Anda di halaman 1dari 4

B.

Pembahasan

Praktikum

ini

melakukan

pengamatan

batuan

sediment

dengan

mengidentifikasi berdasarkan proses, ukuan butir, tempat pembentukan,


dan warna. Berikut ini akan dibahas hasil pengamatan dari berbagai alat
peraga yang telah diamati, di antaranya adalah sebagai berikut :

1. No peraga S7

Nomer peraga S7 memiliki nama Batu Pasir. Proses pembentukannya


adalah mekanik, memilki warna abu abu. Batuan ini memiliki ukuran
butir kasar dan tempat pembentukannya adalah di daratan. Sebagian besar
batu pasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral
tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batu
pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum adalah
coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan
batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi
lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah
tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar wilayah di bagian barat Amerika
Serikat dikenal dengan batu pasir warna merahnya. Batu pasir tahan
terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis batuan
ini merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena kekerasan
dan kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat
baik untuk dibuat menjadi batu asah (grindstone) yang digunakan untuk
menajamkan pisau dan berbagai kegunaan lainnya. Bentukan batuan yang
terutama tersusun dari batu pasir biasanya mengizinkan perkolasi air dan
memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar sehingga
menjadikannya sebagai akuifer yang baik.

2. No peraga S2

Nomer peraga S2 memiliki nama Silika Sinter. Proses pembentukannya


adalah kimia organik, memilki warna putih campur hijau. Batuan ini
memiliki ukuran butir halus dan tempat pembentukannya adalah di
daratan. Perbandingan dengan silika sinter yang lain adalah endapan silika
di permukaan yang berwarna keperakan. Umumnya dijumpai disekitar
mata air panas dan lubang geyser yang menyemburkan air yang besifat
netral. Apabila laju aliran air panas tidak terlalu besar umumnya disekitar
mata air panas tersebut terbentuk teras-teras silika yang berwarna
keperakan (silica sinter teraces atau sinter platforms). Silika sinter
merupakan manifestasi permukaan dari sistim panasbumi yang didominasi
air.

3. No peraga S4

Nomer peraga S4 memiliki nama Gemping Terumbu. Proses


pembentukannya adalah organik, memilki warna putih campur coklat.
Batuan ini memiliki ukuran butir kasar dan tempat pembentukannya
adalah di merin. Gemping terumbu adalah sekumpulan hewan karang yang
bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae.[1]
Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa
yang memiliki tentakel.[1] Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua
Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang
keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi. Koloni
karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip. Dalam
bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai

bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan
dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan Spesies, satu individu
polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut
koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta
dapat menghasilkan CaCO3. Terumbu karang merupakan habitat bagi
berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut
lainnya yang belum diketahui.

4. No peraga S5

Nomer peraga S5 belum teridentifikasi nama batuannya. Proses


pembentukannya adalah mekanik, memilki warna putih, hitam, dan abu
abu. Batuan ini memiliki ukuran butir halus dan tempat pembentukannya
adalah di merin.

5. No peraga S1

Nomer peraga S1 memiliki nama Batu Bara. Proses pembentukannya


adalah organik, memilki warna hitam pekat. Batuan ini memiliki ukuran
butir halus dan tempat pembentukannya adalah di merin. Batu bara atau
batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik,
utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat
fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai
bentuk. Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti

C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit. Batu


bara biasa digunakan untuk bahan bakar kereta api .

6. No peraga S8

Nomer peraga S8 memiliki nama batuan Batu Kapur. Proses


pembentukannya adalah kimia, memilki putih kecoklatan. Batuan ini
memiliki ukuran butir halus dan tempat pembentukannya adalah di darat.
Batu kapur (bahasa Inggris: limestone) (CaCO3) adalah sebuah batuan
sedimen terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama
dari calcite ini adalah organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell
yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai pelagic ooze
(lihat lysocline untuk informasi tentang dissolusi calcite). Calcite sekunder
juga dapat terdeposi oleh air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang
presipitasi material di gua). Ini menciptakan speleothem seperti stalagmit
dan stalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur
Oolitic) dan dapat dikenali dengan penampilannya yang granular. Batu
kapur membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen. Batu kapur
biasa digunakan sebagai bahan pembuat cet tembok dan semen.

Anda mungkin juga menyukai