PEMBACA
Redaksi
diskusi soal jurnalistik dan perkembagan
media pun terjadi dalam pertemuan singkat
tersebut.
Bukan itu saja pembaca, kepada para
peserta pelatihan yang berminat untuk terjun
ke dunia jurnalistik, kami juga membuka
kesempatan untuk magang bagi mereka di
media yang Anda pegang ini. Adalah
Amarullah, seorang mahasiswa Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Jurusan dakwah Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) yang telah menggunakan
kesempatan tersebut.
MODUS
ak Kaoe
y
Nyak
aoey
Ny
Bugak Ateuh
Beunteung
AK KA
OEY
NYAK
KAOEY
NY
Penerbit: PT AGSHA MEDIA MANDIRI. Bank Account: Bank BPD Aceh, PT. Agsha Media Mandiri, 01.05.641993.1, Alamat Redaksi: Jln.
Pasar Pagi No. 01. Komp. Beurawe Shopping Center, Banda Aceh; Telepon: 0651-29508, 0651-7407175, Faks.: 0651-29508, e-mail:
modus_aceh@yahoo.com, Biro Lhokseumawe; Jl. Tumpok Teureundam No. 17, Pasar Inpres, Lhokseumawe Penanggungjawab/Pemimpin
Redaksi: Muhammad Saleh, Konsultan Hukum: Ansharullah Ida, SH, Redaktur Khusus: Ir. Basri Ali, Sekretaris Redaksi: Iskandar
Norman, Liputan: Banda Aceh; Umri P, Davi Abda, Gayo Lues; FIrdaus JP, Sigli; Idris Ismail, Meulaboh; Muzakkir, Takengon; Jurnalisa,
Sabang; Z. Ky, Bireuen; Suryadi, Ikhwati, Langsa; Abu Bakar Sidiq, Indra Buana, Kutacane; Asnawi, Lhokseumawe; Murthalamuddin
(Ka. Biro), Muhajir, Lyona VK, Siti Aima, Hafifuddin (Ka. Sirkulasi), Tata Letak: Khairul Umami, Ilustrasi: Husniarsyah, Pemasaran/
Sirkulasi: Firdaus, Pipit W, Iklan: Nurmala, Tata Usaha: Al Misbah (kepala) M Ichsan, Armedi, Keuangan: Fitriani.
(Redaksi menerima sumbangan tulisan yang sesuai dengan misi tabloid ini. Tulisan diketik dua spasi, maksimal lima halaman kuarto. Redaksi berhak merubah isi tulisan
tanpa menghilangkan makna, arti dan substansi dari tulisan tersebut)
Dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistik, wartawan MODUS dibekali dengan Kartu Pers. Tidak dibenarkan menerima atau meminta apapun dalam bentuk apapun dari siapapun.
MODUS
Catatan
Muhammad Saleh
Dalam konteks
pembunuhan Yuli,
heboh khalwat
Nazariah dan
pemisahan penonton
show Radja & Ratu.
Bagi saya tak lebih
kurang beratnya
dengan mereka yang
ingin melenyapkan
Tuhan dan
mengajukan
semacam Teori
Segala Sesuatu
(Theory of
Everythingred).
Padahal, alam
semesta ini juga
memiliki keunikan
atas isyarat dan dasar
keniscayaan yang
logis
Utama
RUU-PA
MODUS
Umri P/modus
AK Jailani/modus
Atas nama menjaring aspirasi. Panitia Khusus (Pansus) DPR-RI, berkunjung ke Aceh, Jumat dan Minggu, pekan lalu.
Kedatangan itu disambut aksi demonstrasi, disamping harapan agar tidak terjadi pemangkasan terhadap sejumlah
substansi dari Undang-Undang Pemerintahan Aceh. Sejauh mana bisa bertahan?
MODUS
Utama
RUU-PA
AK Jailani/modus
P
os anggaran pendamping, pembahasan R
UU-P
A hingga kini tak jelas justrungn
y a. Eksek
utif dan
RUU-P
UU-PA
justrungny
Eksekutif
Pos
RUU-PA
justrungnya.
Legislatif berdalih takut menyalahi aturan. Sebelumnya, untuk pembelaan mantan Gubernur NAD,
Abdullah Put
eh. Sekre
tariat Pr
o vinsi NAD, malah memplo
Puteh.
Sekretariat
Pro
memplott dana sampai Rp 4 miliar
miliar..
Provinsi
DOK/modus
Utama
Kilas Balik
Romantisme
yang Terpasung
AK Jailani/modus
Sebuah catatan lama menyebutkan orang Aceh sebagai orang yang ter.
Bila sayang akan terlalu sayang. Sebaliknya, kalau benci terlalu benci. Hal
ini seakan selaras dengan idiom dalam masyarakat Aceh yang
menyebutkan, ureung Aceh meunyoe hana teupeh (maaf-red) boh kreh jeut
taraba, tapi meunyoe ka teupeh, bu leubeh han jipeutab
a. Benarkah?
jipeutaba.
SEJARAH
mencatat, ketika
Republik Indonesia baru lahir, Aceh
menyokong dana perjuangan yang luar
biasa. Pembelian pesawat Jenis Dakota
untuk perjalanan diplomasi luar negeri
Presiden Soekanro-Hatta sebagai
contohnya. Pesawat yang diberi nama
Seulawah 01 itu kemudian menjadi
cikal bakalnya maskapai penerbangan
Garuda Indonesia. Hal ini seperti
diungkapkan Abu Mansoer Ismail (106
Tahun), mantan Sekretaris Tgk Daud
Beureueh (lihat, modus edisi 16
Tahun III, 19-24 Agustus 2005,
Sejarah Aceh Terkoyak.).
Abu Mansor sampai kini mengaku
sangat kecewa terhadap Soekarno.
Alasannya, dua tahun setelah Republik
Indonesia diproklamirkan, Presiden
pertama RI itu berkunjung ke Aceh
(1947). Soekarno mengatakan kepada
MODUS
Iskandar Norman/modus
kampung halamannya.
Diusia senjanya, tak banyak yang
diharapkan dari pemerintah, selain
sebuah pengakuan, bahwa ia pernah
membantu negara melalui obligasi,
karena hanya itu yang bisa dibanggakannya. Saya tidak mengharap obligasi itu dibayar. Tapi saya
ingin itu diakui, agar kelak anak cucu
saya tahu apa yang telah saya
perbuat, katanya mengakhiri
pembicaraan.***
Iskandar Norman
dan Murthalamuddin
(Lhokseumawe)
MODUS
Kolom
7 M Tanpa Tender!
SEJARAH modern tercipta karena tulisan.
Jaleswari Pramodhawardani
Peneliti LIPI
Daerah
Bireuen
MODUS
Ikhwati/modus
SENIN
lainnya?
Pengurus tidak aktif. Mereka
tidak punya sumber daya.
Anda juga disebutan menarik
uang dari pihak ke tiga atas nama
Kopontren Najmusalam, tapi
uang tidak Anda setor ke
koperasi. Benarkah?
Ya. Saya telah berjuang melakukan pengurusan atas nama
koperasi, dengan dana pribadi saya,
sehingga HPH seluas 30.000 hektar
lebih itu terwujud. Nah, untuk
mengelolanya kan butuh dana yang
besar. Maka saya lakukanlah kerja
sama dengan pihak ke tiga. PT Keumala misalnya,
sebagai langkah awal kerja sama mereka kasih Rp
300 juta. Tapi setelah saya selidiki ternyata
perusahaan itu illegal. Otomatis dana itu hangus,
mereka pun tidak memintanya lagi.
Tapi Hary Sunaryo dari PT Keumala kok
melaporkan Anda ke pihak kepolisian dengan
tuduhan penipuan?
Saya belum tahu kalau ia membuat laporan itu.
Tapi perusahaan itu bukan milik dia. Dia hanya
perantara.
Lalu bagaimana dengan dana yang Anda
ambil Rp 1 milyar dari Tgk Irsyadi atas nama
Kopontren?
Tidak ada itu, Tgk Irsyadi itu adik angkat saya.
Anda juga disebutkan melakukan
pemalsuan tandatangan pengurus?
Tidak ada itu, tanda tangan siapa? pengurus yang
mana? Buktikan kalau ada.
Soal laporan Anda ke Polda NAD
bagaimana?
Itu saya lakukan karena telah terjadi praktek
illegal logging di kawasan Peudada, masih termasuk
dalam HPH milik Kopontren. Mereka mengeluarkan kayu tanpa izin, maka saya laporkan ke
polisi. Laporan mereka itu bohong semua!***
Iskandar Norman
MODUS
KALAUPUN
Jumlah
Kecamatan
Jumlah
Gampong
Sabang
Banda Aceh
Aceh Besar
Pidie
Bireuen
Aceh Utara
Aceh Tengah
Aceh Timur
Aceh Tenggara
Aceh Barat
Simeulue
Aceh Selatan
Aceh Singkil
Lhokseumawe
Langsa
Aceh Barat Daya
Gayo Lues
Aceh Jaya
Nagan Raya
Aceh Tamiang
Bener Meriah
2
5
9
14
5
9
5
7
3
4
2
5
6
2
2
3
2
3
2
4
3
4
10
38
55
35
53
15
38
10
25
4
17
15
8
7
8
6
12
15
15
10
TOTAL
97
400
Kahar/modus
Umri P/modus
Kabupaten/Kota
SEKALI
10
Iklan
MODUS
MODUS
Iklan
11
12
Parlementaria
D P R D
N A D
MODUS
SA
Y
SAY
YA
A
MODUS
Parlementaria
D P R D
N A D
13
BASR
UN
BASRUN
M Gade Salam
Pelindung/Penasehat: H. Said Fuad Zakaria, SE, H. Tgk. Waisul Qarany Ali, H. Zainal Abidin, H. Raihan Iskandar, Lc, Pengarah: Muhammad Saleh, Penanggung Jawab:
Drs. H. Hasan Basry A. Thaleb, Pimpinan Redaksi: Burhanuddin, SE, Wakil Pimpinan Redaksi: Mahyar, SH, M.hum, Penyunting/Staf Redaksi: Muhammad Nazib, S.Sos, T.
Ismediansyah, S.Sos, Hj. Ervi Usriya, SE, M.Si, Wartawan modus, Alamat Redaksi: Gedung DPRD Provinsi NAD, Jl. Tgk. H.M. Daud Beureueh.
Informasi ini terlaksana atas kerjasama Tabloid Hukum dan Politik modus ACEH dengan Sekretariat DPRD Provinsi NAD
14
Iklan
MODUS
MODUS
Di Balik Berita
15
16
Hukum
Narkoba
MODUS
TENTU
kok jalan jalan, benarkah sakit, kata Burhannudin, salah seorang warga di Blangkejeren.
Akibatnya, banyak kalangan menilai ada indikasi
ketidakberesan dari proses hukum keduanya.
Begitupun, menurut jaksa dari Kejari
Blangkejeren, Hardiman,SH dan Dede Hendra
MR SH, kedua terdakwa sakit. Itu sesuai dengan
surat tanggal 28 Februari 2006. Berdasarkan
pertimbangan surat keterangan dokter Rumah
Sakit Umum lapangan Blangkejeren (RSUL),
diteken Dr Eddy Daryanto, Sp, B dan surat
permohonan penangguhan penahanan dari
keluarga terdakwa. Nomor Ist/I/2006 tertanggal
30 Januari 2006, maka kami memberi izin, kata
Hardiman.
Itu sajakah? Tunggu dulu! Kondisi terdakwa
pun kata Hardiman, tidak memungkinkan
menjalani masa penahanan. Hal itu juga
diperkuat Reza Fahdeli SH, Kepala Kejaksaan
Negeri Balngkejeren. Kita hanya menjalankan
perintah. Disuruh keluarkan kita keluarkan.
Disuruh masuk, kita masukan, ujar Reza
kepada wartawan, 4 Maret 2006, tanpa
menjelaskan siapa yang menyuruh keluarkan.
Lantas, benarkah keduanya sakit? Menurut
dr. Eddy Daryanto, Sp.B. Terdakwa Suprayogi
mengalami tekanan darah tinggi. Tekanan
darahnya 190/130. Jadi harus dikontrol setiap 6
jam sekali. Sekarang saya yang menanggani
mereka. Terdakwa Syafruddin Telpi, terjangkit
ganguan kelamin (impotensi) sehingga lahirlah
surat keterangan sakit pertama. Nomor :11 13
0 12/607/RSUL/2006. Disusul generasi surat
kedua dengan Nomor : 11 13 0 12/609/RSUL/
II/2006, kata dr Eddy kepada modus, pekan
lalu.
Di depan pengadilan, dua pemuda yang
tergolong dekat dengan pejabat Gayo Lues ini
mengaku, barang bukti tersebut bukan milik
mereka. Bong itu bukan milik saya, kata
Syafruddin Telpi. Bahkan, dia mengaku barang
itu tidak pernah dilihatnya. Saat polisi datang
mengerebek, kami sedang membahas SMS
yang masuk ke HP saya, ujarnya. Tapi, tak jelas
apa isi SMS tadi. Dan, pengakuan tersebut,
diamini Suprayogi yang lebih sering dipanggil
Yogi.
Kepada Majelis Hakim, M Nizar SH (ketua)
didampinggi M Kasim SH dan Faisal Mahdi SH
(anggota), Syafruddin Telpi yang juga kontraktor
itu bercerita. Sekitar pukul 18.00 Wib, 30
Desember 2005 lalu, dia menuju rumah Yogi.
Arah selatan Pendopo Bupati Gayo Lues. Di sana,
keduanya membicarakan proyek perkebunan.
Singkat cerita, mereka putuskan untuk melobi
kepala tata usaha Dinas Kehutanan dan
MODUS
Hukum
Gugatan
17
Davi AD/modus
Karena dinilai telah melakukan tindakan wan prestasi (ingkar janji) terhadap sewa menyewa rumah,
Sardin Hasan (55) digugat oleh NGO Mentor Initiatif ke pengadilan. Upaya damai gagal.
PASCA
18
Kriminal
Pembunuhan
MODUS
Iskandar Norman/modus
MODUS
Modal Sosial
untuk Aceh
Sudirman Said
SEPUL
UH tahun lalu seorang pemikir bernama Francis Fukuyama
SEPULUH
Suara Hati
19
20
Reportase
MODUS
DOK/Hippayat
Ridwan Yunus
Barak Reuleut
Iskandar Norman/modus
Iskandar Norman/modus
Untuk bisa makan, Darmi (42) mesti menggadaikan piring. Untuk mengobati anaknya yang mengalami gangguan jiwa
eajaiban TTuhan.
uhan. Derita itu tterasa
erasa semakin men
y a y at, k
e tik
a suami yyang
ang ttelah
elah
akibat k
onf
lik
y a mengharap k
konf
onflik
lik,, ia han
hany
keajaiban
meny
ke
tika
konflik,
hanya
menyayat,
ketika
memberinya tiga orang anak, meningalkannya begitu saja.
MODUS
Wawancara
21
Pembangunan Tak
Bisa Berjalan Tunggal
Sebagai P
ejabat Bupati A
ceh Utara, Ir TTarmizi
armizi A K
arim Msc, ak
an mengakhiri masa
Pejabat
Aceh
Karim
akan
jabatannya pada Maret 2006. Pria kelahiran Lhoksukon, 24 Oktober 1956 ini, selain
dikenal sebagai politisi, juga dikenal ahli pembangunan pedesaan. Dalam bahasa yang
lebih lugas, ia menyebutnya sebagai local inisiatif, yakni suatu sistem pembangunan
button up, yang melibatkan masyarakat penerima manfaat dalam setiap pengambilan
keputusan.
Program Pengembangan Gampong (PPG) merupakan salah satu terobosan suami Hj
Inayati Saaduddin Jamal itu, dalam pengembagan masyarakat desa. Diakhir masa
jabatann
y a sebagai bupati, w
ar
ta
w an modus, Mur
thalamuddin dan LLyona
uk
an
jabatanny
war
arta
taw
Murthalamuddin
VK,, melak
melakuk
ukan
y ona VK
jabatannya
wartawan
melakukan
wawancara khusus dengan alumni Pasca Sarjana Manajemen Pembangunan American
er
sity
ashingt
on, Amerik
a Serik
at tter
er
sebut. Berik
ut pe
tik
ann
Univer
ersity
sity,, W
Washingt
ashington,
Amerika
Serikat
ersebut.
Berikut
petik
tikann
annyy a:
Univ
University,
Washington,
tersebut.
petikannya:
Menurut
Anda,
bagaimana
pencapaian hasil pembangunan di Aceh
Utara selama ini?
Pencapaian pembangunan kita lakukan
secara bertahap. Fase pertama adalah masa
awal kosentrasi kepada penyelesaian konflik
dan hal-hal yang bersifat emergency. Sekarang
masuk ke fase perdamaian, kita arahkan
kepada pembangunan infrastruktur dan
bantuan-bantuan kepada masyarakat yang
sifatnya permanen. Kita juga merintis konsepkonsep pemberdayaan masyarakat atau
enpowering.
Bagaimana konsep enpowering itu?
Memberikan kesempatan yang luas bagi
masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembangunan, sehingga dana-dana yang kita
arahkan kepada program-program pemberdayaan, langsung didesain dan dilaksanakan, dipelihara dan diawasi oleh
masyarakat sendiri. Itu kita sebut dengan dana
Program Pembangunan Gampong (PPG).
Jadi sama seperti konsep World Bank
dalam program PPK?
Ya, apa yang kita ramu dalam konsep
enpowering semuanya dengan tujuan
bagaimana institusi rakyat itu bisa tumbuh
dengan baik. Kemudian rakyat bisa belajar
menghasilkan sesuatu sampai ke tujuan
fungsional pembangunan itu sendiri.
Sebenarnya, ke mana fokus
pembangunan Aceh Utara?
Kita punya sebuah frame platform yang
kuat untuk ke depan, sesuai dengan potensi
daerah, potensi industri dan pertanian.
Realnya, pertanian yang bisa memberikan
manfaat kepada industri. Aceh Utara bagus
untuk pengembangan kelapa sawit dan coklat.
Sekarang sudah kita kembangkan lima ribu
hektar lahan untuk coklat. Selain itu ada juga
komoditi katagori cash group seperti kedelai,
yang juga kita desain lima ribu hektar. Maka
untuk mendapatkan nilai tambah (value added)
kita butuh industri processing. Selama ini kan
kita hanya menjual bahan bakunya saja, maka
sedikit nilai ekonomi yang bisa dinikmati. Tapi
dengan adanya industri prosesing, kita bisa
mengolahnya sendiri, sehingga nilai ekonomi
yang didapatkan bertambah. Tentu untuk
semua itu butuh peningkatan etos kerja kita
semua. Masyarakat juga butuh edukasi untuk
mengubah pola pikir dalam bekerja.
Lalu bagaimana dengan sektor
perikanan?
Kita akan dirikan sebuah Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) di daerah Tanah
Pasir, yang dibiayai oleh APBN. Nilainya
ratusan milyar. Fasilitas ini akan dikembangkan sebagai titik tumpu masa depan
perikan di daerah ini. Selama ini, potensi besar
yang ada tidak bisa tergerakkan. Maka fasilitasfasilitas yang dibangun mudah-mudahan bisa
menggerakkan potensi tersebut.
Industri di Aceh Utara sekarang kan
sudah lesu. Tentu akan melahirkan
22
MODUS
Dari Peureulak
ke Bandar Khalifah
Untuk menyelamatkan aset sejarah. Masyarakat Peureulak membentuk Forum Peduli
Situs Kerajaan Islam Peureulak. Forum yang dipimpin Syarifuddin S Malem, S.Pdi itu,
terus berupaya melakukan pengkajian sejarah Peureulak. Menurutnya,
peralihan nama ibu kota kerajaan dari peureulak ke Bandar
Khalifah, punya cerita tersendiri.
Syarifuddin Malem
Murthalamuddin/modus
Tarikh Nanggroe
MODUS
Jeritan Hati
23
Playboy Juga
Bisa Patah Hati
Playboy yang kerap gonta-ganti pasangan, ternyata juga bisa sakit
hati, ketika wanita yang dicintai mencampakkannya. Ini adalah
kisah Ridwan, nama samaran, kisah playboy yang kena batunya.
Tak mampu menghadapi kenyataan pahit, ia pun pernah mencoba
bunuh diri. Bagaimana kisahnya? Selasa, 7 Maret lalu, di kantin
Setdakab Bireuen, pria berusia 24 tahun itu, bercerita kepada
Ikhwati dari modus. Inilah penuturannya.
ASSALAMUALAIKUM
Aceh...! Sapa Mulan Kwok, salah satu
personil Ratu, memecah suara gaduh
penonton di Stadion Harapan Bangsa,
Banda Aceh, Sabtu malam lalu.
Walaikumsalam..!!!, jawab sekitar dua
puluh ribuan penonton. Lalu Mulan,
menggoyang penonton dengan lagu
pembukanya. Jangan Bilang SiapaSiapa. Lagu itu merupakan salah satu
tembang hits Ratu. Dan, penonton pun
histeris. Bagai terhipnotis, mereka
bergayung sambil mengacungkan
tangan.
Itulah suasana pembuka konser
Radja & Ratu, bertajuk A Mild Live
Rock In Love. Berbeda saat tampil di
daerah lain di Indonesia. Di Banda
Aceh, Ratu tampil dengan pakaian
tertutup. Mulan dengan busana serba
hitam yang dipadukan dengan dasi
kotak-kotak merah. Kepalanya dibalut
songkok, juga dilengkapi sepatu boot
putih sebetis. Dalam aksi panggungnya, Mulan tampak begitu mood dan
enerjik, menghibur penggemarnya.
Begitu juga Maia Ahmad pentolan
Grup Ratu. Istri personil Grup Dewa,
Ahmad Dhani ini, tampil dengan gaya
sangat berbeda. Biasanya seksi, malam
itu menggunakan kerudung dan
selendang berwarna merah
dengan baju hitam dan celana
motif kotak-kotak plus sepatu
boot coklat selutut.
Dibandingkan dengan penampilan
sebelumnya di daerah yang berbeda,
penampilan pertama Ratu di Aceh
memang terkesan lain. Ratu Beda kan!!
Suka enggak?! Terima kasih Aceh buat
Ratu tampil beda!! Itulah kalimat yang
dilontarkan Mulan yang begitu
komunikatif menyapa penggemarnya.
Malam itu, Ratu membawakan
beberapa lagu, termasuk salah satunya
tembang lawas, Di dadaku Ada Kamu,
yang dipopulerkan oleh si Burung
Camar, Vina Panduwinata dengan
aransemen versi Ratu yang lebih R&B.
Lalu, ada tembang Teman Tapi Mesra,
dari album Ratu and Friends. Lagu itu
dikemas sebagai penutup dari Ratu.
Lagu yang belakangan ngetrend di
kalangan anak muda ini menjadi klimaks
penampilan Ratu malam itu di Banda
Aceh. Penonton yang telah menunggu
pun serentak meloncat ikut irama lagu
yang sudah tak asing di telinga.
Persis pukul 21.30 Wib, panggung
yang berketinggian sekitar dua meter
lengkap dengan tampilan layar monitor di sisi kanan dan kiri panggung,
langsung diambil alih oleh anak-anak
Radja dengan hentakan lagu pertamanya Bulan. Tampak Radjaku,
julukan fans Radja berjingkrakan
mengikuti lirik lagu tersebut.
Memang, malam itu setiap lagu
yang dibawakan Ian Cs, selalu
mendapat aplaus dari penonton. Ini
bukti kalau penampilan Radja paling
ditunggu pengemarnya. Padahal,
sebelumnya Radja sudah pernah
tampil di Aceh, yaitu di Gedung
ACC Dayan Dawood, Darussalam
Banda Aceh.
Sebelum acara berlangsung,
jajaran Dinas Syariat Islam Kota
Banda Aceh, memberikan pengarahan kepada penonton untuk
mematuhi aturan Syaritat Islam
yang berlaku di Aceh. Ditekankan
pada penonton yang hadir agar lakilaki dan perempuan tidak bercampur.
Dan ini yang pertama kali pihak Dinas
Syariat Islam diberi kesempatan untuk
memberi arahan.
Konser sempat dihentikan sejenak
di sela-sela penampilan Ratu. Ini
dikarenakan para penonton mulai
bercampur antara wanita dan laki-laki.
Namun konser tetap berlangsung
setelah panitia penyelenggara memberikan arahan agar para penonton lakilaki memisahkan diri dengan
perempuan. Meski begitu, setelah tiga
lagu Radja bergema, pelan-pelan,
penonton laki-laki menyatu dengan
perempuan. Seakan, mereka larut dari
lirik dan syair yang dilantunkan. Inikah
yang disebut histeria kaum muda Aceh?
Entahlah!***
Davi Abda