Anda di halaman 1dari 5

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan Kerja
Hal penting yang harus diperhatikan ketika kita melakukan kegiatan
praktikum baik di ruang kelas, alam terbuka maupun di labolatorium.
Praktikum

Salah satu metode dalam pembelajaran yang mana siswa langsung


melakukan pengamatan secara nyata

Labolatorium

Suatu ruangan yang dirancang khusus untuk tempat kita melakukan


aktivitas pengamatan maupun percobaan dengan aman

Fungsi labolatorium
Sebagai tempat melakukan pengamatan atau percobaan (praktikum)
Untuk membahas konsep atau sub konsep eksperimen yang memerlukan alat bantu,
misalnya slide proyektor dan dinding
Setiap orang yang melakukan pekerjaan di labolatorium harus benar-benar mengetahui dan
memahami peraturan yang ada di labolatorium.
Tujuannya yaitu untuk melindungi dan menjaga :
a. Keselamatan orang yang melakukan praktikum dan orang yang ada di dekatnya
b. Alat-alat praktikum dari kerusakan
c. Keselamatan labolatorium secara keseluruhan
Peraturan labolatorium
a. Peraturan umum
1. Jangan memasuki labolatorium tanpa ijin guru
2. Jangan makan atau minum di dalam labolatorium
3. Jangan berlari-lari di dalam labolatorium
4. Jangan melakukan percobaan apapun tanpa ijin guru
5. Biarkan pintu dan jendela labolatorium terbuka, kecuali ada perintah lain dari guru
6. Jangan merusak peralatan elektronik atau alat lain di dalam labolatorium
7. Baca semua petunjuk secara hati-hati
8. Gunakan alat-alat keselamatan untuk melindungi diri kita, misal : kacamata atau jas
labolatorium
9. Jangan menghirup gas apapun terlalu dalam

10. Jangan merasakan bahan kimia apapun kecuali ada ijin dari guru
11. Gunakan peralatan secara benar dan hati-hati
12. Cuci peralatan yang telah digunakan. Jangan membuang bahan-bahan padat ke dalam
wastafel. Kembalikan peralatan ke tempat semula
13. Cuci tangan setelah percobaan selesai
b. Peraturan khusus dalam melakukan percobaan
1. Selalu gunakan kacamata pengaman sebelum mulai memanaskan atau mencampurkan
bahan kimia
2. Jangan menghadapkan mulut tabung reaksi kearah kita atau orang lain ketika
memanaskan bahan kimia
3. Jangan menghirup gas atau bahan kimia secara langsung, kecuali ada perintah dari
guru
4. Jangan menempatkan bahan kimia yang mudah terbakar di dekat api dan jangan
memanaskannya secara langsung
5. Baca keterangan yang ada pada kemasan bahan kimia
6. Jika badan kita terkena suatu bahan kimia, segera cuci dengan air mengalir, kemudian
lapor ke guru
7. Jangan mengembalikan bahan kimia yang telah dipakai ke dalam wadah atau botolnya
karena akan mengkontaminasi
Memperlakukan alat dan bahan kimia di labolatorium dengan baik
Ex.
1. Mikroskop
Digunakan untuk melihat benda-benda berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang
Mikroskop dibawa dalam posisi tegak dengan cara tangan kanan memegang lengan
mikroskop dan tangan kiri menumpu bagian bawahnya (kaki mikroskop)
2. Tabung reaksi
Jangan disimpan di tempat yang panas
Digunakan untuk mencampur atau memanaskan zat/bahan dalam jumlah kecil
Jika memanaskan zat dalam tabung reaksi maka tabung reaksi harus dipegang dengan
penjepit atau klem.
Posisikan tabung reaksi saat dipanaskan miring dengan mulut tabung reaksi
menjauhi kita

3. Gelas piala dan labu Erlenmeyer


Jangan dibawa atau diangkat pada bagian lehernya saja, melainnkan salah satu tangan

harus menumpu bagian dasarnya


Digunakan sebagai wadah cairan
Jika kita ingin memnaskan zat, maka gunakan kaki tiga dan pembakar spiritus, serta
kawat kasa sebagai alasnya

4. Pipet tetes
Digunakan untuk mengambil zat cair
Caranya : masukkan ujung pipet tetes dalam zat yang akan diambil dengan pangkal
pipet ditekan kemudian di lepas
5. Buret
Mempunyai bentuk seperti pipet tetapi berukuran lebih besar dan dekat ujungnya terdapat
kran
Dengan memutar kran tersebut cairan dalam buret dapat keluar atau tertahan dalam buret
6. Alat pemanas atau pembakar spiritus
Jaga jangan sampai ada kebocoran
Pada saat memadamkan, jangan ditiup, melaikan langsung ditutup dengan penutupnya
7. Botol yang berisi bahan kimia, terutama yang mudah terbakar jangan disimpan di tempat
yang langsung kena sinar matahari.
Cairan dalam botol dapat berfungsi sebagai lensa yang mengumpulkan sinar matahari dan
menyebabkan kebakaran.
8. Untuk membuka tutup botol yang sukar dibuka, dapat dilakukan dengan cara perendaman
dalam air panas atau mengetuk secara perlahan, tergantung dari sisi botolnya
Bahan-bahan kimia di dalam labolatorium yang berbahaya
a. Bahan-bahan kimia yang menguap dan beracun
1. Uap H2S
2. Uap SO2 dari asam belerang pekat atau hasil pemanasan asam sulfat (H2SO4)
3. Uap brom yang warnanya coklat
4. Uap klor
5. Uap nitroneus dari asam nitrit dan nitrat
6. Uap dari zat-zat kimia yang mudah menguap seperti methanol, etanol, eter, dan
acetin
7. Uap formadehid

8. Uap karbon monoksida (CO2)


Uap-uap zat tersebut sangat mengganggu pernafasan jika terhirup
Jika kena mata Menyebabkan iritasi pada mata, kalau zatnya sangat pekat dapat
Menyebabkan kebutaan

Cara mengatasinya :
1. Apabila mulai terasa sakit sedikit saja di paru-paru atau sesak napas karena menghirup
uap kimia, cepat-cepatlah menjauh dan duduk istirahat sambil menghisap udara yang
segar.
Bernafaslah mula-mula perlahan kemudian cepat.
Minum susu cara yang paling baik untuk menghilangkan pengaruh zat-zat kimia
2. Apabila berkerja dengan bahan-bahan kimia yang mengeluarkan banyak uap beracun,
bukalah ventilasi sehingga sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik atau melakukan
percobaan di dalam lemari asam
Jika dalam praktikum harus melakukan penciuman, cara penciuman yang benar hanya
melewatkan zat dekat hidung dan melakukan sebentar saja
b. Bahan-bahan yang mudah terbakar
Ex. Alcohol, methanol, aseton eter, akali, nitro selulosa.
Bahan-bahan yang mempunyai sifat mudah terbakar :
Harus diletakkan di tempat yang lembab
Jauhkan dari api
Jangan sekali-kali menggunakan pemanas api, tetapi gunakan pemanas listrik, karena
uap bahan yang mudah terbakar dapat menjilat api sehingga menimbulkan kebakaran
c. Bahan-bahan asam dan basa keras
Umumnya merusak badan, pakaian, lantai dan barang-barang lainnya
Dapat mengeluarkan uap yang beracun

Beberapa bahan bersifat eksoterm menimbulkan panas jika diencerkan atau diberi
perlakuan (dicampur) dengan bahan lain.
Ex. Asam sulfat
Asam sulfat ketika diencerkan akan menimbulakan panas yang cukup besar karenanya,
pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan asam sulfat sedikit demi sedikit ke
dalam air.
Jangan melakukan sebaliknya,
karena jika air yang ditambahkan ke dalam asam sulfat, maka dapat mendidihkan

air yang baru dimaksukkan, akibatnya akan timbul percikan asam sulfat
Pemindahan cairan asam dan basa keras harus dulakukan dengan menggunakan corong

jangan memakai pipet tetes, karena


uapnya keras
bahaya sekali kalau terhisap ke dalam mulut atau terpercik ke muka atau mata
Jika menggunakan sendok, pakailah sendok dari bahan porselen atau gelas jangan
menggunakan sendok atau pengaduk dari bahan logam
karena asam atau basa keras akan bereaksi dengan bahan dari logam (sendok atau
pengaduk akan rusak)

Anda mungkin juga menyukai