Anda di halaman 1dari 3

DERET REAKSI BOWEN

Deret Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series) merupakan suatu diagram


yang diciptakan oleh Norman L. Bowen pada awal abad 1900-an yang
menunjukkan hubungan antara berbagai macam mineral-mineral pembentuk
batuan (Rock-Forming Minerals) yang terdapat di dalam batuan, khususnya
batuan beku.
Ada tiga bagian yang terdapat pada Deret Bowen, berawal dari mineralmineral ultrabasa yang terbentuk pada suhu lebih tinggi, hingga ke mineralmineral asam yang terbentuk pada suhu yang lebih rendah, diantaranya adalah
Continuous Reaction Series, Discontinuous Reaction Series, dan Residual
Reaction Series. Deret kontinyu digambarkan pada reaksi pada bagian kanan deret
reaksi bowen dan deret diskontinyu pada bagian yang kiri.

Gambar 1: Deret Bowen

Continuous Reaction Series menggambarkan pembentukan feldspar


plagioklas. Pada deret ini diawali dengan anortit yang kaya akan Ca dan mineral
albit yang kaya akan Na. Urutannya adalah anortit bitownit labradorit
andesin oligoklas albit. Disebut continuous karena pembentukan mineral
yang satu dengan mineral yang lain dalam satu deret memiliki hubungan yang
dekat. Contohnya bitownit yang memiliki rumus kimia (Na, Ca)Al(Al,Si)Si 2O8

sangat berhubungan dengan pembentukan mineral andesin yang memiliki rumus


kimia (Na, Ca)Al(Al,Si)Si2O8. Pada mineral-mineral Continuous Reaction Series
ini memiliki rumus kimia yang sama hanya saja nanti ada perbedaan dalam
komposisi Na dan Ca atau Al dan Si, serta suhu untuk mengkristal.
Discontinuous Reaction Series menggambarkan pembentukan mineral
mineral dengan urutan olivine piroksen amfibol biotit. Disebut
discontinuous karena tidak terdapat hubungan dalam pembentukan mineral
mineralnya. Contohnya adalah olivin yang memiliki rumus kimia XSiO4
sedangakan mineral seperti biotit memiliki rumus kimia K(Mg, Fe2+)3(Al,
Fe3+)Si3O10(OH,F)2. Pada deret ini mineral-mineralnya memiliki komposisi kimia
yang berbeda-beda
Setelah melewati tahap-tahap pada Discontinous Reaction Series dan
Continuous Reaction Series, kedua deret ini bertemu pada suatu titik dimana
dalam deret ini membentuk huruf seperti (Y). Titik pertemuan antara kedua deret
ini disebut dengan Residual Reaction Series. Kedua deret ini bertemu pada
pembentukan K feldspar, kemudian berlanjut ke pembentukan muscovite dan
kuarsa.
Mineral-mineral yang terdapat pada bagian atas Deret Bowen merupakan
mineral-mineral yang mengalami kristalisasi atau pembekuan lebih awal daripada
mineral-mineral yang terdapat pada bagian bawah. Dapat dilihat pula dari
suhunya, yang memperlihatkan mineral-mineral bagian atas memiliki suhu lebih
tinggi daripada mineral-mineral bagian bawah. Mineral yang pertama kali
terbentuk adalah olivine. Olivine yang terbentuk pada suhu yang tinggi,
mengakibatkan sifatnya yang sangat tidak stabil terhadap pelapukan. Hal ini
dikarenakan kondisi suhu permukaan yang sangat berbeda dibandingkan dengan
suhu di bawah permukaan saat olivine terbentuk. Berbeda dengan kuarsa yang
berada di bagian paling bawah Deret Bowen. Kuarsa yang terbentuk terakhir
bersifat sangat stabil terhadap pelapukan, karena kondisi suhu permukaan hampir
mirip dengan suhu di saat kuarsa terbentuk.
Penjelasan lebih lanjut adalah adanya hubungan antara suhu dengan
tingkat resistensi suatu mineral terhadap pelapukan, baik itu fisika maupun
kimia. dimana mineral mineral yang kaya akan Si akan lebih resisten terhadap
pelapukan dan mineral yang kaya akan Ca, Mg, dan Fe akan cenderung tidak

resisten terhadap pelapukan. Dalam deret ini dijelaskan bahwa semakin ke


bawah pembentukannya (dari mineral mineral ultramafic/ultrabasa, menjadi
mineral mafic/asam) maka keresistensian mineral terhadap pelapukan akan
semakin tinggi. Perbedaan tingkat resistensi ini dapat disebabkan oleh komposisi
kimia dari mineral mineral ini, dimana mineral mineral felsic/asam memiliki
banyak kandungan silika, dan komposisi kimia ini menentukan ikatan kimia
yang terjadi di dalam mineral. Selain komposisi mineralnya, perbedaan pada
temperatur pembentukannya juga mempengaruhi tingkat resistensi ini. Mineral
yang terbentuk pada suhu rendah dan dalam waktu yang cukup lama akan lebih
resisten daripada mineral mineral yang terbentuk dalam waktu cepat dan pada
suhu yang tinggi.
Dan juga semakin ke bawah, mineral akan semakin jauh tertransportasi
dari sumbernya. Dalam proses ini, mineral-mineral yang telah membeku dan
terbentuk menjadi mineral utuh, kemudian akan tertransportasi dari batuan asal
yang berasal dari gunung api. Semakin lama batuan tersebut akan mengalami
pelapukan dan transportasi, baik itu oleh air maupun angin. Telah dijelaskan
bahwa mineral-mineral basa ataupun mineral yang terbentuk pada suhu tinggi di
deret Bowen, memiliki tingkat resitensi yang rendah terhadap pelapukan. Maka
dari itu, semakin jauh mineral tersebut dari gunungapi, semakin resisten mineral
tersebut terhadap pelapukan. Hal ini mengindikasikan mengapa pada pasir pantai
banyak terdapat kuarts, dan bukan olivin.
REFERENSI:
http://www.friends-are-electric.com/archives/2009/11/bowens-reaction-series.html

Anda mungkin juga menyukai