Diketahui Hormon insulin mempengaruhi aktivitas atau jumlah sedikitnya 50 protein
pada sejumlah jaringan. Insulin juga mempengaruhi proses translasi mRNA demikian pula memengaruhi sintesis protein yang umum pada sejumlah organ termasuk hati, jaringan adiposa dan otot skeletal. Selain itu, insulin mengaktifkan jalur protein kinase yang berikutnya akan mengaktifkan eIF-4E. Suatu faktor yang penting untuk tahap yang membatasi kecepatan dalam sintesis protein. Insulin memengaruhi Ekspresi Gen Insulin bekerja pada tingkat membran plasma atau dalam sitoplasma. Selain itu, insulin mempengaruhi berbagai proses spesifik di dalam nukleus yang mungkin melalui perantara intraselnya. Enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase (PEPCK) yang mengatalis tahap yang membatasi kecepatan reaksi dalam glukoneogenesis. Sintesis PEPCK dikurangi oleh insulin dengan begitu, glukoneogenesis akan menurun. Hasil penelitian terakhir memperlihatkan bahwa laju transkripsi PEPCK secara selektif menurun setelah penambahan insulin. Meskipun beberapa penelitian terhadap regulasi PEPCK menghasilkan contoh pertama mengenai efek insulin terhadap transkripsi gen. IGF-1 dan IGF-2 berhubungan dengan insulin dalam hal struktur dan fungsinya Insulin dengan IGF-1 dan IGF-2 memiliki kerja yang serupa, maka sulit untuk dipisahkan efeknya dari keduanya. Perbandingan insulin dengan IGF-1 dan IGF-2. Hormon insulin memiliki jumlah asam amino 51, IGF-1 dan IGF-2 merupakan peptida rantai-tunggal dengan masing-masing 70 dan 67 asam amino. Sumber insulin berasal dari sel B pankreas. IGF-1 dan IGF-2 berasal hati dan berbagai jaringan. Peranan fisiologis yang utama pada insulin yaitu pengendalian metabolisme. Sedangkan pada IGF-1 dan IGF-2 berturut-turut untuk pertumbuhan rangka dan tulang rawan serta belum diketahui. Insulin merupakan hormon metabolik yang lebih poten, sedangkan IGF lebih poten dalam menstimulasi pertumbuhan. Glukagon merupakan antagonis Insulin Terjadinya peristiwa meningkatnya kadar glukosa plasma, akibat adanya suatu hormon peptida yang mencemari, yaitu Glukagon, yang merupakan hormon kedua dari sel pulau Langerhans pankreas yang ditemukan. Hormon ini disintesis di dalam sel A pulau Langerhans pankreas, merupakan polipeptida rantai-tunggal yang tersusun atas 29 asam amino. Glukagon memiliki sifat imunologik dan biologik tertentu. Glukagon beredar di dalam plasma dalam bentuk bebas. Karena tidak terikat dengan protein pengangkut. Hormon ini diinaktifkan di hati. Insulin atau IGF-1, hormon ini menghambat langsung pelepasan glukagon dan banyak zat lain yang mempengaruhi sekresi glukagon. Glukagon juga merupakan hormon glukoneogenik yang paling poten dan bersifat ketogenik. Melawan kerja hormon insulin. Hati merupakan sasaran utama kerja glukagon.
Somatostatin adalah hormon yang menghambat sekresi hormon pertumbuhan (GH). Somatotatin merupakan peptida siklik yang disintesis di dalam sel D pulau Langerhans pankreas. Hormon ini dapat ditemukan pada hipotalamus, pulau Langerhans dan jaringan gastrointestinal. Somatostatin menghambat pelepasan hormon dari sel pulau Langerhans. Hormon ini juga mengurangi pengangkutan nutrien dari traktus gastrointestinal ke dalam sirkulasi darah, karena somatostatin memperpanjang waktu pengosongan lambung, mengurangi sekresi gastrin dan dengan demikian menurunkan produksi asam lambung, mengurangi sekresi kelenjar eksokrin pankreas, mengurangi aliran darah splanknikus dan memperlambat absorpsi gula. Fungsi polipeptida pankreas masih belum diketahui Polipeptida pankreas (PP), merupakan suatu peptida 36 asam amino yang dihasilkan oleh sel F pankreas. Sekresinya dalam tubuh manusia ditingkatkan oleh konsumsi protein, puasa dan olahraga. Fungsi PP masih belum diketahui, tetapi efek hormon tersebut terhadap kadar glikogen hati dan sekresi gastrointestinal sudah pernah dikemukakan. Terdapat banyak hormon gastrointestinal Diantara hormon-hormon gastrointestinal utama, hanya sekretin yang terdapat dalam bentuk tunggal. Adanya bentuk multipel hormon peptida gastrointestinal di dalam jaringan gastrointestinal dan sirkulasi darah, menghalangi penetepan jumlah dan sifat molekul ini. Hormon gastrointestinal memiliki ciri khusus, yaitu bahwa banyak di antaranya yang sesuai dengan definisi klasik suatu hormon, sebagian memiliki kerja parakrin dan beberapa lainnya bekerja secara neurokrin. Sistem endokrin gastrointestinal adalah bahwa sel tersebut tidak berkumpul dalam organ yang terpisah sebagaimana terlihat pada kelenjar endokrin yang lebih tipikal, melainkan tersebar di seluruh traktus gastrointestinal. Terdapat sejumlah famili hormon gastrointestinal, dibagi 2 macam. Yaitu famili gastrin yang terdiri atas gastrin serta kolesistokinin dan famili sekretin yang mencakup sekretin, glukagon, polipeptida penghambat sekresi lambung, polipeptida intestinal vasoaktif serta glisentin dan peptida neurokrin neurotensin. Mekanisme kerja hormon gastrointestinal telah tertinggal di belakang hormonhormon lainnya. Pengecualian yang perlu diperhatikan dalam pernyataan ini mencakupi pengaturan sekresi enzim oleh sel asinar pankreas.