebut
sebagai energi gelap, yang tampaknya menembus semua ruang. Pengamatan ini
mensugestikan bahwa 72% total rapatan energi alam semesta sekarang berbentuk
energi gelap. Ketika alam semesta masih sangat muda, kemungkinan besar ia telah
disusupi oleh energi gelap, namun dalam ruang yang sempit dan saling
berdekatan. Pada saat itu, gravitasi mendominasi dan secara perlahan
memperlambat pengembangan alam semesta. Namun, pada akhirnya, setelah
beberapa miliar tahun pengembangan, energi gelap yang semakin berlimpah
menyebabkan pengembangan alam semesta mulai secara perlahan semakin cepat.
Segala evolusi kosmis yang terjadi setelah periode inflasioner ini dapat secara
ketat dideskripsikan dan dimodelkan olehmodel CDM, yang menggunakan
kerangka mekanika kuantum dan relativitas umum Einstein yang independen.
Sebagaimana yang telah disebutkan, tiada model yang dapat menjelaskan kejadian
sebelum

1015 detik

setelah

kejadian

ledakan

gravitasi diperlukan untuk mengatasi batasan ini.

dahsyat.

Teori kuantum

Teori

ledakan

dahsyat

bergantung

kepada

dua

asumsi

utama:

universalitas hukum fisika dan prinsip kosmologi. Prinsip kosmologi menyatakan


bahwa dalam skala yang besar alam semesta bersifat homogen dan isotropis.
Kedua asumsi dasar ini awalnya dianggap sebagai postulat, namun
beberapa usaha telah dilakukan untuk menguji keduanya. Sebagai contohnya,
asumsi bahwa hukum fisika berlaku secara universal diuji melalui pengamatan
ilmiah yang menunjukkan bahwa penyimpangan terbesar yang mungkin terjadi
pada tetapan struktur halus sepanjang usia alam semesta berada dalam batasan
105.
Apabila alam semesta tampak isotropis sebagaimana yang terpantau dari
bumi, prinsip komologis dapat diturunkan dariprinsip Kopernikus yang lebih
sederhana. Prinsip ini menyatakan bahwa bumi, maupun titik pengamatan
manapun, bukanlah posisi pusat yang khusus ataupun penting. Sampai dengan
sekarang, prinsip kosmologis telah berhasil dikonfirmasikan melalui pengamatan
pada radiasi latar gelombang mikro kosmis.

4.

Sumur Potensial

Persamaan Schrdinger
Persamaan Schrdinger merupakan fungsi gelombang yang digunakan
untuk memberikan informasi tentang perilaku gelombang dari partikel. Suatu
persamaan differensial akan menghasilkan pemecahan yang sesuai dengan fisika
kuantum.
Persamaan Schrdinger Bebas-waktu
Aplikasi persamaan Schrdinger dalam banyak hal akan berkaitan dengan
energy potensial, yaitu besaran yang merupakan fungsi posisi dan tidak
merupakan fungsi waktu. Perhatian kita tidak tertuju pada keberadaan elektron
dari waktu ke waktu, melainkan tertuju pada kemungkinan dia berada dalam
selang waktu yang cukup panjang. Jadi jika faktor waktu dapat dipisahkan dari
fungsi gelombang, maka hal itu akan menyederhanakan persoalan. Kita tinjau
persamaan Schrodinger kasus satu dimensi dan menuliskan persamaan gelombang
sebagai berikut

Perlu kita sadari bahwa adanyan persamaan Schrdinger bebas-waktu


bukanlah berarti bahwa elektron atau partikel yang ingun kita
pelajari dengan mengaplikasikan persamaan ini adalah partikel
bebas-waktu.

Partikel

tersebut

memiliki

kecepatan

gerak,

dan

kecepatan adalah turunan terhadap waktu dan posisi. Oleh karena


itu dalam memeberi arti pada penurunan matematis dan persamaan
Schrdinger

bebas-waktu,

dalam

hal-hal

tertentu

kita

perlu

mempertimbangkan masalah waktu, sesuai dengan logika.

Penerapan Persamaan Schrodinger

Partikel dalam sumur potensial

Sumur Potensial adalah daerah yang tidak mendapat pengaruh potensial. Hal
ini berarti bahwa partikel selama berada dalam sumur potensial, merupakan
electron bebas. Kita katakan bahwa electron terjebak di sumur potensial, dan kita
anggap bahwa dinding potensial sangat tinggi menuju , atau kita katakan sumur
potensial

sangat

dalam.

Dalam

gambar

(dibwah)

berikut

kita

akan

menggambarkan sumur potensial. Daerah I dan daerah III adalah daerah-daerah


dengan V= , Sedangkan di daerah II, yaitu antara 0 dan L, V= . Kita katakan
bahwa lebar sumur potensial ini adalah L.

Partikel dalam sumur potensial


Pada sumur potensial yang dalam, daerah I dan III adalah daerah dimana
kemungkinan berada elektron bisa dianggap nol, 1(x) = 0 dan 2(x) = 0.
Sedangkan pada daerah dua Kita dapat memberi spesifikasi pada gerak partikel
dengan mengatakan bahwa gerak itu terbatas pada gerak sepanjang sumbu-x
antara x = 0 dan x = L disebabkan oleh dinding keras tak berhingga. Sebuah
partikel tidak akan kehilangan Energinya jika bertumbukan dengan dinding,
energi totalnya tetap konstan.
Dari pernyataan tersebut maka energi potensial V dari partikel itu
menjadi tak hingga di kedua sisi sumur, sedangkan V konstan di dalam sumur,
dapat dikatakan V= 0 seperti yang terlihat pada gambar di atas. Karena partikel
tidak bisa memiliki Energi tak hingga, maka partikel tidak mungkin ditemukan di
luar sumur, sehingga Fungsi gelombang sebuah partikel didalam sumur yang
berenergi En ialah :

Dalam gambar berikut akan dilukiskan berbagai tingkat energi, fungsi gelombang
dan rapat probabilitas ||2 yang mugkin untuk beberapa keadaan terendah.
Keadaan energi terendah, yaitu pada n =1 , dikenal sebagai keadaan dasar dan
keadaan dengan energi yang lebih tinggi (n > 1) dikenal sebagai keadaan eksitasi.

Tingkat energi dalam sumur secara konstan ( Kamal Sing, 2005)

Probabilitas keberadaan electron dalam sumur potensial


Kita lihat di sini bahwa energi elektron mempunyai nilai-nilai tertentu
yang diskrit, yang ditentukan oleh bilangan bulat n. Nilai diskrit ini terjadi karena
pembatasan yang harus dialami oleh 2, yaitu bahwa ia harus berada dalam sumur
potensial. Ia harus bernilai nol di batas-batas dinding potensial dan hal itu akan
terjadi bila lebar sumur potensial L sama dengan bilangan bulat kali setengah
panjang gelombang. Jika tingkat energi untuk n = 1 kita sebut tingkat energi yang
pertama, maka tingkat energi yang kedua pada n = 2, tingkat energi yang ketiga
pada n = 3 dan seterusnya.Jika kita kaitkan dengan bentuk gelombangnya, dapat
kita katakan bahwa tingkat-tingkat energi tersebut sesuai dengan jumlah titik
simpul gelombang. Dengan demikian maka diskritisasi energi elektron terjadi
secara wajar melalui Pemecahan persamaan Schdinger.

Pengaruh lebar sumur terhadap energy

Jadi makin besar L maka perbedaan nilai tingkat-tingkat energy akan


semakin kecil dan untuk L semakin lebar maka tingkat-tingkat energy tersebut
akan semakin rapat sehingga mendekati kontinyu.( Neuredine Zettili, 2009)

DAFTAR PUSTAKA

Amelia,

Susi.

2014.

Bentuk

Baru

Materi

Quark

(http://www.isains.com/2014/04/bentuk-baru-materi-quark-ditemukan2.html#ixzz3J5qR89Zb) diakses pada 15 November 2014


Author.

2011.

Pembentukan

Alam

Semesta.

(http://www.geocities.ws/m_win_afgani/arsip/11_PEMBENTUKAN_AL
AM_SEMESTA.pdf) diakses pada 15 November 2014
_____. 2012. Fisika Partikel Menguraikan Fenomena Dasar Alam Semesta.
(http://www.kamusilmiah.com/fisika/bagaimana-fisika-partikelmenguraikan-fenomena-dasar-alam-semesta/) diakses pada 15 November
2014
_____. 2014. Kuark. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kuark) diakses pada 15
November 2014
_____. 2014. Ledakan Dahsyat. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ledakan_Dahsyat)
diakses pada 15 November 2014
_____.

2014.

Penelitian

Lubang

Hitam.

(http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/09/peneliti-lubang-hitam-itutidak-ada) diakses pada 15 November 2014


Hulu,

Y.

2011.

Penerapan

Persamaan

Schrodinger.

(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29984/4/Chapter%20II.pdf)
diakses pada 16 November
Saputro,

Bagus.

2013.

Rahasia

Misteri

Black

Hole.

(http://rahasiaapa.blogspot.com/2013/10/rahasia-misteri-black-holelubang-hitam.html) diakses pada 15 November


Wospakrik, Hans J. 2005. Dari Atomos Hingga Quark. Jakarta : Universitas Atma
Jaya

Anda mungkin juga menyukai