Anda di halaman 1dari 24

BAB I

MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI


SELAMA PELAKSANAAN PPK II

Pelaksanaan PPK II (Program Praktik keGuruan II) di SMK Negeri 6 Malang


Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015 Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
dilaksanakan sejak tanggal 1 Oktober 2014 sampai 15 Desember 2014. Dalam
kegiatan pembelajaran praktikan mendapat kesempatan untuk mengajar 3 kelas
yakni kelas XII RPL 2, XII TKR 2, XII TKR 5 dengan jumlah pelajaran setiap
minggunya 6 jam mata pelajaran produktif. Adapun jadwal mengajar praktikan
selama di SMK Negeri 6 Malang sebagai berikut :
Tabel 1. Jadwal Mengajar Selama Kegiatan PPK II

Hari

Jam
Ke

Waktu

07.15-08.00

80.00-08.45

07.15-08.00

80.00-08.45

10.00-10.45

10.45-11.30

Jumat

Sabtu

Sabtu

Kelas

XII
TKR 5

XII
TKR 2

XII
RPL 2

Kegiatan

Kegiatan Belajar Mengajar


Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan Belajar Mengajar

Beberapa permasalahan yang dialami oleh praktikan selama melaksanakan


PPK di SMK Negeri 6 Malang dikelompokkan kedalam 4 hal yakni :

A. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).


B. Proses penampilan selama mengajar (kegiatan pembelajaran).
C. Partisipasi dalam kehidupan sekolah atau tempat Praktik.
D. Proses bimbingan.
Masalah-masalah tersebut diatas akan dibahas secara rinci sesuai dengan
pengalaman yang di alami oleh praktikan dilapangan. Dalam kegiatan PPK
(program Praktik keGuruan) akan banyak dipenuhi permasalahan baru yang tidak
mungkin dapat dipecahkan secara cepat ketika berada dikelas.
A. Penyusunan RPP
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses
dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. Rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.
Dalam rangka pelaksanaan kurikulum KTSP Guru harus menyesuaikan
RPP dengan menyesuaikan beberapa komponen dengan komponen kurikulum
tersebut. Selain itu didalam rencana pelaksanaan pembelajaran praktikan juga
menerapkan pendekatan scientific dan penilaian autentic seperti pada
kurikulum 2013 untuk diterapkan kedalam kurikulum KTSP.
Pada Standar Proses (Permendiknas Nomor 41 tahun 2007) terdapat
komponen RPP yang terdiri dari identitas nama pelajaran, yang meliputi satuan
pendidikan, kelas, semester program studi, mata pelajaran atau tema mata
pelajaran, jumlah pertemuan, standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup,
selanjutnya terdapat penilaian hasil belajar dan sumber belajar.
Pada kurikulum KTSP, istilah standar kompetensi dikenal sebagai acuan
yang merupakan gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan

kedalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan


psikomotorik) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas dan mata pelajaran. Standar kompetensi adalah kemampuan yang harus
dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas.
Adapun susunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum
KTSP mencakup :
1) Satuan Pendidikan.
2) Mata Pelajaran.
3) Kelas/Semester.
4) Alokasi Waktu.
5) Standar Kompetensi.
6) Kompetensi Dasar dan Indikator.
7) Tujuan Pembelajaran.
8) Materi pembelajaran.
9) Metode/Pendekatan Pembelajaran.
10) Media,Alat, dan Sumber Pelajaran.
11) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
-

Kegiatan Pendahuluan.

Inti.

Kegiatan Penutup.

12) Penilaian
-

Sikap Spiritual.

Sikap Sosial.

Pengetahuan.

Keterampilan.

Setiap Guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara


lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.

Demikian pula dalam penyusunan RPP, praktikan juga banyak mengalami


kendala dalam penyusunan RPP kurikulum KTSP ini, adapun kendalanya
tersebut meliputi :
1. Praktikan belum terlalu memahami tata cara penyusunan RPP kurikulum
KTSP.
2. Sulitnya mengatur materi yang sesuai dengan jam pelajaran.
3. Menentukan waktu tidak sesuai dengan materi ajar.
4. Sulitnya menentukan metode pembelajaran.
5. Sulitnya menentukan langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran.
6. Alokasi waktu harus sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh sekolah.
7. Penentuan materi ajar tidak disusun secara sistematis.
8. Evaluasi harus sesuai dengan tuntutan waktu.

B. Proses Penampilan
Penampilan mengajar pertama yang dialami yaitu :
a. Merasa gugup karena baru pertama kali mengajar di depan kelas dan
masih di dampingi Guru Pamong.
b. Kurangnya memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang akan di
ajarkan.
c. Mulai aktif berkomunikasi dengan siswa.
d. Praktikan sedikit lupa akan materi apa yang harus disampaikan didepan
kelas karena gugup.
Penampilan mengajar kedua :
a. Praktikan sudah tidak merasa gugup.
b. Praktikan di dampingi Guru Pamong.
c. Penampilan mengajar praktikan mulai terbiasa dan santai.
d. Praktikan lebih sering berkomunikasi dengan siswa.
e. Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran praktikan.
f. Siswa antusias menjawab pertanyaan dari praktikan.
Penampilan mengajar ketiga

a. Penampilan ketiga praktikan sudah biasa saja.


b. Praktikan di dampingi Guru Pamong.
c. Harus memperhatikan posisi tempat dalam kelas.
d. Praktikan harus memperjelas penjelasan dalam menerangkan materi
yang diajarkan.
e. Praktikan menanggapi respon dari siswa tentang penyampaian materi
yang kurang tepat dari paraktikan.
f. Penggunaan waktu yang belum efisisen sehingga penyampaian tugas
LKS yang seharusnya disampaikan kepada peserta didik terkadang tidak
tersampaikan dan tidak terlaksana dengan baik, keterbatasan dalam
menyimpulkan materi ajar yang disampaikan.
Penampilan mengajar keempat
a. Cara mengajar praktikan lebih luwes dan santai.
b. Keterbatasan dalam mengkaitkan materi ajar sebelumnya dengan materi
yang akan diajarkan.
c. Penyajian materi terkadang tidak sesuai dengan langkah-langkah yang
ada di dalam RPP.
d. Suasana kelas mulai ramai dan banyak yang sudah merasa akrab dengan
praktikan.
Penampilan mengajar ke lima
a. Pelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan.
b. Praktikan mengajar sesuai dengan langkah-langkah yang ada di RPP.
c. Siswa antusias memperhatikan penjelasan praktikan dengan baik.
d. Siswa lebih banyak bertanya tentang materi kepada praktikan.

Penampilan mengajar ke enam sampai dengan penampilan mengajar ke dua


belas
a. Praktikan melanjutkan materi ke bab selanjutnya.
b. Praktikan memberi ulangan.
c. Praktikan melakukan observasi hasil ulangan bersama dengan siswa.

Penampilan ke tiga belas


Penampilan ke tiga belas tidak ada karena siswa menjalani UAS semester
gasal sehingga tidak ada KBM.
C. Bimbingan Belajar
Proses belajar mengajar di SMK 6 Malang sudah memperlihatkan adanya
pembelajaran yang efektif dan kondusif serta menyenangkan. Pada saat
kegiatan berlangsung proses belajar mengajar dikelas siswa-siswinya dapat
belajar dengan baik, tenang, bisa menerima pelajaran dengan baik sehingga
tercipta pembelajaran yang efektif.
Namun ada kelas tertentu yang memang membutuhkan tenaga eksta untuk
mengajar dikelas tersebut. Hal ini disebabkan oleh luasnya ruang gerak siswa
dalam kelas yang tidak sebanding dengan jumlah siswa dalam kelas sebagai
tempat KBM yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif,
serta peserta didiknya yang sedikit sukar untuk di kondisikan dalam kegiatan
belajar mengajar.
Selain itu disaat pergantian jam masuk pelajaran siswa-siswi masih ada
yang ribut dan masih berada diluar kelas saat jam masuk kelas, sehingga
keadaan kelas tidak efektif lagi dan proses belajar pun menjadi terganggu
begitu juga dengan konsentrasi mereka dalam menerima materi yang
disampaikan. Terutama saat jam pelajaran setelah istirahat.
Disini peran Guru sangat dibutuhkan untuk menciptakan suasana kelas yang
terkontrol dengan baik serta pembelajaran yang menyenangkan, selain
menyampaikan materi ajar Guru harus memperhatikan keadaan kelas serta
peserta didiknya.

D. Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Praktik


Partisipasi praktikan dalam kehidupan sekolah SMP Negeri 16 Malang
antara lain :
1. Membantu Guru mengisi kelas kosong/piket Guru saat Guru bidang studi
yang bersangkutan tidak masuk/berhalangan mengajar.

2. Membantu tim olahraga untuk mempersiapkan dan melatih siswa-siswi


SMK Negeri 6 Malang senam kebugaran jasmani untuk kepentingan
perlombaan Green School Festival tingkat sekolah Menengah se-Malang
Raya.
3. Membantu Guru Pamong membuat soal ulangan harian.

E. Proses Bimbingan
Pelaksanaan proses bimbingan antara Guru Pamong dengan praktikan baik
dan tidak ada kendala yang dirasakan oleh praktikan. Proses bimbingan
dilaksanakan setiap hari di sekolah. Namun terdapat sedikit kendala pada saat
proses bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPK dikarenakan kesibukan
beliau dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh praktikan.
Terlepas dari permasalahn waktu tersebut komunikasi anatara praktikan
dengan Dosen Pembimbing PPK berjalan dengan baik karena Dosen
Pembimbing PPK terus memantau dan menanyakan kendala dan masalah yang
dihadapi via telepon seluler dan Dosen Pembimbing PPK terus memberi
motivasi yang positif kepada para peserta praktikan.

BAB II
FAKTOR PERMASALAHAN YANG DIALAMI

A. Penyusunan RPP
Permasalahan dalam penyusunan RPP disebabkan oleh kurangnya
pemahaman praktikan terhadap implementasi kurikulum KTSP di lapangan,
serta kurang mendetailnya penjelasan tentang cara membuat RPP kurikulum
KTSP saat perkuliahan maka dari itu praktikan banyak mengalami kesulitan
dalam penyusunan RPP.
Sedangkan kendala lain yaitu dalam hal penentuan model/metode serta
media pembelajaran yang harus sesuai dengan penerapan model saintific dan
penilaian autentic pada kurikulum KTSP ini, disebabkan oleh masih sangat
kurang pengalaman praktikan dalam mengajar. Selain itu setiap kelas memiliki
kondisi dan karakter siswa yang berbeda-beda, sehingga suatu metode/model
yang diterapkan disuatu kelas belum tentu sesuai jika diterapkan dikelas yang
lain.
Berikut adalah faktor penyebab dari permasalahan-permasalahan yang
timbul :
1.

Praktikan belum memahami tata cara penyusunan RPP kurikulum KTSP


karena penerapan kurikulum KTSP ini sudah tidak dipakai pada saat
perkuliahan dikarenakan ada kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013.

2.

Praktikan kesulitan dalam

mengatur materi yang sesuai dengan jam

pelajaran karena masih belum terlalu paham mengenai pembagian materi


dalam tiap-tiap jamnya.
3.

Praktikan tidak bisa mengatur waktu yang di tentukan sesuai dengan


materi ajar.

4.

Sulitnya menentukan metode pembelajaran.

5.

Sulitnya menentukan langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran.

6.

Sulitnya membuat indikator pembelajaran.

7.

Alokasi waktu harus sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh sekolah.

8.

Penentuan materi ajar tidak disusun secara sistematis.

9.

Evaluasi harus sesuai dengan tuntutan waktu.

10. Sulitnya menentukan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi


dasar.

B. Proses Penampilan
Faktor-faktor penyebab dari masalah atau kendala yang muncul dalam
proses penampilan mengajar dikelas adalah sebagai berikut :
1. Praktikan belum terbiasa mengajar.
2. Praktikan belum mengenal karakteristik dari peserta didik secara umum
dikelas yang bersangkutan.
3. Kurangnya pengelolaan kelas dan pengorganisasian waktu.
4. Praktikan terkadang kurang bisa mengatasi kericuhan yang ada dikelas
dikarenakan siswanya yang terlalu aktif.
5. Siswa yang cenderung ramai, sehingga memicu siswa yang lainnya untuk
melakukan hal yang sama, sehingga kelas merasa kurang nyaman dan
tenang serta siswa tidak dapat menerima pelajaran dengan baik.
6. Cara belajar siswa yang lamban dalam hal mencatat materi yang di
tampilkan praktikan di LCD dan tidak cepat menerima apa yang dijelaskan
praktikan sehingga memakan waktu jam pelajaran yang banyak.
7. Sikap siswa yang tidak menghargai terhadap Guru praktikan, sehingga
siswa cenderung mengacuhkan tugas-tugas yang praktikan berikan,
cenderung melakukan kegiatan sendiri saat proses pembelajaran
berlangsung.

C. Bimbingan Belajar
Selama kegiatan bimbingan belajar praktikan tidak mengalami kesulitan,
hanya saja ada sedikit kendala dari peserta didik yang memang susah untuk
dikondisikan di karenakan memang ada satu kelas yang ekstrim yang dalam hal
ini seluruh siswa dalam kelas tersebut laki-laki dari jurusan mesin kendaraan
ringan.

D. Partisipasi Dalam Kegiatan Sekolah/Tempat Praktik


Dalam partisipasi kegiatan sekolah, dalam kegiatan piket berjalan sesuai apa
yang diperintahkan oleh Guru piket dan praktikan menemui kesulitan dalam
menjalankan tugas yang diberikan diluar jam pelajaran atau selama kegiatan
partisipasi dilingkungan sekolah atau tempat Praktik, kebanyakan siswa lebih
ramai dan tidak mau mengerjakan tugas dengan baik.
E. Proses Bimbingan
Selama proses bimbingan tidak ditemukan kendala atau masalah yang
dihadapi praktikan dengan Dosen Pembimbing PPK. Pembagian waktu yang
efisien dan kinerja Dosen Pembimbing selama melaksanakan kegiatan PPK,
membuat hubungan praktikan dan Dosen Pembimbing PPK berjalan dengan
baik dan lancar.

BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH KEPENDIDIKAN
Praktikan konsultasi pada Dosen Pembimbing PPK serta Guru Pamong
tentang masalah yang dialami saat proses belajar mengajar berlangsung. Adapun
upayan penanggulangannya yaitu sebagai berikut :

A. Penyusunan RPP
Untuk penyusunan RPP paraktikan seringkali berkonsultasi dengan Guru
Pamong guna menyempurnakan dan menyesuaikan RPP praktikan dengan
kondisi kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya yang ada di lingkungan
SMK Negeri 6 Malang.
Praktikan menemui kesulitan dalam menentukan model, pendekatan dan
metode pembelajaran yang akan digunakan dalam RPP yang sesuai dengan
kondisi siswa di SMK Negeri 6 Malang, namun praktikan banyak berkonsultasi
dan mendapat masukan serta arahan dari Guru Pamong tentang masalah
tersebut dengan cara menggunakan pendekatan saintific sebagai acuan yang
sesuai dengan kondisi permasalahan belajar siswa.
Adapun upaya praktikan dalam menanggulangi masalah penyusunan RPP
ini adalah dengan :
1. Mengklasifikasikan materi-materi yang dianggap mudah dan sulit (materi
yang dianggap mudah beralokasikan waktu lebih singkat sedangkan materi
yang dianggap sulit beralokasikan waktu lebih lama).
2. Penyusunan RPP dilakukan jauh sebelum penampilan sehingga dapat
memunculkan ide serta gagasan dalam menentukan metode yang tepat.
3. Melakukan konsultasi sebelum praktikan mengajar.
4. Melakukan diskusi dengan sesama praktikan mengenai masalah-masalah
yang dihadapi bersama.
5. Praktikan membaca buku-buku referensi lainnya yang dapat menambah
pengetahuan praktikan tentang penyusunan RPP.
6. Melakukan pemahaman terhadap materi yang diajarkan secara menyeluruh
agar materi yang diajarkan dapat disampaikan secara menyeluruh pula.

B. Proses Penampilan Mengajar


Penyelesaian masalah-masalah yang yang dihadapi praktikan dalam
penampilan di kelas adalah dengan sering melakukan latihan dan
melakukan observasi kepada Guru kelas dan teman sejawat yang lain
dalam cara mengajar di kelas sehingga pengalaman mengajar praktikan
pun dapat bertambah. Hal ini secara perlahan membuat praktikan menjadi
terbiasa dengan suasana kelas dan bisa lebih mengenal karakter siswa
sehingga memudahkan praktikan dalam penguasaan kelas.
Dalam penampilan di kelas, praktikan banyak dibantu oleh Guru
Pamong. Beliau memberikan penilaian mengenai penampilan praktikan
selama di kelas. Selain itu, beliau pun memberikan pendapat, kritik, dan
saran dalam berpenampilan di kelas sehingga praktikan dapat mengetahui
kekurangan selama mengajar dan memperbaikinya agar bisa tampil lebih
baik lagi pada pertemuan berikutnya.
Adapun upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah dalam
proses penampilan dan penyampaian materi adalah sebagai berikut :
1.

Selalu mempersiapkan diri secara maksimal baik dalam mental,


penguasaan materi, metode, maupun pendekatan yang sesuai dengan
materi yang akan diajarkan kepada siswa.

2.

Melakukan pendekatan secara personal. Pedekatan ini dilakukan


dengan cara praktikan berkeliling ke setiap siswa pada saat siswa
sedang mengerjakan latihan soal di kelas, serta menanyakan masalah
yang dialami siswa. Sebagian besar, dengan cara seperti itu siswa pun
besedia mengemukakan masalah yang dihadapinya saat mengerjakan
latihan maupun tentang materi yang sudah disampaikan.

3.

Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh


siswa, tenang, mengatur ritme serta intonasi ketika sedang
menyampaikan materi.

4.

Membawa suasana kelas agar lebih santai dan rileks dengan sesekali
bercanda sehingga siswa tidak merasa tegang atau kaku pada saat
pembelajaran berlangsung diselingi dengan olahraga ringan agar siswa
merasa rileks. Selain itu agar praktikan juga bisa beradaptasi dengan
suasana kelas dan kondisi siswa yang cukup heterogen.

C. Bimbingan Belajar
Penyelesaian masalah selama kegiatan bimbingan belajar praktikan
berkenaan dengan mengkondisikan peserta didik di kelas yang ekstrim
yang dalam hal ini seluruh siswa dalam kelas tersebut laki-laki dari jurusan
mesin kendaraan ringan adalah dengan pendekatan, kuis dadakan (Pop
Quiz), serta hukuman.
Pada akhirnya praktikan dapat mengendalikan siswa dalam kelas
tersebut dengan penjelasan detail sebagai berikut :
1.

Pendekatan
Praktikan melakukan pendekatan secara personal dan kelompok
berkenaan dengan masalah yang sering mereka hadapi saat proses
pembelajaran berlangsung. Praktikan menanyakan kepada siswa
alasan

mengapa

mereka

susah

untuk

dikondisikan

dengan

menggunakan bahasa santai yang mengundang perhatian siswa.


Hasil yang didapati praktikan adalah para siswa di kelas tersebut
merasa sedikit stress dikarenakan para siswa sebentar lagi akan
menjalani Ujian Nasional, serta siswa tersebut merasa bosan
dikarenakan pelajaran yang di dapatkan dirasa kurang menarik, serta
siswa cenderung malas mencatat pelajaran dan kurangnya keakraban
antara siswa dengan praktikan yang menyebabkan siswa cenderung
meremehkan praktikan.
Setelah melakukan pendekatan tersebut, para siswa dirasakan
sedikit demi sedikit mampu ditertibkan dan mengikuti pembelajaran
yang dilakukan oleh praktikan.
2.

Kuis Dadakan (Pop Quiz)


Setelah melakukan pendekatan, praktikan memberikan instruksi
kepada siswa untuk memperhatikan layar LCD dan mengerjakan kuis

yang diberikan praktikan tanpa terlebih dahulu melakukan penjelasan


tentang materi yang akan diajarkan pada tiap-tiap pertemuan.
Para siswa menunjukkan masalah kesulitan dalam menjawab
pertanyaan dari kuis tersebut, tetapi akan adanya masalah tersebut
cenderung mendorong rasa ingin tahu siswa yang menyebabkan siswa
lebih aktif dalam mengobservasi dan mengeksplorasi materi yang
akan diajarkan praktikan sehingga kelas diarahkan ramai dalam
konteks pembelajaran aktif, bukan kearah kegaduhan tak berarti.
3.

Hukuman
pada akhirnya, praktikan tetap mengalami kendala dalam
menertibkan beberapa orang siswa yang memang susah untuk
mengikuti proses pembelajaran sehingga cenderung menjadi sumber
kegaduhan yang pada akhirnya mengganggu konsentrasi dan fokus
siswa yang lainnya.
Untuk mengatasi kendala tersebut praktikan tidak segan-segan
memberikan hukuman ringan kepada siswa yang bersikap tidak sopan
dan membuat kegaduhan semata-mata untk menjaga ketertiban kelas
dengan cara :
- Praktikan menghukum menyanyi berbahasa inggris dngan
pelafan yang tepat kepada siswa yang berbicara diluar pelajaran.
- Praktikan menghukum menghafalkan 50 vocabulary bagi siswa
yang tidak mengerjakan tugas/kuis dan tidak mau melakukan
diskusi kelompok.
- Praktikan menghukum push-up bagi siswa yang bersikap tidak
sopan kepada praktikan, menjahili siswa lainnya, dan berkatakata kotor pada saat pembelajaran.

Setelah praktikan menerapkan ketiga hal diatas, kondisi kelas


ekstrim tersebut akhirnya dapat direda sehingga pembelajaran menjadi
efektif tanpa ada gangguan yang berarti.

D. Partisipasi Dalam Kegiatan Sekolah/Tempat Praktik


Untuk menguasai perasaan segan dan canggung dalam mengikuti
partisipasi kehidupan sekolah, praktikan berusaha menjalankan hubungan
baik dengan keluarga besar SMKN 6 Malang, berupaya melibatkan diri
berperan dalam kegiatan yang diadakan sekolah tersebut, seperti piket
harian, dan kegiatan lainnya.
Usaha tersebut sedikit telah banyak menimbulkan rasa ikut memiliki
sekolah dalam diri praktikan. Partisipasi dalam kegiatan sekolah adalah
piket dan kegiatan insidental serta kegiatan rutin. Piket yang saat ini
sedang dilaksanakan Guru praktikan di SMKN 6 Malang adalah piket
KBM. Praktikan dan Guru praktikan yang lain membantu dan
melaksanakan semua piket tersebut, dimana para Guru praktikan memiliki
hari dan jadwal piket masing-masing.
E. Proses Bimbingan
Praktikan tidak mengalami banyak permasalahan selama proses
bimbingan. Hal ini dikarenakan Guru Pamong yang ditunjuk selalu
memberikan masukan dan saran yang membangun sehingga praktikan
tidak merasakan kesulitan dalam melaksanakan bimbingan mengenai
penyusunan RPP, penyusunan bahan ulangan, melakukan analisis hasil
ulangan siswa, proses penampilan praktikan di kelas dan sebagainya.
Sedangkan untuk proses bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPK
pun tidak terlalu mengalami banyak hambatan. Upaya yang dilakukan
yaitu seringnya melakukan komunikasi.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kegiatan PPK yang dilaksanakan oleh praktikan di SMK Negeri 6
Malang secara keseluruhan dapat dikatakan terlaksana dengan baik. Banyak
pengalaman yang diperoleh praktikan dalam kegiatan PPK ini yang dapat
dipetik sebagai bekal dalam menghadapi dunia kerja kelak. Pengalaman ini
diperoleh dari Guru, karyawan, siswa dan rekan-rekan PPK lainnya.
Mesikpun dalam pelaksaan PPK ini praktikan terkadang menghadapai
kendala namun kendala ini tidak dijadikan alasan sebagai ketidaksuksesan
praktikan dalam pelaksanaan PPK. Kendala tersebut dijadikan pelajaran
berharga agar ketika praktikan menghadapi masalah yang sama bahkan lebih
besar praktikan dapat menghadapinya dengan tenang.
Selama praktikan melaksanakan kegiatan PPK di SMK Negeri 6 Malang,
praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu kegiatan PPL bertujuan
untuk melatih para calon pendidik (mahasiswa/praktikan) agar mendapatkan
pengalaman mendidik secara faktual di lapangan dan juga sebagai sarana
terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional dibidangnya. Dengan
adanya kegiatan PPK, mahasiswa dapat mempraktikan secara langsung dan
menerapkan ilmu yang diperoleh pada perkuliahan di kampus dalam
kenyataan yang tampak di lapangan serta dihadapkan pada permasalahan
yang ada dalam realitas yang sebenarnya di sekolah.
Adapun manfaat dari kegiatan PPK ini, diantaranya :
a. Membangun dan memperbaiki karakter diri sebagai seorang pendidik
agar menjadi lebih kreatif, inovatif dan berwibawa di hadapan para
siswa serta dalam mengembangkan media atau metode yang
digunakan dalam pembelajaran.

b. Melatih kesabaran diri dalam menghadapi berbagai karakter siswa


yang plural dan heterogen.

c. Menumbuhkan

kecermatan dalam menyelesaikan


permasalahan yang timbul dalam proses belajar mengajar.

d. Melatih rasa percaya diri dihapan orang banyak.

berbagai

B. Saran
Setiap kegiatan tentunya tidak akan terlepas dari kekurangan meskipun
terdapat banyak manfaat di dalamnya. Begitu pun dengan kegiatan PPK yang
telah dilaksanakan oleh praktikan di SMK Negeri 6 Malang selama kurang
lebih satu setengah bulan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena
itu, ada beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
praktikan ke depannya, P3G IKIP Budi Utomo Malang, maupun bagi SMK
Negeri 6 Malang.
1. Bagi Praktikan
Adapun saran bagi praktikan ke depannya, antara lain:
a. Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas,
praktikan diharapkan untuk lebih mempersiapkan diri secara
maksimal agar senantiasa dapat melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan baik.
b. Sebaiknya praktikan selalu mencari referensi mengenai strategi dan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa maupun
materi yang akan diajarkan agar penyampaiannya dapat diterima
dan diserap oleh siswa secara efektif.
c. Praktikan harus senantiasa meminta masukan dan koreksi, baik
dari Dosen Pembimbing PPK, maupun dari Guru Pamong
terhadap penampilan di kelas maupun terhadap rencana
pengajaran yang telah dibuat.
d. Praktikan harus mampu bersikap, berpenampilan, dan bertindak
sebagaimana layaknya seorang guru yang profesional serta
senantiasa memberikan teladan yang baik bagi siswa di dalam dan
di luar kelas.
e. Selalu berinovasi dalam mengembangkan metode pembelajaran
yang dilakukan agar siswa tidak merasa bosan.
2. Bagi Pihak Universitas
Saran untuk pihak universitas, praktikan berharap agar meningkatkan
kualitas kegiatan PPK hingga mencapai keberhasilan yang maksimal
dengan cara memberikan pengarahan dan bimbingan kepada praktikan
secara kontinu baik sebelum pelaksanaan PPK II maupun pada saat

berlangsungnya PPK II. Memberikan informasi yang terbaru dengan


keadaan di sekolah terutama dalam masalah administrasi sehingga
praktikan tidak merasa kebingungan dalam

proses penyusunan

administrasi sekolah.
3. Bagi Pihak Sekolah Mitra
Adapun saran untuk pihak sekolah, praktikan berharap agar kerja
sama yang telah terjalin dapat terus berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Lampiran Dokumentasi Mengajar


1. Kegiatan Belajar Mengajar Di kelas XII TKR 5

2. Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas XII TKR 2

3. Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas XII RPL 2

B. Kegiatan penutupan Guru PPK


Setelah kurang lebih selama satu setengah bulan berada di SMK Negeri 6
Malang sebagai mahasiswa praktikan maka pada tanggal 15 Desember 2014
praktikan dan seluruh rekan-rekan praktikan yang lain mengadakan acara
perpisahan dengan Guru Pamong, Kepala Sekolah, Seluruh Wakil Kepala
Sekolah dan staff SMK Negeri 6 Malang.
Adapun instrument dari acara perpisahan yang diadakan oleh praktikan
IKIP Budi Utomo Malang adalah sebagai berikut :
Hari / tanggal

: Senin, 15 Desember 2014

Waktu

: 11.00 WIB

Tempat

: ruang lab. fisika SMK Negeri 6 Malang

Acara

: Perpisahan Mahasiswa PPK IKIP Budi Utomo Malang


dan Universitas Wisnuwardhana Malang

Susunan acara :
Pembukaan
Doa
Sambutan Kepala Sekolah Negeri 6 Malang.
Sambutan Dosen Pembimbing PPK IKIP Budi Utomo Malang.
Sambutan Dosen Pembimbing PPL Universitas Wisnuwardhana Malang.
Sambutan perwakilan Guru Pamong/Koordinator PPL SMK Negeri 6
Malang.
Sambutan koordinator PPK IKIP Budi Utomo Malang di SMK Negeri 6
Malang.
Kesan dan pesan mahasiswa PPK yang diwakilkan oleh salah satu
praktikan dari masing-masing universitas.
Penyerahan cinderamata.
Penutup

Dilanjutkan dengan acara ramah-tamah (acara non-fomal) yang berupa


pembacaan doa oleh guru agama SMK Negeri 6 Malang.
C. Lampiran Agenda Kegiatan PPK
Agenda Kegiatan PPK terdiri dari :
1. Jurnal Kegiatan Mengajar Guru Praktikan.
2. Agenda Piket Guru Praktikan.
3. Silabus.
4. Prota.
5. Promes.
6. Kalender Pendidikan.
7. RPP kurikulum KTSP.
8. Daftar Hadir Siswa.
9. Daftar Nilai Siswa.

Anda mungkin juga menyukai