Anda di halaman 1dari 8

Beberapa fase perkembangan embrio kaki berdasarkan morfologi:

1. bulan ke-2: Kaki pada posisi 90 equinus dan adduksi.


2. awal bulan ke-3: Kaki pada posisi 90 equinus, adduksi, dan terlihat supinasi
3. pertengahan bulan ke-3): Kaki dorsifleksi pada ankle, tetapi masih sedikit tampak
beberapa derajat equinus. Dan supinasi masih ada. Metatarsal pertama tetap adduksi.
4. awal bulan ke-4): Kaki pronasi dan sampai pada posisi midsupinasi. Dan masih
tampak sedikit metatarsus varus. Equinus sudah tidak tampak.
5. Pronasi berlanjut selama fase pertumbuhan dan tetap belum sempurna saat bayi baru
lahir. Keempat tingkatan perkembangan morfologi kaki dapat memberikan gambaran
yang jelas, walau pada kenyataannya, perubahan yang terjadi tidak selalu sesuai
dengan tingakatan perkembangan yang ada, tetapi perubahan terjadi secara bertahap
dan berkesinambungan.

1.

2.

3.

4.

5.

Perkembangan Embriologi Extremitas Bawah


Manifestasi pertama extremitas bawah sebagai paddle-shape bud pada dinding
ventrolateral tubuh selama minggu 4-5 gestasi. Limb bud ini akan berkembang
bentuknya dengan adanya migrasi dan proliferasi dari jaringan mesenkim yang
berdifrensiasi. Dengan berakhirnya minggu ke 6, limb bud terus berkembang
membentuk lempengan terminal (plate) dari tangan dan kaki (termasuk membentuk
pola digiti) serta membentuk eksternal awal dari tungkai.
Tepatnya minggu ke 7, axis longitudinal dari upper dan lower limb buds adalah
parallel. Komponen pre-axial menghadap ke dorsal dan post-axial menghadap ke
ventral. Pada periode ini posisi limb bud dibanding trunk tidak mengalami perubahan
yang berhubungan dengan aktivitas otot namun dipastikan akan mengalami torsion
pada tulang-tulangnya.
Jari-jari dibentuk penuh pada minggu ke 8 embrio, permukaan plantar yang
berlawanan disebut posisi praying feet, segera setelah itu lower limb berputar ke
medial membawa ibu jari ke midline dari posisi post-axial pada awalnya.
Selanjutnya secara mekanik intrauterine, terbentuklah ekstremitas bawah fetus,
kemudian femur atau upper limb bud berotasi ke eksternal dan tibia atau lower limb
bud berotasi ke internal. Postur kaki terus tumbuh dan dipastikan femur berotasi ke
lateral dan tibia ke medial.
Dalam studi computer tomografi (CT) tibial torsion selama masa pertumbuhan fetus,
telah ditemukan bahwa ada peningkatan eksternal tibial torsion pada stadium awal
dari kehidupan fetus namun kemudian secara bertahap menurun pada saat bayi lahir,
tibial akan torsion ke arah internal. Setelah lahir tibia berotasi ke arah eksternal dan
rata-rata version tibia pada tulang matur adalah 15.

PERKEMBANGAN SEJAK LAHIR


1. Femoral anteversi pada saat lahir akan memiliki sudut sekitar 30 sampai 40.
Dikarenakan intrauterin biasanya hip eksternal rotasi positif, maka pada saat
pemeriksaan infan akan terlihat hip lebih eksternal rotasi.

2. Jaringan lunak hip eksternal rotasi yang kontraktur akan berkurang lebih dari 1 tahun
pertama kehidupan seorang anak selanjutnya meningkat menjadi internal rotasi
diharapkan femoral anteversi akan menjadi semakin terlihat.
3. Ada penurunan secara bertahap femoral anteversi dari 30 sampai 40 pada saat lahir
kemudian menjadi 10 sampai 15 pada adolesen awal dan puncak perbaikan terjadi
sebelum usia 8 tahun.

INERVASI
No

Otot

Regio

Insertio

Fungsi

Inervasi

Sartorius

Spina iliace
anterior superior
(SIAS)

Permukaan
medial tibia

Fleksi
abduis,
rotasi, lateral
arc coxae

N.
femoralis

Iliacus

Fossa illiaca di
dalam abdomen

Throcantor
femur

Flexi

N.
femoralis

Quadricep
Femoralis
a. Rectus
femoris

SIAS

Tendon m.
quadriceps
pada patela,
vialigamentum
patellae ke
dalam
tuberositas
tibia

Flexi arc
coxae

N.
femoralis

b. Vatus lateralis

c. Vatus medialis

d. Vatus
intermedius

Ujung atas dan


batang femur,
septum facialis
lat ke dalam
Ujung atas dan
batang femur

Extansi lutut
N.
femoralis
Extensi lutut,
menstabilkan
patela
Extensi lutut

Permukaan
anterior dan
lateral batang
femur

N.
femoralis

N.
femoralis

Tabel 2.2
Otot Tungkai Atas Bagian Posterior (Ricard, S. 1986)
No
1

Otot
Biceps
femoralis

Semi
tendonisosis

Semi
membranosus

Regio

Insertio

Caput longum
(tuber
isciadoleum)
caput breve
(linea aspera)
crista supra
condilair
lateral batang
femur)
Tuber
ischiadikum

Permukaan
medial
tibia

Tuber
ischiadikum

Condylus
medialis
tibia

Medial
tibia

Fungsi
Flexi
abduksi,
rotasi
lateral
arc.Co xae

Flexi,
rotasi,
medial
sendi lutut
serta Arc.
Coxae
Flex
dan
rotasi,
medial
sendi lutut
serta
extensi
serta
extensi
Arc. Coxae

Inervasi
Ramus
tibialis N.
ischiadicum

Ramus
tibialis
N.ischiadicum

Ramus
tibialis
N.
ischiadicum

Adduktor
magnus

Tuber
ischiadicum

Tiberculum
adduktor
femur

Extensi Arc
Coxae

Ramus
tibialis
N.
Ischiadicum

Tabel 2.3
Otot tungkai atas Regio Glutealis (Richar, S. 1986)
No

Otot

Regio

Insertio

Fungsi

Inervasi

Gluteus
maximus

Permukaan
luar ilium,
sacrum,
ligamen
sacrotuberale

Tractus
illiotibialis
dan
duterositas
gluteo
femoris

Extensi dan
rotasi
laterale
Arc. Coxae

N. gluteus
interior

Gluteus
Medius

Permukana
luar ilium

Lateral
throchantor
mayor
femoris

Extensi dan
rotasi

N. gluteus
superior

Gluteus
minimus

Permukaan
luar ilium

Anterior
throchantor
mayor
femoris

Abduksi
Arc. Coxae

N. gluteus
superior

Piriformis

Permukaan
anterior
sacrum

Throchantor
mayor
femoris

Rotasi
lateral

N. Sacralis I
dan II

Obturatorius
internus

Permukaan
dalam
membrana
abturatoria

Tepian atas
throchantor
mayor
femoris

Rotasi
lateral

Plexus
sacralis

Tabel 2.4
Otot Tuang Medial Paha
No

Insertio

Fungsi

Inervasi

M. Gracilis

Otot

Ramus interior
ossis pubis
dan ossis ischi

Regio

Tuberositas
tibia
dibelakang

Adduktor
flexor, hip
flexor dan
internal
rotator
tungkai
bawah

Ramus
anterior N.
obturatoria
L2-4

M. adduktor
langus

Dataran
anterior ramus
superior ossis
pubis

M. sartorius
labium
medial linea
aspera 1/3
medial

Ramus
anterior N.
Abtoratorium
L2-3

Adduktor,
flexor hip

M. adduktor
brevis

Lateral ramus
interior ossis
pubis

Labium
medial linea
aspera

Adduktor
flexor,
internal
rotasi hip

Ramus
anterior
dan
posterior N.
abturatoria
L2-4

M. adduktor
magnus

Dataran
anterior ramus

Labium
medial linea

Adduktor
dan extensor

Ramus
posterior

M.
Obturatorius
externus

interfior ossi
ischii dan
tuber
ischiadicum

aspera

hip

dan N.
tibialis dan
L2-5 dan
S1

Datarna
anterior
membrana
abturatoria,
foramen
abturatroium

Fossa
throhantorica
femoris

External
rotator hip
membantu
extensor hip

Ramus
muscularis
plexus
sacralis S13

d
1)

2)

Sistem Persyarafan
Sistem persyarafan pada tungkai atas (paha) dibagi menjadi 4 yaitu:
Nervus femoralis
Merupakan cabang terbesar dari pleksus lumbalis. Nervus ini berisi dari tiga bagian pleksus anterior
yang berasal dari nervus lumbalis (L2, L3 dan L4). Nervus ini muncul dari tepi lateral psoas di dalam
abdomen dan berjalan ke bawah melewati m. psoas dan m.iliacus ia terletak di sebelah fasia illiaca dan
memasuki paha lateral terhadap anterior femoralis dan selubung femoral di belakang ligament inguinal
dan pecah menjadi devisi anterior dan posterior nervus femoralis mensyarafi semua otot anterior paha.
Nervus obturatorius
Berasal dari plexus lumbalis (L2, L3 dan L4) dan muncul pada bagian tepi m. psoas di dalam abdomen,
nervus ini berjalan ke bawah dan depan pada lateral pelvis untuk mencapai bagian atas foramen
abturatorium, yang mana tempat ini pecah menjadi devisi anterior dan posterior. Devisi anterior
memberi cabang-cabang muscular pada m. gracilis, m. adduktor brevis dan longus. Sedangkan devisi
posterior mensyarafi articularis guna memberi cabang-cabang muscular kepada m.obturatorius
esternus, dan adduktor magnus.

1)

Nervus gluteus superior dan inferior


Cabang nervus sacralis meninggalkan pelvis melalui bagian atas, dan bawah foramen ischiadicus
majusdi atas m. piriformis dan mensyarafi m.gluteus medius dan minimus serta maximus.

Sistem peredaran darah


Sistem peredaran darah tungkai atas (paha)
Di sini akan dibahas sistem peredaran darah dari sepanjang tungkai atas atau paha yaitu pembuluh
darah arteri dan vena.
Pembuluh darah arteri
Arteri membawa darah dari jantung menuju saluran tubuh dan arteri ini selalu membawa darah segar
berisi oksigen, kecuali arteri pulmonale yang membawa darah kotor yang memerlukan oksigenisasi.
Pembuluh darah arteri pada tungkai antara lain yaitu:
Arteri femoralis
Arteri femoralis memasuki paha melalui bagian belakang ligament inguinale dan merupakan lanjutan
arteria illiace externa, yang terletak dipertengahan antara SIAS (spina illiaca anterior superior)
dan sympiphis pubis. Arteria femoralis merupakan pemasok darah utama bagian tungkai, berjalan
menurun hampir bertemu ke tuberculum adductor femoralis dan berakhir pada lubang otot magnus
dengan memasuki spatica poplitea sebagai arteria poplitea.

1)

a)

b)

c)

d)

2)
a)

Arteria profunda femoralis


Merupakan arteri besar yang timbul dari sisi lateral arteri femoralis dari trigonum femorale. Ia keluar
dari anterior paha melalui bagian belakang otot adductor, ia berjalan turun diantara ototadductor
brevis dan kemudian teletak pada otot adduktor magnus.
Arteria obturatoria
Merupakan cabang arteri illiaca interna, ia berjalan ke bawah dan ke depan pada dinding lateral
pelvis dan mengiringi nervus obturatoria melalui canalis obturatorius, yaitu bagian atas foramen
obturatum.
Arteri poplitea
Arteri poplitea berjalan melalui canalis adduktorius masuk ke fossa bercabang menjadi arteri tibialis
posterior terletak dalam fossa poplitea dari fossa lateral ke medial adalah nervus tibialis,vena
poplitea, arteri poplitea.
Pembuluh darah vena
Pembuluh darah vena pada tungkai antara lain:
Vena femoralis
Vena femoralis memasuki paha melalui lubang pada otot adduktor magnus sebagai lanjutan darivena
poplitea, ia menaiki paha mula-mula pada sisi lateral dari arteri. Kemudian posterior darinya, dan

b)

c)

d)

akhirnya pada sisi medialnya. Ia meninggalkan paha dalam ruang medial dari selubung femoral dan
berjalan dibelakang ligamentum inguinale menjadi vena iliaca externa.
Vena profunda femoralis
Vena profunda femoris menampung cabang yang dapat disamakan dengan cabang-cabang arterinya, ia
mengalir ke dalam vena femoralis.
Vena obturatoria
Vena obturatoria menampung cabang-cabang yang dapat disamakan dengan cabang-cabang arterinya,
dimana mencurahkan isinya ke dalam vena illiaca internal.
Vena saphena magna
Mengangkut perjalanan darah dari ujung medial arcus venosum dorsalis pedis dan berjalan naik tepat di
dalam malleolus medialis, venosum dorsalin vena ini berjalan di belakang lutut, melengkung ke depan
melalui sisi medial paha. Ia bejalan melalui bagian bawah n. saphensuspada fascia profunda dan
bergabung dengan vena femoralis.

Anda mungkin juga menyukai