Anda di halaman 1dari 24

BY

KELOMPOK 3
ARMAWATI
SITI AMINAH
NURUL ISTIANI
SILVA NINGSI
RABIATUL ADAWIYA

DEFINISI EMBOLI PARU


Embolisme paru mengacu pada obstruksi salah satu
atau lebih arteri pulmonal oleh trombus yang berasal
dari suatu tempat dalam sistem vena atau pada
jantung sebelah kanan. Embolisme paru adalah
gangguan sistem umum dan sering berkaitan
dengan, trauma, bedah ( ortopedik, pelvik,
genekologik, ) kehamilan, gagal jantung kongestif,
usia lanjut ( lebih dari 60 tahun ) dan imobilitas
berkepanjangan.

LANJUT
Emboli Paru adalah sumbatan arteri pulmonalis
yang disebabkan oleh trombus pada trombosis vena
dalam di tungkai bawah yang terlepas dan
mengikuti sirkulasi menuju arteri di paru. Setelah
sampai diparu, trombus yang besar tersangkut di
bifurkasio arteri pulmonalis atau bronkus lobaris
dan menimbulkan gangguan hemodinamik,
sedangkan trombus yang kecil terus berjalan sampai
ke bagian distal, menyumbat pembuluh darah kecil
di perifer paru(Goldhaber,1998; Sharma,2005).

ETIOLOGI EMBOLI PARU

Menurut Sylvia A. Price, 2005, ada tiga faktor utama

yang timbulnytrombosis
kemudian menjadi emboli paru yaitu sebagai berikut :
Stasis atau melambatnya aliran darah
Luka dan peradangan pada dinding vena
Hiperkoagulasibilitas
Trias klinis klasik yang merupakan predisposi trombo
emboli paru
Virchow tahun 1856, yaitu:
Trauma lokal pada dinding pembuluh darah;
Hiperkoagulabilitas;
Stasis darah

PATOFISIOLGI
Efek klinis Emboli Paru tergantung pada derajat obtruksi

vaskuler paru, pelepasan agen humoral vasoaktif dan


bronkokonstriksi dari pratelet teraktivasi (misalnya
serotonin, tromboksan A2), penyakit kardiopulmonal
sebelumnya, usia dan kesehataan umum pasien.
Afterload RV meningkat secara bermakna bila lebih dari
25% sirkulasi paru mengalami obstruksi. Awalnya hal ini
mengakibatkan peningkataan tekanan RV, kemudiaan
diikuti oleh dilatasi RV dan regurgitasi trikuspid, dan
dengan mulai gagalnya ventrikel kanan, terjadi
penurunan tekanan RV.

LANJUT
Ventrikel kanan yang normal tidak mampu

meningkatkan tekanan ateri pulmonalis lebih banyak di


atas 50-60 mmhg sebagai respons terhadap obstruksi
mayor mendadak pada sirkulasi paru, sementara pada
trombus emboli kronis atau PH primer tekanan RV dapat
meningkat secara bertahap hingga tingkat suprasistemik
(>100mmhg). Kombinasi dari penurunan aliran darah
paru dan pergeseran septum interventrikel keruangan
ventrikel kiri akibat ventrikel kanan yang mengalami
dilatasi, menurunya pengisian ventrikel kiri.

LANJUT
Maka dispnoe pada pasien dengan obstruksi berat akut

sirkulasi paru dapat dikurangi manuver yang


meningkatkan aliran balik vena sistemik dan preload
ventrikel kiri, seperti berbaring datar, mendongak
dengan kepala kebawah, dan infus koloid intravena. Hal
ini berlawanan dengan dispnu pada pasien dengan gagal
ventrikel kiri, yang gejalanya berkurang dengan
manuver yang menurunkan preload ventrikel kiri,
seperti duduk tegak dan terapi duduk(Huon H. Gray,
2003).

MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala emboli para adalah dipsnea adalah
gejala yang paling umum Dyspnea adalah gejala
yang paling umum kedua yang di ikuti dengan
takipnea adalah frekuensi pernafasn yang sangat
cepat serta nyeri dada adalah gejala yang paling
umum dan biasanya mempunyai awitan bersifat
pleuritik, takikardi, gugup, batuk, diaforesis, suara
gesekan pleura, hemoptisis, dan sinkop.

LANJUT
Ketika trombus menyumbat sebagian atau

seluruh arteri pulmonal, ruang rugi alveolar


membesar karena area, meski terus mendapat
ventilasi, menerima aliran darah sedikit
maupun tidak sama sekali.

KOMPLIKASI
Komplikasi meliputi :
Disfungsi ventrikel
Gagal nafas
Gagal jantung kanan akut
Kegagalan multi organ
Hipertensi dan
Kematian (Greenberg, 2005).

PENCEGAHAN
Pada orang-orang yang memiliki resiko menderita emboli

paru, dilakukan berbagai usaha untuk mencegah


pembentukan gumpalan darah di dalam vena. Untuk
penderita yang baru menjalani pembedahan (terutama
orang tua), disarankan untuk:
menggunakan stoking elastic
melakukan latihan kaki
bangun dari tempat tidur dan bergerak aktif sesegera
mungkin untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
pembentukan gumpalan.
Stoking kaki dirancang untuk mempertahankan aliran
darah, mengurangi kemungkinan pembentukan
gumpalan, sehingga menurunkan resiko emboli paru.

PEMERISAAN DIAGNOSTIK
Menurut Huon H, Gray, 2003 pemeriksaan

yang dapat dilakukan meliputi


Elektrokardiografi
Ekokardiografi
Radiografi Toraks
Pemindaian Paru
MRI dan pemindaian CT

PENATALAKSANAAN MEDIS
pasien yang diduga mengalami emboli paru
harus mendapatkan pemeriksaan radiodrafi
thoraks dan EKG dan dirujak untuk pemidaian
V/Q paru. Bila indeks kecurigaan klinis tinggi,
antikougulan harus dimulai, tanpa menunggu
hasil pemeriksaan penunjang, selain terapi
suportif misalnya analgesik dan oksigen, tiga

pilihan terapi segera untuk emboli paru adalah


antikoagulasi dengan heparin, terapi trombolitik,
embolektomi paru(Huon H. Gray, 2003).

KONSEP KEPERAWATAN

Pengkajian
Riwayat kesehatan sekarang

Klien mengatakan sulit bernafas, klien tampak menggunakan nafas

bibir, lemah dan


pucat, kien juga mengeluh sakit pada dadanya,
nyeri seperti tertimpa benda berat, skala nyeri 6, durasi nyeri 3 menit
setiap 1 jam, klien tampak meringis dan gelisah, tampak selalu
memegang dadanya, klien tampak cemas, dan klien mengatakan takut
terhadap
penyakit yang dideritanya. Klien mengatakan tidak
mengerti akan penyakit yang dideritanya, klien selalu bertanya-tanya
tentang penyakitnya, klien tampak bingung dan gelisah.

Riwayat kesehatan dahulu

Penyakit yang pernah dialami klien : klien pernah mengalami DM

sejak lima tahun yang lalu, dan pernah dirawat dipuskesmas.


Pengobatan yang didapatkan : terapi insulin

LANJUT
Aktifitas/istirahat

Gejala : kelemahan dan atau kelelahan.


Tanda : dispnea karena kerja

Kecepatan jantung tak normal atau TD berespons


pada aktivitas
Gangguan tidur

LANJUT
Sirkulasi
Gejala : riwayat cedera dinding, vena, seperti

bedah atau trauma vena iliaka dan pelvik,


varises vena, sepsis, luka bakar,
adanya/berulangnya prosedur infasif mis,
infus sentral, pemantauan heodinamik,
masalah koagulasi, misalnya polisitemia,
anemia hemolitik autoimun, penyakit sel
sabit, infark miokardial
transmural/subendokardial/Vka, gagal
jantung.

LANJUT
Tanda : takikardia.

Bunyi jantung ekstra, mis S3m S4

Distritmia mis, fibrilasiatrial kronis,


Mumur kegagalan katub
Hipotensi

Nadi mungkin normal, lemah/lembut (syok), atau


penuh/kuat (polisitemiavera).

Ekstremitas : tanda trombofiblitis mis, vena feblotik,


tegangan jaringan otot, kulit mengkilat
Edema : peningkatan suhu kulit

LANJUT
Intergritas ego
Gejala : ketakutan, perasaan mau pingsan.
Takut mati
Tanda : gelisah, gemeta, prilaku panik
Wajah tegang Peningkatan keringat
Makanan cairan
Gejala : mual
Tanda : edema kaki

LANJUT
Neoro Sensori

Gejala : kesulitan berkosentrasi, gangguan daya


ingat.
Berdenyut

Tanda : gangguan lingkup perhatian


Disorientasi

Perubahan pengaturan/adanya/daya ingat segera

Letargi/pingsan

LANJUT
Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri dada

Ketidaknyamanan pada ekstremitas (bila ada

tromboflebitis)
Prilaku distraksi, wajah mengkerut, merintih, gelisah.
Menekan dada.

LANJUT
Pernafasan

Gejala : riwayat penyakit paru kronik


Lapar udara / dispnea

Batuk, sputum merah muda/berdarah /coklat.


Tanda : takipnea

Dispnea, pernafasan tersengal-sengal

Penurunan bunyi nafas, krekels, mengi, friksi pleural

(bila paru infarrk terjadi)


Batuk (basah/kering atau sputum berdarah produktif)

Keamanan

LANJUT

Gejala : riwayat kanker, infeksi sistemik, fraktur/ trauma pada


ekstremitas bawah,
luka bakar
Tanda : demam derajatrendah
Seksualitas
Gejala : saat ini hamil atau melahirkan

Penyuluhan/pembelajaran

Gejala : mengunakan kontrapsesi oral, adanya penghentian

antikoagulan
Pertimbangan
Ulangan : perubahan program obat,
Bantuan perawatan diri, pengaturan rumah dan memelihara

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi

trakeobronkial.
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan
aliran udara keaveoli atau kebagian utama paru.
Resiko tinggi Perubahan perfusi jaringan berhubungan
dengan penghentian aliran darah (arteri/vena)
Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan ateri oleh
embolus
Ansiatas berhubungan dengan adanya ancaman kematian.
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit.
(Doenges, Marilynn E, 2000).

Anda mungkin juga menyukai