Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN
Trikotilamania (Greek, kegilaan menarik rambut) bermanifestasi sebagai keinginan
yang kompulsif atau kebiasaan untuk menarik rambut. Ia adalah gangguan psikiatris yang
ditandai dengan kegiatan menarik-narik rambut yang berulang. Ia terjadi kepada 0,6% - 3,4%
orang dewasa dengan kecenderungan lebih banyak pada perempuan dibanding laki-laki
dengan perbandingan 7:1.(1) Selalunya, trikotilomania adalah lebih parah pada remaja dan
orang dewasa, menimbulkan masalah psikatri. Pada kanak-kanak, kebiasaan ini sama seperti
kebiasaan untuk mengisap jempol, dan kebanyakannya membaik secara spontan. Kegiatan ini
ditandai dengan adanya kerontokan rambut yang ketara dan tidak disebabkan oleh kelainan
kulit kepala atau rambut lain. (2, 3)
Trikotilomania sering dijumpai pada anak-anak atau remaja dengan rata-rata berumur
13 tahun.(4) Menurut The American Psychiatric Associations Dignostic and Statiscal
Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), trikotilomania termasuk dalam kategori
gangguan obsesif kompulsif dan gangguan terkait. Gangguan ini ditandai dengan suatu
tindakan khusus berupa kebiasaan menarik rambut. Kebiasaan ini terjadi baik dalam keadaan
santai maupun keadaan yang penuh tekanan. Kriteria diagnosis menurut DSM-5, antara lain:
i.
ii.

Mencabut rambut sendiri secara rekuren yang menyebabkan kebotakan yang jelas.
Peningkatan perasaan tegang segera sebelum mencabut rambut atau jika berusaha

iii.
iv.

untuk menahan perilaku tersebut.


Rasa senang, puas atau reda jika mencabut rambut.
Gangguan tidur tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain dan

v.

bukan karena kondisi medis umum (misalnya, kondisi dermatologis).


Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan
dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.
BAB II

DIAGNOSIS

Langkah untuk mendiagnosa suatu penyakit adalah sama. Di mulai dari anamnesis,
pemeriksaan fisis, serta pemeriksaan penunjang. Tujuan dari pemeriksaan adalah untuk
memperoleh informasi dan menentukan diagnosis bagi tujuan pengobatan.(4)
II.

A) ANAMNESIS
Oleh karena penyakit trikotilomania suatu peyakit psikis, adalah penting bagi
dokter untuk melakukan anamnesa terhadap pasien sebelum menegakkan diagnosis.
Pertanyaan haruslah bersifat komprehensif dan menyeluruh. Perlu ditekankan
mengenai onset, kekerapan melakukan kebiasaan menarik rambut (adakah kebiasaan
menarik rambut dilakukan setiap hari, adakah ia persisten atau hanya muncul saat
mengalami tekanan), kuantiti (menarik sehelai rambut atau sekelompok rambut),
keadaan emosi, riwayat pengobatan, lingkungan, faktor kognitif yang dapat
mempengaruhi kebiasaan menarik rambut.(4)

II.

B) INSPEKSI
Pada kanak-kanak, kebiasaan menarik rambut berlaku secara tidak sadar.
Rambut lebih banyak ditarik pada regio frontoparietal. Dan menampakkan kelainan
patch dan bentuk angular pada region berkenaan. Pasien yang lebih berumur datang
dengan luas kulit kepala yang lebih jelas dan rambut yang lebih kasar. Luas area
rambut yang ditarik mungkin tidak assimetris atau tidak menutupi keseluruhan area.
Perlu dibedakan dengan alopecia areata. Pada penderita alopecia areata,
dikeseluruhan area tersebut mengalami botak total.(1)

Fig. 1.0 Foto trikotilomania. Kehilangan rambut dibagian yang ditarik oleh penderita.

Fig. 1.1 Foto alopecia areata. Rambut hilang total dibeberapa area di kepala.
Penderita trikotilomania bukan saja menarik-narik rambut di kepala sehingga
menyebabkan kerontokan rambut, bahkan bisa juga di area lain seperti alis mata, bulu mata,
ketiak dan pubis.(1)

BAB III

PENATALAKSANAAN
Penelitian tentang pengobatan untuk gangguan kebiasaan dan impuls sebagian
besar berfokus pada penggunaan terapi perilaku kognitif dan obat-obatan. Terapi perilaku
kognitif (CBT) menggabungkan unsur-unsur dari kedua terapi kognitif dan terapi perilaku.
Terapi kognitif meneliti cara pikiran orang tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia
mempengaruhi kesehatan mental mereka.(5)
Penatalaksanaan utama pada trikotilomania adalah dengan terapi pengendalian
perilaku, namun obat-obatan juga dapat membantu. Terapi medikamentosa tidak dapat
menyembuhkan penyakit ini, tujuan pemberan obat-obatan hanya untuk mengurangi gejala
pada pasien sehingga pasien dapat menahan keinginan untuk mencabut rambutnya dia.

III.

A) TERAPI PERILAKU KOGNITIF (CBT)


CBT adalah bentuk terapi yang bertujuan untuk mengubah perilaku
dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang memicu, rambut tersebut ditarik.
Seseorang individu belajar bagaimana mengubah pikiran, perasaan , dan perilaku
dengan teknik yang telah terbukti efektif untuk membantu individu tersebut mencapai
tujuan mereka.(5) Salah satu cabang dari CBT adalah Habit Reversal Training (HRT)
HRT merupakan terapi utama untuk masalah trikolotilomania. HRT
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran penderita, mengajarkan tindakan alternatif
untuk menggantikan urgensi untuk menarik rambut, serta mengekalkan motivasi
penderita.(4)

III.

B) ORAL THERAPIES

HRT mungkin tidak berkesan buat beberapa kasus khas seperti penderita
yang berumur lebih muda, penderita dengan perkembangan otak yang terlambat, serta
penderita autism. Untuk kasus seperti ini, medikasi secara oral diperbolehkan. Berikut
antara obat-obat yang bisa diberikan.
i.

SSRIs: Merupakan obat anti-depresi. Dianggap sebagai obat jalur pertama


(first-line drug) karena mempunyai efek samping yang sedikit berbanding
dengan obat-obat yang lain.(4) Penggunaan farmakoterapi dengan SSRI
merupakan terapi yang paling sering digunakan bahkan lebih dianjurkan
penggunaanya dibanding Clomiperidine.(6) Karena Clomiperidine mempunyai
lebih banyak efek samping termasuk gangguan ritma kardiak disebabkan oleh
adanya sifat penghambatan kalsium (calcium blocking).(3)

ii.

Athypical anti-psycotic: Obat ini biasanya diresepkan bersama-sama obat


SSRI.

iii.

Kortikosteroid topical: Diberikan karena bisa mengurangi gejala gatal, dan


iritasi akibat penumbuhan rambut baru.(3)

iv.

N-acetylcysteine (NAC): Penggunaan obat ini dapat menunjukkan efikasiagen


glutamatergic dalam mengobati trikotilomania.

RUJUKAN

1.

Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rook's Textbook of Dermatology. 8th ed.


USA: Wiley-Blackwell; 2010. 4362 p.

2.

Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ. Fitzpatricks's
Dermatology in General Medicine. 7th ed. United States, America: The McGraw-Hill
2008. 769 p.

3.

Chayavichitsilp P, Barrio V, Johnson B. Interdisciplinary Insights: Management of


Trichotillomania. 2010:26. Epub July, 2010.

4.

Behavioral Assessment of Trichotillomania. International Journal of Behavioral


Consultation and Therapy 2006. p. 69.

5.

Golomb R, Franklin M, Grant JE, Keuthen NJ, Mansueto CS, Mouton-Odum S, et al.
Expert Consensus Treatment Guidelines for Trichotillomania, Skin Pricking and Other
Body-Focused Repetitive Behaviors. In: Center TL, editor. Santa Cruz: Scientific
Advisory Board of the Trichotillomania Learning Center; 2011. p. 8-9.

6.

Dewi

W,

Ratep

Trikotilomania.8.

N,

Westa

W.

N-acetylcysteine

Sebagai

Farmakoterapi

Anda mungkin juga menyukai