Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,
khususnya pendidikan dasar dan menengah.

Berbagai usaha telah dilakukan

untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan


kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan,
pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana
pendidikan dan peningkatan mutu managemen sekolah.
Selama ini

proses pembelajaran

IPA khususnya Biologi di kelas

kebanyakan masih mengunakan paradigma yang lama dimana guru memberikan


pengetahuan kepada siswa yang pasif. Guru mengajar dengan metode
konvensional yaitu metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam,
dengar, catat dan hafal ( 3DCH ) Sehingga Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM )
menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak
akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran Biologi.
Memperhatikan permasalahan diatas, sudah selayaknya dalam pengajaran Biologi
dilakukan suatu inovasi.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar dan

menengah secara umum dan mutu pelajaran Biologi secara khusus diperlukan
perubahan pola pikir positif yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan
kurikulum. Pada masa lalu proses belajar mengajar untuk mata pelajaran MIPA
pada umumnya, dan mata pelajaran Biologi khususnya terlalu terfokus pada guru
dan kurang terfokus kepada siswa . Akibatnya kegiatan belajar mengajar lebih
ditekankan pada pengajaran dari pada pembelajaran. Kata pembelajaran dapat
diartikan sebagai perubahan yang terjadi dalam kemampuan, sikap, atau perilaku
siswa yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman atau pelatihan.
Perubahan kemampuan yang hanya berlangsung sekejap dan kemudian kembali
ke perilaku semula menunjukkan belum terjadi peristiwa pembelajaran, walaupun
mungkin terjadi pengajaran. Tugas guru adalah membuat agar proses
pembelajaran pada siswa berlangsung secara aktif, efektif, kreatif, menarik dan

menyenangkan, dengan memperhatikan pendekatan sains, serta Learning to do,


Learning to know, Learning to be and Learning to live together (Depdiknas 2003
: 43).
Sesungguhnya mata pelajaran biologi adalah mata pelajaran yang menarik
karena banyak sekali peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dijelaskan
dengan konsep biologi. Sebagai contoh konsep-konsep biologi dapat digunakan
untuk menjelaskan berbagai persoalan berikut ini :
1. Mengapa manusia tidak ada yang sama ?
2. Faktor faktor apa saya yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang.?
3. Mengapa bentuk paruh dan kaki elang cocok untuk memakan mangsanya?
4. Mengapa nyamuk bisa menyebabkan penyakit pada manusia?
5. Mengapa kita harus minum air yang telah dimasak?
Secara spesifik masalah yang berhasil diidentifikasi oleh peneliti dalam
pembelajaran biologi adalah
1. Jika diajak tanya jawab pada awal pembelajaran siswa cenderung
menghindar.
2. Sangat sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan. (tidak lebih 2 %).
3. Siswa cenderung cepat bosan memperhatikan pelajaran, kemudian
bercengkrama dengan pasangan duduknya.
4. Siswa tidak mengerjakan PR di rumah melainkan di kelas menjelang
pelajaran dimulai dan sebagian besar siswa menyalin PR siswa pandai dan
rajin.
5. Kemampuan berpikir rasional siswa sangat lemah dalam mengerjakan
soal-soal biologi
6. Siswa tidak dapat melihat hubungan antara pelajaran yang satu dengan
yang lain.
7. Siswa tidak berusaha mengkaitkan pelajaran biologi dengan kehidupan
sehari-hari, dan lingkungan tempat mereka tinggal.
8. Keterbatasan sarana dan prasarana, sebagai contoh baru tahun ini
laboratorium di SMP kami bisa terwujud, laboraturium tersebut kami
desain sedemikian rupa, sehingga beberapa eksperimen sesuai kurikulum

sudah dapat dilaksanakan.

Jika jadwal pemakaian laboratorium

berbarengan dengan guru lain maka kami tetap melaksanakan aktivitas


eksperimen/demonstrasi di dalam kelas.
B.

Ruang Lingkup/Pembatasan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas

terlihat bahwa cukup banyak faktor yang diduga mempengaruhi pemahaman


konsep siswa dalam proses pembelajaran biologi. Dalam kegiatan penulis ini,
membatasi hanya pada pemakaian media puzzle untuk meningkatkan pemahaman
konsep kelangsungan hidup organisme yaitu adaptasi dan perkembangbiakan
serta meningkatkan kemampuan siswa untuk menjelaskan fenomena-fenomena
biologi dalam kehidupannya sehari-hari.
C.

Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah

dengan

permainan

gambar

puzzle

dapat

meningkatkan

pemahaman konsep kelangsungan hidup organisme dan kaitan antar


konsep biologi?
2. Apakah

dengan

mengunakan

permainan

gambar

puzzle

dapat

meningkatkan kemampuan siswa untuk menjelaskan fenomena-fenomena


biologi dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran biologi
menjadi lebih bermakna ?
D.
1.

Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan Penelitian

Tujuan penggunaan media puzzle dalam pembelajaran ini adalah :


1. Mengetahui apakah dengan permainan gambar puzzle dapat meningkatkan
pemahaman siswa tentang konsep kelangsungan hidup organisme dan
kaitan antar konsep biologi.
2. Mengetahui apakah dengan mengunakan permainan gambar puzzle dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk menjelaskan fenomena-fenomena
biologi dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran biologi
menjadi lebih bermakna.

2.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis

maupun secara praktis bagi :


1. Siswa,

untuk

meningkatkan

pemahaman

konsep

biologi

dan

menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari sehingga pelajaran


biologi menjadi lebih bermakna.
2. Guru, untuk lebih mendapatkan kemudahan dalam berkreasi dan
berinovasi pada pembelajarannya sehingga bisa lebih efektif dan efisien
dalam peranannya sebagai fasilitator dan mediator.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kelangsungan Hidup Organisme
Kelangsungan hidup suatu organisme terlihat dari kenyataan tetap
lestarinya jenis organisme tersebut melalui adaptasi, seleksi alam dan
perkembangbiakkan. Organisme yang mampu beradaptasi dengan lingkungan
serta memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi akan tinggi populasinya,
seperti nyamuk dan tikus, sedangkan organisme yang kemampuan reproduksinya
sedikit dan diiringi dengan rendahnya daya adaptasinya akan terancam
kepunahan. (Kimball, 1996 : 134)
1. Adaptasi.
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya yang senantiasa berubah-ubah.

Perubahan ini bisa

berlangsung cepat ataupun lambat, karena lingkungan berubah maka agar


makhluk hidup dapat bertahan hidup, dia harus menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.(Prawirohartono, 2005 : 79)
Manusia mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap lingkungannya
melebihi dari makhluk lainnya. Disamping itu manusia juga mampu mengubah
lingkungannya sesuai dengan hidup dan kemampuannya, dengan cara adaptasi ini
maka kelestarian makhluk hidup dapat terjamin. Jika suatu makhluk hidup telah
beradaptasi dengan lingkungannya maka makhluk hidup itu sangat sulit untuk
berpindah tempat ke lingkungan lain.

Jika ingin pindah maka ia pun harus

menyesuaikan diri kembali dengan lingkungannya yang baru.

Organisme

melakukan adaptasi terhadap lingkungannya dengan beberapa cara, yaitu adaptasi


morfologi (penyesuaian bentuk), adaptasi fisiologi (penyesuaian fungsi) dan
adaptasi behavioral (penyesuaian tingkah laku).
a. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh atau alat-alat tubuh
terhadap lingkungannya untuk kelangsungan hidup jenisnya, yang berlangsung
dalam kurun waktu yang lama. Cara ini merupakan adaptasi yang paling mudah
dikenal dan dapat terlihat dari luar, contoh :

a)

Bentuk paruh burung yang bermacam-macam sesuai dengan


makanannya

b)

Bentuk

kaki burung yang bermacam-macam sesuai dengan

habitatnya
c)

Berdasarkan cara mengambil makanannya, mulut serangga dibagi


menjadi 4 macam yaitu penjilat, penusuk, penggigit dan penghisap.

d)

Ciri-ciri organ yang terdapat pada tumbuhan xerofit sesuai untuk


hidup di tempat yang kering

e)

Ciri-ciri organ yang terdapat pada tumbuhan higrofit sesuai untuk


hidup ditempat yang basah/lembab

b. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat-alat tubuh terhadap
keadaan lingkungan.

Adaptasi ini sangat sulit, sebab menyangkut fungsi

fisiologis dalam tubuh, seperti reaksi-reaksi biokimia dalam saluran pencernaan.


Contoh :
a)

Hewan herbivora memiliki enzim selulase untuk mencernakan


senyawa selulosa

b)

Orang yang tinggal dipegunungan yang tinggi memiliki jumlah sel


darah merah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang
tinggal di daerah pesisir.

c. Adaptasi Tingkah Laku


Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan dalam
bentuk tingkah laku. Contoh :
a)

Rayap suka memakan kembali kulitnya yang mengelupas untuk


mendapatkan kembali hewan flagellata penghasil enzim selolase
pada usus belakangnya yang ikut mengelupas bersama kulitnya.

b)

Pemutusan ekor (autotomi) pada kadal dan cecak pada keadaan


tertentu

c)

Mamalia yang hidup di air secara berkala muncul ke permukaan air


untuk mengambil oksigen

2. Seleksi Alam
Setiap makhluk hidup harus berusaha untuk mendapatkan segala keperluan
untuk kelangsungan hidupnya, misalnya cahaya, makanan, air dan tempat tinggal.
Karena kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut
terbatas maka akan terjadi persaingan diantara makhluk hidup tersebut. Makhluk
hidup yang menang dalam persaingan akan hidup terus, sedangkan makhluk hidup
yang kalah akan mati atau mencari habitat lain dan harus beradaptasi terhadap
lingkungan yang baru, sehingga terjadi penyesuaian evolusi.
Dengan demikian alam mengadakan seleksi terhadap individu-individu
yang ada didalamnya. Proses inilah yang disebut dengan seleksi alam. Contoh :
a. Terjadinya spesies baru burung Finch (pipit) di kepulauan Galapagos
yang terletak di kawasan Amerika Selatan.
b. Terbentuknya leher jerapah yang panjang.
c. Punahnya Dinosaurus.
3. Perkembangbiakkan
Untuk menjaga kelangsungan hidup spesiesnya dari kepunahan, organisme
dapat melakukan reproduksi, baik yang dilakukan secara vegetatif (aseksual/tidak
kawin) ataupun generatif (seksual/ kawin). Pada tumbuhan perkembangbiakkan
generatif dilakukan dengan membentuk organ perkembangbiakkan yang disebut
dengan bunga, sedangkan untuk perkembangbiakkan secara vegetatif dilakukan
dengan menggunakan organ khusus yang berlangsung secara alamiah atau buatan.
Pada hewan tingkat tinggi dan manusia reproduksi berlangsung secara
generatif atau seksual sedangkan pada hewan tingkat rendah dapat berlangsung
secara vegeratif.
B. Kemampuan Guru
Mengapa masalah dalam kegiatan belajar mengajar

seperti uraian

pendahuluan dapat terjadi, kalau kita introspeksi pada diri kita boleh jadi kita
(guru) yang bermasalah. Salah satu persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang
guru SMP yang baik adalah memiliki kemampuan dasar dan sikap serta terampil
(Dikmenum, 2003 : 12)

antara lain : menguasai kurikulum yang berlaku,

menguasai materi pelajaran, menguasai metode, menguasai teknik evaluasi,


memiliki komitmen terhadap tugas, disiplin dalam pengertian luas.
Mana metode yang tepat untuk mengajar MIPA. Paradigma pendidikan
masa depan menyatakan :
Guru tidak harus didikte dan diberi berbagai arahan serta instruksi, yang
penting adalah perlu disusun standar profesionalisme guru yang dijadikan acuan
pengembangan mutu guru (Zamroni, 2003 : 34).
Dari paparan tersebut metode atau strategi yang dipikirkan guru, berpijak pada
atmosfir kelas dan kondisi siswa, tidak lagi atas dasar petunjuk dari atasan atau
atas dasar kesukaan kita dalam pembelajaran. Banyak metode atau strategi
mengajar seperti : Ceramah, diskusi informasi, cerita, tanya jawab, debat, sosiodrama, demonstrasi dan eksperimen serta metode belajar lainnya.
Sifat pelajaran Biologi yang mengutamakan proses ilmiah dan menyadari
bahwa kita belajar menurut Sheal, Pater (1989) dalam Depdiknas, (2004 : 23)
mengatakan :
a)

10 % dari apa yang kita baca

b)

20 % dari apa yang kita dengar

c)

30 % dari apa yang kita lihat

d)

50 % dari apa yang kita lihat dan dengar

e)

70 % dari apa yang kita katakan

f)

90 % dari apa yang kita katakan dan lakukan.

Tertarik akan masalah di atas penulis berupaya untuk mencoba mencari


jalan keluar dari masalah ini.

Penulis membuat media pembelajaran yang

sederhana yaitu menggunakan permainan gambar puzzle dengan maksud siswa


tertantang, motivasinya meningkat sehingga pada akhir pembelajaran siswa
mampu menjelaskan gejala dan fenomena yang terjadi dalam kehidupan seharihari, mengunakan konsep yang telah dipelajarinya agar konsep biologi tersebut
dapat meningkatkan pemahamannya dan yang terpenting pelajaran Biologi
menjadi lebih bermakna bagi siswa.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Biologi


Sebelum kita menentukan strategi pembelajaran (tujuan, model dan
evaluasi), sebaiknya kita harus memahami dahulu karaktaristik mata pelajaran
biologi yang termasuk mata pelajaran IPA atau sains yang akan kita ajarkan.
Dalam sains dipelajari permasalahan yang berkaitan dengan fenomena alam dan
berbagai permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Fenomena alam dan sains
dapat ditinjau dari objek, persoalan, tema dan tempat kejadiannya.
Pembelajaran sains memerlukan kegiatan penyelidikan baik melalui
observasi maupun eksperimen, sebagai bagian dari kerja ilmiah yang melibatkan
keterampilan proses yang dilandasi sikap ilmiah. Selain itu pembelajaran sains
mengembangkan rasa ingin tahu melalui penemuan berdasarkan pengalaman
langsung yang dilakukan melalui kerja ilmiah. Melalui kerja ilmiah, peserta didik
dilatih untuk memanfaatkan fakta, membangun konsep, prinsip, teori sebagai
dasar untuk berfikir kreatif, kritis, analisis dan divergen.
Dengan demikian menurut Indrawati (2008 : 5) dalam pembelajaran IPA
atau sains, peserta didik dituntut untuk menguasai/memiliki kemampuan minimal
dalam empat hal, yaitu :
1.

Menguasai konsep-konsep IPA

2.

Terampil menggunakan ketrampilan berfikir dan motorik

3.

Memiliki sikap-sikap positif sebagaimana yang dimiliki oleh saintis

4.

Mampu menerapkan konsep IPA dan keterampilan berfikir dalam


memecahkan masalah sehari-hari

D.

Strategi Pembelajaran
Proses pembelajaran berjalan secara optimal perlu adanya rencana

pembuatan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran menurut Arthur L. Costa


(1985) dalam Trianto (2007 : 129) merupakan pola kegiatan pembelajaran
berurutan yang ditetapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai
suatu hasil belajar siswa yang diinginkan.

Komponen strategi pembelajaran

mencakup 3 hal yaitu tujuan, model dan evaluasi ketiga komponen ini disebut
sebagai three anchor points (tiga mata jangkar) yang merupakan satu kesatuan.

Pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan memuat kemampuan


kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Gagne dalam Trianto (2007 ; 129),
bahwa hasil belajar yang dicapai meliputi lima kemampuan yaitu :
1.

Kemampuan intelektual, kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa


tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukan, misalnya
kemampuan mendiskriminasi, konsep konkrit dan konsep terdefinisi.

2.

Informasi verbal (pengetahuan deklaratif), yaitu pengetahuan yang


disajikan dalam bentuk proposisi (gagasan) dan bersifat statis
misalnya fakta, kejadian pribadi, generalisasi.

3.

Sikap, merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat


mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-benda, kejadiankejadian atau makhluk hidup lainnya.

4.

Keterampilan motorik, kemampuan yang meliputi kegiatan fisik,


penggabungan motorik dengan ketrampilan intelektual misalnya
menggunakan mikroskop.

5.

Strategi kognitif, merupakan proses kontrol, yaitu proses internal


yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara
memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berfikir.

Strategi

kognitif meliputi : (a) strategi menghafal, (b) strategi elaborasi, (c)


strategi pengaturan, (d) strategi metakognitif, (e) strategi afektif

E.

Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri menurut Gulo (2000) dalam Trianto (2007 : 135)

menyatakan bahwa strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri. Masih menurut Gulo
pembelajaran inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual saja
tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan
ketrampilan inkuiri merupakan proses yang bermula dari merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dan akhirnya menarik kesimpulan.

10

Sasaran utama pembelajaran inkuiri adalah :


1. keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses belajar mengajar
2. keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan
pembelajaran
3. mengembangkan sikap percaya diri pada siswa tentang apa yang
ditemukan dalam proses inkuiri
Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri pada
siswa adalah : (a) Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang
siswa untuk berdiskusi, (b) inkuiri berfokus pada hipotesis, (c) penggunaan fakta
sebagai evidensi (informasi dan, fakta). Untuk menciptakan kondisi seperti itu,
peranan guru adalah sebagai berikut :
1. Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah
berfikir.
2. Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan.
3. Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat.
4. Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas.
5. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
6. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu dan organisasi kelas.
7. Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.
Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke
proses ilmiah dalam waktu yang singkat.

Hasil penelitian Schlenker dalam

Trianto (2007 : 136) menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan


pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil
dalam menganalisis informasi.

F.

Strategi belajar Biologi melalui permainan gambar puzzle


Sebelumnya kita telah mengetahui bahwa permainan dalam pembelajaran

seperti permainan gambar puzzle adalah salah satu cara yang dapat menarik
karena cara ini dapat memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran Biologi. Puzzle
Picture menurut Wojowasito dan Poerwadaminta (1980 : 165) adalah teka-teki

11

berupa gambar yang dapat merangsang anak untuk berpikir. Hanya saja sebelum
kita mengajarkannya di depan kelas, guru harus mengetahui strategi yang tepat
untuk mengajarkannya. Sebelum kita mengajar kita harus melakukan persiapan.
Salah satunya adalah mengetahui keadaan siswa yang akan diajar dan
mempersiapkan

strategi

yang

tepat

dan

semenarik

mungkin

untuk

menghadapinya.
Ada beberapa hal yang diinginkan

siswa ketika seorang guru akan

memasuki ruang kelas dan guru diharapkan nantinya untuk dapat memenuhi hal
tersebut untuk menjaga agar siswa tetap termotivasi dalam belajar. Menurut
Ronald. W. Luce (1990 : 12) hal yang diinginkan siswa tersebut adalah :
1. Siswa ingin kebutuhan pribadinya dalam belajar terpenuhi. Mereka
ingin bakat dan kemampuan mereka dihargai oleh guru dalam kelas.
2. Siswa menginginkan guru yang benar-benar menghargai mereka
sebagai manusia, yang peduli mereka bukan hanya guru yang selalu
ingin mengevaluasi mereka.
3. Siswa ingin ditantang dengan pelajaran bukan menjatuhkan mereka.
4. Siswa ingin guru menjaga dan selalu mendukung mereka serta
mengikuti perkembangan mereka secara individu.
5. Siswa menyukai guru yang bisa menyesuaikan diri dengan usia
mereka, humoris dan bisa mengerti humor mereka.
6. Siswa menyukai cara menerangkan yang jelas dan lengkap serta
memberikan contoh-contoh yang konkrit.
Lana Becker dan Kent N. Schneider (2004 : 13) menyarankan beberapa
peraturan agar tetap fokus dan termotivasi dalam belajar :
1. Menjelaskan kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan
diajarkan
2. Menyediakan media visual untuk mendukung materi pelajaran
3. Menerangkan materi pelajaran secara logis dan dapat diterapkan
4. Memberikan kegiatan didalam kelas segera setelah materi tersebut
diajarkan

12

5. Membantu siswa untuk menghubungkan pelajaran yang lalu


dengan pelajaran yang sedang diajarkan.
6. Menghargai siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Apabila siswa merasa dihargai mereka akan memberikan usaha
terbaiknya.
7. Memberikan standar belajar yang tinggi
Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa memberikan
materi pelajaran melalui permainan gambar puzzle bertujuan untuk menarik
perhatian siswa dan menjaga motivasi siswa untuk belajar biologi dan dapat
mengembangkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.
G.

Penelitian Tindakan Kelas.


Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan ini didefinisikan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, (1988 : 35)
adalah :
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penyelidikan melalui cara
mawas diri secara kolektif, yang dilakukan oleh para peserta dalam suatu situasi
sosial dengan maksud untuk meningkatkan/memperbaiki rasionalitas dan
keselarasan benar dan adilnya dari praktek-praktek pendidikan sosial sendiri,
juga dengan tujuan meningkatkan pemahaman atas praktek-praktek itu, serta
situasi-situasi tempat dilaksanakannya praktek itu.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan, dimana siswa dalam proses
belajar mengajar disuguhkan materi pelajaran dan cara pengajaran yang menarik
sehingga nantinya akan memotivasi siswa dalam belajar dan akhirnya dapat
meningkatkan kemampuan mereka dalam materi pelajaran kelangsungan hidup
organisme.
Sudarsono (1982 : 24) memberikan batasan tentang PTK yaitu suatu
bentuk penelitian yang bersifat refleksif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu, agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek pembelajaran di
kelas secara lebih profesional. Secara umum setiap siklus perbaikan mutu dengan
PTK terdiri dari :
a.

Rencana yaitu : membuat rencana tindakan untuk melakukan perbaikan


mutu atau pemecahan masalah.

13

b.

Tindakan yaitu : mengimplementasikan tindakan tersebut sesuai dengan


rencana

c.

Observasi yaitu : melakukan pengamatan terhadap efek dari tindakan yang


diberikan.

d.

Refleksi yaitu : mereflesikan hasil tindakan tersebut, sebagai dasar


perencanaan berikutnya.
Setelah pembelajaran atau tindakan pada siklus I berakhir, guru,

kolaborator dan siswa mengadakan diskusi dan refleksi untuk menemukan


berbagai kelemahan ataupun kelebihan. Temuan pada siklus I dijadikan
pertimbangan untuk memperbaiki rancangan pembelajaran Siklus II. Untuk lebih
memahami dengan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Skema Penelitian Tindakan Kelas


Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Dengan
menggunakan permainan gambar puzzle dapat meningkatkan pemahaman konsep
kelangsungan hidup organisme di kelas IX.7 SMP Negeri 31 Padang

14

BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A.

Lokasi dan Subjek Penelitian.


Kegiatan penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 31 Padang, Sumatera

Barat. Sekolah ini berlokasi di Jalan Raya Andalas No.126. Sekolah ini memiliki
21 lokal dan 7 lokal untuk masing-masing tingkat. Kegiatan ini dilakukan pada
siswa pada kelas IX.7 dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa.
B.

Perencanaan Penelitian.
Perencanaan penelitian ini tidak memerlukan sesuatu yang spesial karena

materi tentang kelangsungan hidup organisme sudah merupakan bagian dari


kurikulum 2004 yang harus diajarkan kepada siswa. Hanya saja strategi
menghadapi siswa dan strategi pembelajarannya dibuat semenarik mungkin yaitu
dengan permainan menggunakan gambar puzzle agar nantinya siswa dapat
mengembangkan pengetahuannya dan pada akhirnya menyukai pelajaran biologi
pada umumnya
Penelitiannya ini dilaksanakan selama 3 bulan pertama di semester I
dimana materi tentang kelangsungan hidup organisme diajarkan (lihat jadwal
penelitian terlampir).
C.

Rencana Tindakan
Persiapan penelitian ini dilakukan sejak semester II tahun pelajaran

2005/2006 sejak siswa masih duduk di kelas VIII.


penulis bahwa

Berdasarkan pengamatan

pada umumnya siswa memiliki cukup motivasi untuk belajar

biologi. Hal ini terlihat pada antusiasnya siswa ketika guru biologi memasuki
kelas. Ketika guru bertanya pada siswa tentang pelajaran biologi yang telah lalu
sebagai prasyarat pengetahuan, siswa menjawabnya secara serentak dan nampak
siap untuk mempelajari hal baru. Demikian juga ketika siswa diberi beberapa
pertanyaan sederhana, siswa dapat menjawabnya dengan antusias. Tetapi setelah
beberapa bulan mempelajari biologi yang penuh dengan istilah-istilah baru dan
siswa diharuskan menghafal istilah-istilah tersebut, menjelaskan proses yang
terjadi dalam makhluk hidup serta tugas membaca dan mengisi LKS

yang

15

dilakukan terlalu formil sebagian siswa terlihat sedikit kewalahan dan mulai
merasa jenuh.
Melihat hal demikian penulis ingin membangkitkan semangat siswa
kembali dan lebih meningkatkan motivasi dengan memberikan materi pelajaran
yang menarik serta melibatkan mereka dalam pelajaran itu sendiri. Berdasarkan
hal tersebut penulis mulai merancang sebuah rencana pembelajaran bersama dan
mendiskusikan dengan rekan guru sesama guru biologi di SMP Negeri 31 Padang.
Penulis menyiapkan dan menyeleksi beberapa gambar hewan yang
berkaitan dengan materi pelajaran kemudian membuatnya seperti puzzle yang
nanti akan digunakan dalam proses pembelajaran. (Gambar gambar puzzle
terlampir).
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus selama 5 minggu (5 kali
pertemuan tatap muka, satu kali pertemuan 2 x 45 menit).

Siklus pertama

dilakukan pada tanggal 5 dan 12 Agustus 2006 sedangkan siklus II tanggal 19, 26
Agustus dan 2 September 2006.
Adapun batas batas tindakan yang akan diambil dalam penelitian ini adalah :
1. Strategi pembelajaran yang direncanakan berintikan pada upaya
mengoptimalkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam segala aspek
pembelajaran, baik yang dilakukan di rumah lebih-lebih lagi yang
dilaksanakan di kelas di bawah bimbingan guru.
2.

Seperangkat tindakan yang dipilih adalah :


Persiapan :
o Menyiapkan gambar-gambar hewan yang akan digunakan dalam
permainan gambar puzzle
o Kurikulum atau silabus dan membagi siswa menjadi 4 kelompok
o Membuat soal soal untuk pekerjaan rumah (PR) siswa
o Membuat solusi dari PR
o Sistem penilaian
o Persiapan buku pegangan siswa
o Persiapan buku pegangan guru
o Persiapan soal-soal evaluasi

16

o Persiapan angket siswa


o Merencanakan waktu untuk pelaksanaan tindakan
o Menyusun serangkaian tindakan kegiatan secara menyeluruh
o Menyiapkan teknik pemantauan pada setiap tahapan penelitian
Pelaksanaan :
Siklus I.
1. Menjelaskan prinsip-prinsip kelangsungan hidup organisme
2. pelaksanaan di kelas dengan cara diskusi informasi dengan
mempergunakan gambar puzzle yang melibatkan siswa dalam
kelompok
3. Sebelum kegiatan siswa memahami LKS (lembar kerja siswa).
4. 20

menit

pertama

siswa

telah

memahami

prinsip-prinsip

kelangsungan hidup organisme.


5. 35 menit siswa mendiskusikan soal soal yang berbeda dengan
kelompok lain serta mendiskusikan secara pleno soal soal tugas
pendahuluan dan akhir.
6. Untuk mempertajam
sekolah

yang

konsep 35 menit terakhir evaluasi pekerjaan

diberikan

guru,

guru

memberikan

penjelasan

sehubungan dengan kesalahan-kesalahan yang banyak dijumpai.


Melakukan diskusi dengan soal soal aplikasi dan kehidupan seharihari.
7. Penarikan kesimpulan, ringkasan atau rangkuman.
8. Tes akhir 5 menit, mengisi angket untuk mengevaluasi program
berupa : tes Harian, tes Perbuatan, penarikan Angket, evaluasi
Kegiatan
9. Refleksi I .Pada kegiatan ini peneliti lakukan untuk mendapatkan
tingkat pemahaman siswa rata rata dimana sebagai dasar untuk
tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II (dua).

17

Siklus II
1. Melanjutkan materi kelangsungan hidup organisme dalam

pokok

bahasan yang sama yaitu dengan penekanan pada konsep-konsep


biologi melalui permainan gambar puzzle
2. Pada siklus dua ini seluruh siswa melakukan kegiatan bersama dalam
kelompok dengan anggota 4 siswa. Mencatat data, mendiskusikan,
memplenokannya dan mempertahankan pendapat kelompoknya.
3. Peran guru dalam siklus dua ini sebagai motivator dan moderator.
4. Memberikan soal-soal pemahaman konsep secara individu dan
memantau PS dan PR siswa.
5. Melakukan evaluasi berdasarkan format pemantauan. Tujuannya
untuk mengetahui efektifitas keberhasilan dan hambatan terhadap
tindakan yang dilakukan.
6. Refleksi II, dilakukan peneliti untuk mendapatkan nilai pemahaman
rata rata siswa. setelah sejumlah tindakan dilakukan apakah tindakan
ini bisa meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap materi
pelajaran yang diberikan.
D.

Teknik Pemantauan
Ada beberapa teknik pemantauan yang diterapkan pada PTK ini,

1. pengamatan partisipatif, yaitu dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan satu
orang kolaborator, pengamatan ini dilakukan untuk merekam perilaku,
aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2. teknik wawancara secara bebas, dilakukan untuk mengungkap data yang
diungkapkan dengan kata-kata secara lisan tentang sikap, pendapat, wawasan
subjek penelitian maupun kolaborator mengenai baik buruknya proses
pembelajaran yang telah berlangsung.
3. teknik pemanfaatan data dokumen meliputi : silabus dan sistem penilaian,
catatan guru, hasil nilai unjuk kerja, hasil pengisian angket siswa, foto-foto
kegiatan pembelajaran

18

E.

Kriteria Keberhasilan Tindakan


Untuk memudahkan pemantauan, analisis dan pengambilan kesimpulan

terhadap kebrhasilan tindakan yang dilakukan, perlu ditetapkan kriteria


keberhasilan tindakan. Untuk itu peneliti dan kolaboratpr menentukan kriteria
sebagai berikut.
1. peningkatan kualitas proses relajar siswa dengan indikator :
a. adanya peningkatan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
b. adanya peningkatan kerjasama antarsiswa dalam melaksanakan tugastugas pembelajaran
2. peningkatan hasil belajar siswa dengan indicator
a. adanya peningkatan perasaan puas pada siswa
b. adanya peningkatan kompetensi psikomotor, afektif dan kognitif siswa
dalam pembelajaran ini
F.

Teknik Analisis Data


Dalam menganalisis data, peneliti membandingkan dan mendiskusikan

catatan peneliti dengan catatan kolaborator. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini sebagian besar berupa analisis deskriptis kualitatif. Teknik ini
digunakan untuk mengolah data yang bersifat kualitatif, baik yang berhubungan
dengan keberhasilan proses maupun hasil pembelajaran. Adapun data yang
bersifat kuantitatif seperti nilai unjuk kerja (hasil diskusi dan laporan) akan
dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif sederhana, yakni dengan
membandingkan nilai rerata.
Analisis data yang akan dilakukan meliputi empat tahap. Tahap pertama,
data yang terkumpul dari berbagai instrumen seperti lembar pengamatan, catatan
guru, angket siswa, catatan hasil kegiatan wawancara, hasil tes unjuk kerja, dan
dokumentasi foto dikelompokkan menurut pokok permasalahan yang sejenis.
Tahap kedua, data tersebut disajikan secara deskriptif kualitatif. Tahap ketiga
adalah inferensi, yaitu menyajikan data dalam bentuk tabel atau diagram. Tahap
keempat adalah penarikan kesimpulan secara induktif, yaitu menafsirkan data
yang sudah dikelompokkan.

19

Dari hasil analisis data diatas, akan ditarik kesimpulan secara keseluruhan
dengan menyatakan kebenaran hipotesis tindakan yang telah ditetapkan.
(instrumen pengumpulan data terlampir)
Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis deskriptif. Sebelum
dianalisis data di tabulasi dan diinterpretasikan.

20

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Peningkatan Kualitas Pemahaman Konsep Kelangsungan Hidup


Ornanisme Setelah Menggunakan Permainan Gambar Puzzle
Setelah diterapkannya model permainan gambar puzzle pada pembelajaran
Biologi, khususnya pada konsep kelangsungan hidup organisme, ada peningkatan
kualitas proses pembelajaran. Peningkatan tersebut meliputi :
1. Peningkatan Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran
Sebelum dilakukan tindakan, pembelajaran biologi kurang melibatkan
siswa secara langsung dalam kegiatan diskusi kelompok. Guru lebih banyak
berperan dalam memberikan teori mengenai materi system pencernaan dan
pernapasan pada manusia.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, berdasarkan hasil pemantauan
peneliti dan kolaborator, serta hasil refleksi siswa, siswa lebih banyak terlibat
secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,
siswa secara langsung menyimak dari sesama temannya dalam menjelaskan
materi yang mereka dari kelompok asalnya. Hal inilah yang membuat siswa
semakin antusias dalam menyimak pembelajaran ditambah lagi ada beberapa
siswa yang secara langsung memberikan contoh ataupun penjelasan
menggunakan media computer/internet. Setelah rancangan pembelajaran
diperbaiki pada siklus II, keterlibatan siswa semakin meningkat dibandingkan
dengan pembelajaran pada siklus I. Dalam siklus ini materi yang mereka
peroleh berbeda yaitu materi pada system pernapasan, pada siklus II ini
kelompok pada siklus I diacak kembali sehingga menjadi kelompok yang baru
, selain itu setiap kelompok membuat suatu resume untuk dapat dijelaskan
kepada kelompok lain, sehingga kelompok lain dapat lebih paham yang akan
dijelaskan dari kelompok lain.

21

2. Peningkatan Kerja Sama Antarsiswa dalam Proses Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran siklus I, guru lebih banyak memunculkan
komponen learning community Masyarakat Belajar. Dengan demikian,
kerja sama antarsiswa lebih meningkat dibandingkan saat pratindakan. Guru
memberikan tugas berdiskusi dalam kelompok untuk membahas suatu materi
yang mereka perlu pahami sehingga dalam suatu kelompok timbul kerjasama
yang sangat erat yaitu ada 1 orang yang belum memahami materi tertentu
secara otomatis teman satu kelompoknya menjelaskan sampai temannya
paham materi tersebut. Pada siklus II, kerja sama antarsiswa dalam
pelaksanaan tugas-tugas pembelajaran lebih meningkat. Pada siklus II ini
peran aktif siswa yang lebih mampu berupaya untuk mendampingi siswa
yang belum mampu dalam menguasai materi, karena mereka menganggap
keberhasilan bukanlah ditentukan oleh individu sendiri.
B. Peningkatan Kualitas Hasil Belajar pada Pembelajaran Biologi setelah
diterapkannya model Permainan Gambar Puzzle
Setelah diterapkannya permainan gambar puzzle

pada pembelajaran

Biologi ada peningkatan kualitas hasil pembelajaran. Peningkatan tersebut


meliputi :
1. Peningkatan Perasaan Puas pada Siswa
Setelah tindakan dilakukan pada siklus I, ada peningkatan rasa puas
pada diri siswa. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti ataupun kolaborator,
peningkatan rasa puas siswa dapat dilihat dari ekpresi wajah dan reaksi
spontan siswa seperti tertawa ataupun bertepuk tangan. Siswa juga terlihat
lebih senang dalam mengikuti proses pembelajaran.
Disamping itu, berdasarkan hasil refleksi baik secara tertulis maupun
lisan,

sebagian

besar

siswa

menyatakan

senang

mengikuti

proses

pembelajaran. Pada pembelajaran siklus II, dari hasil refleksi, hampir semua
siswa menyatakan lebih senang mengikuti proses pembelajaran siklus kedua.
Siswa juga menyatakan lebih puas dengan hasil pembelajaran yang
dicapainya.
22

2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa


Mengacu pada penilaian sebenarnya (Authentic Assesment) hasil
belajar yang diambil meliputi tiga penilaian yaitu : (1) penilaian Psikomotorik
(unjuk kerja); (2) Penilaian Afektif (minat); dan (3) penilaian Kognitif
(pemahaman dan pengetahuan). Untuk lebih jelasnya tentang hasil belajar
tersebut penulis uraikan sebagai berikut :
1. Penilaian Psikomotorik
Penilaian psikomotorik ini dilakukan 2 kali penilaian yaitu pada
materi system pencernaan (siklus I) dan system pernapasan (siklus II),
penilaian ini dilihat dari aspek kegiatan diskusi yang meliputi pemaparan,
menjawab pertanyaan, keaktifan dalam memberikan pertanyaan serta
melakuka kegiatan eksperimen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari
tabel berikut ini:
Tabel 1. Hasil Nilai Psikomotor Pada Siklus I
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nilai
0 - 50
51 60
61 69
70 74
75 85
86 100

Jumlah Anak
--5
7
20
--

Persentase
--17,39
21,73
60,86
--

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa persentase siswa yang


mendapatkan nilai yang berkisar 61 69 berjumlah 17,39 %, untuk nilai
yang berkisar 70 74 berjumlah 21,73 % dan untuk nilai yang berkisar 75
85 berjumlah 60,86 %, sedangkan untuk nilai yang berkisar 86 100
tidak ada, ini menunjukkan bahwa pada siklus I siswa belum optimal dan
serius dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk itu guru melakukan
refleksi diri dalam mengatasi permasalahan ini, dari hasil refleksi tersebut
guru melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran pada siklus II.

23

Setela dilakukan tindakan pada siklus II, maka diperolehlah data


hasil penilaian psikomotor untuk materi yang berbeda. Penilaian hasil
psikomotorik pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2. Hasil Nilai Psikomotor Pada Siklus II


No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nilai
0 - 50
51 60
61 69
70 74
75 85
86 100

Jumlah Anak
----3
29

Persentase
----8,69
91,30

Pada siklus II ini mengalami peningkatan yang sangat drastis, nilai


yang diperoleh adalah berkisar antara nilai 75 sampai nilai 100, untuk nilai
0 sampai 74 bahkan tidak ada sama sekali, ini menunjukkan bahwa siswa
sudah dapat mengikuti model pembelajaran permainan gambar puzzle,
yang semakin menambah antusisme siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Penilaian Afektif
Penilaian afektif ini untuk mengetahui minat belajar siswa pada
materi sistem pencernaan dan pernapasan pada manusia. Penilaian afektif
ini dinilai selama rentang waktu kegiatan belajar mengajar pada materi
tersebut. Adapun rekapitulasi penilaian afektif dapat dilihat pada tabel 2
dibawah ini :

Tabel 3. Hasil Penilaian Afektif Siswa


No
1.
2.
3.
4.
5.

Nilai
A
B
C
D
E

Jumlah Anak
26
6
----

Persentase
86,69
13,04
----

24

Dari tabel diatas menunjukkan tingginya minat belajar siswa


selama mengikuti proses pembelajaran. Sikap ini tercermin pada tingginya
nilai afektif siswa pada materi sistem pencernaan dan pernapasan pada
manusia.
Secara kuantitatif, suasana pembelajaran biologi dirasakan lebih
kondusif dibandingkan sebelum dilakukannya tindakan. Hal ini dirasakan
baik oleh siswa maupun guru yang dipantau dari observasi KBM. Suasana
pembelajaran biologi yang lebih kondusif terlihat pada hubungan
kerjasama antar personal siswa dalam kelompok, spontanitas siswa dan
diskusi berkembang sehingga hambatan komunikasi antara guru dan siswa
berkurang. Suasana pembelajaran biologi yang kondusif menunjang
terciptanya iklim belajar yang lebih baik di lingkungan sekolah serta
memberikan motivasi pada rekan guru lain untuk lebih terbuka dengan
siswa, kreatif dalam menciptakan kegiatan pembelajaran, lebih bersahabat
dengan siswa tanpa meninggalkan wibawa guru.

3. Penilaian Kognitif
Penilaian kognitif ini dapat dibagi menjadi penilaian individu dan
penilaian kelompok. Penilaian inidvidu didasarkan atas nilai ulangan
harian yang diberikan sedangkan nilai kelompok didasarkan atas nilai
ulangan individu yang dikonversi untuk
a. Penilaian Individu
Setelah

mengikuti

proses

pembelajaran

Biologi

dengan

menggunakan model pembelajaran Permainan gambar puzzle pada materi


Reproduksi pada siklus I, diperoleh hasil penilaian kuis/ ulangan untuk per
individu seperti tergambar pada tabel dibawah ini.

25

Tabel 4. Hasil Nilai Ulangan Harian Pada Siklus I


No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nilai
0 - 50
51 60
61 69
70 74
75 85
86 100

Jumlah Anak
-2
-2
8
11

Persentase
-8,69
-8,69
34,78
47,82

Dari tabel diatas terlihat bahwa persentase anak yang mendapatkan


nilai yang berkisar antara 0 50 tidak ada, sedangkan nilai yang berkisar
antara 51 60 berjumlah 8,69 %, untuk nilai yang berkisar 70 74
berjumlah 8,69 %, nilai yang berkisar 75 85 berjumlah 34,78 %, dan
nilai yang berkisar 86 100 berjumlah 47,82 %. Berdasarkan nilai standar
yang telah ditentukan yaitu standar KKM nya adalah 70 maka, dari hasil
penilaian pada siklus I ini dapat dilihat bahwa hanya 8,69% siswa yang
dinilai kurang berhasil. Setelah dilakukan refleksi oleh guru dan siswa
kesalahan pada siklus I ini akan diperbaiki pada siklus II.
Pada siklus ke II dapat ditampilkan tabel hasil nilai ulangan harian
dibawah ini:
Tabel 5. Hasil Nilai Ulangan Harian Pada Siklus II
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nilai
0 - 50
51 60
61 69
70 74
75 85
86 100

Jumlah Anak
----3
20

Persentase
----13,04
86,95

Pada penilaian siklus II ini terlihat adanya peningkatan yang cukup


signifikan jika dibandingkan pada siklus II, ini dapat ditunjukkan dari nilai
ulangan harian yang ditampilkan pada tabel diatas yaitu nilai yang
diperoleh tidak ada yang dibawah KKM. Nilai siswa yang memperoleh 75
85 berjumlah 13,04 % sedangkan untuk nilai yang berkisar 86 100

26

berjumlah 86,95 %. Dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya


peningkatan nilai kognitif pada siswa.

b. Penilaian Kelompok
Jika dilihat dari penilaian kelompok Dari data yang diperoleh
terlihat adanya peningkatan tingkat aktivitas siswa dalam kerja kelompok.
Dari data yang diperoleh terlihat adanya peningkatan partisipasi siswa
dalam kelompok yang diperoleh dari observasi. Adapun peningkatan
tersebut terlihat pada 2 siklus, yaitu pada siklus I, dari 5 kelompok yang
terbentuk 1 kelompok tergolong kelompok SUPER, 3 kelompok HEBAT
dan 1 Kelompok BAIK, kemudian meningkat cukup pesat pada siklus II,
pada siklus ke II ini semua kelompok mendapat predikat SUPER dengan
total nilai berbeda-beda. Berikut data dapat disajikan dibawah ini :

Tabel 6. Hasil Pembelajaran Biologi Model Permainan Gambar


Puzzle pada Siklus I
Kelompok
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Kelompok V

Skor

Kriteria

22
22,5
21,25
26
19

Hebat
Hebat
Hebat
Super
Baik

Tabel 7. Hasil Pembelajaran Biologi Model Permainan Gambar


Puzzle pada Siklus II
Kelompok
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Kelompok V

Skor

Kriteria

27,5
28
28
27,5
30

Super
Super
Super
Super
Super

27

Pemantauan peningkatan partisipasi siswa dalam kelompok siswa


yang dilakukan pada saat KBM, tingkat aktivitas dalam kelompok belajar
secara kualitatif yaitu memberikan ide, menerima pendapat, melaksanakan
tugas, kerjasama dan kepedulian pada keikutsertaan sesame anggota
kelompok. Intervensi model pembelajaran Biologi Permainan Gambar
Puzzle memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran Biologi, dan
proses pembelajaran tampak lebih menyentuh berbagai tingkat lapisan
tingkat kemampuan siswa. Siswa yang termasuk kaegori BAIK dalam
kegiatan belajarnya tampak belajar tanpa merasa terbebani oleh muatanmuatan konsep yang dirasakan berat jika dipelajari dengan kegiatan
pembelajaran konvensional.

28

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan data penelitian, diskusi sesama tim peneliti dan refleksi yang
telah dilakukan selama penelitian, dapat disimpulkan hal-hal berikut :
1

Permainan gambar puzzle dapat meningkatkan pemahaman konsep


kelangsungan hidup organisme di kelas IX.7 SMP Negeri 31 Padang. Hal
ini ditandai dengan semakin berkualitasnya aktifitas dan respon siswa
dalam memecahkan persoalan yang diberikan oleh guru, meningkatnya
kemampuan komunikasi dan kerjasama siswa serta hasil belajar yang
diperoleh siswa. Peningkatan tersebut meliputi (a) meningkatnya
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (b) meningkatnya kerja
sama siswa dalam proses pembelajaran. Secara umum, peningkatan
kualitas proses belajar siswa tampak pada munculnya kegairahan siswa
dalam mengikuti pembelajaran

Dengan permainan gambar puzzle guru mendapatkan kemudahan dalam


berkreasi dan berinovasi pada pembelajarannya, lebih efektif dan efisien
waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran, berpikir secara efektif dalam
menyelesaikan masalah sederhana berhubungan dengan masalah
masalah

biologi

secara

kualitatif,

melakukan

analisis

kuantitatif

menggunakan data pengamatan dan angket yang telah diberikan pada


siswa, sebagai fasilitator dan observer yang baik dan berhasil merangsang
kemampuan bernalar siswa dan lebih berhasil menanamkan sikap-sikap
positif kepada siswa.
3

Peningkatan kualitas proses pembelajaran, setelah diterapkan model


permainan gambar puzzle, kualitas hasil belajar siswa juga meningkat.
Peningkatan tersebut meliputi : (a) meningkatnya perasaan puas pada
siswa dan (b) meningkatnya nilai psikomotor, afektif serta koognitif pada
diri siswa

29

B. Saran/Rekomendasi
Berdasarkan temuan selama penelitian dapat disarankan hal-hal sebagai
berikut :
1. Penggunaan permainan gambar puzzle dapat dijadikan salah satu
alternatif bagi guru biologi untuk meningkatkan pemahaman konsep di
kelasnya.
2. Sebaiknya guru menyiapkan beberapa alternatif gambar yang menarik
yang akan digunakan dalam proses pembelajarannya.

30

DAFTAR PUSTAKA

Becker, Lana and Schneider, Kent N. 2004. Motivating Students : 8 Simple Rules
for Teachers. East Tennessee State University : Magma Publication Inc,
Madison Wis
Dikmenun, 2003. Menjadi Guru Yang Terampil. Jakarta :Direktorat Menengah
Umum..Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah.Depdiknas.
Depdiknas, 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi 5. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional
Kemmis, S. And Mc.Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Deakin :
Deakin University
Kimball, J.W. 1996. Biologi Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Erlannga.
Indrawati, 2008. Penilaian Berbasis Kelas. Bandung : Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Depdiknas
Luce, Ronald W, 1990. Motivating The Unmotivated.
http://www.motivation.org.uk
Prawirohartono, S.2005. Biologi SMP Jilid 3. Jakarta : Bumi Aksara.
Sudarsono, F.X. 1992. Action Research. Jakarta : Penerbit Rieneka Cipta.
Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik
Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta :
Prestasi Pustaka Publisher.
Wojowasito.S dan W. Poerwadaminta. 1980.Kamus Lengkap. Bandung : Penerbit
Hasta
Zamroni.2003.Paradigma Pendidikan Masa Depan.Jakarta : Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah.Depdiknas.

31

Lampiran 1

CATATAN LAPANGAN
Sekolah
Alamat Sekolah
Kelas
Mata Pelajaran
Konsep/ Kajian
Pertemuan ke
Waktu
Nama Guru / Kolaborator
Masalah penelitian

: SMP Negeri 31 Padang


: Jl. Andalas no.126 Padang
: IX.7
: Biologi
: Kelangsungan Hidup Organisme
: I
: 90 menit
: Suryanto,S.Pd
: Adaptasi morfologi

I Planing

II Acting

III Observasi

IV Reflecting

32

Lampiran 2

LEMBAR OBSERVASI GURU DALAM PBM


Nama Sekolah
Nama Guru
Mata Pelajaran
Konsep / Sub Konsep
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
12
13
14

15
16

:SMPN 31 Padang
:Suryanto, S.Pd
: Biologi
: Kelangsungan Hidup Organisme/Adaptasi morfologi

Perilaku Guru
Memberi tugas pendahuluan
Menanyakan prasyrat pengetahuan
Mereviu PR
Memberi penjelasan tentang Eksperimen
Membagi kelompok dan mengatur duduk
Guru sebagai moderator / inspirator
Membimbing siswa mendapat data
Menuliskan judul , tujuan di papan tulis
Menjelaskan langkah kerja dan waktunya
Memberi kesempatan kelompok diskusi
Mempersilahkan tiap kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi.
Bersama siswa menarik kesimpulan
Memberi hadiah majalah ilmiah populer
kepada kelompok terbaik, presenter
terbaik, dan menjawab masalah
lingkungan dengan tepat.
Memberi post test dan angket
Pemberian tugas rumah

ya

tidak

Komentar/Ket.

Kolaborator

33

Lampiran 3

LEMBAR PERILAKU SISWA DALAM PBM


Nama Sekolah
Nama Guru:
Mata Pelajaran:
Konsep / Sub konsep
Kelas / semester
Jumlah Siswa
NO
1
2.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

: SMPN 31 Padang
: Suryanto, S.Pd
: Biologi
: Kelangsungan Hidup Organisme/Adaptasi
morfologi
: IX.7/5
:
siswa

Perilaku siswa dalam


kegiatan

Tally

Jumlah

Persentase

Menyelesaikan tugas pendahuluan.


Interaksi dengan LKS
Interaksi dengan pengamatan dan
data
Interaksi dengan teman dekat
Interaksi dengan teman sejawat
Mencatat penjelasan teman penyaji
Bermotivasi kerja
Berdisiplin kerja
Bertanggung jawab
Bercanda / bermain main di labor
Keluar masuk labor
Tidak memperhatikan penjelasan
Tidak mengunakan buku sumber
Tidak mengajukan pertannyaan
Tidak menjawab pertannyaan
Tidak memberikan tanggapan /
komentar
Mengantuk / melamun
Berjalan-jalan di labor/kelas
Datang terlambat
Acuh tak acuh dalam kelompok
Observer

34

Lampiran 4
INSTRUMEN PENILAIAN SISWA
NAMA SEKOLAH
NAMA GURU
MATA PELAJARAN
Konsep / sub konsep
KELAS /SEMESTER
Jumlah Siswa

: SMPN 31 Padang
: Suryanto, S.Pd
: Biologi
: Kelangsungan Hidup Organisme/Adaptasi Morfologi
: IX.7/5
: 32 siswa

NO
A

Pengamatan yang tercatat


Merakit puzzle

B
C

Menyajikan di depan labor/kelas


hasil kerja kelompok
Mengajukan pertanyaan

Menjawab pertanyaan

Memberikan pendapat komentar

Jumlah

Keterangan :
NO A

point 5 Merakit benar ,cepat.


Point 4 merakit benar .
point 3 merakit benar , lama
point 2 Merakit salah cepat
point 1 merakit salah lambat.
NO B point 5 menyajikan sangat baik
Point 4 menyajikan baik
point 3 menyajikan cukup .
point 2 menyajikan sedang
point 1 menyajikan kurang lengkap.
NO C, D, E
Point 5 Bermutu sesuai topik
Point 4 Masih relevan dengan topik
Point 3 kurang Relevan dengan topik point 2 menyimpang dengan topik
Point 1 tidak relevan sama sekali dengan topik

35

Lampiran 5
ANGKET SISWA
Nama Sekolah
Nama Guru
Tanggal

: SMPN 31 Padang
: Suryanto, S.Pd
:

Jawab pertanyaan di bawah dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang
kamu anggap cocok, tanpa menulis nama. Isilah Saran untuk kebaikan kita
bersama
NO
1.
2
3
4
5
6
7
8

Pertanyaan

ya

tidak

Apakah belajar seperti ini kamu senangi


Apakah belajar seperti ini memotivasi kamu untuk belajar
biologi
Apakah kamu lebih mengerti dengan konsep yang di
pelajari
Apakah kamu mendapat kesempatan memberi ide /
pendapat
Apakah dengan belajar seperti ini nilai Biologi jadi
meningkat
Bahasa yang digunakan guru mudah dipahami
Apakah kamu dalam menyiapkan eksperimen mengalami
kesulitan
Apakah tugas PR dikerjakan di rumah

Pendapat / saran :

36

Lampiran 6
JADWAL KEGIATAN
Penelitian Tindakan Kelas
SMP N 3I Padang Tahun Pelajaran 2006 - 2007
Juli
N
O
1
2
3

4
5

KEGIATAN

1 2

Penyusunan Proposal
1 1
Pemantapan Proposal
Pembuatan
&
Penggandaan
Perangkat PBM
Pelaksanaan Penelitian
Penyusunan
&
Penggandaan
Laporan
Pelaporan Penelitian &
Presentasi.

Agustus
4 1

September

4 1

4 4

4 4

2
3

37

Lampiran 7
Tabel Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
No

Data Aktivitas

Siklus I

Siklus II

Maks

Min

Maks

Min

1.

Interaksi dengan LKS

32

32

2.

Interaksi dengan pengamatan dan data

30

32

3.

Interaksi dengan buku sumber

20

12

26

4.

Interaksi dengan teman dekat

20

12

24

5.

Menyajikan di depan Labor/kelas.

6.

Mengajukan pertanyaan pada penyaji

7.

Menjawab pertanyaan teman-teman/guru.

12

8.

Memberikan pendapat / komentar.

12

9.

Mencatat penjelasan teman penyaji.

26

32

10..

Bermotivasi kerja

20

32

11..

Berdisiplin kerja

20

32

12..

Bertanggung jawab

23

32

13..

Bercanda / bermain-main di Labor/kelas.

14..

Keluar/masuk Labor/kelas

15.

Tidak memperhatikan penjelasan

16.

Tidak mempergunakan buku sumber

17.

Tidak mengajukan pertanyaan

12

18..

Tidak menjawab pertanyaan

10

19..

Tidak memberikan tanggapan /komentar

12

20..

Mengantuk / melamun

21..

Berjalan-jalan di labor

22

Datang terlambat

23

Acuh tak acuh dalam kelompok

38

Lampiran 8
REKAPITULASI DATA ANGKET SISWA

No

INDIKATOR

SIKLUS SIKLUS
I
II
32
32

1.

Senang dengan metode belajar ini

Motivasi belajar biologi meningkat

32

32

Mengerti dengan konsep yang di pelajari

24

30

Mendapat kesempatan memberi ide / pendapat

21

29

Nilai Biologi jadi meningkat

12

26

Faham dengan Bahasa yang digunakan guru

32

32

Mengalami kesulitan dalam merangkai puzzle

Mengerjakan tugas PR di rumah

13

32

JUMLAH

168

213

39

Lampiran 9

Foto-Foto Kegiatan Siswa

40

Lampiran 10
DENAH KEGIATAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Posisi kegiatan di laboratorium

41

Meja : kelompok, presentasi, pemandu, kolaborator (pengamat / penilai).

42

Lampiran 11
SATUAN ACARA TINDAKAN
Mata Pelajaran
: Biologi
Pokok Bahasan
: Kelangsungan Hidup Organisme
Kelas/Semester
: IX.7/ 5
Waktu Pelaksanaan : 3 bulan
Persiapan :
1. Menyiapkan gambar-gambar hewan yang akan digunakan dalam
permainan gambar puzzle
2. Kurikulum atau silabus dan membagi siswa menjadi 4 kelompok
3. Membuat soal soal untuk pekerjaan rumah (PR) siswa
4. Membuat solusi dari PR
5. Sistem penilaian
6. Persiapan buku pegangan siswa
7. Persiapan buku pegangan guru
8. Persiapan soal-soal evaluasi
9. Persiapan angket siswa
10. Merencanakan waktu untuk pelaksanaan tindakan
11. Menyusun serangkaian tindakan kegiatan secara menyeluruh
12. Menyiapkan teknik pemantauan pada setiap tahapan penelitian
Pelaksanaan :
Siklus I.
1. Menjelaskan prinsip-prinsip kelangsungan hidup organisme
2. pelaksanaan di kelas dengan cara diskusi informasi dengan
mempergunakan gambar puzzle yang melibatkan siswa dalam
kelompok
3. Sebelum kegiatan siswa memahami LKS (lembar kerja siswa).
4. 20 menit pertama siswa

telah memahami prinsip-prinsip

kelangsungan hidup organisme.


5. 35 menit siswa mendiskusikan soal soal yang berbeda dengan
kelompok lain serta mendiskusikan secara pleno soal soal tugas
pendahuluan dan akhir.

43

6. Untuk mempertajam konsep 35 menit terakhir evaluasi pekerjaan


sekolah yang diberikan guru, guru memberikan penjelasan
sehubungan dengan kesalahan-kesalahan yang banyak dijumpai.
Melakukan diskusi dengan soal soal aplikasi dan kehidupan
sehari-hari.
7. Penarikan kesimpulan, ringkasan atau rangkuman.
8. Tes akhir 5 menit, mengisi angket untuk mengevaluasi program
berupa : tes Harian, tes Perbuatan, penarikan Angket, evaluasi
Kegiatan
9. Refleksi I .Pada kegiatan ini peneliti lakukan untuk mendapatkan
tingkat pemahaman siswa rata rata dimana sebagai dasar untuk
tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II (dua).
Siklus II
1. Melanjutkan materi kelangsungan hidup organisme dalam pokok
bahasan yang sama yaitu dengan penekanan pada konsep-konsep
biologi melalui permainan gambar puzzle
2. Pada siklus dua ini seluruh siswa melakukan kegiatan bersama
dalam kelompok dengan anggota 4 siswa. Mencatat data,
mendiskusikan, memplenokannya dan mempertahankan pendapat
kelompoknya.
3. Peran guru dalam siklus dua ini sebagai motivator dan moderator.
4. Memberikan soal-soal pemahaman konsep secara individu dan
memantau PS dan PR siswa.
5. Melakukan evaluasi berdasarkan format pemantauan. Tujuannya
untuk mengetahui efektifitas keberhasilan dan hambatan terhadap
tindakan yang dilakukan.
6. Refleksi

II,

dilakukan

peneliti

untuk

mendapatkan

nilai

pemahaman rata rata siswa. setelah sejumlah tindakan dilakukan


apakah tindakan ini bisa meningkatkan pemahaman konsep siswa
terhadap materi pelajaran yang diberikan.
7.

44

Curriculum Vitae Peneliti


Nama
NIP
Tempat/Tgl Lahir
Pangkat/Golongan
Pekerjaan
Bidang Studi
Status Perkawinan
Alamat Sekolah
Alamat Rumah
Pendidikan

Prestasi

: Suryanto, M.Pd
: 131 928 933
: Jakarta, 5 Oktober 1969
: Pembina / IV.a
: Guru SMAN 1 Padang
: Biologi
: Menikah (4 putra)
: Jl. Jendral Sudirman No.1 Padang
: Jl Rambutan Raya No.49 Perumnas Belimbing
Padang Telp. 499398/HP.081363211879
: SD 04 Grogol Utara Jaksel (1981)
SMPN 48 Jakarta Selatan (1984)
SMAN 29 Jakarta Selatan (1987)
Program DIII FMIPA UI Depok (1990)
S1/Akta IV Pendidikan Biologi UT (1993)
S2 Manajemen Pendidikan Lingkungan (2007)
: Finalis Lomba karya tulis bidang kependudukan
dan lingkungan hidup tingkat nasional tahun
2005
Peringkat I Guru SMP/MTs berprestasi Kota
Padang Tahun 2006
Peserta Seleksi Guru Berprestasi Sumatera Barat
Tahun 2006
Peringkat I Lomba Inovasi Pembelajaran Guru
SMP Tingkat Propinsi Sumatera Barat Tahun
2006
Finalis Workshop Inovasi Pembelajaran Guru
SMP Tingkat Nasional tahun 2006
Padang, 4 Agustus 2008

Suryanto, M.Pd
NIP.131928933

45

46

Anda mungkin juga menyukai