Tatalaksana Kejang Demam
Tatalaksana Kejang Demam
Rumatan
Pemberian obat yang dilakukan secara terus menerus ini hanya diberikan bila
kejang demam menunjukkan cirri sebagai berikut ( salah satu):
a. Kejang lama > 15 menit
b. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya
hemiparesis, paresis Todd, Cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus.
Kelainan neurologis tidak nyata misalnya keterlambatan perkembangan ringan
bukan merupakan indikasi pengobatan rumat.
c. Kejang fokal
Kejang fokal atau fokal menjadi umu menunjukkan anak mempunyai focus
organik.
Pengobatan rumatan dipertimbangkan bila:
Pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam
menurunkan resiko berulangnya kejang.
Asam valproat 15-40 mg/kgbb/hari dalam 2-3 dosis. Pada sebagian kecil kasus
terutama pada anak berumur kurang dari 2 tahun asam valproat dapat
menyebabkan fungsi hati.
Kejang selalu merupakan peristiwayang menakutkan bagi orang tua. Pada saat kejang sebagian
orang tua beranggapan bahwa anaknya telah meninggal. Kecemasan ini harus dikurangi diantaranya
dengan:
Tidak ada kontraindikasi untuk melakukan vaksinasi pada anak yang mengalami kejang
demam. Kejang setelah demam karena vaksinasi sangat jarang. Angka kejadian pasca vaksinasi DTP
adalah 6-9 kasus per 100.000 anak yang divaksinasi, sedangkan setelah vaksinasi MMR 25-34 per
100.000. Dianjurkan untuk diberikan diazepam oral atau rectal bila anak demam, terutama setelah
divaksinasi DTP dan MMR. Beberapa dokter anak merekomendasikan parasetamol pada saat
vaksinasi hingga 3 hari kemudian.