Anda di halaman 1dari 12

K.H. Athian Ali M.

Da'i, MA Bandung - Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) menantang Panji Gumilang untuk dialog terbuka dengan para ulama. Tak hanya itu, pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun harus berani dikonfrontir dengan mantan pengikutnya, yang selama ini menyatakan Panji Gumilang adalah pimpinan NII KW 9. "Sepuluh tahun lalu setelah saya bersama ulama lainnya menyatakan NII sesat, kami langsung mengundang Panji Gumilang dengan surat resmi yang dibawa orang khusus biar benar-benar sampai. Jangankan hadir untuk diskusi, menanggapi surat kami pun tidak," kata Ketua FUUI Athian Ali saat dihubungi melalui telepon, Minggu (1//5/2011). Karena itu, Athian mengaku senang dengan kemunculan Panji Gumilang di berbagai media. Meski menurutnya apa yang disampaikan Abu Toto (nama lain Panji Gumilangg-red) tidak jelas, isinya mengambang. "Dia tidak mengiyakan dan juga tidak menolak. Dia cukup hati-hati. Karena dia tahu kalau dia mengiyakan, dia akan hancur. Kalau menolak, dia tahu itu akan memancing saksi saksi bekas bawahannya yang akan menentang ucapannya," ujar Athian. Karena itu, Athian menantang Panji Gumilang untuk mau berdialog dengan para ulama terkait gerakan NII KW 9 yang diyakini Athian dipimpin oleh Panji. "Makanya hari ini kami berharap, dia mau kami ajak diskusi untuk membuktikan siapa yang berbohong," katanya. Athian juga menyatakan akan menghadirkan para saksi mata yang dikumpulkan FUUI. Mereka adalah para mantan Anggota NII KW 9, di mana di antaranya merupakan mantan pejabat NII KW 9. "Berani tidak dia dipertemukan? Tapi saya yakin dia tidak mau. Karena dia tahu apa yang kami tuduhkan pada dia selama ini adalah benar," tandas Athian. Ketika ditanya apakah akan mengundang secara resmi? "Saya undang sekarang melalui media. Berani tidak?" tantang Athian. Sebelumnya kepada wartawan Panji Gumilang menyatakan jika NII sudah tamat. Karena itu dia mengaku heran kenapa dia selalu dikaitkan dengan NII.

Panji Gumilang Bersabda Ummat NII KW9 Sampah

"Saya mengelola usaha pengolahan sampah" (Abu Maarik/Panji Gumilang/Abu Toto/Toto Salam/ASPG) VIVAnews - Abu Maarik ternyata menyetorkan dananya langsung ke kantor pusat Bank CIC, di Fatmawati, Jakarta Selatan. Seorang mantan karyawan Bank CIC mengatakan, Abu Maarik datang sekitar setengah atau sebulan sekali menyetorkan duitnya ke bank milik Robert Tantular itu. Bila dia datang, para teller pusing, karena harus menghitung uang receh sampai ratusan juta rupiah. Saat itu tidak ada ratusan ribu, adanya pecahan Rp50 ribu, Rp20 ribu, Rp10 ribu, dan pecahan-pecahan kecil. "Uangnya semuanya kucel," kata sumber VIVAnews.com, Selasa 3 April 2011. Setiap kali datang, Abu Maarik menyetor hingga Rp200 juta. "Pada 1996, uang Rp200 juta sangat besar," katanya. Dia menceritakan, Abu Maarik yang beralamat di Indramayu ini hanya mau dilayani seorang manajer di bank itu. Selain manajer, hanya Robert Tantular. "Dua orang itu saja," ujarnya. Karena kantornya sempit, setiap kali Abu Maarik datang, selalu menjadi perhatian karyawan. Saat pembicaraan pun, sebagian karyawannya bisa mendengar. Sumber ini menambahkan, karena penasaran dengan banyaknya uang yang disetor, dia sempat bertanya apa bisnis Abu Maarik. "Saya mengelola usaha pengolahan sampah," kata dia menirukan Abu Maarik. Di CIC, Abu Maarik menjadi nasabah kelas kakap dengan simpanan miliaran rupiah. Sehingga sejumlah layanan pun diberikan cuma-cuma. Abu Maarik bisa meminjam uang ratusan juta atau bahkan miliaran rupiah dengan jaminan uang simpanan itu. "Fasilitas kredit back to back ini tidak diberikan kepada setiap nasabah." Uang miliaran rupiah ini sebenarnya pernah tercium Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Pada rapat dengar pendapat dengan Pansus Century Dewan Perwakilan Rakyat, Ketua PPATK Yunus Huein mengatakan, ada simpanan sangat besar, yaitu Rp46,2

mili

mili

mun di

menjel

n si

Abu M

ini

Ketua Tim Pengawas Kasus Bank Century di DPR Priyo Budi Santoso sempat mendesak pengusutan dana miliaran rupiah di Bank Century yang diduga milik jaringan Negara Islam Indonesia (NII). "Kami meminta dan mendesak aparat penegak hukum, termasuk Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) segera mengungkap dana itu," kata Priyo di Gedung DPR, Jakarta, Jumat, 29 April 2011. Imam Supriyanto, mantan "menteri" NII yakin nama Abu Maarik itu tak lain Abu Toto alias Syeikh Panji Gumilang, pemimpin Pesantren Al Zaytun, Haurgeulis, Idramayu, Jawa Barat. " ajah Abu Maarik ini mirip sekali dengan Panji Gumilang yang saya lihat di televisi. Bedanya, dulu masih kurus." Abu Toto sendiri kepada wartawan tvOne Riga Danniswara, membantah bila dikaitkan dengan NII. Menurut Toto, perjuangan NII telah berakhir setelah Kartosoewiryo meninggal pada 5 September 1962. "Itu adalah fase turun gunung, semua kembali ke Ibu Pertiwi [pemerintahan Republik Indonesia]," ujar dia di kediaman pribadinya, di kompleks Mahad Al Zaytun, Jumat 29 April 2011. Sources : Vivanews.com

Diposkan oleh Aji Cemerlang di 07:14 0 komentar Link ke posting ini

Sel

03
iB

ei 2011
i

Prosesi melempar Jumrah (jumrah dengan duit, duit, dan duit) Sources : vivanews.com VIVAnews - Pengikut komunitas Negara Islam Indonesia (NII) memiliki cara sendiri untuk

menunaikan ibadah haji. Dalam Islam, mereka yang menunaikan ibadah haji akan berangkat ke Tanah Suci Mekah di Arab Saudi. Tapi bagi NII, untuk naik haji cukup ke Indramayu, ke Pondok Pesantren Al Zaytun. "Ibadah Haji dalam NII itu adalah perkumpulan NII dari seluruh Indonesia. Semua petinggi kumpul di Indramayu," kata Ken Setiawan, pendiri NII Crisis Center yang juga anggota NII sejak 2.000 sampai 2002, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Kamis 28 April 2011. Puncak ibadah haji dalam Islam jatuh pada 9 Zulhijah. Tapi dalam komunitas NII, puncak haji jatuh setiap tanggal 1 Muharram. Dalam berhaji bagi Islam ada beberapa tahapan. Tahapan-tahapan itu antara lain, Tawaf atau tahapan berhaji dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali. "Kalau di NII, tawaf ini cukup berkeliling pondok pesantran Al Zaytun yang seluas 1.200 hektar. Saat naik haji di NII, kami ditunjukkan kebanggaan Al Zaytun dengan kata -kata, inilah Islam," kata Ken. Kemudian, lanjut Ken, yang lebih aneh lagi saat proses lontar atau lempar jumrah. Saat naik haji dalam Islam, proses melempar jumroh dilakukan dengan melempar tujuh buah batu-batu kecil atau kerikil ke arah tiga tiang di kota Mina, Arab Saudi. "Di NII, melempar jumrah itu dilakukan dengan tujuh buah sak semen. Menurut petinggi NII, kalau pakai kerikil, kapan Islam bisa maju," kata Ken. Tujuh buah sak semen itu tidak sertamerta dilempar di Al Zaytun, tetapi diwujudkan dalam bentuk uang. Berapa harga total dari tujuh sak semen itu. Dari jumrah tujuh sak semen itu mengalir dana ratusan juta. Ada yang menyumbang lebih dari harga tujuh sak semen. "Saat ini NII masih dipimpin Panji Gumilang alias Abu Toto alias Abu Maarif. Posisi Panji Gumilang sebagai Presiden," kata Ken. (sj)

Cara Membatalkan Bai'at, Bagaimana?


Cara Membatalkan Baiat, Bagaimana? Source : http://www.eramuslim.com/ust/dll/44d6f709.htm Assalamu'alikum wr. wb.

Saya punya pertanyaan dari teman. Dia pernah dibaiat. Dia melakukan baiat, karena dia tidak mengerti arti baiat tersebut. Dia mau saja diajak salaman untuk bersyahadat waktu itu. Sekarang, dia baru mengerti arti baiat itu dari eramuslim. Pertanyaannya: 1. Apakah baiat di atas dianggap sah? Soalnya dulu tidak mengerti dan sekarang menyadari, bahwa yang dulu dilakukan itu adalah baiat (ibarat beli kucing dalam karung).

2. Bagaimana cara menjelaskan ke kelompok ini, bahwa ingin keluar dari kelompoknya? Apakah harus dengan menghindar? Bagaimana caranya? Apakah harus berdebat? Jika ya, dalil apa yangdipakai untuk berdebat? 3. Alasan dia ingin keluar, karena kelompok tersebut: tidak rasional dan bersifat pemaksaan (jika kelompok ini benar, kenapa mesti memaksa). Kelompok tersebut berpikir bahwa selain kelompok dia sedang tersesat dalam jurang yang harus dirangkul katanya). Kelompok ini tidak boleh menerima hujjah selain dari kelompok dia. Terus, kelompok ini aneh, tidak berterus-terang, siapa pemimpin di belakang jamaah tersebut. Tiap bulan dia menanyakan infak. Atas jawaban pak ustadz, saya ucapkan terima kasih. w.w.

Wassalamu'alaikum Gufron gufron12@eramuslim.com Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi

: wabarakatuh,

Meski kita tidak bisa langsung main vonis bahwa suatu kelompok itu sesat, tapi dari segi ciri umumnya, biasanya kelompok sesat itu memang sangat khas. Misalnya, menjebak anggota baru dengan bai'at yang tidak dipahaminya. Ibarat salesman sebuah perusahaan asuransi, kerjanya memprospek korbannya agar mau ikut asura dan nsi membayar. Dengan cara apapun, termasuk menutup-nutupi berbagai klausul yang sekiranya akan merugikan korban. Akhirnya, tergiur dengan rayuan salesman, banyaklah yang jatuh tertipu. Kelompok sesat terbiasa menggunakan celah keawaman umat. Mereka digiring dengan argumen-argumen yang kelihatannya sangat meyakinkan. Kadang dengan mengutip ayat Quran yang dipenggal-penggal atau ditafsirkan seenaknya. Kalau perlu dengan pendekatan yang kelihatannya ilmiyah. Kalangan yang sok tahu dengan Islam, tapi sebenarnya kurang mendalam wawasannya, seringkali jadi bulan-bulananya kelompok sesat dengan modus seperti ini. Ciri lain dari sebuah aliran sesat adalah kebiasan merahasiakan pimpinan dan struktur mereka. Ada beragam alasannya, tapi yang pasti, salah satu kesulitan dalam membasmi munculnya kelompok-kelompok sesat adalah karena kerapihan mereka dalam menjaga sturktur jaringan. Padahal kalau dipikir dengan akal sehat, sulit untuk mengetahui kira-kira apa alasan yang paling masuk akal untuk menjelaskan alasan perahasiaan struktur mereka. Kalau milisi semacam Hizbullah yang punya kepentingan rahasia perang, mungkin masih masuk akal bila merahasiakan strukturnya. Tapi kalau di negeri kita, tempat di mana umat Islam sedang berbulan madu dengan penguasa, nyaris tidak ada musuh atau lawan yang perlu ditakuti sehingga harus merahasiakan sturktur dan pimpinan.

Dahulu nabi SAW hanya 3 tahun merahasiakan tanzdhim (struktur), itupun hanya di Makkah saat tekanan sedemikian kuat. Tapi orang kafir tetap tahu siapa pimpinan umat Islam saat itu. Yang dirahasiakan adalah identitas tugas dan wewenang orang -orang yang bekerja dalam struktur itu. Atau orang tertentu yang bila merahasiakan ke-Islamannya, akan lebih berguna. Misalnya, sebagian budak yang masuk Islam, untuk sementara diminta merahasiakan keIslaman mereka, agar tidak disiksa tuannya. Tapi ketika Hamzah dan Umar radhiyallahu 'anhuma masuk Islam, semua orang tahu. Termasuk para gembong kafir Qurasiy. Dan tidak ada seorang kafir pun yang tidak mengenal prinsip ajaran Islam di masa itu. Dari segi isi doktrin ajaran Islam, sama sekali tidak ada yang rahasia. Semua terbuka dan dibeberkan dengan amat detail dan jelas sejak hari pertama turun wahyu. Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sufyan, dan 'abu-abu' yang lainnya, kenal betul dan tahu persis doktrin-doktrin ajaran Muhammad SAW. Bahkan secara terus terang mereka mengakui tidak ada yang salah dari apa yang diajarkan Muhammad SAW. Maka tidak ada yang rahasia dari dakwah Islam dari segi doktrin. Semua dibuka dan semua tahu, termasuk orang kafir. Maka apa alasan logis kelompok-kelompok sesat itu untuk merahasiakan segalanya, termasuk doktrin ajaran dan struktur kepemimpinan mereka, kecuali memang ada yang 'tidak beres' di dalamnya. Mengapa mereka hanya berani 'memprospek' calon korban secara individu, mengapa kebanyakan mereka tidak berani berdebat terbuka di depan publik? Ciri lain dari kelompok sesat -ini yang paling memalukan- adalah kebiasaan 'memalak' korbannya. Ada-ada saja nama jenis infaq yang diwajibkan. Bahkan kadang besarannya pun aneh-aneh. Ada yang sampai 20% dari gaji. Tidak jarang sampai 50% bahkan ada juga yang 100%. Sungguh keterlaluan memang. Padahal besaran infaq wajib dalam syariat Islam hanya pada harta rampasan perang, yaitu khumus atau 1/5 (20%). Selebihnya hanya zakat yang besarnya 2,5% untuk emas, perak dan perdagangan. Atau 5% dan 10% untuk zakat tanaman. Bahkan ada juga yang berfatwa sesat bahwa harta orang lain yang bukan ikut kelompok itu halal, lantaran semua orang yang tidak ikut bai'at adalah orang kafir. A staghfirullah-'azhim. Dan korban-korbannya hanya bisa pasrah, lantaran lemah dan bodoh. Mereka ibarat kambing yang sudah dicucuk hidungnya, atau ibarat kuda yang sudah dipakaikan kacatama kuda, tidak bisa melihat kanan dan kiri, juga tidak bisa menolak dan tidak tahu harus melakukan apa. Doktrin sesat dan fatwa aneh begitu saja diterimanya, tanpa pernah diizinkan untuk melakukan chek, re-chek dan cross-chek lagi. Dan yang ini boleh dimasukkan ke salah satu ciri aliran sesat berikutnya. Yaitu memastikan bahwa yang tidak ikut kelompoknya dengan bai'at adalah orang kafir dan bukan muslim. Jadi dalam konsep mereka, yang beragama Islam dan akan masuk surga hanya kelompok mereka saja, yang telah berbai'at. Selebihnya, semua umat Islam sama saja dengan orang kafir lainnya, kalau mati masuk neraka semua. Lebih parah lagi, semua orang yang tidak bai'at kepada mereka, halal harta untuk diambil, dicuri atau dengan cara penipuan. Kalau kita bertemu dengan kelompok yang punya keyakinan seperti ini, jelaslah bahwa

kelompok ini sesat, menyimpang dari aqidah yang lurus dan keluar dari manhaj salaf. Sayangnya, justru paham pengkafiran (takfir) ini adaah kurikulum utama yang harus ditelan bulat-bulat oleh para korbannya. Sekaligus perintah untuk merahasiakannya. Ketika kita tahu, ternyata korban sudah sangat parah dan bahkan boleh dibilang sudah jadi kader inti kelompok sesat itu. Rupanya, konsep rahasia-rahasiaan tadi punya fungsi untuk menanamkan aqidah sesat kepada korban hingga korban dipastikan benar-benar tersesat. Kalau Terlanjur Berbaiat ???

Kalau seorang di antara kita, teman, tetangga atau siapapun,terlanjur pernah berbai'at dengan kelompok sesat yang sudah keluar dari aqidah yang lurus, maka wajib hukumnya untuk keluar dari kelompok itu. Sedangkan bai'at yang sebenarnya penipuan, yang pernah diucapkan gugur dengan sendirinya, karena bai'at itu tidak sah. Mengapa tidak sah? Ada beberapa alasan:

Pertama, bai'at itu bukan dilakukan dengan wa'yu (sepenuh kesadaran), melainkan merupakan sebuah penipuan. Orang yang melakukan bai'at tidak pernah tahu konsekuensi yang dijatuhkan kepadanya. Kedua, isi ba'iat itu sendiri batil dan mungkar, karena menyatakan kesetiaan kepada kelompok sesat dan untuk mengerjakan hal-hal yang mungkar. Padahal mengingkari perbuatan mungkar hukumnya wajib. Ketiga, bai'at itu seringkali dilakukan dengan bentuk pemaksaan, bukan atas kerelaan atau kemauan sendiri. Sedangkan orang yang dipaksa, hukumnya tidak bisa disalahkan. Karena termasuk ke dalam hadits: rufi'al-qalamu 'an tsalatsin. Namun untuk afdhalnya serta menghormati 'janji' yang terlanjur terucap, sebagian ulama menganjurkan agar membayar kaffarah. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran.

Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kafarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kafaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kafarat sump ahsumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya). (QS Al-Maidah: 89) Kita boleh mengambil yang paling ringan, yaitu puasa 3 hari dan selesai segala urusan bai'at sesat itu.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Bai'at ala NII al Zaytun


Bismillahirrahmanirrahim, Bismillahi tawakkaltu alallahi la haula wala quwwnta illa billah Asyhadu anla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah Wallahi, Demi Allah 1. Saya menyatakan baiat ini kepada Allah, di hadapan dan disaksikan Komandan Tentara/Pemimpin Negara yang bertanggung jawab. 2. Saya menyatakan baiat ini sungguh-sungguh karena ikhlas dan suci hati lillahi taala semata-mata, dan tidak sekali-kali karena sesuatu di luar dan keluar daripada kepentingan agama Allah, agama Islam, dan Negara Islam Indonesia. 3. Saya sanggup berkorban dengan jiwa, raga dan nyawa saya serta apa pun yang ada pada saya, berdasarkan sebesar-besar takwa dan sesempurna-sempurna tawakkal alallah bagi: a)Menegakkan kalimatillah, li ilai kalimatillah. b) Mempertahankan berdirinya Negara Islam Indonesia, hingga hukum syariat Islam seluruhnya berlaku dengan seluas-luasnya dalam kalangan umat Islam bangsa Indonesia di Indonesia. 4. Saya akan taat sepenuhnya kepada perintah Allah, kepada perintah Rasulullah dan kepada perintah ulil amri saya, dan menjauhi segala larangannya dengan tulus dan setia hati. Saya tidak akan berkhianat kepada Allah, kepada Rasulullah dan kepada Komandan Tentara, serta Pemimpin Negara, dan tidak pula akan membuat noda atas umat Islam.bangsa Indonesia. 6. Saya sanggup membela komandan-komandan Tentara Islam Indonesia dan pemimpinpemimpin Negara Islam Indonesia daripada bahaya, bencana, dan khianat dari mana dan apa pun jua. 7. Saya sanggup menerima hukuman dari ulil amri saya sepanjang keadilan hukum Islam bila saya ingkar daripada baiat yang saya nyatakan ini. 8. Semoga Allah berkenan membenarkan pernyataan baiat saya ini, serta berkenan pula kiranya Ia melimpahkan tolong dan karunia-Nya atas saya, sehingga saya dipandaikan-Nya melakukan tugas suci ialah haq dan kewajiban tiap-tiap mujahid: menggalang Negara Kurnia Allah Negara Islam Indonesia. 9. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
\

Kemiripan gerakan NII al Zaytun dan LDII


Islam Jamah yang sering disingkat IJ adalah sebuah aliran sempalan yang secara resmi telah dilarang oleh pemerintah RI lewat SK Jaksa Agung No. Kep -08/D.A/10.197, tanggal 29 Oktober 1971. Karena sudah dilarang di seluruh Indonesia, maka imam Islam Jamaah, Nur Hasan Ubaidah mencari taktik baru. Yaitu mendekati dan meminta perlindungan kepada Let. Jen. Ali Murtopo yang saat itu mejadi wakil Kepala BAKIN dan staf OPSUS (Operasi Khusus Presiden Soeharto). Lalui sang imam menyatakan masuk GOLKAR yang saat itu menjadi organisasi milik rezim berkuasa. Dibawah naungan pohon beringin, Islam Jamaah ganti kulit menjadi LEMKARI (Lembaga Karyawan Dakwah Islam). Tapi karena isinya sama saja, akhirnya oleh Gubernur Jawa Timur dibekukan dengan SK no 618 tahun 1988 pada tanggal 24 Desember 1988. Untuk itu proses ganti kulit dilakukan lagi dan kemudian pada Musyawarah Besar Lemkari IV di asrama Haji Pondok Gede Jakarta tahun 1990, LEMKARI diganti menjadi LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia). Kenapa kelompok ini berkali-kali dilarang hingga harus `ganti kulit` berkali-kali ? Jawabannya ada pada doktrin yang ditanamkan yang banyak menyimpang dari ajaran Islam yang sesungguhnya. Doktrin-doktrin sesat dengan mudah ditancapkan kepada para anggota karena rata-rata anggotanya adalah orang-orang berlatar belakang pendidikan agama yang dangkal dan sangat awam. Bisa dikatakan kelompok ini tidak punya ulama atau ahli syariat yang bisa mengawal jalannya anggota dan organisasinya agar tidak keluar dari rel ajaran Islam. Contoh doktrin yang menyipang dan paling mudah untuk disebutkan adalah : 1. Takfir

Takfir adalah mengkafirkan orang yang tidak berbai`at kepada imam mereka. Ciri takfir ini selalu ada dan menjadi ciri khas kelompok yang menyimpang. Jadi secara psikologis, mereka ingin menanamkan rasa bangga dan ekslusifisme tertentu kepada anggotanya dengan memberi label muslim kepada kelompok mereka dan label non muslim kepada selain mereka (diluar kelompok). - Dan secara otomatis, setiap anggotanya tidak dibenarkan kawin dengan non anggota, karena menurut mereka, orang yang bukan anggota bukan muslim. Dan nikah sah hanya di depan sang imam. -Begitu juga dalam masalah shalat kelompok, mereka tidak akan mau jadi makmum di belakang orang yang bukan anggota kelompok mereka. - Bahkan ada juga yang sampai mencuci kursi tamunya lantaran punya tamu bukan anggota mereka. Tamu ini meski formalnya muslim, namun dalam pandangan mereka kafir sehingga tempat duduknya pun harus dicuci karena dianggap najis.

- Lebih kacau lagi, mereka yakin bahwa harta orang lain yang bukan anggota mereka boleh diambil karena milik orang kafir. Padahal syariat Islam jelas-jelas melarang kita mudah mengkafirkan orang lain, kecuali memang secara tegas seseorang menyatakan diri murtad. Atau melalui proses pengadilan dengan memanggil orang yang bersangkutan dan telah diputuskan oleh mahkamah syar`iyah bahwa seseorang memang nyata keluar dari Islam. Sedangkan orang yang lahir dari orang tua muslim, otomatis menjadi seorang muslim dan tidak perlu melakukan syahadat ulang di depan Amir, Imam atau apappun isitilahnya. Baca syahadat di depan tokoh tertentu lebih mirip dengan baptis gaya kristen ketimbang ajaran aqidah Islam. 2. Menyembah Imam / Amir

Salah satu cara mereka dalam menanamkan doktrin sesat adalah memutlakkan taqlid kepada apapun yang dikatakan imam/ amir. Ketaatan kepada amir itu berisfat mutlak dan tertinggi. Bahkan mereka tidak boleh menerima ayat Al-Quran dan Sunnah kecuali yang keluar dari mulut sang amir. Dan semua hukum Islam itu sumbernya hanya satu, MULUT SANG AMIR. Jadi Amir-lah yang menentukan halal dan haram. Bahkan dia bisa memasang tarif untuk menebus dosa dari anggotanya. Karena dia punya hak untuk menghalalkan atau mengharamkan suatu hukum. Yang haram bisa jadi halal asal bayar sekian juta dan seterusnya. Ini juga sangat mirip dengan kelakuan ahli kitab (nasrani dan yahudi) kepada pendeta dan rahib mereka. Allah SWT berfirman :

Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. At-Taubah :31). Ubadah bin Shamit, seorang shahabat Rasulullah SAW yang dahulu menjadi Ahli kitab pernah mengkritisi ayat ini, dia berkomentar bahwa dahulu ahli kitab tidak menyembah pendeta dan rahib. Namun Rasulullah SAW menegaskan bahwa sikap mereka yang ta`at, tunduk, patuh dan menjadikan mulut pendeta itu sebagai satu-satunya sumber hukum, tidak peduli bahwa hal itubertentangan dengan kitab suci dan ajaran yang asli dari para nabi, tidak peduli apakah halal atau haram, telah menjadikan mereka MENYEMBAH sang pendeta. 3. Infaq Wajib

Umumnya kelompok sesat berujung kepada pengumpulan duit atau UUD (Ujung-Ujungnya Duit). Namun karena dikemas dengan doktrin dan segala macam asesorinya, maka dengan setia dan taat mereka mengeluarkan uang buat sang amir. Kalau perlu sampai jadi miskin sekalian. Dan tarif-tarif infaq wajib itu termasuk gila-gilaan. Ada yang menetapkan 20 % dari penghasilan. Belum lagi zakat, kafarat, denda., harakah dan lainnya.

Walhasil, sang amir mendadak kaya raya dan hidup mewah. Sebaliknya, para anggota semakin kurus karena diperas dan dipaksa cari uang. Kalau kepepet, maka haramya mencuri bisa dirubah jadi halal. Begitu juga dengan merampok, korupsi, menipu dan sejenisnya. Semuanya bisa jadi halal dengan syarat tidak ketahuan. Kalau sampai ketahuan, yang salah bukan tindakan pencuriannya, tapi kenapa kok sampai ketahuan. Pokoknya apa saja tidak peduli halal atau haram, yang penting harus setor ke amir. Makin banyak setor, makin tinggi pangkat dan kedudukannya. Semua setoran yang sudah masuk tidak dibenarkan untuk diminta laporan dan catatan pembukuannya. Ketika nur Hasan Ubaidah meninggal karena kecelakaan lalu lintas tahun 1982, dia meninggalkan harta yang sangat banyak sekali. Semua harta itu diwariskan kepada anaknya Abd. Dhohir yang dibai`at sebelum mayat bapaknya dikuburkan. Hebatnya, semua harta itu secara hukum resmi telah syah menjadi milik keluarga Nur Hasan lengkap dengan sertifikat tanah dan lainnya. Jadi lebih mirip sebuah genk mafia atau sekumpulan preman yang terorganisir. Ada sindikat dan ada `the god father`-nya. 4. Taqiyah

Ciri yang tidak pernah luput dari kelompok sesat adalah taqiyah yaitu menyembunyikan doktrin sesatnya kepada siapapun kecuali kepada mereka yang sudah resmi di bai`at hingga pada level tertentu. Sehingga setiap ada orang yang ingin melakukan konfirmasi ke pihak mereka atas berita kesesatan ajaran mereka, selalu akan dipungkiri dengan sekian banyak dalih. Biasanya, apa yang mereka pajang di `etalase` adalah hal-hal yang baik, bagus, normal dan biasa saja. Barulah setelah kita masuk dapurnya, kita baru bisa tahu seperti apa wujud asli kelompok itu. Karena itu, banyak ca-ang (calon anggota) yang menafikan informasi kesesatan kelompok sempalan. Bahkan terkadang membela mati-matian kelompoknya. Jadi informasi kesesatan doktrin kelompok sesat itu umumnya datang dari mereka yang memang sudah pernah menjadi orang inti atau level yang cukup tinggi dalam komunitas itu. Dan cross-chek antara satu orang dan orang lainnya yang sudah tobat memang menunjukkan indikasi yang sama. Artinya pola dan sistematika doktirn itu bisa dipetakan dari hasil pengakuan mereka yang sudah `tobat` dari kelompok itu. Tapi biasanya, pihak pimpinan akan memblack list mereka dan mengatakan bahwa erekaadalah pengkhiatan dan penyebar fitnah karena sakit hati dan seterusnya. Jadi keterangan dari orang yang sudah tobat itu terkadang tidak mempan karena para angota baru sudah diimunisasi atas info-info kesesatan kelompok mereka. 5. Tidak berani dialog terbuka

Dan jujur saja bahwa semua kesesatannya itu hanya akan mampu memperdaya orang-orang awam dan kosong dari pemahaman Islam yang benar. Kalau dihadapkan kepada para ulama dan masyaikh dari umat Islam, sudah bisa dipastikan mereka akan menghindari dialog dan

adu argumentasi. Jadi memang mereka tidak punya itikad baik dalam menggerakkan kelompoknya.

Anda mungkin juga menyukai