Anda di halaman 1dari 6

You registration has been done now.

Member ID (VID):461304
Your password was mailed to bentobdl@yahoo.com
The membership was registered successfully.
Welcome as an IVAO Member!
Your VID/Password will be active on the network in 15 minutes
Click here to view the member-list.

Flying Circuit Pattern With Cessna 172[/SIZE]

1. Pengertian Circuit (Traffic) Pattern


Circuit (Traffic) Pattern adalah pola standar diikuti oleh pesawat ketika lepas landas atau
pendaratan, dengan tetap menjaga kontak visual dengan lapangan terbang. Circuit Pattern
biasanya dioperasikan di bandara-bandara kecil atau bandar udara militer. Umumnya
bandara besar menghindari sistem ini, kecuali untuk penerbangan komersial yang gagal
mendarat ( Go Around).
Di bandara yang terdapat menara kontrol (Tower), akan menginstruksikan bagaimana dan
di mana pesawat memasuki traffic pattern. Sebagai contoh, pesawat mungkin akan
diinstruksikan, PK-ARD, clear join right downwind runway 10, report downwind.

2. Pola Dasar Circuit (Traffic) Pattern

Pola dasar Circuit Pattern terdapat beberapa posisi yang menjadi bagian dari pola baku :
[*] Upwind : Di mana posisi pesawat setelah lepas landas dan dalam posisi runway heading.
[*] Crosswind : Di mana posisi pesawat berada pada 90 derajat ke arah kiri/kanan setelah
runway runway.
[*] Downwind : Di mana posisi pesawat berada sejajar pada runway dengan arah
berlawanan.
[*] Baseleg : Di mana posisi pesawat berada posisi 90 derajat dari arah kiri/kanan sebelum
active runway.
[*] Final : Di mana posisi pesawat lurus pada active runway dan siap melakukan

pendaratan.

Pola circuit pattern yang baku yang standar adalah Left Hand Pattern dan Right Hand
Pattern.
Left Hand Pattern sendiri artinya dalah pesawat setelah lepas landar diwajibkan berbelok ke
arah kiri dari active runway untuk kemudian memasuki tahap/posisi Left downwind yang
berada di sebelah kiri active runway.
Right Hand Pattern artinya adalah pesawat setelah lepas landas diwajibkan berbelok ke arah
kanan dari active runway untuk kemudian memasuki tahap/posisi Right Downwind yang
berada di sebelah kanan active runway.
Perlu dipahami bahwa, setiap bandara memiliki karakteristik permukaan yang berbeda,
sehingga tidak semua bandara bisa memakai pola Left Hand Pattern atau Right Hand
Pattern ataupun keduanya. Semua tergantung kondisi permukaan bumi di sekitar bandara.

3. Yang perlu diketahui sebelum melakukan Circuit Pattern


Ada beberapa hal yang perlu diketahui, sebelum kita menjalankan circuit pattern :
[*] Altitude : Ketinggian jelajah untuk circuit pattern di Indonesia adalah 1500 ft AGL
(Above Ground Level / Di atas permukaan Tanah). Misalkan, elevasi bandara adalah 100 ft,
maka altitude maksimum untuk traffic circuit pattern adalah 1600 ft.
[*] Maintain Visual Contact With Aerodrome. Dalam menjalankan circuit pattern, pilot
diwajibkan selalu menjaga kontak visual dengan bandara / runway. Oleh karena itu, circuit
pattern sering disebut sebagai fly around aerodrome ( terbang di sekitar bandara). Jarak
yang ideal dari bandara adalah 3 NM atau maksimal 5NM dari bandara / runway.
[*] METAR. Sebelum melakukan penerbangan, pilot diwajibkan untuk memeriksa METAR
atau Weather information. Dalam METAR terdapat beberapa komponen yang sangat
mempengaruhi penerbangan dengan pola circuit pattern, yakni : Surface Wind, akan
mempengaruhi active runway. Visibility, Jarak pandang juga mempengaruhi apakah
penerbangan VFR (Visual Flight Rules) diijinkan atau tidak, apabila jarak pandan di bawah
5000 meter, maka ATC berhak untuk tidak mengijinkan penerbangan VFR. QNH (tekanan
barometic yang disesuaikan dengan permukaan laut) perlu disesuaikan pada instrument
pesawat, guna menjaga keakuratan altitude (ketinggian jelajah) kita.
[*] Aerodrome Geographic Condition. Sebelum melakukan penerbangan, pilot juga diminta
untuk memahami kondisi geografis di sekitar bandara, guna menentukan pola traffic pattern
yang akan dijalankan nanti.

4. Bagaimana terbang Circuit Pattern?


[*] Setelah seluruh persiapan dan briefing selesai dan telah mendapat clearance dari ATC,
kita taxi ke active runway. Perlu diketahui bahwa Cessna 172 tidak memerlukan runway
yang panjang yakni antara 60.96 meter hingga 152.4 meter dalam kondisi cuaca normal
dan tergantung pada payload serta skill pilot.
[*] Setelah posisi pesawat siap lepas landas dan semua instrument telah siap, maka
silahkan untuk lepas landas, perhatikan juga take off speed kemudian rate of climb.
[*] Setelah airborne, maintain runway heading untuk join upwind hingga climbing rate dan

speed aman. Setelah pesawat mencapai ketinggian 1000 ft AGL, memulai berbelok ke
kiri/kanan untuk masuk ke fase crosswind sambil terus pendakian ke 1.500 ft AGL. Tetap
berada pada posisi crosswind hingga 0.5 NM atau sekitar 20-30 detik.
[*] Kemudian, berbelok ke kiri/kanan untuk masuk ke fase downwind. Dalam pesawat real,
pilot disarankan juga untuk selalu memperhatikan kontak visual baik dengan bandara /
runway maupun geografis di sekitarnya.
[*] Selama dalam fase downwind, perhatikan juga throttle agar air speed tidak lebih dari
140 kts. Jaga selalu kontak visual dengan runway, saat posisi pesawat melewati threshold
runway, tunggu hingga 1 menit di downwind, turunkan air speed hingga 90 kts dan flap 10.
[*] Setelah 1 menit, beloklah ke kiri atau ke kanan ke fase baseleg dengan speed 80 kts
dan flaps 20.
[*] Saat berada pada fase baseleg, pesawat sudah memulai descend path untuk mendarat.
Saat memasuki fase final, descend dengan descend rate yang tepat kemudian ketinggian
yang aman sesuai dengan kondisi terrain.
[*] Pada posisi final, tentukanlah point atau titik pada runway yang mana menjadi target
untuk touch down.
[*] Perlu diperhatikan, selalu menempatkan banking angle yang aman. Dalam hal ini di
sarankan antara 25 derajat hingga 29 derajat (tergantung pilot skill)
[*] Setelah mendarat, taxi ke apron sambil mengembalikan flaps ke 0, dan seluruh after
landing briefing di jalankan.

Catatan :
[*] Taxi speed selama berada di apron maupun di taxiway tidak lebih dari 20 kts.
[*] Seluruh fase yang dijalani sangat dipengaruhi oleh kondisi angin. Koreksi posisi pesawat
secara manual apabila diperlukan.

Sebagai tambahan, saya sertakan penjelasan tentang panel Cessna 172

Keterangan :
[*] Air Speed Indicator : Untuk menunjukkan Indicated Air Speed Pesawat
[*] Horizontal Situation Indicator : Untuk menunjukkan kondisi pesawat apakah tegak lurus
atau tidak
[*] Altitude Indicator : Untuk menunjukkan altitude pesawat (Above Sea Level)
[*] Heading Indicator : Untuk menunjukkan heading pesawat
[*] Vertical Speed Indicator : Untuk menunjukkan Climb Rate dan Descend Rate
[*] VOR 1 Indicator : Untuk menunjukkan posisi pesawat dari VOR tertentu
[*] VOR 2 Indicator : Untuk menunjukkan posisi pesawat dari VOR tertentu
[*] Auto Direction Find (ADF) : Untuk menunjukkan posisi pesawat dari NDB tertentu

Untuk mengaktifkan VOR 1, kita perlu set frekuensi VOR utama yang kita pakai pada NAV1
di radio stack, sedangkan VOR 2 merupakan VOR cadangan atau VOR kedua yang kita tuju
setelah VOR 1 pada penerbangan VFR dan frekuensi VOR 2 diset pada NAV 2 di radio stack.
Auto Direction Find (ADF) akan aktif apabila kita set frekuensi NDB pada ADF di radio stack.

Demikian sedikit tutorial ini yang sengaja saya buat dengan bahasa sesederhana mungkin
agar dapat dipahami dengan gampang. Semoga bermanfaat.

Cara biar Landing Mulus..


Spoiler for Flare ( Smooth landing ) Tutorial

Yg diperluin :
[*]Nyali!
[*]Lbh disaranin pakai Joystick
[*]Terbiasa terbang tanpa autopilot ( PENTING! )

Tutorial :
[*]Disini saya final pake ILS. dan Autopilot dah mati
[*]Lbh disaranin pakai Joystick
[*]Tergantung model, Kalau ada autolanding ya pake aja
[*]400ft, cek ulang ceklist kamu. Pastiin ga ada yg ketinggalan
[*]50ft, naikin nose pesawat sampe VSI ( Vertical Speed Indicator ) nya sekecil mungkin.
Kalau bisa jadi
0 [*]Release thrust
[*]Roda belakang touch down, plan2 turunin nose nya..
[*]Roda depan touch down, reverse thrust
[*]80knot, thrust idle, flaps retract, spoiler down, contact ground and taxi to the gate.

Catatan :
Di beberapa model payware, Flight Director bakal nyesesuain buat flare. Jadi, tgl turutin aja
Flight Director pesawat nya.
Cara ILS Landing
APA ITU ILS..?? Click Me
sedikit tips for nubie karena sama kaya gw yg juga nubie pilot
1. Kalo dah ada announce dari tower bilang turn left/right heading bla bla bla runway bla
bla bla descent to 3000 feet ikutin aja dulu sampe ngadepin glideslope ILS
2. Buka map pencet M liat airport tujuan klik 2 kali di misal Soekarno-Hatta WIII, klik aja
disitu ntar nongol daftar runway dan frekwensi ILS nya misal Runway 07R freq ILS 108.30
3. Buka radio stack (shift + 2) masukin ke kotak NAV 1 yg sebelah kiri frekwensi ILS nya
terus pencet biar pindah ke sebelah kanan.
4. Buka GPS Panel (shift 3) pencet PROC, select approach pencet ENT, pilih runway yg
disuruh tower misal 07R geser aja knob tuner GPS sampe highlight tuh runway teken ENT
lagi, trus ada LOAD/ACTIVATE pilih activate
5. Biarin dulu pesawat terbang ikutin GPS approach sampe pas diujung garis merah kalo

dah kena garis merah itu berarti udah locked sama signal ILS by GPS
6. Geser GPS-NAV di cockpit ke NAV biarin pesawat allign sama ILS Header nya dulu
7. Masuk ke ILS feather yg di ujung panah ijo pencet tombol APP, turunin Gear, nyalain
seatbelt sign on, nyalain strobe, landing light, arm spoiler (shit /), auto brake set ke 2 atau
3, full flaps 30, untuk 747 speed set kira kira 155-160 knots tergantung fuel kalo masih
penuh diatas 80 % set di 170-180 knots.
8. Udah diemin aja ntar juga turun sendiri, pas udah kira kira 500 feet matiin auto throttle
(shift R) autopilot nya jangan biar aja nyala.
9. Touch down pencet F1 terus F2 biar thrust reverser nya aktif kalo di liat dari luar mesin
bakalan terbuka panel nya biar ngerem.
10. Taxi deh ke gate

Anda mungkin juga menyukai