Anda di halaman 1dari 25

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Pengertian
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan
tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi.
Definisi menurut OSullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk
mempertahankan pusat gravitasi pada bidang
tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson,
keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi
kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan
aktivitas otot yang minimal.
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk
mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of
gravity) terhadap bidang tumpu(base of support).Keseimbangan melibatkan
berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem
muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa
tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas
secara efektif dan efisien.
Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis :
kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu
berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan); keseimbangan
dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika
bergerak.

Keseimbangan

merupakan

interaksi

yang

kompleks

dari

integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik


termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang
dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia,
cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan
eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi,
lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.

2.2.Fisiologi Keseimbangan
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan
postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan
sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari
tubuh mempertahankan keseimbangan adalah : menyanggah tubuh melawan
gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar
seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian
tubuh lain bergerak.
Aparatus vestibularis terdiri dari dua set struktur yang terletak di dalam
tulang temporalis dekat koklea yaitu kanalis semisirkularis dan organ otolit
(sakulus dan utrikulus). Fungsi dari apparatus vestibularis adalah untuk
memberikan informasi yang penting untuk sensasi keseimbangan dan untuk
koordinasi gerakan gerakan kepala dengan gerakan mata dan postur tubuh.
Akselerasi atau deselerasi selama rotasi kepala ke segala arah
menyebabkan pergerakan endolimfe sehingga kupula ikut bergerak. Selain itu,
adanya Akselerasi atau deselerasi juga akan menimbulkan endolimfe mengalami
kelembaman dan tertinggal bergerak ketika kepala mulai berotasi sehingga
endolimfe yang sebidang dengan gerakan kepala akan bergeser ke arah
berlawanan dengan arah gerakan kepala ( contoh seperti efek membelok dalam
mobil). Hal ini juga menyebabkan kupula menjadi condong ke arah berlawanan
dengan arah gerakan kepala dan sel sel rambut di dalam kupula ikut bergerak
bersamaan dengan kupula. Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan
kecepatan yang sama maka endolimfe yang awalnya diam tidak ikut bergerak
(lembam) akan menyusul gerakan kepala dan sel rambut rambut akan kembali
ke posisi tegak. Ketika kepala melambat dan berhenti akan terjadi hal sebaliknya.
Sel rambut pada aparatus vestibularis terdiri dari satu kinosilium dan 20- 50
streosilia. Pada saat streosilia bergerak searah dengan kinosilium akan
meregangkan tip link , yang menghubungkan streosilia dengan kinosilium. Tip
link yang teregang akan membuka saluran saluran ion gerbang mekanis di sel

sel rambut sehingga akan menyebabkan Ca2+ dan K+ masuk ke dalam sel
sehingga terjadi depolarisasi sedangkan pada saat streosilia bergerak berlawanan
arah dengan kinosilium maka tip link tidak teregang dan saluran-saluran ion
gerbang mekanis di sel-sel rambut akan tertutup sehingga akan menyebabkan
Ca2+ dan K+ tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga terjadi hiperpolarisasi. Sel
rambut akan bersinaps pada ujung saraf aferen dan akan masuk ke dalam saraf
vestibular. Saraf ini akan bersatu dengan saraf koklearis menjadi saraf
vestibulokoklearis dan akan dibawa ke nukleus vestibularis di batang otak. Dari
nukleus vestibularis akan ke serebellum untuk pengolahan koordinasi, ke neuron
motorik otot otot ekstremitas dan badan untuk pemeliharaan keseimbangan dan
postur yang diinginkan, ke neuron motorik otot otot mata untuk control gerakan
mata, dan ke SSP untuk persepsi gerakan dan orientasi.
Pada sakulus dan utrikulus, sel sel rambut di organ otolit ini juga menonjol
ke dalam satu lembar gelatinosa diatasnya, yang gerakannya menyebabkan
perubahan posisi rambut serta menimbulkan perubahan potensial di sel tersebut.
Proses ini sama dengan paa kanalis semisirkularis hanya saja pada sakulus dan
utrikulus terdapat otolith yang mengakibatkan gerakan akan menjadi lebih
lembam.Utrikulus berfungsi dalam posisi vertikal dan horizontal sedangkan
sakulus berfungsi dalam kemiringan kepala menjauhi posisi horizontal.
Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :
1)

Sistem informasi sensoris

Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.


a. Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty &
Martin

(1969)

menyatakan

bahwa

keseimbangan

akan

terus

berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada
titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor
tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga
merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat

kita

berada,

penglihatan

memegang

peran

penting

untuk

mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat


kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang
berasal dari obyek sesuai jarak pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau
bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas
sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh.
b. Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi
penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata.
Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada
sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta
sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem
labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala
dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular,
mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang
bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke
nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus
tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio
retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor
labyrinth, retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari
nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula spinalis,
terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal,
kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural).
Sistem

vestibular

bereaksi

sangat

cepat

sehingga

membantu

mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot


postural.

c. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta
persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui
kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input)
proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke
korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang
sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam
dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang
beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra
ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di
korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
2)

Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles


response synergies)
Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu
dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk
mempertahankan

keseimbangan

dan

kontrol

postur.

Beberapa

kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi


mempertahankan

postur

saat

berdiri

tegak

serta

mengatur

keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada


tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari
otot-otot postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan
posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.
Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat
(kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam
melakukan fungsi gerak tertentu.
3)

Kekuatan otot (Muscle Strength)

Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas.


Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya
peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik.
Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot
menahan beban baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun
beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan
dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem
saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin
banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula
kekuatan yang dihasilkan otot tersebut.
Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar.
Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot
untuk melawan gaya garvitasi serta beban eksternal lainnya yang
secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.
4)

Adaptive systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan
keluaran motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai
dengan karakteristik lingkungan.

5)

Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)


Kemampuan

sendi

untuk

membantu

gerak

tubuh

dan

mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan


keseimbangan yang tinggi.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan


1)

Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)


Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat
gravitasi terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah
titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara

merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam
keadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai
dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketika
berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara depan dan
belakang vertebra sakrum ke dua.
Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu :
ketinggian dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran
bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidang tumpu, serta berat
badan.

2)

Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)


Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal
melalui pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis
gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan
derajat stabilitas tubuh.

3)

Bidang tumpu (Base of Support-BOS)

Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan


dengan permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di
bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik
terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang
tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki

akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat
bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin
tinggi.

b)

Keseimbangan Berdiri

Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi


untuk menjaga pusat massa tubuh (center of body mass) dalam
keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak berubah kecuali tubuh
membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya : melangkah).
Pengontrol keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga
komponen penting, yaitu sistem informasi sensorik (visual, vestibular
dan somatosensoris), central processing dan efektor.

Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity


(membedakan pola dan bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu
masukan (input) visual berfungsi sebagai kontrol keseimbangan,
pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan. Bagian
vestibular berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi
kepala ke susunan saraf pusat untuk respon sikap dan memberi
keputusan tentang perbedaan gambaran visual dan gerak yang
sebenarnya. Masukan (input) proprioseptor pada sendi, tendon dan
otot dari kulit di telapak kaki juga merupakan hal penting untuk
mengatur keseimbangan saat berdiri static maupun dinamik
Central processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik
gravitasi, menata respon sikap, serta mengorganisasikan respon dengan
sensorimotor. Selain itu, efektor berfungsi sebagai perangkat
biomekanik untuk merealisasikan renspon yang telah terprogram si
pusat, yang terdiri dari unsur lingkup gerak sendi, kekuatan otot,
alignment sikap, serta stamina.
Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh dapat membentuk
banyak postur yang memungkinkan tubuh dalam posisi yang nyaman
selama mungkin. Pada saat berdiri tegak, hanya terdapat gerakan kecil
yang muncul dari tubuh, yang biasa di sebut dengan ayunan tubuh.
Luas dan arah ayunan diukur dari permukaan tumpuan dengan
menghitung gerakan yang menekan di bawah telapak kaki, yang di
sebut pusat tekanan (center of pressure-COP). Jumlah ayunan tubuh
ketika berdiri tegak di pengaruhi oleh faktor posisi kaki dan lebar dari
bidang tumpu.
Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan :
kaki selebar sendi pinggul, lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke
depan. Walaupun posisi ini dapat dikatakan sebagai posisi yang paling
nyaman, tetapi tidak dapat bertahan lama, karena seseorang akan
segera berganti posisi untuk mencegah kelelahan.

2.3.Gangguan Keseimbangan
Gangguan keseimbangan adalah gangguan yang menyebabkan seseorang merasa
goyah, pusing, pening, atau memiliki sensasi gerakan, berputar atau mengambang.
Efek berputar dikenal sebagai vertigo.
Organ di telinga dalam kita, labirin, adalah bagian penting dari sistem vestibuler
(keseimbangan). Labirin berinteraksi dengan sistem lain di tubuh kita, yaitu
penglihatan (mata) dan sistem skeletal (tulang dan sendi), untuk mempertahankan
posisi tubuh. Sistem-sistem ini, melalui otak dan sistem saraf, dapat menjadi
sumber masalah keseimbangan.

Rasa keseimbangan kita dikontrol oleh sinyal ke otak dari 3 sistem sensoris:

Mata

Sensor pergerakan di kulit, otot dan sendi

Telinga dalam (sistem vestibuler): organ keseimbangan pada telinga dalam


yang disebut sistem verstibuler. Termasuk diantaranya 3 kanalis
semisirkularis yang bereaksi terhadap rotasi kepala. Dekat dengan kanalis
semisirkularis adalah utrikulus dan sakulus yang mendeteksi gravitasi dan
gerak maju mundur.

Keseimbangan yang baik bergantung pada setidaknya dua dari tiga sistem sensoris
yang bekerja dengan baik. Jika satu sistem tidak bekerja, sinyal dari input dua
sensoris lainnya menjaga kita tetap seimbang. Bagaimanapun, jika otak tidak
dapat memprosessinyal dari semua sistem-sistem ini, atau jika pesan-pesan
kontradiksi atau tidak berfungsi semestinya, kita akan merasakan perasaan
kehilangan keseimbangan.
Penyebab
Infeksi (virus atau bakteri), trauma kepala, gangguan sirkulasi darah
mempengaruhi telinga dalam ataupun otak; obat-obatan tertentu dan proses
penuaan dapat merubah sistem keseimbangan dan menghasilkan gangguan
keseimbangan. Individu dengan penyakit, gangguan otak, atau trauma visual atau
sistem skeletal, seperti ketidakseimbangan otot-mata dan artritis, juga dapat
mengalami kesulitan keseimbangan. Pertentangan sinyal ke otak mengenai sensasi
pergerakan dapat menyebabkan motion sickness (seperti pada kejadian, ketika
seseorang mencoba membaca ketika sedang mengendarai mobil). Beberapa gejala
motion sickness adalah pusing, berkeringat, mual, muntah, dan kegelisahan
umum. Gangguan keseimbangan mungkin berhubungan dengan satu dari 4 area
berikut:

Gangguan vestibuler perifer, gangguan pada labirin

Gangguan vestibuler sentral, masalah di otak atau saraf yang berhubungan

Gangguan sistemik, masalah pada tubuh selain masalah pada kepala dan
otak

Masalah vaskuler, atau masalah aliran darah

Gejala Umum
Ketika

keseimbangan

terganggu,

seseorang

mengalami

kesulitan

untuk

mempertahankan orientasi. Sebagai contoh, seseorang mungkin mengalami


ruangan berputar dan bisa jadi tidak mampu berjalan tanpa terhuyung-huyung,
atau bahkan tidak mampu berdiri tegak. Beberapa gejala gangguan keseimbangan
yang mungkin dialami antara lain:

Sensasi pening atau vertigo (berputar)

Terjatuh atau perasaan terjatuh

Pusing atau perasaan pusing

Penglihatan kabur

Disorientasi

Vertigo
Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek; yang sering
digambarkan sebagai rasa berputar, rasa

oleng, tak stabil(giddiness,

unsteadiness)atau rasa pusing(dizziness); deskripsi keluhan tersebut penting


diketahuiagar tidakdikacaukandengannyerikepalaatausefalgi,terutama karena
di kalangan awam kedua istilah tersebut (pusing dan

nyeri kepala) sering

digunakan secara bergantian.Vertigo berasal dari bahasa Latinvertereyang


artinya memutar merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa
keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim
keseimbangan.

Patofisiologi
Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh
yangmengakibatkanketidakcocokan antaraposisitubuhyangsebenarnyadengan
apayang dipersepsiolehsusunansarafpusat.
Adabeberapateoriyangberusahamenerangkankejadian tersebut:
1.Teorirangsangberlebihan(overstimulation)
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan
hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu; akibatnya akan
timbulvertigo, nistagmus,mualdanmuntah.

2.Teorikonfliksensorik
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari
berbagai reseptor sensorik perifer yaitu antara mata/visus, vestibulum dan
proprioseptik, atau ketidakseimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri
dankanan.Ketidakcocokantersebutmenimbulkankebingungan sensorikdisentral
sehinggatimbulresponsyangdapatberupa nistagmus(usahakoreksibolamata),
ataksiaatausulitberjalan (gangguanvestibuler,serebelum)ataurasamelayang,
berputar (yangberasaldarisensasikortikal).
Berbedadenganteorirangsangberlebihan,teoriinilebih menekankangangguan
prosespengolahansentralsebagai penyebab.
3.Teorineuralmismatch
Teoriinimerupakanpengembanganteorikonfliksensorik; menurutteoriiniotak
mempunyai memori/ingatan tentang pola gerakan tertentu; sehingga jika pada
suatusaatdirasakan gerakanyanganeh/tidaksesuaidenganpolagerakanyang
telah tersimpan,timbulreaksidarisusunansarafotonom Jikapolagerakanyang

barutersebutdilakukanberulangulangakanterjadimekanismeadaptasisehingga
berangsurangsurtidaklagitimbulgejala.
4.Teoriotonomik
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebaga usaha
adaptasigerakan/perubahanposisi;gejala klinistimbuljikasistimsimpatisterlalu
dominan,sebaliknya hilangjikasistimparasimpatismulaiberperan
5.Teorineurohumoral
Diantaranyateorihistamin(Takeda),teoridopamine (Kohl)danteroriserotonin
(Lucat)yangmasingmasing menekankanperananneurotransmitertertentudalam
mempengaruhisistimsarafotonomyangmenyebabkantimbulnya gejalavertigo.
6.Teorisinap
Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang

meninjau peranan

neurotransmisidanperubahanperubahan biomolekuleryangterjadipadaproses
adaptasi,belajardan
daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu sekresi
CRF(corticotropinreleasing factor);peningkatan kadarCRF selanjutnyaakan
mengaktifkansusunansaraf simpatikyangselanjutnyamencetuskanmekanisme
adaptasi berupameningkatnyaaktivitassistimsarafparasimpatik. Teoriinidapat
menerangkangejalapenyertayangsering timbulberupapucat,berkeringatdiawal
seranganvertigo akibataktivitassimpatis,yangberkembangmenjadigejala mual,
muntahdanhipersalivasisetelahbeberapasaatakibat dominasiaktivitassusunan
sarafparasimpatis.
Tatalaksana
Sepertidiuraikandiatasvertigobukansuatupenyakit tersendiri,melainkangejala
dari penyakit yang letak lesi dan penyebabnya berbedabeda.(Skema)Oleh
karena itu, pada setiap penderita vertigo harus dilakukan anamnesis dan

pemeriksaanyangcermatdanterarahuntukmenentukan bentukvertigo,letaklesi
danpenyebabnya.

Anamnesis
Pertamatamaditanyakanbentukvertigonya:melayang, goyang,berputar,tujuh
keliling, rasa naik perahu dan sebagainya. Perlu diketahui juga keadaan yang
memprovokasi timbulnyavertigo:perubahanposisikepaladantubuh,
keletihan,ketegangan. Profilwaktu:apakahtimbulnyaakutatauperlahanlahan,
hilang timbul, paroksimal, kronik, progresif atau membaik. Beberapa penyakit
tertentumempunyaiprofilwaktuyang karakteristik Apakahjugaadagangguan
pendengaranyangbiasanya menyertai/ditemukanpadalesialatvestibulerataun.
vestibularis. Penggunaan obatobatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat,
antimalaria dan lainlain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik dan adanya
penyakitsistemikseperti anemi,penyakitjantung,hipertensi,hipotensi,penyakit
paru
juga perlu ditanyakan. Juga kemungkinan trauma akustik. Ditujukan untuk
menelitifaktorfaktorpenyebab,baik kelainansistemik,otologikatauneurologik
vestibuler atau serebeler; dapat berupa pemeriksaan fungsi pendengaran dan
keseimbangan, gerak bola mata/nistagmus dan fungsi serebelum Pendekatan
klinisterhadapkeluhanvertigoadalahuntuk menentukanpenyebab;apakahakibat
kelainansentralyang berkaitandengankelainansusunansarafpusatkorteks
serebri,serebelum,batangotak,atauberkaitandengansistim vestibuler/otologik;
selain itu harus dipertimbangkan pula faktor psikologik/psikiatrik yang dapat
mendasarikeluhan vertigotersebut.
Faktor sistemik yang juga harus dipikirkan/dicari antara lain aritmi jantung,
hipertensi,hipotensi,gagaljantung kongestif,anemi,hipoglikemi.

Dalam menghadapi kasus vertigo, pertamatama harus ditentukan bentuk


vertigonya,laluletaklesidankemudian penyebabnya,agardapatdiberikanterapi
kausalyangtepatdan terapisimtomatikyangsesuai.

PemeriksaanFisikUmum
Pemeriksaanfisikdiarahkankekemungkinanpenyebab sistemik;tekanandarah
diukurdalamposisiberbaring,duduk danberdiri;bisingkarotis,irama(denyut
jantung)danpulsasi nadiperiferjugaperludiperiksa.

PemeriksaanNeurologis
Pemeriksaanneurologisdilakukandenganperhatian khususpada:
1.Fungsi vestibuler/serebeler
a.Uji Romberg
penderitaberdiridengankedua kakidirapatkan,mulamuladengankeduamata
terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 2030 detik.
Harusdipastikanbahwapenderitatidakdapat menentukanposisinya(misalnya
denganbantuantitikcahaya atausuaratertentu).Padakelainanvestibulerhanya
pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah
kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak.
Sedangkanpadakelainanserebelerbadanpenderita akanbergoyangbaikpada
mataterbukamaupunpadamata tertutup.

b.TandemGait:penderitaberjalanlurusdengantumitkaki kiri/kanandiletakkan
pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler
perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler penderita akan
cenderungjatuh.

c.Uji Unterberger.
Berdiridengankedualenganlurushorisontalkedepandan jalanditempatdengan
mengangkatlututsetinggimungkin selamasatumenit.Padakelainanvestibuler
posisipenderita akanmenyimpang/berputarkearahlesidengangerakanseperti
orangmelemparcakram;kepaladanbadanberputarkearah lesi,kedualengan
bergerakkearahlesidenganlenganpadasisi lesiturundanyanglainnyanaik.
Keadaaninidisertai nistagmusdenganfaselambatkearahlesi.

d.Pastpointingtest(UjiTunjukBarany)
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh
mengangkatlengannyakeatas,kemudian diturunkansampaimenyentuhtelunjuk
tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulangulang dengan mata terbuka dan
tertutup.Padakelainanvestibulerakanterlihatpenyimpangan lenganpenderitake
arahlesi.

e.UjiBabinskyWeil
Pasiendenganmatatertutupberulangkaliberjalanlima langkahkedepandan
limalangkahkebelakangseama setengahmenit;jikaadagangguanvestibuler
unilateral,pasien akanberjalandenganarahberbentukbintang. Pemeriksaanini
terutamauntukmenentukanapakahletak lesinyadisentralatauperifer.

1.Fungsi Vestibuler
a.Uji Dix Hallpike

Perhatikanadanyanistagmus;lakukanujiinikekanandankiri Kepalaputarke
samping Secaracepatgerakkanpasienkebelakang(dariposisidudukke posisi
terlentang). Kepalaharusmenggantungkebawahdarimejaperiksa

Dariposisidudukdiatastempattidur,penderitadibaringkankebelakangdengan
cepat,sehinggakepalanyamenggantung45dibawahgarishorisontal,kemudian
kepalanya dimiringkan 45 ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan
hilangnyavertigodannistagmus,denganujiinidapat dibedakanapakahlesinya
periferatausentral.
Perifer(benignpositionalvertigo):vertigodannistagmus timbulsetelahperiode
laten210detik,hilangdalamwaktu kurangdari1menit,akanberkurangatau
menghilangbilates diulangulangbeberapakali(fatigue).
Sentral:tidakadaperiodelaten,nistagmusdanvertigoberlangsunglebihdari1
menit,biladiulangulangreaksitetap sepertisemula(nonfatigue).
b.TesKalori

Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30, sehingga kanalis semisirkularis


lateralisdalamposisivertikal.Kedua telingadiirigasibergantiandenganairdingin
(30C)dan air hangat(44C)masingmasingselama 40detikdan jarak setiap
irigasi5menit.Nistagmusyangtimbuldihitunglamanyasejak permulaanirigasi
sampaihilangnyanistagmustersebut(normal 90150detik).
Dengan tes ini dapat ditentukan adanyacanal paresis ataudirectional
preponderanceke kiri atau ke kanan.Canal paresisialah jika abnormalitas
ditemukandisatutelinga,baik setelahrangsangairhangatmaupunairdingin,
sedangkan directional preponderanceialah jika abnormalitas ditemukan pada
arahnistagmusyangsamadimasingmasingtelinga. Canalparesismenunjukkan
lesi perifer di labirin atau n.VIII, sedangkandirectional
preponderancemenunjukkanlesisentral.

c.Elektronistagmogram
Pemeriksaaninihanyadilakukandirumahsakit,dengan tujuanuntukmerekam
gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut dapat
dianalisissecarakuantitatif.

Nistagmus
Nistagmus adalah gerak bola mata kian kemari yang terdiri dari dua fase, yaitu
fase lambat dan fase cepat. Fase lambat merupakan reaksi sistem vestibuler
terhadap rangsangan, sedangkan fase cepat merupakan reaksi kompensasinya.
Nistagmus merupakan parameter yang akurat untuk menentukan aktivitas sistem
vestibuler. Nistagmus dan vertigo adalah gejala yang berasal dari satu sumber,
meskipun nistagmus dan vertigo tidak selalu timbul bersama.1
Nistagmus merupakan parameter penting dalam tes kalori. Ia dapat menentukan
normal tidaknya sistem vestibuler, dan dapat juga menduga adanya kelainan

vestibuler sentral. Nistagmus yang juga penting sebagai pegangan dalam


menentukan diagnosis adalah dengan tes nistagmus posisi.
Labirintitis vestibular
Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus pada telinga dalam
menyebabkan

peradangan

labirintitis.

Gejalanya

termasuk

kehilangan

pendengaran tiba-tiba pada satu sisi bersamaan dengan nistagmus, vertigo, mual
dan muntah. Episode akut biasanya sembuh dalam 5-6 minggu jika diterapi oleh
dokter. Jika pasien tidak sepenuhnya sembuh, menggunakan terapi vestibuler
dapat membantu pasien untuk mengatur gejalanya.
Penyakit Meniere, vertigo episodik
Penyakit Meniere adalah gangguan telinga dalam akibat tekanan fluktuatif pada
cairan telinga dalam. Gejalanya dapat berupa vertigo, perasaan penuh atau
tekanan di dalam telinga, tinitus (bising dalam telinga), dan tingkat pendengaran
fluktuatif. Tidak seperti BPPV, vertigo yang muncul pada Penyakit Meniere dapat
muncul sewaktu-waktu, tidak peduli bagaimanapun posisi pasien dan dapat
bertahan selama beberapa jam.
Disfungsi vestibuler unilateral
Ini merupakan kelemahan pada sisi sistem vestibuler. Gejala yang dialami dapat
berupa ketidakseimbangan dan atau pusing ketika menolehkan kepala. Pada
stadium awal gejala dapat berupa vertigo dan sensasi berputar. Rehabilitasi
vestibuler dapat memberikan keuntungan penting pada pasien dengan gejalagejala ini.

Disfungsi vestibuler bilateral


Kelemahan pada kedua sisi sistem vestibuler. Seseorang dengan gangguan ini
dapat mengalami ketidakseimbangan dan atau pusing ketika menolehkan kepala.

Mereka juga dapat mengalami osilopsia, atau ilusi benda-benda yang memantul ke
atas dan ke bawah dengan bergerak. Ada keuntungan pasti pada pasien dengan
gangguan ini bila menggunakan terapi vestibuler. Latihan keseimbangan dan
teknik kompensasi.
Migraine vestibuler
Dengan atau tanpa nyeri kepala, dapat menyebabkan vertigo mulai dari hitungan
menit sampai berhari-hari. Serangan dapat dicetuskan oleh gerakan menoleh
cepat, berada dalam keramaian atau tempat yang membingungkan, mengendarai
sebuah kendaraan, atau bahkan hanya menonton pergerakan di televisi. Migraine
vestibuler juga menyebabkan ketidaktenangan, hilangnya pendengaran, dan
telinga berdenging (tinitus)
Fistula perilimfe
Bocornya cairan telinga dalam ke telinga tengah. Dapat muncul setelah trauma
kepala, latihan fisik, atau yang jarang, tanpa penyebab yang diketahui.
Cemas dan stres diketahui dapat memperparah gejala pusing telinga dalam. Cemas
dan stres juga merupakan penyebab tersering pusing yang tidak berhubungan
dengan telinga dalam. Penyebab lainnya termasuk masalah yang berhubungan
dengan otak, dan gangguan medis lainnya seperti tekanan darah rendah.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dapat berupa medikasi, perubahan pola makan, konseling, latihan
rumah ringan, terapi fisik dan dalam kasus yang jarang adalah pembedahan.
Rehabilitasi vestibuler adalah sebuah program fisioterapi untuk membantu
mengimbangi gangguan sistem vestibuler. Program ini termasuk latihan gerakan
mata dan aktivitas keseimbangan, yang mudah dipraktekkan di rumah. Aktivitas
tersebut mengembalikan kegunaan terbaik fungsi vestibuler yang tersisa,
penglihatan,

dan

keseimbangannya.

sensasi

di

kaki

untuk

membantu

pasien

menjaga

2.4.Pemeriksaan Keseimbangan
Pemeriksaan fungsi keseimbangan dapat dilakukan mulai dari pemeriksaan yang
sederhana yaitu:
- Uji Romberg : berdiri, tangan dilipat di dada, mata ditutup, dapat dipertajam
(Sharp Romberg) dengan memposisikan kaki tandem depan belakang, lengan
dilipat di dada, mata tertutup. Pada orang normal dapat berdiri lebih dari 30 detik.
- Uji berjalan (stepping test) : berjalan di tempat 50 langkah, bila tempat berubah
melebihi jarak 1 meter dan badan berputar lebih dari 30 berarti sudah terdapat
gangguan kesimbangan.
- Pemeriksaan fungsi serebelum : past pointing test, dilakukan dengan
merentangkan tangan diangkat tinggi, kemudian telunjuk menyentuh telunjuk
yang lain dengan mata tertutup. Tes jari hidung, dilakukan dalam posisi duduk,
pasien diminta menunjuk hidung dengan jari dalam keadaan mata terbuka dan
tertutup.
Posturografi
Posturografi adalah pemeriksaan keseimbangan yang dapat menilai secara
obyektif dan kuantitatif kemampuan keseimbangan postural seseorang. Untuk
mendapatkan gambaran yang benar tentang gangguan keseimbangan karena
gangguan vestibuler, maka input visual diganggu dengan menutup mata dan input
proprioseptif dihilangkan dengan berdiri diatas alas tumpuan yang tidak stabil.
Dikatakan terdapat gangguan keseimbangan bila terlihat ayun tubuh berlebihan,
melangkah atau sampai jatuh sehingga perlu berpegangan.
Pemeriksaan Posturografi dilakukan dengan menggunakan alat yang terdiri dari
alas sebagai dasar tumpuan yang disebut Force platform, komputer graficoder,
busa dengan ketebalan 10 cm, untuk mengganggu input proprioseptif, disket data
digunakan untuk menyimpan data hasil pengukuran.
Teknik pemeriksaan :

Pasien diminta berdiri tenang dengan tumit sejajar di atas alat, mata memandang
ke satu titik di muka, kemudian dilakukan perekaman pada empat kondisi,
masing-masing selama 60 detik. (1) Berdiri di atas alas dengan mata terbuka
memandang titik tertentu, dalam pemeriksaan ini ketiga input sensori bekerja
sama, (2) Berdiri di atas alas dengan mata tertutup, dalam keadaan ini input visual
diganggu, (3) Berdiri di atas alas busa 10 cm dengan mata terbuka, memandang
titik tertentu, dalam keadaan ini input proprioseptif diganggu, (4) Berdiri tenang
di atas alas busa 10 cm dengan mata tertutup, dalam keadaan ini input visual dan
proprioseptif diganggu, jadi hanya organ vestibuler saja yang bekerja, bila
terdapat pemanjangan ayun tubuh berarti terjadi gangguan keseimbangan.
Uji Kalori
Pada uji ini, subyek ditempatkan sedemikian rupa sehingga bidang salah satu
kanalis semisirkularis (biasanya horisontal) menjadi sejajar dengan suatu bidang
yang vertikal terhadap bumi. Selanjutnya suatu cairan yang lebih hangat atau lebih
dingin daripada suhu tubuh dialirkan ke liang telinga. Sebagai akibatnya terjadi
transfer panas dari dan ke telinga dalam yang menimbulkan suatu arus konveksi
dalam endolimfa. Hal ini menyebabkan defleksi kupula dalam kanalis yang
sebanding dengan gravitasi, dan rangsangan serabut-serabut aferennya. Suatu
cairan dingin yang dialirkan ke liang telinga kanan akan menimbulkan nistagmus
dengan fase lambat ke kanan, sedangkan suatu cairan hangat akan menyebabkan
suatu fase lambat ke kiri. Respon ini secara khas berlangsung dua sampai tiga
menit. Kecepatan maksimum dari komponen lambat dan lamanya nistagmus
diukur bila tidak timbul penglihatan.

Diagnosa
Diagnosa gangguan keseimbangan rumit disebabkan banyaknya macam gangguan
keseimbangan dan karena kondisi medis lainnya termasuk infeksi telinga,
perubahan tekanan darah dan beberapa masalah penglihatan dan beberapa

medikasi yang dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan. Orang yang


mengalami kepusingan harus menemui dokter untuk evaluasi.
Seorang dokter umum dapat meminta opini dari ahli otolaringologi untuk
membantu mengevaluasi masalah keseimbangan. Seorang ahli otolaringologi
adalah seorang dokter/ahli bedah yang berspesialisasi pada telinga, hidung,
tenggorokan, kepala dan leher, dengan keahlian pada gangguan keseimbangan.
Mereka biasanya akan meminta riwayat medis lengkap dan melakukan
pemeriksaan fisik untuk mulai memilah penyebab yang mungkin pada gangguan
keseimbangan. Dokter boleh melakukan serangkaian tes untuk menilai penyebab
dan luasnya gangguan keseimbangan. Jenis tes yang dibutuhkan akan bervariasi
berdasarkan gejala dan status kesehatan pasien.
Beberapa contoh tes diagnostik yang diminta ahli otolaringologi adalah
pemeriksaan pendengaran, tes darah, elektronistagmogram (ENT), atau studi
pencitraan pada kepala dan otak.
Uji kalori mungkin dilakukan sebagai bagian dari ENG. Pada uji ini, masingmasing telinga dialiri dengan air hangat lalu air dingin, biasanya telinga satu
persatu; jumlah nistagmus yang dihasilkan dihitung. Nistagmus lemah atau tidak
adanya nistagmus dapat mengindikasikan gangguan telinga tengah. Tes lainnya
adalah posturografi.

Anda mungkin juga menyukai